Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR PENELITIAN

1. Pengertian Penelitian
Penelitian merupakan upaya untuk mendapatkan nilai kebenaran, tetapi bukan satu-
satunya cara untuk mendapatkannya. Beberapa teori tentang cara yang dapat ditempuh untuk
mencapai nilai kebenaran, diantaranya:
a. Teori empirisme dikembangkan oleh john lock dari inggris. Teorinya menyatakan bahwa
nilai kebenaran dapat dicapai melalui pengalaman empiris, pengalaman yang diperoleh secara
inderawi, pengalaman melalui pengamatan.
b. Teori rasionalisme, dikembangkan antara lain oleh Leibniz dari jerman. Teorinya
menyatakan bahwa nilai kebenaran dapat dicapai melalui proses berpikir yang menghasilkan
kesimpulan rasional, kesimpulan berdasarkan pertimbangan akal.
c. Pragmatisme dikembangkan antara lain oleh Charles sander fierce dari amerika. Teorinya
menyatakan bahwa nilai kebenaran dapat dicapai melalui penyelidikan yang beroientasi pada
kepentingan masa kini dan masa datang. Oleh sebab itu, nilai kebenaran akan berkembang
sesuai dengan kondisi tempat dan proses.[1]
Pada pokoknya penelitian merupakan usaha sistematik dalam menjawab suatu
permasalahan. Tuckman menjelaskan, tegasnya penelitian adalah proses pemecahan masalah
secara ilmiah. Sehubungan dengan hal diatas, Hadjar menjelaskan informasi dan pengetahuan
pendidikan yangdiperoleh melalui pengetahuan mempunyai tingkat keshahihan yang lebih
bias diandalkan dan dari hasil penelitian ini semakin banyak digunakan dalam menetapkan
kebijakan baru dalam dunia pendidikan.
Kegiatan penelitian dibidang pendidikan, social, ekonomi, politik dan keagamaan semakin
berkembang secara intensif sesuai dengan kebutuhan informasi yang akurat, untuk dasar
pembuatan keputusan atau kebijakan dalam semua masalah kehidupan, tak terkecuali
pendidikan.
Penelitian juga dilaksanakan untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi manusia
dalam kehidupannya seperti halnya dalam ekonomi, politik, agama, social budaya dan
pendidikan.
Melakukan penelitian ilmiah adalah merupakan keterampilan yang menjadikan seorang
calon sarjana memahami proses kerja ilmiah. Untuk mencapai keterampilan ini diperlukan
proses transformasi pengetahuan tentang metode penelitian terhadap mahasiswa yang
memiliki tugas penelitian ini dengan meletakkan penelitian ilmiah mencapai 6 SKS. Itu
berarti penyelesaian tugas akhir penulisan skipsi tidak boleh dianggap pekerjaan ringan dan
dikerjakan asal jadi saja. Karena itu klimaks penyelesaian tugas penulisan skripsi dengan inti
kegiatan penelitian ilmiah harus dipersiapkan sedemikian rupa, tidak hanya penguasaan
pengetahuan dan keterampilan tetapi yang tak kalah pentingnya adalah terbentuknya mental
keingin tahuan yang kuat supaya para sarjana nantinya mau mencari kebenaran ilmiah untuk
memecahkan persoalan social, ekonomi, keagamaan, dan pendidikan yang dihadapinya di
masyarakat.[2]

2. Sikap Ilmuan
Menurut Ary, dkk (1993). Seorang ilmuan memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
a. Seorang ilmuan adalah bersikap peragu, yang memelihara sikap skeptic secara tinggi
terhadap data dari ilmu. Penemuan akan dihargai sementara oleh ilmuan jika data tersebut
belum diuji (verifikasi). Dalam hal ini,verifikasi memerlukan adanya observasi dan
perncapaian hasil yang sama. Ilmuan selalu ingin mencoba pendapat dan permasalahan
berkaitan dengan hubungan diantara beberapa fenomena alamiah.
b. Ilmuan bersikap objektif dan tidak memihak (imfartial). Dalam melakukan odservasi dan
penafsiran data, ilmuan tidak mencoba untuk membuktikan pendapat. Ilmuan harus
melakukan kewaspadaan tertentu terutama dalam pengumpulan data dengan cara tertentu.
Ilmuan menjaga kebenaran dan menerima fakta-fakta bahkan bila data yang dikumpulkan
mendukung atas suatu teori yang dikenal, lalu ada bukti yang menyampingkan/menolak,
maka teori tersebut harus dimodifikasi sesuai data factual.
c. Ilmuan menangani fakta bukan nilai. Ilmuan tidak bekerja dalam hal menyatakan implikasi
moral tertentu dari penemuannya, karena itu mereka tidak membuat keputusan apa yang baik
atau apa yang buruk, akan tetapi memberikan data mengenai hubungan yang eksis
diantaranya peristiwa yang terjadi. Suatu penemuan ilmuan mungkin saja merupakan kunci
penting dalam menemukan solusi nilai keputusan yang mencakup berbagai data dan tidak
menghukum pertimbangan nilai.
d. Ilmuan senantiasa tidak puas dengan data yang asing tetapi mencari secara sitematik bai
penemuan mereka. Ilmuan meletakkan penemuan mereka dalam suatu system yang teratur,
kemudian dalam hal teori keilmuan ilmuan membawa penemuan empiric kedaam pola yang
bermakna, bagaimanapun, ilmuan menghargai teori sebagai penemuan tentative/sementara
atau provisional dari suatu pokok masalah yang kemudian diperbaiki bila suatu bukti baru
ditemukan.[3]
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
Manusia mampu melihat dunia ini dengan perspektif yang amat beragam, dengan
kemampuan nalarnya, manusia mampu melihat dunia sekelilingnya dengan mekanisme yang
unik, bahkan multi dimensi. Hal itu dikarenakan manusia memiliki rasa ingin tahu yang amat
besar. Awalnya, ras ingin tahu itu berkembang dengan cara yang amat sederhana ketika
sesuatu kejadian terjadi manusia masih hanya mencoba memperhatikannya, tetapi lama
kelamaan, manusia mengembangkan rasa ingin tahu dengan mencoba mencari jawaban
dibalik kejadian tersebut. Demikianlah maka ilmu pengetahuan manusia semakin banyak dan
semakin beragam. Dalam kehidupannya manusia memang selalu ingin menemukan jawaban.
Proses perkembangan kemudian membawa manusia kedalam jawaban-jawaban yang sifatnya
sederhana sampai kemudian yang rumit dan kompleks. Pencarian jawaban yang benar-benar
kebeneran inilah yang menjadi hakikiat ilmu pengetahuan manusia.

4. Pendekatan-Pendekatan Penelitian
A. Penelitian kualitatif
1) Pengertian Penelitian Kualitatif
Mengacu kepada Straus dan Corbin ( 1990) penelitian kualitatif adalah suatu jenis
penelitian yang prosedur penemuan yang di lakukan tidak menggunakan prosedur statistic
atau kuantifikasi.[4] Dalam hal ini penelitian kulitatif adalah penelitian tentang kehidupan
seseorang cerita, prilaku, dan juga tentang fungsi organisasi, gerakan social, atau hubungan
timbal balik.
Faisal (1990) berpendapat bahwa dalam mempelajari prilaku manusia di perlukan
penelitian mendalam sampai ke perilaku intinya (Inner behavior) secara holistic dan bertolak
dari sudut pandang manusia prilaku manusia.
Aktivitas penelitian kualitatif yang dilaksanakan ini memiliki cirri cirri sebagai mana
dikemukakan Beogedan dan Biglend (1982) yaitu :
1. Latar alamiah sebagai sumber data
2. Penelitian adalah instrument kunci
3. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil
4. Penelitian dengan pendekatan kualitatif cenderung menganalisis data secara induktif
5. Makna yang dimiliki pelaku yang mendasari tindakan tindakan mereka merupakan aspek
esensial dalam penelitian kualitatif.[5]
Penelitian kualitatif mencakup berbagai jenis penelitian yang mempunyai karakteristik
yang sama atau bersama. Para antropolog telah mengembangkan dan menggunakan
pendekatan ini dalam bentuk metode etnografis dengan disiplin dan tata cara yang tertentu.
Para antropolog dan sosiolog juga telah mengkombinasikan teknik- teknik survey dengan
pendekatan – pendekatan naturalistik untuk mengembangkan pendekan observasi berperan
serta ( Dimana subjek yang diteliti diperlukan sebagai peserta peneliti) dalam penelitian
lapangan.[6]
Bogdan dan Tailor menjelaskan definisi metode kualitatif yaitu pendapat ini menegaskan
bahwa metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif tentang orang melalui tulisan atau kata- kata yang diucapkan dan prilaku yang
dapat diamati.
Penggunaan metode kualitatif memungkinkan seseorang untuk mengetahui kepribadian
orang dan melihat orang sebagai mereka ,memahami dunianya. Apa yang diamati secara
langsung tentang pengalaman meraka sehari haridengan masyarakatnya.[7] Penelitian
kualitatif mempelajari orang orang dengan mendengarkan apa yang dikatakan, tentang diri
mereka dan pengalamannya dari sudut pandang orang yang diteliti.
Kirk dan Miller mendefenisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia
baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.[8]
Jane Richie juga memberi defenisi yaitu penelitian kualitatif yang merupakan upaya
untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku,
persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Pada defenisis ini dikemukakan tentang
peranan penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu konsep, perilaku, persepsi dan
persoalan tentang manusia yang diteliti.[9]
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain. Secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.[10]
Dari beberapa uraian yang telah diungkapkan dapatlah ditarik sebuah kesimpulan
bahwasanya penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi atau
penggambaran dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Setiap penelitian harus berujung opada sintesis pengetahuan yang membantu peneliti dan
masyarakat pada umumnya menyelesaikan masalah, baik berupa pelurusan, konsep, saran
tindakan, yang harus ditempuh, atau kebijan, atau pelurusan nilai – nilai yang diyakini
masyarakat karena itu penelitian sebagai metode ilmiah adalah jawaban empiris terhadap
masalah yang dihadapi dengan system, metode, prosedur, dan teknik tertentu.
2) Kapan menggunakan Penelitian Kualitatif
a. Bila masalah penelitian belum jelas, kondisi semacam ini cocok dengan metode kualitatif,
karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke objek.
b. Untuk mencari makna dibalik data yang tampak.
c. Untuk memahami interaksi social.
d. Memahami perasaan orang.
e. Untuk mengembangkan teori.
f. Untuk memastikan kebenaran data.
g. Meneliti sejarah perkembangan
3) Fungsi dan pemanfaaatan penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif dimanfaatkan untuk keperluan :
 Pada penelitian awal dimana subjek penelitian tidak difenisikan secara baik dan kurang
difahami.
 Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional
 Untuk penelitian konsultatif
 Memahami isu-isu rumit suatu proses
 Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang
 Untuk memahami isu-isu yang sensitive
 Untuk keperluan evaluasi
 Untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti malalui penelitian
kuantitatif
 Digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelititan
 Digunakan untuk dapat memahami setiap fenomena yang sampai kini belum dapat diketahui
 Digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui
 Digunakan oleh peneliti bermaksud meneliti sesuatu secara mendalam
 Dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untuk menelaah sesuatu latar belakang misalnya
tentang motivasi, peranaan, nilai, sikap dan persepsi.
 Digunakan oleh peneliti yang berkeinginan untuk menggunakan hal-hal yang belum banyak
diketahui ilmu pengetahuan
 Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya[11].

4) Karakterisktik penelitian kualitatif


Penelitian kualitatif memiliki cirri-ciri yang membedakannya dengan penelitian lainnya.
Berikut adalah uraian yang merupakan hasil pengkajian dan sintesis dari pendapat Bogdan
dan Biklen dengan Lincoln dan Guba :
 Latar alamiah, penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada
konteks dari suatu keutuhan. Hal ini dilakukan karena ontology alamiah menghendaki adanya
kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari
konteksnya.
 Manusia sebagai alat, dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang
lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena, jika memanfaatkan alat
yang bukan manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lajim
digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan
penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan.
 Metode kualitatif, yaitu pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen. Metode
kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan motede
kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini
menyajikan secara langsung hakekat hubungan peneliti dengan responden. Ketiga, metode
labih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaaruh bersama
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
 Analisis data secara induktif, alasannya. Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-
kenyataan jamak sebagaimana yang terdapat dalam data.
 Teori dari dasar, penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori
substant
 ive yang berasal dari data.
 Deskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka
hal itu disebabkan penerapan metode kualitatif.
 Lebih mementingkan proses daripada hasil
 Adanya batas yang ditentukan oleh focus, batas menentukan kenyataan jamak yang
kemudian mempertajam focus, penerapan focus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi
oleh peneliti dan focus.
 Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, penelitian kualitatif mendefenisikan validitas,
reabilitas, dan objektifitas dalam persi lain dengan yang lajim digunakan dalam penelitian
klasik.
 Desain yang bersifat sementara, dengan disesuaikan melalui kenyataan dilapangan.
 Hasil penelitian dirundingkan dengan bersama.

B. Penelitian Kuantitatif
1) Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan
dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan
fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena
hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis
dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu cirri tertentu. Untuk
menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu
itu. Untuk itupengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga, dan seterusnya.
Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitian
kuantitatif didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata, kuadrat, dan perhitungan statistic
lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau
kuantitas.[12]
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alammaupun ilmu-ilmu sosial,
dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara
untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan
dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Dalam metode penelitian kuantitatif, masalah yang diteliti lebih umum memiliki wilayah
yang luas, tingkat variasi yang kompleks. Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana,
terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian. Akan tetapi masalah-masalah pada metode
penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah,
namun dari penelitian tersebut nantinya dapat berkembangkan secara luas sesuai dengan
keadaan di lapangan. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah
manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh karena hal itu, peneliti harus memiliki
bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat melakukan wawancara secara langsung
terhadap responden, menganalisis, dan mengkontruksikan obyek yang diteliti agar lebih jelas.
Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila
disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode
ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode penelitian. Metode
ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini
sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaedah-kaedah ilmiah yaitu konkrit atau empiris,
objektiv, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan
metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan sebagai iptek baru. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic.[13]
Format Penelitian Kuantitatif dalam ilmu social tergantung pada permasalahan dan tujuan
penelitian itu sendiri.[14]
Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan pada
aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran,
setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator.
Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda–
beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan
menggunakan simbol–simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat
di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu
parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan
generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang
suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat
dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam
statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan
nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif.
Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut
“data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan
menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih
lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
2) Proses Penelitian Kuantitatif
Setiap penelitian berangkat dari masalah, namun masalah yang dibawa peneliti kuantitatif dan
peneliti kualitatif berbeda. Dalam penelitian kuantitatif, maslaah yang dibawa oleh peneliti harus
sudah jelas, sedangkan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.
Setelah masalah diidentifikasi, dan dibatasi, maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan.
Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pernyataan dengan pernyataan ini,
maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan rumusan
masalah tersebut, maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam
penelitian kuantitatif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian tersebut jawaban
terhadap rumusan masalah yangbaru menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis, maka
hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara tersebut, selanjutnya akan dibuktikan
kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan
data dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Bila populasi terlalu luas,
sedangkan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut. Bila peneliti bermaksud membuat generalisasi, maka
sampel yang diambil harus representative, dengan teknik random sampling.
Meneliti adalah mencari data yang akurat. Untuk itu peneliti perlu menggunakan instrument
penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab
rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dalam peneltitian kuantitatif analisis data
menggunakan statistic. Statistic yang digunakan berupa statistic parametris danstatistik non
parametris. Peneliti menggunakan statistic imferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang
diambil secara random.
Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat
menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik, garis, grafik batang, polygon, ogive, dan lain-
lain. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi
terhadap data yang telah disajikan.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan
berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan mssalah berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Jadi kalau masalah ada lima maka kesimpulan juga ada lima. Karena peneliti melakukan penelitian
bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban untuk memberikan saran-
saran. Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat dipecahkan.saran yang diberikan
harus berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Jadi jangan membuat saran yang tidak berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan. Apabila hipotesis penelitian yang diajukan tidak terbukti, maka
perlu di cek apakah ada yangsalahdalam menggunakan teori, instrument, pengumpulan, analisis data,
atau rumusan data yang diajukan.[15]
3) Kapan menggunakan penelitian kuantitatif.
a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
b. Bila peneliti ingin mendapat informasi yang luas dari suatu populasi.
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat
diukur.
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk
tertentu.[16]
4) Fungsi penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmuilmu social,
dari fisik dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini jugadigunakan sebagai cara
untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Sering juga dipergunakan dalam ilmu-ilmu social
untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

5) Karakteristik Penelitian Kuantitatif


 Dilihat dari desain
a. Spesifik, jelas, rinci
b. Ditentukan secara mantap sejak awal
c. Menjadi pegangan langkah demi langkah
 Dari segi tujuan
a. Menunjukkan antara variabel
b. Menguji teori
c. Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif
 Dari segi teknik pengumpulan data
a. Kuesioner
b. Observasi dan wawancara tersturktur
 Dari segi instrument penelitian
a. Test, angket, wawancara terstruktur.
b. Instrument yang telah standar
 Dari segi data
a. Kuantitatif
b. Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan menggunakan instrument
 Dari segi sampel
a. Besar
b. Representative
c. Sedapat mungkin random
d. Ditentukan sejak awal
 Dari segi analisis
a. Setelah selesai pengumpulan data
b. Deduktif
c. Menggunakan statistic untuk menguji hipotesis
 Dari segi hubungan dengan responden
a. Dibuat berjarak bahkan sering tanpa kontak supaya objektif
b. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari pada responden
c. Jangka pendek sampai hipotesis sampai hipotesis dapat dibuktikan
KESIMPULAN
Penelitian merupakan usaha sistematik dalam menjawab suatu permasalahan. Kegiatan
penelitian dibidang pendidikan, social, ekonomi, politik dan keagamaan semakin berkembang
secara intensif sesuai dengan kebutuhan informasi yang akurat, untuk dasar pembuatan
keputusan atau kebijakan dalam semua masalah kehidupan, tak terkecuali pendidikan.
Melakukan penelitian ilmiah adalah merupakan keterampilan yang menjadikan seorang calon
sarjana memahami proses kerja ilmiah.
Dalam penelitian ilmiah dikenal dua bentuk penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan
penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi atau
penggambaran dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metode
penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian
akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. Langkah Muda Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi


Guru. Jakarta. 2012. Raja Grafindo Persada

Moleong, Lexi J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: 2014. Remaja Rosdakarya

Pathoni, Abdurrahmat. Metodologi penelitian dan teknik penyusunan skipsi. Jakarta.


2011. Rineka Cipta

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung. 2010. Alfabeta

Syahrum dan Salim. Metodologi penelitian kuantitatif. Bandung: 2009. Cipta Pustaka

Syahrum dan Salim. Syahrum dan Salim. Metodologi penelitian kuantitatif. Bandung:
2007. Cipta Pustaka

Anda mungkin juga menyukai