KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sekali bentuk dan cara penulisan karya ilmiah yang kita temui. Bentuk luasnya
bisa berbeda, namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Atas dasar itu yang paling penting
adalah bukan mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya, melainkan memahami dasar pikiran
yang melandasinya. Pemilihan bentuk dan penulisan merupakan masalah selera dan preferensi
perorangan maupun lembaga dengan memperhatikan berbagai factor lainnya, seperti masalah apa
yang sedang dikaji, siapakah pembaca tulisan ini dan dalam rangka kegiatan ilmiah apa akan
disampaikan.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka untuk menyeragamkan tata cara penulisan tersebut,
maka perlu diterbitkan pedoman penyusunan usulan penelitian maupun Skripsi. Hal ini dilakukan
supaya pembaca mempunyai persamaan persepsi terhadap istilah atau terminologi yang berkaitan
dengan penulisan skripsi.
Berbagai macam definisi penelitian-penelitian dinyatakan oleh banyak penulis. Secara
umum penelitian dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia dalam rangka memperoleh
pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan alat-alat dan cara-cara tertentu. Secara luas
suatu penelitian dapat berarti menemukan teori baru dengan menggugurkan teori lama,
menambahkan sesuatu yang baru pada teori lama, atau benar-benar menemukan sesuatu yang
baru yang belum ada sebelumnya.
Suatu penelitian ilmiah dapat menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif.
Pendekatan kuantitatif menggunakan alat uji statistik, maupun matematik yang sering disebut
sebagai analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan kualitatif lebih mendasarkan pada
penalaran logis (logical reasoning), pemahaman interpretasi terhadap obyek penelitian. Bahkan
pada saat ini sesuai dengan perkembangannya pendekatan kuantitatif ini tidak ada artinya sama
sekali bila tanpa menggunakan pendekatan analisis kualitatif.
1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian di bidang ilmu-ilmu eksakta dengan
aktivitas yang didasarkan pada disiplin ilmiah dari masing-masing ilmu, juga
menggunakan materi perlakuan yang susun dalam rancangan-rancangan yang sudah baku
dengan tujuan untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan. Penelitian yang masuk
kedalam penelitian kuantitatif adalah penelitian-penelitian ekperimental untuk menguji
hipotesis yang dikemukakan. Definisi tersebut, memberi pemahaman bahwa pendekatan
atau metode kuantitatif lazim digunakan dalam disiplin ilmu-ilmu sains dan eksakta,
namun metode kuantitatif juga banyak digunakan dalam penelitian pendidikan.
Dalam penelitian kuantitaif pada ilmu sosial atau pendidikan, tugas peneliti adalah
menguji adalah menguji suatu teori-teori pendidikan dengan cara membuat hipotesa-
hipotesa, membuat instrumen membuat hipotesis, dan menguji hipotesisnya.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang
tradisional dan metode baru; metode positivistic dan metode postpositivistic, metode
scientific dan artistic, metode konfirmasi dan temuan. Jadi metode kuantitatif sering
dinamakan metode tradisional, positivistic, scientivic dan metode discovery. Selanjutnya
metoda hase kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan
interpretive research.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode
ini sebagai metode scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/
empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode
discovery, Karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek
baru.
2. Penelitian Kualitatif
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller, mendefinisikan bahwa
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri yang
berhubungan dengan orag-orang tersebut dalam bahasanya dan peralihannya.
Dan secara umum penelitin kualitatif yakni, prosedur penelitian yang bertujuan
meneliti suatu masalah dengan cara merumuskan permasalahn lalu meneliti dengan
cara mendalam yaitu pengamatan, pencatatan, wawancara dan terlibat dalam proses
penelitian guna menemukan penjelasan berupa pola-pola, deskripsi dan menyusun
indikator.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive atau snowball, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena
popularitasnya belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik Karena
berlandaskan pada filsafat post positifisme. Metode ini disebut juga sebagai metode
artistic, Karena proses penelitian lebih bersifat seni(kurang terpola),dan disebut
metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi
terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di
artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,analisis data
bersifat kuantitatif/statistic,dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di
tetapkan.
Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena
penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah(natural setting);di sebut juga
metode etnographi,karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya;disebut metode kualitatif,karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
B. Penelitian Kuantitatif
1. Prosedur Penelitian Kuantitatif
Berikut adalah langkah-langkah penelitian kuantitatif dengan laporan penelitian :
a. Konseptualisasi masalah penelitian sehingga jelas rumusan masalahnya, jelas
ruang lingkupnya dan jelas batasan konsep dan batasan operasionalnya.
b. Berfikir rasional dalam mengkaji teori, postulat berkenaan dengan masalah
penelitian untuk mengajukan hipotesis penelitian.
c. Pengumpulan data, penetapan alat analisis untuk pemecahan masalah.
d. Analisis data, menguji hipotesis membahas dan pemecahan masalah.
e. Kesimpulan penelitian yakni menerima atau menolak hipotesis penelitian.
d. Metode Survei
Menurut Zikmund (1997), metode penelitian survei adalah satu bentuk
teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel
berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan”, menurut Gay & Diehl
(1992) “metode penelitian survei merupakan metode yang digunakan
sebagai kategori umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan
wawancara.
e. Metode Ex Post Facto
Metode Ex post Facto adalah metode yang digunakan dalam
penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi
oleh peneliti. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian
teoritis, bahwa suatu variable tertentu mengakibatkan variable tertentu.
f. Metode True Experiment
Dikatakan true experiment(eksperimen yang sebenarnya atau betul-
betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel
luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas
internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi
tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang
digunakan untuk eksperimen maupun sebagaikelompok kontrol diambil
secara random (acak) dari populasi tertentu.
g. Metode Quasi Experiment
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari
true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.
h. Metode subjek Tunggal
Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental), merupakan
eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal.
4. RagamPenelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan sebuah paradigma dalam penelitian yang memandang
kebenaran sebagai sesuatu yang tunggal, objektif, universal dan dapat diverifikasi.
Kebenaran dicapai dengan metode tertentu. Metode penelitian kuantitatif dikelompokkan
ke dalam beberapa golongan. Ragam penelitian kuantitatif menurut dasar penggolongannya
disajikan pada Tabel-2.
Tabel-2. Ragam penelitian kuantitatif
Dasar penggolongan Ragam penelitian
Sifat 1. Penelian dasar.
2. Penelian terapan.
Tempat kajian 1. Penelian laboratorium.
2. Penelian lapangan.
3. Penelitian literatur.
4. Penelitian historis.
Tujuan 1. Penelian pengembangan.
2. Penelitian evaluasi.
3. Penelitian kebijakan.
4. Penelitian tindakan.
5. Penelitian perkembangan.
6. Penelitian survei.
7. Penelitian kasus.
Analisi 1. Penelitian deskriptif.
2. Penelitian korelasional.
3. Penelitian komparasional.
Kehadiran variable 1. Penelitian eksperimen.
2. Penelitian non-eksperimen.
C. Metode Kualitatif
1. Alasan Memilih Penelitian Kualitatif
Strauss dan Corbin menyatakan bahwa seseorang yang melakukan penelitian kualitatif
memiliki beberapa alasan. Pertama, adalah alasan demi kemantapan peneliti berdasarkan
pengalaman penelitiannya. Beberapa peneliti yang memiliki latar belakang bidang
pengetahuan seperti antropologi, atau yang terkait dengan orientasi filsafat seperti
fenomenologi, biasanya dianjurkan untuk menggunakan metode kualitatif. Kedua, adalah
alasan untuk tidak terjebak pada angka-angka hasil pengolahan dengan menggunakan teknik
statistik yang cenderung berlaku untuk populasi. Ketiga, adalah alasan dari sifat masalah
yang diteliti. Dalam beberapa bidang studi, pada dasarnya lebih tepat digunakan jenis
penelitian kualitatif. Contoh dari penelitian semacam ini adalah penelitian untuk mengungkap
sifat pengalaman seseorang dengan fenomena seperti sakit, berganti agama, ketagihan obat,
kehidupan pengemis , dan pola partisipasi wanita bekerja di luar rumah.
Dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil dari mensintesakan
pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dengan Lincoln dan Guba (1985:39-44) ada
sebelas ciri penelitian kualitatif, yaitu:
a. Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu
keutuhan (enity)
b. Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan
bantuan orang lain
c. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
d. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif
e. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif
yang berasal dari data
f. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar) bukan angka-
angka
g. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil
h. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus
yang timbul sebagai masalah dalam penelitian
i. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam versi
lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik
j. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan
kenyataan lapangan (bersifat sementara)
k. Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang
diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.
1) Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks
dari suatu keutuhan
2) Peneliti memasuki dan melibatkan sebagian waktunya di sekolah, keluarga,
tetangga dan lokasi lainnya untuk meneliti maslaah pendidikan atau sosiologi
Peneliti/ dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.
c. Metode kualitatif
1) Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda
2) Menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden
3) Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penyamaan pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
d. Analisis data secara induktif
a. Memilih masalah
b. Studi pendahuluan
c. Merumuskan masalah
d. Merumuskan hipotesis
e. memilih pendekatan
f. Menentukan variabel dan sumber data
g. Menentukan dan menyusun instrumen
h. Mengumpulkan data
i. Analisis data
j. Menarik kesimpulan
k. Menulis laporan
Berbagai cara pengumpulan data untuk penellitian kualitatif terus berkembang, namun
demikian pada dasarnya ada empat cara yang mendasar untuk mengumpulkan informasi
yaitu:
a. Observasi
Observasi yaitu tindakan yang merupakan penafsiran dari teori (karl popper). Namun
dalam penelitian, pada waktu memasuki ruang kelas dengan maksud mengobservasi,
sebaiknya meninggalkan teori-teori untuk menjustifikasi sebuah teori atau menyanggah.
Observasi merupakan tindakan atau proses pengambilan informasi melalui media
pengamatan. Dan menurut Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai
dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan
bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton
dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan
jelas.
Observasi yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko
pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
1. Observasi biasa
Menurut prof. Parsudi suparlan, dalam observasi biasa si peneliti tidak boleh terlibat dalam
hubungan emosi pelaku yang menjadi sasaran penelitian
2. Observasi terkendali
Menurut prof. Parsudi suparlan, para pelaku yang akan diamati dan dikondisi-kondisi yang
ada dalam tempat kegiatan. Pelaku diamati dan dikendalikan si peneliti
3. Observasi terlibat
Menurut prof. Parsudi suparlan, observasi terlibat merupakan teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang di teliti untuk
dapat melihat dan memahami gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan
dipahami oleh para warga yang ditelitinya. Kegiatan observasi terlibat bukan hanya
mengamati gejala yang ada dalam masyarakat yang diteliti, tetapi juga melakukan
wawancara, mendengarkan, memahamidan dalam batas-batas tertentu mengikuuti kegiatan
yang dilakukan oleh masyarakat yang diteliti.
1. Keterlibatan pasif: peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh pelaku
yang diamati dan tidak terjadi interaksi sosial dengan pelaku yang diamati
2. Keterlibatan setengah-setengah: peneliti mengambil sesuatu kedudukan yang berada
dalam 2 hubungan struktural yang berbeda, yaitu antara struktur yang menjadi wadah
bagi kegiatan yang diamati dan struktur dimana pelaku sebagai pendukung
3. Keterlibatan aktif: peneliti ikut mengerjakan apa yang dilakukan para pelaku yang
diamati dalam kehidupan sehari-hari
4. Keterlibatan penuh/ lengkap: bila kegiatan peneliti telah menjadi bagian dari
kehidupan pelaku yang diamati.
1. Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati apakah yang umum
atau yang khusus.
2. Menentukan kriteria yang diobservasi, dengan terlebih dahulu mendiskusikan ukuran-
ukuran apa yang akan digunakan.
1. Pertemuan perencanaan
a. Observasi kelas
b. Diskusi balikan
a. Banyak kejadian yang tidak dapat dicapai dengan observasi langsung, misalnya
kehidupan pribadi seseorang yang sangat rahasia
b. Bila mengetahui bahwa dirinya diteliti, para observer mungkin dengan maksud-
maksud tertentu dengan sengaja berusaha menimbulkan kesan yang menyenangkan
atau sebaliknya pada observer.
c. Timbul kejadian yang tidak selalu dapat diramalkan sehingga observer dapat hadir
untuk mengobservasi kejadian itu. Jika penelitian dilakukan terhadap typical behavior,
menunggu timbulnya behavior yang diharapkan itu secara spontan kerapkali
memakan waktu yang panjang dan sangat membosankan.
d. Tugas observasi menjadi terganggu pada waktu-waktu ada peristiwa yang tidak
terduga-duga, misalnya keadaan cuaca.
e. Terbatasi oleh lamanya kelangsungan suatu kejadian
Kelebihan observasi:
a. Peneliti larut dengan responden dan kehilangan arah tentang informasi apa yang
perlu diambil dari interaksi dengan responden
b. Peneliti tidak dapat mengidentifikasi gejala yang diinginkan karena adanya aturan
yang harus ditaati di lapangan
c. Minimnya perlengkapan yang dimiliki peneliti dalam melakukan observasi di
lapangan.
Manfaat observasi
Menurut patton dalam Nasution (1988), dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah
sebagai berikut.
a. Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik
atau menyeluruh
b. Dengan observasi maka akan memperoleh pengalaman langsung. Sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi
oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekataan induktif membuka
kemungkinan melakukan penemuan atau Discovery.
c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak di amati
orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah
dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkap dalam wawancara.
d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akaan
terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin
ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
e. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi
responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensip.
f. Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang
kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan measakan suasana atau
situasi sosial yang diteliti olehnya.
3. Wawancara
Wawancara yaitu pertemuan yang langsung direncanakan antara pewawancara dan yang
diwawancarai untuk memberikan/ menerima informasi tertentu. Menurut Moleong
(1988:148) wawancra adalah kegiatan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.
Langkah-langkah wawancara
Lincoln and guba dalam sanapiah faisal, mengemukakan bahwa ada tujuh langkah dalam
penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
Uma sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai
teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
4. Triangulasi
Merupakan teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, tujuan dari
triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
a. Validitas isi
Dengan validitas isi dimaksud bahwa isi/bahan yang diuji atau dites relevan dengan
kemampuan, pengetahuan, pelaksanaan, pengalaman dan latar belakang orang yang
diuji.
Validitas diperoleh dengan menagadakan sampling yang baik, yakni memilih item-
item yang representatif dari keseluruhan bahan yang berkenaan dengan hal yang
mengenai bahan pelajaran mungkin tidka sukar dicapai. Kesulitan dengan validitas isi
ialah pilihanitem dilakukan secara subjektif yakni berdasarkan logika si peneliti.
b. Validitas prediktif
c. Validitas konstruk
Digunakan bila kita sangsikan apakah gejala yang dites hanya mengandung satu
dimensi, bila ternyata gejala itu mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas
itu dapat diragukan. Keuntungan validitas konstruk kita mengetahui komponen-
komponen sikap/sifat yang diukur dengan tes itu.
Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jadi data yang valid
adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
6. Reliabilitas
Berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data
dikatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama atau peneliti
sama dalam waktu yanng berbeda akan menghasilkan data yang sama atau sekelompok
data apabila dipecah menjadi dua menjadi data yang tidak berbeda. Suatu data yang
reliabel akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid.
Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukru suatu gejala pada
waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yanng reliable
secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Reliabilitas merupakan syarat mutlak
untuk menentukan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yangsatu lagi.
Reliabilitas juga merupakan syarat bagi validitas satu tes, tes yang tidak reliable dengan
sendirinya tidak valid.
1. Uji kredibilitas
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan
dengan;
a. Perpanjangan pengamatan
b. Meningkatkan ketekunan dalam penelitian
c. Triangulasi (pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu)
d. Analisis kasus negatif
e. Menggunakan bahan referensi
f. Mengadakan member check (proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data). Tujuan dari member check adalah agar informasi yang diperoleh dan
digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data
atau informan.
g. Diskusi dengan teman sejawat
2. Pengujian transferability
4. Pengujian konfirmability
A. Kesimpulan
Jenis Metode Penelitian kuantitatif banyak menggunakan hitungan, statistik, dan tabel,
dengan kaidah-kaidah tertentu. Biasanya, Penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik
pengumpulan data dengan quesioner. Penelitian kuantitatif sering digunakan dalam berbagai
disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu sosial seperti biologi, fisika, kimia,
matematika, sosiologi, jurnalisme, ekonomi, dan lain sebagainya.
Metode penelitian ini berbeda dengan metode penelitian kualitatif karena menggunakan
hitungan-hitungan, sedangkan metode penelitian kualitatif menggunakan kata-kata atau
deskripsi.
Sifat-sifat yang terdapat dalam Penelitian kuantitatif antara lain berisi penghitungan
besaran atau jumlah, pengukuran tingkat kejadian, pembuktian sesuatu, prediksi suatu
variabel berdasarkan variabel lain, tindakan atau eksperimen, dan pembuktian suatu hipotesa.
Penelitian yang digunakan untuk Penelitian Kuantitatif ini merupakan penelitian yang
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi beserta hubungan-hubungannya.
Penelitian kuantitatif sendiri bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan teori-teori,
model-model matematis, dan hipotesis yang berhubungan dengan fenomena alam. Bagian
sentral dari penelitian ini adalah proses pengukurannya karena ini dapat memberikan
hubungan yang fundamental antara ekspresi matematis dan pengamatan empiris dari
hubungan-hubungan kuantitatif.
B. Saran
Demikianlah penyusun makalah ini, kamisadar bahwa dalam penyusunan makalah masih
banyak kekurangan,karena keterbatasan kemampuan kami atau kurangnya referensi. Maka
dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini berguna bagi para
pembacanya dan bisa menambah ilmu pengetahuan kita semua. Amin ya Rabbal ‘alamin
DAFTAR PUSTAKA
http://ceritakuaja.wordpress.com/2014/06/08/metode-penelitian-pendidikan/
http://badrussalam-muchtar.blogspot.com/2011/12/makalah-penelitian-kualitatif-dan.html
http://muhammadnasikhul.blogspot.com/2014/01/makalah-penelitian-kuantitatif_7763.html
http://sorayadwikartika.blogspot.com/2014/04/metodologi-penelitian-pendidikan.html