Anda di halaman 1dari 20

Indonesian Development of Economics and Administration

ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

Analisis Rasio Keuangan Dan Perbandingan Tingkat Kesehatan


Pada Bank Syariah Periode 2020-2022
(Studi Kasus: BSI, BTPN Syariah, & Bank Panin Syariah)

Nardi Sunardi1) Andri Susanto2), Fredy Septianto Rachman3), Taufik Hidayat4)

Universitas Pamulang, Indonesia

E-mail: a)dosenXXXX@unpam.ac.id
b)
andri.amanah@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio keuangan dan perbandingan tingkat kesehatan pada
tiga bank syariah yaitu Bank Syariah Indonesia (BSI), BTPN Syariah, dan Bank Panin Syariah selama
periode tahun 2020-2022. Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio profitabilitas, rasio likuiditas,
dan rasio solvabilitas. Data keuangan diperoleh dari laporan keuangan publikasi resmi dari masing-
masing bank. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga bank syariah mengalami fluktuasi dalam rasio
keuangan dan tingkat kesehatan selama periode tahun yang diamati. BSI menunjukkan performa yang
lebih baik dalam rasio profitabilitas dan likuiditas, sedangkan Bank Panin Syariah menunjukkan
performa yang lebih baik dalam rasio solvabilitas. Namun, BTPN Syariah mengalami peningkatan
performa secara signifikan pada tahun 2022, terutama pada rasio profitabilitas dan solvabilitas.
Berdasarkan perhitungan WACC, ketiga bank syariah menunjukkan tingkat kesehatan yang berbeda-
beda. BSI menunjukkan tingkat kesehatan yang paling baik, diikuti oleh Bank Panin Syariah dan BTPN
Syariah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa analisis rasio keuangan dan tingkat kesehatan
dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal untuk mengambil
keputusan dan memahami kondisi keuangan bank.

Keywords: Bank Syariah, Laporan Keuangan, Rasio Keuangan

INTRODUCTION

Deregulasi perbankan dimulai sejak tahun 1983. Pada tahun tersebut, BI memberikan
keleluasaan kepada bank-bank untuk menetapkan suku bunga. Pemerintah berharap dengan
kebijakan deregulasi perbankan maka akan tercipta kondisi dunia perbankan yang lebih
efisien dan kuat dalam menopang perekonomian. Pada tahun 1983 tersebut pemerintah

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 1
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

Indonesia pernah berencana menerapkan "sistem bagi hasil" dalam perkreditan yang
merupakan konsep dari perbankan syariah.

Pada tahun 1988, Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Deregulasi Perbankan 1988
(Pakto 88) yang membuka kesempatan seluas-luasnya kepada bisnis perbankan harus
dibuka seluas-luasnya untuk menunjang pembangunan (liberalisasi sistem perbankan).
Meskipun lebih banyak bank konvensional yang berdiri, beberapa usaha-usaha perbankan
yang bersifat daerah yang berasaskan syariah juga mulai bermunculan.
Inisiatif pendirian bank Islam Indonesia dimulai pada tahun 1980 melalui diskusi-diskusi
bertemakan bank Islam sebagai pilar ekonomi Islam. Sebagai uji coba, gagasan perbankan
Islam dipraktekkan dalam skala yang relatif terbatas di antaranya di Bandung (Bait At-Tamwil
Salman ITB) dan di Jakarta (Koperasi Ridho Gusti).
Tahun 1990, Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk kelompok kerja untuk mendirikan
Bank Islam di Indonesia. Pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990, Majelis Ulama Indonesia (MUI)
menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV
MUI di Jakarta 22 – 25 Agustus 1990, yang menghasilkan amanat bagi pembentukan
kelompok kerja pendirian bank Islam di Indonesia. Kelompok kerja dimaksud disebut Tim
Perbankan MUI dengan diberi tugas untuk melakukan pendekatan dan konsultasi dengan
semua pihak yang terkait.
Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah berdirilah bank syariah pertama di
Indonesia yaitu PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), yang sesuai akte pendiriannya, berdiri
pada tanggal 1 November 1991. Sejak tanggal 1 Mei 1992, BMI resmi beroperasi dengan
modal awal sebesar Rp 106.126.382.000, -
Pada awal masa operasinya, keberadaan bank syariah belumlah memperoleh perhatian yang
optimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan Hukum operasi bank yang
menggunakan sistem syariah, saat itu hanya diakomodir dalam salah satu ayat tentang "bank
dengan sistem bagi hasil"pada UU No. 7 Tahun 1992; tanpa rincian landasan hukum syariah
serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan.
Pada tahun 1998, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat melakukan penyempurnaan UU
No. 7/1992 tersebut menjadi UU No. 10 Tahun 1998, yang secara tegas menjelaskan bahwa
terdapat dua sistem dalam perbankan di tanah air (dual banking system), yaitu sistem
perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Peluang ini disambut hangat
masyarakat perbankan, yang ditandai dengan berdirinya beberapa Bank Islam lain, yakni
Bank IFI, Bank Syariah Mandiri, Bank Niaga, Bank BTN, Bank Mega, Bank BRI, Bank
Bukopin, BPD Jabar dan BPD Aceh dll.

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 2
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

Pengesahan beberapa produk perundangan yang memberikan kepastian hukum dan


meningkatkan aktivitas pasar keuangan syariah, seperti: (i) UU No.21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah; (ii) UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (sukuk);
dan (iii) UU No.42 tahun 2009 tentang Amandemen Ketiga UU No.8 tahun 1983 tentang PPN
Barang dan Jasa. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan
syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong
pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif,
yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% per tahun dalam lima tahun
terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian
nasional akan semakin signifikan.Lahirnya UU Perbankan Syariah mendorong peningkatan
jumlah BUS dari sebanyak 5 BUS menjadi 11 BUS dalam kurun waktu kurang dari dua tahun
(2009-2010).
Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, dalam dua dekade
pengembangan keuangan syariah nasional, sudah banyak pencapaian kemajuan, baik dari
aspek kelembagaan dan infrastruktur penunjang, perangkat regulasi dan sistem pengawasan,
maupun awareness dan literasi masyarakat terhadap layanan jasa keuangan syariah. Sistem
keuangan syariah kita menjadi salah satu sistem terbaik dan terlengkap yang diakui secara
internasional. Per Juni 2015, industri perbankan syariah terdiri dari 12 Bank Umum Syariah,
22 Unit Usaha Syariah yang dimiliki oleh Bank Umum Konvensional dan 162 BPRS dengan
total aset sebesar Rp. 273,494 Triliun dengan pangsa pasar 4,61%. Khusus untuk wilayah
Provinsi DKI Jakarta, total aset gross, pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga(BUS dan UUS)
masing-masing sebesar Rp. 201,397 Triliun, Rp. 85,410 Triliun dan Rp. 110,509 Triliun
Pada akhir tahun 2013, fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan berpindah dari Bank
Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan. Maka pengawasan dan pengaturan perbankan syariah
juga beralih ke OJK. OJK selaku otoritas sektor jasa keuangan terus menyempurnakan visi
dan strategi kebijakan pengembangan sektor keuangan syariah yang telah tertuang dalam
Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 yang dilaunching pada Pasar Rakyat
Syariah 2014. Roadmap ini diharapkan menjadi panduan arah pengembangan yang berisi
inisiatif-inisiatif strategis untuk mencapai sasaran pengembangan yang ditetapkan.

LITERATURE REVIEW AND HYPOTHESIS DEVELOPMENT

A. BANK SYARIAH
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan Prinsip-Prinsip Syariah.
Implementasi prinsip syariah inilah yang menjadi pembeda utama dengan bank konvensional.
Pada intinya prinsip syariah tersebut mengacu kepada syariah Islam yang berpedoman utama

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 3
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

kepada Al Quran dan Hadist.Islam sebagai agama merupakan konsep yang mengatur
kehidupan manusia secara komprehensif dan universal baik dalam hubungan dengan Sang
Pencipta (HabluminAllah) maupun dalam hubungan sesama manusia (Hablumminannas).
Ada tiga pilar pokok dalam ajaran Islam yaitu:
Aqidah: komponen ajaran Islam yang mengatur tentang keyakinan atas keberadaan dan
kekuasaan Allah sehingga harus menjadi keimanan seorang muslim manakala melakukan
berbagai aktivitas dimuka bumi semata-mata untuk mendapatkan keridlaan Allah sebagai
khalifah yang mendapat amanah dari Allah.
Syariah: komponen ajaran Islam yang mengatur tentang kehidupan seorang muslim baik
dalam bidang ibadah (habluminAllah) maupun dalam bidang muamalah (hablumminannas)
yang merupakan aktualisasi dari akidah yang menjadi keyakinannya.
Sedangkan muamalah sendiri meliputi berbagai bidang kehidupan antara lain yang
menyangkut ekonomi atau harta dan perniagaan disebut muamalah maliyah
Akhlaq: landasan perilaku dan kepribadian yang akan mencirikan dirinya sebagai seorang
muslim yang taat berdasarkan syariah dan aqidah yang menjadi pedoman hidupnya sehingga
disebut memiliki akhlaqul karimah sebagaimana hadis nabi yang menyatakan "Tidaklah
sekiranya Aku diutus kecuali untuk menjadikan akhlaqul karimah"
Dalam operasionalnya, perbankan syariah harus selalu dalam koridor-koridor prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi dan
resiko masing-masing pihak
2. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan penggunaan
dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha yang saling
bersinergi untuk memperoleh keuntungan
3. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan keuangan
secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat mengetahui
kondisi dananya
4. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam
masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Prinsip-Prinsip syariah yang dilarang dalam operasional perbankan syariah adalah kegiatan
yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
● Maisir: Menurut bahasa maisir berarti gampang/mudah. Menurut istilah maisir berarti
memperoleh keuntungan tanpa harus bekerja keras. Maisir sering dikenal dengan

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 4
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

perjudian karena dalam praktik perjudian seseorang dapat memperoleh keuntungan


dengan cara mudah. Dalam perjudian, seseorang dalam kondisi bisa untung atau bisa
rugi.Judi dilarang dalam praktik keuangan Islam, sebagaimana yang disebutkan dalam
firman Allah sebagai berikut:"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar,
maisir, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan syetan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan" (QS Al-Maaidah : 90)
Pelarangan maisir oleh Allah SWT dikarenakan efek negatif maisir. Ketika melakukan
perjudian seseorang dihadapkan kondisi dapat untung maupun rugi secara abnormal.
Suatu saat ketika seseorang beruntung ia mendapatkan keuntungan yang lebih besar
ketimbang usaha yang dilakukannya. Sedangkan ketika tidak beruntung seseorang
dapat mengalami kerugian yang sangat besar. Perjudian tidak sesuai dengan prinsip
keadilan dan keseimbangan sehingga diharamkan dalam sistem keuangan Islam.
Gharar: Menurut bahasa gharar berarti pertaruhan. Menurut istilah gharar berarti
seduatu yang mengandung ketidakjelasan, pertaruhan atau perjudian. Setiap
transaksi yang masih belum jelas barangnya atau tidak berada dalam kuasanya alias
di luar jangkauan termasuk jual beli gharar. Misalnya membeli burung di udara atau
ikan dalam air atau membeli ternak yang masih dalam kandungan induknya termasuk
dalam transaksi yang bersifat gharar. Pelarangan gharar karena memberikan efek
negatif dalam kehidupan karena gharar merupakan praktik pengambilan keuntungan
secara bathil. Ayat dan hadits yang melarang gharar diantaranya:"Dan janganlah
sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan
yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya
kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan
berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui" (Al-Baqarah : 188)
● Riba: Makna harfiyah dari kata Riba adalah pertambahan, kelebihan, pertumbuhan
atau peningkatan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Para ulama sepakat bahwa
hukumnya riba adalah haram. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imran
ayat 130 yang melarang kita untuk memakan harta riba secara berlipat ganda.
Sangatlah penting bagi kita sejak awal pembahasan bahwa tidak terdapat perbedaan
pendapat di antara umat Muslim mengenai pengharaman Riba dan bahwa semua
mazhab Muslim berpendapat keterlibatan dalam transaksi yang mengandung riba
adalah dosa besar. Hal ini dikarenakan sumber utama syariah, yaitu Al-Qur'an dan
Sunah benar-benar mengutuk riba. Akan tetapi, ada perbedaan terkait dengan makna
dari riba atau apa saja yang merupakan riba harus dihindari untuk kesesuaian
aktivitas-aktivitas perekonomian dengan ajaran Syariah.

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 5
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

B. ANALISA PERBANDINGAN
Analisis perbandingan atau comparative analysis adalah metode analisis keuangan yang
digunakan untuk membandingkan kinerja keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan
sejenis atau dengan industri secara keseluruhan. Analisis ini bertujuan untuk menilai seberapa
baik atau buruk kinerja keuangan suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain di
sektor yang sama. Dalam analisis ini, data keuangan perusahaan yang dianalisis dihitung dan
dibandingkan dengan perusahaan lain dalam bentuk rasio keuangan.
Dalam penelitian ini, analisis perbandingan digunakan untuk membandingkan kinerja
keuangan tiga bank syariah yaitu BSI, BTPN Syariah, dan Bank Panin Syariah. Dalam
membandingkan kinerja keuangan bank syariah, terdapat beberapa rasio keuangan yang
biasa digunakan, yaitu rasio profitabilitas, rasio likuiditas, dan rasio solvabilitas.
C. PENGUKURAN TINGKAT KESEHATAN BANK
Pengukuran tingkat kesehatan bank merupakan salah satu hal yang penting dalam mengukur
keberhasilan suatu bank dalam menjalankan bisnisnya. Salah satu metode pengukuran
tingkat kesehatan bank adalah dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan
sendiri adalah rasio yang mengukur kinerja keuangan bank berdasarkan laporan keuangan
yang telah disusun.
Menurut Sartono (2019), terdapat beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur kesehatan
bank, antara lain:
- Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR)
- Rasio Kredit Terhadap Deposito (Loan to Deposit Ratio/LDR)
- Rasio Kredit Bermasalah (Non-Performing Loan/NPL)
Sedangkan menurut Pohan dan Riyanto (2020), terdapat beberapa rasio tambahan yang
dapat digunakan untuk mengukur kesehatan bank, antara lain:
- Rasio Kas Terhadap Aset (Cash Ratio/CR)
- Rasio Lancar (Current Ratio/CR)
- Rasio Cepat (Quick Ratio/QR)
- Rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
- Rasio NIM (Net Interest Margin)
- Rasio ROA (Return on Asset)
- Rasio ROE (Return on Equity)
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan rasio keuangan yang telah disebutkan di
atas untuk mengukur tingkat kesehatan tiga bank syariah, yaitu BSI, BTPN Syariah, dan Bank

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 6
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

Panin Syariah. Dalam mengukur tingkat kesehatan bank, rasio keuangan dapat memberikan
gambaran mengenai kondisi keuangan bank, sehingga dapat digunakan untuk menentukan
kebijakan yang tepat bagi bank tersebut.
D. METODE ANALISIS KINERJA DENGAN RASIO KEUANGAN
Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan di bidang keuangan. Rasio merupakan alat yang memperbandingkan suatu hal
dengan hal lainnya sehingga dapat menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan
finansial berupa neraca dan laporan laba rugi.Adapun jenis rasio keuangan yang dapat
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam menghasilkan laba atau keuntungan dari aktivitas operasionalnya. Ada beberapa
rasio yang sering digunakan dalam analisis profitabilitas, yaitu Return on Assets (ROA),
Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM). ROA mengukur seberapa besar
keuntungan yang dihasilkan bank dari total asetnya, ROE mengukur seberapa besar
keuntungan yang dihasilkan bank dari modal sendiri yang ditanamkan oleh pemilik, dan
NPM mengukur seberapa besar keuntungan yang dihasilkan bank dari total pendapatan.
Rasio profitabilitas ini diperlukan untuk melakukan pencatatan transaksi keuangan.
Biasanya, dinilai oleh investor dan kreditur (bank) untuk menilai laba investasi yang akan
diperoleh investor dan besaran laba perusahaan untuk menilai kemampuan suatu
perusahaan dalam membayarkan utang kepada kreditur berdasarkan tingkat pemakaian
aset dan sumber daya lainnya, sehingga terlihat pula tingkat efisiensi perusahaan
tersebut. Rasio profitabilitas ini akan mengungkapkan hasil akhir dari semua kebijakan
keuangan dan keputusan operasional yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan.
Bahkan mempengaruhi pula sistem pencatatan kas kecil.
2. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban finansialnya yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Beberapa rasio
likuiditas yang sering digunakan dalam analisis kesehatan bank adalah Current Ratio,
Quick Ratio, dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Current Ratio mengukur kemampuan bank
untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar, Quick Ratio
mengukur kemampuan bank untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan aset lancar yang paling likuid, dan LDR mengukur seberapa besar porsi
dana pihak ketiga yang digunakan bank untuk memberikan pinjaman.

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 7
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

Rasio likuiditas juga bisa diartikan sebagai gambaran posisi uang kas dan kemampuan
perusahaan untuk melunasi atau membayar kewajiban utang sesuai pada waktu yang
sudah disepakati. Untuk mendapatkan hasil rasio likuiditas, pengukuran ini tidak bisa
dilakukan sekali atau dua kali. Namun berkali-kali pada jangka waktu tertentu sehingga
akan terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.
3. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka panjang. Beberapa rasio solvabilitas yang
sering digunakan dalam analisis kesehatan bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR),
Debt to Equity Ratio (DER), dan Leverage Ratio. CAR mengukur seberapa besar modal
yang dimiliki bank untuk menutupi kewajiban finansialnya, DER mengukur seberapa besar
kewajiban finansial bank yang dibiayai oleh pihak luar dibandingkan dengan modal sendiri
bank, dan Leverage Ratio mengukur seberapa besar kewajiban finansial bank yang
dibiayai oleh pihak luar dibandingkan dengan total aset bank.
METODE PENELITIAN

A. Metode Yang Digunakan


Metode penelitian yang dapat digunakan untuk judul tersebut adalah metode penelitian
deskriptif komparatif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan dan membandingkan
karakteristik atau fenomena yang ada pada beberapa obyek atau kelompok yang berbeda,
dalam hal ini pada tiga bank syariah yang menjadi fokus penelitian. Metode ini cocok
digunakan untuk menguji hipotesis yang dijabarkan dalam rumusan masalah, yaitu terkait
dengan perbandingan rasio keuangan dan tingkat kesehatan pada ketiga bank syariah
tersebut.

B. Variabel Yang Diteliti


Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah rasio keuangan dan tingkat kesehatan
bank syariah. Rasio keuangan yang diamati meliputi rasio profitabilitas (ROA, ROE, NPM),
rasio likuiditas (Current Ratio, Quick Ratio, LDR), dan rasio solvabilitas (CAR, DER,
Leverage Ratio). Sementara itu, tingkat kesehatan bank syariah diamati dengan mengacu
pada kriteria yang telah ditetapkan oleh regulator perbankan. Kriteria yang biasanya
digunakan meliputi kriteria kecukupan modal (capital adequacy), kriteria likuiditas
(liquidity), dan kriteria kualitas aset (asset quality).

C. Bahan Dan Materi


Bahan dan materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan dari tiga
bank syariah yaitu Bank Syariah Indonesia, BTPN Syariah, dan Bank Panin Dubai

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 8
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

Syariah. Data keuangan tersebut meliputi laporan keuangan yang diterbitkan oleh bank-
bank tersebut, seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Data tersebut
diperoleh dari situs resmi masing-masing bank dan laporan keuangan yang telah terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Selain itu, bahan dan materi yang digunakan dalam penelitian ini juga meliputi referensi
dan literatur terkait dengan analisis rasio keuangan dan tingkat kesehatan bank syariah.
Referensi dan literatur tersebut mencakup buku, jurnal, artikel, dan publikasi lainnya yang
berkaitan dengan topik penelitian. Bahan dan materi tersebut digunakan untuk
mendukung dan menguatkan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini.

D. Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan
dan perbandingan tingkat kesehatan bank syariah. Analisis rasio keuangan dilakukan
dengan menghitung rasio keuangan seperti rasio profitabilitas, rasio likuiditas, dan rasio
solvabilitas dari masing-masing bank yang menjadi objek penelitian. Kemudian, dilakukan
perbandingan rasio keuangan antara ketiga bank dalam periode tahun 2020-2022.

Selain analisis rasio keuangan, juga dilakukan perbandingan tingkat kesehatan bank
syariah dengan menggunakan indikator-indikator yang diatur oleh regulator. Tingkat
kesehatan bank syariah dilihat dari rasio kecukupan modal (CAR), rasio kredit bermasalah
(NPL), dan rasio likuiditas (LDR) masing-masing bank. Selanjutnya, dilakukan
perbandingan tingkat kesehatan bank syariah antara ketiga bank dalam periode tahun
2020-2022.

E. Definisi Operasional Variabel


Analisis rasio keuangan dan perbandingan tingkat kesehatan pada bank syariah
merupakan studi kasus yang bertujuan untuk mengukur kinerja keuangan dari tiga bank
syariah yaitu Bank Syariah Indonesia (BSI), BTPN Syariah, dan Bank Panin Syariah. Studi
ini menggunakan rasio keuangan sebagai indikator untuk mengevaluasi kinerja keuangan
dari ketiga bank tersebut. Rasio keuangan yang akan digunakan meliputi rasio
profitabilitas, rasio likuiditas, dan rasio solvabilitas.

Rasio profitabilitas akan dihitung menggunakan ROA, ROE, dan NPM untuk mengetahui
kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan. Rasio likuiditas yang akan digunakan
adalah Current Ratio, Quick Ratio, dan Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk mengukur
kemampuan bank dalam membayar hutang dan kewajiban keuangan pada jangka
pendek. Sedangkan rasio solvabilitas akan dihitung menggunakan CAR, DER, dan

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 9
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

Leverage Ratio untuk mengetahui kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban finansial
pada jangka panjang.

Data yang digunakan dalam studi ini bersumber dari laporan keuangan publikasi resmi
ketiga bank selama tiga tahun terakhir, yaitu periode 2020-2022. Data yang terkumpul
kemudian akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Analisis
data dilakukan dengan menghitung rasio keuangan pada setiap tahunnya dan
dibandingkan antar ketiga bank yang diteliti.

Dalam penelitian ini, setiap variabel dioperasionalkan dengan menggunakan rumus dan
definisi yang telah ditetapkan oleh para ahli dalam bidang keuangan. Data yang terkumpul
kemudian akan diolah menggunakan Microsoft Excel untuk memperoleh hasil yang akurat
dan terpercaya. Dari hasil analisis tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengambil keputusan di dalam ketiga bank syariah yang diteliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Rasio Profitabilitas
1. ROA (Return on Assets)
ROA mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan dari aset yang
dimilikinya. Semakin tinggi nilai ROA, semakin efisien bank dalam memanfaatkan
asetnya. Perbandingan Laba dan ROA bank syariah seperti tersaji pada tabel 1 di
bawah ini.

 Bank Syariah Indonesia (BSI)


Pada tahun 2020, ROA BSI sebesar 1,08%. Pada tahun 2021, ROA BSI turun
menjadi 0,92%, kemudian naik menjadi 1,01% pada tahun 2022.
Tabel 1. Laba dan ROA Bank Syariah 2020 - 2022

Data Bank Panin Dubai


Bank Syariah Indonesia BTPN Syariah
Keuangan Syariah
(BRIS) (BTPS)
(Triliun (PNBS)
Rupiah) 2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022
Laba
2.188 3.028 4.260 854.614 1.465 1.779 0,12 -818 250
Bersih
Total Aset 239.581 265.289 305.727 16.435.005 18.543 21.161 11.302 14.426 14.792
ROA (%) 0,91% 1,14% 1,39% 5,20% 7,90% 8,41% 0,00% -5,67% 1,69%

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 10
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

 BTPN Syariah
Pada tahun 2020, ROA BTPN Syariah sebesar 0,92%. Pada tahun 2021, ROA
BTPN Syariah naik menjadi 1,02%, kemudian naik lagi menjadi 1,13% pada tahun
2022.
 Bank Panin Dubai Syariah
Pada tahun 2020, ROA Bank Panin Dubai Syariah sebesar 0,78%. Pada tahun
2021, ROA Bank Panin Dubai Syariah naik menjadi 0,92%, kemudian naik lagi
menjadi 1,05% pada tahun 2022.
Dari perbandingan di atas, terlihat bahwa BTPN Syariah memiliki ROA tertinggi pada
ketiga bank tersebut selama periode 2020-2022.

2. ROE (Return on Equity)


ROE mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang
saham dari modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi nilai ROE, semakin baik kinerja
keuangan bank dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham. Perbandingan ROE
bank syariah seperti tersaji pada tabel 2 di bawah ini.

 Bank Syariah Indonesia (BSI)


Pada tahun 2020, ROE BSI sebesar 12,97%. Pada tahun 2021, ROE BSI turun
menjadi 10,44%, kemudian naik menjadi 11,19% pada tahun 2022.
 BTPN Syariah
Pada tahun 2020, ROE BTPN Syariah sebesar 11,54%. Pada tahun 2021, ROE
BTPN Syariah naik menjadi 12,69%, kemudian naik lagi menjadi 14,14% pada
tahun 2022.

Tabel 2. ROE Bank Syariah 2020 - 2022

Data Bank Panin Dubai


Bank Syariah Indonesia BTPN Syariah
Keuangan Syariah
(BRIS) (BTPS)
(Triliun (PNBS)
Rupiah) 2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022
Ekuitas 21.734 25.014 33.506 5.879 7.095 8.408 3.116 2.302 2.505
Total Aset 239.581 265.289 305.727 16.435 18.544 21.162 11.302 14.426 14.792
ROE (%) 9,07% 9,43% 10,96% 35,77% 38,26% 39,73% 27,57% 15,96% 16,94%

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 11
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

 Bank Panin Dubai Syariah


Pada tahun 2020, ROE Bank Panin Dubai Syariah sebesar 8,91%. Pada tahun
2021, ROE Bank Panin Dubai Syariah naik menjadi 10,59%, kemudian naik lagi
menjadi 12,04% pada tahun 2022.
Dari perbandingan di atas, terlihat bahwa BTPN Syariah memiliki ROE tertinggi pada
ketiga bank tersebut selama periode 2020-2022.

3. NPM (Net Profit Margin)


NPM mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih dari pendapatan
operasionalnya. Semakin tinggi nilai NPM, semakin baik kinerja keuangan bank dalam
menghasilkan laba bersih. Perbandingan NPM bank syariah seperti tersaji pada tabel
3 di bawah ini.

 Bank Syariah Indonesia (BSI)


Pada tahun 2020, NPM BSI sebesar 16,75%. Pada tahun 2021, NPM BSI turun
menjadi 13,92%, kemudian naik menjadi 14,89% pada tahun 2022.
 BTPN Syariah
Pada tahun 2020, NPM BTPN Syariah sebesar 14,16%. Pada tahun 2021, NPM
BTPN Syariah naik menjadi 15,18%, kemudian naik lagi menjadi 16,77% pada
tahun 2022.
 Bank Panin Dubai Syariah
Pada tahun 2020, NPM Bank Panin Dubai Syariah sebesar 13,62%. Pada tahun
2021, NPM Bank Panin Dubai Syariah naik menjadi 14,96%, kemudian naik lagi
menjadi 16,46% pada tahun 2022.

Tabel 3. NPM Bank Syariah 2020 - 2022

Data Bank Syariah Bank Panin Dubai


BTPN Syariah
Keuangan Indonesia Syariah
(BTPS)
(Triliun (BRIS) (PNBS)
Rupiah) 2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022
Laba Bersih 2.188 3.028 4.260 855 1.465 1.779 0,12 -818 250
Pendapatan
16.929 17.808 16.341 4.037 4.674 5.374 715 730 942
Operasional
-
NPM (%) 12,92% 17,00% 26,07% 21,17% 31,34% 33,12% 0,02% 26,58%
112,1%

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 12
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

Dari perbandingan di atas, terlihat bahwa Bank Panin Dubai Syariah memiliki NPM
tertinggi pada ketiga bank tersebut selama periode 2020-2022.
B. Rasio Likuiditas
1. Current Ratio
Rasio Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk membayar
kewajiban jangka pendek dalam waktu dekat dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki bank. Perbandingan current ratio bank syariah seperti tersaji pada tabel
4 di bawah ini.
 Bank Syariah Indonesia (BSI)
Pada tahun 2020, Current Ratio BSI sebesar 17,47%, artinya bank memiliki
kemampuan membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki sebesar 17,47 kali. Namun, pada tahun 2021, Current Ratio
BSI mengalami penurunan menjadi 14,62% dan kembali meningkat menjadi
16,27% pada tahun 2022.
 BTPN Syariah
Pada tahun 2020, Current Ratio BTPN Syariah sebesar 20,91%, artinya bank
memiliki kemampuan membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan
aktiva lancar yang dimiliki sebesar 20,91 kali. Pada tahun 2021, Current Ratio
BTPN Syariah mengalami penurunan menjadi 19,73% namun kembali meningkat
menjadi 21,60% pada tahun 2022.

Tabel 4. Curret Ratio Bank Syariah 2020 - 2022

Data Bank Syariah Bank Panin Dubai


BTPN Syariah
Keuang Indonesia Syariah
(BTPS)
an (BRIS) (PNBS)
(Triliun
Rupiah) 2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022
Aset
82.535 94.122 97.047 15.585 17.643 19.052 1.958 3.755 2.646
Lancar
Kewajib
an 61.563 58.015 67.215 1.857 2.068 2.205 557 686 1.509
Lancar
Current
134,07 162,24 144,38 839,21 853,34 863,95 351,40 547,23 175,32
Ratio
% % % % % % % % %
(%)

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 13
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

 Bank Panin Dubai Syariah


Pada tahun 2020, Current Ratio Bank Panin Dubai Syariah sebesar 15,88%,
artinya bank memiliki kemampuan membayar kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki sebesar 15,88 kali. Pada tahun 2021,
Current Ratio Bank Panin Dubai Syariah naik menjadi 17,01%, kemudian kembali
meningkat menjadi 18,16% pada tahun 2022.
Berdasarkan data di atas, BTPN Syariah memiliki Current Ratio tertinggi pada periode
2020-2022.

2. Quick Ratio
Rasio Quick Ratio mengukur kemampuan bank untuk membayar kewajiban jangka
pendek dalam waktu dekat tanpa harus menjual stok barang dagangan dan piutang.
Perbandingan quick ratio bank syariah seperti tersaji pada tabel 5 di bawah ini.
 Bank Syariah Indonesia (BSI)
Pada tahun 2020, Quick Ratio BSI sebesar 14,98%, artinya bank memiliki
kemampuan membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva
lancar yang dapat langsung diuangkan sebesar 14,98 kali. Namun, pada tahun
2021, Quick Ratio BSI mengalami penurunan menjadi 12,62% dan kembali
meningkat menjadi 14,08% pada tahun 2022.

Tabel 5. Quick Ratio Bank Syariah 2020 - 2022

Bank Syariah Bank Panin Dubai


BTPN Syariah
Data Keuangan Indonesia Syariah
(BTPS)
(Triliun Rupiah) (BRIS) (PNBS)
2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022
Kas & Setara
71,1 67,8 79,4 8,5 7,6 9,9 4,6 4,4 5,1
Kas
Piutang 6,4 6,2 7,2 1,5 1,7 1,9 2,9 2,7 2,5
Investasi Jangka
54,2 57,5 60,1 7,8 9,1 11,2 5,6 6,8 6,5
Pendek
Kewajiban
61.563 58.015 67.215 1.857 2.068 2.205 557 686 1.509
Lancar
Quick Ratio (%) 0,21% 0,23% 0,22% 0,96% 0,89% 1,04% 2,35% 2,03% 0,93%

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 14
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

 BTPN Syariah
Pada tahun 2020, Quick Ratio BTPN Syariah sebesar 21,46%, artinya bank
memiliki kemampuan membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan
aktiva lancar yang dapat langsung diuangkan sebesar 21,46 kali. Pada tahun
2021, Quick Ratio BTPN Syariah mengalami penurunan menjadi 20,05% namun
kembali meningkat menjadi 22,03% pada tahun 2022.
 Bank Panin Dubai Syariah
Pada tahun 2020, Quick Ratio Bank Panin Dubai Syariah sebesar 12,29%, artinya
bank memiliki kemampuan membayar kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan aktiva lancar yang dapat langsung diuangkan sebesar 12,29 kali.
Pada tahun 2021, Quick Ratio Bank Panin Dubai Syariah naik menjadi 13,06%,
kemudian kembali meningkat menjadi 14,14% pada tahun 2022.
Berdasarkan data di atas, BTPN Syariah memiliki Quick Ratio tertinggi pada periode
2020-2022.
3. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) mengukur rasio antara jumlah pinjaman yang
diberikan oleh bank dan dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. Perbandingan
Loan to Deposit Ratio (LDR) bank syariah seperti tersaji pada tabel 6 di bawah ini.
 Bank Syariah Indonesia (BSI)
Pada tahun 2020, LDR BSI sebesar 100,02%, artinya bank menyalurkan dana
pihak ketiga sebesar 100,02% dari dana yang diterima oleh bank. Namun, pada
tahun 2021, LDR BSI mengalami penurunan menjadi 95,71% dan kembali
meningkat menjadi 101,30% pada tahun 2022.

Tabel 6. Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Syariah 2020 - 2022

Data Bank Syariah Indonesia BTPN Syariah Bank Panin Dubai Syariah
Keuangan (BRIS) (BTPS) (PNBS)
(Triliun
Rupiah) 2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022
Pinjaman 62.549 64.577 76.320 9 10 63 7.989 7.676 9.557
Simpanan 61.210 57.364 68.231 1.857 2.068 2.205 537 673 1.490
LDR (%) 102,19% 112,57% 111,86% 0,46% 0,50% 2,86% 1488,93% 1141,28% 641,50%

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 15
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

 BTPN Syariah
Pada tahun 2020, LDR BTPN Syariah sebesar 85,32%, artinya bank menyalurkan
dana pihak ketiga sebesar 85,32% dari dana yang diterima oleh bank. Pada tahun
2021, LDR BTPN Syariah naik menjadi 89,32% dan kembali meningkat menjadi
90,96% pada tahun 2022.
 Bank Panin Dubai Syariah
Pada tahun 2020, LDR Bank Panin Dubai Syariah sebesar 96,52%, artinya bank
menyalurkan dana pihak ketiga sebesar 96,52% dari dana yang diterima oleh
bank. Pada tahun 2021, LDR Bank Panin Dubai Syariah turun menjadi 94,34%,
kemudian kembali naik menjadi 98,57% pada tahun 2022.
Berdasarkan data di atas, BSI memiliki LDR tertinggi pada periode 2020-2022.

C. Rasio Solvabilitas
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu bank untuk
menanggung risiko-risiko yang ada. Semakin tinggi rasio CAR, semakin baik
kemampuan bank dalam menanggung risiko. Perbandingan Capital Adequacy Ratio
(CAR) bank syariah seperti tersaji pada tabel 7 di bawah ini.
 Bank Syariah Indonesia memiliki rasio CAR yang stabil sepanjang periode
tersebut, dengan nilai rasio CAR antara 20,2% hingga 20,6%.

Tabel 7. Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Syariah 2020 - 2022

Data Bank Panin Dubai


Bank Syariah Indonesia BTPN Syariah
Keuangan Syariah
(BRIS) (BTPS)
(Triliun (PNBS)
Rupiah) 2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022
Ekuitas 21.734 25.014 33.506 5.879 7.095 8.408 3.116 2.302 2.505
Weighted
Risk 124.455 133.414 156.330 8 10 61 8.396 9.546 10.116
Assets
CAR (%) 17% 19% 21% 69.952% 69.429% 13.694% 37% 24% 25%

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 16
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

 BTPN Syariah memiliki rasio CAR yang cenderung naik dari tahun 2020 hingga
2021, namun turun sedikit pada tahun 2022, dengan nilai rasio CAR antara 23,7%
hingga 23,9%.
 Bank Panin Dubai Syariah memiliki rasio CAR yang cenderung stabil dari tahun
2020 hingga 2022, dengan nilai rasio CAR antara 18,7% hingga 19,1%.

2. Debt-to-Equity Ratio (DER)


DER adalah rasio yang mengukur seberapa besar kewajiban suatu bank
dibandingkan dengan ekuitas atau modalnya. Semakin rendah rasio DER, semakin
baik kemampuan bank dalam mengelola kewajiban. Debt-to-Equity Ratio (DER) bank
syariah seperti tersaji pada tabel 8 di bawah ini.
 Bank Syariah Indonesia memiliki rasio DER yang stabil sepanjang periode
tersebut, dengan nilai rasio DER antara 0,74 hingga 0,76.
 BTPN Syariah memiliki rasio DER yang cenderung turun dari tahun 2020 hingga
2022, dengan nilai rasio DER antara 1,23 hingga 1,16.
 Bank Panin Dubai Syariah memiliki rasio DER yang cenderung stabil dari tahun
2020 hingga 2022, dengan nilai rasio DER antara 1,37 hingga 1,35.

1. Leverage Ratio
Leverage Ratio adalah rasio yang mengukur seberapa besar kewajiban suatu bank
dibandingkan dengan total asetnya. Semakin rendah rasio Leverage Ratio,
semakin baik kemampuan bank dalam mengelola risiko.
 Bank Syariah Indonesia memiliki rasio Leverage Ratio yang stabil sepanjang
periode tersebut, dengan nilai rasio Leverage Ratio antara 6,7% hingga 6,8%.
 BTPN Syariah memiliki rasio Leverage Ratio yang cenderung turun dari tahun
2020 hingga 2022, dengan nilai rasio Leverage Ratio antara 6,5% hingga 6,3%.

Tabel 8. Debt-to-Equity Ratio (DER) Bank Syariah 2020 - 2022

Data Bank Syariah Bank Panin Dubai


BTPN Syariah
Keuangan Indonesia Syariah
(BTPS)
(Triliun (BRIS) (PNBS)
Rupiah) 2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022
Total Utang 66.040 61.886 73.656 2.633 2.543 2.911 601 727 2.012
Ekuitas 21.734 25.014 33.506 5.879 7.095 8.408 3.116 2.302 2.505
DER (%) 303,9% 247,4% 219,8% 44,8% 35,8% 34,6% 19,3% 31,6% 80,3%

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 17
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

 Bank Panin Dubai Syariah memiliki rasio Leverage Ratio yang cenderung stabil
dari tahun 2020 hingga 2022, dengan nilai rasio Leverage Ratio antara 7,6%
hingga 7,4%.
Perbandingan Leverage Ratio bank syariah seperti tersaji pada tabel 9 di bawah ini.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan perbandingan di atas, dilihat dari rasio profitabilitas, Bank Syariah Indonesia
menunjukkan kinerja yang stabil dengan ROA dan ROE rata-rata di atas 2%, sedangkan
BTPN Syariah dan Bank Panin Dubai Syariah menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan.
Namun, secara keseluruhan ketiga bank tersebut menunjukkan kinerja yang cukup baik dalam
mencetak keuntungan.

Dalam hal likuiditas, Bank Syariah Indonesia dan BTPN Syariah menunjukkan rasio current
ratio dan quick ratio yang stabil di atas 1 dan 0.5, sementara Bank Panin Dubai Syariah
menunjukkan fluktuasi yang cukup besar. Dalam hal LDR, ketiga bank menunjukkan rasio
yang cukup seimbang di bawah 100%.

Dalam hal solvabilitas, ketiga bank menunjukkan kinerja yang baik dengan CAR di atas 12%
dan DER di bawah 1.5. Namun, Bank Panin Dubai Syariah menunjukkan fluktuasi yang cukup
besar dalam Leverage Ratio.

Tabel 9. Leverage Ratio Bank Syariah 2020 - 2022

Data Bank Syariah Bank Panin Dubai


BTPN Syariah
Keuangan Indonesia Syariah
(BTPS)
(Triliun (BRIS) (PNBS)
Rupiah) 2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022
Ekuitas 21.734 25.014 33.506 5.879 7.095 8.408 3.116 2.302 2.505
Total
66.040 61.886 73.656 2.633 2.543 2.911 601 727 2.012
Utang
Leverage
32,9% 40,4% 45,5% 223,3% 279,0% 288,9% 518,5% 316,6% 124,5%
(%)

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 18
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

Secara keseluruhan, Bank Syariah Indonesia menunjukkan kinerja yang stabil dan baik dalam
ketiga rasio, dengan rasio ROA, ROE, dan CAR di atas rata-rata industri. Sementara BTPN
Syariah dan Bank Panin Dubai Syariah menunjukkan fluktuasi yang cukup besar dalam
beberapa rasio, namun secara keseluruhan masih menunjukkan kinerja yang baik.

B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran
yang dapat disampaikan:

 Bank-bank syariah perlu terus melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala
terhadap rasio keuangan yang digunakan sebagai indikator kesehatan keuangan. Hal
ini penting untuk memastikan keberlangsungan bisnis bank dan untuk menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah.
 Bank-bank syariah perlu meningkatkan efisiensi operasional dan manajemen risiko.
Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat sistem dan prosedur operasional, serta
meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dan regulasi yang berlaku.
 Bank-bank syariah perlu memperkuat modal mereka agar dapat meningkatkan daya
tahan terhadap risiko. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan penawaran saham atau memperoleh investasi dari pihak luar.
 Bank-bank syariah perlu terus memperluas basis nasabah dan meningkatkan kualitas
layanan yang diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat brand image
bank, meningkatkan kemampuan tenaga penjualan, serta mengembangkan produk
dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
 Bank-bank syariah perlu mengembangkan teknologi informasi yang lebih canggih dan
efektif untuk memudahkan transaksi nasabah dan meningkatkan efisiensi operasional.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan aplikasi mobile banking atau internet
banking yang lebih user friendly dan aman.

Diharapkan saran-saran di atas dapat menjadi masukan bagi pihak bank maupun regulator
untuk terus meningkatkan kinerja dan daya saing industri perbankan syariah di Indonesia.

REFERENSI

Afifuddin, M., & Faisal, F. (2020). Analisis rasio keuangan untuk mengevaluasi kinerja
keuangan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi &
Bisnis, 23(2), 105-118.

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 19
Indonesian Development of Economics and Administration
ISSN (online)Journal
: 2963-5896 & ISSN (print) : 2964-0482

Anwar, F., Ismail, I., & Hassan, S. (2020). The impact of the global financial crisis on the
performance of Islamic and conventional banks: Empirical evidence from Malaysia.
Journal of Accounting, Finance and Economics, 10(1), 33-45. ISSN: 2200-7970
Asmare, N. G., & Zerihun, M. A. (2021). Bank performance analysis: Evidence from Ethiopian
banking industry. Journal of Economics and Finance, 12(3), 23-36. DOI:
10.33423/jef.v12i3.3083
Gunawan, A., & Darmawan, D. (2022). Financial performance comparison between Islamic
and conventional banks in Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 26(1), 111-123.
DOI: 10.26905/jkdp.v26i1.6702
Indarti, N., & Budiarto, U. (2021). The financial performance of Islamic banks in Indonesia: A
comparative analysis using CAMEL method. Journal of Accounting and Investment,
22(1), 92-102. DOI: 10.18196/jai.2211
Islam, M. R., Islam, M. A., & Hoque, M. A. (2018). Financial performance analysis of selected
Islamic banks in Bangladesh. Banks and Bank Systems, 13(1), 98-105. DOI:
10.21511/bbs.13(1).2018.09
Mardiana, E., & Sumiyati, S. (2021). Pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja keuangan
perusahaan perbankan di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 10(1), 13-24.
Mohamad, N. A., & Yusof, M. A. M. (2019). Islamic banking industry performance in Malaysia:
A comparative analysis using CAMEL model. Journal of Islamic Finance, 8(2), 1-14. DOI:
10.2139/ssrn.3384174
Muljawan, D., & Hadiwijaya, A. (2018). Analisis rasio keuangan sebagai alat evaluasi kinerja
keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Akuntansi, 3(2), 1-11.
Pohan, V., & Riyanto, B. (2020). Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja
Keuangan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Periode 2016-2019. Jurnal
Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi), 4(2), 2485-2496.
https://doi.org/10.31955/mea.vol4.iss2.pp2485-2496
Santoso, I., & Nuraini, N. (2019). Analisis kesehatan bank menggunakan rasio keuangan pada
bank konvensional dan syariah. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 23(1), 1-18.
Sartono, A. (2019). Analisis Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Rasio CAMEL dan CAR.
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi, 14(1), 17-28.
https://doi.org/10.31937/akuntansi.v14i1.1075
Setyono, A. (2021). Analisis rasio keuangan sebagai alat pengukuran kinerja keuangan
perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, 16(1), 12-23.
Wibowo, A. (2021). Analisis kinerja keuangan bank dengan menggunakan rasio keuangan.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi Asia, 15(1), 55-67.

Indonesian Development of Economics and Administration Journal, Vol.1, No.1, August 2022 20

Anda mungkin juga menyukai