Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aditya Lutfi Nanda Prasetya

Nim : 1102418057
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kualitatif
Dosen Pengampu :. Dr. Budiyono, M. S.

PENELITIAN KUALITATIF GENRE FENOMOLOGI

1. Kategorisasi Metode Penelitian


 Metode Penelitian Kuantitatif
 Metode Penelitian Kualitatif
 Metode Penelian Campuran (Mix Methods)
2. Istilah Penelitian kualitatif
 Qualitative Method (Watt & Berg)
Qualitative Research (QR) thus refers to the meaning,
consepts,definitions,characteristics, methapors, symbol, and descriptions of
thing
 Interpretive Paradigm (Lindloft)
 Naturalistic Inquiry (Cresswell)
 Paradigma Konstruktivitas (Hidayat)
 Paradigma Pascapositivisme ( Rakhmat)
 Perspektif Subjektif (Mulyana)
Pendekatan (Mulyana,Rakhmat) – Tradisi (Creswell) – Teori (Hidayat)
3. Kategorisasi Metode Penelitian Kualitatif 1
 Interaksi Simbolik
 Fenomenologi
 Etnometodologi
 Etnografi
 Studi Kultural
 Studi Kasus
 Biografi
4. Kategorisasi Metode Penelitian Kualitatif 2 (Noeng Muhajir)
 Positifistik
 Positivistik Modern
 Post Positivistik
 Kritis
5. Kategorisasi Metode Penelitian Kualitatif 1 (Mujia Rajardja)
 Etnografi
 Studi Kasus
 Studi Dokumen
 Pengalaman Alami
6. Kategorisasi Metode Penelitian Kualitatif 1 (KITA)
 Fenomonologik
 Hermeneutik
 Deskriptif Naturalistik
 Lainnya (Sejarah,Biografi, dll )
7. Fenomologi
Fenomonologi merupakan istilah generic untuk merujuk kepada semua pandangan
ilmu sosial yang menempatkan kesadaran manusia dan makna subjektifnya sebagai
fokus untuk memahami tindakan sosial. Fenomonologi tidak berasumsi bahwa
peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka.
Inkuiri fenomonologis memulai dengan diam. Diam merupakan Tindakan untuk
menangkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti. Mereka berusaha untuk masuk
kedalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikain rupa sehingga
mereka mengeri apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh
mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari (Moleong)
8. Latar Belakang Metode Fenomologi
Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi metode fenomonologi yaitu dominasi
positivistic, ilmu dan ilmiah, positivistic menurut auguste comte yaitu kritik terhadap
pendekatan teologis (mitologis) dan metafisik dalam pikiran manusia serta positif
yang berarti pasti,yakin, jelas, dan factual.
Latarbelakang lainnya yaitu pandangan metode fenomologi menurut Edmund Hasserl
yaitu sains atau ilmu positivisme telah memisahkan diri dari realitas sehari-hari atau
subjek dalam diri manusia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian fenomologi meneliti terhadap realitas
makna subjektif manusia terhadap objek. Realitas subjek tersebut dapat dipengaruhi
oleh berbagai hal seperti ideologis, pengalam pribadi, hingga kepentingan subjektif.
 Contohnya ialah penelitian tentang persepsi makna “MERDEKA BELAJAR”
bagi para guru yaitu yang diteliti bukan makna merdeka belajar menurut
kamus atau menurut peraturan tetapi makna yang dikonstruksi para guru
tentang merdeka belajar
9. Fokus Peneliti
Penelitian Kualitatif Fenomonologis memfokuskan peneliti terhadap kesedaran dan
makna yang ada dalam diri subjek terhadap objek (bukan objek itu sendiri).
Sedangkan Penelitian Kualitatif Deskriptif Naturalistik memfokuskan peneliti adalah
objek sosial secara alami.
10. Realitas dalam Metode Fenemologi
 Objektivikasi subjektif (subjek yang diteliti)
 Bukan Subjektif Peneliti
 Menurut fenomenologis realitas suatu gejala atau fenomena ada di dalam diri
subjek pendukungnya bukan berada pada objek secara objektif dan bebas nilai.
11. Pengumpulan Data Pada Studi Fenomologi
12.
13. Analisis Data
 Dimulai dengan peneliti mendeskripsikan pengalaman secara menyeluruh
 Peneliti menemukan pernyataan dalam wawancara tentang bagaiman orang-
orang memahami topik, rinci peryataan-peryataan tersebut (horisonalisasi
data) dan perilaku setiap pernyataan memiliki nilai yang setara, serta
mengembangkan rincian tersebut dengan tidak melakukan pengulangan atau
tumpang tindih.
 Penyataan tersebut dikelompokkan ke dalam unit-unit bermakna dan dirinci
oleh peneliti secara tekstual tentang pengalaman tersebut beserta contoh-
contohnya.
 Pemikiran direfleksikan menggunakan variasi imajinatif (imaginative
variation) atau deskripsi structural (scructural description) mencari
keseluruhan makna yang memungkinkan dan melalui perspektif yang divergen
(divergent atas gejala (phenomenon) dan mengkonstruksikan tentang
bagaimana gejala tersebut dialami
 Peneliti kemudian mengkonstruksikan seluruh penjelasannya tentang makna
dan esensi pengalamannya
 Proses tersebut merupakan Langkah awal peneliti mengungkapkan
pengalaman dan kemudian diikuti pengalaman seluruh partisipan. Setelah
semua itu dilakukan, kemudian tulislah deskripsi gabungannya (composite
description) (creswell, 1998:147-150)

Anda mungkin juga menyukai