Anda di halaman 1dari 297

METODOLOGI PENELITIAN ADMINISTRASI

Oleh:
Prof. Dr. H. Paiman Raharjo,MM,M.Si
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA)
Jakarta
2021
PENGERTIAN PENELITIAN

Penelitian adalah terjemahan dari kata inggeris research.


Ada juga ahli yang menterjemahkan research sebagai riset.
Research itu sendiri berasal dari kata re, yang berarti
kembali dan to search yang berarti mencari. Dengan
demikian arti sebenarnya dari research atau riset adalah
“mencari kembali”.
Menurut kamus Websters New International, penelitian
adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari
fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidika yang amat
cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Beberapa pengertian penelitian yang diuraikan para ilmuwan sebagai berikut :
 Hillway (1956), suatu metode studi yang dilakukan seseorag melalui
penyelidikan yang berhati-hati dan sempurna terhaadap suatu masalah,
sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
 Whitney (1960), suatu metode untuk menemukan kebenaran/sehingga
penelitian juga merupakan metode berpikir secara kritis.
 Parsons (1946), pencarian atas sesuatu secara sistematik dangan
penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah yang dapat
dipecahkan.
 John (1949), suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas
untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau
hukum.
 Dewey (1936), tranformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi
yag dikenal dalam kenyataan kenyataan yang ada padanya dan
hubungannya.
 Sutrisno Hadi (1992), suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
 Bungaran Saragih (1994), suatu studi yang dilakukan seseorang melalui
penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah.
METODE ILMIAH

Metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-


prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan kebenaran. (Alamack, 1939). Suatu langkah-
langkah yang sistematik dan logis untuk memecahkan suatu
masalah dalam memperoleh hasil yang objektif. Dengan
cara yang ilmiah itu, diharapkan data yang akan didapat
adalah daa yang obyektif, valid, dan reliable. Obyektif
berarti semua orang yang memberikan penafsiran yang
sama, valid berarti adanya ketepatan antara data yang
terkumpul oleh peneliti dengan data yang terjadi pada objek
yang sesungguhnya, dan variable berarti adanya
ketepatan/konsisten data yang didapat dari waktu kewaktu.
CRITERIA PENELITIAN ILMIAH :
 Menyatakan tujuan secara jelas, tujuan penelitian pada dasarnya adalah
menjawab suatu masalah, oleh karena itu perlu dirumuskan dengan jelas.
 Menggunakan landasan teoritis dan metode pengujian data yang relevn,
teoritis sebagai landasan untuk menjawab masalah, pengumpulan dan
analisis data harus sesuai yang diperlukan untuk menjawab masalah.
 Mengembangkan hipotesis, dilakukan dengan dua pendekatan yakni
pendekatan deduktrif dan induktif. Pendekatan deduktif yaitu
mengembangkan hipotesis melalui telaah teoritis yang harus dapat diuji
dengan data yang terkumpul. Pendekatan induktif adalah mengembangkan
hipotesis melalui pengungkapan data atau fakta yang diteliti.
 Mempunyai kemampuan untuk di uji ulang, hasil dapat dan mampu di uji
ulang oleh peneiti-peneliti berikutnya.
 Memilih data dengan prisi sehingga hasilnya dapat dipercaya, data yang
dipilih harus sesuai data yang telah ditentukan dalam penelitian.
 Menarik kesimpulan secara obyektif, mengumpulkan bukti yng cukup dan
representatif sebagai dasar untuk menarik suatu kesimpulan.
 Melaporkan kesimpulan secara parsimony, laporan penelitian sebaiknya
menjelaskan fenomena atau maslah yang diteliti secara simple dan
sederhana.
Penelitian ilmiah adalah aplikasi secara formal
dan sistematis dan metode ilmiah untuk mempelajari
dan menjawab permasalahan.
Tujuan Penelitian identik dengan tujuan ilmu
pengetahuan pada umumnya, yaitu membuat
penjelasan, menyusun prediksi, serta
mengendalikan fenomena yang terjadi di dalam
suatu batasan yang ditentukan.
TUJUAN UMUM PENELITIAN
 Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan
 Menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan
jawaban
 Menangkap opportunity atau peluang
 Memverifikasi fenomena yang terjadi dengan
suatu teori yang telah ada
 Melakukan pengujian terhadap suatu fenomena
untuk menemukan suatu teori yang baru
KARAKTERISTIK PENELITIAN
ILMIAH
 Kritis dan analitis
 Logis
 Testabiity
 Obyektif
 Konseptual dan Teoretis
 Empiris
 Sistematis
Penjabaran Karekteristik Penelitian
Karaketeristik metode ilmiah adalah kritis, dan analitis, logis, objektif,
konseptual dan teoritis, empiris dan sistematis.
Bersifat kritis dan analitis, mendorong suatu kepastian dan proses
penyelidikan untuk mengidentifikasi masalah dan metode untuk
mendapatkan soulusinya.
Logis, merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan
secara rasional diturunkan dari bukti-bukti yang ada.
Objektif, mengandung makna bahwa hasil yang diperoleh ilmuwan yang
lain akan sama apabila studi yang dilakukan pada kondisi yang sama.
Hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan
kebenarannya.
Konseptual & Teoritis, ilmu pengetahuan mengandung arti
pengembangan struktur konsep dan teoritis untuk menuntun dan
mengarahkan upaya penelitian.
Empiris, prinsipnya bersandar pada realitas
Sistematis, suatu prosedur yang cermat dan mengikuti aturan tertentu
yang baku.
Pola Berpikir Dalam Penelitian
Pola berpikir Deduktif adalah penarikan kesimpulan untuk hal
spesifik dari gejala umum.
Contohnya :
Semua mahasiswa harus mengambil mata kuliah Metodologi
Penelitian.
Ita adalah mahasiswa
Oleh karena itu, Ita harus mengambil mata kuliah Metodologi
penelitian.

Pola berpikir Induktif adalah suatu penarikan kesimpulan


berdasarkan keadaan spesifik untuk hal-hal yang umu.
Contohnya :
Mahasiswa A membawa buku teks pada saat kuliah Metodologi
Penelitian
Mahasiswa B membawa buku teks pada saat kuliah Metodoligi
Penelitian
Kesimpulan : Semua mahasiswa membawa buku teks pada saat
kuliah Metodologi Penelitian.
HAKEKAT PENELITIAN
 Mencari dan memperoleh sesuatu yang diinginkan
 Sesuatu yang diperoleh itu benar-benar yang
dinginkan
 Jadi, ada proses: keinginan  mencari 
memperoleh  pengukuran kebenaran
 Tetapi manusia yang mencari sesuatu selalu ingin
memperoleh kepuasan  akibatnya: mencari lagi
 Dalam penelitian ilmiah yang dicari adalah
“kebenaran” (truth) yang sifatnya obyektif, bukan
“pembenaran” (to be true) yang sifatnya subyektif
CARA MEMPEROLEH KEBENARAN

I. Kebenaran mutlak  bersumber pada keimanan /


keyakinan religious
II. Kebenaran relatif :
a. Secara kebetulan
b. Spekulasi
c. Trial and error
d. Pengalaman pribadi
e. Authority/Kewenangan: - Kewenangan kelembagaan
- Kewenangan akademik
f. Cara Ilmiah  Melalui Penelitian Ilmiah
SUMBER KEBENARAN ILMU

TUHAN

WAHYU MELALUI NABI / RASUL

MANUSIA BIASA

RASIO (OTAK) RASA (HATI)

PENGAMATAN

PENGALAMAN

PENGETAHUAN

UPAYA PENGULANG PENGAMATAN DAN PENGUJIAN

ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC KNOWLEDGE)


PERBEDAAN PENELITIAN ILMIAH DENGAN
PENELITIAN UMUM
Penelitian Ilmiah dilakukan untuk pengembangan ilmu
 Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu yang bersangkutan
 Berdasarkan rujukan/referensi teori yang relevan
 Membangun suatu konsep teoritis baru
 Memperkuat, merevisi atau mengganti teori yang sudah ada

Penelitian Umum untuk melihat dan mempelajari sejauh mana perkembangan


yang terjadi
 Berdasarkan suatu rencana, kebijakan, program, ketetapan, instruksi, dls
 Melihat dan melaporkan apa adanya
 Bersifat investigasi
 Berupa action research
PENELITIAN ADMINISTRASI
 Administrasi secara arti sempit dapat diartikan suata
kegiataan ketatausahaan. Sedangkan arti luas dapat
diartikan suatu proses kerjasama antara dua orang atau
lebih yang didasarkan rasionalitas dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
 Adapun penelitian adminiatrasi adalah suatu penelitian
atau pengamatan terhadap suatu kegiatan yang berkaitan
dengan ketatausahaan atau keadministrasian.
RUANG LINGKUP PENELITIAN
ADMINISTRASI
Di dalam penelitian administrasi dapat meliputi lingkup :
 Administrasi pembangunan
 Administrasi sumber daya manusia/ kepegawaian
 Administrasi perkantoran
 Administrasi Material
 Administrasi lingkungan hidup
 Administrasi keuangan
 Administrasi Umum
 Administrasi publik
 Administrasi perpajakan
 Administrasi pemerintah daerah
JENIS-JENIS/KLASIFIKASI PENELITIAN
KLASIFIKASI PENELITIAN MENURUT TUJUAN
1. Penelitian dasar (basic research), merupakan
penelitian yang meliputi pengembangan ilmu
pengetahuan. Penelitian semacam ini memang tidak
secara langsung bertujuan memecahkan suatu
masalah.
Karena itu penelitian dasar biasanya dilakukan untuk
menguji kebenaran teori tertentu, atau mengetahui
konsep tertentu secara lebih mendalam.
2. Penelitian terapan (applied research),
merupakan penelitian yang menyangkut aplikasi
teori
untuk memecahkan permasalahan tertentu.
2.1 Penelitian Evaluasi (evaluation research)
Penelitian yang diharapkan dapat memberikan
masukan atau mendukung pengambilan
keputusan tentang nilai relatif dari dua atau
lebih alternatif tindakan.
2.2 Penelitian dan Pengembangan
(research & development)
Penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan produk seingga produk
tersebut mempunyai kualitas yang lebih tinggi.
3 Penelitian tindakan bertujuan untuk memecahkan persoalan
bisnis dan ekonomi melalui aplikasi metode ilmiah. Pemecahan
masalah akan memberatkan kepada masalah lokal yang
sedang dihadapi. Tujua utama dari penelitian tindakan ini
adalah memecahkan masalah, bukan membuat kontribusi
kepada ilmu pengetahuan. Penelitian tindakan dalam konteks
bisnis dan ekonomi, misalnya mencoba menjawab pertanyaan
berikut :
• Apa yang harus dilakukan oleh perusahaan, yang
sebagian besar bahan bakunya diimpor ketika terjadi
krisis ekonomi yang membuat harga produk impor
melonjak tajam?
• Stretegi restrukturisasi manakah yang paling sesuai
untuk perusahaan?
• Apakah downsizing dengan cara mengurangi jumlah
karyawan merupakan keputusan yang efektif dalam
jangka pendek dan panjang untuk menyehatkan
perusahaan?
• Tindakan apa yang harus dilakukan oleh Pemda
(Pemerintah daerah) untuk memberdayakan dan
Menumbuhkan usaha kecil?
Proses Penelitian dalam Penelitian Dasar dan Terapan

Pengumpulan Data Awal:


-Survei Literatur
Observasi :
-_Topik Penelitian
-Wawancara

Perumusan Maslah

Kerangka Teoritis:
-Definisi Variabel
-Hubungan Antar Variabel

Tidak
Perumusan Maslah

Desain Riset :
-Metode Analisis
-Sistimatika Lab

Laporan : Data :
-Penulisan -Pengumpulan
-Presentasi Ya -Analisis
-Interpelasi

Pengambilan Keputusan Logika Deduktif :


Managerial -Apakah Hipotesis Diterima atau Tidak
-Apakah Pertanyaan Penelitia Terjawab
Tujuan utama dari penelitian dan
pengembangan bukan untuk formulasi dan uji
hipotesis, melainkan untuk mendapatkan
produk baru atau proses baru. Melalui
penelitian dan pengembangan produk,
perusahaan akan menghasilkan produk baru
dengan kualitas yang lebih tinggi, sehingga
akan lebih memenuhi selera konsumen.
Sehubungan dengan penelitian dan
pengembangan produk, perusahaan dapat
menerapkan pengendalian kualitas total yang
prinsip utamanya adalah kaizen atau selalu
mengadakan perbaikan secara kontinyu.
Klasifikasi Penelitian Menurut Metode
1. Penelitian historis adalah kegiatan penyelidikan, pemahaman,
dan penjelasan keadaan yang telah lalu.
Evaluasi data historis meliputi kritik eksternal dan internal.
Kritik eksternal berhubungan dengan keontentikan data,
sementara kritik internal berhubungan dengan nilai dari data
tersebut. Nilai data ditentukan oleh tingkat akurasi dan
reliabilitas serta dukungannya kepada hipotesis.
Contoh penelitian historis :
 Perkembangan industri kecil selama sepuluh tahun terakhir.
 Dampak deregulasi terhadap ekspor nonmigas
2. Penelitian deskriptif adalah pengumpulan data untuk
diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai
status terakhir dari subjek penelitian.
Penelitian deskriptif berbeda dengan penelitian
eksploratif terutama dalam formalitas pembentukannya.
Penelitian eksploratif ditandai dengan fleksibilitas,
sementara penelitian deskriptif berupaya untuk
memperoleh deskripsi yang lengkap dan akurat dari
suatu situasi (Boyd, et al, 1989: 129).
Kelemahan utama dalam penelitian deskriptif aalah
kurangnya tanggapan subjek penelitian. Kelalaian subjek
penelitian untuk mengembalikan daftar pertanyaan atau
datang ke tempat wawancara yang telah ditentukan
menyebabkan rendahnya tanggapan terhadap penelitian
yang dilakukan.
Contoh pertanyaan dari penelitian deskriptif :
• Bagaimanakah tingkat kepuasan karyawan perusahaan
swasta?
• Bagaimana tanggapan karyawan terhadap peraturan jam
kerja yang baru?
3. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan
menentukan apakah terdapat asosiasi antara dua variabel atau lebih,
serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti.
Contoh variabel : pendapatan, umur, tingkat pendidikan, motivasi dan
keberhasilan.
Contoh dari penelitian korelasional :
Hubungan antara produktivitas an struktur tugas
Hubungan antara kekhawatiran dan ketelitian
Penggunaan tes kecerdasan untuk memprediksi keberhasilan
dalam pekerjaan.
Untuk keperluan mengukur asosiasi ini, ada beberapa
alternatif teknik : korelasi bivariat, korelasi berganda,
korelasi sekuensial, korelasi kanonikal dan analisis
frekuensi multiarah (multiway frequency analysis)
(Tabachnick & Fidell, 1996: 20-21).
Koefisien korelasi Pearson product moment (rxy) :

rxy = SSxy)/(SSxxSSyy)
4. Studi kausalitas adalah penelitian yang menunjukkan
arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat, di samping mengukur kekuatan hubungannya.
Analisis kausalitas dibedakan menjadi :
1. Kausalitas satu arah,
 X  Y, artinya X menyebabkan Y
Y  X, artinya Y menyebabkan X

2. Kausalitas dua arah :


Y  X, artinya ada hubungan simultan antara Y
dan X karena Y menyebabkan X,
dan X mentebabkan Y.
Persamaan, kedua metode penelitian ini berusaha untuk melihat
adanya hubungan sebab-akibat, juga meliputi perbandingan
antargrup.
Perbedaaan utama, antara keduanya bahwa dalam penelitian
eksperimental, pernyataan “sebab” dikendalikan, sedang dalam
penelitian kausal komparatif tidak.

5. Dalam studi eksperimental, peneliti mengendalikan paling tidak


satu variabel bebas dan mengamati akibat yang terjadi kepada
satu atau lebih variabel terikat. Esensi dari eksperimen adalah
pengendalian.
Contoh penelitian kausal komparatif :
• Pengaruh jenis kelamin terhadap keberhasilan lulusan Program Magister
ekonomika Pembangunan (MEP). Variabel bebas adalah jenis kelamin,
sedangkan variabel terikat adalah keberhasilan kerja. Keberhasilan
lulusan MEP pria akan dibandingkan dengan keberhasilan lulusan MEP
wanita.
• Dampak tingkat kedewasaan orang tua terhadap tingkat absensi
karyawan. Variabel bebas adalah kedewasaan orang tua (karyawan
mempunyai orang tua yang bersikap dewasa ataukah tidak), variabel
terikat adalah absensi. Kedua grup karyawan diidentifikasi, kemudian
absensi dari kedua grup karyawan tersebut diperbandingkan.
6.Penelitian kausal komperatif, variabel bebas merupaka
hal yang sudah terjadi dan tidak dikendalikan.

Contoh penelitian kausal komparatif :


• Pengaruh jenis kelamin terhadap keberhasilan lulusan Program
Magister ekonomika Pembangunan (MEP). Variabel bebas adalah
jenis kelamin, sedangkan variabel terikat adalah keberhasilan
kerja. Keberhasilan lulusan MEP pria akan dibandingkan dengan
keberhasilan lulusan MEP wanita.
• Dampak tingkat kedewasaan orang tua terhadap tingkat absensi
karyawan. Variabel bebas adalah kedewasaan orang tua
(karyawan mempunyai orang tua yang bersikap dewasa ataukah
tidak), variabel terikat adalah absensi. Kedua grup karyawan
diidentifikasi, kemudian absensi dari kedua grup karyawan
tersebut diperbandingkan.
Metode Penelitian Yang Dipilih
Metode yang terbaik adalah metode yang paling tepat untuk
menjawab permasalahan yang dihadapi.
Suatu permaslahan umum yang sama, mungkin dapat diteliti
melalui berbagai metode sehingga diperoleh hasil penelitian yang
memuaskan.
Pohon Keputusan Untuk Memilih Metode Penelitian
Hubungan Variabel Bebas Prediksi Kondisi
sebab-Akibat Dikendalikan Hubungan Sekarang
Y Eksperimental
Kausal Komparatif
Y

Korelasional Deskriptif
Y Y

Historis
KARAKTERISTIK
PENELITIAN
KUANTITATIF DAN
KUALITATIF
PENGERTIAN PENELITIAN KUANTITATIF
DAN KUALITATIF
Kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau
sampel dengan menggunakan alat ukur atau
instrumen penelitian, analisa data
bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan
menguji hipotesis yang telah dibuat.
Umumnya, metode kuantitatif terdiri
atas metode survei dan metode eksperimen.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya
deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan
lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain.
KARAKTERISTIK PENELITIAN
KUANTITATIF KUALITATIF
 Bertujuan  Situasi alamiah
 Sistematik  Analisis induktif
 Terkendali  Kontak Langsung
 Objektif  Perspektif holistik
 Tahan Uji  Netralitas empatik
 Fleksibilitas desain
 Instrumen kunci : Peneliti
Tabel 1.
Karakteristik Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF
Istilah - Experimental - Etnografi
- Data “Kasar” - Studi lapangan
- Perspektif - Data “lembut”
- Empiris - Interaksi simbolik
- Positivisme - Perspektif dalam naturalisme
- Fakta sosial - Etno metodologi
- Statistik - Deskriptif
- Observasi partsipan
- Phenomenologi
- Dokumen
- Sejarah hidup
- Studi kasus
- EKologi
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF

Konsep-konsep pokok - Variabel - Pemaknaan


- Operasional - Pemahaman awam
- Reliabilitas - Penggolongan
- Hipotesis - Definisi situasi
- Validitas - Kehidupan sehari-hari
- Signifikansi - Pemahaman
- Statistik - Proses
- Replikasi - Urutan negosisasi
- Bentuk tujuan praktis
- Konstruksi sosial
Afiliasi Teori - Structural functionalisme - Interaksi simbolik
- Realisme,positivisme - Etno metodologi
- Behaviorisme - Fenomenologi
- EMpiris logis - Budaya
- Teori sistem - Idealisme
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF

Afiliasi akademik - Psikologi - Sosiologi


- Ekonomi - Sejarah
- Sosiologi - Antropologi
- Ilmu politik
Tujuan - Mengetes teori - Interaksi simbolik
- menegakkan fakta - Etno metodologi
- Penggambaran statistik - Fenomenologi
- Penunjukkan hub diantara - Budaya
variabel - Idealisme
- Prediksi terstruktur,
ditentukan
- Terlebih dulu, formal,
khusus
- Desain sebagai rencana
detail dari operasional
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF

Penulisan proposal - Ektensif/luas -Cepat


penelitian - Detail &Khusus dalam fokus -Spekulatif
- Detail&khusus dalam prosedur -Memperkirakan yang
- Melalui kajian literatur mugkin berhubungan
dengan penelitian
- Menuliskan terlebih dahulu
data yang terkumpul -Menuliskan setelah data
terkumpul
- Perumusan hipetesis
-Tidak begitu menekankan
kajian pustaka
-Pernyataan umum
pendekatan
Data -Kuantitatif -Deskriptif
-pengelompokkan yang dapat -Dokumen pribadi
dihitung -Catatan lapangan
-Penghitungan, pengukuran -Foto
-Operasional variabel -istilah subjek sendiri
-Statistik -Dokumen dan temuan lain
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF

Sampel -Eksperimen -Kecil


-Stratifikasi -Tidak representatif
-Kelompok kontrol -Sampel teoritis
-Tepat/seksama
-Seleksi random
-Kontrol terhadap variabel
ekstraneous
Teknik Metode -Eksperimen -Observasi
-Riset survei -Kajian terhadap sejumlah
-Interview terstruktur dokumen & temuan
-Eksperimen semu -Observasi partisipan
-Observasi terstruktur -Interview tak terbatas
-Sejumlah data
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF
Hubungan dengan subjek -Dibatasi - Empati
-Jangka pendek - Mendasarkan pada
- Terpisah kepercayaan
-Jauh - Sejajar
-Subjek peneliti - Hubungan yang intensif
- Subjek sebagai teman
Sarana & Alat -Inventori -Tape perekam
-Kuesioner -Pentaskrip
-Index -Peneliti sebagai instrumen
-Komputer
-Skala
-Skor tes
Analisis Data -Deduktif -Terus menerus
-Nampak pada kesimpulan -Model, tema, konsep
kumpulan ata -Induktif
-Satistik -Induksi analitis
-Metode perbandingan konstan
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF
Masalah dalam - Pengontrolan variabel lain - Membutuhkan waktu banyak
Penggunaan - Penonjolan - Kesulitan mereduksi data
- Validitas - Reliabilitas
- Prosedur yang tidak terstandar
- Kesulitan meneliti populasi
yang luas
PARADIGMA PENELITIAN
Paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial
Menurut Biklen (1992), paradigma sibagai kumpulan anggapan dasar
mengenai pokok permasalahan, tujuan, dan sifat dasar bahan kajian yang
Paradigma dalam penelitian kualitatif terdiri atas tiga pendekatan, yakni:
1. Post positivisme
Pendekatan atau aliran yang ingin memperbaiki kelemahan pada pendekatan
positivisme, bahwa realitas itu memang nyata ada sesuai hukum alam.
2. Kontruktivisme
Paradigma ini memandang bahwa kenyataan itu hasil kontruksi atau bentukan dari
manusia. Bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap
fakta, tetapi juga merupakan hasil kontruksi pemikiran subjek yang diteliti.
3. Teori kritis
Teori kritis memandang bahwa kenyataan itu sangat berhubungan dengan pengamat
yang tidak dapat dipiosahkan satu sama lain serta nilai-nilai yang dianut oleh pengamat.
MASALAH PENELITIAN
Masalah adalah penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa benar-benar terjadi. Suatu
keadaan yang memerlukan solusi. Timbul karena
ada tantangan, kebingungan, halangan, rintangan,
terhadap suatu hal.
Setiap penilaian yang akan dilakukan selalu
berangkat dari maslaah. Walaupun diakui bahwa
memilih masalah penelitian sering merupakan hal
yang paling sulit dalam proses penelitian ( Tucman,
1988 ). Bila dalam penelitian telah merumuskan
atau menemukan masalah yang baik, maka
pekerjaan penelitian 50% telah selesai.
 CIRI ADANYA MASALAH

Stonner (1982) Masalah dapat diketahui bila:


1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman
dengan kenyataan
2. Terdapat penyimpangan antara yang telah di
rencanakan dengan kenyataan
3. Ada pengaduan
4. Ada kompetisi
Penemuan Masalah
1. Identifikasi bidang masalah
2. Penentuan pokok masalah topik
3. Perumusan masalah

 Beberapa aspek pertimbangan peneliti dalam penemuan masalah


penelitian:
a. Merupakan bidang masalah dan topik yang menarik
b. Mempunyai signifikan secara teoritis atau peraktis
c. Dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data
d. Sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia
 
SUMBER PENEMUAN MASALAH

 Pengalaman
 Literatur.
- Yang dipublikasikan (buku, jurnal, tex data base
- Yang tidak dipublikasikan
(Skripsi, tesis, disertasi, paper, Makalah2,
seminar)
PERUMUSAN MASALAH
Identifikasi Topik Penelitian
Topik yang seringkali sudah diteliti oleh peneliti lain, atau terlalu
sederhana, sehingga tidak perlu diangkat sebagai permasalahan
dalam penelitian.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam seleksi topik


penelitian adalah:

1. Apakah ada permasalahan ?


2. Apakah masalah tersebut dapat dipecahkan melalui penelitian ?
3. Apakah masalah tersebut menarik untuk dipecahkan ?
4. Apakah masalah tersebut bermanfaat untuk dipecahkan ?

Dari permsalahan yang bersifat umum tersebut akan diambil


(atau ditentukan) suatu permasalahan yang spesifik.
Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah adalah apabila manajemen
mengetahui dan menyadari bahwa telah atau akan terjadi situasi
yang tidak diinginkan dalam perusahaan. Beberapa situasi yang
tidak diinginkan ini bisa terlihat dengan jelas, misalnya,
pemogokan karyawan, tingginya tingkat perputaran karyawan,
penurunan jumlah produksi, pemilihan mesin pengganti dan
sebagainya.
Bagi peneliti muda, pertanyaan yang sering timbul adalah
bagaimana permasalahan yang dapat diperoleh, atau bagaimana
melihat permasalahan yang layak untuk diteliti ?
Sumber Permasalahan
Pertama , literatur atau bahan bacaan yang berhubungan dengan minat
dan pengetahuan peneliti.
Kedua, pengalaman (pribadi) merupakan sumber permasalahan yang
cukup banyak. Semakin banyak pengalaman seseorang, baik bagi
peneliti atau manajer, akan semakin banyak permasalhan yang
didapatkannya untuk suatu penelitian
Permasalahan yang baik, sebenarnya adalah permasalahan yang
dirasakan baik oleh peneliti, dalam empat macam hal sebagai berikut :
1. Peneliti mempunyai keahlian dalam bidang tersebut.
2. Tingkat kemampuan peneliti memang sesuai dengan tingkat
kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan
yang ada.
3. Peneliti mempunyai sumber daya yang diperlukan.
4. Peneliti mempertimbangkan kendala waktu, dana dan berbagai
kendala lain dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
Permasalahan yang dapat diperoleh dari penerapan teori ke dalam
praktek bisnis yang ada. Banyak teori yang relevan dengan penelitian
bisnis, misalnya, teori motivasi dan kepemimpinan serta manajemen
produksi, pemasaran dan keuangan.

Identifikasi permasalahan yang diturunkan dari teori membawa


beberapa keuntungan, yaitu :
1. Peneliti sudah mempelajari teori aplikasinya yang terkait untuk
menjawab permasalahan yang ada.
2. Formulasi hipotesis pada umumnya akan menjadi lebih baik
mudah dan jelas, karena mempunyai hubungan yang erat dengan
teori.
3. Hasil penelitian akan memberikan kontribusi terhadap teori yang
dijadikan dasar untuk perumusan masalah.

Untuk melakukan penelitian diperlukan pengenalan masalah terutama


masalah yang terlihat samar dan sulit untuk diidentifikasi.
Karakteristik Permasalahan
Penelitian
Karakteristik yang pertama adalah permasalahan tersebut dapat
diselidiki melalui penelitian melalui pengumpulan dan analisis data.
Penelitian dapat mengungkapkan bagaimana sekelompok karyawan
merasakan, atau bagaimana mereka berdikir tentang hal-hal
tertentu, namun penelitian tidak akan menjawab permasalahan yang
dirasakan oleh sekelompok karyawan tersebut.
Karakteristik yang kedua, mempunyai arti penting baik dari latar
belakang teori maupun praktek.
Pengertian Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah konteks dari penelitian alasan
mengapa penelitian diperlukan, dan petunjuk yang
mengarahkan tujuan utama (Evans, 1997 : 63)
Contoh :
Sebuah penelitian yang disponsori oleh Balitbang Departemen

Koperasi mengambil topik mengenai pengembangan industri


pedesaan melalui koperasi dan usaha kecil, merumuskan masalah
dengan pernyataan sebagai berikut (Bachruddin et al., 1996):
Masalah utama yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah
bagaimana profil dan pola industri pedesaan di daerah-daerah
penelitian, dan bagaimana format pola industri pedesaan yang tepat
untuk dikembangkan melalui koperasi dan usahan kecil.
PERUMUSAN MASALAH
Setelah topik permasalahan diketahui, permasalahan
spesifik perlu dipilih untuk penelitian lebih lanjut.
Sumber utama dalam pemilihan permasalahan ini
adalah teori, studi empiris sebelumnya dan
pengalaman peneliti.
Permasalahan yang baik mempunyai beberapa
karakteristik tertentu. Pernyataan permasalahan yang
baik juga memenuhi beberapa kriteria tertentu.
Beberapa Karakteristik
Perumusan Masalah Yang Baik :
a. Pada umumnya menunjukkan variabel yang menarik
peneliti hubungan deskriptif, di mana permasalahan
secara sederhana diungkapkan dalam suatu
pernyataan yang harus dijawab.
b. Menyusun definisi dari semua variabel yang relevan,
baik secara langsung maupun operasional. Definisi
operasional ini harus jelas dan spesifik sehingga tidak
menimbulkan berbagai macam penafsiran yang
berbeda, yang pada akhirnya akan “mengganggu”
pelaksanaan penelitian. Arti operasional adalah
penjelasan dalam terminologi operasional atau proses.
Perumusan masalah harus disertai dengan latar
belakang masalah. Latar belakang adalah segala
informasi yang diperlukan untuk memahami
perumusan masalah yang disusun oleh peneliti.
Dengan kata lain, latar belakang masalah merupakan
informasi yang diperlukan untuk mengerti
permasalahan yang ada.
 PERUMUSAN MASALAH YANG BAIK

 Masalah Harus Feasibel


harus dapat dicari jawabannya melalui sumber jelas, tidak
menghabiskan dana, tenaga dan waktu
 Masalah Harus Jelas
semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tsbt
 Masalah Harus Signifikan
jawaban atas masalah itu harus memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan
 Masalah Bersifat Etis
Tidak berkenaan dengan hal –hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai
keyainan dan agama
Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penentuan permasalahan
penelitian adalah :
1. Kegunaan Penelitian
Aspek yang penting dalam pemilihan masalah penelitian adalah
kegunaan penelitian. Setiap ada permasalahan, pernyataan pertama
adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian terhadap masalah
tersebut.
Penelitian hanya dilakukan untuk penyelesaian masalah yang
mempunyai manfaat yang lebih besar daripada biayanya. Pada
beberapa penelitian tertentu, meskipun nilai penelitiannya tidak
dapat diukur dengan nilai moneter, kegunaannya sudah tidak
diragukan lagi.
2. Prioritas
Banyak permasalahan yang memerlukan penelitian serta mempunyai
keguaan penelitian yang jelas dalam perusahaan. Namun demikian,
tidak semua dari permasalahan tersebut diangkat dari permasalahan
penelitian.
Manajemen menyusun daftar prioritas, sehingga dapat diketahui
permasalahan yang mana akan diteliti lebih dulu.
3. Kendala Waktu dan Dana
Prioritas yang disusun oleh manajer adalah kendala waktu dan dana.
Suatu penelitian yang jelas berguna dan mendapatkan prioritas
untuk diteliti, mungkin belum juga dilakukan penelitian karena
keterbatasan dana.
4. Dapat Diselidiki
Dua hal dapat tidaknya suatu permasalahan untuk diselidiki, karena
masalah tersebut secara teoritis tidak dapat diselidiki, atau belum
terdapat teori dasar menyelidiki sehingga baru pada saat nanti ada
kemungkinan dapat diselidiki.
5. Kemampuan Peneliti
Hal yang perlu dipertimbangkan :
• Kendala waktu dan dana
• Tersedianya data yang diperlukan
• Tingkat keahlian peneliti
Maksud dan Tujuan Penelitian

RUMUSAN
MASALAH MAKSUD TUJUAN

Konsekuensi dari
Mengemukakan pertanyaan masalah yang Apa yang ingin diperoleh /
tentang variabel-variabel akan diteliti
atau aspek-aspek yang Konsep baru apa yang
akan dianalisis dikehendaki (sumbangan
dalam pengembangan ilmu)
KEGUNAAN PENELITIAN

KEGUNAAN AKADEMIK /
ILMIAH / BAGI PENGEMBANGAN
ILMU
KEGUNAAN PENELITIAN

KEGUNAAN PRAKTIS / BAGI


LEMBAGA / PEMBANGUNAN
KERANGKA TEORITIS
Arti Teori
Teori adalah sebuah kumpulan proposisi umum yang
saling berkaitan dan digunakan untuk menjelaskan
hubungan yang timbula antara beberapa variabel
yang diobservasi.
Formulasi teori adalah upaya untuk
mengintegrasikan semua informasi secara logis
sehingga alasan atas masalah yang diteliti dapat
dilonseptualisasikan dan diuji (Sekaran 2000: 29-30)
Penyusunan teori memang merupakan tujuan utama
dari ilmu karena teori merupakan alat untuk
menjelaskan dan memprediksikan fenomena yang
diteliti. Teori selalu berdasarkan fakta, didukung dalil
dan proposisi.
FUNGSI TEORI

Secara umum teori mempunyai tiga fungsi yaitu:


 Menjelaskan (explanation) :
menjelaskan ruang lingkup variabel yang diteliti.
 Meramalkan ediction) :
Memprediksi dan memandu menemukan fakta yaitu merumuskan
hipotesis dan menyusun instrumen penelitian.
 Pengendalian (control):
Membahas hasil penelitian dan memberi saran dalam upaya
pemecahan masalah.
Konsep
Suatu konsep (concepts) adalah sejumlah pengertian
atau karakteristik, yang dikaitkan dengan peristiwa,
objek, kondisi, situasi, dan perilaku tertentu.
Dengan kata lain, konsep adalah pendapat abstrak
yang digeneralisasikan dari fakta tertentu (Davis &
Cosenza, 1993: 25). Konsep amat menentukan karena
sukses suatu riset tergantung dari:
•Seberapa jelas kita mengkonseptualisasikan sesuatu.
•Seberapa jauh orang lain dapat memahami konsep
yang kita pergunakan.
Konstruk
“Konstruk ”(construct) adalah jenis konsep tertentu
yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih
tinggi daripada konsep dan diciptakan untuk tujuan
teoritis tertentu.
Konstruk dapat berupa sebuah pandangan atau
pendapat yang biasanya ditemukan untuk sebuah
penelitian dan atau pembentukan teori
Proposisi
Proposisi adalah pernyataan yang berkaitan dengan
hubungan antara konsep-konsep yang ada dan
pernyataan dari hubungan universal antara kejadian-
kejadian yang memiliki karakteristik tertentu.
Dalam memahami perilaku konsumen/pelanggan,
para ahli pemasaran mengajukan proposisi bahwa
kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari kinerja
produk yang dirasakan oleh pelanggan dan harapan
pelanggan terhadap produk tersebut (Kotler, 2000:
58).
Teori

Tingkat Proposisi
Abstraksi

Konsep
(Concepts)

Observasi terhadap obyek dan Kejadian


(Realita)
Menyadari bahwa kepuasan pelanggan yang tinggi
akan mendorong meningkatnya loyalitas konsumen,
maka banyak perusahaan bertujuan mencapai TCS,
Total Customer Satisfaction, total kepuasan pelanggan.
Kerangka Teoritis
Kerangka Teoritis adalah pondasi utama di mana
sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan. Hal ini
merupakan jaringan hubungan antar variabel yang
secara logis diterangkan, dikembangkan dan dieloborasi
dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi
melalui proses wawancara, observasi dan survei
literatur.
 Deskripsi Teori
Deskripsi teori adalah suatu uraian yang sistematik tentag teori, dan hasil penelitian yang
relevan dengan variabel yang diteliti. Jumlah kelompok teori yang perlu dideskripsikan
tergantung pada luas permasalahan atau secara teknis tergantung jumlah variabel yang
diteliti.

 Kerangka berpikir
Kerangka berpikir adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka
berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan
diteliti.
Hubungan antara survei literatur
dan kerangka teoritis
Hubungan antara survei literatur dan kerangka teoritis
adalah survei literatur meletakan pondasi yang kuat
untuk membangun kerangka teoritis.
5 faktor yang memberikan peranan penting yang harus
dipenuhi dalam membangun kerangka teoritis adalah:
1. Variabel yang relevan harus dapat dijelaskan dan
disebutkan dalam diskusi.
2. Diskusi haruslah dapat meuwujudkan bagaimana dua atau
lebih variasi itu berhubungan satu sama lain.
3. Jika jenis dan arah hubungan tadi dapat diterima secara
teori berdasarkan atas penelitian sebelumnya, maka harus
ada indikasi pada diskusi apakah hubngan tadi bersifat
positif atau negatif.
4. Harus ada penjelasan secara jelas kenapa kita akan
mengharapkan hubungan tersebut terus bertahan.
5. Skema diagram yang menjelaskan kerangka teoritis harus
dapat diperlihatkan sehingga pembaca dapat melihat dengan
mudah bagaimana hubungan antar variabel secara teoritis.
Diagram Skematis Kerangka Teoritis dengan
Memasukan Intervening Variabel
Diagram Skematis Kerangka Teoritis dengan
Memasukan Moderating Variabel
Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan
atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu
yang berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau
nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk
objek atau orang yang berbeda.
Contoh variabel antara lain skor ujian, angka
ketidakhadiran (nol samai semua A) dan motivasi
(sangat rendah-sangat tinggi).
Empat Bagian Utama Variabel
(Kuncoro, 2001: Sekaran, 2000: Bab 5):

1. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam


sebuah pengamatan. Pengamat akan dapat memprediksikan atau
menerangkan variabel dalam variabel dependen beserta perubahannya
yang terjadi kemudian.
2. Variabel InDependen adalah variabel yang dapat mempengaruhi
perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang
positif ataupun yang negatif bagi variabel dependen nantinya. Variasi
dalam variabel dependen merupakan hasil dari variabel dependen.
3. Moderating variabel adalah variabel yang mempunyai dampak kontinjensi
(contingent effect) yang kuat pada hubungan variabel independen dan
variabel dependen.
4. Intervening variabel adalah faktor yang secara teori berpengaruh pada
fenomena yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur atau
dimanipulasi, namun dampaknya dapat disimpulkan berdasarkan
dampak variabel independen dan moderating terhadap fenomena yang
diamati, intervening variabel ini dapat membantu kita dalam menjelaskan
bagaimkana mengkonsepsi hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen.
Masalah yang sering muncul
Masalah yang sering muncul adalah, bagaimana
menggolongkan sebuah variabel menjadi variabel
independen, moderating variabel, atau intervening
variabel. Pertanyaan diatas akan dijawab melalui contoh
teori efektifitas organisasi yang disederhanakan dengan
menggunakan gambar berikut:
SKALA PENGUKURAN
SKALA PENGUKURAN
1. Nominal
Bilangan yang diberikan pada suatu objek hanya
sebagai lambang untuk membedakan objek satu dengan
yang lain.
Contoh : Jenis Kelamin
Pria (1) Wanita (0)
Hukum Aritmatik : “=“
2. Ordinal
Bilangan yang diberikan pada suatu objek selain sebagai
lambang namun juga memiliki makna peringkat
Contoh : Tingkat pendidikan
SD (1) SMP (2) SMA (3) Sarjana (4)
Hukum Aritmatik : “=“, “<“, “>”
SKALA PENGUKURAN

3. Interval
Bilangan yang diberikan pada suatu objek selain sebagai lambang,
memiliki makna peringkat juga memiliki makna jarak interval.
Contoh :
Suhu badan
Hukum Aritmatik : “=“, “<“, “>”,”+”,”-”

4. Rasio
Bilangan yang diberikan pada suatu objek selain sebagai lambang,
memiliki makna peringkat, memiliki makna jarak interval juga
memiliki nilai nol mutlak.
Contoh :
Penghasilan Keluarga
Hukum Aritmatik : “=“, “<“, “>”,”+”,”-”,”x”,”/”
Metode Succesive Interval
Perubahan nilai dari skala pengukuran ordinal
menjadi skala pengukuran interval
OBYEK DAN METODE PENELITIAN

 Obyek Penelitian  Mengemukakan deskripsi


singkat dari obyek penelitian

 Metode Penelitian  Mengemukakan dan


menjelaskan metode penelitian yang
digunakan peneliti mulai dari desain penelitian
sampai dengan jadwal waktu penelitian
Hipotesis
Pengertian Hipotesis

Hipotesis adalah suatu perjalanan sementara


tentang perilaku atau keadaan tertentu yang
telah terjadi atau akan terjadi atau akan terjadi.
Hipotesis merupakan pernyataan peneliti
tentang hubungan antara variabel-variabel
dalam penelitian, serta merupakan pernyataan
yang paling spesifik.
Fungsi Hipotesis

Fungsi dari hipotesis sebagai pedoman untuk


dapat mengarahkan penelitian agar sesuai
dengan apa yang kita harapkan.
Karakteristik Hipotesis
1. Konsisten dengan penelitian sebelumnya
Hipotesis harus rasional
Mengikuti penelitian yang telah ada dan mengundang penelitian
berikutnya.
Mempunyai kontribusi terhadap teori dan praktek untuk manajemen dan
ekonomi.
2. Penjelasan yang masuk akal
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang ada, oleh
karena itu sudah seharusnya merupakan penjelasan yang masuk akal.
3. Perkiraan yang tepat dan teratur
Pernyataan perkiraan hubungan (atau perbedaan) antara dua (atau lebih)
variabel secara jelas dan tepat, serta menidentifikasi variabel tersebut dalam
terminologi operasional dan terukur.
4. Dapat diuji
Hipotesis yang dinyatakan dengan formulasi yang baik akan dapat diuji
melalui uji hipotesis. Berdasarkan dat yang dikumpulkan, dapat dilakukan
uji hipotesis sehingga dapat diketahui apakah hipotesis yang telah disusun
dapat diterima atau ditolak.
Jenis Hipotesis
Hipotesis dapat diklarifikasikan melalui:
• Bagaimana hipotesis tersebut diperoleh (diturunkan).
Disini dibedakan antara hipotesis induktif dan hipotesis
deduktif.
Hipotesis induktif, akan menyusun generalisasi berdasarkan
observasi. Hal ini sangat berguna, namun mempunyai
keterbatasan dalam bidang terapan ilmu dalam arti belum
tentu hasil generalisasi ini benar dapat digunakan dalam
bidang yang lebih luas.
Hipotesis deduktif menggunakan perluasan logika dari
penemuan-penemuan yang telah ada, atau didasarkan pada
hal-hal yang bersifat umum yang telah diterima
kebenarannya. Dengan kata lain, hipotesis deduktif adalah
bergerak dari hal-hal yang bersifat spesifik.
• Bagaimana hipotesis dinyatakan.
Hipotesis diklarifikasikan sebagai hipotesis penelitian
dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan
(deklaratif), sedangkan hipotesis statistik dalam
bentuk hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif
(Ha).
Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang dinyatakan
dengan jelas dan ringkas, menyatakan hubungan
antara dua variabel dan menjelaskan variabel
tersebut dalam terminologi operasional yang terukur.
Contoh untuk penelitian eksperimental adalah:
Seseorang yang memperoleh perlakuan perawatan
tertentu akan dapat menyelesaikan tugas tertentu
dengan lebih baik daripada seseorang lain yang tidak
memperoleh perlakuan tersebut
Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan bagian yang sangat penting
di dalam penelitian. Bagian ini yang menentukan
apakah penelitian yang dilakukan cukup ilmiah atau
tidak.

Dalam praktek, dikenal dua macam cara pengujian


hipotesis: cara langsung dan cara hipotesis nol
(Neuman, 2000: 131). Pengujian secara langsung
dilakukan dengan mencari bukti yang
memungkinkan untuk menolak atau menerima
hipotesis. Dengan cara ini berarti hipotesis digunakan
untuk meprediksikan suatu hubungan. Hipotesis nol,
di lain pihak, tidak memprediksikan suatu hubungan.
HIPOTESIS PENELITIAN

 Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan


masalah, dikatakan sementara karena jawaban masih didasarkan pada
teori yang relevan,belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh (pengumpulan data0. Juga biasa diartikan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah, belum jawaban empiris.
 Perlu diketahui bahwa tidak setiap peneliti harus merumuskan
hipotesis. Penelitin deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis, tetapi
justru menemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebur akan diuji
peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
 Hipotesis dikenal 2 macam yakni hipotesis penelitian dan hipotesis
statistik.
 Hipotesis Penelitian : Jika penelitian mengunakan data seluruh
populasi
 Hipotesisi staistik : Jika penelitian menggunakan data dari sampel
PENULISAN HIPOTESIS PENELITIAN
 Penulisan rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam bentuk :
1. Pernyataan “jika – maka “
2. Hipotesis Nol ( HO):
3. Hipotesis Alternatif ( Ha)
 Hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis ini
akan di uji in dinamakan hipotesis kerja. Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas
teori yang dipandang anda!. Apabila teori itu belum dianggap andal maka rumusan
hipotesis perlu ditulis hipotesis nol dan demikian pula hipotesisi alternatifnya.
 Rumusan Hipotesis yang baik setidaknya memperhatikan kriteria sbb:
1. Berupa pernyataaan yang mengarah pada tujuan penelitian
2. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud unutk dapat diuji
secara
empiris. Agara dapat diuji, hipotesis harus menyatakan secara jelas variabel-
variabel yang diteliti dan dugaan engenai hubungan natara variabel.
3. Berupa pernyataaan yang dikembangkan berdasarkan teori-tewori yang
lebih
kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya.
Rumusan Masalah – Kerangka Pemikiran -
Hipotesis

PERTANYAAN KERANGKA HIPOTESIS /


RUMUSAN MASALAH PEMIKIRAN HIPOTESIS KERJA

Mempertanyakan Mengemukakan teori- Jawaban sementara


variabel-variabel atau teori yang relevan terhadap pertanyaan
aspek-aspek yang akan untuk menjawab dalam Rumusan
dianalisis / dipelajari Masalah berdasarkan
pertanyaan dalam
dalama penelitian teori dalam Kerangka
Rumusan Masalah
Pemikiran
Unit Analisis
a. Kelompok  lembaga: Rumah Tangga, Seksi, Bagian, Dinas, Komisi,
Fraksi, Jurusan, atau unit kerja lainnya:
 Semua unit kerja yang ada di pemerintahan yang jadi
respondennya pimpinan dari unit kerja yang bersangkutan
b. Individu  personal atau anggota dalam populasi dan sampel terpilih:
 semua pegawai atau anggota dari lembaga atau unit kerja adalah
unit analisiss

Contoh:
 Unit analisis kelompok: Analisis Pengorganisasian, Reorganisasi,
Pengembangan Oganisasi, Koordinasi, dsb
 Unit analisis individu: Analisis Kepemimpinan, Semangat Kerja,
Motivasi, Disiplin, Kinerja, Budaya Organisasi, dsb.
POPULASI DAN SAMPEL

 Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualita dn karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudianditarik kesimpulan.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang di miliki oleh subyek dan obyek.

 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin memepelajari semua yang
ada pada populasi, misalnnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dar isampel itu, kesimpula akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).Kriteria sampel representatif; 1) Akurasi: sejauh mana statistik sampel
dapat mengestimasi parameter populasi dengan tepat. 2) Presisi: sejauh mana hasil
penelitia berdasarkan sampel dapat merefleksikan realitas populasinya dengan teliti.
 Populasi adalah lembaga, organisasi, unit kerja, atau sasaran penelitian
 disebut juga Universe
 Sampel adalah bagian populasi yang dianggap mewakili seluruh
anggota pulasi
 yang utama diwakili adalah karakteristik

A B C G
F H
D E POPULASI
I K M O
N P
J L
PROBABILITY NON-PROBABILITY
. Tebakan . Quota

. Undian . Area
. Cluster
. Tabel Random
. Stratified
. Proporsional
. Purposive
Judgement

HOMOGEN HETEROGEN

MULTI STAGE SAMPLING


PENGGUNAAN LOGIKA DALAM
PENARIKAN SAMPEL
 Ketidak tepatan terminologi:
 Sampel jenuh?
 Total sampel?
 Alasannya: Karena semua anggota populasi dijadikan
responden  SENSUS

 Logika jumlah:
 5-10 % & 15-20 % (Aikunto)
 makin besar anggota populasi makin kecil sampel yang
diambil
 Kalau jumlahnya sekitar 100 unit?
Pemilihan Sampel
Beberapa Terminologi Yang Sering Digunakan
Para peneliti sering menggunakan beberapa istilah atau jargon
teknis dalam penelitian. Terminologi yang dimaksud adalah :
ELEMEN
Unit di mana data yang diperlukan akan dikumpulkan. Elemen
dapat dianalogikan sebagai unit analisis
Populasi
Kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang,
objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (kuncoro. 2001:
Bab 3). Suatu populasi, sebagai contoh, meliputi :
• Semua angkatan kerja yang bekerja di Indonesia
• Semua pemilih yang tercatat di Propinsi di Indonesia
• Semua mobil yang diproduksi tahun yang lalu di Indonesia
• Semua stok suku cadang yang dimiliki oleh Astra Grup
• Semua jaringan outlet penjualan yang dimiliki oleh Es Teler 77
• Semua kecelakaan yang terjadi di jalan tol Jakarta-Merak
selama musim liburan
Unit Pengambilan Sampel
Sekelompok elemen yang tidak tumpang tindih
dengan populasi

Kerangka Sampel
Reperesentasi fisik dari objek, Individu,
Kelompok, yang sangat penting dalam penentuan
sampel

Sampel
Suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi.
Misalnya, suatu perusahaan sedang diaudit tingkat
kesalahan dalam pencatatan rekeningnya.
Daripada mengamati semua rekening dalam suatu
perusahaan yang jumlahnya, misalnya 5.500
rekening, seorang auditor bisa saja memilih dan
mengamati sampel hanya sebanyak 100 rekening
Alasan Pemilihan Sampel

Dalam penelitian, seorang peneliti seringkali menggunakan sampel


dengan beberapa pertimbangan. Inilah yang disebut dengan sampling,
yaitu proses memilih sejumlah elemen dari populasi yang mencukupi
untuk mempelajari sampel dan memahami karakteristik elemen
populasi (Sekaran, 2000 : 268).
1. Kendala Sumberdaya
Kendala waktu, dana dan sumber daya lain yang terbatas
jumlahnya. Penggunaan sampel akan menghemat sumberdaya
untuk menghasilkan penelitian yang lebih dapat dipercaya
daripada sensus
2. Ketepatan
Melalui pemilihan desain sampel yang baik, peneliti
akan memperoleh data yang akurat, dengan tingkat
kesalahan yang relatif rendah.
3. Pengukuran Destruktif
Kadang-kadang pengukuran yang dilakukan
merupakan pengukuran destruktif. Sebagai contoh,
apabila perusahaan kita memproduksi ban dan kita
harus menguji seberapa kemampuan tiap ban dalam
menyimpan udara dengan meniup setiap ban sampai
meletus, maka kita tidak memiliki lagi ban yang
dijual ke pasar.
Tahapan Pemilihan Sampel
Penentuan target Populasi

Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel

Penentuan Metode Pemilihan Sampel

Penentuan Prosedur Pemilihan Jumlah Sampel

Penentuan Jumlah Sampel

Pemilihan Unit Sampel Aktual

Pelaksanaan Penelitian
Karakteristik Sampel yang Baik
Sampel yang baik umumnya memiliki beberapa karakteristik.
Karakteristik yang dimaksud setidaknya meliputi :
1. Memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang
berhubungan dengan besaran sampel untuk memperoleh
2. Mengidentifikasikan probabilitas dari setiap unit analisis
untuk menjadi sampel
3. Memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh
(misalnya kesalahan) dalam pemilihan sampel daripada
harus melakukan sensus.
4. Memungkinkan peneliti menghitung derajat kepercayaan
yang diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dai
sampel statistika.
A. Beberapa Metode Pemilihan Sampel
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random sampling)
Sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit
penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel
2. Pengambilan Sampel Sistematis (Systematic Sampling)
Suatu metode pengmabilan sampel, dimana hanya unsur pertama saja
dari sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya
dipilih secara sistematis meirut suatu pola tertentu
Contoh : andaikan satuan-satuan elementer dalam suatu populasi
berjumlah 50, yang diberi nomor urut dari 1 sampai 50, dan besar
sampel yang akan diambil 10, maka :

50
k 5
10
3. Pengambilan Sampel Gugus Sederhana
(Simple Cluster Sampling)
Dalam praktek, kerangka sampel (sampling frame) yang
digunakan untuk dasar pemilihan sampel tidak tersedia
atau tidak lengkap, dan biaya untuk membuat kerangka
sampel tersebut terlalu tinggi. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka unit-unit analisa dalam populasi
digolongkan ke alam gugus-gugus yang disebut clusters,
dan ini akan merupakan satuan-satuan darimana sampel
akan diambil. Jumlah gugus yang diambil sebagai sampel
harus secara acak. Kemudian unsur-unsur penelitian
dalam gugus–gusus tersebut
Misalnya, seorang peneliti ingin meneliti besarnya
penapatan per bulan dari tiap-tiap keluarga di suatu desa.
Karena tidak terdapat data mengenai jumlah keluarga di
desa tersebut, maka desa tersebut dibagi menjadi dukuh-
dukuh. Dukuh itu dijadikan gugus atau unsur sampling.
Dukuh yang ada diberi nomor, dan dipilih secara acak
sebuah dukuh atau lebih sebagai sampel. Karena unsur
penelitian adalah keluarga atau Rumah Tangga, maka
semua Rumah Tangga yang ada dalam gugus yang terpilih
yang diteliti
5. Pengambilan Sampel gugus Bertahap (dua atau
lebih)
Dalam praktek sering kita jumpai populasi yang
letaknya sangat tersebar secara geografis, sehingga
sangat sulit untuk mendapatkan kerangka sampel
dari unsur-unsur yang terdapat dalam populasi
tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka unit-unit
analisa dikelompokkan ke dalam gugus-gugus yang
merupakan satuan-satuan darimana sampel akan
diambil. Pengambilan sampel melalui tahap-tahap
tertentu. Jadi satu populasi dapat dibagi-bagi dalam
gugus tingkat pertama; gugus-gugus tingkat kedua;
dan gugus-gugus tingkat kedua masih dapat pula
dibagi dalam gugus-gugus tingkat yang lebih lanjut
6. Pengambilan Sampel Wilayah (Area Sampling)
Cara lain dalam pengambilan sampel bagi populasi
yang tidak dapat dibuat kerangka sampelnya ialah
dengan pengambilan sampel wilayah. Untuk ini
dibutuhkan peta atau potret udara yang cukup jelas
dan terperinci dari wilayah yang akan diteliti
Seluruh wilayah penelitian yang terdapat dalam peta
atau potret udara dibagi dalam segmen-segmen
wilayah yang mengandung jumlah unit penelitian. Jika
jumlah unit penelitian dalam setiap segmen wilayah
tidak dapat diketahui atau diduga, maka boleh juga
misalnya menggunakan satuan-satuan blok
perumahan, pertokoan, atau blok sensus.
7. Pengambilan sampel Purpossive dan Quota
sampling
Metode pengambilan sampel yang tidak acak,
misalnya Purpossive sampling dan Quota sampling.
Memilih sub grup dari populasi sedemikian rupa
sehingga sampel yang dipilih mempunyai sifat yang
sesuai dengan sifat-sifat populasi. Jadi harus
mengetahui lebih dulu sifat-sifat populasi tersebut dan
sampel yang akan ditarik diusahakan supaya
mempunyai sifat-sifat populasi tersebut.
Walaupun hasil penelitian dari sampel semacam ini
tidak dapat digunakan sebagai dasar dari test statistik,
tetapi hasil yang didapat tidak jauh menyimpang dari
sifat-sifat populasinya (Miller, 1970 : 56). Contoh,
Penelitian terhadap bentuk dan perilaku mobilitas
penduduk pada masyarakat padi sawah di kabupaten
Bantul dan Sleman yang dilaksanakan oleh I.B.
Mantra pada tahun 1975 (Mantra, 1978: 50).
Untuk mengatasi masalah di atas pemilihan dua
dukuh penelitian diadakan secara purposive
mengingat :
1. Kedua kabupaten tersebut mempunyai tiga
bentuk mobilitas penduduk, yaitu nglaju
(commuting), sirkulasi (circulation), dan
imigrasi (migration).
2. Penduduk yang umumnya terdiri dari petani
subsistance
3. Merupakan daerah persawahan yang subur
4. Merupakan masyarakat dengan kebudayaan,
cara hidup, dan organisasi sosial yang sama.
B. Besarnya Sampel
Empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
besarnya sampel dalam suatu penelitian adalah :
 Derajat Keseragaman ( degree of homogenity) dari populasi.

Makin seragam populasi itu, makin kecil sampel yang dapat


diambil
 Presisi yang dikehendaki dari penelitian. Makin tinggi tingkat

presisi (ketepatan/ketajaman) yang dikehendaki, makin besar


sampel yang harus diambil.
 Rencana Analisis. Adakalanya besarnya sampel sudah mencukupi

sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan


dengan kebutuhan analisa, maka jumlah sampel tersebut kurang
mencukupi.
 Tenaga, biaya & waktu. Kalau menginginkan presisi yang tinggi

maka jumlah sampel harus besar. Tetapi apabila dana, tenaga dan
waktu terbatas, maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel
yang besar, dan ini berarti bahwa presisinya akan menurun.
C. Jenis Data
1. Data kuantitatif vs kualitataif
Data Kuantitatif : Data yang diukur dalam suatu skala numerik
(angka)
- Data interval : Data yang diukur dengan jarak di antara
dua titik pada skala yang sudah diketahui. Sebagai
contoh : suhu udara dalam celcius berkisar anatara
interval 0 derajat hingga 100 derajat; nilai GMAT
atau TOEFL bagai mahasiswa yang mau belajar di luar
negeri; jumlah bulan dalam satu tahun
- Data rasio : Data yang diukur dengan suatu proporsi.
Sebagai contoh : persentase jumlah penganggur di
propinsi X; nilai inflasi Indonesia pada tahun 2000
- Data Nominal: Data yang dinyatakan dalam bentuk
kategori
- Data Ordinal : Data yang dinyatakan dalam bentuk
kategori, namun posisi data yang tidak sama
2. Data Menurut Dimensi Waktu
Data Runtut : data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada (time-
series) suatu variabel tertentu
Data harian : Misalnya data kurs Rp / US$ setiap hari, data indeks harga
saham per hari.
Data mingguan : Misalnya data pengunjung rumah sakit setiap minggu (7 hari)
Data bulanan : Misalnya data suku bunga deposito dengan jangka waktu
satu bulan (30 hari)
Data Kuartalan : Misalnya data penjualan setiap 3 bulan.
Data tahunan : Misalnya data penapatan nasional setiap tahun (12 bulan).
Data silang tempat: data yang dikumpulkan pada suatu waktu (cross section)
3. Data Menurut Sumber
Data Internal : Berasal dari dalam organisasi tersebut atau eksternal
(berasal dari luar organisasi).
Data Primer : Data yang diperoleh dengan survei lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data original.
Data Sekunder : Data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data
dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
4. Jenis Data Interval

Kuantitati
f Rasio

Kualitatif Nominal

Data Ordinall

Runtut
Waktu
Dimensi Waktu Silang Tempat

Pooling

Internal

Eksternal
Sumber
Primer

Sekunder
3. Data Sekunder sebagai Sumber Informasi yang diperoleh dari
Berbagai Sumber

Distribusi Tradisional Data Sekunder

Jalur tidak langsung Jalur langsung


dengan perantara

Penyedia Informasi Penyedia Informasi


(Pemerintah) (Pemerintah)

Perpusatakaan
(penyimpanan dokumen
& buku milik
pemerintah)

Perusahaan Pemakai Perusahaan Pemakai


Pengukuran dan Desain
Instrumen
1. TEKNIK PENGUKURAN
Aturan dan prosedur yang digunakan untuk menjembatani antara
apa yang ada dalam konsep dengan apa yang terjadi di dunia
nyata.
2. DESAIN INSTRUMEN
Penyusunan instrumen pengumpulan data untuik mendapatkan
data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah penelitian.
3. KOMPONEN PENGUKURAN
Ada tiga komponen yang dibutuhkan dalam setiap pengukuran,
yaitu: (1) kejadian empiris (empirical events) yang dapat diamati;
(2) penggunaan angka (the use of numbers) untuk
menggambarkan
kejadian tersebut;
(3) sejumlah aturan pemetaan (set of mapping rules).
Kejadian empiris merupakan sejumlah ciri-ciri dari objek, individu
atau kelompok yang dapat diamati. Contoh, bila kita ingin
mempelajari hubungan antara jenis kelamin administrator dan
kepuasan kerja bawahan-bawahannya.
4. Penggunaan angka
Komponen pengukuran kedua adalah penggunaan angka
untuk menggambarkan kejadian empiris. “Angka” adalah numetik
atau simbol-simbol lain yang digunakan untuk mengidentifikasi.
5. Pengukuran
Komponen terakhir yang penyting dari setiap pengukuran adalah
sejumlah aturan pemetaan, yaitu pernyataan yang menjelaskan
arti angka terhadap kejadian empiris. Misalnya, dalam kasus di
atas, aturan pemetaan mengenai jenis kelamin administrator
memberikan angka 1 bila pria dan angka 2 bila wanita. Sementara
untuk kepuasan kerja bawahan, aturan pemetaannya adalah - 2
bila sangat tidak puas, - 1 bila tidak puas, 0 bila netral (puas/tidak
puas), 1 bila puas, dan 2 bila sangat puas. Aturan-aturan ini
menggambarkan dengan gamblang ciri-ciri apa yang kita ukur.
Aturan-aturan pemetaan disusun oleh penelitian untuk tujuan
studi.
6. Tabel contoh hubungan antara 3 komponen pengukuran
Mengukur jenis kelamin administrator Mengukur kepuasan kerja bawahan

Kejadian Aturan pemetaan Angka Angka Aturan pemetaan Kejadian


empiris empiris

Jenis Angka 1 jika pria 1 atau -2,-1, -2 bila sangat tidak Kepuas
kelamin Angka 2 jika 2 0,1, puas an kerja
administrato wanita atau 2 -1 bila tidak puas bawaha
r 0 bila netral n
1 bila puas
2 bila sangat puas

-2
-1
0
1 JOHAN
+1
+2
SOMA -2
-1
2 0
+1 RENA
+2

-2
-1
0
1 ANDI
+1
+2
SUMI -2
-1
2 0
+1 SEKAR
+2
7. SKALA PENGUKURAN
Dalam mengevaluasi skala pengukuran, harus
diperhatikan dua hal: (1) validitas; (2) reliabilitas.
Validitas
Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa
yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya
diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak
bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan
apa yang seharusnya dilakukan. Secara konseptual, dibedakan 3
macam jenis validitas (Sekaran, 2000: 207-8), yaitu: validitas isi
(contens validity), validitas yang berkaitan dengan kriteria
(criterion-related validity), validitas konstruk (construct validity).
1.Validitas isi(contens validity)
Validitas isi memastikan bahwa ukuran telah cukup memasukkan
sejumlah item yang representatif dalam menyusun sebuah
konsep. Semakin besar skala item dalam mewakili semesta
konsep yang diukur, maka semakin besar validitas isi. Dengan
kata lain, validitas isi adalah sebuah fungsi yang menunjukkan
seberapa baik dimensi an elemen sebuah konsep digambarkan.
Menguji Kenbaikan Ukuran; Bentuk Reliabilitas dan Validitas

Stabilitas
P arallel-reliabilityform
R eliabilitas
(akurasi
ukuran) Interitem consistency reliability
K ebaikan
(G oodness)
data K onsistensi
Validitas
(apakah kita Split-half
m engukur hal
yang benar)

Validitas Validita s yang C ongrue nt validity


logis (isi) berkaitan dengan (kon struk)
kriteria

F ace validity P rediktif C on curent C onverg ent D iskrim inan


2. Validitas yang berkaitan dengan kriteria (Criterioa-related Validity)

Validitas yang berkaitan dengan kriteria terjadi


ketika sebuah ukuran membedakan individual
pada kriteria yang akan diperkirakan. Hal ini dapat
dilakukan dengan menetapkan concurrent validity
atau predictive validity.
concurrent validity terjadi ketika skala yang
ditetapkan dapat membedakan individual yang
telah diketahui berbeda, sehingga, skor untuk
masing-masing instrumen harus berbeda. Contoh,
jika ukuran etika kerja dikembangkan dan
diterapkan pada sekelompok masyarakat yang
hidup dari jaminan.
Tabel Empat Tingkat Pengukuran

Tingkat Deskripsi Dasar operasi Jenis Jenis statistik


empiris penggunaan

Deskriptif Inferensi

Nominal Penggunaan angka untuk Penentuan persamaan Klasifikasi Persentase Nonparametrik


  mengidentifikasi objek, atau ketidaksamaan      
  individu, kejadian, atau        
  kelompok        
           
Ordinal Selain untuk identifikasi, Penentuan lebih besar Rangking/ Median Nonparametrik
  angka memberi informasi atau lebih kecil. skoring (rata-rata (parametrik)
  tentang jumlah     dan  
  karakteristik yang dimiliki     varians)  
  suatu kejadian, objek, dan        
  lain-lain secara relatif.        
           
  Memiliki semua sifat-sifat        
Interval skala nominal dan ordinal Penentuan persamaan Ukuran yang Rata-rata Parametrik
  serta interval antara dua interval. lebih disukai varians  
  titik yang sama.   untuk konsep/    
      konstruksi    
      yang    
      kompleks.    
  Menggabungkan semua        
Rasio sifat-sifat skala nominal, Penentuan persamaan Bila tersedia Rata-rata Parametrik
ordinal, dan interval, serta rasio. instrumen geometrik
memasukkan titik nol. yang tepat (rata-rata
harmonik)
Validitas konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh
dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori dimana pengujian
dirancang. Hal ini dinilai dengan convergent validity dan discriminant
validity. Convergent validity terjadi ketika skor yang dihasilkan oleh
dua buah instrumen yang mengukur konsep yang sama memiliki
korelasi yang tinggi. Discriminant validity terjadi ketika berdasarkan
teori, dua buah variabel diperkirakan tidak berkorelasi, dan skor
pengukuran yang dihasilkan juga menunjukkan tidak berkorelasi
secara empiris.
Tabel jenis-jenis Validitas
Validitas Deskripsi
Content validity Apakah ukuran telah cukup mengukur sebuah konsep?

Face validity Apakah “ahli” mengesahkan bahwa instrumen telah mengukur apa yang
seharusnya diukur?

Criterion-related validity Apakah ukuran dibedakan sehingga dapat membantu dalam memprediksi variabel
kriteria?

Concurrent validity Apakah ukuran dibedakan sehingga dapat membantu dalam


memprediksi variabel kriteria saat ini?

Predictive validity Apakah ukuran dibedakan untuk membantu memprediksi kriteria masa depan?

Construct validity Apakah instrumen yang ada sesuai dengan konsep teori?

Convergent validity Apakah kedua instrumen dalam mengukur konsep berkorelasi tinggi?

Discriminant validity Apakah ukuran memiliki korelasi yang rendah dengan variabel
yang seharusnya tidak berhubungan dengan variabel?
Sumber; Sekaran (2000: 209)
Reliabilitas

• Reliabilitas: Konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala


pengukuran)
1. Test-retest reliability: Koefisien reliabilitas yang diperoleh dari
pengulangan pengukuran konsep yang sama dalam dua kali
kesempatan.
2. Reliabilitas bentuk pararel: Respon dari dua pengukuran yang
sebanding dalam menyusun konstruk yang sama memiliki
korelasi yang tinggi.
3. Konsistensi internal ukuran: indikasi homogenitas item-item
yang ada dalam ukuran yang menyusun konstruk.
4. Reliabilitas konsistensi antar item: Konsistensi jawaban
responden untuk semua item dalam ukuran.
5. Split-half reliability: Korelasi antara dua bagian instrumen.
MENYUSUN KUESIONER
Dalam menyusun kuesioner, peneliti harus
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Apakah pertanyaan itu perlu?
2. Bagaimana pertanyaan itu sebaiknya diajukan?
3. Apakah bentuk pertanyaan terbuka ataukah tertutup?
4. Bagaimana seharusnya pertanyaan itu dirumuskan?
5. Bagaimana format jawaban disusun?
6. Apa teknik skala uang sebaiknya digunakan/
Pertama: rating scales (skala penilaian)
(a). Graphic rating scales
(b). Itemmized rating scales
(c) Comparative rating scales
kedua: attitude scales
(a). Likert scale
(b). Semantic differential
Pemilihan kata sifat atau frase berdasarkan perilaku objek,
orang, atau kejadian. Contoh: “Nilailah hamburger jenis BigMac dalam
dimensi berikut ini”:
Manis : _ : _ : _ : _ : _ : _ : _ : Asin
Tidak enak : _ : _ : _ : _ : _ : _ : _ : Enak
Murah : _ : _ : _ : _ : _ : _ : _ : Mahal
Stanley Payne, dalam buku The art of Ouestions (1979),
memberikan pedoman yang harus diingat dalam menyusun
desain instrumen dan skala yang baik:
1. Pahami betul masalah penelitian sebelum
menyusun skala pengukuran.
2. Susunlah pertanyaan sehingga mudah dimengerti
oleh responden.
3. Kaitkan jenis pertanyaan (terbuka, dikotomi,
multikotomi) dengan tingkat pemahaman
responden (jika pendapat kurang jelas gunakan
pertanyaan terbuka; jika pendapat sudah jelas
gunakan nbeberapa alternatif pertanyaan
tertutup/pilihan berganda).
4. Pertimbangkan semua asumsi/anggapan secara implisit
dalam pertanyaan.
5. Pilihlah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dengan
tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian. Namun selalu
dipertanyakan apakah pertanyaan terbuka adalah cara
yangterbaik untuk memperoleh jawaban.
6. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang bersifat dikotomi dan
pilihan berganda, usahakan agar jawabannya tidak berkaitan
satu sama lian. Jika hal ini tidak mungkin, berikan jawaban
yang dapat merangkum dua atau lebih jawaban.
7. Buatlah cara untuk mengatasi jawaban :Tidak tahu” dan
“Netral(Tidak berpendapat”)dalam skala pengukuran.
8. Hindari pertanyaan bermakna ganda di mana dua atau lebih
masalah ditanyakan dalam pertanyaan yang sama. Usahakan
hanya satu masalah yang ditanyakan dalam suatu pertanyaan.
9. Susunlah instruksi secukupnya, mudah dibaca, dan dapat
dimengerti oleh responden.
10.Jangan memandang rendah responden.
11.Gunakan tata bahasa yang baik dalam mengajukan
pertanyaan, namun juga jangan terlalu formal.
12.Hindari pertanyaan-pertanyaan yang panjang dan kompleks.
Buatlah pertanyaan sesederhana mungkin.
13.Gunakan kata-kata yang mudah dalam menyampaikan apa
yang anda ingin sampaikan.
14.Hindari jargon/istilah khusus yang kurang dipahami oleh
konsumen.
15.Gunakan contoh-contoh secara hati-hati dalam mengajukan
pertanyaan.
16.Garis bawahi kata-kata penting yang perlu ditekankan.
17.Hilangkan pertanyaan dan jawaban yang berulang-ulang dan
tidak perlu.
18.Tahanlah pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang
sulit serta sensitif hingga akhir bagian dari kuesioner.
19.Perhatikan waktu dan privacy responden.
20.Lakukan pratest sebelum mengumpulkan data yang
sebenarnya.
21.Jangan lupa katakan terima kasih pada akhir pertanyaan
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 TEHNIK DATA KEPUSTAKAAN (DATA SEKUNDER)


 TEHNK DATA LAPANGAN (DATA PRIMER)
- Observasi
- Interview/Wawancara
- Angket/Kuesioner
- Dokumentasi
Data Primer dan Data Sekunder
Data
(jamak)
Data Primer Data Sekunder
(Data yang dikumpulkan dari (Data yang sudah diolah
tangan pertama dan secara
dan dipublikasikan)
langsung dari lapangan):
. Dikumpulkasn melalui angket
atau kuesioner
. Dokumen dari Tangan
pertama, a.l. catatan harian,
riwayat hidup, foto/gambar,
arsip, kontrak kerja, dls

Diolah /
Pengumpulan data :
Cara yang umum dalam mengumpulkan data kualitatif adalah
observasi atau pengamatan (terutama pengamatan
terlibat) dan wawancara---selain itu juga menggunakan
data sekunder.

Participation observation is just one method of conducting


qualitative research to describe what happens, who or
what are involved, when and where things happen, how
they occur, and why things happen as they do from the
point of view of the participants (Jorgensen, 1989).

Participant observation is useful for studying almost every


aspect of human existence pertaining to human meanings
and interactions from the insiders’ persepective .....it is
particularly useful when : liitle is known about the
phenomenon; views of insiders and outsiders are
opposed or stereotyped; the phenomenon is somehow
hidden from the view of outsiders (Jorgensen, 1989).
Observasi :

Ada lima alasan mengapa perlu dilakukan pengumpulan data


dengan pengamatan (Bernard, 1988)---terutama
pengamatan terlibat (partisipant observation) :

 1. Pengamatan terlibat bukan semata-mata suatu cara


pengumpulan data kualitatif---dalam kenyataannya
pengamatan terlibat bukan benar-benar metode
melainkan strategi yang memfasilitasi pengumpulan data
di lapangan

 2. Pengamatan terlibat mengurangi persoalan


reaktifitas---orang-orang mengubah perilakunya ketika
mengetahui sedang diamati---hal ini seringkali
mempengaruhi validitas data/penelitian
Observasi :

 3. Pengamatan terlibat membantu peneliti memformulasi


pertanyaan-pertanyaan sensitif dalam bahasa lokal

 4. Pengamatan terlibat memberikan kepada sipeneliti


suatu pemahaman intuitif tentang apa yang sedang terjadi
pada suatu masyarakat/kebudayaan yang diteliti dan
memungkinkan peneliti berbicara dengan yakin arti data

 5. Banyak masalah penelitian tidak dapat


dipecahkan/didekati secara memadai oleh cara apapun
kecuali pengamatan terlibat
Participant observation :

 What is participant observation ?

 Participant observation is the foundation of


qualitative research---”going native”---it involves
getting close to the people and making them more
comfortable enough with your presence so you can
observe and record information about their lives---
learning to act so that people go about their
business as usual when you show up.
Participant observation :

 All participant observation is fieldwork---but


not all fieldwork is participant observation---
go door to door and do a series face to face
interviews ---this a field research but it is not
participant observation

 If you go to native market in community and


monitor the behavior of patrons and clients as
they go through their transaction---that is a
field research but it is not participant
observation---it just plain observation
Participant observation :

 How much time does it take ?

 Most basic anthropological research is done over a


period of about a year. But a lot of participant
observation studies are done in a matter of weeks
(Bernard, 1995)----going to the field situation armed
with a list of questions that you want to answer and
perhaps a checklist of data that you need to
collect---see Chambers (1991) participatory rural
appraisal takes the people fully confidence as
research partners.
Participant observation :

 At the extreme low end it is possible to do


participant observation in just few days ---the reason
you could do this is because you already picked up the
nuances of etiquette from previous experiences
(Bernard, 1994)----participation observation would
help you intelectualize what you already know.

 The amount of time that you spend in the field doing


participant observation research does make a
difference---however, in what you are likely to find.
Participation observation :

 Validity-again :
 There are at least five reasons for insisting
on participant observation in the conduct of
scientific research:
 1. Participant observation makes it possible
to collect different kinds of data
 2. Reduces the problem of reactivity---
people changing behavior
 3. Helps to formulate sensible questions in
native language and face to face interview
Participation observation :

 Validity-again :
 4. Gives an intuitive understanding of what is going
on in a culture and allows you to speak with
confidence about the meaning of data. Participant
observation makes it possible to collect both
quantitative survey data and qualitative interview
data from a representative sample of population.
Qualitative and quantitative data inform each other
and produce insight.

 5. Many research problems simply cannot be


addressed adequately by anything except
participant observation
Entering the field :
 There are five rules to follow :

 1. No reason to select a site that is difficult to enter


when equally good sites are available that are very
easy to enter
 2. Get into the field with plenty of written
documentation about yourself and your project
 3. Do not try to wing it---unless you absolutely have to.
Use personal contact to help you make your entry into
a field site.
 4. Be honest, be brief, and be consistent---if you try
to play any role other than yourself---you will just get
worn out
 5. Spend time getting to know the physical and social
layout of your field site
The skills of a participant observer :

 1. Learning the language


 2. Building explicit awareness; tell them who are you
 3. Building memory
 4. Develop your skill at being a novice---at being some
one who genuinely wants to learn a new culture
 5. Building writing skills
 6. Hanging out to build trust and trust results in
ordinary conversation and ordinary behavior in your
presence
 7. Objectivity by transcending our biases
The stages of participation observation :

 1. Initial contact
 2. Shock---culture shock; feel lonely etc.
 3. Discovering the obvious
 4. The break
 5. Focusing
 6. Exhausting, the second break, and frantic activity
 7. Leaving the field
Wawancara :

Dalam pengumpulan data, wawancara merupakan cara


paling umum dilakukan. Bernard (1988) membagi
teknik wawancara menjadi empat:

1. Wawancara informal (informal interviewing)---yaitu


cara wawancara yang dicirikan tidak
terstrukturnya wawancara---proses wawancaranya
dapat terjadi secara tidak sengaja

2. Wawancara tidak terstruktur (unstructured


interview)---proses wawancara yang direncanakan
dengan mewawancarai informan---namun dalam
pelaksanaannya tidak terlalu diatur/dikontrol issue
yang akan ditanyakan disiapkan terlebih dahulu.
Wawancara :

3. Wawancara semistruktur (semistructured


interviewing)---yaitu wawancara yang dilakukan dengan
issue yang disiapkan dan dalam prosesnya bersifat agak
mengatur jalannya wawancara---dalam wawancara ini
digunakan pedoman wawancara yang berisi hal-hal yang
perlu ditanyakan secara sistematis.

4. Wawancara terstruktur (structured interviewing)---


yaitu wawancara yang dilakukan secara terstruktur
dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan
(interview schedule)---wawancara ini TERUTAMA
DIGUNAKAN UNTUK PENDEKATAN KUANTITATIF---
KURANG SESUAI UNTUK PENDEKATAN KUALITATI F
yang mengutamakan fleksibilitas.

Problem dalam wawancara: LEADING QUESTION....DO NOT


ASK QUESTIONS TO ELICIT ANSWERS TO SPECIFIC
QUESTIONS
FAKTOR-YANG YANG MEMPENGARUHI
WAWANCARA

SITUASI
WAWANCARA

PEWAWANCARA
(INTERVIEWER) INFORMAN

ISI / MATAERI
WAWANCARA
Analisis data kualitatif :

Analisis data dilakukan bersamaan dengan


pengumpulan data---artinya begitu
wawancara atau pengamatan pertama
dilakukan---proses analisis data dimulai.

Analisis data dalam pendekatan kualitatif


terdiri atas tiga alur kegiatan yang
bersamaan---yaitu reduksi data, display
(penyajian) data, dan penulisan kesimpulan
(Miles and Huberman, 1984).
PENGUMPULAN
DATA TAMPILAN
DATA

REDUKSI
KESIMPULAN/
DATA
VERIFIKASI

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN


(SUMBER: MILES & HUBERMAN, 1984)
Analisis data kualitatif :

Reduksi data---adalah proses pemilihan, focusing,


penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data
“mentah” yang ada dalam catatan lapangan.

Reduksi data dilakukan dengan cara membaca transkip


wawancara, catatan pengamatan atau dokumen yang
akan dianalisis lalu membuat catatan atau memo atas
data tersebut, ringkasan, dibuat pengelompokan data
(cluster) atau dibuat partisinya.

Tampilan data (display)---adalah kumpulan informasi yang


terorganisasi ---dengan display pembuatan kesimpulan
dapat dimungkinkan

Tampilan data yang umum adalah teks naratif, tampilan


lain adalah kutipan (quotes), matriks, tabel grafik,
bagan (chart atau flowchart), jaringan (network) dsb.
Analisis data kualitatif :

Pembuatan kesimpulan---adalah proses penyimpulan


dimulai sejak data pertama terkumpul---tetapi
peneliti “memperlakukannya” sebagai temuan
awal yang masih terbuka terhadap perubahan---
peneliti bersifat skeptis----kesimpulan akhir
baru muncul ketika tahap pengumpulan data
berakhir.

Analisis data kualitatif adalah proses yang


berlangsung secara terus menerus dan iteratif
atau cyclical (lihat gambar dimuka)
A FRAMEWORK FOR DESIGN-THE INTERCONNECTION OF
WORLDVIEWS, STRATEGIES OF INQUIRY, AND RESEARCH
METHODS

Philosophical Selected Strategies


Worldviews Of Inquary
Postpositive Qualitative strategies
Social construction (e.g., ethnography)
Advocacy/participatory Quantitative strategies
Pragmatic (e.g., experiments)
Mixed methods strategies
Research Designs (e.g., sequential)
Qualitative
Quantitative
Mixed methods

Reseatch Methods
Questions
Data Collection
Data analysis
Interpretation
Write-up
Validation Sumber : Creswell (2009)
KUANTITATIF : DAFTAR PERTANYAAN
 KUESIONER
 ANGKET
KUALITATIF : RESEACHER / OBSERVER
FUNGSI DAFTAR PERTANYAAN

1. Memperoleh data / informasi yang relevan


dengan tujuan penelitian dan sesuai dengan
pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah
2. Mengumpulkan data / informasi dengan tingkat
kebenaran dan keabsahan yang maksimal
(maximal reliability and validity)

bergantung pada kemampuan responden untuk


memberikan jawaban
PENGENALAN KARAKTERISTIK
RESPONDEN

1. Ketepatan dan validitas semabagai sumber


informasi / data
2. Untuk pemilihan instrumen yang akan
digunakan  angket atau kuesioner
3. Untuk menentukan bahasa yang digunakan
4. Kemungkinan menggunakan asisten
lapangan atau pewawancara (interviewer /
enumerator)
ASPEK-ASPEK YANG PERLU
DIPERHATIKAN
1. Materi yang akan ditanyakan
 menyangkut masalah yang akan diteliti dan penyesuaian dengan
operasionalisasi variabel serta indikator-indikator yang ditentukan
2. Membangun pertanyaan sesuai dengan materi yang ditentukan
 daftar pertanyaan yang akan dipilih: angket atau kuesioner
 bentuk pertanyaan: open, closed atau open-ended
3. Mempelajari & mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disusun
 try out daftar pertanyaan
 komunikatif atau dipahami responden
4. Mengatur layout pertanyaan
 prosedur menjawab
 sistimatis
1. Nama responden:
2. Status pekerjaan:
a. Bekerja
b. Tidak bekerja
3. Macam pekerjaan
4. Jumlah penghasilan
5. Ststus perkawinan:
a. Kawin
b. Janda / Duda
c. Tidak kawin
6. Punya anak:
a. Punya
b. Tidak
7. Jumlah anak:
BENTUK DAFTAR PERTANYAAN

1. Daftar pertanyaan terbuka (open


quentions)
2. Daftar pertanyaan tertutup (closed
questions)
3. Daftar pertanyaan kombinasi terbuka dan
tertutup (open-ended questions)
Contoh Daftar Pertanyaan
(Terbuka)
 Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu/Sdr
mengenai pemberantasan korupsi dewasa
ini?

…………………………………………..
(jawaban bisa bermacam-macam dengan
asumsi maksimal sebanyak jumalah
responden)
Contoh Daftar Pertanyaan
(Tertutup)
 Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu/Sdr mengenai
pemberantasan korupsi dewasa ini?

a. terlalu banyak prosedur


b. tidak jelas penyelesaiannya
c. tidak neyakinkan
d. bersifat tebang pilih
e. terkesan mundur maju
Contoh Daftar Pertanyaan
(Kombinasi Terbuka dan Tertutup)
 Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu/Sdr mengenai
pemberantasan korupsi dewasa ini?

a. terlalu banyak prosedur


b. tidak jelas penyelesaiannya
c. tidak neyakinkan
d. bersifat tebang pilih
e. terkesan mundur maju
f. …………………………… (sebutkan!)
Petunjuk Teknis dalam Penyusunan Daftar
Pertanyaan

1. Kalimat yang simpel dengan kata-kata yang dikenal


responden
2. Kejelasan maksud / makna setiap pertanyaan
3. Menggunakan kalimat langsung
4. Menghindari rangkap pengertian (semantik)
5. Tidak ada dua tujuan dalam satu pertanyaan
6. Tidak menggiring responden pada satu jawaban tertentu
(leading question)
7. Tidak berisi prasangka (a priori)
8. Kehati-hatian dalam menggunakan istilah yang mungkin
tidak sesuai dengan norma atau nilai sosial masyarakat
setempat
Operasionalisasi Variabel dalam Penelitian
Kuantitatif
 Variabel yang dipertanyakan dalam Rumusan Masalah dan
dinyatakan dalam Hipotesis dioperasionalkan menjadi dimensi-
dimenasi dan indikator-indikator yang ditampilkan dalam
Matrik/Tabel Operasionalisasi Variabel
 Mengoperasionalkan variabel menjadi dimensi-dimensi didasarkan
pada konsep teoritis yang dikemukakan dalam Kerangka Pemikiran
 Merinci dimensi menjadi indikator bisa didasarkan pada konsep
teoritis yang relevan dan pada informasi empirik
 Setiap indikator harus kongkrit dan terukur  bukan berupa
pernyataan yang bersifat deskriptif atau bersifat relatif
 Fungsi utama Opersionalisasi Variabel untuk menjadi dasar
penyusunan instrumen penelitian (Daftar Pertanyaan)  Jumlah
pertanyaan masing-masing dimensi minimal berdsarkan jumlah
indikatornya masing-masing
indikator

DIMENSI indikator

DIMENSI indikator

variabel

DIMENSI indikator

DIMENSI
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
Partisipasi 1. Ikut serta dalam perencanaan 1. Mengikuti pertemuan
Masyarakat 2. Memberikan masukan
3. Turut membahas
4. Menyetujui
2. Ikut serta dalam pelaksanaan 1. Terjun secara fisik
2. Menyumbang uang
3. Pemanfaatan hasil 3. Membantu material1.
1. Meperoleh materi
2. Perolehan imaterial
3. Penggunaan hasil
4. Pengawasan dan evaluasi 1. Ikut menilai
2. Pemeliharaan
3. Saran perbaikan
1. Produktivitas 1. Jumlah hasil
Efektivitas 2. Kualitas hasil
Pembangunan 2. Efisiensi 1. Waktu penyelesaian
Desa 2. Tenaga yg digunakan
3. Besarnya biaya
3. Kepuasan masyarakat 1. Pelayanan umum
2. Respon / tanggapan
3. Persepsi / opini
“LOGICAL ANALYSIS”

THE FOUNDATION OF
KNOWLEDGE

(Louay Safi)
PENGUJIAN TINGKAT
KEPERCAYAAN/VALIDITY
MELALUI PENYUSUNAN PROPOSISI :
 Simple Proposition
 Mahasiswa memperoleh skor 90
 Mahasiswa lulus
 Conditional Proposition
 Bila mahasiswa memperoleh skor 90 dia akan lulus
 Gabungan dua simple propositin
 Sufficient Conditional Proposition
 Bila mahasiswa memperoleh skor 90, rajin
membaca, mengikuti seminar-seminar, dan
memperoleh skor 90, dia akan lulus
 Gabungan banyak simple proposition
PENGUJIAN TINGKAT
KEPERCAYAAN/VALIDITY
MELALUI ARGUMENTASI: PENYUSUNAN
SILOGISME

Premis Mayor : Setiap manusia akan mati


Premis Minor : Sokrates adalah seorang manusia
Kesimpulan : Sokrates akan mati
PREMIS DENGAN STRUKTUR LAIN

 Reagan adalah presiden Amerika Serikat


yang telah dua kali masa jabatannya
 Setiap presiden Amerika Serikat hanya
direkomendasikan dua kali jabatan
 Oleh karena itu Reagan tidak bisa
direkomendasikan untuk diangkat
presiden Amerika Serikat
Pendekatan kualitatif dilakukan ketika peneliti
bermaksud mengungkap beberapa pokok persoalan:
 1. MEMAHAMI MAKNA TERTENTU (MEANING)

 Dalam hal ini, pengertian meaning mencakup kognisi, affect,


intentions, atau hal-hal lain yang dimaksud oleh si peneliti
sebagai perspektif partisipan.

 Dalam konteks pengelolaan kawasan berbahaya Gunung


Merapi, diperlukan pemahaman tentang misalnya apa “makna”
kawasan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

 Dalam konteks pengembangan pariwisata, cultural attractions,


diperlukan pemahaman tentang misalnya “makna” keberadaan
hutan larangan bagi masyarakat Kampung Naga di
Tasikmalaya. Pemahaman ini akan menjadi masukan bagi
perencanaan wisata: pola kunjungan wisata, dsb
 2. MEMAHAMI CONTEXT TERTENTU

– Memahami context tertentu di mana partisipannya melakukan


berbagai tindakan, dan memahami pengaruh dari context
tertentu itu terhadap tindakan-tindakan mereka (partisipan).

– Pengelolaan Taman Nasional Laut sering/mungkin dihadapkan


pada persoalan sosial berupa “perilaku-perilaku” masyarakat
yang “destruktif” terhadap kelestarian SDA yang menjadi
faktor penting dalam kegiatan wisata alam. Misalnya
penangkapan ikan dengan menggunakan bom/racun di kawasan
terumbu karang. Dalam hal ini, perencana harus memahami
mengapa hal seperti itu terjadi, dan bagaimana memecahkan
persoalannya agar semua pihak “diuntungkan”.
 3. MENGIDENTIFIKASI UNANTICIPATED PHENOMENA

– Mengidentifikasi gejala dan pengaruh yang tidak terantisipasi


sebelumnya, dan membuat teori-teori baru yang mengembangkan
teori sebelumnya.

– Dalam studi kuantitatif, misalnya tentang dampak ekonomi PHBM


terhadap kehidupan masyarakat, sering digunakan kuesioner atau
angket sebagai alat untuk mengumpulkan data. Daftar pertanyaan
ini, seringkali tidak dapat menghasilkan informasi yang lengkap
karena banyak gejala sosial yang tidak tercakup di dalam
kuesioner yang perlu ditanyakan kepada responden. Untuk
menghindari hal ini, eksplorasi dengan pendekatan kualitatif akan
sangat membantu mengungkap gejala sosial apa saja yang ada dan
perlu ditanyakan kepada informan untuk dilihat
kecenderungannya (regularities).
 4. MEMAHAMI PROSES

– Memahami proses terjadinya berbagai peristiwa dan tindakan.


Dalam hal ini ada yang menganggap bahwa yang menarik di dalam
studi-studi kualitatif adalah bukan semata-mata hasil studinya
(outcome) melainkan juga prosesnya, yaitu proses yang
mengarah kepada terjadinya hasil (outcome).

– Kajian tentang proses partisipasi masyarakat dalam pengelolaan


hutan.

– Kajian tentang bagaimana proses pengembangan wisata alam


yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan
pelaksanaannya.
 5. MEMBANGUN CAUSAL EXPLANATIONS

– Berbeda dari pendekatan kuantitatif yang mencoba


menjelaskan, misalnya "apakah dan sejauhmana variabel X
menyebabkan variabel Y", penelitian kualitatif mencoba
mempertanyakan "bagaimana X memainkan peranan dalam
menyebabkan terjadinya Y, proses apa yang mengaitkan X dan
Y".

– Contoh:
 Dinamika sosial dan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan irigasi.
 6. MENDESKRIPSIKAN POLA-POLA (PATTERN) TERTENTU

– Selain hal-hal diatas, pendekatan kualitatif sesuai untuk


digunakan ketika penelitian memerlukan informasi yang
menggambarkan pola-pola tertentu, misalnya pola relasi
kekuasaan (power) di dalam suatu masyarakat, pola penguasaan
dan ketergantungan terhadap sumber daya (alam/ekonomi)
serta pola pengelolaannya, pola pengelolaan limbah/sampah yang
dilakukan masyarakat atau industri, pola tata-niaga suatu
produk pertanian, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini, sulit atau
tidak sesuai dilakukan dengan pendekatan kuantitatif.

– Lebih dari itu, secara umum, menurut Patton (1990), metode


kualitatif memungkinkan si peneliti untuk melakukan studi
tentang issue tertentu secara mendalam dan terperinci.
Pendekatan Kuantitatif

 Bisa ditimbang dari prosesnya (bagaimana penelitian tersebut


dilaksanakan) dan dari produknya (gabungan dari analisis dan
interpretasi data dalam naratif.

 Kriteria dasar yang harus dimiliki penelitian kuantitatif:

1. Adanya design penelitian---tidak dengan ‘pikiran kosong’—tidak


menafikan pengetahuan sebelumnya—memiliki sejumlah
pengetahuan tentang topik disekitar pengetahuan yang akan
dikaji—tidak berangkat dari nol.
2. Proses (bagaimana penelitian dilaksanakan)—prosedur
penelitian harus dapat dipaparkan secara rinci dan
secara ketat diikuti demi terjaminnya keabsahan dan
otentisitas penelitian yang dilakukan (Maxwell, 1996)—
data penelitian diambil sejauh memungkinkan,
mengembangkan ‘thick description’, data yang
digunakan harus otentik dan diperoleh dengan cara
yang terpecaya—lengkapi dengan catatan proses.

3. Produk—kualitas dari hasil yang disajikan—empat gugus


kriteria untuk menilai kualitas, resonansi, retorika,
argumentasi dan aplikabilitas (Lincoln dan Guba, 1990)
Research design

Dalam merancang suatu penelitian ada lima hal penting yang


harus diperhatikan (Maxwell, 1996) :

 1. Tujuan penelitian (purpose)


 2. Konteks konseptual (conceptual context)
 3. Permasalahan/pertanyaan penelitian (research
questions)
 4. Metode
 5. Validitas (dalam banyak kasus ditulis di bagian metode).
Hubungan antara disain penelitian dan struktur
proposal (sumber Maxwell, 1996)

DESIGN PROPOSAL
Pendahuluan
Purposes
Conceptual Konteks
context penelitian

Research Permasalahan/
questions pertanyaan
penelitian

Method Metode

Validity Validitas
Latar belakang
 Suatu penelitian dimulai dari ketertarikan peneliti terhadap suatu
gejala atau berbagai gejala sosial—harus yakin gejala atau
phenomena yang diobservasi masih aktual dan relevan untuk
diteliti.
 Dapat dilakukan dengan membaca literature—menyangkut
penguasaan tingkat perkembangan disiplin ilmu terkait—atau
melalui sumber lain seperti pakarnya
 Gejala sosial tersebut dapat menjadi latar belakang dari suatu
penelitian dan mendorong peneliti untuk merumuskan masalah
penelitian.
 Argumentasi yang mendasari nilai kegunaan penelitian dan tingkat
urgensinya dilakukan penelitian—secara implisit harus terkandung
dalam jiwa perumusan penelitian
 Dalam bagian ini harus dinyatakan dengan jelas maksud/tujuan
(purposes) dari si peneliti baik personal purposes, practical
purposes, dan research purposes—ketiga tujuan tadi pada
praktiknya saling tumpang tindih.
Permasalahan/pertanyaan penelitian

 Dalam penelitian, peneliti memulai studi dengan pengalaman empiris


dan pengetahuan teoritis. Hal ini secara otomatis menghasilkan
pertanyaan tertentu tentang gejala yang akan dipelajari.

 Fungsi pertanyaan penelitian---untuk menjelaskan apa yang akan


dipelajari atau dicoba untuk dipahami secara khusus dalam konteks
disain penelitian.

 Pertanyaan penelitian berfungsi :


1. Membantu memusatkan perhatian studi
2. Menjadi pedoman tentang bagaimana melakukan penelitian.

 Pertanyaan penelitian adalah perwujudan dari perumusan masalah


penelitian. Perumusan masalah penelitian biasanya menguraikan gejala
sosial yang berlangsung pada kasus atau setting yang akan
diteliti.....the answer to a research question is a knowledge. The
research goal indicates what the knowledge obtained will be used for.
Konteks penelitian (Research context)

 Bagian ini sering disebut dengan kajian pustaka, namun


demikian istilah ini seringkali menyesatkan bila tidak
dipahami dengan benar. Banyak peneliti berfikir bahwa bagian
ini mereka harus menguraikan berbagai konsep/teori---namun
seringkali tidak memahami apa relevansinya ---sehingga
telaah tentang konsep/teori atau literature ini menjadi
semacam tempelan yang tidak jelas kaitannya dengan
penelitian.

 Bahkan ada juga yang berpendapat bagian ini berfungsi untuk


menunjukkan pengetahuan si peneliti tentang berbagai
kepustakaan dalam area studi tertentu---panjang tetapi
seringkali menjadi tidak relevan dengan pokok persoalan
penelitian.
Kegunaan kajian pustaka (Maxwell, 1996).

 Bukan semata-mata review atas sekumpulan literature---


melainkan untuk memperlihatkan keterkaitan penelitian
dengan teori/konsep yang ada dan atau penelitian yang
telah dilakukan dan bagaimana penelitian itu akan
memberikan kontribusi terhadap pemahaman suatu pokok
persoalan (issues).

 Untuk menjelaskan kerangka teoritis yang menjadi dasar


studi.

Dari gambaran tersebut penting bahwa kajian pustaka


bukan meringkas apa yang telah ada ---melainkan
mendasarkan /mengkaitkan studi dengan studi-studi
terdahulu yang relevan dan untuk memberikan gambaran
yang jelas mengenai pendekatan teoritis si peneliti
tentang gejala yang akan diteliti
Dalam penelitian kualitatif, literature termasuk teori
digunakan terutama untuk memahami what is going on in
the field and to discover theoritical perspectives,
including proper concepts untuk melihat fenomena yang
terjadi. Dalam penelitian kuantitatif, literature and
previously selected theory are used to deduce
hypotheses. These hypotheses or propositions are
testedby means of the research.

 Menurut Boeije, 2010. It is worth drawing our attention


to the use of theory in both type of research. Theory
here is viewed as an attempt to describe, understand and
explain a certain social phenomenon....the choice of
whether you test a theory or build one naturally
influences how the research is carried out.
Letak penulisan :

 Hal ini bisa dilakukan di awal; bagian terpisah dan


akhir laporan (Cresswell, 1994).

 Kajian pustaka di awal tulisan berfungsi untuk


‘membangun/merumuskan’ masalah penelitian; pada
bagian terpisah berfungsi menjadi dasar untuk
membangun kerangka studi (theoritical
framework) dan di akhir tulisan berfungsi sebagai
pembanding atau pertentangan (contrast)
terhadap hasil studi---cara terakhir, literatur
benar-benar digunakan secara induktif.
Kriteria dan cara menggunakan literatur dalam studi kualitatif

Penggunaan literatur Kriteria Contoh tipe metode yang


sesuai

Literatur digunanakan untuk Sejumlah literatur harus Biasa digunakan dalam setiap
“merumuskan” masalah di tersedia studi kualitatif
dalam bagian pendahuluan
atau bagian awal tulisan
Literatur disajikan dalam Pendekatan ini sesuai dan Pendekatan ini digunakan
bagian terpisah sebagai terutama diterima oleh oleh studi-studi yang
suatu “tinjauan kepustakaan” audience yang akrab dengan menerapkan latar belakang
pendekatan positivist teori dan literatur yang kuat
pada awal studi, seperti
etnografi atau studi-studi
teori kritis
Literatur disajikan di akhir Pendekatan ini cocok dengan Pendekatan ini digunakan
studi; literatur menjadi proses “induktif” dari oleh semua tipe disain
basis untuk membandingkan penelitian kualitatif, kualitatif, tapi sangat
atau mempertentangkan literatur tidak mengarahkan populer pada grounded
temuan-temuan studi studi, tetapi sebagai theory (lihat Schlegel, 1982)
pembantu ketika pola-pola
atau kategori-kategori
teridentifikasi
Pengumpulan data :

 1. Bukan probability sampling---probabilitas yang sama dapat


digeneralisasikan keseluruh populasi---ataupun convenience
sampling (non probability sampling, tidak memberikan kemungkinan
untuk melakukan generalisasi)---melainkan purposeful sampling
(sampel purposif) didasarkan atas kriteria tujuan dan manfaat.

 2. Kekuatan purposeful sampling terletak pada pemilihan kasus-


kasus yang kaya informasi (information rich cases) untuk studi
mendalam. Memilih orang yang memungkinkan peneliti mempelajari
beberapa isu sentral. Beda dengan probability sampling yang
dilakukan secara acak dan representative secara statistik.
Pengumpulan data :

Ada empat tujuan digunakan sampel purposif:

1. Mencapai keterwakilan (representativeness) dari setting,


individu-individu, aktifitas yang dipilih.
2. Menggambarkan secara memadai heterogenitas populasi
3. Memilih sampel untuk dengan sengaja menguji kasus-kasus
yang kritis terhadap teori yang dijadikan acuan studi
4. Membangun perbandingan-perbandingan untuk
menggambarkan alasan atas perbedaan yang terjadi antara
setting atau individu.
Pengumpulan data :

Walaupun ada an objection to the use of term ‘sample’


dalam pendekatan qualitative, tapi the term ‘sample’ is
widely used in qualitative research terminology (Boeije,
2010). In qualitive research the sample is intentionally
selected according to the needs of the study, commonly
referred to as ‘purposive sampling’ or ‘purposeful
selection’.

The case are specifically selected because they can reach us


a lot about the issues that are of importance to the
research (Cyone, 1997). All sample in qualitative research
have some features in common.

Sampling strategies in qualitative research typically aim to


represent a wide range perspectives and experiences,
rather than to replicate their frequency in wider
population (Ziebland and McPherson, 2006 dalam Boeije,
2010).
Pengumpulan data :

Patton (1990) menyebutkan 16 tipe sampel purposif yang


satu sama lain berbeda sesuai kegunaannya. Beberapa
diantaranya adalah:

1. Extreme or deviant case sampling---bertujuan


mempelajari manifestasi yang sangat tidak biasa dari
suatu fenomena, misalnya sukses yang menakjubkan,
kegagalan dalam pendidikan, krisis dsb.

2. Intensity sampling---bertujuan mempelajari kasus-kasus


kaya informasi yang terwujud pada suatu fenomena dengan
intensif tapi tidak ekstrim, misalnya kasus pelajar nakal
dsb.

3. Maximum variation sampling---mendokumentasikan variasi-


variasi yang unik atau berbeda yang muncul dalam proses
adaptasi terhadap kondisi yang berbeda.
Pengumpulan data :

4. Homogenous sampling---mendeskripsikan sub-kelompok


tertentu secara detail---misalnya elompok keluarga dengan
orang tua (wanita) tunggal. Focus group interview biasanya
digunakan dalam wawancara dengan kelompok ini.
5. Stratified purposeful sampling---menggambarkan
karakteristik kelompok-kelompok tertentu untuk
diperbandingkan.
6. Snowball or chain sampling---mengidentifikasi kasus-kasus
tertentu melalui sejumlah orang yang dihubungi secara
berangkai.
7. Criterion sampling---menggambarkan kasus dari kelompok
yang memenuhi kriteria tertentu---misalnya anak-anak
yang mengalami tindak kekerasan orang tua.
8. Opportunistic sampling---menggambarkan kasus-kasus yang
diketahui di lapangan dengan mewawancarai orang-orang
yang terkait dengan kasus-kasus itu, tanpa direncanakan
sebelumnya.
Jumlah informan
Jumlah informan dalam penelitian kualitatif tidak ada
aturan secara khusus---jumlahnya tergantung dari apa
yang ingin diketahui peneliti, mengapa hal tersebut
ingin diketahui, dan sumber daya apa yang dimiliki
untuk melakukan studi.

Namun demikian, tidak berarti bahwa peneliti bisa dengan


seenaknya menentukan jumlah informan yang sedikit
dengan tanpa penjelasan atau strategi yang dapat
menjaga validitas data atau penelitian

Salah satu masalah dengan sampling dalam pendekatan


kualitatif adalah apa yang disebut dengan Key
informant bias---kecenderungan peneliti untuk
menggantungkan sebagian besar informasi dari satu
atau sejumlah kecil informan. Padahal masyarakat
memperlihatkan keragaman----sementara homogenitas
tidak bisa dijadikan asumsi lagi.
Jumlah informan

Salah satu upaya mengatasinya dilakukan atas prinsip-


prinsip Triangulasi---triangulasi menyangkut empat hal
pokok :

1. Triangulasi data----yaitu memanfaatkan berbagai


sumber data

2. Triangulasi peneliti---yaitu melibatkan berbagai peneliti


yang berbeda latar belakang ilmunya

3. Triangulasi teori---yaitu menggunakan perspektif yang


berbeda untuk mengintrepetasikan satu set data.

4. Triangulasi metodologi---yaitu penggunaan berbagai


metode untuk mempelajari suatu persoalan.
Key informants

Relies on a few key informants rather than on a


representative sample but depends on two things---
choosing good informants and asking them things they
know about---in others words, we must select informants
for they competence rather than just for their
representativeness.

Good informants are people who you can talk to easily---who


understand the information you need---and who are glad
to give it to you or get it for you

Finding key informants---do not choose key informants too


quickly---allow yourself to go a wash in data for a while
and plays the field---check on their roles and statuses in
the community---be sure that the informants you select
do not prevent you from gaining access to other important
informants---informants sometimes lie
Reliability:

 Would the same results be obtained if a different observer


tried to answer the same research question using the same
research approach drawing upon a different sample at a
later point in time?
 Do you think a qualitative researcher would answer the
above question differently from a quantitative researcher?
Validity:

 Uraian ini menjelaskan upaya peneliti untuk


menghindarkan validity threat terhadap penelitian yang
dilakukan. Misalnya menguraikan cara pengumpulan data
dengan teknik triangulasi, proses analisis data dan
sebagainya.
 Persoalan validitas adalah persoalan yang utama dalam
disain penelitian---Maxwell menjelaskan bahwa yang
dimaksud validity merujuk pada kebenaran ( correctness)
atau kredibilitas (credibility) suatu deskripsi,
kesimpulan, penjelasan (explanation), interpretasi, atau
lainnya.
 Secara umum, validitas merujuk kepada persoalan
apakah penelitian yang dilakukan kita salah ?
Validity:
 Tiga tipe validitas:

 1. Ancaman terhadap deskripsi yang valid----ketidak akuratan


atau ketidaklengkapan data---apabila deskripsi yang
diobservasi atau diwawancara tidak akurat atau tidak valid---
maka interpretasi atau kesimpulan yang dibuat dari deskripsi
ini dipertanyakan.

 2. Ancaman terhadap interpretasi yang valid---terlalu


memaksakan kerangka pikir atau makna seseorang daripada
memahami perspektif orang yang menjadi objek kajian dan
makna yang melekat pada perkataan dan tindakan mereka.

 3. Ancaman terhadap validitas teori misalnya adalah tidak


mempertimbangkan penjelasan atau pemahaman alternatif
tentang fenomena yang dipelajari.
Validity:

 Secara khusus ada dua macam validity threats :

 1. Bias peneliti---berkaitan dengan pemilihan data


yang sesuai dengan teori atau konsep yang
dibangun---sehingga menghasilkan kesimpulan seperti
yang diharapkan peneliti.

 2. Bias reaktifitas adalah pengaruh dari kehadiran si


peneliti terhadap setting atau kelompok individu yang
dipelajari---misal informan memberikan jawaban yang
tidak akurat dalam wawancara---namun demikian
dengan teknik partisipasi observasi reaktifitas
bukanlah ancaman yang serius terhadap validitas.
MANFAAT KOMBINASI KUANTITATIF
& KUALITATIF
Patton (1990):
“Qualitative methods Quantitative methods, on
permit the evaluator to the other hands, require
study selected issues in the use of standarized
depth and detail. measures so that the
Approaching field-work varying perspectives and
without being constrained experiences of people can
by predetermined be fit into limited number
categories of analysis of predetermined
contributes to the depth, response categories to
openness, and detail of which numbers are
qualitative inquiry. assigned.”
Saefullah,
1992 DIRECT INFORMATION

QUANTITAIVE APPROACH QUALITATIVE APPROACH

ST. INTERVIEW SCHEDULE PARTICIPANT-OBSERVATION

FIELD ASSISTANTS RESEARCHER SPEC. FIELD ASSISTANT

U. ANALYSIS/RESPONDENT KEY PERSON/INFORMAN KEY PERSON/INFORMAN

FIELD DIARY NOTES RELATED PARTICIPANTS


DATA PROCESSING & INTERVIEW NOTES

FIELD SEMINAR
OBJECT DOCUMENTS
FIELD DATA INTERPRETATION
PREVIOUS STUDIES
REL. PUBLICATIONS
EXPLANATION
PEMILIHAN METODE PENELITIAN

METODE METODE
ATAU
KUANTITATI KUALITATIF
F
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

Metode kualitatif sebagai penunjang—metode tsb mempunyai


fungsi:

1. Sebagai sumber dugaan atau hipotesis yang akan diuji


dengan penelitian kuantitatif.

2. Pengembangan dan pemanduan instrumen penelitian misal


kuesioner

3. Interpretasi dan klarifikasi data kuantitatif


MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

Metode kuantitatif sebagai penunjang –metode tsb mempunyai fungsi

• Memberikan data latar belakang yang terukur untuk


mengkotekstualisasi studi intensif skala kecil

• Digunakan untuk menguji hipotesis yang dilepaskan oleh survei


kualitatif

• Memberikan landasan bagi sampling kasus dan kelompok


pembanding yang membentuk studi intensif
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

1. Logika triangulasi---temuan dari satu jenis studi dapat dicek


pada temuan yang diperoleh dari jenis studi lain—
memperoleh kesahihan temuan.

2. Penelitian kualitatif membantu penelitian kuantitatif---


penelitian kualitatif dapat membantu memberikan informasi
dasar tentang konteks dan subyek, berlaku sebagai sumber
hipotesis

3. Penelitian kuantitatif membantu penelitian kualitatif----


penelitian kuantitatif membantu dalam hal pemilihan subyek
bagi penelitian kualitatif
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

4. Penelitian kuantitatif dan kualitatif digabungkan untuk


memberikan gambaran umum-----penelitian kuantitatif
dapat digunakan untuk mengisi kesenjangan yang
muncul dalam studi kualitatif.

5. Struktur dan proses----penelitian kuantitatif terutama


efisien pada penelitian ciri-ciri struktural kehidupan sosial.
Studi kualitatif biasanya lebih kuat pada aspek
operasional. Kekuatan ini bisa dihadirkan bersama
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

6 Perspektif peneliti dan perspektif subjek----penelitian


kuantitatif biasanya dikemudikan oleh perhatian peneliti,
sementara penelitian kualitatif mengambil perspektif
subyek sebagai titik tolak

7. Masalah kegeneralisasian---kelebihan beberapa fakta


kuantitatif dapat membantu menyederhanakan fakta
ketika seringkali tidak ada kemungkinan menggeneralisasi
temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian kualitatif
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

8. Penelitian kualitatif dapat membantu interpretasi


hubungan antara ubahan---penelitian kuantitatif
dapat dengan mudah menentukan hubungan antar
ubahan, tapi lemah dalam mengungkap alasan bagi
hubungan tsb. Kualitatif dapat membantu.
MEMADU PENDEKATAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

9. Hubungan antara tingkat makro dan mikro----


penggunaan penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat
menjembatani kesenjangan makro dan mikro---kuantitatif
mengungkap ciri struktural kehidupan sosial skala besar,
kualitatif menyentuh aspek behavioral skala kecil.

10. Tahap dalam proses penelitian---penelitian kuantitatif dan


kualitatif bisa selaras untuk tahapan berbeda dari suatu
studi longitudinal
PENDEKATAN KUALITATIF
1. Fenomenologis, merupakan pendekataan dimana peneliti melakukan pengumpulan data dengan
observasi
2. Grounded Theory merupakan pendekatan dimana peneliti dapat menarik apa yang diamati
secara induktif.
3. Etnografi, merupakan pendekatan dimana peneliti melakukan studi terhadap budaya kelompok
dalam kondisi yang alamiah melalui observasi dan wawancara.
4. Studi kasus, merupakan pendekatan dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam
terhadap program, kejadian, proses terhadap satu atau lebih orang
5. Etnometdodologi, merupakan suatu teori dalam sosiolog, merupakan iyang mempelajari sumber-
sumber daya umum, prosedur dan praktek dimana anggotanya suatu masyarakat yang mengenal
objek atau peristiwa-peristiwa yang diteliti.
6. Biografi research, merupakan jenis penelitian yang meneliti siklus hidup seseorang dari
kelahiran hingga kematian.
7. Historical research, merupakan penelitian yang mengaplikasikan metode pemecahan ilmiah dari
perpektif historis suatu masalah.
8. Penelitian naratif merupakan pendekatan dimana peneliti melakukan studi terhadap satu orang
TEKNIK UJI INSTRUMEN PENELITIAN

1. KALIBRASI INSTRUMEN PENELITIAN


Untuk menguji item-item pertanyaan dari masing-masing variabel maka digunakan uji
persyaratan anailisis sebagai berikut :
a. Uji Validitas
Uji Validitas berhubungan dengan suatu pengujian item-item dalam kuesioner yang akan
digunakan. Dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi item, yaitu dengan menghitung
korelasi antar nilai keseluruhan yang diperoleh dari setiap butir pertanyaan dengan nilai
keseluruhan yang diperoleh atau skor totalnya. Skor total adalah skor yang diperoleh dari
hasil penjumlahan semua skor item pertanyaan.
Apabila skor item pertanyaan positif dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat
pengukuran tersebut mempunyai validitas. Uji validitas dinyatakan valid apabila : item
pertanyaan didapat rhitung > r tabel.
 b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah suatu uji yang menunjukan sejauh mana pengukuran itu dapat
memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengulangan pengukuran
terhadap subyek yang sama. Uji ini hanya dapat dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan yang
valid saja.
Dikatakan andal atau relialibel nilai   0,7 (www.ats.ucia.edu/stat/spss) atau nilai   0,6
2. UJI PERSYARATAN ANALISIS

a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji tingkat kenormalan dari item-item
pertanyaan dari masing-masing variabel. Dengan dilakukan uji Chi-square dengan
hasil pengolahan data sebagai berikut :
 
Kaidah :
 Chi-squarehitung > Chitabel (Ho) ditolak dan (Ha) Diterima

 Chi-squarehitung < Chitabel (Ho) diterima dan (Ha) Ditolak


α = 0,05 (5%)
 
b. Uji Homogenitas
 Pengujian Homogenitas data untuk mengetahui atau menguji bahwa kelompok data
atau varian berasal dari populasi yang homogen atau tidak atau dengan kata lain
menguji kesamaan varian dengan tingkat signifikasi lebih besar dari 0,05.
 
LANGKAH-LANGKAH UJI HIPOTESIS

 
 Menemukan formulasi Ho dan Ha. Menentukan alternative pengujian
(dua arah atau satu arah)
 Menetapkan taraf nyata (α ) atau tingkat keyakinan (1- α )
 Memilih uji statistic
 Menentukan daerah kritis (daerah penolakan Ho)
 Menghitung nilai statistic uji
 Membandingkan nilai statistic uji dengan daerah kritis
 Menarik kesimpulan.
TEKNIK ANALISIS DATA

Secara umum data yang telah terkumpul dapat di analisis melalui :


 Analisis Koefisien Regresi
 Analisis Koefisien Korelasi
 Analisis Koefisien Diterminand
 Analisis Uji t
 Analisis Uji Anova (F)
PERAN STATISTIK DALAM PENELITIAN
Statistika
Ilmu pengetahuan yg berhubungan dengan cara2 pengumpulan,
pengolahan, dan analisis data, serta penarikan kesimpulannya

Statistik
1. Kumpulan data, bilangan/non bilangan yg disusun dalam
tabel dan atau diagram yg melukiskan suatu persoalan,
biasanya diberi nama sesuai objek yg dijelaskannya. Ex:
Statistik kependudukan, pendidikan, pertanian, dll.

2. Ukuran-ukuran sebagai wakil dari kumpulan data mengenai


suatu objek. Ukuran ini didapat berdasarkan perhitungan
menggunakan sebagian data yg diambil dari keseluruhan data
objek tsb. Ex: Rata-rata gaji pegawai Rp. 1 juta, 40%
penduduk penghasilannya kurang dari Rp. 800.000,00
Ukuran-Ukuran Sumber Data
Sampel Populasi
Pemusatan
Kumpulan Data
Letak Statistik Parameter
Perpencaran

Cara mempelajari Statistika:


1. Statistika teoritis/matematis
Pembahasannya meliputi sifat-sifat, dalil-dalil, rumus, model,
dll. Sehingga membutuhkan dasar matematika yg kuat

2. Statistika terapan
Pembahasannya meliputi penggunaan statistika terapan
dalam berbagai bidang
Prosedur Statistika
1.Statistika Deskriptif
Teknik-teknik numerik & grafik untuk menyarikan &
meringkaskan informasi dalam kumpulan data
2.Statistik Inferensi
Prosedur utk menarik generalisasi tentang ciri2 populasi
berdasarkan informasi yg terkandung dlm sampel dari
populasi tsb
Statistika Deskriptif

Penyajian Data
Pada umumnya data sering disajikan dalam dua bentuk, yaitu
penyajian dalam bentuk Tabel Distribusi Frekuensi dan Grafik.
A. Tabel Distribusi Frekuensi
Urutkan kumpulan data berikut dari yg paling kecil sampai yg
paling besar, kemudian buatlah tabel distribusi frekuensi!
63 84 77 48 82 87 78 51 66 48
79 49 48 74 81 98 87 80 80 84
90 70 91 93 82 78 70 71 92 38
56 81 74 73 68 72 85 51 65 93
83 86 90 35 83 73 74 43 86 88
92 93 76 71 90 72 67 75 80 91
61 72 97 91 88 81 70 74 99 95
80 59 71 77 63 60 83 82 60 67
98 36 67 36 78 76 50 44 97 57
89 63 76 63 88 70 66 88 79 75
Contoh Tabel Distribusi Frekuensi

Kls Batas Kelas Interval Titik Tengah f F frel Frel


Interval Kls Interval
(%) (%)

a–e (a – 0,5) s/d (e + 0,5) c 2 2

f–j (f – 0,5) s/d (j + 0,5) h 4 6

k–o (k – 0,5) s/d (o + 0,5) m 1 7

p–t (p – 0,5) s/d (t + 0,5) r 2 9

dst dst dst dst dst dst dst


Total ?
B. Grafik (Histogram dan Poligon)
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi yg telah disusun,
buatlah grafik Histogram dan Poligon

50 100

40 80
30 60
20 40
10 20
0 0
Nilai Ujian 45 55 65 75

30 - 50 50 - 70 70 - 100 Nilai Ujian


Ukuran Pemusatan Data
1.NilaiRata-Rata/Rataan ( x )
Hasil bagi jumlah nilai data dengan banyaknya data

x1 + x 2 + x 3 + … + x n

x=
n
Dimana:
x1 = Data pertama
x2 = Data kedua
x3 = Data ketiga
Xn = Data ke n
n = Banyaknya data
Ex: Tentukan nilai rata-rata dari nilai ujian statistika 5
mahasiswa: 70, 56, 50, 82, 76
Untuk data berdistribusi
frekuensi:

fi.xi
x =
fi
Dimana:
 = Jumlah dari seluruh
fi = Frekuensi kelas ke-i
xi = Data ke-i

Ex: Hitung nilai rata-rata data dalam tabel distribusi frekuensi


yg telah Anda buat
Modus (Mo)
Nilai yg paling banyak muncul atau peristiwa yg sering terjadi.
Didapat dengan mencari salah satu data dengan frekuensi
terbanyak.
Ex:
Tentukan modus data-data berikut ini: 12, 34, 12, 29, 27, 34, 12
Untuk data berdistribusi
frekuensi
Mo = b + p [b1/(b1+b2)]

Dimana:
b = Batas bawah kelas modus
p = Panjang kelas modus
b1= Frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval sebelum kelas
modus
b2= Frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval setelah kelas
modus
Ex: Tentukan modus dalam tabel distribusi frekuensi yg telah Anda
buat !
Ukuran Letak Data
1. Median (Me)
Data yg terletak paling tengah dari sekumpulan data, setelah
data2 tsb diurutkan nilainya dari yg paling kecil sampai yg
paling besar.
Ex: Tentukan median dari kumpulan data berikut:
a. 4, 12, 5, 10,7, 8, 11 b. 12, 7, 8, 14, 16, 19, 10,
Untuk data berdistribusi
frekuensi:
Me = b + p [( 1/2 n – F )/f]

Dimana:
b = Batas bawah kelas median, kelas interval dimana data median
berada
p = Panjang kelas interval median
n = Banyaknya data
F = Jumlah frekuensi seluruh kelas interval sebelum frekuensi kelas
median
Kuartil ( K )
Bilangan yg membagi sekumpulan data yg telah diurutkan,
menjadi empat bagian yg sama

Letak Ki = data ke i ( n + 1 )/4


dengan i = 1, 2, 3

Ex: Tentukan Kuartil data berikut ini: 75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60,
70
Untuk data berdistribusi
frekuensi:
Ki = b + p [(i.n/4 – F)/f]
Dimana:
b = Batas bawah kelas Ki, kelas interval dimana Ki berada
p = Panjang kelas interval Ki
n = Jumlah data
F = Jumlah seluruh frekuensi kelas interval sebelum frekuensi
kelas Ki
f = Frekuensi kelas interval Ki
Ukuran Perpencaran/Dispersi/Simpangan/Variasi

1. Rentang
(R)
R = Data Terbesar – Data Terkecil

2. Rentang Antar Kuartil


(RAK)
RAK = K3 – K1

3. Simpangan Antar Kuartil


(SAK)
SAK = ½ (K3 – K1)

4. Simpangan Baku/Deviasi Standard ( s )


s =  ( xi – x )2/(n – 1) atau s =  nxi2 – (xi)2/n(n – 1)

Ex: Tentukan s untuk data berikut: 8, 14, 11,


Untuk data berdistribusi
frekuensi:
s =  fi( xi – x )2/(n – 1) atau s =  nfi.xi2 – (fi.xi)2/n(n – 1)

Ex: Tentukanlah s untuk data pada tabel distribusi frekuensi yg


telah Anda Buat !

5. Varian ( s2 )
Latihan Soal:
Data jumlah penduduk per kelurahan di
Kecamatan “X” (dalam ribuan orang)
33 24 12 21 11 35

23 34 22 12 20 17

17 7 25 31 30 9

36 16 23 27 13 23

12 30 17 35 26 15
Proses Penelitian dan Statistik
yang Diperlukan

Perlu Statistik untuk


Uji Validasi dan
Reliabilitas
instrumen

Perlu Perlu Perlu Perlu


Statistik Instrumen Statistik Statistik

Menentukan Mengumpulkan Menyajikan Menganalisa Pembahasan Kesimpulan


Berteori sampel data data data data
Masalah
• Alat menghitung besarnya anggota
sampel yang diambil dari populasi.
• Alat menguji validitas dan reliabilitas
instrumen.
• Teknik untuk menyajikan data
sehingga data lebih komunikatif.
• Alat analisis data, menguji hipotesis.
SISTEMATIKA KARYA ILMIAH

Menulis karya tulis ilmiah yang bersumber penelitian adalah menulis laporan
penelitian dan artikel untuk jurnal ilmiah. Oleh sebab itu, format penulisannya
menyesuaikan dengan format penelitian. Format penelitian sangat tergantung dengan
metode penelitian yang digunakan, di mana setiap metode memiliki format
tersendiri. Format dalam menulis karya ilmiah merupakan alur-alur jalan pikiran
yang terdapat dalam sebuah penelitian yang dikaitkan dengan proses penulisan.
Dalam pembahasan ini kita tidak akan menekankan kepada aspek-aspek penelitian
seperti teknik pengambilan data, analisis data, dan teknik analisis statistika,
melainkan kepada rambu-rambu pikiran yang merupakan tema pokok sebuah proses
penelitian. Seperti kita ketahui bahwa penelitian adalah sebuah proses pemecahan
masalah, maka penulisan karya tulis ilmaih merupakan pemaparan proses
pemecahan masalah, sehingga pembaca memperoleh jawaban dari masalah yang
diteliti. Berikut disajikan sistematika penulisan karya tulis program pascasarjana
Universitas Prof.Dr. Moestopo (Beragama).
SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN
Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah :
Halaman sampul
Halaman judul
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Lampiran

Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
G. Sistematika Penulisan
BAB II PENELITIAN TERDAHULU, KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS (KUANTITATIF)
A. Penelitian Terdahulu
B. Kajian pustaka setiap variable yang diteliti
C. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Untuk Kualitatif tidak menggunakan Hipotesis, jadi cukup 3 sub bab (Penelitian Terdahulu,
Kajian Pustaka, dan Kerangka Pemikiran)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Untuk Kuantitatif :
A.Tempat dan Waktu Penelitian
B.Metode Penelitian
C.Definisi Operasional Konsep dan PengukuranVariabel
D.Populasi,Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
E.Instrumen Penelitian
F.Teknik Pengumpulan Data
G.Teknik Analisis Data
BAB III Untuk Kualitatif :
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Paradigma Penelitian
C. Desain Penelitian
D. Subjek dan Objek Penelitian
E. Sumber data dan Informan
F. Teknik Pengumpulan Data
G.Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Obyek Penelitian
2. Deskripsi Hasil Penelitian
3. Hasil uji persyaratan analisis
B. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran
PENJELASAN BAB PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


1.Memaparkan permasalahan umum yang menjadi landasan fokus masalah yang akan diteliti
2.Memaparkan faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah tersebut muncul.:
o Faktor yang melatarbelakangi permasalahan digambarkan dengan kenyataan
yang ada, missal tingkat kemampuan dosen rendah.
o Berilah argumentasi mengapa kemampuan tersebut rendah, misalnya Dosen kurang
berminat untuk mencoba, sulit mengaplikasikan meteri dengan metode, tugas-tugas
tidak mendorong aktivitas mahasiswa. Dalam memberi argumentasi ini dilakukan
analisis yang didasari suatu bukti nyata berdasarkan pengalaman sendiri saat
melakukan obeservasi Dosen mengajar di kelas.
o Berilah argumentasi perkiraan pemecahan yang diharapkan dapat mengatasi
masalah, misalnya bila masalah yang dominan adalah teknik pelatihan, maka pilihlah
teknik pelatihan yang dianggap dapat meningkatkan kemampuan Dosen dalam
mengajar. Contoh, teknik problem solving sebagai upaya peningkatan
kemampuan Dosen menerapkan metode dalam mengajar.
3. Mengerucutkan permasalahan menjadi lebih fokus pada variabel penelitian.

 
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada tersedia dan cukup
banyak, peneliti dapat mengidentifikasi, memilih, dan merumuskannya.
Dalam mengidentifikasi peneliti melakukan pendataan semua permasalahan yang diduga
mempengaruhi variabel utama atau masalah yang ada
Identifikasi masalah dilakukan dengan menyusun atau mendata sejumlah masalah-masalah
yang ada terkait dengan fokus masalah. 

C. Pembatasan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa masalah tersebut layak dan
sesuai untuk diteliti.
Biasanya, dalam usaha mengidentifikasi atau menemukan masalah penelitian diketemukan
lebih dari satu masalah.
Dari masalah-masalah yang teridentifikasi tersebut perlu dipilih salah satu, yaitu mana yang
paling menjadi masalah utama dan menjadi faktor yang sangat mempergaruhi dan sesuai
untuk diteliti.
Pilihlah salah satu permasalahan yang sekiranya sesuai
Jika yang diketemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut juga harus
dipertimbangkan kelayakan serta kesesuaiannya untuk diteliti.
D. Perumusan Masalah
 Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan.
 Perumusan masalah ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-
langkah selanjutnya.
 Perumusan masalah memperhatikan hal-hal berikut ini:
(a) masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
(b) rumusan itu hendaknya padat dan jelas, dan
(c) rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan
data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
E. Tujuan Penelitian
 Adalah ungkapan mengapa penelitian itu dilakukan. Tujuan penelitian menjelaskan untuk
solusi pertanyaan penelitian atau perumusan masalah.
F. Kegunaaan Penelitian
 Kegunaan secara teoritik untuk mengembangkan disiplin ilmu yang ditekuni
 Kegunaan praktis untuk memberikan masukan dan saran bagi institusi yang diteli
 Kegunaan Akademis, untuk persyaratan kelulusan.
D. Sistematika Penulisa
 Urutan-urutan bab-per bab dari isi penulisan penelitian atau karya ilmiah.
PENJELASAN BAB II

A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan selanjutnya untuk menemukan
inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya. Di samping itu kajian penelitian terdahulu membantu peneliti
dapat memposisikan penelitian yang akan dilakukan serta menunjukkan orisinalitas dari penelitian yang
dilakukan.
Sajian penelitian terdahulu diutamakan yang sejenais atau sejalan dengan tema yang akan diteliti.
B. Kajian Teori
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep,
generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoretis bagi peneliti yang akan dilakukan itu.
Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar
perbuatan coba-coba (trial and error).
Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan di atas itu orang harus melakukan
penelaahan kepustakaan.
Telaah pustaka dilakukan untuk memcahkan permasalahan yang terdapat pada perumusan masalah
berdasarkan teori yang ada. Pemecahan masalah secara teoretis adalah mempergunakan teori yang relevan
sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji permasalahan agar mendapat jawaban yang akurat.
Dalam kajian teori bukan kumpulan kutipan dari teori yang relevan saja, tetapi kajian yang
membangun kerangka pemikiran pemecahan masalah sampai dapat menggambarkan cara perolehan data
berupa konstruk variabel yaitu indikator-indkator dari variabel yang harus diamati.
C. Kerangka berpikir
Sintesis dari analisis hasil kajian teori dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
Memberikan gambaran pemecahan masalah dengan adanya variabel yang digunakan untuk
memecahkan masalah
Gambaran tersebut memberikan arah pemecahan masalah melalui argumentasi,
yaitu menyusun kerangka berpikir peneliti sendiri secara sistemik dan analitik.

 
D. Hipotesis
Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang masih bersifat penduga karena
masih harus dibuktikan kebenarannya.
Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sementara, yang akan diuji kebenarannya
dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian dan analisis .
PENJELASAN BAB III
I. Kuantitatif :
A.Tempat dan Waktu Penelitian
Serangkaian gambaran umum yang menjelaskan lokasi Teknik
pengumpulan dalam sebuah penelitian.
Bagian ini menjelaskan tempat dan rencana waktu penelitian dengan
mebuat scedul tahapan penelitian.

B.Metode Penelitian
Langkah-langkah yang diambil oleh peneliti untuk mengumpulkan data
atau informasi untuk diolah dan dianalisis secara ilmiah.
Peneliti memilih jenis metode yang akan digunakan sesuai penelitian
yang dilakukan,apakah dengan metode kualitatif, kuanlitatif, gabungan
kualitatif dan kuantitatif, asosiastif, atau jenis penelitian lainnya.
C.Definisi Operasional Konsep dan PengukuranVariabel
Definisi operasional konsep/definisi konseptual adalah Pengertian secara teoritik
mengenai deminisi-dimensi variable berdasarkan teori-teori yang dipilih peneliti
sebagai bentuk abstraksi.
Pengukuran variable adalah proses menemuan jumlah atau intensitas informasi
mengenai indikator-indikator variable pnelitian yang kemudian dijadikan kisi-kisi
instrument peneletian.

D.Populasi,Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti. Populasi
merupakan keselutuhan subjek penelitian.
Sampel adalah bagian dari dari populasi yang dijadikan subjek penelitian dan
merupakan wakil dari anggota populasi.
Teknik pengambilan sampel adalah prosedur sistematis dalam pengambilan sebagian
anggota populasi untuk dijadikan sampel atau responden. Dalam Teknik ini bisa
menggunkan Teknik probability (sampling)dan non probability (cluster, stratified).
E.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk
melakukan penelitian.
Instrumen penelitian merupakan alat untuk melakukan kegiatan penelitian terutama
sebagai pengukuran dan pengumpulan data berupa angket, seperangkat soal tes lembar
observasi dan lain-lain. Dalam instrumen penelitian ini disusun kisi-kisi angket
berdasrkan konsep teori yang digunakan.

F.Teknik Pengumpulan Data


Sebuah metode yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapat data dan informasi
dengan menggunakan studi lapangan dan studi kepustakaan. Data yang berasal dari
studi lapangan disebut data primer, dan data yang diperoleh dari studi kepustakaan
disebut data sekunder.

G.Teknik Analisis Data


Suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah data menjadi informasi sehingga
karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk
menemukan solusi permasalahan penelitian.Teknik analisis yang biasa digunakan
meliputi analisis deskripftif, analisis regresi, analisis faktor, analisis naratif dan analisis
wacana.
PENJELASAN BAB III
I. Kualitatif :
A.Tempat dan Waktu Penelitian
Serangkaian gambaran umum yang menjelaskan lokasi Teknik pengumpulan dalam sebuah
penelitian.
Bagian ini menjelaskan tempat dan rencana waktu penelitian dengan mebuat scedul tahapan
penelitian.

B.Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah pola pikir atau cara pandang mengenai keseluruhan proses, format
dan hasil penelitian. Jenis paradigma penelitian antara lain Post Positivisme, Kontruktivisme dan
teori Kritis.
Paradigma post positivisme berpendapat bahwa peneliti tidak bisa mendapatkan fakta dari suatu
kenyataan apabila si peneliti membuat jarak dengan kenyataan yang ada. Hubungan peneliti
dengan realitas harus bersifat interaktif.
Paradigma konstruktivisme memandang bahwa kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai
hasil kontruksi social, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relative.
Paradigma kritis diartikan sebagai sebuah paradigma alternative terkait kemasyarakatan yang
tujuannya mengkritisi dan menjustifikasi status quo yang ada di masyarakat serta memberikan
alternative pengetahuan untuk bisa menghasilkan tatanan social yang lebih baik.
C.Desain Penelitian
Desain penelitian adalah strategi yang dipilih oleh peneliti untuk
mengintegrasikan secara memyeluruh komponen penelitian dengan cara
logis dan sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang
menjadi focus penelitian

D.Subjek dan Objek Penelitian


Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel
atau naras umber dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian juga
membahas karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian,
termasuk penjelasan mengenai populasi, sampel dan Teknik yang
digunakan.
Objek penelitian adalah suatu sifat atau nilai yang menjadi
pengamatan.
E.Sumber data dan Informan
Sumber data adalah subjek dari mana suatu data diperoleh. Apabila data diperoleh melalui
kusioner maka sumber data disebut responden, sedang data diperoleh dari hasil wawancara, maka
sumber data tersebut disebut informan. Data penelitian bisa bersumber dari data primer dan data
sekunder.
Informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik masalah atau informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti.

F.Teknik Pengumpulan Data


Sebuah metode yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapat data dan informasi dengan
menggunakan studi lapangan dan studi kepustakaan. Data yang berasal dari studi lapangan disebut
data primer, dan data yang diperoleh dari studi kepustakaan disebut data sekunder.

G.Teknik Analisis Data


Suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik
data tersebut menjadi mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi
permasalahan penelitian.Teknik analisis yang biasa digunakan dalam peneletian kualitatif adalah
analisis deskripftif.


 
PENJELASAN BAB IV
A.Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan bagian penting dalam penelitian. Bagian ini menyajikan hasil-
hasil analisis data.
Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik. Tabel ataupun grafik harus diberi
komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan per tabel atau grafik. Tabel atau grafik
digunakan untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal.
B. Pembahasan
Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi penelitian.
Tujuan pembahasan adalah
menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaiamana tujuan penelitian itu tercapai
menafsirkan temuan-temuan
mengintegrasi temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan.
Dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan
hasil-hasil penelitian secara eksplisit. Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan
menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti, keterkaitan antara
kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian terhadap temuan
dan teori sebelumnya.
PENJELASAN BAB V
A.Kesimpulan
Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan.
Berdasarkan uaraian pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan
esensi dari uraian tersebut. Kesimpulan merupakan jawaban akhir atas rumusan masalah dan
hipotesis.
B.Saran
Saran merupakan perbaikan atas kesimpulan yang diperoleh. Saran-saran bisa mengacu kepada
tindakan praktis, atau pengembangan teoretis, dan penelitian lanjutan.
 
Daftar Pustaka
Berisi sumber yang digunakan dalam penulisan karya ilmia, teridiri Buku, dokumen-dokumen dan
lain-lain (jurnal, internet, majalah, sumber penelitian terdahulu, dll)
 
Lampiran
Surat Keterangan
Hasil out put pengolahan data
Bukti Pengamatan (Foto-foto stsu transkip hasil penelitian)
Instrumen/tes
contoh/bukti pekerjaan/jawaban/transkip hasil wawancara

 
KEDALAMAN ANALISIS KARYA
ILMIAH
1. Kelengkapan data dan informasi yang dikumnpulkan
2. Kecukupan kepustakaan yang dikemukakan dalam
Kajian Pustaka / Tinjauan Pustaka
3. Kehati-hatian peneliti dalam menganilis data
4. Kemampuan peneliti untuk melakukan abstraksi
5. Konsistensi dalam penyajian materi dan uraian
antara satu bagian dengan bagian lainnya
6. Tingkat wawasan berpikir peneliti berdasarkan
pengalaman dan bacaan
KEDALAMAN ANALISIS KARYA
ILMIAH
1. Kelengkapan data dan informasi yang dikumnpulkan
2. Kecukupan kepustakaan yang dikemukakan dalam
Kajian Pustaka / Tinjauan Pustaka
3. Kehati-hatian peneliti dalam menganilis data
4. Kemampuan peneliti untuk melakukan abstraksi
5. Konsistensi dalam penyajian materi dan uraian
antara satu bagian dengan bagian lainnya
6. Tingkat wawasan berpikir peneliti berdasarkan
pengalaman dan bacaan
HUBUNGAN ANTARA DATA, TEORI DAN
PRAKTEK

DATA TEORI
INFORMASI PENJELASAN
TENTRANG LOGIS TENTANG
DUNIA NYATA DUNIA NYATA

METODE
CARA UNTUK
MEMPEROLEH INFORMASI
YANG BERGUNA DALAM
MENGEMUKAKAN
PENJELASAN
PENERAPAN METODOLOGI DALAM
PENYUSUNAN TESIS & DISERTASI
Tiga alternatif yang bisa dipilih:
 Memilih metode kuantitatif  pemahaman
dan penguasaan peneliti tentang statistik
 Memilih metode kualitatif  kesiapan dan
kepekaan peneliti untuk melakukan
pengamatan intensive di lapangan
 Memilih kombinasi kuantitatif dengan
kualitatif  kemampuan peneliti untuk
menggabungkan analisis dan intepretasi
HUBUNGAN HIPOTESIS DENGAN RUMUSAN
MASALAH DAN KESIMPULAN AKHIR

PERTANYAAN HIPOTESIS / HIPOTESIS


KONSISTEN
RUMUSAN MASALAH KERJA
KONSISTEN

KESIMPULAN KONSISTEN
KONSITENSI URAIAN

 Konsistensi antara Judul Tesis dengan Rumusan


Masalah
 Konsistensi antara Rumusan Masalah dengan
Hipotesis
 Konsistensi antara Hipotesis dengan bagian-
bagian uraian dalam Bab Pembahasan
 Konsistensi antara Hipotesis dengan
Operasionalisasi Variabel dan dengan bagian-
bagian uraian dalam Bab Pembahasan
 Konsistensi antara Hipotesis dengan Bab
Kesimpulan dan Saran
Pengertian Pembahasan
 Menganalisis, termasuk perhitungan statistik kalau
analisis kuantitatif
 Memberikan tafsiran terhadap hasil analisis statistik
dan tabulasi
 Mengomentari
 Mengkritisi
 Menjelaskan
 Melakukan prediksi
 Bagaimana peneliti / penulis mensikapi data dan
informasi yang diperoleh di lapangan dihubungkan
dengan konsep / teori / kajian pustaka yang
dikemukakan dalam Kajian Pustaka dan Kerangka
Pemikiran
KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan:
 Mengemukakan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian
 Harus konsisten dengan Hipotesis / Hipotesis Kerja
 Jawaban akhir dari pertanyaan dalam Rumusan Masalah
 Bukan pokok-pokok uraian / pembahasan
 Tidak lagi mengemukakan angka-angka statistik

 Saran
 Konsekuensi logis dari kesimpulan
 Dibedakan antara “saran akademik dan” “saran praktis”
 Jangan menyarankan di luar kesimpulan yang diperoleh
Konsistensi antara Rumusan
Masalah, Hipotesis dan Kesimpulan

PERTANYAAN HIPOTESIS /
HIPOTESIS KERJA KESIMPULAN
DALAM
RUMUSAN MASLAH

Menjawab pertanyaan Jawaban akhir berupa


berdasarkan konsep temuan berdasarkan
Mempertanyakan apa yang teoritis
akan dikaji / dianalisis data lapangan yang
diangkat peneliti dalam
suatu konsep
KESIMPULAN AKHIR

COCOK DENGAN
TETAP
TEORI

KESIMPULAN
TIDAK COCOK
DENGAN TEORI BERKEMBANG
Pemberian Nomor Judul-Judul

MODEL I MODEL II
IV. JUDUL BAB IV. JUDUL BAB
A. Judul Sub-Bab 4.1 Judul Sub-Bab
1. ………… 4.1.1
a. ………… 4.1.1.1
1) …………. 4.1.1.1.1
a) …………. dst.…..
(1) …………. 4.2 Judul Sub-Bab
(a) ………….. 4.2.1
(i) …………….. 4.2.1.1
dst…….. 4.3 Judul Sub-Bab
B. Judul Sub-Bab 4.3.1
1. …… 4.3.1.1
a. …… dst…..
PEMBERIAN NOMOR HALAMAN:
Lembaran-lembaran sebelum Bab Pendahuluan menggunakan
angka Romawi Kecil
Mulai dari lembaran Bab Pendahuluan sampai dengan lembaran
lakir menggunakan angka Arab (modifikasi)

2
BAB I
PENDAHULUAN

ii ii 1
Running-notes & Footnotes

Contoh Running-notes:
Menurut Lemay (2001:137): “ The tradtional approach to
management in public administration reflects……….”

Contoh Footnotes”
“Saya minta polemik tentang poligami dihentikan
karena ada kecenderungan mengarah untuk
mempersoalkan agama Islam sebagai ajaran bukan
lagi kasuistik” *

* Hasyim Muzadi, Harian Umum Pikiran Rakyat, 13 Desember 2006


Penulisan Kutipan Running Notes
 Urutan penulisan: - Nama penulis
- Judul buku (Option)
- Tahun penerbitan
- Halaman kalimat yang dikutip
 Penyajian penulisan: - Sebelum kutipan
- Setelah kutipan
 Nama penulis hanya ditulis entry nama akhir: ASEP DJADJA
SAEFULLAH  SAEFULLAH
 Nama penulis dua orang ditulis dua-duanya, tetapi kalau lebih dari dua
orang ditulis nama penulis pertama dan ditambah et al. atau dkk.
 Gelar, baik gelar akademik maupun gelar status sosial tidak ditulis
 Kalau tahun sumber kutipan (buku) lebih dari satu tahun penerbitan, pakai
antara dengan karakter ; (titik koma)
 Pilihan penulisan halaman yang dikutip: hal., h. atau : (titik dua)
 Dalam running notes tidak dikenal ibid, op cit dan loc cit
 Kutipan lebih dari 4 baris ditik satu spasi dan menjorok ke dalam
 RUNNING NOTES SEBELUM KUTIPAN:
Menurut Saefullah dalam bukunya The Value of Children Among Tea Estate
Workers’ Families (1979:99), “The tendency to perceive an economic value of
children will be significant as long as the family needs physical, material or
financial support from the children.”

Atau:
Menurut Saefullah (1979:99), “The tendency to perceive an economic value of
children …………………………..”

 RUNNING NOTES SETELAH KUTIPAN:


“The tendency to perceive an economic value of children will be significat as long
as the family needs physical, material or financial support from the children”
(Saefullah, The Value of Children Among Tea Estate Workers’ Families, 1979:99)

Atau:
“The tendency to perceive an economic value of children …………………….
…………………” (Saefullah, 1979:99)
Kulipan lebih dari 4 baris atau
lebih
Rosenbloom and Kravchuck dalam bukunya Public
Adinistration (2005:521):
Corruption can be defined as a betrayal of the
public trust for reasons of private interest. By
many accounts, corruption in the public
administration is a worldwide phenomenon and
serious limitation on the ability of governments to
accomplish some of their objectives
Penulisan Daftar Pustaka (Referensi)
 Urutan Penulisan:
1. Nama Penulis (Ditulis nama kahir dulu), semua nama penulis
dicantumkan dan yang dimulai dengan nama akhir hanya nama penulis
pertama  tidak ditulis et al. atau dkk. seperti dalam teks
2. Tahun Penerbitan
3. Judul Buku (Ditik dengan huruf miring atau digarisbawahi)
4. Edisi Penerbitan (kalau ada)
5. Kota Penerbitan
6. Nama Penerbit
7. Nomor Halaman (Kalau sumbernya jurnal)
 Kalau sumber bacaan Jurnal atau Buku Kumpulan Tulisan maka yang
ditik miring hanya Nama Jurnal / Buku, judul tulisannya pakai tanda
kutip (“…..”)
 Penulisan Sumber Bacaan diltulis secara alpabetis dari nama penulis
(A………Z) dengan memeprhatikan hurup kesatu, kedua, dst
 Tidak memakai nomor urut
Penulisan Daftar Pustaka (Referensi)
 Sumber bacaan lebih dari Judul dengan nama penulis yang sama,
nama penulis tidak diulang diganti dengan garis panjang:
_____________
 Sumber bacaan dengan tahun lebih dari satu dengan nama penulis
yang sama pada tahun pakai ditambah huruf latin kecil:
GARNA, Judistira K., (2002)
________________, ( 2002)
 Semua gelar penulis tidak dicantumkan
 Kalau sumber bacaan tidak ada nama penulisnya maka nama
penerbit diperlakukan sebagai nama penulis
 Kalau tidak ada tahun penerbitan pakai n.d. atau t.t.
 Pengetikan Daftar Pustaka dalam satu spasi kecuali antara satu
sumber dengan sumber lainnya sebaiknya satu setengah spasi
 SATU NAMA PENULIS:
SAEFULLAH, Asep Djadja, (2009), The Value of Children Among Tea Estate Workers’
Families, Canberra: The Australian National University Press
 LEBIH DARI SATU PENULIS:
BARNES, James F, Marshall CARTER, and Max J. SKIDMORE, (2010), The World of
Politics, A Concise Introduction, New York: The Dryden Press
 DARI KUMPULAN TULISAN:
SAEFULLAH, Asep Djadja, (2015), “The Integrated Policy on Population in Indonesia”, in,
Population and Development Symposium, Cairo: Cairo Demographic Centre
 DARI JURNAL:
SAEFULLAH, Asep Djadja,(2005), “The Socialization of Children in Sundanese Culture”:
A
Case Study of Tea Estate Workers’ Families in Cibodas- Cikajang,
JurnalAnthropology
and Sociology, University Kebangsaan Malysia, 13:93-110
 TIDAK ADA NAMA PENULIS  DIGANTI NAMA PENERBIT:
BIRO PUSAT STATISTIK, (2010), Sensus Penduduk Indonesia 1990, Jakarta
 TANPA TAHUN:  n.d.  t.t.

Anda mungkin juga menyukai