Anda di halaman 1dari 3

1.

Metode penelitian etnografi adalah penelitian yang mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang
tersedia dalam budaya yang selanjutnya digunakan untuk berkomunikasi oleh individu

didalamnya yang menjadi bagian dari kehidupan bermasyarakat. Metode etnografi


menginterpretasikan kelompok sosial, sistem yang berlaku dan peran yang dijalankan, serta
interaksi sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat. Metode etnografi biasanya digunakan
untuk berfokus pada kegiatan atau ritual tertentu didalam masyarakat, bahasa,

kepercayaan, cara-cara hidup dan lain sebagainya. Istilah Etnografi berasal dari kata
ethno (bangsa) dan graphy (menguraikan). Etnografi, yang berakar dari antropologi adalah
sebuah pendekatan yang digunakan untuk memahami cara orang-orang dalam 1 komunitas
berinteraksi dan yang teramati dalam kehidupan sehari-hari. Etnografi digunakan untuk
meneliti perilaku-perilaku manusia berkaitan dengan perkembangan teknologi komunikasi
dalam setting sosial dan budaya tertentu. Tujuan penelitian etnografi adalah: 1. Untuk
memahami rumpun manusia. Dalam hal ini, etnografi berperan dalam menginformasikan
teori-teori ikatan budaya; menawarkan suatu strategi yang baik untuk menemukan teori
grounded. 2. Etnografi ditujukan guna melayani manusia yakni meyuguhkan problem solving
bagi permasalahan di masyarakat, bukan hanya sekadar untuk ilmu. Ciri-ciri etnografi: 1.
Observatory participant—sebagai teknik pengumpulan data 2. Field Note memegang
peranan penting 3. Jangka waktu penelitian yang relatif lama, berada dalam setting tertentu
4. Wawancara yang mendalam dan tak terstruktur serta mengikutsertakan interpretasi
penelitinya. Ada dua tipe etnografi yaikni etnografi realis dan etnografi kritis. Etnografi
realis,dimana peneliti berperan sebagai pengamat”objektif” merekam fakta dengan sikap
yang tidak memihak. Sedangkan etnoError! Hyperlink reference not valid.grafi kritis,dimana
studinya diarahkan untuk meneliti sistem kultural dari kekuasaan,hak istimewa,dan otoritas
dalam masyarakat untuk menyuarakan aspirasi kaum marjinal dari berbagai kelas,ras dan
gender.
2. Metode penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada
didalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar belakang,
keadaan, dan interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada suatu kesatuan sistem yang
bisa berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang ada pada

keadaan atau kondisi-kondisi tertentu.proses mengkaji/menelaah sebuah kasus tertentu


dalam konteks kehidupan nyata kontemporer, hasil akhirnya adalah HASIL dari proses
pengkajian. Studi kasus akan berfokus pada kasus2 ekstrim/extraordinary. Unit analisisnya
adalah kasus itu sendiri. Dapat berupa 1 individu, maupun beberapa individu yang memiliki
kasus yang serupa. Ada dua jenis studi kasus,yakni intrinsic case study dan instrumental
study. Intrinsik case study ditempuh oleh peneliti yang ingin lebih memahami sebuah kasus
tertentu. Kasus ini menarik minat peneliti sehingga diperlukan penggalian data untuk
memahaminya secara detail. Tujuannya bukan untuk memahami konstruk abstrak atau
fenomena umum tertentu, bukan untuk merumuskan suatu teori. Sedangkan instrumental
study digunakan untuk meneliti suatu kasus tertentu agar tersaji sebuah perspektif tentang
isu atau perbaikan suatu teori. Dalam hal ini kasus bukan minat utama; kasus memainkan
peranan suportif, yang memudahkan pemahaman kita tentang sesuatu yang lain. Sering
digunakan untuk mencari kesamaan/pola dari sebuah peristiwa yang sering
muncul/berulang
3. Bertujuan menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi
tertentu. Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu
proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory
adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa
dipelajari. Digunakan oleh peneliti yang tidak ingin memiliki asumsi/dugaan awal thd
pertanyaan penelitiannya. Digunakan untuk penelitian yang terkendala oleh keterbatasan
referensi/acuan. Digunakan untuk peneliti yang ingin mengembangkan sebuah teori
berdasarkan hasil temuannya nanti. Sangat membutuhkan waktu dan melewati sebuah
proses. Membutuhkan pengalaman, sehingga sering digunakan oleh para expert.
4. Penelitian fenomenologi merupakan suatu pendekatan dimana peneliti melakukan observasi
terhadap partisipan untuk mengungkap konsep/fenomena pengalaman yang terjadi pada
hidup partisipan tersebut. Fenomenologi berusaha untuk mengungkap dan mempelajari
serta memahami suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik yang dialami
individu yang bersangkutan yang berdasarkan sudut pandang,paradigma dan keyakinan
langsung sebagai subjek yang mengalami. Dengan kata lain fenomenologi berusaha untuk
mencari arti secara psikologis dari suatu pengalaman individu terhadap suatu fenomena
melalui penelitian yang mendalam Pendekatan fenomenologi dilakukan pada situasi apa
adanya(alami) sehingga peneliti bebas menganalisa data yang didapatkan dan tidak ada
batasan untuk memaknai fenomena yang diteliti. Pendekatan ini umumnya betujuan untuk
mengetahui secara mendalam tentang perjalanan hidup subjek yang diteliti. Dengan kata
lain untuk menafsirkan tindakan sosial partisipan sebagai subjek yang diteliti.
5. Penelitian historis merupakan pendekatan penelitian yang meneliti tentang peristiwa pada
masa lalu untuk menguji hipotesis terkait sebab akibat peristiwa tersebut yang dapat
membantu mendeskripsikan kejadian masa lalu dan mengantisipasi kejadian dimasa kini.
Penelitian ini menggambarkan kejadian yang telah berlalu dan kemudian digunakan untuk
proses pembelajaran masyarakat saat ini. Pendekatan ini secara khusus memfokuskan
peneliti masa lalu yang mencoba merekonstruksi sesuatu yang sudah pernah terjadi secara
objektif dan terstruktur pada masa lalu dan menjelaskan mengapa peristiwa itu terjadi lalu
mengumpulakn bukti-bukti untuk menemukan fakta dan mendapatkan kesimpulan yang
kuat.
6. Kritik sosial lebih bertujuan untuk memperjuangkan ide peneliti agar membawa perubahan
substansial pada masyarakat. Penelitian bukan lagi menghasilkan karya tulis ilmiah yang
netral/tidak memihak dan bersifat apolitis, namun lebih bersifat alat untuk mengubah
institusi sosial, caraberpikir, dan perilaku masyarakat kearah yang diyakini lebih baik.
Karenaitu,dalam pendekatan ini pemahaman yang mendalam tentang suatu fenomena
berdasarkan fakta lapangan perlu dilengkapi dengan analisis dan pendapat yang
berdasarkan keadaan pribadi peneliti, asalkan didukung argumentasi yang memadai.
Secara ringkas, pendekatan critical didefinisikan sebagai proses pencarian jawaban
yang melampaui penampakan dipermukaan saja yang sering kali didominasi oleh
ilusi, dalam rangka menolong masyarakat untuk mengubah kondisi mereka dan
membangun dunianya agar lebih baik.
7. Secara sederhana asumsi filosofis merupakan pendapat atau keyakinan terhadap suatu
fenomena (suatu contoh pada fenomena orang bertato,"pada umumnya" orang menganggap
bahwasannya orang bertato merupakan orang yang buruk/mungkin preman) yang mana
pendapat atau asumsi tersebut sangatlah beragam dan kebanyakan tidak dilandaskan pada suatu
teori ilmiah. Jika asumsi filosofis ini kita hubungkan dengan memulai tahap penelitian kualitatif,
maka asumsi filosofis dari berbagai macam individu terhadap suatu fenomena merupakan ide
pertama yang akan mengantarkan peniliti kualitatif ke langkah berikutnya dalam pemahaman
asumsi filosofis ini. Setelah para peneliti mengetahui berbagai macam asumsi filosofis dari suatu
fenomena tersebut langkah selanjutnya adalah bagaimana menghubungkan asumsi suatu
individu dengan asumsi individu yang lain. Kemudian ketika peneliti sudah mulai memahami
hubungan antara satu asumsi dengan asumsi yang lain asumsi-asumsi tersebut dihubungkan
pada proses riset secara keseluruhan yang akan menghasilkan sebuah misteri, nah misteri itulah
yang akan menjadi hasil dari penelitian kualitatif tersebut. asumsi filosofis merupakan ide awal
dari suatu riset meskipun seiring dengan perjalanan riset asumsi utama dari suatu fenomena
tersebut dapat berubah akan tetapi asumsi filosofis dapat di ibaratkan sebagai kompas para
peniliti yang sedang mendaki gunung ataupun mengarungi lautan.

Anda mungkin juga menyukai