Anda di halaman 1dari 4

BAB 3 KETAATAN TERHADAP PERATURAN

PERUNDANG – UNDANGAN NASIONAL

Peraturan Perundang – undangan Nasional adalah aturan – aturan yang telah dibuat oleh lembaga
negara yang berwenang untuk dipatuhi oleh seluruh warga negara dan berskala nasional.

Adapun yang termasuk peraturan perundang – undangan nasional antara lain sebagai berikut :

1. UUD 1945
2. UU No. 31 tahun 2002 tentang Partai Politik
3. UU No. 20 tahun 2003 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD
4. UU No. 22 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
5. UU No. 23 tahun 2002 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN NASIONAL YANG


PERNAH DAN SEDANG BERLAKU DI INDONESIA

1. Ketetapan MPR No. XX/MPRS/1966

a. UUD 1945

b. Ketetapan MPR

c. UU

d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang (Perpu)

e. Peraturan Pemerintah

f. Keputusan Presiden (Kepres)

g. Peraturan – peraturan pelaksanaan lainnya.

2. Tap MPR No. III/MPR/2000

a.   UUD 1945

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia (Tap MPR)

c. UU

d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang


e. Peraturan Pemerintah

f. Keputusan Presiden

g. Peraturan Daerah

3. UU No. 10 tahun 2004

a. UUD 1945

b. Undang – undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – undang

c. Peraturan Pemerintah

d. Peraturan Presiden

e. Peraturan Daerah yang terdiri dari :

– Perda Provinsi

– Perda Kabupaten/Kota

– Peraturan Desa/peraturan yang setingkat

ASAS PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN

1. ASAS KEJELASAN TUJUAN

2. ASAS KELEMBAGAAN ATAU ORGAN PEMBENTUKAN YANG TEPAT

3. ASAS KESESUAIAN ANTARA JENIS DAN MATERI MUATAN

4. ASAS DAPAT DILAKSANAKAN

5. ASAS KEDAYAGUNAAN DAN HASILGUNAAN

6. ASAS KEJELASAN RUMUSAN

7. ASAS KETERBUKAAN

Pentingnya perundang – undangan nasional bagi warga negara adalah sebagai berikut :

a. Memberikan kepastian hukum bagi warga Negara

b. Melindungi dan mengayomi hak – hak warga Negara


c. Memberikan rasa keadilan bagi warga Negara

d. Menciptakan ketertiban dan ketenteraman

ALUR PROSES PENYUSUNAN PERUNDANG – UNDANGAN NASIONAL

1. Proses penyiapan Rancangan Undang – Undang (RUU)

2. Proses pengajuan Rancangan Undang – Undang (RUU)

3. Proses pembahasan Rancangan Undang – Undang (RUU) dalam Masa Sidang  DPR

4. Proses penetapan Rancangan Undang – Undang (RUU) menjadi Undang – Undang (UU)
5. Pengesahan dan pemberlakuan Undang – Undang (UU)

PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROSES PENYUSUNAN PERUNDANG –


UNDANGAN NASIONAL

1. Dewan Perwakilan Rakyat

Alat kelengkapan negara yang ada di DPR adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan DPR, terdiri dari ketua dan wakil – wakil ketua

b. Fraksi – fraksi DPR, antara lain Fraksi PDI – P, Fraksi Golkar, Fraksi PPP, Fraksi PKB dan
lain – lain. Fraksi – fraksi ini dibuat berdasarkan partai atau kesepakatan antara golongan -
golongan yang ada di DPR.

c. Komisi – komisi DPR, antara lain Komisi I, II, III, IV, V dan VI

d. Anggota DPR

2. Presiden

KORUPSI DAN UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

KORUPSI
Korupsi berasal dari bahasa Inggris “corrupt”, yang berasal dari perpaduan dua kata dalam
bahasa Latin “com” yang berarti bersama – sama dan “rumpere” yang berarti pecah atau jebol.
Istilah “korupsi” bisa diartikan sebagai suatu perbuatan tidak jujur atau penyelewengan yang
dilakukan karena adanya suatu pemberian.

UNDANG – UNDANG RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UNDANG –


UNDANG Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi


KOLUSI
adalah pemufakatan atau kerja sama secara melawan hukum antar penyelenggara negara atau
antara penyelenggara negara dan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan atau
negara.

NEPOTISME
adalah setiap perbuatan penyelenggara negara secara melawan hukum yang menguntungkan
kepentingan keluarganya dan / atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa dan negara

UU No. 30 Tahun 2002 Tentang KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah lembaga yang dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya bersifat independendan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.

ASAS KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)


* Kepastian hukum
* Keterbukaan
* Akuntabilitas
* Kepentingan umum
* Proporsionalitas

TUGAS DAN WEWENANG KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

TUGAS KPK
# Koordinasi dengan instansi yang berwenang dalam melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi
# Supervisi terhadap instansi yang berwenang dalam melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi
# Melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi
# Melakukan tindakan – tindakan pencegahan tindak pidana korupsi
# Melakukan monitor terhadap penyelenggara pemerintahan negara

WEWENANG KPK
$ Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak pidana korupsi
$ Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi
$ Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi
yang terkait
$ Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi
$ Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korups

Anda mungkin juga menyukai