Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwi Kurniati

NIM : H1A119104

Paradigma dapat didefinisikan sebagai seperangkat konsep yang berhubungan satu


sama lain secara logis membentuk sebuah kerangka pemikiran yang berfungsi untuk
memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan atau masalah yang dihadapi.
Seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara logis membentuk suatu
kerangka pemikiran. Kata seperangkat menunjukkan bahwa paradigma memiliki sejumlah
unsur-unsur, tidak hanya satu unsur. Dalam pendapat ini tersirat pandangan bahwa sebuah
perspektif atau pendekatan memiliki sejumlah unsur, di antaranya adalah asumsi dasar basic
assumption, konsep, metode, pertanyaan dan jawaban-jawaban yang diberikan.
Biasanya ada lebih dari satu cara untuk memahami sesuatu. Paradigma seringkali sulit
dikenali karena begitu implisit, diasumsikan, diterima begitu saja. Mereka tampak lebih
seperti sebagaimana adanya daripada seperti satu kemungkinan sudut pandang di antara
banyak sudut pandang. Di mana anda berdiri pada masalah hak asasi manusia apakah anda
merasa bahwa individu manusia itu suci? apakah mereka diberkahi oleh pencipta mereka
dengan hak-hak tertentu yang tidak dapat dicabut? seperti yang ditegaskan oleh Deklarasi
Kemerdekaan AS, apakah ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pemerintah terhadap
warganya Biar lebih konkrit? Di masa perang, warga sipil terkadang digunakan sebagai
tameng manusia untuk melindungi target militer. Kadang-kadang mereka dipaksa bekerja
sebagai budak atau bahkan digunakan sebagai bank darah keliling untuk rumah sakit militer.
Setiap paradigma ilmu pengetahuan adalah visi penuntun, perspektif teoretis yang
diterima oleh komunitas ilmuwan yang mengarahkan upaya penelitian dengan menentukan
apa yang harus dipelajari dan merumuskan hipotesis untuk menjelaskan fenomena yang
diamati. Dalam ilmu-ilmu sosial, dua paradigma yang secara historis berorientasi pada
penelitian sosial sejak awal adalah positivisme dan interpretivisme. Untuk
membandingkannya, memahami bagaimana mereka menangani tiga pertanyaan mendasar
yang dihadapi penelitian sosial pertanyaan ontologis apakah realitas sosial itu ada pertanyaan
epistemologis apakah dapat diketahui dan pertanyaan epistemologis bagaimana kita dapat
memperoleh pengetahuan tentangnya.
Disengaja ataupun tidak disengaja, bahwasanya setiap orang telah melakukan
penelitian, karena setiap orang pasti pernah menghadapi masalah atau persoalan dan mencari
jawaban dari permasalahan yang dihadapinya. Penelitian tidak dilakukan oleh kalangan
ilmuwan saja, tetapi juga dilakukan oleh kalangan awam. Penelitian adalah proses dan ilmu
adalah produk. Ilmu merupakan the body of knowledge, bersifat tentative dan diperoleh
dengan menggunakan metode ilmiah. Rasa penasaran ingin tahu manusia terpuaskan kalau
dia memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakan dan yang diinginkan adalah
pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar atau kebenaran memang secara inherent
dapat dicapai manusia, baik melalui pendekatan non ilmiah maupun pendekatan ilmiah. Oleh
karenanya dibutuhkan pendekatan Ilmiah yang diperoleh melalui penelitian ilmiah dan
dibangun di tas teori tertentu.
Teori itu berkembang melalui penelitian ilmiah yang dilakukan secara sistemik dan
terkontrol berdasarkan data empiris. Selanjutnya teori tersebut dapat diuji dalam hal kejelasan
dan kemantapan internalnya. Artinya, jika penelitian ulang dilakukan orang lain dengan
langkah-langkah yang serupa pada kondisi yang sama , maka akan diperoleh hasil yang tetap
consistent , yaitu hasil yang sama atau hampir sama dengan hasil terdahulu.
Teori-teori penunjang dalam penelitian kualitatif:
a. Fenomenologi, memandang perilaku manusia, apa yang mereka katakan dan apa
yang mereka lakukan adalah cara orang melakukan tafsir terhadap dunia mereka
sendiri. Tugas penelitian kualitatif adalah untuk menangkap proses tersebut dan
untuk itu diperlukan apa yang disebut oleh Weber verstehen, atau pemahaman
empatik dengan cara merasa berada di dalam diri orang lain yaitu kemampuan
untuk mereproduksi diri di dalam pikiran orang, perasaan,motif yang menjadi latar
belakang kegiatannya participatants point of view.
b. Hermeneutik mengarah pada penafsiran ekspresi yang penuh makna dan dilakukan
dengan sengaja oleh manusia. Artinya, kita melakukan interpretasi atas interpretasi
yang telah dilakukan oleh pribadi atau kelompok manusia terhadap situasi mereka
sendiri. Dalam sebuah interpretasi terhadap suatu hasil karya, diyakini bahwa karya
atau peristiwa memiliki makna dari interpretasi para pelaku atau pembuatnya.
Karya atau peristiwa yang merupakan interpretasi atau sesuatu tersebut selanjutnya
menghadapi pembaca atau pengamatnya dan ditangkap dan diinterpretasi pula.
Dalam menjelaskan sebuah karya seni, setiap karya akan selalu diciptakan kembali
oleh pengamatnya, atau dengan kata lain, mendapatkan makna baru yang diciptakan
oleh pengamatnya.
c. Interaksi Simbolik, di dalam melakukan interpretasi seseorang dapat menggunakan
bantuan dari orang lain, dalam aktivitas dan pergaulan hidupnya sehari-hari,baik
dengan orang-orang dengan masa lampaunya yang berbeda-beda,misalnya para
penulis, anggota keluarga,serta orang lain yang dijumpainya di tempat kerja dan
tempat bermain,maupun dalam informasi tertulis.
d. Etnometodolgi lebih sering menekankan pada subjek pokok yang diteliti dan
biasanya kurang menyatakan atau menjelaskan metode yang digunakan oleh para
penelitinya.
e. Teori Budaya merupakan pengetahuan yang diperoleh seseorang dan digunakan
untuk menginterpretasikan pengalaman yang menghasilkan perilakunya. Apa yang
dilakukan dan mengapa orang melakukan berbagai hal dalam kehidupannya selalu
didasarkan pada definisi menurut pendapatnya sendiri yang dipengaruhi secara kuat
oleh latarbelakang budayanya yang khusus.
Memahami dan mengenal karakteristik penelitian kualitatif akan memudahkan peneliti
untuk mengambil arah dan jalur yang benar, baik di dalam memilih topik penelitian,
menyusun proposal, melakukan pengumpulan data, analisis, dan juga mengembangkan
laporan studinya. Dalam perkembangan riset kualitatif yang semakin kaya variasinya, riset ini
memiliki keluwesan bentuk dan strateginya. Kreasi pada pemikir dan peneliti kualitatif dalam
berbagai bidang yang relative baru bagi peneliti ini, memungkinkan perumusan
karakteristiknya tidak bersifat definitif. Beberapa karakteristik tersebut dapat diidentifikasi
sebagai berikut. 1). Natural setting ( kondisi seperti apa adanya); 2). Permasalahan Masa
Kini; 3). Memusatkan pada Deskripsi; 4). Peneliti sebagai Alat Utama Riset (Human
Instrument); 5). Purposive Sampling; 6). Pemanfaatan “Tacit Knowledge”; 7). Lebih
Mementingkan Proses daripada Produk; dan 8). Makna sebagai Perhatian Utama Riset.
Dua hal penelitian yang tidak boleh terlupakan:
1. Penelitian ilmiah harus berangkat dari keprihatinan situsi sosial masyarakat.
Penelitian ilmiah harus berangkat dari rasa ingin tahu dan motivasi murni untuk
memberikan pencerahan bagi kehidupan bersama.
2. Unsur kebaruan penelitian tersebut yang berarti bahwa penelitian yang dilakukan
juga berfokus mempertanyakan atau justru menggoyang anggapan-anggapan lama
yang salah.

Sistematika Penelitian Kualitatif


1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Identifikasi Masalah
c. Pembatasan Masalah
d. Perumusan Masalah
e. Tujuan Penelitian
f. Manfaat Penelitian
2. Kajian Teori dan Kerangka Pikir
a. Kajian Teori
b. Penelitian Yang Relevan
c. Kerangka Pikir
3. Metodologi Penelitian
a. Lokasi Penelitian
b. Waktu Penelitian
c. Bentuk Penelitian
d. Sumber Data
e. Teknik Pengumpulan Data
f. Teknik Cuplikan/Sampling
g. Validitas Data
h. Teknik Analisis
4. Pembahasan dan Analisis
a. Deskripsi Data
b. Pembahasan/Analisis
c. Pokok-Pokok Temuan Penelitian
d. Analisis Justifikasi
5. Penutup
a. Simpulan
b. Implikasi
c. Rekomendasi

Menulis laporan penelitian dalam kerangka penelitian kualitatif , kelihatan lebih sulit
dilakukan dan cenderung lebih panjang dibanding penelitian kuantitatif. Hal ini disebabkan
data kualitatif lebih sulit untuk diringkas karena berbentuk kata, simbol, gambar, kalimat,
narasi dan kutipan, perlunya deskripsi detail atas setting dan kejadian yang membawa
pembaca ke sudut pandang subyektif tentang makna social setting. Teknik pengumpulan
analisis data tidak begitu baku. Menggunakan style dan tone tulisan yang lebih variatif
sehingga cenderung lebih panjang. Namun demikian, secara umum isi laporan penelitian
thesis model kualitatif tidak berbeda jauh dengan model kuantitatif.

Anda mungkin juga menyukai