Anda di halaman 1dari 43

PENGENDALIAN

PENCEMARAN UDARA

Dr. Ir. Imam


Khambali, MPPM.
PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA

Dr. Ir. Imam


Khambali, MPPM.
BEBERAPA BATASAN

 Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan


lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka
pelestarian fungsi lingkungan hidup.

 Pengendalian pencemaran udara meliputi upaya-


upaya:
a. Pencegahan;
b. Penanggulangan pencemaran; dan
c. Pemulihan mutu udara

 Pengendalian pencemaran udara dilaksanakan oleh


Pemerintah, pemerintah daerah, dan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan
kewenangan, peran, dan tanggung jawab masing-
masing.
 Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada
lapisan troposfer yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan
manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.
 Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi dan atau komponen
lain yang ada di udara bebas.
 Udara emisi adalah udara dan atau zat, energi dan atau
komponen lain yg dihasilkan dr suatu kegiatan yg masuk dan/
atau dimasukkannya ke dlm udara ambien yg mempunyai
dan/atau tdk mempunyai potensi sbg unsur pencemar.
 Mutu udara emisi adalah Udara emisi yg boleh dibuang oleh
suatu kegiatan ke udara ambien.
 Sumber tdk bergerak adalah sumber emisi yg tetap pd suatu
tempat.
 Batas Maksimum adalah kadar tertinggi yg msh diperbolehkan di
buang ke udara ambien.
 Baku mutu Udara ambien: Kep.Men. LH. No. 02/1988
 Baku mutu Emisi udara Tidak Bergerak: Kep.Men.LH No. 03/1995.
SOME OF THE SMALL ISLAND ARE VOLCANIC IN
ORIGIN
NATURAL DISASTER VOLCANIC ERUPTIONS
DOKUMENTASI PEMANTAUAN LAPINDO 2006
TEORI SIMPUL DASAR
(Umar Fahmi Achmadi- FKM – Univ. Indonesia)
Manajemen
Peny. B.W..

•Udara

•Air
Komunitas Sakit
Sumber •Pangan
(Perilaku, umur
Penyakit •Vektor Gender) Sehat
Penular
•Manusia

5 Agent penyakit
Iklim topografi suprasystem

Simpul 1 2 3 4
MODEL PENGAMATAN DAN PENDEKATAN ANALISIS
Manajemen
Peny. B.W..

•Udara

•Air
Komunitas Sakit
Sumber •Pangan
(Perilaku, umur
Penyakit •Vektor Gender) Sehat
Penular
•Manusia
Prospektif Prediktif

Retrospektif Analitik
5 Agent penyakit
Lingkungan Strategis/politik

Simpul 1 2 3 4
PENGAMATAN SIMPUL I
 Adalah pengamatan yang dilakukan pada
titik sumbernya
 Dengan mengukur konsentrasi berbagai
pencemar tepat pada titik sumbernya akan
dapat diperkirakan dampak pencemaran
terhadap kesehatan manusia
PENGAMATAN SIMPUL II
 Adalah kegiatan pengamatan atas dasar
baha pencemara setelah berada di udara
ambien
 Pengamatan ini dapat dikatakan memiliki
nilai informasi terhadap kesehatan yang lebih
mendekati potensi bahaya yang
sesungguhnya (dibandingkan simpul I)
PENGAMATAN SIMPUL III
 Adalah kegiatan pengamatan/ pengukuran
indikator biologis
 Dalam hal ini yang diamati adalah besar
kadar pulotan dalam spesimen biologis dan
atau hasil proses interaksi bahan pencemar
pada tubuh manusia
PENGAMATAN SIMPUL IV
 Adalah pengamatan terhadap angka
kesakitan dari penyakit-penyakit yang
diperkirakan ada kaitannya dengan dampak
pencemaran yang ditimbulkan
 Kelompok berisiko tinggi adalah kelompok
masyarakat yang terpajan oleh faktor penyebab
tertentu dalam wilayah tertentu
 Kelompok penduduk yang mempunyai risiko
tinggi :
1. Kelompok anak-anak, usia lanjut, ibu hamil dan
menyusui
2. Kelompok masyarakat yang terpajan/ tinggal di
sekitar sumber pencemaran udara
PENGENDALIAN DAMPAK PENCEMARAN
UDARA
POKOK-POKOK KEGIATAN
1. Inventarisasi sumber pencemar udara
2. Pengukuran parameter
3. Pengolahan penyajian dan analisis data
4. Rekomendasi/ upaya tindak lanjut
5. Pemberdayaan Masyarakat dan swasta
INVENTARISASI SUMBER PENCEMAR
UDARA
a. Pemetaan wilayah
b. Penyebaran industri, transportasi dan sumber
lain (jenis dan jumlah)
c. Bahan baku yang dipakai
d. Proses dan peralatan yang dipakai dalam
produksi
e. Barang yang dihasilkan
f. Bahan buangan yang dihasilkan
g. Peralatan pencegahan pencemaran udara yang
telah dipakai
h. Data kualitas udara (pengukuran langsung di
lapangan/ berasal dari sektor lain)
i. Keluhan masyaraakat
j. Mikro meteorologi
PENGUKURAN PARAMETER
1. Penentuan area pengamatan
2. Penentuan titik dan jumlah sampling
3. Parameter pencemaran udara
4. Peralatan sampling
5. Metode analisa
6. Pemeriksaan laboratorium
PENENTUAN AREA PENGAMATAN
 Penentuan batas wilayah pengamatan
berdasarkan ahsil pemetaan wilayah
 Hasil pemetaan digunakan untuk masukan
menentukan titik-titik / lokasi pengambilan
sampel udara
PENENTUAN TITIK DAN JUMLAH
SAMPLING
 Titik-titik pengambilan sampel udara paralel
dengan bentuk sumber pencemarnya
(sumber pencemar berbentuk lingkaran)
maka lokasi sampling adalah lingkaran
 Penentuan jarak antara satu titik dengan titik
lainnya
PARAMETER PENCEMARAN UDARA
 Parameter pencemaran udara ambien
yang perlu dilakukan pengukuran /
potensial menimbulkan risiko gangguan
kesehatan adalah SO2, NOx, CO, O3,
debu, NH3, Pb, H2S, Hidrokarbon
 Parameter lapangan untuk pengukuran
cuaca pada saat pengambilan sampel
adalah suhu, kelembaban relatif, arah
dan kecepatan angin
 Pengamatan situasi lapangan adalah
kondisi mendung, gerimis atau hujan
 Waktu pengukuran adalah pada pagi,
siang, sore, atau malam
PERALATAN SAMPLING
Pengukuran parameter udara menggunakan
peralatan antara lain :
 High Volume Dust Sampler (HVDS) sampling
debu + Pb
 NDIR analyzer : sampling karbon monoksida
(CO)
 Gas Impinger : sampling SO2, NOx, H2S,
Amoniak, Hidrocarbon
METODE ANALISA

 Metode analisa dan peralatan sesuai yang


tercantum dalam baku mutu udara ambien
baik lokal, atau nasional
 BMU lokal : berbentuk Peraturan

 BMU nasional : Kep. Men Neg Lingk. Hidup


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Sampel udara yang telah diambil segera
dikirim ke laboratorium untuk diperiksa dan
diketahui kadarnya (pemeriksaan parameter
SO2, NOx, CO, O3, debu, NH3, Pb, H2S,
Hidrokarbon)
PENGOLAHAN PENYAJIAN DAN
ANALISIS DATA
 Data hasil pemeriksaan/ pengukuran diolah
sesuai dengan kebutuhan
 Kemudian dianalisis dengan cara
membandingkan dengan baku mutu udara
ambien yang berlaku
REKOMENDASI/ UPAYA TINDAK
LANJUT
 Hasil analisis data dapat diketahui berbagai
permasalahan pencemaran udara
 Rumuskan alternatif pemecahan masalah
sampaikan secara resmi ke Kepala Daerah
dan pihak-pihak lain yang terkait
UPAYA PENANGGULANGAN
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
 Aspek hukum
Perlu diterapkan peraturan perundangan
yang mengatur tentang pencegahan,
pengawasan dan penanggulangan
pencemaran udara (UU, PP, SK Menteri,
Juklak, Juknis, Perda)
 Aspek teknis
Beberapa cara untuk mengurangi bahan
pencemar udara :
1. Pada sumber dipasangi filter pada
cerobong
2. Dilengkapi dengan alat perangkap debu
menggunakan silikon atau scruber
3. Membuat wilayah berbukit-bukit
4. Menanam pohon (penghijauan)
5. Zoning
ASPEK PENGORGANISASIAN
Untuk dapat melaksanakan pencegahan,
pengawasan dan penanggulangan
pencemaran udara :
 Setiap kegiatan harus jelas organisasi yang
berwenang, tanggung jawab, fungsi dan
tugasnya
 Koordinasi antar sektor terkait
PERANAN LINTAS SEKTOR
 Sektor di luar kesehatna berperan di dalam
pengendalian pencemaran udara (simpul I
dan simpul II)
 Sektor perhubungan, perindustrian dan
perdagangan, kehutanan
 Sektor energi dan sumber daya mineral

 Kementrian lingkungan hidup

 Pemerintah daerah
PERANAN SEKTOR KESEHATAN
 Menitikberatkan pada simpul III dan IV
 Untuk pengamatan indoor polution
termasuk pada sasaran kesehatan
juga dilakukan terhadap simpul I dan II
 Outdoor polution sektor kesehatan
menggunakan data sekunder (simpul I
dan II)dari sektor lain
 Bila tidak tersedia / ada, sektor
kesehatna dapat melakukan
pengamatan pada simpul I dan II
WEWENANG DAN TANGGUNG
JAWAB SEKTOR KESEHATAN
 PP no. 25 tahun 2000 tentang
kewenangan pemerintah dan kewenangan
propinsi sebagai daerah otonom pasal 2
ayat (3) bidang kesehatan dalam
pengendalian dampak pencemaran udara
 Melakukan surveilance epidemiologi dan
pemberantasan penyakit yang berbasis
lingkungan
 a.l ISPA, Tuberkolosis paru, Kejadian kasus
pencemaran yang merupakan “ New
Emerging Diseases” (Legionellosis, Sick
Building Sindrom)
PEMBAGIAN WEWENANG DAN
TANGGUNG JAWAB
 Pusat
Penetapan kebijakan teknis, norma
standar, kriteria dan prosedur serta
bimbingan teknis
Sangat terbatas pada kewenangan
pelaksanaan
(Pencemaran udara terjadi lintas
propinsi dan internasional
Pencemaran udara lintas kabupaten
yang tidak mampu ditangani
pemerintah daerah dan propinsi)
Propinsi
 Melaksanakan surveilans epidemiologi
penangulangan wabah penyakit dan KLB
 Penyuluhan dan kampanye

 Pengendalian pencemaran udara yang tidak


mampu dilaksanakan kabupaten/ kota
Kabupaten/Kota
 Melaksanakan semua kegiatan pengendalian
pencemaran udara yang bukan wewenang
pemerintah pusat dan propinsi
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PEMBINAAN PENGENDALIAN DAMPAK PENCEMARAN
UDARA

Pendekatan yang digunakan


 Daerah binaan
prioritas pada daerah yang melaksanakan
program kabupaten / kota sehat
 Program kemitraan
1. ikut serta dalam mendukung program
langit biru
2. pelaksanaannya bermitra dengan sektor
terkait (KLH, Perindustrian dan
perdagangan)
 Promosi kesehatan
mengkaitkan promosi tentang pemeliharaan
kualitas udara (seminar, lokakarya, penulisan
pada media massa, media cetak)
Pendekatan epidemiologis
 Mengendalikan dan menanggulangi kasus
pencemaran udara secara epidemiologis
 Dilaksanakan lintas program dan lintas sektor
 Difokuskan simpul III dan IV
 Tidak melupakan simpul I dan II terutama indoor
polution kelompok risiko tinggi yang tinggal di
pemukiman, sarana transportasi, tempat umum,
lingkungan kerja di perkantoran
PENYAKIT BERBASIS
LINGKUNGAN YANG BERKAITAN
DENGAN UDARA
 Tuberkolosis paru
 ISPA

 Legionellosis

 Kanker

 Kecelakaan

 Kardiovaskuler

 Gangguan sistem Syaraf


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN SWASTA
 Mendorong dan mengembangkan peran
serta masyarakat/ swasta dalam peningkatan
kualitas udara pada lingkungan
 Dilakukan dengan memberikan informasi/
data dampak lingkungan hidup, kesehatan
produktifitas, ekonomi
 Model pendekatan yang digunakan
pendekatan kota sehat
PENGAWASAN PENGENDALIAN
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
1. Peraturan Perundang-undangan
2. Monitoring
3. Investigasi
4. Remidial action
5. Sistem jaringan informasi
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
 Pembaharuan/ melengkapi peraturan
perundang-undangan yang berhubungan
dengan dampak pencemaran udara yang
sudah tidak sesuai dengan perkembangan
pengetahuan dan teknologi pada masa
sekarang
 Penerbitan peraturan daerah sebagai bentuk
kepastian hukum
MONITORING
 Suatu kegiatan pengamatan terus menerus
terhadap lingkungan untuk mengetahui
perkembangan suatu kejadian pencemaran
 Pengamatan pada faktor lingkungan dapat
dilakukan terhadap 4 simpul (simpul I, II, III,
dan IV)
INVESTIGASI

 Dilakukan penyidikan apabila ditemukan


adanya indikasi pencemaran udara
REMIDIAL ACTION

 Melakukan tindak lanjut untuk pengendalian


terhadap faktor yang menimbulkan
pencemaran yang memperhatikan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna yang
ada
SISTEM JARINGAN INFORMASI

 Jaringan informasi dapat dijangkau oleh


setiap pengelola program (memanfaatkan
jaringan internet)
 Tukar menukar informasi sebagai bahan
penyusunan rencana kegiatan/ mengatasi
masalah di daerahnya

Anda mungkin juga menyukai