Cetak biru ekonomi dan keuangan syariah ini secara garis besar memuat 4 hal utama
yaitu:
Fungsi Bank Indonesia adalah sebagai regulator pasar uang syariah. Di samping itu,
dibutuhkan fungsi baru seperti fungsi akselerasi dan inisiasi, terutama saat
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah menerapkan pendekatan ekosistem.
Ekosistem ekonomi dan keuangan syariah saat ini sudah ada, namun belum terbangun
secara sistematis. Untuk itu, dalam konsep cetak biru ini, peran Bank Indonesia dalam
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah meliputi fungsi sebagai Akselerator,
Inisiator dan Regulator (AIR).
Upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah tidak dapat dijalankan secara
parsial. Sektor keuangan tidak dapat berkembang optimal tanpa pertumbuhan yang
baik di sektor ekonomi. Peran riset, asesmen, dan edukasi menjadi bagian integral
yang tidak dapat dipisahkan. Demikian juga, kerjasama yang erat antar institusi
semakin dibutuhkan dalam menjalankan strategi dan program sehingga lebih efektif.
Karena itu, cetak biru pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dibangun dalam
3 (tiga) pilar yang meliputi:
Pada tahap selanjutnya, KNKS diubah menjadi KNEKS pada tanggal 10 Februari
2020 berdasarkan PP 28 Tahun 2020 tentang Komite Nasional Ekonomi dan
Keuangan Syariah. Berdasarkan Pasal 7 PP KNEKS, KNEKS diketuai oleh Presiden
Republik Indonesia dan berdasarkan Pasal 9 KNEKS beranggotakan 15 (lima belas)
kementerian dan instansi terkait yaitu: (i) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
(ii) Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; (iii)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; (iv) Menteri Agama, Menteri
Perindustrian; (v) Menteri Perdagangan; (vi) Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; (vii) Menteri Badan
Usaha Milik Negara; (viii) Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; (ix)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; (x) Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif; (xi) Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan; (xii) Gubernur Bank
Indonesia; (xiii) Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan; (xiv) Ketua
Umum Majelis Ulama Indonesia; dan (xv) Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri.