Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. Dari istilah itu, ada juga ahli

yang menerjemahkan research sebagai riset. Research itu sendiri berasal dari kata re,

yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian arti

sebenarnya dari research atau riset adalah mencari kembali. 1[1]

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses yang sistematis untuk

memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. 2[2]

Penelitian didefinisikan oleh banyak penulis sebagai suatu proses yang sistematis.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh seorang peneliti dapat menentukan

keberhasilan dalam penelitian yang dilakukan olehnya. Setelah data penelitian

terkumpul, maka perlu seorang peneliti perlu melakukan analisis data yang sudah

diperoleh.

Penelitian kuantitatif dan kualitatif sering ditemukan dalam penelitian. Penelitian

kuantitatif dan kualitatif juga sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional,

dan metode baru; metode positivistik dan postpositivistik; metode scientific dan metode

artistik, metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitatif dan interpretif. Jadi, penelitian

kuanitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistik, scientific dan metode

discovery. Sedangkan metode kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru,

postpositivistik; artistik; dan interpretive research. 3[3]

3
B.        Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah

dalam makalah ini mengenai:

1.         Apa yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif serta penjabarannya?

2.         Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif serta penjabarannya?

C.        Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini antara lain:

1.         Untuk mengetahui pengertian penelitian kuantitatif serta penjabarannya.

2.         Untuk mengetahui pengertian penelitian kualitatif serta penjabarannya.

BAB II

KAJIAN TEORI

A.        Hakikat Penelitian

Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. Dari istilah itu, ada juga ahli

yang menerjemahkan research sebagai riset. Research itu sendiri berasal dari kata re,
yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian arti

sebenarnya dari research atau riset adalah mencari kembali. 4[4]

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses yang sistematis untuk

memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. 5[5]

Penelitian didefinisikan oleh banyak penulis sebagai suatu proses yang sistematis.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh seorang peneliti dapat menentukan

keberhasilan dalam penelitian yang dilakukan olehnya. Setelah data penelitian

terkumpul, maka perlu seorang peneliti perlu melakukan analisis data yang sudah

diperoleh.

Dalam proses penelitian, seorang peneliti juga perlu memahami metode ilmiah yang

akan digunakan. Metode ilmiah merupakan suatu proses yang sangat beraturan yang

memerlukan sejumlah langkah yang berurutan: pengenalan dan pendefinisian masalah,

perumusan hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan pernyataan kesimpulan

mengenai diterima atau ditolaknya hipotesis. 6[6]

Agar suatu studi penelitian menjadi sistematik, pertama kita harus meneliti hakikat

masalah yang akan diteliti. Pengetahuan yang berhubungan diidentifikasikan, dan

dalam esensi, suatu kerangka kerja ditetapkan untuk melaksanakan penelitian. Kedua,

pengumpulan informasi tentang bagaimana orang lain mendekati masalah yang sama,

atau penelitian relevan. Ketiga, pengumpulan data yang sesuai dengan masalah

penelitian. Proses pengumpulan data memerlukan penyusunan dan kontrol yang layak.

Keempat, penelitian adalah analisis data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dan

6
dianalisis baik menggunakan teknik statistik maupun tidak. Langkah kelima merupakan

proses penggambaran kesimpulan atau penarikan generalisasi setelah analisis

dilakukan.

Penelitian kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang

tradisional, dan metode baru; metode positivistik dan postpositivistik; metode scientific

dan metode artistik, metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitatif dan interpretif.

Jadi, penelitian kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistik, scientific

dan metode discovery. Sedangkan penelitian kualitatif sering dinamakan sebagai

metode baru, postpositivistik; artistik; dan interpretive research. 7[7]

B.        Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer

menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

(seperti pemikiran tentan sebab akibat, reduksi kepala variabel, hipotesis, dan

pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori),

menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data

statistik.8[8] Penelitian kuantitatif menggunakan instrument untuk mengumpulkan data

atau mengukur status variabel yang diteliti. 9[9]

Penelitian ini juga sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-

kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Selain itu,

penelitian ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat

9
ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Penelitian ini disebut penelitian

kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik.10[10]

Selain itu, penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa

yang ingin kita ketahui.11[11]

Penelitian kuantitatif berpijak pada apa yang disebut dengan fungsionalisme struktural,

realisme, positivisme, behaviorisme dan empirisme yang intinya menekankan pada hal-

hal yang bersifat konkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata. 12[12]

C.        Ciri-ciri Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan,

relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. 13[13]

Ciri-ciri filsafah positivisme, antara lain:

10

11

12

13
1.         Logika eksperimen dengan memanipulasi variabel yang dapat diukur secara

kuantitatif akan dapat dicari hubungan diantara berbagai variabel.

2.         Mencari hukum universal yang dapat mengikuti semua kasus walaupun dengan

pengolahan statistik dicapai tingkat probabilitas dengan mementingkan sampling untuk

mencari generalisasi.

3.         Netralitas pengamatan dengan hanya meneliti gejala-gejala yang dapat diamati

secara langsung dengan mengabaikan apa yang tidak dapat diamati dan diukur dengan

instrument yang valid dan reliabel.

D.        Macam-Macam Penelitian Kuantitatif

1.  Penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan suatu pendekatan

penelitian yang berfokus pada penaksiran kovariasi di antara variabel yang muncul

secara alami. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi hubungan prediktif dengan

menggunakan teknik korelasi atau teknik statistik yang lebih canggih.

2.  Penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen bisa diartikan sebagai suatu

penelitian yang sekurang-kurangnya memiliki satu variabel bebas. Tujuan penelitian

eksperimental adalah untuk menentukan hukum sebab-akibat dengan mengisolasi

variabel kausal.

E.        Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu sosiologi

dan antropologi dan diadaptasi ke dalam seting pendidikan. Peneliti kualitatif


menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak

perspektif yang akan dapat diungkapkan. 14[14]

Penelitian kualitatif juga dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum

lama, dinamakan postpositivisme karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme.

Penelitian ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih

bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil

penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di

lapangan.

Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan

konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh,

kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal).

Penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 15[15]

Selain itu, Kirk dan Miller (1986: 9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung

pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 16[16]

14

15

16
Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pada pemberian suara pada

perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi. Hal ini berangkat dari

pengetahuan, berdasarkan pengalaman sosial adalah suatu proses ilmiah yang sah.

F.        Karakteristik Penelitian Kualitatif

Menurut Bogdan dan Biklen (2008: 4-5) terdapat lima ciri utama penelitian kualitatif,

yaitu:

1.  Naturalistik. Penelitian kualitatif memiliki latar aktual sebagai sumber langsung data

dan peneliti merupakan instrumen kunci. Kata naturalistic berasal dari pendekatan

ekologis dalam biologi.

2.  Data Deskriptif. Penelitian kualitatif adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih

mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Hasil penelitian

tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti

persentasi.

3.  Berurusan dengan Proses. Peneliti kualitatif lebih berkonsentrasi pada proses

daripada dengan hasil atau produk.

4.  Induktif. Peneliti kualitatif cenderung menganalisis data mereka secara induktif.

Mereka tidak melakukan pencarian di luar data atau bukti untuk menolak atau

menerima hipotesis yang mereka ajukan sebelum pelaksanaan penelitian.

5.  Makna. Makna adalah kepedulian yang esensial pada pendekatan kualitatif peneliti

yang menggunakan pendekatan ini tertarik bagaimana orang membuat pengertian

tentang kehidupan mereka. Dengan kata lain peneliti kualitatif peduli dengan apa yang

disebut dengan perspektif partisipan.17[17]

17
Sedangkan menurut Creswell (2008: 51-59) mencoba membandingkan karakteristik

penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif berdasarkan:

1.         Identifikasi masalah penelitian. Penelitian kuantitatif cenderung mengarahkan

masalah-masalah penelitian yang memerlukan suatu deskripsi tentang kecenderungan

atau suatu penjelasan tentang hubungan antarvariabel. Sedangkan penelitian kualitatif

cenderung mengarahkan masalah-masalah penelitian yang memerlukan: suatu

eksplorasi yang mendalam terhadap hal yang sedikit diketahui atau dipahami tentang

masalah tersebut dan suatu detail pemahaman tentang suatu fenomena sentral.

2.         Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian kuantitatif, tinjauan pustaka untuk:

a.  Menyediakan suatu peran mayor dalam menyarankan pertanyaan-pertanyaan

penelitian untuk diajukan.

b.  Justifikasi masalah penelitian dan menciptakan suatu kebutuhan untuk arah

(pernyataan tujuan dan pernyataan hipotesis penelitian)

Sementara dalam penelitian kualitatif, tinjauan pustaka untuk:

a.  Memainkan suatu peran minor dalam menyarankan suatu pertanyaan penelitian

spesifik untuk diajukan.

b.  Justifikasi pentingnya meneliti masalah penelitian tersebut. 18[18]

Penelitian kualitatif menggunakan metode-metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan penelitian mereka, meskipun langkah-langkah yang mereka ambil lebih

fleksibel dan cair dibandingkan dalam penelitian kuantitatif. Secara umum tahapnya

sebagai berikut.

18
1.         Mengidentifikasi sebuah topik atau fokus. Topik-topik tersebut biasanya

diidentifikasi berdasarkan pengalaman, observasi pada seting penelitian, dan bacaan

tentang topik tersebut.

2.         Melakukan tinjauan pustaka. Peneliti melakukan tinjauan pustaka untuk

mengidentifikasi informasi penting yang relevan dengan studi dan untuk menulis suatu

pertanyaan penelitian (rumusan masalah).

3.         Mendefinisikan peran penelti. Peneliti harus menetapkan tingkat keterlibatannya

dengan partisipan. Secara umum, karena hakikat penelitian kualitatif, peneliti memiliki

hubungan yang akrab dengan partisipan.

4.         Mengelola jalan masuk lapangan dan menjaga hubungan baik di lapangan. Sekali

peneliti mendefinisikan topik atau fokus penelitian, suatu lapangan studi (tempat untuk

melaksanakan penelitian) harus diidentifikasi.

5.         Memilih partisipan. Ingat bahwa partisipan untuk penelitian kualitatif dipilih melalui

purposeful sampling. Peneliti perlu menguji pertanyaan-pertanyaan yang sudah

dibayangkannya dan menggunakannya sebagai dasar untuk memilih partisipan.

6.         Menulis pertanyaan-pertanyaan bayangan. Pertanyaan bayangan (forshadowed

questions) dirancang oleh peneliti dan didasarkan pada topik penelitian yang sudah

diidentifikasi baik pada permulaan studi maupun selama studi berlangsung. 19[19]

G.        Jenis Penelitian Kualitatif

Meskipun terdapat banyak jenis penelitian kuualitatif, kita akan memfokuskan pada

metode-metode yang paling umum dibaca dan digunakan oleh mahasiswa dan para

19
praktisi. Ini mencakup penelitian etnografi, studi kasus, fenomenologi, grounded theory

dan biografi atau naratif.

1.         Penelitian Etnografi

Kata etnografi berasal dari kata yunani ethos ‘suku bangsa’ dan graphos ‘sesuatu yang

ditulis’. Secara harfiah, etnografi adalah ilmu tentang penulisan suku bangsa, atau

menggunakan bahasa yang lebih kontemporer, penulisan tentang kelompok budaya.

Peneliti etnografi bermaksud menyediakan naratif atau deskripsi yang kaya tentang
20
komunitas atau kultur di bawah penyelidikan (Miles dan Hubberman, 1994). [20]

Etnografi merupakan sebuah metode yang meneliti suatu pengetahuan yang terdapat di

dalam suatu budaya atau komunitas.

Laporan penelitian etnografi biasanya panjang dan sering mengambil bentuk buku.

Tujuan penelitian etnografi yaitu menyediakan suatu deskripsi rinci yang kaya tentang

situasi, menangkap kompleksitas penuh dari nuansa-nuansa dalam interaksi, praktik-

praktik budaya dan kepercayaan dari kelompok tersebut. Etnografi memerlukan waktu

yang panjang dan komitmen personal dari pihak peneliti. Contoh penelitian etnografi

yaitu sebuah studi yang mengeksplorasi nilai pendidikan dan pengaruhnya terhadap

kehidupan keluarga dalam suatu komunitas pedalaman yang miskin. 21[21]

2.         Penelitian Studi Kasus

Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan

makna, menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang

mendalam dan individu, kelompok, atau situasi. 22[22] Biasanya dalam penelitian studi

20

21

22
kasus peneliti mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang akan diteliti dan

mengembangkan suatu rasional.

Dalam studi kasus biasanya kita menggunakan berbagai teknik termasuk wawancara,

observasi, dan kadang-kadang pemeriksaan dokumen dan artefak dalam pengumpulan

data.

3.         Penelitian Fenomenologis

Penelitian fenomenologis melihat secara dekat interpretasi individual tentang

pengalaman-pengalamannya. Biasanya peneliti fenomenologis berusaha memahami

makna dari sebuah pengalaman perspektif partisipan. Untuk memulai sebuah studi

fenomenologis peneliti mengahabiskan waktu mengamati dan berinteraksi dengan

partisipan yang potensial, yaitu dengan mempelajari bahasa yang sesuai dengan

kehidupan.

4.         Penelitian Grounded theory

Penelitian grounded theory biasanya menggunakan pendekatan induktif dan

mengumpulkan data menggunakan berbagai teknik lewat periode waktu yang lama.

Grounded theory merupakan teori praktis yang didesain untuk meneliti di lapangan.

Peneliti grounded theory berbeda dengan peneliti kualitatif lainnya dalam hal mereka

berharap temuan mereka dapat digeneralisasikan pada setting lain.

5.         Penelitian Biografi/Naratif

Penelitian biografi merupakan studi tentang seorang individu beserta pengalamannya.

Penulisan biografis berakar dari disiplin yang berbeda yang telah mengalami

pembaruan setiap tahunnya. Biografi biasanya ditulis secara objektif, dengan sedikit

interpretasi peneliti; secara ilmiah dengan suatu latar belakang historis yang kuat dari
subjek dan suatu organisasi kronologis; secara artistik, dari perspektif penyajian yang

detail dalam suatu cara yang hidup dan menarik.

H.        Perbedaan Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif


Penelitian kuantitatif ialah penelitian dalam proses, hipotesis, turun ke lapangan,

analisis data dan kesimpulandata sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek

pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik. Sebaliknya penelitian

kualitatif ialah penelitian dalam proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan

kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek-aspek

kecenderungan, non perhitungan numerik, situasional deskriptif, interview mendalam,

analisis isi, bola salju dan story.

Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, antara lain:

No Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif


1 Menggunakan hipotesis yang Hipotesis dikembangkan sejalan
ditentukan  sejak awal penelitian dengan penelitian/saat penelitian
2 Definisi yang jelas dinyatakan Definisi sesuai konteks atau saat
sejak awal penelitian berlangsung
3 Reduksi data menjadi angka- Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan
angka atau pernyataan
4 Menyimpulkan hasil Menyimpulkan hasil secara
menggunakan statistic naratif/kata-kata
5 Memanipulasi aspek, situasi atau Tidak merusak gejala-gejala yang
kondisi dalam mempelajari terjadi secara alamiah /membiarkan
gejala yang kompleks keadaan aslinya 23[23]

Selain itu, Nasution (1988) membandingkan penelitian kuantitatif dengan kualitatif, sebagai

berikut:

Positivisme / Kuantitatif Post –Positivisme / Kualitatif


1.    Mempelajari permukaan masalah 1.    Mencoba memperoleh gambaran

23
atau bagian luarnya. yang lebih mendalam.
2.    Memecahkan kenyataan dalam 2.    Memandang peristiwa secara
bagian-bagian, mencari hubungan keseluruhan dalam konteksnya dan
antar variabel yang terbatas. mencoba untuk memperoleh
3.    Bertujuan mencapai generalisasi pemahaman yang holistic.
guna memprediksi. 3.    Memahami makna (Meaning) .
4.    Bersifat deterministik tertuju 4.    Memandang hasil penelitian
kepada kepastian dengan menguji sebagai spekulatif 24[24]
hipotesis.

BAB III

PENUTUP

A.        SIMPULAN

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses yang sistematis untuk

memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Penelitian

dalam hal ini dibagi menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa

yang ingin kita ketahui. Penelitian kuantitatif berpijak pada apa yang disebut dengan

fungsionalisme struktural, realisme, positivisme, behaviorisme dan empirisme yang

intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat konkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang

nyata.

24
Sedangkan, penelitian kualitatif adalah suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu

sosiologi dan antropologi dan diadaptasi ke dalam seting pendidikan. Peneliti kualitatif

menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak

perspektif yang akan dapat diungkapkan. Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena

sosial dan pada pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah

studi. Hal ini berangkat dari pengetahuan, berdasarkan pengalaman sosial adalah suatu

proses ilmiah yang sah.

DAFTAR PUSTAKA

Ahiri, Jafar. Metodologi Penelitian Pendidikan. Kendari: Unhalu Press, 2008.

Emzir. Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Kaelan. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat,. Yogyakarta: Paradigma, 2005.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993.

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2006.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2007.

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5104/5104%20jadi/fmenu_2.2.htm     

[1] Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta: Paradigma, 2005), h. 1.
[2] Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 3.
[3] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 7.
[4] Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta: Paradigma, 2005), h. 1.
[5] Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 3.
[6] Ibid., h. 5.
[7] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 7.
8] Emzir, op. cit., h. 28.
[9] Jafar Ahiri, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Kendari: Unhalu Press, 2008), h. 206.
[10] Sugiono, op. cit., h. 8.
[11] S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 105-106.
[12] Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 258.
[13] Ibid., h. 8.
[14]Emzir, Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 2.
[15] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 7-9.
[16] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h. 3.
[17] Ibid., h. 3-4.
[18] Ibid., h. 4-5.
[19] Ibid., h. 14-16.
[20] Ibid., h. 18.
[21] Ibid., h. 19.
[22] Ibid., h. 21
[23] http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5104/5104%20jadi/fmenu_2.2.htm
[24]Ibid.
http://harjonbasri.blogspot.co.id/2014/11/penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif.html

Anda mungkin juga menyukai