KORUPSI
KELOMPOK 4
• GBHN Tahun 1973 tentang Pembinaan Aparatur yang Berwibawa dan Bersih dalam Pengelolaan Negara;
• GBHN Tahun 1978 tentang Kebijakan dan Langkah-Langkah dalam rangka Penertiban Aparatur Negara
dari Masalah Korupsi, Penyalahgunaan Wewenang, Kebocoran dan Pemborosan Kekayaan dan Kuangan
Negara, Pungutan-Pungutan Liar serta Berbagai Bentuk Penyelewengan Lainnya yang Menghambat
Pelaksanaan Pembangunan;
• Undang-Undang No.3 Tahun 1971 tentang Tindak Pidana Korupsi;
• Keppres No. 52 Tahun 1971 tentang Pelaporan Pajak Para Pejabat dan PNS;
• Inpres Nomor 9 Tahun 1977 tentang Operasi Penertiban;
• Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap.
PEMBERANTASAN KORUPSI ERA PRESIDEN SBY
• Di era Presiden SBY, visi pemberantasan korupsi tercermin dari langkah awal yang
dilakukannya dengan menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 dan kemudian
dilanjutkan dengan penyiapan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi (RAN)
yang disusun oleh Bappenas. RAN Pemberantasan Korupsi itu berlaku pada tahun 2004-
2009. Dengan menggunakan paradigma sistem hukum, pemerintah Susilo Bambang
Yudhoyono diuntungkan sistem hukum yang mapan, keberadaan KPK melalui Undang-
undang Nomor 30 Tahun 2002, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang
terpisah dari pengadilan umum, dukungan internasional (structure), dan instrument
hukum yang saling mendukung antara hukum nasional dan hukum internasional.
LEMBAGA PENEGAK HUKUM, PEMBERANTASAN DAN
PENCEGAHAN KORUPSI
KEPOLISIAN KEJAKSAAN
• Tugas dan Tanggung Jawab Polisi dalam Tindak Pidana Korupsi • Kejaksaan adalah lembaga negara yang
adalah sebagai Penyidik. Tugas dan tanggung jawab Penyidik
melaksanakan kekuasaan negara, hususnya di
telah diatur jelas dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981
Tentang KUHAP dan Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 bidang penuntutan (Undang Undang Nomor 16
Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pasal 4 sampai Tahun 2004). Sedangkan yang di maksud jaksa
pasal 9 KUHAP menguraikan tentang Penyidik adalah Pejabat adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang
kepolisian Negara Republik Indonesia yang mempunyai tugas
oleh undang-undang untuk bertindak sebagai
dan tanggung jawab melakukan Penyelidikan, Penyidikan
sampai penyerahan berkas perkara untuk semua tindak pidana penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan
yang terjadi termasuk tindak pidana korupsi dan tatacara dalam yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut terurai dalam serta wewenang lain berdasarkan undangundang.
pasal 102 sampai pasal 136 KUHAP.
KOMISI PEMBERANTASAN
KORUPSI
• KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) adalah
lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya bersifat independen dan bebas
dari pengaruh kekuasaan manapun (Undang–
Undang No. 30 Tahun 2002). KPK dalam
nmberanta korupsi berasaskan pada 1. Kepastian
hukum; 2. Keterbukaan; 3. Akuntabilitas; 4.
Kepentingan umum; 5. Proporsionalitas.
PELAKSANAAN TUGAS KPK
• Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman kepada lima asas, yaitu: kepastian
hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas. KPK
bertanggung jawab kepada publik dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan
berkala kepada Presiden, DPR, dan BPK. KPK dipimpin oleh Pimpinan KPK yang
terdiri atas lima orang, seorang ketua merangkap anggota dan empat orang wakil ketua
merangkap anggota. Kelima pimpinan KPK tersebut merupakan pejabat negara, yang
berasal dari unsur pemerintahan dan unsur masyarakat. Pimpinan KPK memegang
jabatan selama empat tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk sekali masa jabatan.
Dalam pengambilan keputusan, pimpinan KPK bersifat kolektif kolegial.
TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DI INDONESIA
• Secara konstitusional pengertian tindak pidana korupsi disebutkan di dalam Pasal 1 angka
3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, yang juga menyebutkan mengenai
kolusi (pada Pasal 1 angka 4) dan nepotisme (pada Pasal 1 angka 5), yaitu sebagai
berikut:
• a. Pasal 1 angka 3 Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi.
• b. Pasal 1 angka 4 Kolusi adalah permufakatan atau kerjasama secara melawan hukum
antar Penyelenggara Negara atau antara Penyelenggara Negara dan pihak lain yang
merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara.
• c. Pasal 1 angka 5 Nepotisme adalah setiap perbuatan Penyelenggara Negara secara
melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di
atas kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Tindak pidana korupsi menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, diatur di
dalam Pasal 2 dan Pasal 3, yaitu sebagai berikut:
• Pasal 2
• Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
sedikit Rp. 200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah).
• Pasal 3
• Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000.00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah).
KESIMPULAN
• Tindak pidana korupsi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperkaya diri sendiri atau kelompok,
dimana kegiatan tersebut melanggar hukum karena telah merugikan bangsa dan negara
• Lembaga penegak hukum pemberantasan korupsi di Indonesia adalah Kepolisia, Kejaksaan dan KPK
• Tindak pidana korupsi diatur dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
• Tindak pidana korupsi merupakan suatu perbuatan yang bertentangan dengan moral dan melawan
hukum yang bertujuan menguntungkan dan/atau memperkaya diri sendiri dengan meyalahgunakan
kewenangan yang ada pada dirinya yang dapat merugikan masyarakat dan negara