SELAMAT
DATANG
GENERASI
MUDA ANTI-
KORUPSI
Indonesia akan
lebih baik jika
tanpa korupsi
Lomba poster KPK, Karya : Christian Tumpak
PENGERTIAN, CIRI, DAN
JENIS KORUPSI
Corruption, Corruptie,
Corruption
Corrupt Korruptie
Jahat, rusak,
Rusak
curang
8
K K N
KORUPSI : Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
KOLUSI : merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur
dengan membuat kesepakatan secara tersembunyi
dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang
diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas
tertentu sebagai pelicin agar segala urusannya
menjadi lancar.
NEPOTISME : setiap perbuatan penyelenggaraan
negara secara melawan hukum yang
menguntungkan kepentingan keluarganya atau
kroninya di atas kepentingan masyarakat, negara,
dan bangsa.
9
3 TINGKATAN
3 TINGKATAN KORUPSI
KORUPSI
Ciri Korupsi :
Menurut Syed Hussein Alatas, ciri-ciri korupsi :
1. Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan.
2. Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta, atau
masyarakat umumnya.
3. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk
kepentingan khusus.
4. Dilakukan dengan rahasia.
5. Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak.
6. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk
uang atau yang lain.
7. Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang
menghendaki keputusan yang pasti dan mereka yang dapat
mempengaruhinya.
8. Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam
bentuk
pengesahan hukum.
11
Modus dan Pola Korupsi
Dari data sejak 2005 – 2012, Modus korupsi sektor
kesehatan dan yang terbanyak berupa :
Penyelewengan APBN/APBD sektor kesehatan,
Jamkesmas, Jempersal, dan Jamkesda.
Intervensi politik dalam anggaran kesehatan,
jaminan kesehatan, dan ASKESKIN
Pungli oleh PNS (Dinas Kesehatan) dan pemotongan
dana bantuan
Kecurangan dalam pengadaan barang/jasa,
terutama alkes
Penyalahgunaan keuangan RSUD
Klaim palsu dan penggelapan dana asuransi
kesehatan oleh oknum Puskesmas dan RSUD
Penyalahgunaan fasilitas kesehatan (Puskesmas dan
RSUD)
12
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
Modus Korupsi
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
Sumber: Centre of International Crime Prevention (CICP) dari UN Office for Drug Control and
Crime Prevention (UN-ODCCP),
14
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
17
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
18
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
19
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
20
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
21
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
22
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
diri.
23
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
24
TUJUH JENIS KORUPSI (UU
31/99)
1. Korupsi Terkait Kerugian Keuangan Negara
2. Korupsi Terkait dengan Suap-menyuap
3. Korupsi Terkait dengan Penggelapan
dalam Jabatan
4. Tindak Pidana Korupsi Pemerasan
5. Tindak Pidana Korupsi Perbuatan Curang
6. Tindak Pidana Korupsi Terkait Benturan
Kepentingan dalam Pengadaan
7. Tindak Pidana Korupsi Terkait Gratifikasi
25
Terkait Kerugian
Keuangan Negara
“Keuangan negara yang dimaksud
adalah seluruh kekayaan negara
dalam bentuk apapun, yang
dipisahkan atau yang tidak
dipisahkan, termasuk di
dalamnyasegala bagian kekayaan
negara dan segala hak dan kewajiban
yang timbul karena :
26
a. berada dalam penguasaan,
pengurusan, dan pertanggungjawaban
pejabat lembaga negara, baik di
tingkat pusat maupun di daerah;
b. berada dalam penguasaan,
pengurusan, dan pertanggungjawaban
Badan Usaha Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah, yayasan, badan
hukum, dan perusahaan yang
menyertakan modal negara, atau
perusahaan yang menyertakan modal
pihak ketiga berdasarkan perjanjian
dengan negara.”
29
Terkait dengan Suap-
menyuap
4. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang
yang menurut ketentuan undang-undang ditentukan
menjadi penasihat atau advisor untuk menghadiri sidang
atau pengadilan, dengan maksud untuk memengaruhi
nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung
dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan
untuk diadili;
5. Menerima hadiah atau janji (seorang pejabat), padahal
diketahui atau sepatutnya harus diduganya bahwa
hadiah atau janji itu diberikan karena kekuasaan atau
kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya,
atau yang menurut pikiran orang yang memberi hadiah
atau janji itu ada hubungan dengan jabatannya;
30
Terkait dengan Suap-
menyuap
6. Menerima hadiah atau janji (pegawai negeri), padahal
diketahuinya bahwa hadiah atau janji itu diberikan untuk
menggerakkannya supaya melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan
dengan kewajibannya;
7. Menerima hadiah bagi pegawai negeri yang mengetahui
bahwa hadiah itu diberikan sebagai akibat atau oleh
karena si penerima telah melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya.
31
SANKS
I:
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 diatur dalam
Pasal 5, Pasal 6, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13 :
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana
denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus
lima puluh juta rupiah)
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga)
tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp750.000.000,00
(tujuh ratus lima puluh juta rupiah)
32
Terkait Penggelapan dalam
Jabatan
Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 yang diperbarui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
34
Tindak Pidana Korupsi
Pemerasan
Tindak pidana korupsi pemerasan diatur dalam Pasal 12
poin e, f, g Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
Dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat
4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp200.000.000,00 dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 :
a. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan
maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya
memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
35
T P K Perbuatan
Curang
Jenis korupsi ini diatur dalam Pasal 7 dan Pasal 12 huruf h
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang diperbarui
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
36
T P K Terkait Benturan
Kepentingan dlm
Pengadaan
Pasal 12 huruf f Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 yang
diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
“Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung
maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam
pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat
dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian
ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.”
39
KORUPSI DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF