Anda di halaman 1dari 5

1. Jelaskan ruang lingkup ekonomi moneter!

Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi, khususnya yang mempelajari
tentang sifat, fungsi dan pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Tujuan dari penentuan
ekonomi moneter itu sendiri lebih ditujukan untuk mengatur dan mengawasi semua
kegiatan ekonomi agar lebih terarah sehingga memberikan dampak pada pertumbuhan
ekonomi negara dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di negara tersebut. Adapun
persoalan pokok yang dipelajari dalam ekonomi moneter adalah berkaitan dengan :
 Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian
Sebelum masyarakat mengenal uang seperti sekarang pada awal mulanya seluruh
kegiatan yang bertujuan untuk melakukan transaksi jual beli menggunakan alat
pembayaran atau alat tukar dengan sistem barter (tukar menukar). Sistem barter
adalah kegiatan tukar menukar terhadap suatu barang atau kegiatan tertentu yang
dilaksanakan atas kesepakatan bersama yang didasarkan atas kesepahaman bahwa
alat penukar tersebut memiliki nilai konversi yang sama
 Sistem moneter dan pengaruhnya terhadap jumlah uang beredar dan kredit
Sistem moneter adalah sebuah sistem yang didalamnya terdapat peraturan dan
undang-undang yang erat kaitannya dengan faktor pengendalian dan pengawasan
uang yang beredar salam suatu wilayah atau negara
 Struktur dan fungsi bank sentral
Bank sentral adalah sebuah lembaga yang memiliki wewenang dalam mengatur
dan menentukan kebijakan moneter yang dianut oleh suatu negara. Di indonesia
yang berfungsi sebagai bank sentral adalah Bank Indonesia yang kemudian
memiliki peran dalam menjaga stabilitas nilai mata uang rupiah, menjaga
perkembangan dan keberlangsungan sistem perbankan dalam negeri, dan berfungsi
dalam peraturan sistem financial secara menyeluruh.
 Pengaruh jumlah uang beredar dan kredit terhadap kegiatan ekonomi
Jumlah uang yang beredar adalah besar kecilnya jumlah uang yang ada dan beredar
dalam seluruh kegiatan yang bertujuan untuk menjaga berlangsungnya kegiatan
ekonomi. Dalam pengertian sempit yang dimaksud dengan jumlah uang yang
beredar adalah seluruh jumlah uang kartal dan uang giral yang ada di masyarakat.
Sedangkan dalam arti luas jumlah uang yang beredar adalah total dari keseluruhan
jumlah uang kartal, uang giral dan uang kuasi.
 Pembayaran serta sistem moneter internasional
Sistem moneter internasional mengacu pada beberapa jenis instrumen, lembaga,
dan perjanjian yang berkaitan erat dalam terbentuknya nilai tukar mata uang atau
kurs mata uang terhadap nilai mata uang berbagai dunia, selain itu didalamnya juga
meliputi tentang aliran modal, terciptanya perdagangan internasional, dan
pembayaran. sistem moneter dapat dikatakan sebagai pilar sistem perekonomian
suatu negara yang akan menentukan arah perekonomian yang bertujuan untuk
mewujudkan kemakmuran dan meningkatnya ekonomi negara.
2. Jelaskan aspek pengembangan pasar keuangan syariah!
Keberadaan Perbankan syariah di Indonesia diawali dari adanya rekomendasi
lokakarya Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mendirikan perbankan syariah pada
tahun 1990. Kemudian pada tahun 1992, Indonesia memasuki era dual banking
system dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
yang memperbolehkan bank untuk beroperasi dengan prinsip bagi hasil serta
memungkinkan bank konvensional untuk membuka Unit Usaha Syariah (UUS). Pada
tahun 2009, diterbitkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004,
yang mengatur mengenai instrumen pasar uang antar bank syariah (PUAS) dan
kebijakan moneter berdasarkan prinsip syariah.
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi
hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi
masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi
yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam
berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan.

3. Jelaskan cetak biru pengembangan perbankan syariah di Indonesia!


Sebagai bentuk konistensi Bank Indonesia dalam mendorong dan terus
mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia yang akan berdampak
positif bagi penguatan stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan
kesejahteraan masyarakat secara umum, Bank Indonesia tanggal 6 Juni 2017 telah
mengeluarkan Cetak Biru (Blueprint) Ekonomi dan Keuangan Syariah sebagai
panduan di internal Bank Indonesia maupun dengan pihak eksternal yang
berhubungan dengan aktivita dan pelaksanaan cetak biru tersebut.
Dengan cetak biru ekonomi dan keuangan syariah ini, Bank Indonesia sebagai
otoritas moneter dan stabilitas sistem keuangan tetap berperan serta dalam
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah bersama dengan stakeholder terkait,
dengan mengacu kepada prinsip dan nilai-nilai ekonomi dan keuangan syariah yang
berdimensi keadilan, transparansi, produktifitas dan tata kelola yang baik
(governance).
Cetak biru ekonomi dan keuangan syariah ini secara garis besar memuat 4 hal
utama yaitu i) nilai-nilai dasar dan prinsip dasar pengembangan ekonomi dan
keuangan syariah, ii) kerangka dasar kebijakan pengembangan, iii) strategi dan
rencana aksi, dan iv) kerjasama dan koordinasi, baik dengan pihak internal maupun
pihak eksternal dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
 
Fungsi Bank Indonesia adalah sebagai regulator pasar uang syariah. Disamping
itu, dibutuhkan fungsi baru, yaitu fungsi akselerasi dan inisiasi, terutama saat
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah menerapkan pendekatan ekosistem.
Ekosistem ekonomi dan keuangan syariah saat ini sudah ada namun belum terbangun
secara sistematis. Untuk itu, dalam konsep cetak biru ini, peran Bank Indonesia dalam
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah meliputi fungsi sebagai Akselerator,
Inisiator dan Regulator (AIR).

Upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, tidak dapat dijalankan


secara parsial. Sektor keuangan tidak dapat berkembang optimal tanpa pertumbuhan
yang baik di sektor ekonomi. Di era saat ini, peran riset, asesmen dan edukasi menjadi
bagian integral yang tidak dapat dipisahkan. Demikian juga, kerjasama yang erat antar
institusi semakin dibutuhkan dalam menjalankan strategi dan program sehingga lebih
efektif. Karena itu, cetak biru pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
dibangun dalam 3 (tiga) pilar yang meliputi :
 Pilar 1 – Pemberdayaan Ekonomi Syariah
 Pilar 2 – Pendalaman Pasar Keuangan Syariah
 Pilar 3 – Penguatan Riset, Asesmen dan Edukasi
4. Jelaskan perbedaan teori Irving Fisher dengan teori Cambridge!
Teori Irving Fisher dan Cambridge memiliki perbedaan sebagai berikut :
 Teori Irving Fisher
a) Permintaan akan uang semat-mata merupakan proporsi dari volume
transaksi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kelembagaan.
b) Menekankan pada perputaran uang (velocity)

 Cambridge (Marshall – Pigou)


a) Permintaan uang bukan hanya dipengaruhi volume transaksi dan faktor
kelembagaan, tetapi juga dipengaruhi olrh tingkat bunga, besar
kekayaan masyarakat dan harapan mengenai masa dating.
b) Menekankan pada bagian dari pendapatan (GNP) yang di wujudkan
dalam bentuk uang kas.

Teori Irving Fisher dan Cambridge memiliki persamaan bahwa keduanya berpokok
pangkat pada fungsi uang sebagai alat tukar umum (means of exchange).
Karena itu, kedua teori ini melihat kebutuhan uang (permintaan uang) dari
masyarakat sebagai kebutuhan akan alat likuid untuk tujuan transaksi.

Sumber :
https://www.coursehero.com/file/p3rvaej/D-Perbedaan-dan-Persamaan-Teori-Irving-Fisher-dengan-Teori-
Cambridge-Teori/ diakses 20 oktober 2019

https://www.bi.go.id/id/ekonomi-dan-keuangan-syariah/Cetak-Biru/Contents/default.aspx diakses 20 oktober


2019

https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/moneter/ruang-lingkup-ekonomi-moneter diakses 20 oktober 2019

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/berita-dan-kegiatan/publikasi/Documents/Pages/Roadmap-
Pengembangan-Keuangan-Syariah-Indonesia-2017-2019/Roadmap%202017-2019(1).pdf diakses 20 oktober
2019

Anda mungkin juga menyukai