0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas sejarah gerakan anti korupsi di Indonesia, mulai dari upaya-upaya awal yang dilakukan pemerintah sejak 1950-an hingga terbentuknya lembaga KPK pada tahun 2003. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai peraturan yang dikeluarkan pemerintah untuk memberantas korupsi serta faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi.
Dokumen tersebut membahas sejarah gerakan anti korupsi di Indonesia, mulai dari upaya-upaya awal yang dilakukan pemerintah sejak 1950-an hingga terbentuknya lembaga KPK pada tahun 2003. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai peraturan yang dikeluarkan pemerintah untuk memberantas korupsi serta faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi.
Dokumen tersebut membahas sejarah gerakan anti korupsi di Indonesia, mulai dari upaya-upaya awal yang dilakukan pemerintah sejak 1950-an hingga terbentuknya lembaga KPK pada tahun 2003. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai peraturan yang dikeluarkan pemerintah untuk memberantas korupsi serta faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi.
Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dengan kaidah-
kaidah umum yang berlaku di masyarakat. Korupsi di Indonesia telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa. Melihat realita tersebut timbul publik judgement bahwa korupsi adalah manisfestasi budaya bangsa. Telah banyak usaha yang dilakukan untuk memberantas korupsi. Namun, sampai saat ini hasilnya masih tetap belum sesuai dengan harapan masyarakat. Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” (Fockema Andrea : 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary : 1960). Selanjutnya, dikatakan bahwa “corruptio” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie” (Belanda). Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian (Elvi, 2016). SEJARAH GERAKAN ANTI KORUPSI
Korupsi di Indonesia sudah berlangsung lama. Maraknya permasalahan
korupsi di Indonesia bukanlah suatu masalah yang baru. Secara historis, setelah Indonesia merdeka, korupsi sudah sangat kronis sejak akhir tahun 1950-an. Berbagai upaya pemberantasan korupsi dicanangkan di setiap periode pemerintahan negara ini. Beberapa referensi menyatakan bahwa pemberantasan korupsi secara yuridis baru dimulai pada tahun 1957, dengan keluarnya Peraturan Penguasa Militer Nomor PRT/PM/06/1957. Peraturan yang dikenal dengan Peraturan tentang Pemberantasan Korupsi ini dibuat oleh penguasa militer waktu itu, yaitu Penguasa Militer Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Di masa awal Orde Baru, pemerintah menerbitkan Keppres No.28 Tahun 1967 tentang Pembentukan Tim Pemberantasan Korupsi. BANJIR PERATURAN PEMBERANTASAN KORUPSI
Orde baru bisa dibilang paling banyak mengeluarkan peraturan karena
masa Orde Baru yang cukup panjang. Namun sayangnya tidak banyak peraturan yang dibuat itu berlaku efektif dan membuat korupsi sedikit berkurang dari bumi Indonesia. Menyambung pidatonya di Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 1970, pemerintahan Soeharto mengeluarkan UU No.3 tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Aturan ini menerapkan pidana penjara maksimum seumur hidup serta denda maksimum Rp 30 juta bagi semua delik yang dikategorikan korupsi. Berikut ini beberapa peraturan yang terbit di masa Orde Baru berkaitan dengan pemberantasan korupsi: GBHN Tahun 1973 tentang Pembinaan Aparatur yang Berwibawa dan Bersih dalam Pengelolaan Negara; GBHN Tahun 1978 tentang Kebijakan dan Langkah-Langkah dalam rangka Penertiban Aparatur Negara dari Masalah Korupsi, Penyalahgunaan Wewenang, Kebocoran dan Pemborosan Kekayaan dan Kuangan Negara, Pungutan-Pungutan Liar serta Berbagai Bentuk Penyelewengan Lainnya yang Menghambat Pelaksanaan Pembangunan; Undang-Undang No.3 Tahun 1971 tentang Tindak Pidana Korupsi; Keppres No. 52 Tahun 1971 tentang Pelaporan Pajak Para Pejabat dan PNS; Inpres Nomor 9 Tahun 1977 tentang Operasi Penertiban; Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap. REFORMASI: PERJUANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI MASIH BERLANGSUNG
Berganti rezim, berganti pula harapan rakyat Indonesia untuk bisa
mengenyahkan koruptor dari Indonesia. Orde Baru kandas, muncul pemerintahan baru yang lahir dari gerakan reformasi pada tahun 1998. Di masa pemerintahan Abdurrahman Wahid Muncul Tap MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Pengelolaan Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Pemerintahan Gus Dur kemudian membentuk badan-badan negara untuk mendukung upaya pemberantasan korupsi, antara lain: Tim Gabungan Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi, Komisi Ombudsman Nasional, Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara dan beberapa lainnya KPK LAHIR, PEMBERANTASAN KORUPSI TAK PERNAH TERHENTI
Perjalanan panjang memberantas korupsi seperti mendapatkan angin
segar ketika muncul sebuah lembaga negara yang memiliki tugas dan kewenangan yang jelas untuk memberantas korupsi. Meskipun sebelumnya, ini dibilang terlambag dari agenda yang diamanatkan oleh ketentuan Pasal 43 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, pembahasan RUU KPK dapat dikatakan merupakan bentuk keseriusan pemerintahan Megawati Soekarnoputri dalam pemberantasan korupsi. Keterlambatan pembahasan RUU tersebut dilatarbelakangi oleh banyak sebab. Pertama, perubahan konstitusi uang berimpilkasi pada perubahan peta ketatanegaraan. Kedua, kecenderungan legislative heavy pada DPR. Ketiga, kecenderungan tirani DPR. Keterlambatan pembahasan RUU KPK salah satunya juga disebabkan oleh persolan internal yang melanda system politik di Indonesia pada era reformasi.
ARGUMEN MENGENAI KASUS KORUPSI
Korupsi adalah suatu perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok, dan sebagainya. Menurut Muhammad Al dalam (Elvi 2016) pengertian korupsi adalah : Korup artinya busuk, suka menerima uang suap/sogok, memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya; Korupsi artinya perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya; dan Koruptor artinya orang yang melakukan korupsi. Korupsi adalah pengambilan uang yang bukan haknya atau penyelewengan uang negara yang diniatkan untuk kebutuhan pribadi oknum – oknum tertentu. Kata “Korupsi” sudahlah sangat sering terdengar dimasyarakat Indonesia. Tindakan korupsi mayoritas dilakukan oleh pejabat negara yang mempunyai hak dan kewenangan khusus kepada negara dan mempunyai kewajiban untuk mengabdi kepada masyarakat, tetapi banyak pejabat yang menyalahgunakan kewenangan tersebut untuk memperoleh keuntungan dari pekerjaan mereka. FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
Faktor penyebab korupsi yaitu dari internal maupun eksternal.
1. Internal disebabkan oleh terpuruknya mental sesorang terhadap perilakunnya. Dari mental yang buruk tadi jika ada kesempatan oknum tersebut tanpa berpikir panjang untuk melakukan sebuah tindak korupsi. Tidak salah jika kebijakan atau program pemerintah saat ini yaitu “Revolusi Mental” sebagai salah satu upaya untuk memberantas korupsi. Dikarenakan faktor utama korupsi yaitu mental yang terpuruk tadi. 2. Eksternal yaitu adanya kesempatan dalam proses berpolitik atau melakukan tugasnya. Adanya sistem suatu anggaran yang tidak kuat akan banyak dimanfaatkan suatu oknum untuk melancarkan aksinya. Kemudian setelah banyak kasus korupsi muncul kita akan mulai bertanya, “Bagaimana untuk memberantas korupsi?”. Sebenarnya pemerintah sudah tidak kurang caranya untuk memberantas korupsi, contohnya dengan dibentuknya lembaga KPK. TERIMAKASIH TUHAN YESUS MEMBERKATI