Anda di halaman 1dari 96

Diampu Oleh : Dr.

Otniel Ortieli Harefa


KONTRAK PERKULIAHAN
1. Dinyatakan Lulus Mata Kuliah ini Apabila Mahasiswa :
a. Hadir dalam Kelas minimal 80% dari jumlah pertemuan
b. Mengerjakan Tugas sesuai dengan penjelasan Tugas masing2
2. Tugas Mahasiswa
a. Mempresentasikan dalam kelas salah satu topik menarik di bidang penelitian,
mengkaji masalah terkini dan membandingkan dengan teori2 yang sudah ada
sebelumnya.
b. Mahasiswa Menyusun satu laporan penelitian dalam bentuk tulisan jurnal
ilmiah dgn toipik yg sdh diajaukan dan dipresentasikan atau topik menarik
lainnya
c. Tugas di atas bisa dikerjakan secara kelompok, (maksimum 3 orang mhsw + 1
dosen) Bila tugasnya ada yang tembus ke Ojs Smstr ini, maka mendapatkan
Nilai min. 91
KONSEP DASAR PENELITIAN

A. Upaya-upaya Manusia untuk Mmemperoleh


Kebenaran

Pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) berawal


dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya,
baik alam besar (macro cosmos) maupun alam kecil
(micro cosmos). Kekaguman tersebut kemudian
menyebabkan timbulnya rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu manusia akan terpuaskan bila dirinya
mendapatkan penjelasan menge nai apa yang
dipertanyakan. Oleh karenanya manusia menempuh
berbagai upaya agar memperoleh pengetahuan yang
benar (kebenaran), yang secara garis besar
dibedakan menjadi dua : secara tradisional
(pendekatan non ilmiah) dan secara modern
(pendekatan ilmiah).
Pendekatan Non ilmiah
Upaya untuk memperoleh pengetahuan atau
memahami fenomena-fenomena tertentu ada
yang dilakukan secara tradisional atau non
ilmiah. Upaya ini muncul di masyarakat secara
alami seiring dengan munculnya berbagai
fenomena atau masalah yang membutuhkan
penjelasan. pengalaman.
Ada beberapa pendekatan non-ilmiah yang banyak
dipakai untuk memperoleh pengetahuan atau
kebenaran antara lain :
a. Akal sehat
b. Prasangka
c. intuisi
d. Penemuan kebetulan dan coba-coba,
e. Pendapat otoritas dan pikiran kritis,
f. Pengalaman
Pendekatan Ilmiah (modern)
Dengan pendekatan ilmiah manusia berusaha
memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang
dapat dipertanggung jawaban secara rasional dan
empiris. Kebenaran semacam ini dapat diperoleh
dengan metoda ilmiah. Metoda ilmiah pada umumnya
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Deductive method - dengan tiga
langkah pendekatan
• Pernyataan Hipotesis (berdasarkan Teori atau
Penelitian Literatur)
• Pengumpulan Data untk Menguji Hipotesis
• Membuat Kesimpulan untuk Menerima atau
menolak Hiptesis
b. Inductive method – juga dengan tiga
langkah pendekatan
• Pengamatan kepada Dunia (lingkungan
social)
• Mencari atau menentukan pola terhadap
apa yang diamati
• Membuat generalisasi tentang apa yang
yang terjadi.
TUJUAN PENELITIAN

Secara umum metode penelitian sebagai suatu


kegiatan ilmiah yang terencana, tersturktur,
sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik
praktis maupun teoritis. Penelitian sebagai suatu
kegiatan ilmiah merupakan asspek penting bagi
kehidupan suatu manusia.
Menurut Prof. Suryana, beberapa tujuan dari penelitian
sebagai berikut:

1. Menjawab kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial


terus berkembang sejalan dengan perkembangan
kehidupan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
manusia selalu berusaha untuk mencoba
menemukan, menghasilkan, dan menerapkan
berbagai pengetahuannya termasuk penemuan
dibidang teknologi dan sosial
2. Untuk terus berinovasi dalam penemuan
teknologi. Penemuan dibidang teknologi
semakin mendorong para ilmuwan untuk terus
meneliti, mengembangkan penemuan-
penemuannya.
3. Menjawab kebutuhan global dalam kekinian.
Eskalasi perkembangan tuntutan praktis dengan
jelas tidak lepas dari invensi dan inovasi, serta
kegiatan penelitian yang terus menerus.
Sedangkan menurut Kuntjojo tujuan dari
penelitian, adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh data empiris yang dapat


digunakan dalam merumuskan, memperluas,
dan memverifikasi teori. Tujuan penelitian
seperti ini dimiliki oleh ilmu-ilmu murni
2. Untuk memecahkan persoalan yang ada dalam
kehidupan. Tujuan penelitian semacam ini
terdapat pada ilmu-ilmu terapan
METODE PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian Kuualitatif bertitik tolak dari filsafat


Konstruktivisme (postpositivisme) yang berasumsi
bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, iteraktif
dan suatu pertukaran pengalaman sosial.
Metode penelitian kualitatif digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(naturalistic).
• Metode Penelitian Kualitatif Adalah metode yang lebih
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam
terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan
untuk penelitian generalisasi.

• Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik


analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji
masalah secara kasus perkasus karena metodologi
kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan
berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.
DEFINISI DASAR PENELITIAN KUALITATIF

Menurut Creswell, Penelitian kualitatif merupakan metode-metode


untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah
individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah
sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan
upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para
partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema
yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data.
Laporan akhir penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang
fleksibel.
• Metode penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah
sebuah metode riset yang sifatnya deskriptif,
menggunakan analisis, mengacu pada data, memanfaatkan
teori yang ada sebagai bahan pendukung, serta bisa
menghasilkan suatu teori yang baru.
• Pendapat lain mengatakan, pengertian penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian ilmu sosial yang mengumpulkan
dan bekerja dengan data non-numerik dan yang berupaya
menafsirkan makna dari data ini sehingga dapat
membantu kita memahami kehidupan sosial melalui studi
populasi atau tempat yang ditargetkan
Menurut Muri Yusuf Penelitian kualitatif merupakan suatu
strategi inquiri yang menekankan pencarian makna,
pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun
deskripsi tentang suatu fenomena; fokus dan multimetoda,
bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas,
menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif.
Dari sisi lain dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa
tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan
jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui
aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan
menggunakan pendekatan kualitatif
Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah penelitian
yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan,
menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan
dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau
digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.

Menurut Rachmat Kriyantono, tujuan penelitian kualitatif adalah


untuk menjelaskan fenomena yang terjadi di masyarakat secara
mendalam dengan mengumpulkan data secara mendalam dan
lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa dalam riset ini kelengkapan
dan kedalaman data yang diteliti merupakan sesuatu yang sangat
penting.
• Metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan
pada kondisi yang alamiah (nantural setting); disebut
juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya
metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode
kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya
lebih bersifat kualitatif.
Metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis/lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat
diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan
individu secara holistic. Penelitian Kualitatif adalah
suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah manusia.
Lexy Moleong setelah melakukan analisis terhadap
beberapa definisi penelitian kualitatif kemudian
membuat definisi sendiri sebagai sisntesis dari pokok-
pokok pengertian penelitian kualitatif. Menurutnya
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi , tindakan, dll. secara holistic, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dahn dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Konsep Dasar dan Karakteristi
Penelitian Kualitatif

Suharsimi Arikunto mengungkapkan bahwa Konsep dasar dari


Penelitian Kualitatif adalah : Naturalistik, fenomenologis, metode
impresionistik, dan etnografis. Oleh sebab itu memahami dan
mengenal karakteristik penelitian kualitatif akan memudahkan
peneliti untuk mengambil arah dan jalur yang benar, baik di dalam
memilih topik penelitian, menyusun proposal, melakukan
pengumpulan data, analisis, dan juga mengembangkan laporan
studinya.
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber
data – artinya : peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama
penelitian. Peneliti pergi ke tempat peristiwa,
memahami dan mempelajari situasi. Peneliti
mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber
yang erat hubunganya dgn peristiwa.
2. Memiliki Sifat Deskriptif Analisis – yaitu : data yang diperoleh
berasal hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan,
analisis dokumen dan catatan lapangan.
Setelah mendapatkan data-data segera menganalisa data
dengan memperkaya informasi, mencari hubungan,
membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya
dan tidak ditransformasikan dalam bentuk angka.
Hasil analsis data berupa pemaparan mengenai situasi yang
diteliti dalam bentuk uraian naratif. Hakekat pemaparan data
pada umumnya menjawab pertanyaan-2 mengapa dan
bagiamana suatu fenomena terjadi.
3. Tekanan pada Proses bukan hasil - Data dan informasi
yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses
dan bukan hasil.
4. Dalam metode kualitatif instrumennya adalah orang,
yaitu peneliti itu sendiri. Peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, untuk dapat menjadi instrumen,
maka peneliti harus memiliki wawasan dan bekal
teori yang luas sehingga mampu bertanya,
menganalisis, memotret, dan mengkontruksi situasi
sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.
5. Pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposif dan snowball. Purposive
Sampling – Artinya Penelitian kualitatif tidak
memilih sampling (cuplikan) yang bersifat acak
(random sampling). Teknik cuplikannya
cenderung bersifat “purposive” karena
dipandang lebih mampu menangkap
kedalaman data di dalam menghadapi realitas
yang tidak tunggal.
Teknik pengambilan data dimaksud lebih memberikan
kesempatan maksimal pada kemampuan peneliti untuk
menyusun teori yang dibentuk dari lapangan (grounded
theory) dengan sangat memperhatikan kondisi lokal
dengan kekhususan nilai-nilainya (idiografis).
Teknik cuplikan di dalam riset kualitatif sering juga
dinyatakan sebagai “internal sampling” karena sama sekali
bukan dimaksudkan untuk mengusahakan generalisasi
tetapi untuk memperoleh kedalaman studi di dalam suatu
konteks tertentu.
6. Penelitian kualitatif sejak awal ingin
mengungkapkan data secara kualitatif dan
disajikan secara naratif. Data kualitatif pada
umumnya mencakup: Deskripsi yang mendetail
tentang situasi, kegiatan atau peristiwa maupun
fenomena tertentu, baik yang menyangkut
manusianya atau hubungannya dengan manusia
lainnya. Pendapat langsung dari orang-orang yang
telah berpengalaman, pandangannya, sikapnya,
kepercayaan serta jalan pikirannya.
7. Teknik pengumpulan data bersifat
triangulasi (gabungan), yaitu leat
observasi, wawancara dan analisa
dokumen-dokumen. Penggunaan teknik
ini bertujuan untuk mendapatkan data
data cecara terukur, mendalam, valid dan
reliabel.
8. Analisis data bersifat induktif (mencari kedalaman dan
bukan perluasan) berdasarkan fakta -fakta yang
ditemukan di lapangan kemudian dikonstruksikan
menjadi hipotesis atau teori. Penelitian kualitatif tidak
dimulai dari deduksi teori atau hipotesis, tetapi dimulai
dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun
kelapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan
yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisi,
menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan
dari proses tersebut.
9. Mengutamakan Makna - Minat peneliti banyak tercurah
pada bagaimana persepsi dan makna menurut sudut
pandang partisipan yang diteliti, sehingga bisa
menemukan apa yang disebut sebagai fakta
fenomenologis, misalnya penelitian tentang peran Ketua
salah satu Sinode dalam pembinaan para Pendeta, maka
peneliti memusatkan perhatian pada pendapat dan
tindakan Ketua Sinode tentang para Pendeta yang
dibinanya. Peneliti mencari informasi dari Ketua Sinode
dimaksud ttg bagaimana keberhasilan dan kegagalanya
dalam melaksanakan pembinaan .
10. Instrumen kunci adalah si Peneliti itu
sendiri, sedangkan subjek yang diteliti,
data yang dikumpulkan, sumber data
yang dibutuhkan, dan alat pengumpul
data bisa berubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan dan temuan lapangan.
AKSIOMA PENELITIAN KUALITATIF

Menurut Creswell penelitian kualitatif meliputi


aksioma tentang realitas, hubungan peneliti
dengan yang diteliti, hubungan variabel,
kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai.
SIFAT REALITAS DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif yang bertitik tolak dari filsafat


konstruktivisme atau paradigma interpretive, dimana suatu
realita atau obyek tidak dapat dilihat secara parsial tetapi
harus utuh. Penelitian kualitatif memandang obyek sebagai
sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan
interpretasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh
(holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Realitas pada penelitian kualitatif tidak hanya
yang tampak (teramati), tetapi sampai dibalik
yang tampak tersebut. Jadi realitas itu
merupakan konstruksi atau interpretasi dari
pemahaman terhadap semua data yang tampak
di lapangan.
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

Oleh karena penelitian kualitatif bersifat holistik dan lebih


menekankan pada proses disbanding hasil, maka penelitian kualitatif
dalam melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti lebih
bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi, sehingga tidak
diketahui mana variabel dependen dan independen.
Contoh hubungan antara pengenalan akan Allah dengan kesetiaan
jemaat beribadah . Dalam hal ini hubungannnya interaktif, artinya
makin dalam seseorang mengenal Allah, maka ia akan semakin setia
dalam beribadah, tetapi juga sebaliknya makin setia seseorang
beribadah maka semakin dalam ia mengenal Allah.
HUBUNGAN PENELITI DENGAN YANG DITELITI

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai human


instrument (sebagai pembangun hubungan interaksi
/instrument kunci) sehingga dengan teknik pengumpulan data
participant observation (observasi berperan serta) dan in
depth interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus
berinteraksi dengan sumber data dimaksud. Dengan demikian
peneliti kualitatif harus mengenal betul karakter, budaya, dan
segala kompetensi sampel sumber data yang akan
memberikan data padanya.
KEMUNGKINAN GENERALISASI
Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih
menekankan pada kedalaman informasi sehingga sampai pada
tingkat makna (menemukanan makna dibalik data) Walaupun
penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi, tidak berarti hasil
penelitian kualitatif tidak dapat diterapkan di tempat lain.
Generalisasi dalam penelitian kualitatif disebut transferbility
(keteralihan). Maksudnya adalaha bahwa, hasil penelitian
kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan di tempat lain, jika
kondisi tempat lain dimaksud tidak jauh berbeda keadaanya
dengan tempat penelitian yang telah disimpulkan.
PERANAN NILAI

Penelitian kualitatif dalam melakukan pengumpulan


data terjadi interaksi antara peneliti data dengan
sumber data. Dalam interaksi dimaksud baik peneliti
maupun sumber data memiliki latar belakang,
pandangan, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan dan
persepsi yang berbeda-beda, sehingga dalam
pengumpulan data, analisis, dan pembuatan laporan
akan terikat oleh nilai-nilai masing-masing.
Peneliti akan terlibat dalam pengalaman yang
berkelanjutan dan terus menerus dengan para
partisipan/sumber data. Keterlibatan inilah yang
nantinya membunculkan serangkaian isu-isu
strategis, etis, dan personal dalam penelitian
kualitatif. Selain itu, para peneliti kualitatif juga
berperan memperoleh entri dalam lokasi
penelitian dan masalah-masalah etis yang bisa
saja muncul tiba-tiba.
KETEPATAN PENGGUNAAN METODE KUALITATIF

1. Bila masalah penelitian belum jelas, masing remang-


remang atau mungkin malah masih gelap. Kondisi
semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif,
karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek,
melakukan penjelajahan dengan grant tour question,
sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas.
Melalui penelitian dengan model ini, peneliti akan
melakukan eksplorasi terhadap suatu obyek
2. Untuk memahami makna di balik data yang tampak.
Gejala sosial sering tidak bisa difahami berdasarkan apa
yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan
tindakan orang sering mempunyai makna tertentu.
Sering terjadi menurut penelitian kuantitatif benar,
tetapi justru menjadi tanda tanya menurut penelitian
kualitatif.
3. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang
kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan
penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut
berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi
sosial tersebut.
4. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit
dimengerti kalau tidak diteliti dengan metode kualitatif,
dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam,
dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa
yang dirasakan orang tersebut.
5. Untuk mengembangkan teori. Metode ini paling cocok
digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun
melalui data yang diperoleh melalui lapangan. Teori yang
demikian dibangun melalui grounded research. Dengan
metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya melakukan
penjelajahan, selanjutnya melakukan pengumpulan data
yang mendalam sehingga dapat ditemukan hipotesis yang
berupa hubungan antar gejala. Hipotesis tersebut
selanjutnya diverifikasi dengan pengumpulan data yang
lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti, maka akan menjadi
tesis atau teori yang baru.
6. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering
sulit dipastikan kebenarannya. Dengan metode kualitatif,
melalui teknik pengumpulan data triangulasi/gabungan,
maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu
dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji
kredibilitasnya, dan penelitian berakhir setelah data itu
jenuh, maka kepastian data akan dapat diperoleh
7. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah
perkembangan kehidupan seseorang tokoh atau
masyarakat akan dapat dilacak melalui metode
penelitian kualitatif. Dengan menggunakan data
dokumentasi, wawancara mendalam kepada pelaku
atau orang yang dipandang tahu (saksi mata), maka
dapat diketahui sejarah perkembangan kehidupan
seseorang tokoh tersebut.
JENIS-JENIS PENELITIAN KUALITATIF

1. Metode Etnografi - Menurut Miles dan Hubberman –


Etnografi adalah Penelitian yang berkaitan tentang
kelompok budaya suatu masyarakat. Penelitian etnografi
adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
menemukan pengetahuan apa yang terdapat atau
terkandung dalam suatu budaya atau komunitas yang
menjadi objek/tempat penelitian.
Berangkat dari dasar ilmu antropologi atau kajian
budaya, etnografi merupakan metode penelitian yang
melihat kajian bahasa dalam perilaku sosial dan
komunikasi masyarakat dan bagaimana bahasa
tersebut diterapkan berdasarkan konsep budaya yang
terkait. Kajian etnografi memiliki dua dasar konsep
yang menjadi landasan penelitian, yaitu aspek budaya
(antropologi) dan bahasa (linguistik), dimana bahasa
dipandang sebagai sistem penting yang berada dalam
budaya masyarakat.
Metode etnografi pada umumnya fokus
digunakan pada tataran kegiatan budaya atau
ritual tertentu dalam masyarakat, menyangkut
bahasa, nilai kepercayaan, etika dan norma,
filosofi hidup atau nilai nilai hidup yang dianut
dalam satu komunitas, dan lain sebagainya.
2. Metode Fenomenologi - Kata fenomenologi Berasal kata
Yunani : (phainomenon) yang berarti penampakan diri dan
logos yang berarti akal, studi fenomenologi merupakan
penelitian yang mengkhususkan pada fenomena dan
realitas yang tampak untuk mengkaji penjelasan di
dalamnya. Ilmu tentang penampakan yang berarti ilmu ttg
apa yang menampakan diri pada pengalaman subjek.
Metode ini adalah sebuah studi tentang fenomena-
fenomena atau studi tentang segala sesuatu yang terjadi
atau yang menampakkan diri
Fenomenologi akan menggali data untuk menemukan makna dari
hal-hal mendasar dan esensial dari fenomena, realitas, atau
pengalaman yang dialami oleh objek penelitian. Penelitian
fenomenologi dapat dimulai dengan memperhatikan dan menelaah
fokus fenomena yang hendak diteliti, yang melihat berbagai aspek
subjektif dari perilaku objek.
Kemudian peneliti melakukan penggalian data berupa bagaimana
pemaknaan objek dalam memberikan arti terhadap fenomena
terkait. Penggalian data ini dilakukan dengan cara melakukan
wawancara (mendalam / terstruktur) kepada objek atau informan,
juga dengan melakukan observasi langsung mengenai bagaimana
objek peneltian menginterpretasikan pengalamannya kepada orang
lain.
3. Metode Studi Kasus - Menurt Bogdan dan Biken studi kasus
merupakan pengujian secara rinci dan mendalam terhadap
satu latar belakang keadaan, fenomenda, kegiatan, suatu
program, suatu peristiwa tertentu atau sekolompok individu,
atau satu tempat menyimpanan dokumen yang bernilai
penelitian.
Karena kekhususanya pada satu kasus atau sistem tertentu,
maka penelitian studi kasus tidak dilakukan untuk menarik
kesimpulan terhadap fenomena dari suatu populasi atau
kumpulan tertentu, melainkan khusus untuk melihat apa dan
bagaimana suatu situasi atau peristiwa dengan segala
dinamikanya untuk kemudian dideskripsikan
Sekalipun mencakup satu kesatuan sistem, namun penelitian
studi kasus tidak harus meneliti satu orang atau idnividu saja,
namun bisa dengan beberapa orang atau objek yang memiliki
satu kesatuan fokus fenomena yang akan diteliti.
Untuk mendapatkan data yang mendalam, penelitian studi
kasus menggunakan teknik wawancara, observasi, sekaligus
studi dokumenter yang kemudian akan dianalisis menjadi
suatu teori. Studi kasus akan memahami, menelaah, dan
kemudian menafsirkan makna yang didapat dari fenomena
atau situasi yang diteliti tersebut.
4. Metode Teori Dasar (Grounded Theory) - Jujun S
Suriasumantri – Mengungkapkan bahwa penelitian
dengan metode dasar atau penelitian murni lapangan
adalah penelitian yang bertujuan menemukan
pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui. Untuk menemukan suatu teori atau
menguatkan teori yang sudah ada dengan mengkaji
prinsip dan kaidah dasar yang ada lalu dibuat
kesimpulan dasar yang membentuk prinsip dasar dari
suatu teori dimaksud.
Dalam melakukan metode ini, peneliti perlu memilah
mana fenomena yang dapat dikatakan fenomena inti
dan mana yang bukan untuk dapat diambil dan
dibentuk suatu teori. Pengumpulan data metode
teori dasar ini dilakukan dengan studi lapangan,
observasi, pembandingan antara kategori, fenomena,
dan situasi berdasarkan berbagai penilaian, seperti
kajian induktif, deduktif (jika perlu), dan verifikatif
sampai data penelitian mengalami kejenuhan.
5. Metode Studi Kritis - Metode studi kritis adalah
metode yang digunakan dalam penelitian yang
berkembang dari teori kritis feminis, yang
bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat
subjektif. Metode ini memandang bahwa
masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status,
ras, suku bangsa, jenis kelamin, dan lain-lain.
Penelitian sosial kritis dimulai dari adanya masalah-masalah
sosial nyata yang dialami oleh sekelompok individu, kelompok-
kelompok, atau kelas-kelas yang tertindas dan teralienasi dari
proses-proses sosial yang sedang tumbuh dan berkembang.
Diawali dari masalah-masalah praktis dan kehidupan sehari-
hari jenis penelitian ini berusaha menyelesaikan masalah-
masalah tersebut lewat aksi-aksi sosial yang bertujuan agar
mereka yang tertindasdapat membebaskan diri dari belenggu
penindasan. Karena itu penelitian ini bersinggungan dengan
usaha-usaha menjadikan masyarakat masuk dalam dunia
politik dan meningkatkan kesadaran kritis mereka
Send Berg mengungkapkan : metode studi kritis
harus melakukan kritik ideologi berdasarkan
perbandingan antara struktur sosial buatan
dengan struktur sosial nyata. Penelitian studi
kritis menentang proses-proses sosial yang tidak
manusiawi dan selanjutnya proses-proses yang
tidak manusiawi tersebut dapat dipecahkan
melalui aksi bersama antara peneliti dengan
masyarakat.
Penelitian kritis dapat diterapkan pada beberapa
jenjang analisis mulai dari tingkat lokal sampai
dengan pergolakan-pergolakan ideology, doktrin
dan politik global. Meskipun demikian yang tetap
menjadi pusat perhatian lebih ditujukan pada
pergolakan kelompok-kelompok dan gerakan-
gerakan lokal karena gejala tersebut merupakan
gejala dominan dalam kehidupan social
masyarakat.
6. Metode Analisis Konsep - Penelitiananalisis
konsep adalah metode penelitian yang
memfokuskan kepada suatu konsep yang telah ada
sebelumnya, agar dapat dipahami, digambarkan,
dijelaskan dan terimplementasikan di lapangan di
masa kini.
7. Metode Analisis Sejarah - Metode penelitian
analisis sejarah adalah : metode penelitian yang
secara ekslusif memfokuskan pada masa lalu.
Penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa
yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan
seakurat mungkin serta menjelaskan mengapa
hal itu terjadi
PROSES PENELITIAN KUALITATIF

Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan dalam


Sugiyono seperti orang mau piknik, sehingga ia baru tahu
tempat yang akan dituju, tetapi tentu belum tahu pasti apa
yang ada di tempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki
lapangan, ia membaca dan mendengar berbagai informasi
tertulis dan lisan, memperhatikan gambar-gambar, berfikir dan
memperhatikan aktivitas orang yang ada di sekitarnya,
melakukan mewawancara, dll.
Proses penelitian kualitatif juga dapat diibaratkan
seperti orang asing yang mau melihat pertunjukan
drama atau kesenian, atau peristiwa lain. Ia belum
tahu apa, mengapa, bagaimana drama dimaksud. Ia
akan tahu setelah ia melihat, mengamati, dan
menganalisa dengan serius
Pada waktu memasuki obyek, peneliti tentu masih merasa
asing terhadap obyek tersebut, seperti halnya orang asing yang
masih asing terhadapa pertunjukan drama atau kesenian.
Setelah hadir dilapangan, peneliti kualitatif akan melihat segala
sesuatu yang ada di tempat itu, yang masih bersifat umum dan
khusus. Pada tahap ini disebut tahap orientasi atau deskripsi,
dengan pertanyaan2 analisa. Pada tahap ini peneliti
mendeskripsikan apa yang ia lihat, didengar, dirasakan dan
ditanyakan. Pada tahap ini data yang diperoleh cukup banyak,
bervariasi dan belum tersusun secara jelas.
Proses penelitian kualitatif pada tahap ke 2 disebut tahap reduksi/fokus.
Pada tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang tealh diperoleh
pada tahap pertama. Pada proses reduksi ini, peneliti mereduksi data
yang ditemukan pada tahap I untuk memfokuskan pada masalah
tertentu. Pada tahap reduksi ini peneliti menyortir data dengan cara
memeilih mana data yang menarik, penting, berguna, dan baru. Data
yang dirasa tidak dipakai disingkirkan. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, maka data-data tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi
berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian.
Proses penelitian kualitatif pada tahap selanjutnya adalah
tahap penyeleksian data. Pada tahap ini peneliti
menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci,
untuk kemudian melakukan analisis yang mendalam
terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti
dapat menemukan tema dengan cara mengkonstruksi data
yang diperoleh menjadi sesuatu hubungan pengetahuan,
hipotesis atau ilmu yang baru.
• Hasil akhir penelitian kualitatif, bukan sekedar menghasilkan data atau
informasi yang sulit dicari melalaui metode kuantitatif, tetapi juga harus
mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan
hipotesis atau ilmu yang baru dapat digunakan untuk membantu
mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia.

• Proses memperoleh data atau informasi pada setiap tahapan (deskripsi,


reduksi, seleksi) tersebut dilakukan secara sirkuler, berulang-ulang
dengan berbagai cara dan berbagai sumber. Setelah peneliti memasuki
obyek penelitian atau sering disebut sebagai situasi sosia, tahapan
selanjutnya adalah:
KOMPETENSI SEORANG PENELITI KUALITATIF

a. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan
diteliti
b. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada konteks
sosial yang akan diteliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun
hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial.
c. Memilik kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek
penelitian (konteks sosial)
d. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan, dan
wawancara mendalam secara triangulasi, serta sumber-sumber lain
e. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif
berkesinambungan mulai dari analisis deskriptif, domain,
komponensial, dan tema kultural/budaya
f. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas,
dan transferabilitas hasil penelitian
g. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipotesis atau
ilmu baru
h. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap,
dan rinci
MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun


kualitatif selalu berangkat dari masalah. Namun terdapat
perbedaan yang mendasar antara “masalah” dalam
penelitian kuantitatif dan “masalah” dalam penelitian
kualitatif.
Kalau dalam penelitian kuantitatif, “masalah” yang akan
dipecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik, dan
dianggap tidak berubah, tetapi dalam penelitian kualitatif
“masalah” yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang,
bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh kaarena itu
“masalah” dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti
setelah peneliti berada di lapangan.
DALAM PENELITIAN KUALITATIF, AKAN TERJADI TIGA
KEMUNGKINAN TERHADAP MASALAH YANG DIBAWA OLEH
PENELITI DALAM PENELITIAN, YAITU:

1. Masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal


sampai akhir sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul
laporan penelitian sama. Masalah yang dibawa peneliti setelah
memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau
memperdalam masalah yang disiapkan. Dengan demikian tidak
terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup
disempurnakan.
2. Masalah yang dibawa oleh peneliti setelah memasuki
lapangan berubah total, sehingga harus “ganti” masalah.
Dengan demikian judul proposal dengan judul penelitian
tidak sama dan judulnya diganti. Dalam institusi tertentu
judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan
administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani
penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan
dengan karakteristik masalah kualitatif ini
3. Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul
penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau
setelah selesai, merupakan peneliti kualitatif yang lebih
baik, karena ia dipandang mampu melepaskan apa yang
telah difikirkan sebelumnya, dan selanjutnya mampu
melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai
dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial
yang diteliti. Kemungkinan masalah sebelum dan sesudah ke
lapangan dalam penelitian kualitatif dapat digambarkan
sebagai berikut.
DATA DAN TEKNIK PENGUMPULANNYA

1. Data Penelitian Kualitatif - Data artinya informasi-


informasi yang didapat melalui pengukuran2 tertentu
untuk digunakan sebagai landasan dalam menyususn
argumentasi logis menjadi fakta
2. Sumber Data Kualitatif - Pada umumnya dalam
penelitian data dikenal dalam dua jenis yaitu data
primer (diperoleh dari dan digali dari sumber utama
penelitian) dan data sekunder (diperoleh dari
pengolahan pihak kedua dari hasil penelitiannya)
dimana kedua jenis data ini digunakan dalam usaha
penelitian
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Metode Pengamatan/Obesevasi

Pengamatan merupakan cara yg sangat baik untuk


meneliti tingkahlaku manusia. Menurut S. Margono,
observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian.
Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan pada
terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya
peristiwa. Observasi merupakan suatu metode
pengukuran data untuk mendapatkan data primer
yaitu dgn melakukan pengamatan secara langsung,
secara seksama dan sistematis, dengan menggunakan
alat indra (mata, telinga, hidung, tangan dan pikiran).
Berdasarkan jenisnya observasi pada umumnya dibagi dalam
dua bagian Pertama: Obeservasi secara langsung yaitu :
observasi yang dilakukan dimana observer berada bersama
objek yang diselidiki. Kedua: Observasi tidak langsung yaitu :
observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak pada saat
berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti, misalnya
dilakukan melalui film, rangkaian slide, foto dan hal hal lainya
yang menggambarkan suatu peristiwa itu.
Pengamatan bisa dikategorikan sebagai teknik
pengumpulan data apa bila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Sebelum Melakukan pengamatan peneliti telah
merencanakan secara sistematis bebrbagai hal yang
akan diamati yang tertuang dalam pedoman
pengamatan
2. Pengamatan harus harus dilakukan sesuai dengan
tujuan penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya
3. Pada waktu melakukan pengamatan peneliti
melakukan pencatatan dalam bentuk catatan
lapangan
4. Pada waktu melakukan pengamatan peneliti juga
melakukan control terhadap hasil pengamatan,
sehingga diperoleh validitas dan reliabilitas.
Beberapa ciri umum metode observasi dalam
pengumpulan data adalah :
1. Hal-hal yang hendak diamati bisa dibuat jelas sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam proses pengamatan
2. Perilaku subjek yang diamati bisa dibuat dalam ketegori
kategori atau klasifikasi
3. Unit atau indikator yang digunakan dalam mengukur
prilaku harus ada
4. Derajat inferensi yang diinginkan harus jelas diketahui
5. Harus ada punya derajat terapan atau generalisasi
6. Jenis serta besar sampel yang hendak diamati harus
ditentukan
7. Pengamatan harus reliabel dan valid.
B. METODE WAWANCARA (INTERVIEW)

Wawancara merupakan teknik komunikasi antara peneliti dan


responden dengan penerapan pertanyaan dan jawaban.
Metode wawancara pada umumnya dikenal dua aspek yaitu
wawancara bebas dan wawancara mendalam, dimana
keduanya dilakukan dengan selalu mengedepankan etika dan
norma norma dalam penelitian. Seorang peneliti dalam hal ini
harus responsive dan tidak subjektif serta menyesuaikan diri
dengan responden.
Wawancara sebagai sebuah metode pengumpulan data yang
kadang berfungsi sebagai metode pokok (metode primer),
tetapi kadang juga berfungsi sebagai metode pelengkap
(sekunder), dan kadang pula sebagai metode pengukur untuk
validasi atau reliabilitas. Fungsi sebagai metode primer apabila
dalam kegiatan penelitian merupakan satu-satunya metode
menghimpun data, disebut sekunder apabila digunakan sebagai
mengumupul data untuk melengkapi bahan /keterangan yang
sudah terhimpun sebelumnya.
Koentjaraningrat menungkapkan, pengumpulan data
melalui wawancara maksudnya adalah suatu cara yang
digunakan seseorang untuk tujuan suatu tugas
tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau
pendirian secara lisan dari seseorang responden
dengan bercakap-cakap, berhadap muka dengan
seseorang.
Dari sejumlah model wawancara yang dikenal, sebaiknya
pendekatan kualitatif menggunakan model wawancara
mendalam. Wawancara mendalam adalah suatu wawancara
yang dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan
keterangan atau pendirian atau menjaring data yang
berhubungan dengan gejala sosial kebudayaan.
Sebelum terjun ke lapangan seorang peneliti terlebih dahulu
mempersiapkan sejumlah pertanyaan, namun demikian tidak
mutlak pedoman wawancara yang dibuat harus ditanyakan di
lapangan. Oleh karena itu, jenis wawancara yang tepat
dalam pendekatan kualitatif adalah wawncara tak
berstruktur. Dalam pendekatan kualitatif, seorang peneliti
harus mampu memilih informan yang tepat, guna perolehan
data yang valid
C. METODE DOKUMENTER

Metode dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan


informasi melaui pencarian dan penemuan bukti-bukti.
Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang
berasal dari sumber non manusia, tetapi berupa benda-
benda seperti : buku, dokumen (berupa catatan peristiwa
yang sudah berlalu yang dapat berupa tulisan, gambar tau
karya monumental dari seorang tokoh), peraturan-
peraturan, majalah, foto, dan lain sebagainya.
D. METODE TRIANGULASI

Teknik pengumpulan data gabungan, artinya


peneliti menggunakan teknik/metode
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama, yaitu
dengan observasi, wawancara, dan documenter.
PROSES ANALISIS DATA
1. Reduksi Data
• dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan pemusatan
perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data
kasar yang diperoleh.

2. Penyajian Data
• Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk
menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data atau
penyajian data yang lazim digunakan pada langkah ini adalah dalam
bentuk teks naratif.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan
verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang
diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan
konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari
fenomena, dan proposisi.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
SELAMAT BERJUANG

Anda mungkin juga menyukai