Anda di halaman 1dari 3

Tugas P5B no.

Absensi 12 / Haritsah / 221015200129 / 01S2ME003 / Regular C

Penelitian Studi Kasus & Fenomenologi

Penelitian studi kasus adalah metode penelitian yang mendalam dan terperinci tentang
suatu kasus atau fenomena tertentu. Tujuan dari studi kasus adalah untuk memahami secara
mendalam dan terperinci tentang suatu kasus, yang kemudian dapat digunakan untuk
mengembangkan hipotesis dan teori baru. Penelitian studi kasus dapat dilakukan pada berbagai
subjek, seperti individu, kelompok, organisasi, komunitas, atau bahkan suatu kejadian.

Penelitian studi kasus sering digunakan dalam ilmu sosial dan ilmu terapan, seperti
psikologi, sosiologi, manajemen, dan pendidikan. Metode ini digunakan ketika peneliti ingin
memahami secara mendalam tentang bagaimana suatu fenomena terjadi di suatu konteks
tertentu.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti dalam melakukan penelitian studi
kasus:

1. Memilih kasus yang tepat: Pilih kasus yang memungkinkan untuk memperoleh
pemahaman yang baik tentang masalah yang ingin diteliti. Kasus yang dipilih dapat
berasal dari situasi nyata yang sedang terjadi atau pernah terjadi.
2. Mengumpulkan data: Data dapat dikumpulkan melalui berbagai sumber, seperti
wawancara dengan orang yang terlibat dalam kasus, observasi, dokumen, dan rekaman
video. Pastikan data yang dikumpulkan relevan dan cukup untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
3. Menganalisis data: Setelah data terkumpul, lakukan analisis data secara sistematis.
Analisis data dapat dilakukan melalui teknik pengkodean, kategorisasi, dan tematik.
4. Menarik kesimpulan: Setelah data dianalisis, tarik kesimpulan yang didukung oleh data
yang ditemukan. Kesimpulan harus relevan dengan pertanyaan penelitian dan dapat
menjawab pertanyaan penelitian.
5. Validasi: Validasi hasil penelitian dapat dilakukan dengan menguji kesimpulan pada
kasus lain atau dengan menguji kesimpulan dengan metode penelitian lain.
6. Menyajikan hasil: Hasil penelitian dapat disajikan dalam berbagai bentuk, seperti
laporan penelitian, makalah ilmiah, atau presentasi. Pastikan hasil penelitian disajikan
dengan jelas dan mudah dipahami oleh audiens yang dituju.
Fenomenologi adalah suatu disiplin filsafat yang mempelajari pengalaman manusia
secara langsung dan objektif. Disiplin ini berfokus pada pemahaman tentang bagaimana
manusia merasakan dan memaknai dunia di sekitarnya. Fenomenologi pertama kali
dikembangkan oleh Edmund Husserl, seorang filsuf Jerman pada abad ke-20.

Fenomenologi berusaha untuk menghindari interpretasi, hipotesis, dan penilaian nilai


yang dapat mempengaruhi pemahaman tentang pengalaman manusia. Dalam hal ini,
fenomenologi mencoba untuk menggambarkan pengalaman manusia secara langsung, seperti
apa adanya, tanpa penilaian atau interpretasi. Dalam melakukannya, fenomenologi
menggunakan metode deskripsi fenomenologis untuk mengamati pengalaman-pengalaman
yang muncul dalam kesadaran manusia, tanpa mempertimbangkan aspek-aspek psikologis atau
biologis.

Fenomenologi juga menganggap bahwa pengalaman manusia adalah inti dari


pengetahuan dan realitas. Oleh karena itu, fenomenologi mengabaikan realitas obyektif yang
terletak di luar pengalaman manusia dan berfokus pada pengalaman subjektif.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan studi kasus
fenomenologi:

1. Pemilihan kasus: Pertama-tama, peneliti perlu memilih kasus yang cocok untuk studi
fenomenologi. Biasanya kasus yang dipilih adalah fenomena yang kompleks dan
menarik untuk diteliti. Pilih kasus yang dapat memberikan insight yang berguna dan
relevan terhadap topik yang ingin dikaji.
2. Pengumpulan data: Data dapat dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara
mendalam, dan dokumentasi. Peneliti perlu berusaha memahami pengalaman dan
persepsi subjek terhadap fenomena yang diteliti.
3. Analisis data: Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis secara teliti. Peneliti perlu
mencari pola-pola dan tema-tema yang muncul dalam data. Dalam analisis
fenomenologi, peneliti harus berusaha untuk memahami pengalaman subjek
sebagaimana adanya tanpa menaruh interpretasi atau asumsi terlebih dahulu.
4. Eksplorasi tema: Setelah menemukan tema-tema yang muncul dalam data, peneliti
perlu mengeksplorasi setiap tema secara lebih mendalam. Ini dilakukan dengan
mengembangkan deskripsi rinci dan mendalam tentang bagaimana tema tersebut
muncul dan dihubungkan dengan pengalaman subjek.
5. Penjelasan deskriptif: Pada tahap ini, peneliti perlu memberikan penjelasan deskriptif
yang rinci dan jelas tentang pengalaman subjek terhadap fenomena yang diteliti.
Penjelasan harus berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis, dan harus
mengikuti proses analisis fenomenologi.
6. Interpretasi: Setelah menghasilkan deskripsi yang rinci tentang pengalaman subjek,
peneliti dapat memasuki tahap interpretasi. Ini melibatkan membuat kesimpulan
tentang makna dan implikasi dari hasil penelitian. Interpretasi harus didasarkan pada
data dan deskripsi yang telah dikembangkan.
7. Penulisan laporan: Setelah menyelesaikan proses analisis dan interpretasi, peneliti perlu
menulis laporan tentang temuan studi kasus. Laporan harus mencakup deskripsi yang
rinci tentang pengalaman subjek, hasil analisis fenomenologi, interpretasi, dan
kesimpulan. Laporan harus ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan jelas, serta
harus mempertimbangkan pembaca yang berbeda latar belakang dan keahlian.

Anda mungkin juga menyukai