Anda di halaman 1dari 8

“MAKALAH PENELITIAN FENOMENOLOGI“

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

PENELITIAN KUALITATIF

Dosen Pengampu : Arie Nurdiansyah, M.Pd.

Disusun oleh :

1. VIRA AMALIA (2022010102)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAMSEKOLAH TINGGI ILMU
TARBIYAH (STIT) AL KHAIRIYAH
TAHUN 2022- 2023

BAB I PENDAHULUANAN
A. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu dan selalu berusaha mencari
jawabanterhadap suatu permasalahan. Dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan
yangditemui dapat ditempuh dengan penelitian. Penelitian adalah suatu kegiatan
penyelidikanyang dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-
prinsip denganmenggunakan cara yang sistematis atau langkah untuk menemukan,
mengembangkan danmenguji kebenaran suatu pengetahuan (Kothari, 2004).Berdasarkan
jenis data yang diperoleh, metode penelitian bagian menjadi dua jenisyaitu metode kuantitatif
dan kualitatif. Pada metode kuantitatif jenis data yang diperolehberupa angka-angka dan
dianalisis menggunakan statistik, sedangkan metode kualitatif datayang dikumpulkan dan
analisisnya bersifat kualitatif. Perbedaan kedua metode tersebut tidak
semata-mata terletak pada jenis data yang melibatkan angka atau tidak.
Perbedaannyameliputi aksioma dasar, proses penelitian, dan karakter penelitian itu
sendiri.Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisisuntuk memahami fenomena dengan lebih mendalam. Penelitian kualitatif
menggunakanlandasan teori sebagai pedoman untuk memfokuskan penelitian, serta
menonjolkan proses danmakna yang terdapat dalam fenomena tersebut. Objektifitas subjek
merupakan titik fokuspenelitian kualitatif yang memiliki berbagai pendekatan. Pendekatan
pemilihan padapenelitian kualitatif sangat tergantung pada sudut pandang yang digunakan
oleh peneliti dantujuan penelitian. Adapun 5 pendekatan dalam penelitian kualitatif yaitu
Naratif,DihukumTeori, Fenomenologi, Etnografi, dan Studi Kasus (Creswell,
2015).Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan fokus
kepadapengalaman atau fenomena subjeknya. Studi fenomenologi berusaha memahami
artiperistiwa dan hubungannya dengan orang-orang yang berada pada situasi tertentu.
Penelitimenghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian
danmemberikan makna terhadap situasi atau pengalaman. Tujuannya adalah untuk mencari
atauMenemukan makna dari hal-hal esensial atau mendasar dari pengalaman hidup.
Berdasarkanpenjelasan tersebut, maka penulis berusaha untuk memberikan pengetahuan
tentang studikualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang akan dijelaskan lebih lanjut
pada makalah ini.

B.Rumusan Masalah

Beberapa pertanyaan yang akan dijawab pada makalah ini yaitu mengenai:
1.Apa pengertian dan landasan filosofis penelitian fenomenologi?

2.Apa saja konsep dasar penelitian fenomenologi?

3.Apa saja ciri-ciri utama fenomenologi?

4.Bagaimana metodologi dari penelitian fenomenologi?

5.Pendekatan dan fokus apa yang terdapat dalam penelitian fenomenologi?

6.Bagaimana prosedur penelitian dan analisis data dalam penelitian fenomenologi?

7.Bagaimana prosedur validasi dan evaluasi dalam penelitian fenomenologi?

8.Tantangan apa saja yang terdapat dalam penelitian fenomenologi?

C.Tujuan

Beberapa tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1.Mendeskripsikan pengertian dan landasan filosofis penelitian fenomenologi.

2.Mendefinisikan konsep dasar penelitian fenomenologi.

3.Mendefinisikan ciri-ciri utama fenomenologi.

4.Mendeskripsikan metodologi penelitian fenomenologi.

5.Mendefinisikan pendekatan dan fokus dalam penelitian fenomenologi.

6.Mendeskripsikan prosedur penelitian dan analisis data dalam penelitia fenomenologi.

7.Mendeskripsikan prosedur validasi dan evaluasi dalam penelitian fenomenologi.

8.Mendefinisikan tantangan dalam penelitian fenomenologi


BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FENOMENOLOGI

Penelitian fenomenologi adalah metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk


memahami dan menggambarkan pengalaman hidup manusia dari perspektif mereka sendiri.
Pendekatan ini berasal dari filsafat fenomenologi yang dikembangkan oleh Edmund Husserl
pada awal abad ke-20. Penelitian fenomenologi menekankan pada pemahaman mendalam
tentang makna subjektif yang dialami individu terhadap suatu fenomena atau peristiwa.

Beberapa karakteristik utama dari penelitian fenomenologi melibatkan:

1. Deskripsi Mendalam: Fokus utama adalah memberikan deskripsi yang mendalam dan rinci
mengenai pengalaman hidup individu atau kelompok dalam konteks fenomena yang diteliti.
2. Epoche (Penangguhan Penilaian): Penelitian fenomenologi menekankan perlunya peneliti
menangguhkan atau menangguhkan penilaian dan prekonsepsi pribadi mereka untuk
memahami fenomena sebagaimana adanya.
3. Analisis Makna: Peneliti melakukan analisis terhadap struktur makna yang muncul dari data
yang diperoleh, sehingga dapat mengidentifikasi esensi atau inti dari pengalaman yang
diteliti.
4. Partisipasi Aktif Peneliti: Peneliti terlibat secara aktif dalam interaksi dengan responden
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan memastikan pengumpulan data
yang relevan.
5. Pemilihan Responden dengan Tujuan (Purposive Sampling): Pemilihan responden
dilakukan secara sengaja untuk memastikan bahwa partisipan memiliki pengalaman yang
relevan dengan fenomena yang diteliti.
6. Proses Reduksi Fenomenologis: Proses yang melibatkan pemusatan pada pengalaman
langsung dan penghapusan interpretasi teoretis awal peneliti selama analisis data.
7. Relevansi Subjektivitas: Penelitian fenomenologi mengakui bahwa subjektivitas peneliti
dapat mempengaruhi interpretasi data, dan karenanya, peneliti harus secara terbuka
merenungkan peran dan pengaruh mereka dalam penelitian.

Penelitian fenomenologi dapat diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk psikologi,
sosiologi, ilmu pendidikan, dan ilmu kesehatan. Metode ini memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan wawasan yang mendalam tentang bagaimana individu mengalami dan memberi
makna terhadap fenomena tertentu.

B. PENGERTIAN PENELITIAN MENURUT PARA AHLI

Pendekatan fenomenologi telah menjadi subjek kajian berbagai ahli di


berbagai bidang, terutama dalam konteks ilmu sosial dan humaniora. Beberapa
pandangan dan definisi dari para ahli mengenai penelitian fenomenologi
melibatkan:

1. Edmund Husserl: Sebagai bapak fenomenologi, Husserl mengembangkan konsep


dasar fenomenologi, termasuk epoche (penangguhan penilaian) dan reduksi
fenomenologis. Bagi Husserl, fenomenologi bertujuan untuk mendeskripsikan
fenomena sebagaimana adanya, tanpa terpengaruh oleh penilaian atau interpretasi
sebelumnya.
2. Martin Heidegger: Siswa Husserl, Heidegger mengembangkan pandangan
fenomenologi yang lebih eksistensial. Baginya, fenomenologi bukan hanya
mengenai deskripsi objek, tetapi juga mengenai pemahaman konteks dan makna
eksistensial manusia dalam dunia.
3. Alfred Schutz: Sebagai tokoh fenomenologi sosial, Schutz memperkenalkan
fenomenologi ke dalam ilmu sosial. Ia menekankan pentingnya memahami dunia
sosial dari perspektif orang yang mengalami fenomena tersebut, dan konsep
"konstruk sosial realitas."
4. Maurice Merleau-Ponty: Memperkenalkan konsep fenomenologi tubuh
(phenomenology of the body), Merleau-Ponty menekankan pentingnya tubuh
dalam pengalaman manusia. Ia menunjukkan bahwa tubuh bukan hanya objek,
tetapi juga subjek dalam pengalaman.
5. Max van Manen: Ahli pendidikan dan peneliti fenomenologi, van Manen
menyumbangkan konsep "menghirup makna" (meaning making) dalam penelitian
fenomenologi pendidikan. Ia menekankan pentingnya menangkap esensi dan
makna pengalaman subjektif.
6. Giorgi Amedeo: Mengembangkan pendekatan fenomenologi eksistensial-
humanistik, Giorgi fokus pada pemahaman mendalam terhadap makna subjektif
individu dalam konteks pengalaman hidup.
7. Colaizzi Ronald: Colaizzi mengembangkan metode analisis fenomenologi yang
melibatkan serangkaian langkah sistematis untuk menggali makna dari data.
Metode ini termasuk pengumpulan data, pembentukan tema, dan abstraksi esensi.

Penting untuk diingat bahwa fenomenologi memiliki berbagai pendekatan dan


interpretasi, dan pandangan para ahli tersebut dapat memberikan wawasan yang
berbeda tergantung pada konteks dan fokus penelitian masing-masing.

C. KONSEP DASAR PENELITIAN FENOMENOLOGI


Penelitian fenomenologi memiliki konsep dasar yang penting untuk dipahami oleh peneliti
yang menerapkan pendekatan ini. Beberapa konsep dasar fenomenologi melibatkan:

1. Epoche (Penangguhan Penilaian): Konsep ini mengacu pada kemampuan peneliti untuk
menangguhkan atau menangguhkan penilaian, prekonsepsi, atau prasangka pribadi mereka
selama proses penelitian. Epoche memungkinkan peneliti untuk memahami fenomena
sebagaimana adanya, tanpa terpengaruh oleh pandangan atau interpretasi sebelumnya.
2. Reduksi Fenomenologis: Reduksi fenomenologis melibatkan upaya peneliti untuk
memusatkan perhatian pada pengalaman langsung dan menghilangkan interpretasi teoretis
atau konsep-konsep umum. Ini bertujuan untuk memperoleh akses yang lebih langsung ke
makna fenomena yang dihadapi responden.
3. Deskripsi Mendalam (Phenomenological Description): Penelitian fenomenologi
menekankan pada deskripsi yang mendalam dan rinci terhadap pengalaman hidup subjek
penelitian. Ini melibatkan proses merekam secara detail tentang bagaimana orang mengalami
fenomena tertentu.
4. Essence (Esensi): Esensi mengacu pada inti atau hakikat dari suatu fenomena. Dalam
penelitian fenomenologi, peneliti berusaha untuk mengidentifikasi dan memahami esensi dari
pengalaman subjektif yang diteliti. 085273031668, 087884595813
5. Intersubjektivitas: Fenomenologi mengakui bahwa pengalaman manusia dapat dibagikan
dan dipahami oleh orang lain. Intersubjektivitas merujuk pada kemampuan untuk memahami
dan menggambarkan pengalaman manusia secara bersama-sama, bahkan jika pengalaman
tersebut bersifat subjektif.
6. Partisipasi Aktif Peneliti: Penelitian fenomenologi melibatkan partisipasi aktif peneliti
dalam interaksi dengan responden. Ini dapat mencakup wawancara mendalam, observasi,
atau interaksi langsung untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
7. Abstraksi Esensi (Essentialization): Proses abstraksi esensi melibatkan pengidentifikasian,
pemilihan, dan penguraian esensi dari data yang dikumpulkan. Ini membantu peneliti untuk
merinci esensi dari fenomena dan membuatnya lebih mudah dipahami.
8. Keterbukaan (Openness): Penelitian fenomenologi menuntut keterbukaan peneliti terhadap
berbagai kemungkinan makna dan esensi yang muncul selama proses penelitian. Keterbukaan
ini mendukung penemuan makna baru dan pemahaman yang lebih mendalam.
9. Bridling (Sabar dan Menahan Diri): Penelitian fenomenologi membutuhkan kesabaran dan
kemampuan untuk menahan diri dari membuat kesimpulan sebelum proses penelitian selesai.
Peneliti diharapkan untuk membimbing diri mereka sendiri agar tidak terjebak dalam
penilaian atau interpretasi sebelumnya.

Paham akan konsep-konsep dasar ini membantu peneliti mengambil pendekatan yang tepat
dan merancang penelitian fenomenologi dengan cara yang konsisten dengan prinsip-prinsip
inti dari pendekatan ini.
Kesimpulan

Kesimpulan penelitian fenomenologi dapat bervariasi tergantung pada


subjek dan konteks penelitian tersebut. Namun, secara umum, kesimpulan
penelitian fenomenologi akan mencoba untuk menggambarkan esensi dari
fenomena yang diteliti dan memberikan pemahaman yang mendalam
tentang pengalaman subjek.

Beberapa elemen yang mungkin termasuk dalam kesimpulan penelitian


fenomenologi adalah:

1. Deskripsi Fenomena:.
2. Struktur dan Pola:
3. Esensi atau Inti:
4. Variasi Individu:
5. Relevansi dan Implikasi:
6. Refleksi Peneliti:
7. Keterbatasan Penelitian:
8. Saran untuk Penelitian Lanjutan:
 .

Penting untuk diingat bahwa kesimpulan penelitian fenomenologi tidak


bersifat generalisasi statistik seperti pada penelitian kuantitatif. Sebaliknya,
fokusnya lebih pada pemahaman mendalam dan kontekstual dari
pengalaman subjek.

Anda mungkin juga menyukai