Anda di halaman 1dari 189

METODE PENELITIAN ADMINISTRASI

Oleh:
Prof. Dr. Paiman Raharjo,MM,M.Si
PPS UPDM (B)
Jakarta
PENGERTIAN PENELITIAN

Penelitian adalah terjemahan dari kata inggeris research.


Ada juga ahli yang menterjemahkan research sebagai riset.
Research itu sendiri berasal dari kata re, yang berarti
kembali dan to search yang berarti mencari. Dengan
demikian arti sebenarnya dari research atau riset adalah
“mencari kembali”.
Menurut kamus Websters New International, penelitian
adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari
fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidika yang amat cerdik
untuk menetapkan sesuatu.
Beberapa pengertian penelitian yang diuraikan para ilmuwan sebagai berikut :
 Hillway (1956), suatu metode studi yang dilakukan seseorag melalui
penyelidikan yang berhati-hati dan sempurna terhaadap suatu masalah,
sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
 Whitney (1960), suatu metode untuk menemukan kebenaran/sehingga
penelitian juga merupakan metode berpikir secara kritis.
 Parsons (1946), pencarian atas sesuatu secara sistematik dangan
penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah yang dapat
dipecahkan.
 John (1949), suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas
untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau
hukum.
 Dewey (1936), tranformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi
yag dikenal dalam kenyataan kenyataan yang ada padanya dan
hubungannya.
 Sutrisno Hadi (1992), suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
 Bungaran Saragih (1994), suatu studi yang dilakukan seseorang melalui
penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah.
METODE ILMIAH

Metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-


prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan kebenaran. (Alamack, 1939). Suatu langkah-
langkah yang sistematik dan logis untuk memecahkan suatu
masalah dalam memperoleh hasil yang objektif. Dengan
cara yang ilmiah itu, diharapkan data yang akan didapat
adalah daa yang obyektif, valid, dan reliable. Obyektif
berarti semua orang yang memberikan penafsiran yang
sama, valid berarti adanya ketepatan antara data yang
terkumpul oleh peneliti dengan data yang terjadi pada objek
yang sesungguhnya, dan variable berarti adanya
ketepatan/konsisten data yang didapat dari waktu kewaktu.
CRITERIA PENELITIAN ILMIAH :
 Menyatakan tujuan secara jelas, tujuan penelitian pada dasarnya adalah
menjawab suatu masalah, oleh karena itu perlu dirumuskan dengan jelas.
 Menggunakan landasan teoritis dan metode pengujian data yang relevn,
teoritis sebagai landasan untuk menjawab masalah, pengumpulan dan
analisis data harus sesuai yang diperlukan untuk menjawab masalah.
 Mengembangkan hipotesis, dilakukan dengan dua pendekatan yakni
pendekatan deduktrif dan induktif. Pendekatan deduktif yaitu
mengembangkan hipotesis melalui telaah teoritis yang harus dapat diuji
dengan data yang terkumpul. Pendekatan induktif adalah mengembangkan
hipotesis melalui pengungkapan data atau fakta yang diteliti.
 Mempunyai kemampuan untuk di uji ulang, hasil dapat dan mampu di uji
ulang oleh peneiti-peneliti berikutnya.
 Memilih data dengan prisi sehingga hasilnya dapat dipercaya, data yang
dipilih harus sesuai data yang telah ditentukan dalam penelitian.
 Menarik kesimpulan secara obyektif, mengumpulkan bukti yng cukup dan
representatif sebagai dasar untuk menarik suatu kesimpulan.
 Melaporkan kesimpulan secara parsimony, laporan penelitian sebaiknya
menjelaskan fenomena atau maslah yang diteliti secara simple dan
sederhana.
Penelitian ilmiah adalah aplikasi secara formal
dan sistematis dan metode ilmiah untuk mempelajari
dan menjawab permasalahan.
Tujuan Penelitian identik dengan tujuan ilmu
pengetahuan pada umumnya, yaitu membuat
penjelasan, menyusun prediksi, serta
mengendalikan fenomena yang terjadi di dalam
suatu batasan yang ditentukan.
TUJUAN UMUM PENELITIAN
 Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan
 Menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan
jawaban
 Menangkap opportunity atau peluang
 Memverifikasi fenomena yang terjadi dengan
suatu teori yang telah ada
 Melakukan pengujian terhadap suatu fenomena
untuk menemukan suatu teori yang baru
KARAKTERISTIK PENELITIAN
ILMIAH
 Kritis dan analitis
 Logis
 Testabiity
 Obyektif
 Konseptual dan Teoretis
 Empiris
 Sistematis
Metode Penelitian
Karaketeristik metode ilmiah adalah kritis, dan analitis, logis, objektif,
konseptual dan teoritis, empiris dan sistematis.
Bersifat kritis dan analitis, mendorong suatu kepastian dan proses
penyelidikan untuk mengidentifikasi masalah dan metode untuk
mendapatkan soulusinya.
Logis, merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan
secara rasional diturunkan dari bukti-bukti yang ada.
Objektif, mengandung makna bahwa hasil yang diperoleh ilmuwan yang
lain akan sama apabila studi yang dilakukan pada kondisi yang sama.
Hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan
kebenarannya.
Konseptual & Teoritis, ilmu pengetahuan mengandung arti
pengembangan struktur konsep dan teoritis untuk menuntun dan
mengarahkan upaya penelitian.
Empiris, prinsipnya bersandar pada realitas
Sistematis, suatu prosedur yang cermat dan mengikuti aturan tertentu
yang baku.
Pola Berpikir

Pola berpikir Deduktif adalah penarikan kesimpulan untuk hal


spesifik dari gejala umum.
Contohnya :
Semua mahasiswa harus mengambil mata kuliah Metodologi
Penelitian.
Ita adalah mahasiswa
Oleh karena itu, Ita harus mengambil mata kuliah Metodologi
penelitian.

Pola berpikir Induktif adalah suatu penarikan kesimpulan


berdasarkan keadaan spesifik untuk hal-hal yang umu.
Contohnya :
Mahasiswa A membawa buku teks pada saat kuliah Metodologi
Penelitian
Mahasiswa B membawa buku teks pada saat kuliah Metodoligi
Penelitian
Kesimpulan : Semua mahasiswa membawa buku teks pada saat
kuliah Metodologi Penelitian.
HAKEKAT PENELITIAN

 Mencari dan memperoleh sesuatu yang diinginkan


 Sesuatu yang diperoleh itu benar-benar yang
dinginkan
 Jadi, ada proses: keinginan  mencari 
memperoleh  pengukuran kebenaran
 Tetapi manusia yang mencari sesuatu selalu ingin
memperoleh kepuasan  akibatnya: mencari lagi
 Dalam penelitian ilmiah yang dicari adalah
“kebenaran” (truth) yang sifatnya obyektif, bukan
“pembenaran” (to be true) yang sifatnya subyektif
CARA MEMPEROLEH KEBENARAN

I. Kebenaran mutlak  bersumber pada keimanan /


keyakinan religious
II. Kebenaran relatif :
a. Secara kebetulan
b. Spekulasi
c. Trial and error
d. Pengalaman pribadi
e. Authority/Kewenangan: - Kewenangan kelembagaan
- Kewenangan akademik
f. Cara Ilmiah  Melalui Penelitian Ilmiah
SUMBER KEBENARAN ILMU

TU HAN

WAHYU MELALUI NABI / RASUL

MANUSIA BIASA

RASIO (OTAK) RASA (HATI)

PENGAMATAN

PENGALAMAN

PENGETAHUAN

UPAYA PENGULANG PENGAMATAN DAN PENGUJIAN

ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC KNOWLEDGE)


PERBEDAAN PENELITIAN ILMIAH DENGAN PENELITIAN UMUM

Penelitian Ilmiah dilakukan untuk pengembangan ilmu


 Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu yang bersangkutan
 Berdasarkan rujukan/referensi teori yang relevan
 Membangun suatu konsep teoritis baru
 Memperkuat, merevisi atau mengganti teori yang sudah ada

Penelitian Umum untuk melihat dan mempelajari sejauh mana perkembangan


yang terjadi
 Berdasarkan suatu rencana, kebijakan, program, ketetapan, instruksi, dls
 Melihat dan melaporkan apa adanya
 Bersifat investigasi
 Berupa action research
PENELITIAN ADMINISTRASI
 Administrasi secara arti sempit dapat diartikan suata
kegiataan ketatausahaan. Sedangkan arti luas dapat
diartikan suatu proses kerjasama antara dua orang
atau lebih yang didasarkan rasionalitas dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
 Adapun penelitian adminiatrasi adalah suatu
penelitian atau pengamatan terhadap suatu kegiatan
yang berkaitan dengan ketatausahaan atau
keadministrasian.
RUANG LINGKUP PENELITIAN
ADMINISTRASI
Di dalam penelitian administrasi dapat meliputi lingkup :
 Administrasi pembangunan
 Administrasi sumber daya manusia/ kepegawaian
 Administrasi perkantoran
 Administrasi Material
 Administrasi lingkungan hidup
 Administrasi keuangan
 Administrasi Umum
 Administrasi publik
 Administrasi perpajakan
 Administrasi pemerintah daerah
JENIS-JENIS PENELITIAN MENURUT TUJUAN, METODE,
TINGKAT EKSPALANASI DAN JENIS DATA
1. Tujuan
a. Dasar (murni)
b. Terapan
2. Metode
a. Eksperimen
b. Ex Post Facto
c. Survei
d. Naturalistik
e. Policy Research
f. Action Research
g. Evaluasi
h. Sejarah
3. Tingkat Ekspalanasi
a. Deskriptif
b. Komparatif
c. Asosiatif
4. Analisis dan Jenis Data
a.Kuantitatif, b) Kualitatif; c). Gabungan Kuantitatif & Kualitatif.
 .Penelitian Terapan ( Applied Research)
Penekanannya pada pemecahan masalah yang praktis.
Penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan
spesifik dalam rangka penentuan kebijakan, tindakan dan
kinerja tertentu.
 Penelitian Evaluasi
Digunakan untuk mendukung pemilihan terhadap bebrapa
alternatif tindakan dalam proses pembuatan kerutusan
bisnis. Penelitian ini melakukan penilaian terhadap
efektifitas suatu tindakan ,kegiatan atau program Contoh
penelitian untuk mengevaluasi apakah suatu produksi
yang direncanakan terjual 95 % tercapai atau tidak.
 Penelitian Pengembangan
Untuk pengembangan produk baru atau pengembangan
proses untuk menghasilkan produk. Contoh penelitian
untuk mendapatkan informasi guna menentukan jenis
barang apa yang perlu diproduksi besar-besaran.
 Penelitian Aksi
Untuk pengembangan ketermpilan atau pendekatan baru
dan memecahkan masalah tertentu, atau mengembangkan
metode kerja yang palingefisien. Contoh peneitian untuk
memperbaiki prosedur dan metode kerj adalm pembuatan
suatu jenis makanan yang diproduksi masal.
 Penelitian Historis(Historical Research)
Penelitian terhadap masalah-masalah yang berkaitan masa
lalu. Bertujuan untuk melakukan rekonstruksi fenomena
masa lalu secara sistematik, obyektif dan akurat untuk
menjelasakan fenomena maa sekarang atau mengantisipasi
fenomena masa yang akan datang . sumber data penelitian
histories terdiri atas; sumber primer yaitu sumber yang
berasal dari pengamatan langsung peneliti terhadap
kejadian yang tercatat dan sumber sekunder berupa
sumber yang berasal dari pengamatan orang lain.
 Penelitian Deskriptif (Descritive Research)
Penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu
populasi. Tujuan untuk menguji hipotesis dari subjek yang teliti Umumnya
berkaitan dengan opini (individu, kelompok, atau,organisasi), kejadian atau
prosedur. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei, yaitu teknik
pengumpulan dan analisis data berupa opini dari subjek yang diteliti (responden)
melalui Tanya jawab (kuesioner dan wawancara). Penelitian ini untuk mengetahui
nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan dengan variable yng lain. Contoh bagaiman profil pelaku bisnis di
Indonesia , seberapa bear keuntungan PT C tahun ini;bagaiman etos kerja dan
prestasi kerja pada karyawan didepartemen X.

 Penelitian Korelasional (Correlational Research )


Penelitian dengan masalah berupa hubungan korelasional antara dua variable atau
lebih. Tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara variable.

 Penelitian Kausal Komparatif ( Causal Comparatife Research )


Penelitian dengan msalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variable atau
lebih. Peneliti melakukan pengamatan terhadap konsekuensi yang timbul dan
menelusuri kembali fakta yang secara masuk akal sebagai faktor penyebabnya.
Penelitian ini merupakan tipe penelitian ex post facto yaitu penelitian terhadap
data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa. Peneliti
dapat mengidentifikasi fakta teresebut sebagai variable yang dipengaruhi (
variable independen ). Conth penelitian yan gmengungkapkan sebab sebab
terjdinya penurunan produktivitas penjualan.
 Penelitian Eksperimen ( Eksperimental Reseach )
Penelitian ini sama dengan penelitian komparatif, yaitu mengenai hubungan sebab
akibat antara dua variable atau lebih. Pada penelitian ini peneliti melakuakan
manipulasi terhadap setidaknya satu variable i ndependen, guna untuk
mengetahui atau melihat pengaruh terhadap suatu variable independen. Contoh
peneliti melakukan eksperimen untuk melihat pengaruh metode penilaian prestasi
kerja terhadap semangat kerja karyawan PT. X. Peneliti mem bandingkan dua
kelompok, kelompok satu menggunakan metode penilaian sendiri dan kelompok
dua menggunakan metode penilaian yang dilakukan oleh orang lain. Peneliti
menguji hubunga sebab akibat antara variabel metode penilaian dengan variabel
semangat kerja, dengan cra mengukur semangat kerja masing-masing kelompok
yang diteliti.
 Penelitian Opini (Opinion Research )
Merupakan penelitian terhadap faka berupa opini atau pendapat orang (responden
secara individual atau kelompok ). Tujuan yaitu menyelidiki pandangan, persepsi
atau penilaian responden terhadap diri responden atua kondisi lingkungan dan
perubahannya.
 Penelitian Empiris ( Empirical Reseach )
Merupakan penelitian terhadap fakt yang diperoleh berdasarkan observasi atau
pengalaman. Pennnnelitian ini diharapkan kehadiran peneliti untuk melakukan
observasi terhadap fakta atau segala sesuatu yang dialami tanpa perantaraan orang
lain.
 Penelitian Dasar (Basic, Fundamental Research)
Bertujuan untuk pengembangan dan evaluasi terhadap konsep konsep teoretis dan
tiudak mempunyai pengaruh secara alngsung dengan penentuan kebijakan,
tindakan atau kinerja tertentu.

 Penelitia Terapan ( Applied Research )


Penekanannya pada pemecahan masalah yang praktis. Penelitian i ni diarahkan
untuk menjawab pertanyaan spesifik dalam rangka penetuan kebijakan, tindakan
da nkinerja tertentu.

 Penelitia Eksperimen ( Eksperimental Research )


Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi
yang terkontrol secara ketat. Hubungan sebab akibat antara dua variabel atau
lebih. Pada penelitian ini peneliti melakukan manipulasi terhadap setidaknya satu
variabel independen, guna untuk mengetahui atau melihat pengaruh terhadap
suatau variabel independen Contoh peneliti melakukan eksperimrn untuk melihat
pengaruh metode penilaian prestasi kerja terhadap semangat kerja karyawan PT
X. peneliti membandingkan dua kelompok, kelompok satu mengguanakan
metode penilaian sendiri dan kelompok dua menggunakan metode penilaian yang
dilakukan oleh orang lain. Peneliti menguji hubungan sebab akibat antara variabel
metode penilaian dengan variabel semangat kerja, dengan cara mengukur
semangat kerja masing – masing kelompok yang diteliti.
 Penelitian Survey
Penelitian yag dilakukan pada populasi beasr maupun kecil, tetapi
data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian – kejadian relatif ,
distribusi dan hubungan antara variabel soaiologis maupun
psikologi. Contoh penelitian untuk mengungkapkan kecenderungan
masyarakat dalam mengkonsumsi jenis minuman.
 Penelitia Ex Pos Facto
Suatu penalitian untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
mengetahiu faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian
tersebut. Contoh penelitian untuk mengungkapkan sebab-sebab
terjadinya kebakaran pabrik sepatu.
 Penelitian Natiralistik disebut juga metode kualitatif, teknik
pengumpulan data secara induktif.
Hasil penelitian lebih menekan makna daripada generalisasi.Contoh
penelitian untuk mengungkapkan majna upacara ritual atau adanya
sesaji terhadap keberhasila bisnis.
 Policy Research
Suatu penelitian terhadap masalah sosial yang mendasar, sehingga
temuan dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk
bertindak secara praktis dalam penyelesaian masalah. Contoh
penelitian untuk mendapatkan informasi guna menentukan jenis
barang apa yang perlu diproduksi besar-besaran.
 Action Research
Mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya
produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat.
Contoh penelitia untuk memperbaiki prosedur dan metode karja
dalam pembuatan suatu jenis makanan yang diproduksi masal.
 Penelitian Evaluasi
Digunakan untuk mendukung pemilihan terhadap beberapa alterntif
tindakan dalam proses pembuatan keputusan bisnis. Penelitian ini
melakukan penilaian terhadap efektifitas suatu tindakan, kegiata
atau program. Contoh penelitian untuk mengevaluasi apakah suatu
produksi yang direncanakan terjual 95 % tercapai aau tidak.
 Penelitia Sejarah (Historical Research)
Penelitian terhadap masalah-masalah yang berkaitan masa lalu secara sistematik,
obyektif dan akurat untuk menjelaskan fenomena masa sekarang atau
mengantisipasi fenomena masa yang akan datang.Sumber adta penelitian historis
terdiri atas: sumber primer yaitu sumber yang beraasl dari pengamatan langsung
peneliti terhadap kejadian yang tercatat da sumber sekunder berupa sumber yang
berasal dari pengamatan orang lain. Contoh penelitia untuk mengetahui
perkembangan bisnis di Indonesia antara tahun 1600 s/Dewan Sekolah 1945.

 Penelitia Deskriptif (Descriptive Research)


Penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta sasat ini dari suatu
populasi . Tujua untuk menguji hipotesis dar subjek yang diteilti. Umumnya
berkaitan dengan opini (individu, kelpmpok atau organisasi), kejadian atau
prosedur. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei, yaitu teknik
pengumpulan dan analisis data berupa opini dari subjek yang diteliti (responden)
melalui Tanya jawab (kuesiner dan wawancara ).Penelitian ini dilakuka untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik suatu variabe atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan dengan variabel yang lain.Contoh bagaiman profill
pelaku bisnis di Indonesia, seberapa besar keuntungan PT C tahun ini;bagaiman
etos kerja dan prestasi kerja pada karyawan didepartemen X.
 Penelitian Komparatif ( Comparative Research )
Suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
Disin ivariabelnya masih sama dengan renelitian
variabel mandiri tetapi untuksampel yang lebih
dari satu atau dalam waktu berbeda. Cntoh adakah
perbedaan keuntungan antara BUMN dengan
perusahaan swasta. Adakah perbedaan nilai
penjualan antara tahun 1997 dengan 1999.
 Penelitian Asosiatif/ Hubungan
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih (
hubungan simetris, kausal, timbal balik ) Contoh
bila gaji pegawai negeri naik, maka daya beli
masyarakat naik.
PARADIGMA ILMU
PARADIGMA ILMU
POSITIVISTIK : FENOMENOLOGIS :
 Hukum/prosedur baku  Pengalaman sehari-hari
 Deduktif  Induktif
 Nemotetik (Hukum kausal Universal)  Idiografik
 Diperoleh dari Indra (Deskripsi realitas)
 Bebas nilai (Fakta & Nilai Pisah)  Pemahaman makna
 Tidak bebas nilai
KARAKTERISTIK PENELITIAN
KUANTITATIF KUALITATIF
 Bertujuan  Situasi alamiah
 Sistematik  Analisis induktif
 Terkendali  Kontak Langsung
 Objektif  Perspektif holistik
 Tahan Uji  Netralitas empatik
 Fleksibilitas desain
 Instrumen kunci : Peneliti
Tabel 1.
Karakteristik Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF
Istilah - Experimental - Etnografi
- Data “Kasar” - Studi lapangan
- Perspektif - Data “lembut”
- Empiris - Interaksi simbolik
- Positivisme - Perspektif dalam naturalisme
- Fakta sosial - Etno metodologi
- Statistik - Deskriptif
- Observasi partsipan
- Phenomenologi
- Dokumen
- Sejarah hidup
- Studi kasus
- EKologi
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF

Konsep-konsep pokok - Variabel - Pemaknaan


- Operasional - Pemahaman awam
- Reliabilitas - Penggolongan
- Hipotesis - Definisi situasi
- Validitas - Kehidupan sehari-hari
- Signifikansi - Pemahaman
- Statistik - Proses
- Replikasi - Urutan negosisasi
- Bentuk tujuan praktis
- Konstruksi sosial
Afiliasi Teori - Structural functionalisme - Interaksi simbolik
- Realisme,positivisme - Etno metodologi
- Behaviorisme - Fenomenologi
- EMpiris logis - Budaya
- Teori sistem - Idealisme
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF

Afiliasi akademik - Psikologi - Sosiologi


- Ekonomi - Sejarah
- Sosiologi - Antropologi
- Ilmu politik
Tujuan - Mengetes teori - Interaksi simbolik
- menegakkan fakta - Etno metodologi
- Penggambaran statistik - Fenomenologi
- Penunjukkan hub diantara - Budaya
variabel - Idealisme
- Prediksi terstruktur,
ditentukan
- Terlebih dulu, formal,
khusus
- Desain sebagai rencana
detail dari operasional
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF

Penulisan proposal - Ektensif/luas -Cepat


penelitian - Detail &Khusus dalam fokus -Spekulatif
- Detail&khusus dalam prosedur -Memperkirakan yang
- Melalui kajian literatur mugkin berhubungan
- Menuliskan terlebih dahulu dengan penelitian
data yang terkumpul -Menuliskan setelah data
- Perumusan hipetesis terkumpul
-Tidak begitu menekankan
kajian pustaka
-Pernyataan umum
pendekatan
Data -Kuantitatif -Deskriptif
-pengelompokkan yang dapat -Dokumen pribadi
dihitung -Catatan lapangan
-Penghitungan, pengukuran -Foto
-Operasional variabel -istilah subjek sendiri
-Statistik -Dokumen dan temuan lain
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF

Sampel -Eksperimen -Kecil


-Stratifikasi -Tidak representatif
-Kelompok kontrol -Sampel teoritis
-Tepat/seksama
-Seleksi random
-Kontrol terhadap variabel
ekstraneous
Teknik Metode -Eksperimen -Observasi
-Riset survei -Kajian terhadap sejumlah
-Interview terstruktur dokumen & temuan
-Eksperimen semu -Observasi partisipan
-Observasi terstruktur -Interview tak terbatas
-Sejumlah data
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF
Hubungan dengan subjek -Dibatasi - Empati
-Jangka pendek - Mendasarkan pada
- Terpisah kepercayaan
-Jauh - Sejajar
-Subjek peneliti - Hubungan yang intensif
- Subjek sebagai teman
Sarana & Alat -Inventori -Tape perekam
-Kuesioner -Pentaskrip
-Index -Peneliti sebagai instrumen
-Komputer
-Skala
-Skor tes
Analisis Data -Deduktif -Terus menerus
-Nampak pada kesimpulan -Model, tema, konsep
kumpulan ata -Induktif
-Satistik -Induksi analitis
-Metode perbandingan konstan
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF
Masalah dalam - Pengontrolan variabel lain - Membutuhkan waktu banyak
Penggunaan - Penonjolan - Kesulitan mereduksi data
- Validitas - Reliabilitas
- Prosedur yang tidak terstandar
- Kesulitan meneliti populasi
yang luas
MASALAH PENELITIAN
Masalah adalah penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa benar-benar terjadi. Suatu
keadaan yang memerlukan solusi. Timbul karena
ada tantangan, kebingungan, halangan, rintangan,
terhadap suatu hal.
Setiap penilaian yang akan dilakukan selalu
berangkat dari maslaah. Walaupun diakui bahwa
memilih masalah penelitian sering merupakan hal
yang paling sulit dalam proses penelitian ( Tucman,
1988 ). Bila dalam penelitian telah merumuskan atau
menemukan masalah yang baik, maka pekerjaan
penelitian 50% telah selesai.
 CIRI ADANYA MASALAH

Stonner (1982) Masalah dapat diketahui bila:


1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman
dengan kenyataan
2. Terdapat penyimpangan antara yang telah di
rencanakan dengan kenyataan
3. Ada pengaduan
4. Ada kompetisi
Identifikasi Topik Penelitian
Topik yang seringkali sudah diteliti oleh peneliti lain, atau terlalu
sederhana, sehingga tidak perlu diangkat sebagai permasalahan
dalam penelitian.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam seleksi topik


penelitian adalah:

1. Apakah ada permasalahan ?


2. Apakah masalah tersebut dapat dipecahkan melalui penelitian ?
3. Apakah masalah tersebut menarik untuk dipecahkan ?
4. Apakah masalah tersebut bermanfaat untuk dipecahkan ?

Dari permsalahan yang bersifat umum tersebut akan diambil


(atau ditentukan) suatu permasalahan yang spesifik.
Sumber Permasalahan
Pertama , literatur atau bahan bacaan yang berhubungan dengan minat
dan pengetahuan peneliti.
Kedua, pengalaman (pribadi) merupakan sumber permasalahan yang
cukup banyak. Semakin banyak pengalaman seseorang, baik bagi
peneliti atau manajer, akan semakin banyak permasalhan yang
didapatkannya untuk suatu penelitian
Permasalahan yang baik, sebenarnya adalah permasalahan yang
dirasakan baik oleh peneliti, dalam empat macam hal sebagai berikut :
1. Peneliti mempunyai keahlian dalam bidang tersebut.
2. Tingkat kemampuan peneliti memang sesuai dengan tingkat
kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan
yang ada.
3. Peneliti mempunyai sumber daya yang diperlukan.
4. Peneliti mempertimbangkan kendala waktu, dana dan berbagai
kendala lain dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
Permasalahan yang dapat diperoleh dari penerapan teori ke dalam
praktek bisnis yang ada. Banyak teori yang relevan dengan penelitian
bisnis, misalnya, teori motivasi dan kepemimpinan serta manajemen
produksi, pemasaran dan keuangan.

Identifikasi permasalahan yang diturunkan dari teori membawa


beberapa keuntungan, yaitu :
1. Peneliti sudah mempelajari teori aplikasinya yang terkait untuk
menjawab permasalahan yang ada.
2. Formulasi hipotesis pada umumnya akan menjadi lebih baik
mudah dan jelas, karena mempunyai hubungan yang erat dengan
teori.
3. Hasil penelitian akan memberikan kontribusi terhadap teori yang
dijadikan dasar untuk perumusan masalah.

Untuk melakukan penelitian diperlukan pengenalan masalah terutama


masalah yang terlihat samar dan sulit untuk diidentifikasi.
Karakteristik Permasalahan
Penelitian
Karakteristik yang pertama adalah permasalahan tersebut dapat
diselidiki melalui penelitian melalui pengumpulan dan analisis data.
Penelitian dapat mengungkapkan bagaimana sekelompok karyawan
merasakan, atau bagaimana mereka berdikir tentang hal-hal
tertentu, namun penelitian tidak akan menjawab permasalahan yang
dirasakan oleh sekelompok karyawan tersebut.
Karakteristik yang kedua, mempunyai arti penting baik dari latar
belakang teori maupun praktek.
Pengertian Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah konteks dari penelitian alasan
mengapa penelitian diperlukan, dan petunjuk yang
mengarahkan tujuan utama (Evans, 1997 : 63)
Contoh :
Sebuah penelitian yang disponsori oleh Balitbang Departemen

Koperasi mengambil topik mengenai pengembangan industri


pedesaan melalui koperasi dan usaha kecil, merumuskan masalah
dengan pernyataan sebagai berikut (Bachruddin et al., 1996):
Masalah utama yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah
bagaimana profil dan pola industri pedesaan di daerah-daerah
penelitian, dan bagaimana format pola industri pedesaan yang tepat
untuk dikembangkan melalui koperasi dan usahan kecil.
Beberapa Karakteristik
Perumusan Masalah Yang Baik :
a. Pada umumnya menunjukkan variabel yang menarik
peneliti hubungan deskriptif, di mana permasalahan
secara sederhana diungkapkan dalam suatu
pernyataan yang harus dijawab.
b. Menyusun definisi dari semua variabel yang relevan,
baik secara langsung maupun operasional. Definisi
operasional ini harus jelas dan spesifik sehingga tidak
menimbulkan berbagai macam penafsiran yang
berbeda, yang pada akhirnya akan “mengganggu”
pelaksanaan penelitian. Arti operasional adalah
penjelasan dalam terminologi operasional atau proses.
Perumusan masalah harus disertai dengan latar
belakang masalah. Latar belakang adalah segala
informasi yang diperlukan untuk memahami
perumusan masalah yang disusun oleh peneliti.
Dengan kata lain, latar belakang masalah merupakan
informasi yang diperlukan untuk mengerti
permasalahan yang ada.
Penemuan Masalah
1. Identifikasi bidang masalah
2. Penentuan pokok masalah topik
3. Perumusan masalah

 Beberapa aspek pertimbangan peneliti dalam penemuan masalah


penelitian:
a. Merupakan bidang masalah dan topik yang menarik
b. Mempunyai signifikan secara teoritis atau peraktis
c. Dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data
d. Sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia
SUMBER PENEMUAN MASALAH

 Pengalaman
 Literatur.
- Yang dipublikasikan (buku, jurnal, tex data base
- Yang tidak dipublikasikan
(Skripsi, tesis, disertasi, paper, Makalah2,
seminar)
Maksud dan Tujuan Penelitian

RUMUSAN
MASALAH MAKSUD TUJUAN

Konsekuensi dari
Mengemukakan pertanyaan masalah yang Apa yang ingin diperoleh /
tentang variabel-variabel akan diteliti
atau aspek-aspek yang Konsep baru apa yang
akan dianalisis dikehendaki (sumbangan
dalam pengembangan ilmu)
 PERUMUSAN MASALAH YANG BAIK

 Masalah Harus Feasibel


harus dapat dicari jawabannya melalui sumber jelas, tidak
menghabiskan dana, tenaga dan waktu
 Masalah Harus Jelas
semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tsbt
 Masalah Harus Signifikan
jawaban atas masalah itu harus memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan
 Masalah Bersifat Etis
Tidak berkenaan dengan hal –hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai
keyainan dan agama
LANDASAN TEORI, DESKRIPSI TEORI, DAN KERANGKA BERFIKIR

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka angkah berikutnya, untuk peneliti


kuantitatif adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi hasil penelitian yang
dapat menjadi landasn teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Suryadi Suryabrata,1990).
Lndasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang merupakan
seperangkat konsep,defines dan proposisi yang disusun secara sisitematik.

 Deskripsi Teori
Deskripsi teori adalah suatu uraian yang sistematik tentag teori, dan hasil penelitian yang
relevan dengan variabel yang diteliti. Jumlah kelompok teori yang perlu dideskripsikan
tergantung pada luas permasalahan atau secara teknis tergantung jumlah variabel yang diteliti.

 Kerangka berpikir
Kerangka berpikir adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka
berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan
diteliti.
FUNGSI TEORI

Secara umum teori mempunyai tiga fungsi yaitu:


 Menjelaskan (explanation) :
menjelaskan ruang lingkup variabel yang diteliti.
 Meramalkan ediction) :
Memprediksi dan memandu menemukan fakta yaitu merumuskan
hipotesis dan menyusun instrumen penelitian.
 Pengendalian (control):
Membahas hasil penelitian dan memberi saran dalam upaya
pemecahan masalah.
PENDEKATAN INDUKTIF DAN
DEDUKTIF

INDUKTIF :
MEMBANGUN KONSEP BERDASARKAN DATA /FAKTA

DEDUKTIF :
MENJELASKAN DAN MEMPREDIKSI BERDASARKAN
KONSEP ATAU TEORI
Konsep atau Teori

Data/Fakta diperoleh Menjelaskan atau


melalui observasi memprediksi kenyataan
MENYUSUN KONSEP BERDASARKAN
PENDEKATAN INDUKTIF

1. Berdasarkan pengamatan yang memadai / banyak

2. Mengamati obyek dalam berbagai aspek

3. Pengamatan dilakukan dalam berbagai waktu

4. Mengamati obyek di berbagai tempat tertententu

5. Tidak terjadi perbedaan antara hasil satu


pengamatan dengan pengamatan lainnya
HIPOTESIS PENELITIAN

 Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan


masalah, dikatakan sementara karena jawaban masih didasarkan pada
teori yang relevan,belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh (pengumpulan data0. Juga biasa diartikan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah, belum jawaban empiris.
 Perlu diketahui bahwa tidak setiap peneliti harus merumuskan
hipotesis. Penelitin deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis, tetapi
justru menemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebur akan diuji
peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
 Hipotesis dikenal 2 macam yakni hipotesis penelitian dan hipotesis
statistik.
 Hipotesis Penelitian : Jika penelitian mengunakan data seluruh
populasi
 Hipotesisi staistik : Jika penelitian menggunakan data dari sampel
PENULISAN HIPOTESIS PENELITIAN
 Penulisan rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam bentuk :
1. Pernyataan “jika – maka “
2. Hipotesis Nol ( HO):
3. Hipotesis Alternatif ( Ha)
 Hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis ini
akan di uji in dinamakan hipotesis kerja. Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas
teori yang dipandang anda!. Apabila teori itu belum dianggap andal maka rumusan
hipotesis perlu ditulis hipotesis nol dan demikian pula hipotesisi alternatifnya.
 Rumusan Hipotesis yang baik setidaknya memperhatikan kriteria sbb:
1. Berupa pernyataaan yang mengarah pada tujuan penelitian
2. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud unutk dapat diuji secara
empiris. Agara dapat diuji, hipotesis harus menyatakan secara jelas variabel-
variabel yang diteliti dan dugaan engenai hubungan natara variabel.
3. Berupa pernyataaan yang dikembangkan berdasarkan teori-tewori yang lebih
kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya.
Rumusan Masalah – Kerangka Pemikiran -
Hipotesis

PERTANYAAN KERANGKA HIPOTESIS /


RUMUSAN MASALAH PEMIKIRAN HIPOTESIS KERJA

Mempertanyakan Mengemukakan teori- Jawaban sementara


variabel-variabel atau teori yang relevan untuk terhadap pertanyaan
aspek-aspek yang akan menjawab pertanyaan dalam Rumusan
dianalisis / dipelajari Masalah berdasarkan
dalam Rumusan
dalama penelitian teori dalam Kerangka
Masalah
Pemikiran
Unit Analisis

a. Kelompok  lembaga: Rumah Tangga, Seksi, Bagian, Dinas, Komisi,


Fraksi, Jurusan, atau unit kerja lainnya:
 Semua unit kerja yang ada di pemerintahan yang jadi
respondennya pimpinan dari unit kerja yang bersangkutan
b. Individu  personal atau anggota dalam populasi dan sampel terpilih:
 semua pegawai atau anggota dari lembaga atau unit kerja adalah
unit analisiss

Contoh:
 Unit analisis kelompok: Analisis Pengorganisasian, Reorganisasi,
Pengembangan Oganisasi, Koordinasi, dsb
 Unit analisis individu: Analisis Kepemimpinan, Semangat Kerja,
Motivasi, Disiplin, Kinerja, Budaya Organisasi, dsb.
POPULASI DAN SAMPEL

 Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualita dn karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudianditarik kesimpulan.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang di miliki oleh subyek dan obyek.

 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin memepelajari semua yang
ada pada populasi, misalnnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dar isampel itu, kesimpula akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).Kriteria sampel representatif; 1) Akurasi: sejauh mana statistik sampel
dapat mengestimasi parameter populasi dengan tepat. 2) Presisi: sejauh mana hasil
penelitia berdasarkan sampel dapat merefleksikan realitas populasinya dengan teliti.
 Populasi adalah lembaga, organisasi, unit kerja, atau sasaran penelitian
 disebut juga Universe
 Sampel adalah bagian populasi yang dianggap mewakili seluruh
anggota pulasi
 yang utama diwakili adalah karakteristik

A B C G
F H
D E POPULASI
I K M O
N P
J L
PROBABILITY NON-PROBABILITY
. Tebakan . Quota

. Undian . Area
. Cluster
. Tabel Random
. Stratified
. Proporsional
. Purposive
Judgement

HOMOGEN HETEROGEN

MULTI STAGE SAMPLING


PENGGUNAAN LOGIKA DALAM
PENARIKAN SAMPEL
 Ketidak tepatan terminologi:
 Sampel jenuh?
 Total sampel?
 Alasannya: Karena semua anggota populasi dijadikan
responden  SENSUS

 Logika jumlah:
 5-10 % & 15-20 % (Aikunto)
 makin besar anggota populasi makin kecil sampel yang
diambil
 Kalau jumlahnya sekitar 100 unit?
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 TEHNIK DATA KEPUSTAKAAN (DATA SEKUNDER)


 TEHNK DATA LAPANGAN (DATA PRIMER)
- Observasi
- Interview/Wawancara
- Angket/Kuesioner
- Dokumentasi
Data Primer dan Data Sekunder
Data
(jamak)
Data Primer Data Sekunder
(Data yang dikumpulkan dari (Data yang sudah diolah
tangan pertama dan secara
dan dipublikasikan)
langsung dari lapangan):
. Dikumpulkasn melalui
angket atau kuesioner
. Dokumen dari Tangan
pertama, a.l. catatan harian,
riwayat hidup, foto/gambar,
arsip, kontrak kerja, dls

Diolah /
KUANTITATIF : DAFTAR PERTANYAAN
 KUESIONER
 ANGKET
KUALITATIF : RESEACHER / OBSERVER
FUNGSI DAFTAR PERTANYAAN

1. Memperoleh data / informasi yang relevan


dengan tujuan penelitian dan sesuai dengan
pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah
2. Mengumpulkan data / informasi dengan tingkat
kebenaran dan keabsahan yang maksimal
(maximal reliability and validity)

bergantung pada kemampuan responden untuk


memberikan jawaban
PENGENALAN KARAKTERISTIK
RESPONDEN

1. Ketepatan dan validitas semabagai


sumber informasi / data
2. Untuk pemilihan instrumen yang akan
digunakan  angket atau kuesioner
3. Untuk menentukan bahasa yang
digunakan
4. Kemungkinan menggunakan asisten
lapangan atau pewawancara
(interviewer / enumerator)
ASPEK-ASPEK YANG PERLU
DIPERHATIKAN
1. Materi yang akan ditanyakan
 menyangkut masalah yang akan diteliti dan penyesuaian dengan
operasionalisasi variabel serta indikator-indikator yang ditentukan
2. Membangun pertanyaan sesuai dengan materi yang ditentukan
 daftar pertanyaan yang akan dipilih: angket atau kuesioner
 bentuk pertanyaan: open, closed atau open-ended
3. Mempelajari & mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disusun
 try out daftar pertanyaan
 komunikatif atau dipahami responden
4. Mengatur layout pertanyaan
 prosedur menjawab
 sistimatis
1. Nama responden:
2. Status pekerjaan:
a. Bekerja
b. Tidak bekerja
3. Macam pekerjaan
4. Jumlah penghasilan
5. Ststus perkawinan:
a. Kawin
b. Janda / Duda
c. Tidak kawin
6. Punya anak:
a. Punya
b. Tidak
7. Jumlah anak:
BENTUK DAFTAR PERTANYAAN

1. Daftar pertanyaan terbuka (open


quentions)
2. Daftar pertanyaan tertutup (closed
questions)
3. Daftar pertanyaan kombinasi terbuka dan
tertutup (open-ended questions)
Contoh Daftar Pertanyaan
(Terbuka)

 Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu/Sdr


mengenai pemberantasan korupsi dewasa
ini?

…………………………………………..
(jawaban bisa bermacam-macam dengan
asumsi maksimal sebanyak jumalah
responden)
Contoh Daftar Pertanyaan
(Tertutup)
 Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu/Sdr mengenai
pemberantasan korupsi dewasa ini?

a. terlalu banyak prosedur


b. tidak jelas penyelesaiannya
c. tidak neyakinkan
d. bersifat tebang pilih
e. terkesan mundur maju
Contoh Daftar Pertanyaan
(Kombinasi Terbuka dan Tertutup)
 Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu/Sdr mengenai
pemberantasan korupsi dewasa ini?

a. terlalu banyak prosedur


b. tidak jelas penyelesaiannya
c. tidak neyakinkan
d. bersifat tebang pilih
e. terkesan mundur maju
f. …………………………… (sebutkan!)
Petunjuk Teknis dalam Penyusunan Daftar Pertanyaan

1. Kalimat yang simpel dengan kata-kata yang


dikenal responden
2. Kejelasan maksud / makna setiap pertanyaan
3. Menggunakan kalimat langsung
4. Menghindari rangkap pengertian (semantik)
5. Tidak ada dua tujuan dalam satu pertanyaan
6. Tidak menggiring responden pada satu jawaban
tertentu (leading question)
7. Tidak berisi prasangka (a priori)
8. Kehati-hatian dalam menggunakan istilah yang
mungkin tidak sesuai dengan norma atau nilai
sosial masyarakat setempat
FAKTOR-YANG YANG
MEMPENGARUHI WAWANCARA

SITUASI
WAWANCARA

PEWAWANCARA
(INTERVIEWER) RESPONDEN

ISI / MATAERI
WAWANCARA
Wawancara :

Dalam pengumpulan data, wawancara merupakan


cara paling umum dilakukan. Bernard (1988)
membagi teknik wawancara menjadi empat:

1. Wawancara informal (informal interviewing)---


yaitu cara wawancara yang dicirikan tidak
terstrukturnya wawancara---proses
wawancaranya dapat terjadi secara tidak
sengaja

2. Wawancara tidak terstruktur (unstructured


interview)---proses wawancara yang
direncanakan dengan mewawancarai informan--
-namun dalam pelaksanaannya tidak terlalu
diatur/dikontrol issue yang akan ditanyakan
disiapkan terlebih dahulu.
Wawancara :

3. Wawancara semistruktur (semistructured interviewing)-


--yaitu wawancara yang dilakukan dengan issue yang
disiapkan dan dalam prosesnya bersifat agak mengatur
jalannya wawancara---dalam wawancara ini digunakan
pedoman wawancara yang berisi hal-hal yang perlu
ditanyakan secara sistematis.

4. Wawancara terstruktur (structured interviewing)---


yaitu wawancara yang dilakukan secara terstruktur
dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan
(interview schedule)---wawancara ini TERUTAMA
DIGUNAKAN UNTUK PENDEKATAN KUANTITATIF---
KURANG SESUAI UNTUK PENDEKATAN KUALITATIF
yang mengutamakan fleksibilitas.

Problem dalam wawancara: LEADING QUESTION....DO NOT


ASK QUESTIONS TO ELICIT ANSWERS TO SPECIFIC
QUESTIONS
Operasionalisasi Variabel dalam Penelitian Kuantitatif
 Variabel yang dipertanyakan dalam Rumusan Masalah dan
dinyatakan dalam Hipotesis dioperasionalkan menjadi dimensi-
dimenasi dan indikator-indikator yang ditampilkan dalam
Matrik/Tabel Operasionalisasi Variabel
 Mengoperasionalkan variabel menjadi dimensi-dimensi didasarkan
pada konsep teoritis yang dikemukakan dalam Kerangka Pemikiran
 Merinci dimensi menjadi indikator bisa didasarkan pada konsep
teoritis yang relevan dan pada informasi empirik
 Setiap indikator harus kongkrit dan terukur  bukan berupa
pernyataan yang bersifat deskriptif atau bersifat relatif
 Fungsi utama Opersionalisasi Variabel untuk menjadi dasar
penyusunan instrumen penelitian (Daftar Pertanyaan)  Jumlah
pertanyaan masing-masing dimensi minimal berdsarkan jumlah
indikatornya masing-masing
indikator

DIMENSI indikator

DIMENSI indikator

variabel

DIMENSI indikator

DIMENSI
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
Partisipasi 1. Ikut serta dalam perencanaan 1. Mengikuti pertemuan
Masyarakat 2. Memberikan masukan
3. Turut membahas
4. Menyetujui
2. Ikut serta dalam pelaksanaan 1. Terjun secara fisik
2. Menyumbang uang
3. Pemanfaatan hasil 3. Membantu material1.
1. Meperoleh materi
2. Perolehan imaterial
3. Penggunaan hasil
4. Pengawasan dan evaluasi 1. Ikut menilai
2. Pemeliharaan
3. Saran perbaikan
1. Produktivitas 1. Jumlah hasil
Efektivitas 2. Kualitas hasil
Pembangunan 2. Efisiensi 1. Waktu penyelesaian
Desa 2. Tenaga yg digunakan
3. Besarnya biaya
3. Kepuasan masyarakat 1. Pelayanan umum
2. Respon / tanggapan
3. Persepsi / opini
“LOGICAL ANALYSIS”

THE FOUNDATION OF
KNOWLEDGE

(Louay Safi)
PENGUJIAN TINGKAT KEPERCAYAAN/VALIDITY

MELALUI PENYUSUNAN PROPOSISI :


 Simple Proposition
 Mahasiswa memperoleh skor 90
 Mahasiswa lulus
 Conditional Proposition
 Bila mahasiswa memperoleh skor 90 dia akan lulus
 Gabungan dua simple propositin
 Sufficient Conditional Proposition
 Bila mahasiswa memperoleh skor 90, rajin
membaca, mengikuti seminar-seminar, dan
memperoleh skor 90, dia akan lulus
 Gabungan banyak simple proposition
PENGUJIAN TINGKAT KEPERCAYAAN/VALIDITY

MELALUI ARGUMENTASI: PENYUSUNAN


SILOGISME

Premis Mayor : Setiap manusia akan mati


Premis Minor : Sokrates adalah seorang manusia
Kesimpulan : Sokrates akan mati
PREMIS DENGAN STRUKTUR LAIN

 Reagan adalah presiden Amerika Serikat


yang telah dua kali masa jabatannya
 Setiap presiden Amerika Serikat hanya
direkomendasikan dua kali jabatan
 Oleh karena itu Reagan tidak bisa
direkomendasikan untuk diangkat
presiden Amerika Serikat
TEKNIK UJI INSTRUMEN PENELITIAN

1. KALIBRASI INSTRUMEN PENELITIAN


Untuk menguji item-item pertanyaan dari masing-masing variabel maka digunakan uji
persyaratan anailisis sebagai berikut :
a. Uji Validitas
Uji Validitas berhubungan dengan suatu pengujian item-item dalam kuesioner yang akan
digunakan. Dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi item, yaitu dengan menghitung
korelasi antar nilai keseluruhan yang diperoleh dari setiap butir pertanyaan dengan nilai
keseluruhan yang diperoleh atau skor totalnya. Skor total adalah skor yang diperoleh dari
hasil penjumlahan semua skor item pertanyaan.
Apabila skor item pertanyaan positif dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat
pengukuran tersebut mempunyai validitas. Uji validitas dinyatakan valid apabila : item
pertanyaan didapat rhitung > r tabel.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah suatu uji yang menunjukan sejauh mana pengukuran itu dapat
memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengulangan pengukuran terhadap
subyek yang sama. Uji ini hanya dapat dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan yang valid saja.
Dikatakan andal atau relialibel nilai   0,7 (www.ats.ucia.edu/stat/spss) atau nilai   0,6
2. UJI PERSYARATAN ANALISIS

a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji tingkat kenormalan dari item-item
pertanyaan dari masing-masing variabel. Dengan dilakukan uji Chi-square dengan
hasil pengolahan data sebagai berikut :

Kaidah :
 Chi-squarehitung > Chitabel (Ho) ditolak dan (Ha) Diterima
 Chi-squarehitung < Chitabel (Ho) diterima dan (Ha) Ditolak
α = 0,05 (5%)

b. Uji Homogenitas
 Pengujian Homogenitas data untuk mengetahui atau menguji bahwa kelompok data
atau varian berasal dari populasi yang homogen atau tidak atau dengan kata lain
menguji kesamaan varian dengan tingkat signifikasi lebih besar dari 0,05.
LANGKAH-LANGKAH UJI HIPOTESIS

 Menemukan formulasi Ho dan Ha. Menentukan alternative pengujian


(dua arah atau satu arah)
 Menetapkan taraf nyata (α ) atau tingkat keyakinan (1- α )
 Memilih uji statistic
 Menentukan daerah kritis (daerah penolakan Ho)
 Menghitung nilai statistic uji
 Membandingkan nilai statistic uji dengan daerah kritis
 Menarik kesimpulan.
TEKNIK ANALISIS DATA

Secara umum data yang telah terkumpul dapat di analisis melalui :


 Analisis Koefisien Regresi
 Analisis Koefisien Korelasi
 Analisis Koefisien Diterminand
 Analisis Uji t
 Analisis Uji Anova (F)
Pendekatan kualitatif dilakukan ketika peneliti
bermaksud mengungkap beberapa pokok persoalan:
 1. MEMAHAMI MAKNA TERTENTU (MEANING)

 Dalam hal ini, pengertian meaning mencakup kognisi, affect,


intentions, atau hal-hal lain yang dimaksud oleh si peneliti
sebagai perspektif partisipan.

 Dalam konteks pengelolaan kawasan berbahaya Gunung


Merapi, diperlukan pemahaman tentang misalnya apa “makna”
kawasan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

 Dalam konteks pengembangan pariwisata, cultural attractions,


diperlukan pemahaman tentang misalnya “makna” keberadaan
hutan larangan bagi masyarakat Kampung Naga di
Tasikmalaya. Pemahaman ini akan menjadi masukan bagi
perencanaan wisata: pola kunjungan wisata, dsb
 2. MEMAHAMI CONTEXT TERTENTU

– Memahami context tertentu di mana partisipannya melakukan


berbagai tindakan, dan memahami pengaruh dari context
tertentu itu terhadap tindakan-tindakan mereka (partisipan).

– Pengelolaan Taman Nasional Laut sering/mungkin dihadapkan


pada persoalan sosial berupa “perilaku-perilaku” masyarakat
yang “destruktif” terhadap kelestarian SDA yang menjadi
faktor penting dalam kegiatan wisata alam. Misalnya
penangkapan ikan dengan menggunakan bom/racun di kawasan
terumbu karang. Dalam hal ini, perencana harus memahami
mengapa hal seperti itu terjadi, dan bagaimana memecahkan
persoalannya agar semua pihak “diuntungkan”.
 3. MENGIDENTIFIKASI UNANTICIPATED PHENOMENA

– Mengidentifikasi gejala dan pengaruh yang tidak terantisipasi


sebelumnya, dan membuat teori-teori baru yang mengembangkan
teori sebelumnya.

– Dalam studi kuantitatif, misalnya tentang dampak ekonomi


PHBM terhadap kehidupan masyarakat, sering digunakan
kuesioner atau angket sebagai alat untuk mengumpulkan data.
Daftar pertanyaan ini, seringkali tidak dapat menghasilkan
informasi yang lengkap karena banyak gejala sosial yang tidak
tercakup di dalam kuesioner yang perlu ditanyakan kepada
responden. Untuk menghindari hal ini, eksplorasi dengan
pendekatan kualitatif akan sangat membantu mengungkap gejala
sosial apa saja yang ada dan perlu ditanyakan kepada informan
untuk dilihat kecenderungannya (regularities).
 4. MEMAHAMI PROSES

– Memahami proses terjadinya berbagai peristiwa dan tindakan.


Dalam hal ini ada yang menganggap bahwa yang menarik di dalam
studi-studi kualitatif adalah bukan semata-mata hasil studinya
(outcome) melainkan juga prosesnya, yaitu proses yang
mengarah kepada terjadinya hasil (outcome).

– Kajian tentang proses partisipasi masyarakat dalam pengelolaan


hutan.

– Kajian tentang bagaimana proses pengembangan wisata alam


yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan
pelaksanaannya.
 5. MEMBANGUN CAUSAL EXPLANATIONS

– Berbeda dari pendekatan kuantitatif yang mencoba


menjelaskan, misalnya "apakah dan sejauhmana variabel X
menyebabkan variabel Y", penelitian kualitatif mencoba
mempertanyakan "bagaimana X memainkan peranan dalam
menyebabkan terjadinya Y, proses apa yang mengaitkan X dan
Y".

– Contoh:
 Dinamika sosial dan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan irigasi.
 6. MENDESKRIPSIKAN POLA-POLA (PATTERN) TERTENTU

– Selain hal-hal diatas, pendekatan kualitatif sesuai untuk


digunakan ketika penelitian memerlukan informasi yang
menggambarkan pola-pola tertentu, misalnya pola relasi
kekuasaan (power) di dalam suatu masyarakat, pola penguasaan
dan ketergantungan terhadap sumber daya (alam/ekonomi)
serta pola pengelolaannya, pola pengelolaan limbah/sampah yang
dilakukan masyarakat atau industri, pola tata-niaga suatu produk
pertanian, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini, sulit atau tidak
sesuai dilakukan dengan pendekatan kuantitatif.

– Lebih dari itu, secara umum, menurut Patton (1990), metode


kualitatif memungkinkan si peneliti untuk melakukan studi
tentang issue tertentu secara mendalam dan terperinci.
Pendekatan Kuantitatif

 Bisa ditimbang dari prosesnya (bagaimana penelitian tersebut


dilaksanakan) dan dari produknya (gabungan dari analisis dan
interpretasi data dalam naratif.

 Kriteria dasar yang harus dimiliki penelitian kualitatif:

1. Adanya design penelitian---tidak dengan ‘pikiran kosong’—tidak


menafikan pengetahuan sebelumnya—memiliki sejumlah
pengetahuan tentang topik disekitar pengetahuan yang akan
dikaji—tidak berangkat dari nol.
2. Proses (bagaimana penelitian dilaksanakan)—prosedur
penelitian harus dapat dipaparkan secara rinci dan
secara ketat diikuti demi terjaminnya keabsahan dan
otentisitas penelitian yang dilakukan (Maxwell, 1996)—
data penelitian diambil sejauh memungkinkan,
mengembangkan ‘thick description’, data yang
digunakan harus otentik dan diperoleh dengan cara
yang terpecaya—lengkapi dengan catatan proses.

3. Produk—kualitas dari hasil yang disajikan—empat gugus


kriteria untuk menilai kualitas, resonansi, retorika,
argumentasi dan aplikabilitas (Lincoln dan Guba, 1990)
Research design

Dalam merancang suatu penelitian ada lima hal penting yang


harus diperhatikan (Maxwell, 1996) :

 1. Tujuan penelitian (purpose)


 2. Konteks konseptual (conceptual context)
 3. Permasalahan/pertanyaan penelitian (research
questions)
 4. Metode
 5. Validitas (dalam banyak kasus ditulis di bagian metode).
Hubungan antara disain penelitian dan struktur
proposal (sumber Maxwell, 1996)

DESIGN PROPOSAL
Pendahuluan
Purposes
Conceptual Konteks
context penelitian

Research Permasalahan/
questions pertanyaan
penelitian

Method Metode

Validity Validitas
Latar belakang
 Suatu penelitian dimulai dari ketertarikan peneliti terhadap
suatu gejala atau berbagai gejala sosial—harus yakin gejala atau
phenomena yang diobservasi masih aktual dan relevan untuk
diteliti.
 Dapat dilakukan dengan membaca literature—menyangkut
penguasaan tingkat perkembangan disiplin ilmu terkait—atau
melalui sumber lain seperti pakarnya
 Gejala sosial tersebut dapat menjadi latar belakang dari suatu
penelitian dan mendorong peneliti untuk merumuskan masalah
penelitian.
 Argumentasi yang mendasari nilai kegunaan penelitian dan tingkat
urgensinya dilakukan penelitian—secara implisit harus
terkandung dalam jiwa perumusan penelitian
 Dalam bagian ini harus dinyatakan dengan jelas maksud/tujuan
(purposes) dari si peneliti baik personal purposes, practical
purposes, dan research purposes—ketiga tujuan tadi pada
praktiknya saling tumpang tindih.
Permasalahan/pertanyaan penelitian

 Dalam penelitian, peneliti memulai studi dengan pengalaman empiris


dan pengetahuan teoritis. Hal ini secara otomatis menghasilkan
pertanyaan tertentu tentang gejala yang akan dipelajari.

 Fungsi pertanyaan penelitian---untuk menjelaskan apa yang akan


dipelajari atau dicoba untuk dipahami secara khusus dalam konteks
disain penelitian.

 Pertanyaan penelitian berfungsi :


1. Membantu memusatkan perhatian studi
2. Menjadi pedoman tentang bagaimana melakukan penelitian.

 Pertanyaan penelitian adalah perwujudan dari perumusan masalah


penelitian. Perumusan masalah penelitian biasanya menguraikan
gejala sosial yang berlangsung pada kasus atau setting yang akan
diteliti.....the answer to a research question is a knowledge. The
research goal indicates what the knowledge obtained will be used
for.
Konteks penelitian (Research context)

 Bagian ini sering disebut dengan kajian pustaka, namun


demikian istilah ini seringkali menyesatkan bila tidak
dipahami dengan benar. Banyak peneliti berfikir bahwa
bagian ini mereka harus menguraikan berbagai konsep/teori--
-namun seringkali tidak memahami apa relevansinya ---
sehingga telaah tentang konsep/teori atau literature ini
menjadi semacam tempelan yang tidak jelas kaitannya dengan
penelitian.

 Bahkan ada juga yang berpendapat bagian ini berfungsi untuk


menunjukkan pengetahuan si peneliti tentang berbagai
kepustakaan dalam area studi tertentu---panjang tetapi
seringkali menjadi tidak relevan dengan pokok persoalan
penelitian.
Kegunaan kajian pustaka (Maxwell, 1996).

 Bukan semata-mata review atas sekumpulan literature---


melainkan untuk memperlihatkan keterkaitan penelitian
dengan teori/konsep yang ada dan atau penelitian yang
telah dilakukan dan bagaimana penelitian itu akan
memberikan kontribusi terhadap pemahaman suatu pokok
persoalan (issues).

 Untuk menjelaskan kerangka teoritis yang menjadi dasar


studi.

Dari gambaran tersebut penting bahwa kajian pustaka


bukan meringkas apa yang telah ada ---melainkan
mendasarkan /mengkaitkan studi dengan studi-studi
terdahulu yang relevan dan untuk memberikan gambaran
yang jelas mengenai pendekatan teoritis si peneliti
tentang gejala yang akan diteliti
Dalam penelitian kualitatif, literature termasuk teori
digunakan terutama untuk memahami what is going on in
the field and to discover theoritical perspectives,
including proper concepts untuk melihat fenomena yang
terjadi. Dalam penelitian kuantitatif, literature and
previously selected theory are used to deduce
hypotheses. These hypotheses or propositions are
testedby means of the research.

 Menurut Boeije, 2010. It is worth drawing our attention


to the use of theory in both type of research. Theory
here is viewed as an attempt to describe, understand and
explain a certain social phenomenon....the choice of
whether you test a theory or build one naturally
influences how the research is carried out.
Letak penulisan :

 Hal ini bisa dilakukan di awal; bagian terpisah


dan akhir laporan (Cresswell, 1994).

 Kajian pustaka di awal tulisan berfungsi untuk


‘membangun/merumuskan’ masalah penelitian;
pada bagian terpisah berfungsi menjadi dasar
untuk membangun kerangka studi (theoritical
framework) dan di akhir tulisan berfungsi
sebagai pembanding atau pertentangan
(contrast) terhadap hasil studi---cara terakhir,
literatur benar-benar digunakan secara
induktif.
Kriteria dan cara menggunakan literatur dalam studi kualitatif

Penggunaan literatur Kriteria Contoh tipe metode yang


sesuai

Literatur digunanakan untuk Sejumlah literatur harus Biasa digunakan dalam


“merumuskan” masalah di tersedia setiap studi kualitatif
dalam bagian pendahuluan
atau bagian awal tulisan
Literatur disajikan dalam Pendekatan ini sesuai dan Pendekatan ini digunakan
bagian terpisah sebagai terutama diterima oleh oleh studi-studi yang
suatu “tinjauan audience yang akrab dengan menerapkan latar belakang
kepustakaan” pendekatan positivist teori dan literatur yang kuat
pada awal studi, seperti
etnografi atau studi-studi
teori kritis
Literatur disajikan di akhir Pendekatan ini cocok dengan Pendekatan ini digunakan
studi; literatur menjadi proses “induktif” dari oleh semua tipe disain
basis untuk membandingkan penelitian kualitatif, kualitatif, tapi sangat
atau mempertentangkan literatur tidak mengarahkan populer pada grounded
temuan-temuan studi studi, tetapi sebagai theory (lihat Schlegel,
pembantu ketika pola-pola 1982)
atau kategori-kategori
teridentifikasi
Pengumpulan data :

 1. Bukan probability sampling---probabilitas yang sama dapat


digeneralisasikan keseluruh populasi---ataupun convenience
sampling (non probability sampling, tidak memberikan kemungkinan
untuk melakukan generalisasi)---melainkan purposeful sampling
(sampel purposif) didasarkan atas kriteria tujuan dan manfaat.

 2. Kekuatan purposeful sampling terletak pada pemilihan kasus-


kasus yang kaya informasi (information rich cases) untuk studi
mendalam. Memilih orang yang memungkinkan peneliti mempelajari
beberapa isu sentral. Beda dengan probability sampling yang
dilakukan secara acak dan representative secara statistik.
Pengumpulan data :

Ada empat tujuan digunakan sampel purposif:

1. Mencapai keterwakilan (representativeness) dari


setting, individu-individu, aktifitas yang dipilih.
2. Menggambarkan secara memadai heterogenitas
populasi
3. Memilih sampel untuk dengan sengaja menguji kasus-
kasus yang kritis terhadap teori yang dijadikan acuan
studi
4. Membangun perbandingan-perbandingan untuk
menggambarkan alasan atas perbedaan yang terjadi
antara setting atau individu.
Pengumpulan data :

Walaupun ada an objection to the use of term ‘sample’


dalam pendekatan qualitative, tapi the term ‘sample’ is
widely used in qualitative research terminology (Boeije,
2010). In qualitive research the sample is intentionally
selected according to the needs of the study, commonly
referred to as ‘purposive sampling’ or ‘purposeful
selection’.

The case are specifically selected because they can reach us


a lot about the issues that are of importance to the
research (Cyone, 1997). All sample in qualitative research
have some features in common.

Sampling strategies in qualitative research typically aim to


represent a wide range perspectives and experiences,
rather than to replicate their frequency in wider
population (Ziebland and McPherson, 2006 dalam Boeije,
2010).
Pengumpulan data :

Patton (1990) menyebutkan 16 tipe sampel purposif yang


satu sama lain berbeda sesuai kegunaannya. Beberapa
diantaranya adalah:

1. Extreme or deviant case sampling---bertujuan


mempelajari manifestasi yang sangat tidak biasa dari
suatu fenomena, misalnya sukses yang menakjubkan,
kegagalan dalam pendidikan, krisis dsb.

2. Intensity sampling---bertujuan mempelajari kasus-kasus


kaya informasi yang terwujud pada suatu fenomena
dengan intensif tapi tidak ekstrim, misalnya kasus pelajar
nakal dsb.

3. Maximum variation sampling---mendokumentasikan variasi-


variasi yang unik atau berbeda yang muncul dalam proses
adaptasi terhadap kondisi yang berbeda.
Pengumpulan data :

4. Homogenous sampling---mendeskripsikan sub-kelompok


tertentu secara detail---misalnya elompok keluarga dengan
orang tua (wanita) tunggal. Focus group interview biasanya
digunakan dalam wawancara dengan kelompok ini.
5. Stratified purposeful sampling---menggambarkan
karakteristik kelompok-kelompok tertentu untuk
diperbandingkan.
6. Snowball or chain sampling---mengidentifikasi kasus-kasus
tertentu melalui sejumlah orang yang dihubungi secara
berangkai.
7. Criterion sampling---menggambarkan kasus dari kelompok
yang memenuhi kriteria tertentu---misalnya anak-anak
yang mengalami tindak kekerasan orang tua.
8. Opportunistic sampling---menggambarkan kasus-kasus yang
diketahui di lapangan dengan mewawancarai orang-orang
yang terkait dengan kasus-kasus itu, tanpa direncanakan
sebelumnya.
Jumlah informan
Jumlah informan dalam penelitian kualitatif tidak ada
aturan secara khusus---jumlahnya tergantung dari apa
yang ingin diketahui peneliti, mengapa hal tersebut
ingin diketahui, dan sumber daya apa yang dimiliki
untuk melakukan studi.

Namun demikian, tidak berarti bahwa peneliti bisa dengan


seenaknya menentukan jumlah informan yang sedikit
dengan tanpa penjelasan atau strategi yang dapat
menjaga validitas data atau penelitian

Salah satu masalah dengan sampling dalam pendekatan


kualitatif adalah apa yang disebut dengan Key
informant bias---kecenderungan peneliti untuk
menggantungkan sebagian besar informasi dari satu
atau sejumlah kecil informan. Padahal masyarakat
memperlihatkan keragaman----sementara homogenitas
tidak bisa dijadikan asumsi lagi.
Jumlah informan

Salah satu upaya mengatasinya dilakukan atas prinsip-


prinsip Triangulasi---triangulasi menyangkut empat hal
pokok :

1. Triangulasi data----yaitu memanfaatkan berbagai


sumber data

2. Triangulasi peneliti---yaitu melibatkan berbagai peneliti


yang berbeda latar belakang ilmunya

3. Triangulasi teori---yaitu menggunakan perspektif yang


berbeda untuk mengintrepetasikan satu set data.

4. Triangulasi metodologi---yaitu penggunaan berbagai


metode untuk mempelajari suatu persoalan.
Key informants

Relies on a few key informants rather than on a


representative sample but depends on two things---
choosing good informants and asking them things they
know about---in others words, we must select informants
for they competence rather than just for their
representativeness.

Good informants are people who you can talk to easily---who


understand the information you need---and who are glad
to give it to you or get it for you

Finding key informants---do not choose key informants too


quickly---allow yourself to go a wash in data for a while
and plays the field---check on their roles and statuses in
the community---be sure that the informants you select
do not prevent you from gaining access to other important
informants---informants sometimes lie
Reliability:

 Would the same results be obtained if a different observer


tried to answer the same research question using the same
research approach drawing upon a different sample at a
later point in time?
 Do you think a qualitative researcher would answer the
above question differently from a quantitative researcher?
Validity:

 Uraian ini menjelaskan upaya peneliti untuk


menghindarkan validity threat terhadap penelitian
yang dilakukan. Misalnya menguraikan cara
pengumpulan data dengan teknik triangulasi,
proses analisis data dan sebagainya.
 Persoalan validitas adalah persoalan yang utama
dalam disain penelitian---Maxwell menjelaskan
bahwa yang dimaksud validity merujuk pada
kebenaran (correctness) atau kredibilitas
(credibility) suatu deskripsi, kesimpulan,
penjelasan (explanation), interpretasi, atau
lainnya.
 Secara umum, validitas merujuk kepada persoalan
apakah penelitian yang dilakukan kita salah ?
Validity:
 Tiga tipe validitas:

 1. Ancaman terhadap deskripsi yang valid----ketidak akuratan


atau ketidaklengkapan data---apabila deskripsi yang
diobservasi atau diwawancara tidak akurat atau tidak valid---
maka interpretasi atau kesimpulan yang dibuat dari deskripsi
ini dipertanyakan.

 2. Ancaman terhadap interpretasi yang valid---terlalu


memaksakan kerangka pikir atau makna seseorang daripada
memahami perspektif orang yang menjadi objek kajian dan
makna yang melekat pada perkataan dan tindakan mereka.

 3. Ancaman terhadap validitas teori misalnya adalah tidak


mempertimbangkan penjelasan atau pemahaman alternatif
tentang fenomena yang dipelajari.
Validity:

 Secara khusus ada dua macam validity threats :

 1. Bias peneliti---berkaitan dengan pemilihan data


yang sesuai dengan teori atau konsep yang
dibangun---sehingga menghasilkan kesimpulan
seperti yang diharapkan peneliti.

 2. Bias reaktifitas adalah pengaruh dari kehadiran


si peneliti terhadap setting atau kelompok individu
yang dipelajari---misal informan memberikan
jawaban yang tidak akurat dalam wawancara---
namun demikian dengan teknik partisipasi observasi
reaktifitas bukanlah ancaman yang serius terhadap
validitas.
Pengumpulan data :
Cara yang umum dalam mengumpulkan data kualitatif adalah
observasi atau pengamatan (terutama pengamatan
terlibat) dan wawancara---selain itu juga menggunakan
data sekunder.

Participation observation is just one method of conducting


qualitative research to describe what happens, who or
what are involved, when and where things happen, how
they occur, and why things happen as they do from the
point of view of the participants (Jorgensen, 1989).

Participant observation is useful for studying almost every


aspect of human existence pertaining to human meanings
and interactions from the insiders’ persepective .....it is
particularly useful when : liitle is known about the
phenomenon; views of insiders and outsiders are
opposed or stereotyped; the phenomenon is somehow
hidden from the view of outsiders (Jorgensen, 1989).
Observasi :

Ada lima alasan mengapa perlu dilakukan pengumpulan data


dengan pengamatan (Bernard, 1988)---terutama
pengamatan terlibat (partisipant observation) :

 1. Pengamatan terlibat bukan semata-mata suatu cara


pengumpulan data kualitatif---dalam kenyataannya
pengamatan terlibat bukan benar-benar metode
melainkan strategi yang memfasilitasi pengumpulan data
di lapangan

 2. Pengamatan terlibat mengurangi persoalan


reaktifitas---orang-orang mengubah perilakunya ketika
mengetahui sedang diamati---hal ini seringkali
mempengaruhi validitas data/penelitian
Observasi :

3. Pengamatan terlibat membantu peneliti


memformulasi pertanyaan-pertanyaan sensitif dalam
bahasa lokal

 4. Pengamatan terlibat memberikan kepada sipeneliti


suatu pemahaman intuitif tentang apa yang sedang
terjadi pada suatu masyarakat/kebudayaan yang
diteliti dan memungkinkan peneliti berbicara dengan
yakin arti data

 5. Banyak masalah penelitian tidak dapat


dipecahkan/didekati secara memadai oleh cara apapun
kecuali pengamatan terlibat
Participant observation :

 What is participant observation ?

 Participant observation is the foundation of


qualitative research---”going native”---it involves
getting close to the people and making them more
comfortable enough with your presence so you can
observe and record information about their lives---
learning to act so that people go about their
business as usual when you show up.
Participant observation :

 All participant observation is fieldwork---but


not all fieldwork is participant observation---
go door to door and do a series face to face
interviews ---this a field research but it is
not participant observation

 If you go to native market in community and


monitor the behavior of patrons and clients
as they go through their transaction---that
is a field research but it is not participant
observation---it just plain observation
Participant observation :

 How much time does it take ?

 Most basic anthropological research is done over a


period of about a year. But a lot of participant
observation studies are done in a matter of weeks
(Bernard, 1995)----going to the field situation
armed with a list of questions that you want to
answer and perhaps a checklist of data that you
need to collect---see Chambers (1991) participatory
rural appraisal takes the people fully confidence as
research partners.
Participant observation :

 At the extreme low end it is possible to do


participant observation in just few days ---the
reason you could do this is because you already
picked up the nuances of etiquette from previous
experiences (Bernard, 1994)----participation
observation would help you intelectualize what you
already know.

 The amount of time that you spend in the field doing


participant observation research does make a
difference---however, in what you are likely to find.
Participation observation :

 Validity-again :
 There are at least five reasons for insisting
on participant observation in the conduct of
scientific research:
 1. Participant observation makes it possible
to collect different kinds of data
 2. Reduces the problem of reactivity---
people changing behavior
 3. Helps to formulate sensible questions in
native language and face to face interview
Participation observation :

 Validity-again :
 4. Gives an intuitive understanding of what is
going on in a culture and allows you to speak
with confidence about the meaning of data.
Participant observation makes it possible to
collect both quantitative survey data and
qualitative interview data from a
representative sample of population.
Qualitative and quantitative data inform each
other and produce insight.

 5. Many research problems simply cannot be


addressed adequately by anything except
participant observation
Entering the field :
 There are five rules to follow :

 1. No reason to select a site that is difficult to enter


when equally good sites are available that are very
easy to enter
 2. Get into the field with plenty of written
documentation about yourself and your project
 3. Do not try to wing it---unless you absolutely have to.
Use personal contact to help you make your entry into
a field site.
 4. Be honest, be brief, and be consistent---if you try
to play any role other than yourself---you will just get
worn out
 5. Spend time getting to know the physical and social
layout of your field site
The skills of a participant observer :

 1. Learning the language


 2. Building explicit awareness; tell them who are
you
 3. Building memory
 4. Develop your skill at being a novice---at being
some one who genuinely wants to learn a new
culture
 5. Building writing skills
 6. Hanging out to build trust and trust results in
ordinary conversation and ordinary behavior in your
presence
 7. Objectivity by transcending our biases
The stages of participation observation :

 1. Initial contact
 2. Shock---culture shock; feel lonely etc.
 3. Discovering the obvious
 4. The break
 5. Focusing
 6. Exhausting, the second break, and frantic
activity
 7. Leaving the field
Analisis data kualitatif :

Analisis data dilakukan bersamaan dengan


pengumpulan data---artinya begitu
wawancara atau pengamatan pertama
dilakukan---proses analisis data dimulai.

Analisis data dalam pendekatan kualitatif


terdiri atas tiga alur kegiatan yang
bersamaan---yaitu reduksi data, display
(penyajian) data, dan penulisan kesimpulan
(Miles and Huberman, 1984).
PENGUMPULAN
DATA TAMPILAN
DATA

REDUKSI
KESIMPULAN/
DATA
VERIFIKASI

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN


(SUMBER: MILES & HUBERMAN, 1984)
Analisis data kualitatif :

Reduksi data---adalah proses pemilihan, focusing,


penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data
“mentah” yang ada dalam catatan lapangan.

Reduksi data dilakukan dengan cara membaca transkip


wawancara, catatan pengamatan atau dokumen yang
akan dianalisis lalu membuat catatan atau memo atas
data tersebut, ringkasan, dibuat pengelompokan data
(cluster) atau dibuat partisinya.

Tampilan data (display)---adalah kumpulan informasi yang


terorganisasi ---dengan display pembuatan kesimpulan
dapat dimungkinkan

Tampilan data yang umum adalah teks naratif, tampilan


lain adalah kutipan (quotes), matriks, tabel grafik,
bagan (chart atau flowchart), jaringan (network) dsb.
Analisis data kualitatif :

Pembuatan kesimpulan---adalah proses


penyimpulan dimulai sejak data pertama
terkumpul---tetapi peneliti
“memperlakukannya” sebagai temuan awal
yang masih terbuka terhadap perubahan---
peneliti bersifat skeptis----kesimpulan akhir
baru muncul ketika tahap pengumpulan data
berakhir.

Analisis data kualitatif adalah proses yang


berlangsung secara terus menerus dan
iteratif atau cyclical (lihat gambar dimuka)
A FRAMEWORK FOR DESIGN-THE INTERCONNECTION OF
WORLDVIEWS, STRATEGIES OF INQUIRY, AND RESEARCH
METHODS

Philosophical Selected Strategies


Worldviews Of Inquary
Postpositive Qualitative strategies
Social construction (e.g., ethnography)
Advocacy/participatory Quantitative strategies
Pragmatic (e.g., experiments)
Mixed methods strategies
Research Designs (e.g., sequential)
Qualitative
Quantitative
Mixed methods

Reseatch Methods
Questions
Data Collection
Data analysis
Interpretation
Write-up
Validation Sumber : Creswell (2009)
PEMILIHAN METODE PENELITIAN

METODE METODE
ATAU
KUANTITATIF KUALITATIF
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

Metode kualitatif sebagai penunjang—metode tsb mempunyai


fungsi:

1. Sebagai sumber dugaan atau hipotesis yang akan diuji


dengan penelitian kuantitatif.

2. Pengembangan dan pemanduan instrumen penelitian misal


kuesioner

3. Interpretasi dan klarifikasi data kuantitatif


MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

Metode kuantitatif sebagai penunjang –metode tsb mempunyai


fungsi

• Memberikan data latar belakang yang terukur untuk


mengkotekstualisasi studi intensif skala kecil

• Digunakan untuk menguji hipotesis yang dilepaskan oleh


survei kualitatif

• Memberikan landasan bagi sampling kasus dan kelompok


pembanding yang membentuk studi intensif
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

1. Logika triangulasi---temuan dari satu jenis studi dapat dicek


pada temuan yang diperoleh dari jenis studi lain—
memperoleh kesahihan temuan.

2. Penelitian kualitatif membantu penelitian kuantitatif---


penelitian kualitatif dapat membantu memberikan informasi
dasar tentang konteks dan subyek, berlaku sebagai sumber
hipotesis

3. Penelitian kuantitatif membantu penelitian kualitatif----


penelitian kuantitatif membantu dalam hal pemilihan subyek
bagi penelitian kualitatif
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

4. Penelitian kuantitatif dan kualitatif digabungkan untuk


memberikan gambaran umum-----penelitian kuantitatif
dapat digunakan untuk mengisi kesenjangan yang muncul
dalam studi kualitatif.

5. Struktur dan proses----penelitian kuantitatif terutama


efisien pada penelitian ciri-ciri struktural kehidupan sosial.
Studi kualitatif biasanya lebih kuat pada aspek
operasional. Kekuatan ini bisa dihadirkan bersama
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

6 Perspektif peneliti dan perspektif subjek----penelitian


kuantitatif biasanya dikemudikan oleh perhatian peneliti,
sementara penelitian kualitatif mengambil perspektif
subyek sebagai titik tolak

7. Masalah kegeneralisasian---kelebihan beberapa fakta


kuantitatif dapat membantu menyederhanakan fakta
ketika seringkali tidak ada kemungkinan menggeneralisasi
temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian kualitatif
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

8. Penelitian kualitatif dapat membantu interpretasi


hubungan antara ubahan---penelitian kuantitatif dapat
dengan mudah menentukan hubungan antar ubahan,
tapi lemah dalam mengungkap alasan bagi hubungan
tsb. Kualitatif dapat membantu.
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

9. Hubungan antara tingkat makro dan mikro----


penggunaan penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat
menjembatani kesenjangan makro dan mikro---kuantitatif
mengungkap ciri struktural kehidupan sosial skala besar,
kualitatif menyentuh aspek behavioral skala kecil.

10. Tahap dalam proses penelitian---penelitian kuantitatif dan


kualitatif bisa selaras untuk tahapan berbeda dari suatu
studi longitudinal
MANFAAT KOMBINASI KUANTITATIF
& KUALITATIF
Patton (1990):
“Qualitative methods Quantitative methods, on
permit the evaluator to the other hands, require
study selected issues in the use of standarized
depth and detail. measures so that the
Approaching field-work varying perspectives and
without being constrained experiences of people
by predetermined can be fit into limited
categories of analysis number of predetermined
contributes to the depth, response categories to
openness, and detail of which numbers are
qualitative inquiry. assigned.”
Saefullah,
1992 DIRECT INFORMATION

QUANTITAIVE APPROACH QUALITATIVE APPROACH

ST. INTERVIEW SCHEDULE PARTICIPANT-OBSERVATION

FIELD ASSISTANTS RESEARCHER SPEC. FIELD ASSISTANT

U. ANALYSIS/RESPONDENT KEY PERSON/INFORMAN KEY PERSON/INFORMAN

FIELD DIARY NOTES RELATED PARTICIPANTS


DATA PROCESSING & INTERVIEW NOTES

FIELD SEMINAR
OBJECT DOCUMENTS
FIELD DATA INTERPRETATION
PREVIOUS STUDIES
REL. PUBLICATIONS
EXPLANATION
KEDALAMAN ANALISIS KARYA ILMIAH

1. Kelengkapan data dan informasi yang


dikumnpulkan
2. Kecukupan kepustakaan yang dikemukakan dalam
Kajian Pustaka / Tinjauan Pustaka
3. Kehati-hatian peneliti dalam menganilis data
4. Kemampuan peneliti untuk melakukan abstraksi
5. Konsistensi dalam penyajian materi dan uraian
antara satu bagian dengan bagian lainnya
6. Tingkat wawasan berpikir peneliti berdasarkan
pengalaman dan bacaan
HUBUNGAN ANTARA DATA, TEORI DAN PRAKTEK

DATA TEORI
INFORMASI PENJELASAN
TENTRANG LOGIS TENTANG
DUNIA NYATA DUNIA NYATA

METODE
CARA UNTUK
MEMPEROLEH INFORMASI
YANG BERGUNA DALAM
MENGEMUKAKAN
PENJELASAN
PENERAPAN METODOLOGI DALAM
PENYUSUNAN TESIS & DISERTASI
Tiga alternatif yang bisa dipilih:
 Memilih metode kuantitatif  pemahaman
dan penguasaan peneliti tentang statistik
 Memilih metode kualitatif  kesiapan dan
kepekaan peneliti untuk melakukan
pengamatan intensive di lapangan
 Memilih kombinasi kuantitatif dengan
kualitatif  kemampuan peneliti untuk
menggabungkan analisis dan intepretasi
HUBUNGAN HIPOTESIS DENGAN RUMUSAN
MASALAH DAN KESIMPULAN AKHIR

PERTANYAAN HIPOTESIS / HIPOTESIS


KONSISTEN
RUMUSAN MASALAH KERJA
KONSISTEN

K E S I M P U LA N KONSISTEN
KONSITENSI URAIAN

 Konsistensi antara Judul Tesis dengan Rumusan


Masalah
 Konsistensi antara Rumusan Masalah dengan
Hipotesis
 Konsistensi antara Hipotesis dengan bagian-
bagian uraian dalam Bab Pembahasan
 Konsistensi antara Hipotesis dengan
Operasionalisasi Variabel dan dengan bagian-
bagian uraian dalam Bab Pembahasan
 Konsistensi antara Hipotesis dengan Bab
Kesimpulan dan Saran
Pengertian Pembahasan
 Menganalisis, termasuk perhitungan statistik
kalau analisis kuantitatif
 Memberikan tafsiran terhadap hasil analisis
statistik dan tabulasi
 Mengomentari
 Mengkritisi
 Menjelaskan
 Melakukan prediksi
 Bagaimana peneliti / penulis mensikapi data
dan informasi yang diperoleh di lapangan
dihubungkan dengan konsep / teori / kajian
pustaka yang dikemukakan dalam Kajian
Pustaka dan Kerangka Pemikiran
KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan:
 Mengemukakan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian
 Harus konsisten dengan Hipotesis / Hipotesis Kerja
 Jawaban akhir dari pertanyaan dalam Rumusan Masalah
 Bukan pokok-pokok uraian / pembahasan
 Tidak lagi mengemukakan angka-angka statistik

 Saran
 Konsekuensi logis dari kesimpulan
 Dibedakan antara “saran akademik dan” “saran praktis”
 Jangan menyarankan di luar kesimpulan yang diperoleh
Konsistensi antara Rumusan
Masalah, Hipotesis dan
Kesimpulan

HIPOTESIS /
PERTANYAAN HIPOTESIS KERJA KESIMPULAN
DALAM
RUMUSAN MASLAH
Menjawab pertanyaan Jawaban akhir berupa
berdasarkan konsep temuan berdasarkan
Mempertanyakan apa yang teoritis
akan dikaji / dianalisis data lapangan yang
diangkat peneliti dalam
suatu konsep
KESIMPULAN AKHIR

COCOK DENGAN
TETAP
TEORI

KESIMPULAN
TIDAK COCOK
DENGAN TEORI BERKEMBANG
Pemberian Nomor Judul-Judul

MODEL I MODEL II
IV. JUDUL BAB IV. JUDUL BAB
A. Judul Sub-Bab 4.1 Judul Sub-Bab
1. ………… 4.1.1
a. ………… 4.1.1.1
1) …………. 4.1.1.1.1
a) …………. dst.…..
(1) …………. 4.2 Judul Sub-Bab
(a) ………….. 4.2.1
(i) …………….. 4.2.1.1
dst…….. 4.3 Judul Sub-Bab
B. Judul Sub-Bab 4.3.1
1. …… 4.3.1.1
a. …… dst…..
PEMBERIAN NOMOR HALAMAN:
Lembaran-lembaran sebelum Bab Pendahuluan menggunakan
angka Romawi Kecil
Mulai dari lembaran Bab Pendahuluan sampai dengan lembaran
lakir menggunakan angka Arab (modifikasi)

iii iv v 1
BAB I
PENDAHULUAN
Running-notes & Footnotes

Contoh Running-notes:
Menurut Lemay (2001:137): “ The tradtional approach to
management in public administration reflects……….”

Contoh Footnotes”
“Saya minta polemik tentang poligami dihentikan
karena ada kecenderungan mengarah untuk
mempersoalkan agama Islam sebagai ajaran bukan
lagi kasuistik” *

* Dr. K.H. Hasyim Muzadi, Harian Umum Pikiran Rakyat, 13 Desember 2006
Penulisan Kutipan Running Notes
 Urutan penulisan: - Nama penulis
- Judul buku (Option)
- Tahun penerbitan
- Halaman kalimat yang dikutip
 Penyajian penulisan: - Sebelum kutipan
- Setelah kutipan
 Nama penulis hanya ditulis entry nama akhir: ASEP DJADJA
SAEFULLAH  SAEFULLAH
 Nama penulis dua orang ditulis dua-duanya, tetapi kalau lebih dari dua
orang ditulis nama penulis pertama dan ditambah et al. atau dkk.
 Gelar, baik gelar akademik maupun gelar status sosial tidak ditulis
 Kalau tahun sumber kutipan (buku) lebih dari satu tahun penerbitan, pakai
antara dengan karakter ; (titik koma)
 Pilihan penulisan halaman yang dikutip: hal., h. atau : (titik dua)
 Dalam running notes tidak dikenal ibid, op cit dan loc cit
 Kutipan lebih dari 4 baris ditik satu spasi dan menjorok ke dalam
 RUNNING NOTES SEBELUM KUTIPAN:
Menurut Saefullah dalam bukunya The Value of Children Among Tea Estate
Workers’ Families (1979:99), “The tendency to perceive an economic value of
children will be significant as long as the family needs physical, material or
financial support from the children.”

Atau:
Menurut Saefullah (1979:99), “The tendency to perceive an economic value of
children …………………………..”

 RUNNING NOTES SETELAH KUTIPAN:


“The tendency to perceive an economic value of children will be significat as long
as the family needs physical, material or financial support from the children”
(Saefullah, The Value of Children Among Tea Estate Workers’ Families, 1979:99)

Atau:
“The tendency to perceive an economic value of children …………………….
…………………” (Saefullah, 1979:99)
Kulipan lebih dari 4 baris atau
lebih
Rosenbloom and Kravchuck dalam bukunya Public
Adinistration (2005:521):
Corruption can be defined as a betrayal of the
public trust for reasons of private interest. By
many accounts, corruption in the public
administration is a worldwide phenomenon and
serious limitation on the ability of governments to
accomplish some of their objectives
Penulisan Daftar Pustaka
 Urutan Penulisan: (Referensi)
1. Nama Penulis (Ditulis nama kahir dulu), semua nama penulis
dicantumkan dan yang dimulai dengan nama akhir hanya nama penulis
pertama  tidak ditulis et al. atau dkk. seperti dalam teks
2. Tahun Penerbitan
3. Judul Buku (Ditik dengan huruf miring atau digarisbawahi)
4. Edisi Penerbitan (kalau ada)
5. Kota Penerbitan
6. Nama Penerbit
7. Nomor Halaman (Kalau sumbernya jurnal)
 Kalau sumber bacaan Jurnal atau Buku Kumpulan Tulisan maka yang
ditik miring hanya Nama Jurnal / Buku, judul tulisannya pakai tanda
kutip (“…..”)
 Penulisan Sumber Bacaan diltulis secara alpabetis dari nama penulis
(A………Z) dengan memeprhatikan hurup kesatu, kedua, dst
 Tidak memakai nomor urut
Penulisan Daftar Pustaka
(Referensi)
 Sumber bacaan lebih dari Judul dengan nama penulis yang sama,
nama penulis tidak diulang diganti dengan garis panjang:
_____________
 Sumber bacaan dengan tahun lebih dari satu dengan nama penulis
yang sama pada tahun pakai ditambah huruf latin kecil:
GARNA, Judistira K.,
2002a
________________,
2002b
 Semua gelar penulis tidak dicantumkan
 Kalau sumber bacaan tidak ada nama penulisnya maka nama
penerbit diperlakukan sebagai nama penulis
 Kalau tidak ada tahun penerbitan pakai n.d. atau t.t.
 Pengetikan Daftar Pustaka dalam satu spasi kecuali antara satu
sumber dengan sumber lainnya sebaiknya satu setengah spasi
 SATU NAMA PENULIS:
SAEFULLAH, Asep Djadja,
1979 The Value of Children Among Tea Estate Workers’ Families, Canberra: The
Australian National University Press
 LEBIH DARI SATU PENULIS:
BARNES, James F, Marshall CARTER, and Max J. SKIDMORE,
1980 The World of Politics, A Concise Introduction, New York: The Dryden
Press
 DARI KUMPULAN TULISAN:
SAEFULLAH, Asep Djadja,
1985 “The Integrated Policy on Population in Indonesia”, in, Population and
Development Symposium, Cairo: Cairo Demographic Centre
 DARI JURNAL:
SAEFULLAH, Asep Djadja,
1985 “The Socialization of Children in Sundanese Culture”: A Case Study of
Tea Estate Workers’ Families in Cibodas- Cikajang, Jurnal Anthropology
and Sociology, University Kebangsaan Malysia, 13:93-110
 TIDAK ADA NAMA PENULIS  DIGANTI NAMA PENERBIT:
BIRO PUSAT STATISTIK,
1991 Sensus Penduduk Indonesia 1990, Jakarta
 TANPA TAHUN:  n.d.  t.t.

Anda mungkin juga menyukai