Oleh:
Prof. Dr. H. Paiman Raharjo,MM,M.Si
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA)
Jakarta
2021
PENGERTIAN PENELITIAN
TUHAN
MANUSIA BIASA
PENGAMATAN
PENGALAMAN
PENGETAHUAN
Perumusan Maslah
Kerangka Teoritis:
-Definisi Variabel
-Hubungan Antar Variabel
Tidak
Perumusan Maslah
Desain Riset :
-Metode Analisis
-Sistimatika Lab
Laporan : Data :
-Penulisan -Pengumpulan
-Presentasi Ya -Analisis
-Interpelasi
rxy = SSxy)/(SSxxSSyy)
4. Studi kausalitas adalah penelitian yang menunjukkan
arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat, di samping mengukur kekuatan hubungannya.
Analisis kausalitas dibedakan menjadi :
1. Kausalitas satu arah,
X Y, artinya X menyebabkan Y
Y X, artinya Y menyebabkan X
Korelasional Deskriptif
Y Y
Historis
KARAKTERISTIK
PENELITIAN
KUANTITATIF DAN
KUALITATIF
PENGERTIAN PENELITIAN KUANTITATIF
DAN KUALITATIF
Kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau
sampel dengan menggunakan alat ukur atau
instrumen penelitian, analisa data
bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan
menguji hipotesis yang telah dibuat.
Umumnya, metode kuantitatif terdiri
atas metode survei dan metode eksperimen.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya
deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan
lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain.
KARAKTERISTIK PENELITIAN
KUANTITATIF KUALITATIF
Bertujuan Situasi alamiah
Sistematik Analisis induktif
Terkendali Kontak Langsung
Objektif Perspektif holistik
Tahan Uji Netralitas empatik
Fleksibilitas desain
Instrumen kunci : Peneliti
Tabel 1.
Karakteristik Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF
Istilah - Experimental - Etnografi
- Data “Kasar” - Studi lapangan
- Perspektif - Data “lembut”
- Empiris - Interaksi simbolik
- Positivisme - Perspektif dalam naturalisme
- Fakta sosial - Etno metodologi
- Statistik - Deskriptif
- Observasi partsipan
- Phenomenologi
- Dokumen
- Sejarah hidup
- Studi kasus
- EKologi
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF
Pengalaman
Literatur.
- Yang dipublikasikan (buku, jurnal, tex data base
- Yang tidak dipublikasikan
(Skripsi, tesis, disertasi, paper, Makalah2,
seminar)
PERUMUSAN MASALAH
Identifikasi Topik Penelitian
Topik yang seringkali sudah diteliti oleh peneliti lain, atau terlalu
sederhana, sehingga tidak perlu diangkat sebagai permasalahan
dalam penelitian.
RUMUSAN
MASALAH MAKSUD TUJUAN
Konsekuensi dari
Mengemukakan pertanyaan masalah yang Apa yang ingin diperoleh /
tentang variabel-variabel akan diteliti
atau aspek-aspek yang Konsep baru apa yang
akan dianalisis dikehendaki (sumbangan
dalam pengembangan ilmu)
KEGUNAAN PENELITIAN
KEGUNAAN AKADEMIK /
ILMIAH / BAGI PENGEMBANGAN
ILMU
KEGUNAAN PENELITIAN
Tingkat Proposisi
Abstraksi
Konsep
(Concepts)
Kerangka berpikir
Kerangka berpikir adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka
berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan
diteliti.
Hubungan antara survei literatur
dan kerangka teoritis
Hubungan antara survei literatur dan kerangka teoritis
adalah survei literatur meletakan pondasi yang kuat
untuk membangun kerangka teoritis.
5 faktor yang memberikan peranan penting yang harus
dipenuhi dalam membangun kerangka teoritis adalah:
1. Variabel yang relevan harus dapat dijelaskan dan
disebutkan dalam diskusi.
2. Diskusi haruslah dapat meuwujudkan bagaimana dua atau
lebih variasi itu berhubungan satu sama lain.
3. Jika jenis dan arah hubungan tadi dapat diterima secara
teori berdasarkan atas penelitian sebelumnya, maka harus
ada indikasi pada diskusi apakah hubngan tadi bersifat
positif atau negatif.
4. Harus ada penjelasan secara jelas kenapa kita akan
mengharapkan hubungan tersebut terus bertahan.
5. Skema diagram yang menjelaskan kerangka teoritis harus
dapat diperlihatkan sehingga pembaca dapat melihat dengan
mudah bagaimana hubungan antar variabel secara teoritis.
Diagram Skematis Kerangka Teoritis dengan
Memasukan Intervening Variabel
Diagram Skematis Kerangka Teoritis dengan
Memasukan Moderating Variabel
Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan
atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu
yang berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau
nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk
objek atau orang yang berbeda.
Contoh variabel antara lain skor ujian, angka
ketidakhadiran (nol samai semua A) dan motivasi
(sangat rendah-sangat tinggi).
Empat Bagian Utama Variabel
(Kuncoro, 2001: Sekaran, 2000: Bab 5):
3. Interval
Bilangan yang diberikan pada suatu objek selain sebagai lambang,
memiliki makna peringkat juga memiliki makna jarak interval.
Contoh :
Suhu badan
Hukum Aritmatik : “=“, “<“, “>”,”+”,”-”
4. Rasio
Bilangan yang diberikan pada suatu objek selain sebagai lambang,
memiliki makna peringkat, memiliki makna jarak interval juga
memiliki nilai nol mutlak.
Contoh :
Penghasilan Keluarga
Hukum Aritmatik : “=“, “<“, “>”,”+”,”-”,”x”,”/”
Metode Succesive Interval
Perubahan nilai dari skala pengukuran ordinal
menjadi skala pengukuran interval
OBYEK DAN METODE PENELITIAN
Contoh:
Unit analisis kelompok: Analisis Pengorganisasian, Reorganisasi,
Pengembangan Oganisasi, Koordinasi, dsb
Unit analisis individu: Analisis Kepemimpinan, Semangat Kerja,
Motivasi, Disiplin, Kinerja, Budaya Organisasi, dsb.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualita dn karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudianditarik kesimpulan.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang di miliki oleh subyek dan obyek.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin memepelajari semua yang
ada pada populasi, misalnnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dar isampel itu, kesimpula akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).Kriteria sampel representatif; 1) Akurasi: sejauh mana statistik sampel
dapat mengestimasi parameter populasi dengan tepat. 2) Presisi: sejauh mana hasil
penelitia berdasarkan sampel dapat merefleksikan realitas populasinya dengan teliti.
Populasi adalah lembaga, organisasi, unit kerja, atau sasaran penelitian
disebut juga Universe
Sampel adalah bagian populasi yang dianggap mewakili seluruh
anggota pulasi
yang utama diwakili adalah karakteristik
A B C G
F H
D E POPULASI
I K M O
N P
J L
PROBABILITY NON-PROBABILITY
. Tebakan . Quota
. Undian . Area
. Cluster
. Tabel Random
. Stratified
. Proporsional
. Purposive
Judgement
HOMOGEN HETEROGEN
Logika jumlah:
5-10 % & 15-20 % (Aikunto)
makin besar anggota populasi makin kecil sampel yang
diambil
Kalau jumlahnya sekitar 100 unit?
Pemilihan Sampel
Beberapa Terminologi Yang Sering Digunakan
Para peneliti sering menggunakan beberapa istilah atau jargon
teknis dalam penelitian. Terminologi yang dimaksud adalah :
ELEMEN
Unit di mana data yang diperlukan akan dikumpulkan. Elemen
dapat dianalogikan sebagai unit analisis
Populasi
Kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang,
objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (kuncoro. 2001:
Bab 3). Suatu populasi, sebagai contoh, meliputi :
• Semua angkatan kerja yang bekerja di Indonesia
• Semua pemilih yang tercatat di Propinsi di Indonesia
• Semua mobil yang diproduksi tahun yang lalu di Indonesia
• Semua stok suku cadang yang dimiliki oleh Astra Grup
• Semua jaringan outlet penjualan yang dimiliki oleh Es Teler 77
• Semua kecelakaan yang terjadi di jalan tol Jakarta-Merak
selama musim liburan
Unit Pengambilan Sampel
Sekelompok elemen yang tidak tumpang tindih
dengan populasi
Kerangka Sampel
Reperesentasi fisik dari objek, Individu,
Kelompok, yang sangat penting dalam penentuan
sampel
Sampel
Suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi.
Misalnya, suatu perusahaan sedang diaudit tingkat
kesalahan dalam pencatatan rekeningnya.
Daripada mengamati semua rekening dalam suatu
perusahaan yang jumlahnya, misalnya 5.500
rekening, seorang auditor bisa saja memilih dan
mengamati sampel hanya sebanyak 100 rekening
Alasan Pemilihan Sampel
Pelaksanaan Penelitian
Karakteristik Sampel yang Baik
Sampel yang baik umumnya memiliki beberapa karakteristik.
Karakteristik yang dimaksud setidaknya meliputi :
1. Memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang
berhubungan dengan besaran sampel untuk memperoleh
2. Mengidentifikasikan probabilitas dari setiap unit analisis
untuk menjadi sampel
3. Memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh
(misalnya kesalahan) dalam pemilihan sampel daripada
harus melakukan sensus.
4. Memungkinkan peneliti menghitung derajat kepercayaan
yang diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dai
sampel statistika.
A. Beberapa Metode Pemilihan Sampel
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random sampling)
Sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit
penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel
2. Pengambilan Sampel Sistematis (Systematic Sampling)
Suatu metode pengmabilan sampel, dimana hanya unsur pertama saja
dari sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya
dipilih secara sistematis meirut suatu pola tertentu
Contoh : andaikan satuan-satuan elementer dalam suatu populasi
berjumlah 50, yang diberi nomor urut dari 1 sampai 50, dan besar
sampel yang akan diambil 10, maka :
50
k 5
10
3. Pengambilan Sampel Gugus Sederhana
(Simple Cluster Sampling)
Dalam praktek, kerangka sampel (sampling frame) yang
digunakan untuk dasar pemilihan sampel tidak tersedia
atau tidak lengkap, dan biaya untuk membuat kerangka
sampel tersebut terlalu tinggi. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka unit-unit analisa dalam populasi
digolongkan ke alam gugus-gugus yang disebut clusters,
dan ini akan merupakan satuan-satuan darimana sampel
akan diambil. Jumlah gugus yang diambil sebagai sampel
harus secara acak. Kemudian unsur-unsur penelitian
dalam gugus–gusus tersebut
Misalnya, seorang peneliti ingin meneliti besarnya
penapatan per bulan dari tiap-tiap keluarga di suatu desa.
Karena tidak terdapat data mengenai jumlah keluarga di
desa tersebut, maka desa tersebut dibagi menjadi dukuh-
dukuh. Dukuh itu dijadikan gugus atau unsur sampling.
Dukuh yang ada diberi nomor, dan dipilih secara acak
sebuah dukuh atau lebih sebagai sampel. Karena unsur
penelitian adalah keluarga atau Rumah Tangga, maka
semua Rumah Tangga yang ada dalam gugus yang terpilih
yang diteliti
5. Pengambilan Sampel gugus Bertahap (dua atau
lebih)
Dalam praktek sering kita jumpai populasi yang
letaknya sangat tersebar secara geografis, sehingga
sangat sulit untuk mendapatkan kerangka sampel
dari unsur-unsur yang terdapat dalam populasi
tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka unit-unit
analisa dikelompokkan ke dalam gugus-gugus yang
merupakan satuan-satuan darimana sampel akan
diambil. Pengambilan sampel melalui tahap-tahap
tertentu. Jadi satu populasi dapat dibagi-bagi dalam
gugus tingkat pertama; gugus-gugus tingkat kedua;
dan gugus-gugus tingkat kedua masih dapat pula
dibagi dalam gugus-gugus tingkat yang lebih lanjut
6. Pengambilan Sampel Wilayah (Area Sampling)
Cara lain dalam pengambilan sampel bagi populasi
yang tidak dapat dibuat kerangka sampelnya ialah
dengan pengambilan sampel wilayah. Untuk ini
dibutuhkan peta atau potret udara yang cukup jelas
dan terperinci dari wilayah yang akan diteliti
Seluruh wilayah penelitian yang terdapat dalam peta
atau potret udara dibagi dalam segmen-segmen
wilayah yang mengandung jumlah unit penelitian. Jika
jumlah unit penelitian dalam setiap segmen wilayah
tidak dapat diketahui atau diduga, maka boleh juga
misalnya menggunakan satuan-satuan blok
perumahan, pertokoan, atau blok sensus.
7. Pengambilan sampel Purpossive dan Quota
sampling
Metode pengambilan sampel yang tidak acak,
misalnya Purpossive sampling dan Quota sampling.
Memilih sub grup dari populasi sedemikian rupa
sehingga sampel yang dipilih mempunyai sifat yang
sesuai dengan sifat-sifat populasi. Jadi harus
mengetahui lebih dulu sifat-sifat populasi tersebut dan
sampel yang akan ditarik diusahakan supaya
mempunyai sifat-sifat populasi tersebut.
Walaupun hasil penelitian dari sampel semacam ini
tidak dapat digunakan sebagai dasar dari test statistik,
tetapi hasil yang didapat tidak jauh menyimpang dari
sifat-sifat populasinya (Miller, 1970 : 56). Contoh,
Penelitian terhadap bentuk dan perilaku mobilitas
penduduk pada masyarakat padi sawah di kabupaten
Bantul dan Sleman yang dilaksanakan oleh I.B.
Mantra pada tahun 1975 (Mantra, 1978: 50).
Untuk mengatasi masalah di atas pemilihan dua
dukuh penelitian diadakan secara purposive
mengingat :
1. Kedua kabupaten tersebut mempunyai tiga
bentuk mobilitas penduduk, yaitu nglaju
(commuting), sirkulasi (circulation), dan
imigrasi (migration).
2. Penduduk yang umumnya terdiri dari petani
subsistance
3. Merupakan daerah persawahan yang subur
4. Merupakan masyarakat dengan kebudayaan,
cara hidup, dan organisasi sosial yang sama.
B. Besarnya Sampel
Empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
besarnya sampel dalam suatu penelitian adalah :
Derajat Keseragaman ( degree of homogenity) dari populasi.
maka jumlah sampel harus besar. Tetapi apabila dana, tenaga dan
waktu terbatas, maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel
yang besar, dan ini berarti bahwa presisinya akan menurun.
C. Jenis Data
1. Data kuantitatif vs kualitataif
Data Kuantitatif : Data yang diukur dalam suatu skala numerik
(angka)
- Data interval : Data yang diukur dengan jarak di antara
dua titik pada skala yang sudah diketahui. Sebagai
contoh : suhu udara dalam celcius berkisar anatara
interval 0 derajat hingga 100 derajat; nilai GMAT
atau TOEFL bagai mahasiswa yang mau belajar di luar
negeri; jumlah bulan dalam satu tahun
- Data rasio : Data yang diukur dengan suatu proporsi.
Sebagai contoh : persentase jumlah penganggur di
propinsi X; nilai inflasi Indonesia pada tahun 2000
- Data Nominal: Data yang dinyatakan dalam bentuk
kategori
- Data Ordinal : Data yang dinyatakan dalam bentuk
kategori, namun posisi data yang tidak sama
2. Data Menurut Dimensi Waktu
Data Runtut : data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada (time-
series) suatu variabel tertentu
Data harian : Misalnya data kurs Rp / US$ setiap hari, data indeks harga
saham per hari.
Data mingguan : Misalnya data pengunjung rumah sakit setiap minggu (7 hari)
Data bulanan : Misalnya data suku bunga deposito dengan jangka waktu
satu bulan (30 hari)
Data Kuartalan : Misalnya data penjualan setiap 3 bulan.
Data tahunan : Misalnya data penapatan nasional setiap tahun (12 bulan).
Data silang tempat: data yang dikumpulkan pada suatu waktu (cross section)
3. Data Menurut Sumber
Data Internal : Berasal dari dalam organisasi tersebut atau eksternal
(berasal dari luar organisasi).
Data Primer : Data yang diperoleh dengan survei lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data original.
Data Sekunder : Data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data
dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
4. Jenis Data Interval
Kuantitati
f Rasio
Kualitatif Nominal
Data Ordinall
Runtut
Waktu
Dimensi Waktu Silang Tempat
Pooling
Internal
Eksternal
Sumber
Primer
Sekunder
3. Data Sekunder sebagai Sumber Informasi yang diperoleh dari
Berbagai Sumber
Perpusatakaan
(penyimpanan dokumen
& buku milik
pemerintah)
Jenis Angka 1 jika pria 1 atau -2,-1, -2 bila sangat tidak Kepuas
kelamin Angka 2 jika 2 0,1, puas an kerja
administrato wanita atau 2 -1 bila tidak puas bawaha
r 0 bila netral n
1 bila puas
2 bila sangat puas
-2
-1
0
1 JOHAN
+1
+2
SOMA -2
-1
2 0
+1 RENA
+2
-2
-1
0
1 ANDI
+1
+2
SUMI -2
-1
2 0
+1 SEKAR
+2
7. SKALA PENGUKURAN
Dalam mengevaluasi skala pengukuran, harus
diperhatikan dua hal: (1) validitas; (2) reliabilitas.
Validitas
Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa
yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya
diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak
bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan
apa yang seharusnya dilakukan. Secara konseptual, dibedakan 3
macam jenis validitas (Sekaran, 2000: 207-8), yaitu: validitas isi
(contens validity), validitas yang berkaitan dengan kriteria
(criterion-related validity), validitas konstruk (construct validity).
1.Validitas isi(contens validity)
Validitas isi memastikan bahwa ukuran telah cukup memasukkan
sejumlah item yang representatif dalam menyusun sebuah
konsep. Semakin besar skala item dalam mewakili semesta
konsep yang diukur, maka semakin besar validitas isi. Dengan
kata lain, validitas isi adalah sebuah fungsi yang menunjukkan
seberapa baik dimensi an elemen sebuah konsep digambarkan.
Menguji Kenbaikan Ukuran; Bentuk Reliabilitas dan Validitas
Stabilitas
P arallel-reliabilityform
R eliabilitas
(akurasi
ukuran) Interitem consistency reliability
K ebaikan
(G oodness)
data K onsistensi
Validitas
(apakah kita Split-half
m engukur hal
yang benar)
Deskriptif Inferensi
Face validity Apakah “ahli” mengesahkan bahwa instrumen telah mengukur apa yang
seharusnya diukur?
Criterion-related validity Apakah ukuran dibedakan sehingga dapat membantu dalam memprediksi variabel
kriteria?
Predictive validity Apakah ukuran dibedakan untuk membantu memprediksi kriteria masa depan?
Construct validity Apakah instrumen yang ada sesuai dengan konsep teori?
Convergent validity Apakah kedua instrumen dalam mengukur konsep berkorelasi tinggi?
Discriminant validity Apakah ukuran memiliki korelasi yang rendah dengan variabel
yang seharusnya tidak berhubungan dengan variabel?
Sumber; Sekaran (2000: 209)
Reliabilitas
Diolah /
Pengumpulan data :
Cara yang umum dalam mengumpulkan data kualitatif adalah
observasi atau pengamatan (terutama pengamatan
terlibat) dan wawancara---selain itu juga menggunakan
data sekunder.
Validity-again :
There are at least five reasons for insisting
on participant observation in the conduct of
scientific research:
1. Participant observation makes it possible
to collect different kinds of data
2. Reduces the problem of reactivity---
people changing behavior
3. Helps to formulate sensible questions in
native language and face to face interview
Participation observation :
Validity-again :
4. Gives an intuitive understanding of what is going
on in a culture and allows you to speak with
confidence about the meaning of data. Participant
observation makes it possible to collect both
quantitative survey data and qualitative interview
data from a representative sample of population.
Qualitative and quantitative data inform each other
and produce insight.
1. Initial contact
2. Shock---culture shock; feel lonely etc.
3. Discovering the obvious
4. The break
5. Focusing
6. Exhausting, the second break, and frantic activity
7. Leaving the field
Wawancara :
SITUASI
WAWANCARA
PEWAWANCARA
(INTERVIEWER) INFORMAN
ISI / MATAERI
WAWANCARA
Analisis data kualitatif :
REDUKSI
KESIMPULAN/
DATA
VERIFIKASI
Reseatch Methods
Questions
Data Collection
Data analysis
Interpretation
Write-up
Validation Sumber : Creswell (2009)
KUANTITATIF : DAFTAR PERTANYAAN
KUESIONER
ANGKET
KUALITATIF : RESEACHER / OBSERVER
FUNGSI DAFTAR PERTANYAAN
…………………………………………..
(jawaban bisa bermacam-macam dengan
asumsi maksimal sebanyak jumalah
responden)
Contoh Daftar Pertanyaan
(Tertutup)
Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu/Sdr mengenai
pemberantasan korupsi dewasa ini?
DIMENSI indikator
DIMENSI indikator
variabel
DIMENSI indikator
DIMENSI
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
Partisipasi 1. Ikut serta dalam perencanaan 1. Mengikuti pertemuan
Masyarakat 2. Memberikan masukan
3. Turut membahas
4. Menyetujui
2. Ikut serta dalam pelaksanaan 1. Terjun secara fisik
2. Menyumbang uang
3. Pemanfaatan hasil 3. Membantu material1.
1. Meperoleh materi
2. Perolehan imaterial
3. Penggunaan hasil
4. Pengawasan dan evaluasi 1. Ikut menilai
2. Pemeliharaan
3. Saran perbaikan
1. Produktivitas 1. Jumlah hasil
Efektivitas 2. Kualitas hasil
Pembangunan 2. Efisiensi 1. Waktu penyelesaian
Desa 2. Tenaga yg digunakan
3. Besarnya biaya
3. Kepuasan masyarakat 1. Pelayanan umum
2. Respon / tanggapan
3. Persepsi / opini
“LOGICAL ANALYSIS”
THE FOUNDATION OF
KNOWLEDGE
(Louay Safi)
PENGUJIAN TINGKAT
KEPERCAYAAN/VALIDITY
MELALUI PENYUSUNAN PROPOSISI :
Simple Proposition
Mahasiswa memperoleh skor 90
Mahasiswa lulus
Conditional Proposition
Bila mahasiswa memperoleh skor 90 dia akan lulus
Gabungan dua simple propositin
Sufficient Conditional Proposition
Bila mahasiswa memperoleh skor 90, rajin
membaca, mengikuti seminar-seminar, dan
memperoleh skor 90, dia akan lulus
Gabungan banyak simple proposition
PENGUJIAN TINGKAT
KEPERCAYAAN/VALIDITY
MELALUI ARGUMENTASI: PENYUSUNAN
SILOGISME
– Contoh:
Dinamika sosial dan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan irigasi.
6. MENDESKRIPSIKAN POLA-POLA (PATTERN) TERTENTU
DESIGN PROPOSAL
Pendahuluan
Purposes
Conceptual Konteks
context penelitian
Research Permasalahan/
questions pertanyaan
penelitian
Method Metode
Validity Validitas
Latar belakang
Suatu penelitian dimulai dari ketertarikan peneliti terhadap suatu
gejala atau berbagai gejala sosial—harus yakin gejala atau
phenomena yang diobservasi masih aktual dan relevan untuk
diteliti.
Dapat dilakukan dengan membaca literature—menyangkut
penguasaan tingkat perkembangan disiplin ilmu terkait—atau
melalui sumber lain seperti pakarnya
Gejala sosial tersebut dapat menjadi latar belakang dari suatu
penelitian dan mendorong peneliti untuk merumuskan masalah
penelitian.
Argumentasi yang mendasari nilai kegunaan penelitian dan tingkat
urgensinya dilakukan penelitian—secara implisit harus terkandung
dalam jiwa perumusan penelitian
Dalam bagian ini harus dinyatakan dengan jelas maksud/tujuan
(purposes) dari si peneliti baik personal purposes, practical
purposes, dan research purposes—ketiga tujuan tadi pada
praktiknya saling tumpang tindih.
Permasalahan/pertanyaan penelitian
Literatur digunanakan untuk Sejumlah literatur harus Biasa digunakan dalam setiap
“merumuskan” masalah di tersedia studi kualitatif
dalam bagian pendahuluan
atau bagian awal tulisan
Literatur disajikan dalam Pendekatan ini sesuai dan Pendekatan ini digunakan
bagian terpisah sebagai terutama diterima oleh oleh studi-studi yang
suatu “tinjauan kepustakaan” audience yang akrab dengan menerapkan latar belakang
pendekatan positivist teori dan literatur yang kuat
pada awal studi, seperti
etnografi atau studi-studi
teori kritis
Literatur disajikan di akhir Pendekatan ini cocok dengan Pendekatan ini digunakan
studi; literatur menjadi proses “induktif” dari oleh semua tipe disain
basis untuk membandingkan penelitian kualitatif, kualitatif, tapi sangat
atau mempertentangkan literatur tidak mengarahkan populer pada grounded
temuan-temuan studi studi, tetapi sebagai theory (lihat Schlegel, 1982)
pembantu ketika pola-pola
atau kategori-kategori
teridentifikasi
Pengumpulan data :
FIELD SEMINAR
OBJECT DOCUMENTS
FIELD DATA INTERPRETATION
PREVIOUS STUDIES
REL. PUBLICATIONS
EXPLANATION
PEMILIHAN METODE PENELITIAN
METODE METODE
ATAU
KUANTITATI KUALITATIF
F
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji tingkat kenormalan dari item-item
pertanyaan dari masing-masing variabel. Dengan dilakukan uji Chi-square dengan
hasil pengolahan data sebagai berikut :
Kaidah :
Chi-squarehitung > Chitabel (Ho) ditolak dan (Ha) Diterima
Menemukan formulasi Ho dan Ha. Menentukan alternative pengujian
(dua arah atau satu arah)
Menetapkan taraf nyata (α ) atau tingkat keyakinan (1- α )
Memilih uji statistic
Menentukan daerah kritis (daerah penolakan Ho)
Menghitung nilai statistic uji
Membandingkan nilai statistic uji dengan daerah kritis
Menarik kesimpulan.
TEKNIK ANALISIS DATA
Statistik
1. Kumpulan data, bilangan/non bilangan yg disusun dalam
tabel dan atau diagram yg melukiskan suatu persoalan,
biasanya diberi nama sesuai objek yg dijelaskannya. Ex:
Statistik kependudukan, pendidikan, pertanian, dll.
2. Statistika terapan
Pembahasannya meliputi penggunaan statistika terapan
dalam berbagai bidang
Prosedur Statistika
1.Statistika Deskriptif
Teknik-teknik numerik & grafik untuk menyarikan &
meringkaskan informasi dalam kumpulan data
2.Statistik Inferensi
Prosedur utk menarik generalisasi tentang ciri2 populasi
berdasarkan informasi yg terkandung dlm sampel dari
populasi tsb
Statistika Deskriptif
Penyajian Data
Pada umumnya data sering disajikan dalam dua bentuk, yaitu
penyajian dalam bentuk Tabel Distribusi Frekuensi dan Grafik.
A. Tabel Distribusi Frekuensi
Urutkan kumpulan data berikut dari yg paling kecil sampai yg
paling besar, kemudian buatlah tabel distribusi frekuensi!
63 84 77 48 82 87 78 51 66 48
79 49 48 74 81 98 87 80 80 84
90 70 91 93 82 78 70 71 92 38
56 81 74 73 68 72 85 51 65 93
83 86 90 35 83 73 74 43 86 88
92 93 76 71 90 72 67 75 80 91
61 72 97 91 88 81 70 74 99 95
80 59 71 77 63 60 83 82 60 67
98 36 67 36 78 76 50 44 97 57
89 63 76 63 88 70 66 88 79 75
Contoh Tabel Distribusi Frekuensi
50 100
40 80
30 60
20 40
10 20
0 0
Nilai Ujian 45 55 65 75
x1 + x 2 + x 3 + … + x n
x=
n
Dimana:
x1 = Data pertama
x2 = Data kedua
x3 = Data ketiga
Xn = Data ke n
n = Banyaknya data
Ex: Tentukan nilai rata-rata dari nilai ujian statistika 5
mahasiswa: 70, 56, 50, 82, 76
Untuk data berdistribusi
frekuensi:
fi.xi
x =
fi
Dimana:
= Jumlah dari seluruh
fi = Frekuensi kelas ke-i
xi = Data ke-i
Dimana:
b = Batas bawah kelas modus
p = Panjang kelas modus
b1= Frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval sebelum kelas
modus
b2= Frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval setelah kelas
modus
Ex: Tentukan modus dalam tabel distribusi frekuensi yg telah Anda
buat !
Ukuran Letak Data
1. Median (Me)
Data yg terletak paling tengah dari sekumpulan data, setelah
data2 tsb diurutkan nilainya dari yg paling kecil sampai yg
paling besar.
Ex: Tentukan median dari kumpulan data berikut:
a. 4, 12, 5, 10,7, 8, 11 b. 12, 7, 8, 14, 16, 19, 10,
Untuk data berdistribusi
frekuensi:
Me = b + p [( 1/2 n – F )/f]
Dimana:
b = Batas bawah kelas median, kelas interval dimana data median
berada
p = Panjang kelas interval median
n = Banyaknya data
F = Jumlah frekuensi seluruh kelas interval sebelum frekuensi kelas
median
Kuartil ( K )
Bilangan yg membagi sekumpulan data yg telah diurutkan,
menjadi empat bagian yg sama
Ex: Tentukan Kuartil data berikut ini: 75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60,
70
Untuk data berdistribusi
frekuensi:
Ki = b + p [(i.n/4 – F)/f]
Dimana:
b = Batas bawah kelas Ki, kelas interval dimana Ki berada
p = Panjang kelas interval Ki
n = Jumlah data
F = Jumlah seluruh frekuensi kelas interval sebelum frekuensi
kelas Ki
f = Frekuensi kelas interval Ki
Ukuran Perpencaran/Dispersi/Simpangan/Variasi
1. Rentang
(R)
R = Data Terbesar – Data Terkecil
5. Varian ( s2 )
Latihan Soal:
Data jumlah penduduk per kelurahan di
Kecamatan “X” (dalam ribuan orang)
33 24 12 21 11 35
23 34 22 12 20 17
17 7 25 31 30 9
36 16 23 27 13 23
12 30 17 35 26 15
Proses Penelitian dan Statistik
yang Diperlukan
Menulis karya tulis ilmiah yang bersumber penelitian adalah menulis laporan
penelitian dan artikel untuk jurnal ilmiah. Oleh sebab itu, format penulisannya
menyesuaikan dengan format penelitian. Format penelitian sangat tergantung dengan
metode penelitian yang digunakan, di mana setiap metode memiliki format
tersendiri. Format dalam menulis karya ilmiah merupakan alur-alur jalan pikiran
yang terdapat dalam sebuah penelitian yang dikaitkan dengan proses penulisan.
Dalam pembahasan ini kita tidak akan menekankan kepada aspek-aspek penelitian
seperti teknik pengambilan data, analisis data, dan teknik analisis statistika,
melainkan kepada rambu-rambu pikiran yang merupakan tema pokok sebuah proses
penelitian. Seperti kita ketahui bahwa penelitian adalah sebuah proses pemecahan
masalah, maka penulisan karya tulis ilmaih merupakan pemaparan proses
pemecahan masalah, sehingga pembaca memperoleh jawaban dari masalah yang
diteliti. Berikut disajikan sistematika penulisan karya tulis program pascasarjana
Universitas Prof.Dr. Moestopo (Beragama).
SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN
Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah :
Halaman sampul
Halaman judul
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
G. Sistematika Penulisan
BAB II PENELITIAN TERDAHULU, KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS (KUANTITATIF)
A. Penelitian Terdahulu
B. Kajian pustaka setiap variable yang diteliti
C. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Untuk Kualitatif tidak menggunakan Hipotesis, jadi cukup 3 sub bab (Penelitian Terdahulu,
Kajian Pustaka, dan Kerangka Pemikiran)
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada tersedia dan cukup
banyak, peneliti dapat mengidentifikasi, memilih, dan merumuskannya.
Dalam mengidentifikasi peneliti melakukan pendataan semua permasalahan yang diduga
mempengaruhi variabel utama atau masalah yang ada
Identifikasi masalah dilakukan dengan menyusun atau mendata sejumlah masalah-masalah
yang ada terkait dengan fokus masalah.
C. Pembatasan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa masalah tersebut layak dan
sesuai untuk diteliti.
Biasanya, dalam usaha mengidentifikasi atau menemukan masalah penelitian diketemukan
lebih dari satu masalah.
Dari masalah-masalah yang teridentifikasi tersebut perlu dipilih salah satu, yaitu mana yang
paling menjadi masalah utama dan menjadi faktor yang sangat mempergaruhi dan sesuai
untuk diteliti.
Pilihlah salah satu permasalahan yang sekiranya sesuai
Jika yang diketemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut juga harus
dipertimbangkan kelayakan serta kesesuaiannya untuk diteliti.
D. Perumusan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan.
Perumusan masalah ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-
langkah selanjutnya.
Perumusan masalah memperhatikan hal-hal berikut ini:
(a) masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
(b) rumusan itu hendaknya padat dan jelas, dan
(c) rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan
data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
E. Tujuan Penelitian
Adalah ungkapan mengapa penelitian itu dilakukan. Tujuan penelitian menjelaskan untuk
solusi pertanyaan penelitian atau perumusan masalah.
F. Kegunaaan Penelitian
Kegunaan secara teoritik untuk mengembangkan disiplin ilmu yang ditekuni
Kegunaan praktis untuk memberikan masukan dan saran bagi institusi yang diteli
Kegunaan Akademis, untuk persyaratan kelulusan.
D. Sistematika Penulisa
Urutan-urutan bab-per bab dari isi penulisan penelitian atau karya ilmiah.
PENJELASAN BAB II
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan selanjutnya untuk menemukan
inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya. Di samping itu kajian penelitian terdahulu membantu peneliti
dapat memposisikan penelitian yang akan dilakukan serta menunjukkan orisinalitas dari penelitian yang
dilakukan.
Sajian penelitian terdahulu diutamakan yang sejenais atau sejalan dengan tema yang akan diteliti.
B. Kajian Teori
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep,
generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoretis bagi peneliti yang akan dilakukan itu.
Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar
perbuatan coba-coba (trial and error).
Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan di atas itu orang harus melakukan
penelaahan kepustakaan.
Telaah pustaka dilakukan untuk memcahkan permasalahan yang terdapat pada perumusan masalah
berdasarkan teori yang ada. Pemecahan masalah secara teoretis adalah mempergunakan teori yang relevan
sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji permasalahan agar mendapat jawaban yang akurat.
Dalam kajian teori bukan kumpulan kutipan dari teori yang relevan saja, tetapi kajian yang
membangun kerangka pemikiran pemecahan masalah sampai dapat menggambarkan cara perolehan data
berupa konstruk variabel yaitu indikator-indkator dari variabel yang harus diamati.
C. Kerangka berpikir
Sintesis dari analisis hasil kajian teori dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
Memberikan gambaran pemecahan masalah dengan adanya variabel yang digunakan untuk
memecahkan masalah
Gambaran tersebut memberikan arah pemecahan masalah melalui argumentasi,
yaitu menyusun kerangka berpikir peneliti sendiri secara sistemik dan analitik.
D. Hipotesis
Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang masih bersifat penduga karena
masih harus dibuktikan kebenarannya.
Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sementara, yang akan diuji kebenarannya
dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian dan analisis .
PENJELASAN BAB III
I. Kuantitatif :
A.Tempat dan Waktu Penelitian
Serangkaian gambaran umum yang menjelaskan lokasi Teknik
pengumpulan dalam sebuah penelitian.
Bagian ini menjelaskan tempat dan rencana waktu penelitian dengan
mebuat scedul tahapan penelitian.
B.Metode Penelitian
Langkah-langkah yang diambil oleh peneliti untuk mengumpulkan data
atau informasi untuk diolah dan dianalisis secara ilmiah.
Peneliti memilih jenis metode yang akan digunakan sesuai penelitian
yang dilakukan,apakah dengan metode kualitatif, kuanlitatif, gabungan
kualitatif dan kuantitatif, asosiastif, atau jenis penelitian lainnya.
C.Definisi Operasional Konsep dan PengukuranVariabel
Definisi operasional konsep/definisi konseptual adalah Pengertian secara teoritik
mengenai deminisi-dimensi variable berdasarkan teori-teori yang dipilih peneliti
sebagai bentuk abstraksi.
Pengukuran variable adalah proses menemuan jumlah atau intensitas informasi
mengenai indikator-indikator variable pnelitian yang kemudian dijadikan kisi-kisi
instrument peneletian.
B.Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah pola pikir atau cara pandang mengenai keseluruhan proses, format
dan hasil penelitian. Jenis paradigma penelitian antara lain Post Positivisme, Kontruktivisme dan
teori Kritis.
Paradigma post positivisme berpendapat bahwa peneliti tidak bisa mendapatkan fakta dari suatu
kenyataan apabila si peneliti membuat jarak dengan kenyataan yang ada. Hubungan peneliti
dengan realitas harus bersifat interaktif.
Paradigma konstruktivisme memandang bahwa kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai
hasil kontruksi social, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relative.
Paradigma kritis diartikan sebagai sebuah paradigma alternative terkait kemasyarakatan yang
tujuannya mengkritisi dan menjustifikasi status quo yang ada di masyarakat serta memberikan
alternative pengetahuan untuk bisa menghasilkan tatanan social yang lebih baik.
C.Desain Penelitian
Desain penelitian adalah strategi yang dipilih oleh peneliti untuk
mengintegrasikan secara memyeluruh komponen penelitian dengan cara
logis dan sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang
menjadi focus penelitian
PENJELASAN BAB IV
A.Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan bagian penting dalam penelitian. Bagian ini menyajikan hasil-
hasil analisis data.
Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik. Tabel ataupun grafik harus diberi
komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan per tabel atau grafik. Tabel atau grafik
digunakan untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal.
B. Pembahasan
Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi penelitian.
Tujuan pembahasan adalah
menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaiamana tujuan penelitian itu tercapai
menafsirkan temuan-temuan
mengintegrasi temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan.
Dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan
hasil-hasil penelitian secara eksplisit. Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan
menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti, keterkaitan antara
kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian terhadap temuan
dan teori sebelumnya.
PENJELASAN BAB V
A.Kesimpulan
Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan.
Berdasarkan uaraian pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan
esensi dari uraian tersebut. Kesimpulan merupakan jawaban akhir atas rumusan masalah dan
hipotesis.
B.Saran
Saran merupakan perbaikan atas kesimpulan yang diperoleh. Saran-saran bisa mengacu kepada
tindakan praktis, atau pengembangan teoretis, dan penelitian lanjutan.
Daftar Pustaka
Berisi sumber yang digunakan dalam penulisan karya ilmia, teridiri Buku, dokumen-dokumen dan
lain-lain (jurnal, internet, majalah, sumber penelitian terdahulu, dll)
Lampiran
Surat Keterangan
Hasil out put pengolahan data
Bukti Pengamatan (Foto-foto stsu transkip hasil penelitian)
Instrumen/tes
contoh/bukti pekerjaan/jawaban/transkip hasil wawancara
KEDALAMAN ANALISIS KARYA
ILMIAH
1. Kelengkapan data dan informasi yang dikumnpulkan
2. Kecukupan kepustakaan yang dikemukakan dalam
Kajian Pustaka / Tinjauan Pustaka
3. Kehati-hatian peneliti dalam menganilis data
4. Kemampuan peneliti untuk melakukan abstraksi
5. Konsistensi dalam penyajian materi dan uraian
antara satu bagian dengan bagian lainnya
6. Tingkat wawasan berpikir peneliti berdasarkan
pengalaman dan bacaan
KEDALAMAN ANALISIS KARYA
ILMIAH
1. Kelengkapan data dan informasi yang dikumnpulkan
2. Kecukupan kepustakaan yang dikemukakan dalam
Kajian Pustaka / Tinjauan Pustaka
3. Kehati-hatian peneliti dalam menganilis data
4. Kemampuan peneliti untuk melakukan abstraksi
5. Konsistensi dalam penyajian materi dan uraian
antara satu bagian dengan bagian lainnya
6. Tingkat wawasan berpikir peneliti berdasarkan
pengalaman dan bacaan
HUBUNGAN ANTARA DATA, TEORI DAN
PRAKTEK
DATA TEORI
INFORMASI PENJELASAN
TENTRANG LOGIS TENTANG
DUNIA NYATA DUNIA NYATA
METODE
CARA UNTUK
MEMPEROLEH INFORMASI
YANG BERGUNA DALAM
MENGEMUKAKAN
PENJELASAN
PENERAPAN METODOLOGI DALAM
PENYUSUNAN TESIS & DISERTASI
Tiga alternatif yang bisa dipilih:
Memilih metode kuantitatif pemahaman
dan penguasaan peneliti tentang statistik
Memilih metode kualitatif kesiapan dan
kepekaan peneliti untuk melakukan
pengamatan intensive di lapangan
Memilih kombinasi kuantitatif dengan
kualitatif kemampuan peneliti untuk
menggabungkan analisis dan intepretasi
HUBUNGAN HIPOTESIS DENGAN RUMUSAN
MASALAH DAN KESIMPULAN AKHIR
KESIMPULAN KONSISTEN
KONSITENSI URAIAN
Saran
Konsekuensi logis dari kesimpulan
Dibedakan antara “saran akademik dan” “saran praktis”
Jangan menyarankan di luar kesimpulan yang diperoleh
Konsistensi antara Rumusan
Masalah, Hipotesis dan Kesimpulan
PERTANYAAN HIPOTESIS /
HIPOTESIS KERJA KESIMPULAN
DALAM
RUMUSAN MASLAH
COCOK DENGAN
TETAP
TEORI
KESIMPULAN
TIDAK COCOK
DENGAN TEORI BERKEMBANG
Pemberian Nomor Judul-Judul
MODEL I MODEL II
IV. JUDUL BAB IV. JUDUL BAB
A. Judul Sub-Bab 4.1 Judul Sub-Bab
1. ………… 4.1.1
a. ………… 4.1.1.1
1) …………. 4.1.1.1.1
a) …………. dst.…..
(1) …………. 4.2 Judul Sub-Bab
(a) ………….. 4.2.1
(i) …………….. 4.2.1.1
dst…….. 4.3 Judul Sub-Bab
B. Judul Sub-Bab 4.3.1
1. …… 4.3.1.1
a. …… dst…..
PEMBERIAN NOMOR HALAMAN:
Lembaran-lembaran sebelum Bab Pendahuluan menggunakan
angka Romawi Kecil
Mulai dari lembaran Bab Pendahuluan sampai dengan lembaran
lakir menggunakan angka Arab (modifikasi)
2
BAB I
PENDAHULUAN
ii ii 1
Running-notes & Footnotes
Contoh Running-notes:
Menurut Lemay (2001:137): “ The tradtional approach to
management in public administration reflects……….”
Contoh Footnotes”
“Saya minta polemik tentang poligami dihentikan
karena ada kecenderungan mengarah untuk
mempersoalkan agama Islam sebagai ajaran bukan
lagi kasuistik” *
Atau:
Menurut Saefullah (1979:99), “The tendency to perceive an economic value of
children …………………………..”
Atau:
“The tendency to perceive an economic value of children …………………….
…………………” (Saefullah, 1979:99)
Kulipan lebih dari 4 baris atau
lebih
Rosenbloom and Kravchuck dalam bukunya Public
Adinistration (2005:521):
Corruption can be defined as a betrayal of the
public trust for reasons of private interest. By
many accounts, corruption in the public
administration is a worldwide phenomenon and
serious limitation on the ability of governments to
accomplish some of their objectives
Penulisan Daftar Pustaka (Referensi)
Urutan Penulisan:
1. Nama Penulis (Ditulis nama kahir dulu), semua nama penulis
dicantumkan dan yang dimulai dengan nama akhir hanya nama penulis
pertama tidak ditulis et al. atau dkk. seperti dalam teks
2. Tahun Penerbitan
3. Judul Buku (Ditik dengan huruf miring atau digarisbawahi)
4. Edisi Penerbitan (kalau ada)
5. Kota Penerbitan
6. Nama Penerbit
7. Nomor Halaman (Kalau sumbernya jurnal)
Kalau sumber bacaan Jurnal atau Buku Kumpulan Tulisan maka yang
ditik miring hanya Nama Jurnal / Buku, judul tulisannya pakai tanda
kutip (“…..”)
Penulisan Sumber Bacaan diltulis secara alpabetis dari nama penulis
(A………Z) dengan memeprhatikan hurup kesatu, kedua, dst
Tidak memakai nomor urut
Penulisan Daftar Pustaka (Referensi)
Sumber bacaan lebih dari Judul dengan nama penulis yang sama,
nama penulis tidak diulang diganti dengan garis panjang:
_____________
Sumber bacaan dengan tahun lebih dari satu dengan nama penulis
yang sama pada tahun pakai ditambah huruf latin kecil:
GARNA, Judistira K., (2002)
________________, ( 2002)
Semua gelar penulis tidak dicantumkan
Kalau sumber bacaan tidak ada nama penulisnya maka nama
penerbit diperlakukan sebagai nama penulis
Kalau tidak ada tahun penerbitan pakai n.d. atau t.t.
Pengetikan Daftar Pustaka dalam satu spasi kecuali antara satu
sumber dengan sumber lainnya sebaiknya satu setengah spasi
SATU NAMA PENULIS:
SAEFULLAH, Asep Djadja, (2009), The Value of Children Among Tea Estate Workers’
Families, Canberra: The Australian National University Press
LEBIH DARI SATU PENULIS:
BARNES, James F, Marshall CARTER, and Max J. SKIDMORE, (2010), The World of
Politics, A Concise Introduction, New York: The Dryden Press
DARI KUMPULAN TULISAN:
SAEFULLAH, Asep Djadja, (2015), “The Integrated Policy on Population in Indonesia”, in,
Population and Development Symposium, Cairo: Cairo Demographic Centre
DARI JURNAL:
SAEFULLAH, Asep Djadja,(2005), “The Socialization of Children in Sundanese Culture”:
A
Case Study of Tea Estate Workers’ Families in Cibodas- Cikajang,
JurnalAnthropology
and Sociology, University Kebangsaan Malysia, 13:93-110
TIDAK ADA NAMA PENULIS DIGANTI NAMA PENERBIT:
BIRO PUSAT STATISTIK, (2010), Sensus Penduduk Indonesia 1990, Jakarta
TANPA TAHUN: n.d. t.t.