Korupsi kini sudah menjadi masalah global. Korupsi tidak saja menyebabkan
terjadinya kemiskinan, tetapi juga instabilitas politik. Ini terjadi di berbagai negara
berkembang seperti Indonesia ketika dipimpin Soeharto.
Negara Indonesia dibelit masalah korupsi yang akut, yang meliputi penggerogotan
uang negara, pemerasan/penyuapan, perbuatan curang dan tindakan korupsi
lainnya, yang melibatkan aparatur negara.
Korupsi di Indonesia sudah ‘membudaya’ sejak zaman dahulu, yakni dimulai dari
periode prakemerdekaan, sesudah kemerdekaan, era Orde Lama, era Orde Baru,
berlanjut hingga era Reformasi.
Gambar 6.1
Sejarah Perjalanan Korupsi di Indonesia pada Era Prakemerdekaan
Sejarah Perjalanan Korupsi di Indonesia
Pasca-Kemerdekaan
Orde Lama
Gambar 6.2
Sejarah Perjalanan Korupsi di Indonesia pada Masa Orde Lama Pascakemerdekaan
Sejarah Perjalanan Korupsi di Indonesia
Pasca-Kemerdekaan
Orde Baru
Data dari Lembaga Survei Nasional (LSN) Pada Pemilu tahun 2009, sebanyak
<40% publik bersedia menerima uang dari caleg/partai.
Data dari SuaraMerdeka.com, money politic sangat rawan terjadi dalam pemilu
2014, mayoritas publik mengaku bersedia menerima pemberian uang dari
caleg/partai sebesar 69,1%.
1. Kepolisian
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian di samping berfungsi dalam
Harkamtibnas, perlindungan dan pengayoman, pelayanan masyarakat namun
juga bertugas untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua
tindakan pidana.
2. Kejaksaan
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia, disebutkan bahwa Kejaksaan berwenang untuk melakukan
penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang,
termasuk di antaranya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.