Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 3

RESUME METODE PENELITIAN


“Jenis-jenis Penelitian dengan Pendekatan Kualitatif (Fenomenologi,
Etnometdologi, dan Etnografi)”
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Firman, M.S.,Kons.

Disusun oleh :

Elvira Linanda Putri (23151051)

PRODI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
A. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

objekialamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono : 2005).

Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang menekankan pencarian

makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun deskripsi tentang

suatu fenomena; fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik; mengutamakan

kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara narratif. Dari sisi lain

dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah

untuk menemukan jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui

aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan menggunakan pendekatan

kulitatif.

Lebih jauh, Denzin and Lincoln (2000) menekankan bahwa dalam penelitian

kualitatif menggunakan dua pendekatan, yaitu interpretatif dan naturalistik. Ini

berarti mempelajari sesuatu dalam setting alami mereka, dan mencoba membuat

pengertian atau interpretasi fenomena dalam konteks makna mereka. Pemahaman

makna tentang sesuatu dengan menggunakan penelitian kualitatif selalu

manempatkan subjek penelitian dalam posisi yang sama dengan peneliti,

membangun kesamaan untuk menciptakan interaksi yang menyenangkan, sehingga

subjek penelitian seakanakan merasakan peneliti sudah bagian dari kehidupan nya.

1. Penelitian Fenomenologi

Phenomenology (Inggris) berasal dari “phainomenon” dan

“logos”(Yunani). Phainomenon berasal dari kata “phaenoo”, yang berarti

membuat kelihatan atau membuat tampak. Secara umum phaenomenon berarti


tampak atau memperlihatkan. Logos adalah ilmu atau ucapan. Dengan demikian,

fenomenologi dapat diartikan ilmu ilmu tentang fenomena yang menampakkan

diri dari kesadaran peneliti. Dalam arti luas, fenomenologi adalah ilmu tentang

gejala atau halhal apa saja yang tampak.

Fenomenologi sebagai salah satu bentuk penelitian kualitatif tumbuh dan

berkembang dalam bidang sosiologi, menjadikan pokok kajiannya fenomena

yang tampak sebagai subjek penelitian, namun bebas dari unsur syak wasangka

atau subjektivitas peneliti. Peneliti berupaya seoptimal mungkin mereduksi dan

memurnikan sehingga itulah gambaran makna fenomena yang sesungguhnya.

Alfred Schultz, dkk. mencoba mengembangkan fenomenologi sosial sebagai

menjembatani Edmund Husserl yang lebih fenomenologi filsafat.

a. Karakteristik

Bogdan dan Biklen (1982) mengemukakan bahwa fenomenologi

merupakan suatu tipe/jenis penelitian kualitatif yang berusaha memahami

makna dari suatu peristiwa dan interaksi orang dalam situasi tertentu.

Beberapa karakteristik penelitian fenomenologi sebagai berikut:

1) Tidak berasumsi mengetahui apa makna sesuatu bagi manusia yang

akan diteliti, mereka mempelajari sesuatu itu (Douglas, 1976).

2) Memulai penelitian dengan “keheningan/diam”, untuk menangkap

makna yang sesungguhnya dari apa yang diteliti (Psathas, 1973).

3) Menekankan aspekaspek subjektif dari tingkah laku manusia; peneliti

mencoba masuk di dalam dunia konseptual subjek agar mengerti


bagaimana dan apa makna yang mereka konstruk di sekitar peristiwa

dalam kehidupan seharihari mereka (Geertz, 1973).

4) Ahli fenomenologi memercayai bahwa dalam kehidupan manusia

banyak cara yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan

pengalaman manusia, melalui interaksi seseorang dengan orang lain dan

ini merupakan makna pengalaman realitas (Greene,1978). Sebagai

konsekuensinya, realitas dikonstruksi secara sosial.

5) Semua cabang penelitian kualitatif meyakini bahwa untuk memahami

subjek adalah dengan melihatnya dari sudut pandang mereka sendiri.

Walaupun demikian, fenomenologi tidak seradikal itu. Mereka

menekankan subjektif, tetapi mereka tidak menyangkal bahwa realitas

“di luar sana” ada yang mendesak dan menolak manusia, mampu

menolak tindakan ke arah itu (Blumer,1980) .

b. Langkah-langlah Penelitian

Desain penelitian fenomenologi, seperti juga penelitian kualitatif yang

lain tidaklah sekaku penelitian kuantitatif. Desain lebih fleksibel dan

mungkin juga berubah pada waktu di lapangan seandainya ditemukan halhal

baru dan prinsipiel. Di antara langkahlangkah yang perlu mendapat

perhatian sebagai berikut:

1) Temukan fenomena penelitian yang wajar diteliti melalui penelitian

kualitatif.

2) Analisis fenomena tersebut apakah cocok diungkap melalui

fenomenologi. Apakah fenomena tersebut berkaitan dengan interaksi


manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok yang

menggunakan alat, tanda, atau simbol dalam berkomunikasi? Andai kata

jawaban “ya” dan tujuan penelitian adalah untuk memerikan dan

menggambarkan interaksi tersebut, maka fenomenologi wajar

digunakan.

3) Tentukan subjek yang diteliti dan konteks yang sesungguhnya.

4) Pengumpulan data ke lapangan.

5) Pembuatan catatan, termasuk foto.

6) Analisis data.

7) Penulisan laporan. Analisis data telah berlangsung sejak awal penelitian,

reduksi data dan triangulasi data (termasuk di dalam reduksi

fenomenologis, reduksi eidetis, dan reduksi transendental), sehingga

penggambaran fenomena yang sesungguhnya dilakukan secara teliti dan

hati-hati.

2. Penelitian Etnometodologi

Etnometodologi merupakan salah satu strategi penemuan dalam penelitian

kua litatif dalam bidang sosiologi pada awalnya, yang mecoba mempelajari

bagaimana perilaku sosial dapat digambarkan sebagaimana adanya. Anne Rawls

menyatakan bahwa kata etnometodologi dapat diperinci menjadi: Ethno, dan

method serta ology. “Ethno” menunjuk kepada anggota kelompok sosial atau

budaya, sedangkan “method” dapat diartikan sebagai cara atau metode yang

digunakan untuk memahami tindakan sosial dan praktik sosial sehing ga dapat

dikenali. Adapun “ology”, sebagai bagian dari kata sosiologi, yang dapat
dimaknai dengan “studi mengenai”. Oleh karena itu, etnometodologi dapat

diartikan sebagai studi mengenai cara-cara anggota masyarakat (komunitas)

memahami kegiatan sosial mereka seharihari.

Etnometodologi dalam strategi penemuan didasarkan pada keadaan sehari-

hari, atau aktivitas dan interaksi sosial yang bersifat rutin dengan menggunakan

akal sehat. Etnometodologi merupakan suatu studi mengenai bagaimana seorang

individu dalam masyarakat berbuat, bertindak, berkreasi, serta memahami hidup

keseharian mereka.

a. Keuntungan dan Kelebihan Etnometodologi

Beberapa keuntungan etnometodologi sebagai berikut :

1) Longitudinal.

Tipe penelitian ini dapat di desain secara longitudinal, sehingga

memungkinkan untuk menemukan hasil penelitian yang lebih

dipercaya. Dengan menggunakan observasi, peneliti etnometodologi

dapat mencatat secara teliti semua perubahan yang berlangsung atau

sebagaimana yang mereka lakukan dan tidak harus mempercayakan

pada daya ingat partisipan. Dengan observasi yang andal dan

menggunakan waktu yang agak lama serta analisis data yang benar dan

teliti, hasil temuan penelitian jauh lebih baik.

2) Mempelajari tingkah laku nonverbal sama baiknya dengan verbal.

Etnometodologi lebih menekankan pada analisis percakapan (verbal dan

nonverbal) sehingga betulbetul dapat dipahami bagaimana sumber


informasi membuat pengertian tentang suatu pertanyaan dan mengapa

mereka berbuat seperti cara yang mereka lakukan.

3) Etnometodologi menyediakan suatu pemahaman bahwa konsistensi

yang lebih baik dicapai dengan mengikuti akal sehat.

Beberapa kekurangan etnometodologi sebagai berikut :

1) Produk. Etnometodologi tidak baik dipilih dan digunakan kalau

seseorang tertarik untuk mempelajari beberapa produk sosial sekaligus.

Etnometodologi lebih menekankan pada proses interaksi sosial. Oleh

karena itu, tidaklah mungkin dilakukan terhadap beberapa produk

interaksi sosial sekaligus. Satu bentuk gejala sosial yang sama pada

kelompok individu yang berbeda dan waktu yang berlainan belum tentu

disebabkan oleh latar belakang dan penyebab yang sama maupun

interaksi sosial yang sama.

2) Kurang cocok digunakan untuk mempelajari skala yang lebih luas.

Berhubung karena etnometodologi menekankan penemuan makna

melalui pro ses interaksi yang sesungguhnya, maka penelitian

etnometodologi tidak dapat dilakukan dalam skala yang luas, seperti

penarikan sampel dan populasi dalam penelitian kuantitatif

b. Langkah – Langkah Penelitian Etnometodologi

1) Masalah/fenomena interaksi sosial

2) Verifikasi dan pengumpulan data

3) Analisis data

4) Penyusunan laporan
3. Penelitian Etnografi

Ethnography merupakan gabungan dari dua kata, yaitu ethno dan

graphic. Ethno berarti orang atau anggota kelompok sosial atau budaya,

sedangkan graphic berarti tulisan atau catatan. Jadi, secara literer

ethnography berarti menulis/catatan tentang orang atau anggota kelompok

sosial dan budaya. Dalam arti luas merupakan suatu studi tentang

sekelompok orang untuk menggambarkan kegiatan dan pola sosiobudaya

mereka. Etnografi bukan deskripsi tentang kehidupan masyarakat dalam

keberagaman situasinya, melainkan menyajikan pandangan hidup subjek,

cara mereka memandang kehidupannya, cara mereka memandang

perilakunya dalam keseharian, cara mereka berinteraksi dan sebagainya.

Etnografi merupakan suatu bentuk penelitian yang terfokus pada makna

sosiologis diri individu dan konteks sosial–budayanya yang dihimpun

melalui observasi lapangan sesuai dengan fokus penelitian.

Beberapa pendapat ahli sebagai berikut :

➢ Etnografi adalah seni dan ilmu dalam mendeskripsikan suatu kelompok

atau kebudayaan. Deskripsinya mungkin begitu kelompok suku kecil di

tanah eksotik atau ruang kelas di pinggiran kota kelas menengah. (David

M. Fetterman, 1998 dalam Genzuk, 2005, 1).

➢ Etnografi secara harafiah berarti “potret suatu bangsa”. Etnografi adalah

deskripsi tertulis tentang budaya tertentu—adat istiadat, kepercayaan,

dan perilaku mereka—berdasarkan informasi yang dikumpulkan

melalui kerja lapangan” (Marvin arris Orna Johnson, 2000).


➢ Etnografi biasanya mengacu pada bentuk penelitian sosial yang

memiliki sejumlah ciri berikut:

• penekanan yang kuat pada eksplorasi sifat fenomena sosial tertentu,

bukan pada eksplorasi sifat fenomena sosial tertentu berangkat untuk

menguji hipotesis tentang mereka.

• kecenderungan untuk bekerja terutama dengan data yang “tidak

terstruktur”, yaitu data yang belum terstruktur dikodekan pada titik

pengumpulan data dalam kaitannya dengan serangkaian kategori

analitik yang tertutup.

• investigasi sejumlah kecil kasus, mungkin hanya satu kasus,

detailnya.

• analisis data yang melibatkan interpretasi eksplisit mengenai makna

dan fungsi tindakan manusia, yang produknya terutama berupa

deskripsi verbal dan penjelasan, dengan kuantifikasi dan analisis

statistik memainkan peran bawahan paling banyak (Paul Atkinson &

Martyn Hammersley, dalam Norman K. Denzin & Yvonna S.

Lincoln, 1994).

a. Ciri khas penelitian Etnografi

1) Eksplorasi terhadap sebuah fenomena sosial.

2) Lebih suka bekerja dengan data yang tak berstruktur, data yang tidak

ada kode, dan masih ada peluang untuk analisis tertentu.

3) Fokus pada satu kasus.


4) Analisis data dengan interprestasi makna dan fungsi, tanpa harus

memanfaatkan data kuantifikasi.

b. Langkah-langkah Penelitian Etnografi

1) Identifikasi dan Pemilihan Suatu Masalah serta Penentuan Fokus

Etnografi

Peneliti pada awal kegiatannya perlu terlebih dahulu melakukan

identifikasi dan pemilihan masalah serta fakus penelitian yang dapat

diungkap melalui penelitian etnografi. Dalam pemilihan masalah perlu

dipertimbangkan dengan matang bahwa peneliti akan mendeskripsikan

orang atau sekelompok orang serta interaksi mereka dalam budayanya.

Pendeskripsian bukanlah penggambaran dari jauh, melainkan dari

dekat; menyajikan pandangan hidup informan/subjek, cara mereka

memandang kehidupannya, cara mereka memandang perilakunya dalam

keseharian, atau cara mereka berinteraksi antara satu dengan yang lain

dalam budayanya.

2) Mendesain Setting dan Kegiatan Etnografi

Dilanjutkan dengan mendesain setting, kegiatan dan pertanyaan

etnografi, yang akan berkembang selama di lapangan.

3) Pengumpulan Data

Baru kemudian mengumpulkan data, dan membuat catatan lengkap

etnografi, menganalisis data dan model interaksi serta pada akhirnya

menulis laporan etnografi.


4) Membuat Catatan Mendetail

Prosedur penelitian etnografi hendaklah menampilkan deskripsi yang

mendetail tentang tema atau perspektif yang bersumber dari fenomena

dan interaksi individu atau kelompok dalam budayanya. Demikian juga

dengan intepretasinya. Oleh karena itu, baik tema maupun interpretasi

dideskripsikan secara mendalam dan mendetail, dalam konteks yang

sesungguhnya, terfokus pada makna sosiologis dan antropologis diri

individu dan sosialbudayanya.

5) Analisis dan Model Interaksi

6) Menulis Etnografi

Anda mungkin juga menyukai