PENCEMARAN UDARA
•Udara
•Air
Komunitas Sakit
Sumber •Pangan
(Perilaku, umur
Penyakit •Vektor Gender) Sehat
Penular
•Manusia
5 Agent penyakit
Iklim topografi suprasystem
Simpul 1 2 3 4
MODEL PENGAMATAN DAN PENDEKATAN ANALISIS
Manajemen
Peny. B.W..
•Udara
•Air
Komunitas Sakit
Sumber •Pangan
(Perilaku, umur
Penyakit •Vektor Gender) Sehat
Penular
•Manusia
Prospektif Prediktif
Retrospektif Analitik
5 Agent penyakit
Lingkungan Strategis/politik
Simpul 1 2 3 4
PENGAMATAN SIMPUL I
Adalah pengamatan yang dilakukan pada
titik sumbernya
Dengan mengukur konsentrasi berbagai
pencemar tepat pada titik sumbernya akan
dapat diperkirakan dampak pencemaran
terhadap kesehatan manusia
PENGAMATAN SIMPUL II
Adalah kegiatan pengamatan atas dasar
baha pencemara setelah berada di udara
ambien
Pengamatan ini dapat dikatakan memiliki
nilai informasi terhadap kesehatan yang lebih
mendekati potensi bahaya yang
sesungguhnya (dibandingkan simpul I)
PENGAMATAN SIMPUL III
Adalah kegiatan pengamatan/ pengukuran
indikator biologis
Dalam hal ini yang diamati adalah besar
kadar pulotan dalam spesimen biologis dan
atau hasil proses interaksi bahan pencemar
pada tubuh manusia
PENGAMATAN SIMPUL IV
Adalah pengamatan terhadap angka
kesakitan dari penyakit-penyakit yang
diperkirakan ada kaitannya dengan dampak
pencemaran yang ditimbulkan
Kelompok berisiko tinggi adalah kelompok
masyarakat yang terpajan oleh faktor penyebab
tertentu dalam wilayah tertentu
Kelompok penduduk yang mempunyai risiko
tinggi :
1. Kelompok anak-anak, usia lanjut, ibu hamil dan
menyusui
2. Kelompok masyarakat yang terpajan/ tinggal di
sekitar sumber pencemaran udara
PENGENDALIAN DAMPAK PENCEMARAN
UDARA
POKOK-POKOK KEGIATAN
1. Inventarisasi sumber pencemar udara
2. Pengukuran parameter
3. Pengolahan penyajian dan analisis data
4. Rekomendasi/ upaya tindak lanjut
5. Pemberdayaan Masyarakat dan swasta
INVENTARISASI SUMBER PENCEMAR
UDARA
a. Pemetaan wilayah
b. Penyebaran industri, transportasi dan sumber
lain (jenis dan jumlah)
c. Bahan baku yang dipakai
d. Proses dan peralatan yang dipakai dalam
produksi
e. Barang yang dihasilkan
f. Bahan buangan yang dihasilkan
g. Peralatan pencegahan pencemaran udara yang
telah dipakai
h. Data kualitas udara (pengukuran langsung di
lapangan/ berasal dari sektor lain)
i. Keluhan masyaraakat
j. Mikro meteorologi
PENGUKURAN PARAMETER
1. Penentuan area pengamatan
2. Penentuan titik dan jumlah sampling
3. Parameter pencemaran udara
4. Peralatan sampling
5. Metode analisa
6. Pemeriksaan laboratorium
PENENTUAN AREA PENGAMATAN
Penentuan batas wilayah pengamatan
berdasarkan ahsil pemetaan wilayah
Hasil pemetaan digunakan untuk masukan
menentukan titik-titik / lokasi pengambilan
sampel udara
PENENTUAN TITIK DAN JUMLAH
SAMPLING
Titik-titik pengambilan sampel udara paralel
dengan bentuk sumber pencemarnya
(sumber pencemar berbentuk lingkaran)
maka lokasi sampling adalah lingkaran
Penentuan jarak antara satu titik dengan titik
lainnya
PARAMETER PENCEMARAN UDARA
Parameter pencemaran udara ambien
yang perlu dilakukan pengukuran /
potensial menimbulkan risiko gangguan
kesehatan adalah SO2, NOx, CO, O3,
debu, NH3, Pb, H2S, Hidrokarbon
Parameter lapangan untuk pengukuran
cuaca pada saat pengambilan sampel
adalah suhu, kelembaban relatif, arah
dan kecepatan angin
Pengamatan situasi lapangan adalah
kondisi mendung, gerimis atau hujan
Waktu pengukuran adalah pada pagi,
siang, sore, atau malam
PERALATAN SAMPLING
Pengukuran parameter udara menggunakan
peralatan antara lain :
High Volume Dust Sampler (HVDS) sampling
debu + Pb
NDIR analyzer : sampling karbon monoksida
(CO)
Gas Impinger : sampling SO2, NOx, H2S,
Amoniak, Hidrocarbon
METODE ANALISA
Pemerintah daerah
PERANAN SEKTOR KESEHATAN
Menitikberatkan pada simpul III dan IV
Untuk pengamatan indoor polution
termasuk pada sasaran kesehatan
juga dilakukan terhadap simpul I dan II
Outdoor polution sektor kesehatan
menggunakan data sekunder (simpul I
dan II)dari sektor lain
Bila tidak tersedia / ada, sektor
kesehatna dapat melakukan
pengamatan pada simpul I dan II
WEWENANG DAN TANGGUNG
JAWAB SEKTOR KESEHATAN
PP no. 25 tahun 2000 tentang
kewenangan pemerintah dan kewenangan
propinsi sebagai daerah otonom pasal 2
ayat (3) bidang kesehatan dalam
pengendalian dampak pencemaran udara
Melakukan surveilance epidemiologi dan
pemberantasan penyakit yang berbasis
lingkungan
a.l ISPA, Tuberkolosis paru, Kejadian kasus
pencemaran yang merupakan “ New
Emerging Diseases” (Legionellosis, Sick
Building Sindrom)
PEMBAGIAN WEWENANG DAN
TANGGUNG JAWAB
Pusat
Penetapan kebijakan teknis, norma
standar, kriteria dan prosedur serta
bimbingan teknis
Sangat terbatas pada kewenangan
pelaksanaan
(Pencemaran udara terjadi lintas
propinsi dan internasional
Pencemaran udara lintas kabupaten
yang tidak mampu ditangani
pemerintah daerah dan propinsi)
Propinsi
Melaksanakan surveilans epidemiologi
penangulangan wabah penyakit dan KLB
Penyuluhan dan kampanye
Legionellosis
Kanker
Kecelakaan
Kardiovaskuler