Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN


Perspektif Penelitian (Kualitatif, kuantitatif, pengembangan, PTK)

OLEH: KELOMPOK 1

1. Henky Sabantro (1711280039)


2. Velya Vitaloka (1711280032)
3. Yoza Nopitasari (1711280037)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metodologi dalam suatu penelitian berkaitan pada cara peneliti mendekati problem dan
mencari jawab atas problem tersebut. Dalam ilmu-ilmu sosial sering dikatakan bahwa
perbincangan atau perdebatan tentang metodologi adalah perdebatan asumsi dan tujuan, tentang
teori dan perspektif (Taylor & Bodgan, 1984).
Metode penelitian sosial adalah cara sistematik yang digunakan peneliti dalam
pengumpulan data yang diperlukan dalam proses identifikasi dan penjelasan fenomena sosial
yang tengah ditelisiknya. Secara dikotomis, dalam ilmu social dan pendidikan dikenal dua jenis
metode penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Borg and Gall (1989) mengungkapkan beberapa nama penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian kuantitatif disebut sebagai metode tradisisonal, positivistic, scientific, confirmatory,
kuantitatif. Sedangkan metode kualitatif sering disebut sebagai metode baru, postpositivistic,
discovery, interpretive dan kualitatif. Nama kedua metode tersebut yang paling banyak
digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif.
Paradigma positivisme pada umumnya melahirkan metode penelitian kuantitatif, sedangkan
paradigma alamiah melahirkan metode kualitatif. Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan
gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistic kontekstual) melalui pengumpulan
data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode penelitian Kuantitatif dan Kualitatif?
2. Apa pengertian metode penelitian Pengembangan dan PTK?
3. Apa perbedaan dari penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Pengembangan, dan PTK?
4. Kapan metode Kuantitatif, Kualitatif, Pengembangan dan PTK digunakan?
5. Berapa lama jangka waktu penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Pengembangan dan
PTK?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian metode penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
2. Untuk mengetahui pengertian metode penelitian Pengembangan dan PTK.
3. Untuk mengetahui perbedaan dari penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
Pengembangan, dan PTK.
4. Untuk mengetahui penggunanaan metode Kuantitatif, Kualitatif, Pengembangan
dan PTK.
5. Untuk mengetahui jangka waktu penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Pengembangan
dan PTK.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional
berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau
oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh imdera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
(bedakan cara yang tidak ilmiah, misalnya mencari uang yang hilang, atau provokator, atau
tahanan yang melarikan diri melalui paranormal). Sistematis artinya, proses yang dignakan
dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
1. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah
yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut
metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan
berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitaif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat
diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat
sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu
yang refresentatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan
masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis
tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan
data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis
secara kuantitatif menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat
disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada
umunya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil
penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
2. Pengertian Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena
popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada
filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses
penelitian lebih bersifat seni (kurang tepola), dan disebut sebagai metode interpretive
karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang
ditemukan di lapangan.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga metode
etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigm interpretif dan
konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistic/utuh,
kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif. Penelitian
dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang
berkembang apaadanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti oleh kehadiran dan kehadiran
peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif
instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat
menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas,
sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkrontruksi situasi sosial
yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti, maka teknik pengumpulan
data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara
gabungan/simultan. Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta
yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksprimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.

B. Pengertian Metode Penelitian Pengembangan dan PTK


1. Pengertian Metode Penelitian Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya
Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, menguji keefektifan produk tersebut.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang
bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji kefektifan produk tersebut
supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk
menguji keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat
longitudinal (bertahap bisa multi years). Penelitian Hibah Bersaing (didanai
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), adalah penelitian yang
menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan adalah metode
penelitian dan pengembangan.
Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk
bidang administrasi, pendidikan dan sosial lainnya masih rendah. Padahal
banyak produk tertentu dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu
dihasilkan melalui research dan development.
2. Pengertian Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian dari, oleh, dan untuk guru dengan
tujuan untuk meningkatkan keprofesionalan guru. PTK dapat pula diartikan sebagai
“penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara
lebih professional”.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau
di sekolah tempat guru mengajar dengan tujuan perbaikan dan/atau peningkatan kualitas
proses dan praktik pembelajaran. Untuk meningkatkan keahlian dalam pembelajaran
bidang studi, guru diseyogyakan selalu melakukan PTK. Masalah yang diteliti adalah
masalah yang memang penting, menarik perhatian, dalam jangkauan peneliti dari segi
kemampuan, waktu, biaya, dan tenaga.
Lingkup penelitian dapat berkisar pada kurikulum, peserta didik, guru, sarana/
prasarana, dan penilaian. Masalah pendidikan bidang studi biasanya bersegi banyak,
dapat berupa salah satu atau kombinasi masalah di atas, dan untuk memecahkannya
melalui penelitian masalah tersebut harus dipilah-pilah menjadi sub masalah dan diteliti
satu-persatu. Masalah-masalah yang timbul dalam proses pembelajaran dapat diatasi oleh
guru dengan melakukan PTK.

C. Perbedaan Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Pengembangan dan PTK


Perbedaan metode penelitian kuantitatif, kualitatif, pengembangan, dan PTK diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Kuantitatif

Terdapat miskonsepi berkenaan dengan penelitian kuantitatif bahwa


penelitian jenis ini ialah penelitian yang memakai angka-angka atau statistik.
Sesungguhnya pernyataan ini tidak salah namun tidak mendeskripsikan dengan
sempurna terkena penelitian kuantitatif. Penelitian jenis lain pun, sanggup
memakai angka atau pun statistik.
Penelitian kuantitatif berusaha untuk menguji hubungan dua
hal [variabel] atau lebih. Hal yang diuji harus berupa variabel dalam arti
mempunyai variasi “nilai”, contohnya jenis kelabuin [karena ada 2 nilai: pria
atau perempuan], tingkat pendidikan [karena sanggup dibedakan lagi menjadi
SD, SMP, SMA, dan sarjana], tingkat intelegensi atau IQ [karena ditetapkan
dengan skor IQ yang sanggup bervariasi], dan tinggi tubuh [karena sanggup
ditetapkan dengan satuan cm yang sanggup bervariasi].
Oleh alasannya yakni sifatnya “pengujian”, maka pada penelitian kuantitatif
terdapat apa yang disebut hipotesis, yaitu dugaan sementara hasil kajian teoritis.
Dugaan ini akan dibuktikan kebenarannya dengan memakai data yang diperoleh
dari variabel yang terlibat.
Berikut ini beberapa komponen penting dari penelitian kuantitatif yang
muncul dalam tawaran dan/atau laporan penelitian.
a. Hipotesis
b. Statistik inferensial
c. Populasi dan Sampel
d. Pengujian syarat penerapan statistik inferensial
e. Angka signifikansi
f. Kajian teori ihwal konsep dan hubungan yang ada antar variabel
g. Definisi operasional setiap variabel
h. Rancangan batasan waktu
2. Penelitian Kualitatif

Jika penelitian kuantitatif berusaha untuk menguji berpengaruh


lemahnya hubungan dua atau lebih variabel, maka penelitian kualitatif berusaha
untuk menemukan penjelasan terkena suatu fenomena. Melalui atau bersama ini
demikian, penelitian kualitatif tolong-menolong ingin menemukan atau
mengkonstruksi suatu teori terkait suatu fenomena.
Untuk memperoleh klarifikasi terhadap suatu fenomena tersebut maka
dalam penelitian kualitatif, ranah subjek penelitian dibatasi sedemikian rupa
sehingga memungkinkan peneliti untuk membangun teori. Jadi, permasalahan
lebih bersifat kasuistik. Lebih dari itu, alasannya yakni permasalahan tidak
terlalu terang secara teknis, maka instrumen penelitian yang paling utama
yakni peneliti sendiri. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam perjuangan
menemukan jawabanan dari permasalahan, peneliti dalam proses observasi dan
pengumpulan data, sanggup saja memunculkan instrumen gres untuk
memperoleh data yang lebih valid.
Berikut ini beberapa komponen penting dari penelitian kualitatif yang
muncul dalam tawaran dan/atau laporan penelitian.
a. Setting penelitian [sejelas-jelasnya, alasannya yakni lebih bersifat kasuistik].
b. Proses validasi bersifat triangulasi [untuk satu aspek diperoleh data dengan
cara/instumen tidak sama-beda, dari sumber tidak sama-beda, dan waktu tidak
sama-beda, kemudian dibandingkan mana yang valid].
c. Instrumen utama yakni peneliti sendiri.
d. Tidak ada rancangan batasan waktu [batasnya yakni bila data yang diperoleh
kembali mempersembahkan kesimpulan yang masih sama]. Kajian teori yang
sudah ada atau bekerjasama dengan masalah.
3. Penelitian Pengembangan

Jika pada penelitian tindakan, perjuangan untuk memecahkan dilema


dengan melaksanakan suatu “tindakan”, maka pada penelitian pengembangan
atau R&D [research and development] dibentuk suatu “instrumen atau alat”.
Kemunculan instrumen atau alat ini dalam penelitian pengembangan bisa
berawal dari sebuah masalah, bisa pula berasal dari adanya kelemahan dari alat
atau intrumen yang sudah ada. Misalnya pada pembelajaran matematika topik
berdiri ruang di mana siswa mengalami kesusahan memahami irisan bidang
terhadap berdiri ruang, maka salah satu alternatif yakni dengan membuat
sebuah alat peraga yang sanggup memmenolong siswa.
Berikut ini beberapa komponen penting dari penelitian pengembangan
yang muncul dalam tawaran dan/atau laporan penelitian.
a. Ulasan bahwa tidak ada alat yang sanggup memecahkan dilema atau alat yang
sudah ada belum sanggup memecahkan masalah.
b. Rancangan atau protipe alat [setiap siklus; pada tawaran spesialuntuk prototipe
awal] .
c. Rancangan biaya terkait pembuatan alat [jika berbiaya besar].
d. Kriteria keberhasilan.
e. Kajian teori ihwal fungsi dari alat dan prosedur atau materi penyusun prototipe.
f. Rancangan acara dalam satu siklus pengujian prototipe.
g. Kriteria keberhasilan [“titik jenuh” saaat siklus tes kemampuan dan pemahaman
sanggup dihentikan].
4. Penelitian Tindakan (PTK)

Seringkali dalam melaksanakan pekerjaan terkait profesi tertentu, kita


menemukan dilema yang menghambat pekerjaan. Untuk itu, diharapkan suatu
tindakan untuk memecahkan dilema yang menghambat itu atau untuk
memperbaiki kinerja. Namun, diharapkan rasional dalam menentukan tindakan
yang tepat, serta diharapkan perbaikan yang terus menerus supaya tindakan
tersebut benar-benar memecahkan masalah. Analoginya, ketika kita mengalami
sakit, maka diharapkan tindakan pengobatan yang sempurna contohnya dengan
meminum obat, namun supaya proses penyembuhan berjalan optimal maka
diharapkan pengobatan obat secara terus menerus [dalam dasisi tertentu] hingga
kita benar-benar sembuh dari penyakit tersebut.
Berikut ini beberapa komponen penting dari penelitian tindakan yang
muncul dalam tawaran dan/atau laporan penelitian:
a. Setting subjek dan objek yang mempunyai masalah.

b. Tahap-tahap pelaksanaan tindakan [setiap siklus; khusus tawaran spesialuntuk


siklus pertama].

c. Kajian teori ihwal tindakan yang dipilih, terutama terkena kelebihannya.

d. Rancangan acara dalam satu siklus.

e. Kriteria keberhasilan [“titik jenuh” ketika siklus sanggup dihentikan].

D. Penggunaan Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatitatif, Pengembangan dan PTK


1. Metode Penelitian Kuantitatif
Seperti telah dikemukakan bahwa, metode kuantitatif dalam buku ini meliputi
metode survey dan eksperimen. Metode kuantitatif digunakan apabila:
a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah
merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara
aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan
pelaksanaan.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode
penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas
tetapi tidak mendalam.
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Untuk
kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya pengaruh
jamu tertentu terhadap kesehatan.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesi penelitian. Hipotesis penelitian dapat
berbentuk hipotesi deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak-anak dari
masyarakat tertentu, maka dilakukan pengukuran dengan tes IQ.
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan,
teori dan produk tertentu.
2. Metode Penelitian Kualitatif
Metode ini digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan
metode kuantitatif. Berikut ini dikemukakan kapan metode kualitatif digunakan
a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin mala
masih gelap.
b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak.
c. Untuk memahami interaksi sosial.
d. Memahami perasaan orang.
e. Untuk mengembangkan teori.
f. Untuk memastikan kebenaran data.
g. Meneliti sejarah perkembangan.
3. Metode Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah suatu proses yang digunakan dalam
pendidikan. Produk yang dihasilkan antara lain: bahan pelatihan untuk guru, materi
belajar, media, soal dan sisem pengolaan dalam pembelajaran.
4. Metode Penelitian Tingkat Kelas (PTK)
Metode penelitian tindakan kelas (PTK) digunakan apabila:
a. Bila peneliti ingin adanya perbaikan pada proses pembelajaran yang
permasalahannya banyak dialami oleh para pendidik dan kependidikan.

b. Bila peneliti ingin mengetahui suasana diskusi di antara siswa, Apakah diskusinya
berlangsung dengan baik atau tidak.

c. Bila peneliti ingin mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa.

d. Bila peneliti ingin menetahui aktivitas guru dan siswa pada proses
pembelajaran.
a. Bila ingin mengetahui jumlah siswa pada suatu kelas , misalnya yang menjadi
subyek penelitian berjumlah 16 orang dengan latar belakang kemampuan yang
berbeda-beda mulai dari yang tinggi, sedang, dan rendah dilihat dari kecerdasan
dan intelektual masing-masing siswa. Dari ke-16 siswa terdiri dari 6 orang laki-
laki dan 10 orang perempuan.

E. Jangka Waktu Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Pengembangan dan PTK


1. Metode Penelitian Kuantitatif
Pada umumnya jangka waktu penelitian kuantitatif tidak terlalu lama,
karena data ayang dikumpulkan menggunaksn system kueisioner, sehingga bila
seluruh kueisioner telah terkumpul dan dilakukan kegiatan analisis data dan
telah didapatkan hasil untuk disimpilkan maka penelitian telah selesai.
2. Metode Penelitian Kualitatif
Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena
tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar
pembuktian hipotesis seperti dalam penelitian kuantitatif. Namun demikian
kemungkinan jangka penelitian berlangsung dalam waktu yang pendek, bila
telah ditemukan sesuatu dan datanya sudah jenuh. Ibarat mencari provokator,
atau mengurai masalah atau memahami makna, kalau semua itu dapat
ditemukan dalam satu minggu, dan telah teruji kredibilitasnya, maka penelitian
kualitatif dinyatakan selesai, sehingga tidak memerlukan waktu yang sama.
3. Metode Penelitian Pengembangan
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang
bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji kefektifan produk tersebut
supaya dapat berfungsi di masyarakat luas maka diperlukan penelitian untuk
menguji keefektifan produk tersebut. Jadi, penelitian pengembangan bersifat
longitudinal (bertahap dapat dilakukan dalam jangka waktu beberapa tahun).
4. Metode Penelitian Tingkat Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam jangka waktu yang
cukup lama, karena penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki
proses dan hasil belajar. Harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu
(misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan,
bukan "sekali tembak" selesai pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai