Anda di halaman 1dari 2

METODOLOGI PENELITIAN

KUALITATIF

Nama : Krisbaya Bayu Firdaus


NIM : 1102418004
Rombel :1

NARASI FENOMENOLOGI

Kategorisasi metodologi penelitian kualitatif umumnya banyak kategori namun kategorisasi


metodologi penelitian kualitatif yang akan digunakan adalah fenomenologik, hermeneutic, deskriptif
naturalistic dan lainnya (sejarah, biografi, dll).
Fenomenologi yaitu istilah generic / umum untuk merujuk kepada semua pandangan ilmu
sosial yang menempatkan kesadaran manusia dan makna subjektifnya sebagai focus untuk
memahami tindakan sosial. Jadi kesadaran dan makna subjektif manusia menjadi focus perhatian
para fenomenolog atau dalam studi-studi fenomenologi. Studi fenomenologi atau pendekatan
fenomenologi dilatar belakangi oleh kenyataan pada dominansi positivistic dalam pengembangan
science, sains, ilmu dan ilmiah yang dipenuhi oleh pendekatan positivistic. Positivistic/positivisme
dikembangkan oleh Auguste Comte yang pada awal berkembanganya membahas tentang filsafat
terhadap alam pikiran manusia yang terdiri dari yaitu pendekatan teologis (mitologis) dan metafisik
dalam alam pikiran manusia. Pendekatan positif diartikan sebagai kepastian, keyakinan, jelas dan
factual.
Fenomenologi yang dikembangkan oleh Edmund Hasserl yang awalnya mengkritik tentang
perkembangan sains atau ilmu positivisme dinilai sudah memisahkandiri dari realitas kehidupan
sehari-hari pada diri subjek/manusia sebagai pemiliki ilmu. Realitas itu disebut fenomenon,
fenomenon itu disebut subjektif bukan nomenon yang objektif jadi ralitas ada dalam diri subjek
bukan pada diri objek. Misalnya saat kita berhubungan baik kata-kata yang dianggap kasar dalam
keadaan ini dianggap symbol keakraban beda lagi saat kita sedang tidak berhubungan baik maka
kata-kata kasar akan dianggap sebagai symbol kebencian. Jadi penelitian fenomenologi itu meneliti
realitas makna subjektif manusia terhadap objek. Ralitas subjektif ini dipengaruhi oleh keyakinan
idiologis, pengalaman probadi, kepentingan subjektif, dll.
Contoh penelitian tentang persepsi makna “Merdeka Belajar” bagi para guru di suatu tempat.
Disini yang diteliti itu bukan makna merdeka belajar menurut kamus atau menurut peraturan tetapi
makna yang dikonstruksi para guru tentang merdeka belajar , bukan maknayang dicetuskan oleh
beberapa ahli yang nantinya akan memunculkan sejumlah kategori.
Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orangorang yang
sedang diteliti oleh mereka. Pendekatan fenomenologis memulai pendekatan dengan diam. Diam
disini merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti. Mereka
berusaha untuk masuk kedalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedmikian rupa
sehingga mereka mengerti apa dan bagaiman asuatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka
di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
Pada focus penelitian kualitatif fenomenologis focus peneliti adalah kesadaran dan makna
yang ada dalam diri subjek terhadap objek (bukan objek itu sendiri). Yang diteliti pada metodologi
fenomenologi yaitu realitas, realitas pada penelitian metodologi fenomenologi pada objektivasi
subjektif (subjek yang diteliti). Yang diteliti bukan subjektif peneliti. Menurut fenomenologis realitas
suatu gejala atau fenomena ada di dalam diri subjel pendukungnya bukan berada pada objek secara
objektif dan bebas nilai.
Pengumpulan data pada studi fenomenologi dimulai dari setting lokasi, membangun akses,
menentukan sampling, pengumpulan data, pencatatan informasi, pengumpulan kembali pada isu-
isu pengumpulan data dan yang terakhir memberikan data (storing data). Pada analisis data peneliti
memulaidengan mendeskripsikan secara menyeluruh pengalamannya. Kemudian peneliti
menemukan pernyataan (dalam wawancara) tentang bagaimana orang-orang memahami topikrinci
pernyataan-penyataan tersebut dan perlakukan setiap pernyataan memiliki nilai yang setara, serta
mengembangkan rincian tersebut dengan tidak melakukan pengulangan. Pernyataan-pernyataan
tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam unit-unit bermakna, peneliti merinci unit-unit tersebut
dan menuliskan penjelasan teks tentang pengalamannya. Peneliti kemudian merefleksi
pemikirannya dan menggunakna variasi imajinatif atau deskripsi structural, mencari keseluruhan
makna yang memungkinkan dan melalui perspektif yang divergen, mempertimbangkan kerangka
rujukan atas gejala tersebut dialami. Peneliti kemudian mengkonstruksi seluruh penjelasannya
tentang makna dan esensi pengalamnnya. Proses tersebut merupakan langkah awal peneliti untuk
mengungkapkan pengalamannya dan kemudian diikuti pengalaman seluruh partisipan. Setelah
semua itu dilakukan, kemudian tulislah deskripsi gabungannya.

Anda mungkin juga menyukai