Kategorisasi metodologi penelitian kualitatif umumnya banyak kategori namun kategorisasi
metodologi penelitian kualitatif yang akan digunakan adalah fenomenologik, hermeneutic, deskriptif naturalistic dan lainnya (sejarah, biografi, dll). Fenomenologi yaitu istilah generic / umum untuk merujuk kepada semua pandangan ilmu sosial yang menempatkan kesadaran manusia dan makna subjektifnya sebagai focus untuk memahami tindakan sosial. Jadi kesadaran dan makna subjektif manusia menjadi focus perhatian para fenomenolog atau dalam studi-studi fenomenologi. Studi fenomenologi atau pendekatan fenomenologi dilatar belakangi oleh kenyataan pada dominansi positivistic dalam pengembangan science, sains, ilmu dan ilmiah yang dipenuhi oleh pendekatan positivistic. Positivistic/positivisme dikembangkan oleh Auguste Comte yang pada awal berkembanganya membahas tentang filsafat terhadap alam pikiran manusia yang terdiri dari yaitu pendekatan teologis (mitologis) dan metafisik dalam alam pikiran manusia. Pendekatan positif diartikan sebagai kepastian, keyakinan, jelas dan factual. Fenomenologi yang dikembangkan oleh Edmund Hasserl yang awalnya mengkritik tentang perkembangan sains atau ilmu positivisme dinilai sudah memisahkandiri dari realitas kehidupan sehari-hari pada diri subjek/manusia sebagai pemiliki ilmu. Realitas itu disebut fenomenon, fenomenon itu disebut subjektif bukan nomenon yang objektif jadi ralitas ada dalam diri subjek bukan pada diri objek. Misalnya saat kita berhubungan baik kata-kata yang dianggap kasar dalam keadaan ini dianggap symbol keakraban beda lagi saat kita sedang tidak berhubungan baik maka kata-kata kasar akan dianggap sebagai symbol kebencian. Jadi penelitian fenomenologi itu meneliti realitas makna subjektif manusia terhadap objek. Ralitas subjektif ini dipengaruhi oleh keyakinan idiologis, pengalaman probadi, kepentingan subjektif, dll. Contoh penelitian tentang persepsi makna “Merdeka Belajar” bagi para guru di suatu tempat. Disini yang diteliti itu bukan makna merdeka belajar menurut kamus atau menurut peraturan tetapi makna yang dikonstruksi para guru tentang merdeka belajar , bukan maknayang dicetuskan oleh beberapa ahli yang nantinya akan memunculkan sejumlah kategori. Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orangorang yang sedang diteliti oleh mereka. Pendekatan fenomenologis memulai pendekatan dengan diam. Diam disini merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti. Mereka berusaha untuk masuk kedalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedmikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaiman asuatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Pada focus penelitian kualitatif fenomenologis focus peneliti adalah kesadaran dan makna yang ada dalam diri subjek terhadap objek (bukan objek itu sendiri). Yang diteliti pada metodologi fenomenologi yaitu realitas, realitas pada penelitian metodologi fenomenologi pada objektivasi subjektif (subjek yang diteliti). Yang diteliti bukan subjektif peneliti. Menurut fenomenologis realitas suatu gejala atau fenomena ada di dalam diri subjel pendukungnya bukan berada pada objek secara objektif dan bebas nilai. Pengumpulan data pada studi fenomenologi dimulai dari setting lokasi, membangun akses, menentukan sampling, pengumpulan data, pencatatan informasi, pengumpulan kembali pada isu- isu pengumpulan data dan yang terakhir memberikan data (storing data). Pada analisis data peneliti memulaidengan mendeskripsikan secara menyeluruh pengalamannya. Kemudian peneliti menemukan pernyataan (dalam wawancara) tentang bagaimana orang-orang memahami topikrinci pernyataan-penyataan tersebut dan perlakukan setiap pernyataan memiliki nilai yang setara, serta mengembangkan rincian tersebut dengan tidak melakukan pengulangan. Pernyataan-pernyataan tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam unit-unit bermakna, peneliti merinci unit-unit tersebut dan menuliskan penjelasan teks tentang pengalamannya. Peneliti kemudian merefleksi pemikirannya dan menggunakna variasi imajinatif atau deskripsi structural, mencari keseluruhan makna yang memungkinkan dan melalui perspektif yang divergen, mempertimbangkan kerangka rujukan atas gejala tersebut dialami. Peneliti kemudian mengkonstruksi seluruh penjelasannya tentang makna dan esensi pengalamnnya. Proses tersebut merupakan langkah awal peneliti untuk mengungkapkan pengalamannya dan kemudian diikuti pengalaman seluruh partisipan. Setelah semua itu dilakukan, kemudian tulislah deskripsi gabungannya.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Paradigma Penelitianmerupakan Kerangka Berpikir Yang Menjelaskan Bagaimana Cara Pandang Peneliti Terhadap Fakta Kehidupan Sosial Dan Perlakuan Peneliti Terhadap Ilmu Atau Teori