Kuantitatif
Beberapa pengertian Penelitian : Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha
pengujian yang dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip
dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha
yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Beberapa pakar lain
memberikan definisi penelitian sebagai berikut :
1. David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. J. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
3. Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari
bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali
sehingga diperoleh pemecahannya.
Pengertian research ialah a careful study to discover correct information, yang artinya, suatu
penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati untuk memperoleh informasi yang benar. Secara
etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris (re berarti kembali, dan search berarti mencari).
Dengan demikian research berarti mencari kembali.
Menurut kamus New Internasional, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan
kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk
menetapkan sesuatu. Hillway dalam bukunya Introduction to research mengemuka-kan bahwa
penelitian adalah suatu metode belajar yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-
hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap
masalah tersebut. (Hillway, 1965)
Fokus perhatian dalam suatu penelitian adalah masalah, masalah yang muncul dalam
pikiran peneliti berdasarkan penelaahan situasi yang meragukan (a perplexing situation).
Masalah adalah titik sentral dari keseluruhan penelitian.
Pengertian lain dari Penelitian : Salah satu hal yang penting dalam dunia ilmu adalah penelitian
(research). Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari,
sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan
dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.
Research, menurut The Advanced Learner’s Dictionary of Current English (1961) ialah
penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu
pengetahuan.
Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1969) riset adalah suatu cara sistematik untuk maksud
meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat disampaikan
(dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
Selain itu penelitian juga dapat didefinisikan sebagai : a. Suatu usaha untuk mengumpulkan,
mencatat dan menganalisa sesuatu masalah.
b. Suatu penyelidikan secara sistematis, atau dengan giat dan berdasarkan ilmu pengetahuan
mengenai sifat-sifat daripada kejadian atau keadaan-keadaan dengan maksud untuk akan
menetapkan faktor-faktor pokok atau akan menemukan paham-paham baru dalam
mengembangkan metode-metode baru.
c. Penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan utnuk memperoleh fakta-
fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.
d. Usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha
mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
e. Pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan
pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
Dikerjakan dengan sabar, hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode
ilmiah
Penelitian dan Metode Ilmiah Penelitian dapat digolongkan dalam dua, sesuai dengan ukuran
kwalitasnya yaitu penelitian ilmiah dan penelitian tidak ilmiah atau yang dilakukan oleh orang
awam. Penelitian tidak ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang
dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang sarat dengan muatan-
muatan emosi dan perasaan dari si peneliti. Karena itu penelitian tidak ilmiah adalah penelitian
yang coraknya subyektif. Sedangkan penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan
obyektif untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai
prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut.
Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori-
teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk
menambah atau menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran
kajian.
Berbeda dengan penelitian tidak ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada
metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan
ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen,
generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak
dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi,
dan verifikasi juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-
bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian
tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya. Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa
pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera, khususnya melalui
pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan mengenai gejala-gejala itu harus
diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi,
setiap hukum atau rumus atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti
empirik.
• Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang menjadi objek
penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel :
masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan /
menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to
describe = membeberkan/menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang
akan datang adalah penelitian eksperimen.
2. Syarat-syarat apa/ kriteria apa yang harus dipenuhi agar suatu penelitian dikatakan sebagai
Penelitian Ilmiah?
(2) aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.
Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan:
(1) Keinginan manusia, (2) permasalahan yang timbul, (3) ilmu pengetahuan, dan (4) metode
ilmiah.
Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian
harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah.
Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
1. Sistematik
2. Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan
kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
3. Logis
4. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik.
Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal,
yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir
untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur
deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta
aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang
kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau
perbandingan satu sama lain)
4. Obyektif,
artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan
nilai-nilai etis.
5. Replikatif,
6. artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan
harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi
yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi
langkah penting bagi seorang peneliti.
3. Apa perbedaan antara riset murni/ bioriset dengan riset terapan/ apply riset?
Pengertian Riset
• Pada dasarnya riset adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Menurut
Clifford Woody riset adalah suatu pencarian yang dilaksankan dengan teliti untuk memperoleh
kenyataan-kenyataan atau fakta atau hukum-hukum baru. Di dalamnya terdapat usaha dan
perencanaan yang sungguh-sungguh yang relatif makan waktu yang cukup lama.
• Sedangkan Whiteney (1950) mengatakan, bahwa di dalam riset terkandung suatu attidute yang
gandrung dan cinta akan adanya perubahan-perubahan.
• Selanjutnya lebih tegas dikemukakan oleh Berkner (1985), bahwa riset adalah usaha secara
ilmiah untuk mendapatkan dan memperluas ilmu yang telah dimiliki.
• Folson, dalam ahun yang sama, mengemukakan, bahwa riset adalah kegiatan ilmiah untuk
menemukan sesuatu yang baru sama sekali.
• Trullinger (1951) mengemukakan bahwa riset adalah kegiatan ilmiah untuk mendapatkan atau
menembus batas-batas ilmu yang telah ada.
• True (1907) mengatakan bahwa riset itu adalah usaha-usaha ilmiah untuk mencari jawaban-
jawaban masalah tertentu.
• F. Rumawas (1973-1974) mengatakan bahwa penelitian itu adalah suatu usaha manusia untuk
mengisi kekosongan illmu pengetahuan,
• National Science Foundation (1956) memberikan pengertian bahwa riset itu adalah usaha
pencarian secara sistematik dan mendalam untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas
dan lebih sempurna tentang subyek yang sedang dipelajari. Uraian yang lebih jelas kiranya dapat
diperoleh dari uraian
• Sutrisno Hadi (1978) sebagai berikut: riset berarti usaha menemukan, mengembangkan dan
menguji suatu pengetahuan secara ilmiah.
• Untuk memperoleh data yang akurat, konsisten dan dapat dipercaya, yang penting bagi bahan
perencanaan pembangunan negara dan bangsa.
• Mencari jalan pemecahan masalah atau masalah-masalah yang sedang dan yang akan dihadapi,
seperti misalnya bagi indonesia masalah eksplosi penduduk (umpama transmigrasi), peningkatan
penghasilan per kapita dan lain-lainnya.
• Untuk meningkatkan kohesi nasional. Penyelenggaraan pertemuan atau rapat kerja ilmiah
antara ahli-ahli di indonesia, dapat menumbuhkan serta mengembangkan dan membina kohesi
nasional. Di dalamnya akan tumbuh satu bangsa, satu bahasa dan satu negara.
• Mencari dan menemukan ilmu pengetahuan baru atau meluaskan horison ilmu yang telah
dimiliki sekarang.
Jenis-Jenis Riset
Berdasarkan beberapa pertimbangan para ahli, riset digolongkan atas beberapa jenis seperti:
1. Riset Dasar
– Jenis riset ini adalah merupakan suatu penelitian yang penemuannya tidak atau belum
dikaitkan dengan latar belakang kegiatannya secara praktis.
– Riset ini bertujuan mencari dan menemukaan hukum-hukum baru yang bersifat umum dan
mengusahakna untuk memperluas dan memperjelas pengertian tentang fenomena yang sedang
diteliti. (Rome, 1961).
– Misalnya ilmu tentang atom-atom dan listrik dahulunya merupakan hasil riset dasar. Namun
sekarang ilmu itu telah merupakan mukzizat bagi semua manusia di atas bumi.
2. Riset Pengembangan
– Riset ini bertugas mencek kembali hasil penelitian terapan yang telah diperoleh di suatu daerah
atau negara, apakah cocok ataukah tidakAtau apakah harus diadakan variasi guna menyesuaikan
dengan kondisi yang baru.
– Bentuk riset ini biasanya merupakan pilot proyek. Bahan penelitian dibuat kecil saja, hingga
benar-benar kondisi-kondisi intern dan ekstern dapat dikuasai, atau diselidiki pengaruhnya.
– Suatu contoh, misalnya ialah percobaan adaptasi jenis-jenis padi PB yang telah diketemukan di
Los Banhyos, Philipina, di beberapa daerah di Indonesia. Mula-mulanya dicobakan di daerah
Bogor, kemudian barulah disebarkan kedaerah-daerah.
3. Riset Adaptasi
– Riset adaptasi tampaknya hampir sama dengan riset pengembangan. Tetapi riset adaptasi
melulu diadakan utnuk mengadakan penyelesaian baru pada tempat baru bagi setiap hasil yang
telah ketemukan di daerah lainnya.
– Misalnya percobaan-percobaan varietas unggul seperti PB, Pelita I/1 dan Pelita I/2, PB26 dan
terakhir PB26 dibeberapa daerah di Indonesia. Biasanya ilmu-ilmu pertanian sosial ekonomilah
yang perlu diperiksa penterapannya di daerah baru, apakah sesuai apakah tidak?
– Di dalam bidang industri, terdapat riset terapan dan pengembangan (applied research and
development), riset dasar terarah (directed basic research) dan riset dasar tak-terarah (undirected
basic research).
– Riset terapan dan pengembangan secara langsung dilakukan untuk memajukan perusahaan atau
industri yang besangkutan. Misalnya riset untuk menemukan jenis mesin yang paling mutakhir,
kuat dan hemat, dan sebagainya, penelitian untuk memperoleh mesin pencetak yang bersifat
ganda, dan sebagainya.
– Penelitian dasar terarah dimaksudkan untuk meneliti hukum-hukum dasar, yang kemudian hari
dapat dipakai untuk memajukan perusahaannya.
Riset dasar tak-terarah dimaksudkan untuk meneliti masalah yang skupnya luas dan tanpa
diarahkan untuk memcahkaan suatu masalah yang dihadapi oleh perusahaan atau industri.
Perusahaan dan industri tidak mengharapkan keuntungan dengan cepat, yang dikemudian hari
mungkin hasil riset ini digunakannya di dalam memajukan industrinya.
Menurut Strauss dan Corbin (1997: 11-13), yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah
jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh)
dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi
(pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang
kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan
lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti
dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi
dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara
memuaskan.
Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu
prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku
orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasil kan uraian yang
mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu,
kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang
dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan
untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perpektif
partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah
melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkan
analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak
tentang kenyataan-kenyataan (Hadjar, 1996 dalam Basrowi dan Sukidin, 2002: 2)
Konsep dan Ragam Penelitian Kualitatif
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miler (1986: 9) pada mulanya bersumber pada
pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan
kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu
dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu
pengamat pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga dan seterusnya.
Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitian
kuantitatif mencakup setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata dan
perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada
perhitungan atau angka atau kuantitas.
Di pihak lain kualitas menunjuk pada segi alamiah yang dipertentangkan dengan kuantum atau
jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah maka kemudian penelitian kualitatif tampaknya
diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Pemahaman yang demikian
tidak selamanya benar, karena dalam perkembangannya ada juga penelitian kualitatif yang
memerlukan bantuan angka-angka seperti untuk mendeskripsikan suatu fenomena maupun gejala
yang diteliti.
Dalam perkembangan lebih lanjut ada sejumlah nama yang digunakan para ahli tentang
metodologi penelitian kualitatif (Noeng Muhadjir. 2000: 17) seperti : interpretif grounded
research, ethnometodologi, paradigma naturalistik, interaksi simbolik, semiotik, heuristik,
hermeneutik, atau holistik, yang kesemuanya itu tercakup dalam klasifikasi metodolog penelitian
postpositivisme phenomenologik interpretif. Berdasarkan beragam istilah maupun makna
kualitatif, dalam dunia penelitian istilah penelitian kualitatif setidak-tidaknya memiliki dua
makna, yakni makna dari aspek filosofi penelitian dan makna dari aspek desain penelitian.
“Qualitative research is a loosely defined category of research designs or models, all of which
elicit verbal, visual, tactile, olfactory, and gustatory data in the form of descriptive narratives like
field notes, recordings, or other transcriptions from audio- and videotapes and other written
records and pictures or films.” –Judith Preissle
Pendekatan kuantitatif lebih menitik beratkan pada frekwensi tinggi sedangkan pada pendekatan
kualitatif lebih menekankan pada esensi dari fenomena yang diteliti. Kebenaran dari hasil
analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat digeneralisasi sedangkan hasil
analisis penelitian kualitatif lebih bersifat ideographik, tidak dapat digeneralisasi.
goal:
Tetapi kesimpulan di sini masih terdapat dikotomi karena tidak menerangkan karakter khusus
dari masing-masing jenis penelitian.
Yang biasanya ditandai dengan: 1. Observe events, 2. Tabulate, 3. Summarize data, 4. Analyze,
5. Draw conclusions
Sedangkan kualitatif menggunakan deskripsi dan kategori dalam wujud kata-kata, seperti: open-
ended interviews, naturalistic observation (common in anthropology), document analysis, case
studies/life histories, descriptive dan self-reflective supplements to experiments serta
correlational studies.
4.Return to observe
6. Draw conclusions
• kuantitatif, cukup dengan menggunakan software statistik tertentu lewat media komputer
(meski harus tetap mengetahui proses statistik).
• Kuantitatif, cukup dengan mempelajari 2-3 artikel. Penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang bersifat ilmiah dan juga sistematis sebagaimana penelitian kuantitatif sekalipun
dalampemilihan sample tidak seketat dan serumit penelitian kuantitatif.
Dalam memilih sample penelitian kualitatif menggunakan teknik non probabilitas, yaitu suatu
teknik pengambilan sample yang tidak didasarkan pada rumusan statistik tetapi lebih pada
pertimbangan subyektif peneliti dengan didasarkan pada jangkauan dan kedalaman masalah yang
ditelitinya.
Lebih lanjut pada penelitian kualitatif tidak ditujukan untuk menarik kesimpulan suatu populasi
melainkan untuk mempelajari karakteristik yang diteliti, baik itu orang ataupun kelompok
sehingga keberlakukan hasil penelitian tersebut hanya untuk orang atau kelompok yang sedang
diteliti tersebut.
Kebutuhan pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode ataupun teknik
untuk melakukan penelitian merupakan hal yang penting agar dapat dicapai hasil yang akurat
dan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya. PErbedaan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif yaitu:
3. Dasar Teori
4. Jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, maka dasar teori sebagai pijakan ialah
adanya interaksi simbolik dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsir berdasarkan
pada budaya yang bersangkutan dengan cara mencari makna semantis universal dari
gejala yang sedang diteliti. Pada mulanya teori-teori kualitatif muncul dari penelitian-
penelitian antropologi , etnologi, serta aliran fenomenologi dan aliran idealisme. Karena
teori-teori ini bersifat umum dan terbuka maka ilmu social lainnya mengadopsi sebagai
sarana penelitiannya.
5. Lain halnya dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada apa yang
disebut dengan fungsionalisme struktural, realisme, positivisme, behaviourisme dan
empirisme yang intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan
fakta-fakta yang nyata.
3. Tujuan
4. Desain
6. Data
7. Pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya data dapat berupa gejala-
gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, artefak
dan catatan-catatan lapangan pada jsaat penelitian dilakukan.
Sebaliknya penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya bersifat
kuantitatif / angka-angka statistik ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data
tersebut berbentuk variable-variajbel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran
tertentu, misalnya skala nominal, ordinal, interval dan ratio.
7. Sampel
8. Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif
penekanan pemilihan sample didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh karena
itu, ketepatan dalam memilih sample merupakan salah satu kunci keberhasilan utama
untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga dipandang sebagai sample teoritis
dan tidak representative
9. Sedang pada pendekatan kuantitatif, jumlah sample besar, karena aturan statistik
mengatakan bahwa semakin sample besar akan semakin merepresentasikan kondisi riil.
Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sample yang besar, maka
stratafikasi sample diperlukan . Sampel biasanya diseleksi secara random. Dalam
melakukan penelitian, bila perlu diadakan kelompok pengontrol untuk pembanding
sample yang sedang diteliti. Ciri lain ialah penentuan jenis variable yang akan diteliti,
contoh, penentuan variable yang mana yang ditentukan sebagai variable bebas, variable
tergantung, varaibel moderat, variable antara, dan varaibel kontrol. Hal ini dilakukan agar
peneliti dapat melakukan pengontrolan terhadap variable pengganggu.
Teknik
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak
dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam
praktiknya, peneliti melakukan hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila sample itu
manusia, maka yang menjadi responden diperlakukan sebagai partner bukan obyek penelitian.
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak dengan
yang diteliti. Hubungan ini seperti hubungan antara subyek dan obyek. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan tingkat objektivitas yang tinggi. Pada umumnya penelitiannya berjangka waktu
pendek.
9. Analisa Data
10. Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan
akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu
teori baru, contoh dari model analisa kualitatif ialah analisa domain, analisa taksonomi,
analisa komponensial, analisa tema kultural, dan analisa komparasi konstan (grounded
theory research).
11.Analisa dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan
dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik,
seperti korelasi, uji t, analisa varian dan covarian, analisa faktor, regresi linear dll.nya.
Kesimpulan
Kedua pendekatan tersebut masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pendekatan
kualitatif banyak memakan waktu, reliabiltasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku,
desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan pada
akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan subyektifitas peneliti.
Pendekatan kuantitaif memunculkan kesulitan dalam mengontrol variable-variabel lain yang
dapat berpengaruh terhadap proses penelitian baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Untuk menciptakan validitas yang tinggi juga diperlukan kecermatan dalam proses penentuan
sample, pengambilan data dan penentuan alat analisanya.
DAFTAR PUSTAKA