Anda di halaman 1dari 14

I.

1 Latar Belakang
Upaya higiene dan sanitasi rumah makan merupakan kebutuhan utama
terhadap terwujudnya makanan dan minuman aman, oleh karena itu keadaan higiene
dan sanitasi rumah makan tidak memenuhi syarat akan memperbesar kemungkinan
pencemaran serta kerusakan makanan yang ada sejak dimulai dari proses pengadaan
bahan sampai pada penyajian makanan. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan
yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor penjamin untuk tersedianya makanan
aman, yang merupakan menjadi tanggung jawab pemerintah bersama masyarakat,
khususnya pengusaha rumah makan.
Rumah makan merupakan tempat usaha komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum ditempat usahanya.
Rumah makan ini timbul dan berkembang sejalan dengan berkembangnya masyarakat
dalam melayani kebutuhan konsumen. Hal ini bila tidak ditunjang dengan pengolahan
makanan yang higienes dan kondisi sanitasi yang baik maka akan menyebabkan
gangguan kesehatan.
Pengusaha rumah makan di Indonesia sebagian besar masih belum mengerti
betul perihal persyaratan higiene sanitasi yang erat hubungannya dengan kesehatan.
Pada umumnya pengusaha rumah makan dalam menyelenggarakan usahanya hanya
mementingkan segi komersial saja dan kurang memperhatikan persyaratan peraturan
tentang kesehatan atau sanitasi tempat umum. Dalam pengawasan permasalahan
higiene sanitasi, diperlukan peraturan/kebijakan yang mengatur tentang pendirian dan
pengelolaan sanitasi tempat umum termasuk rumah makan.
Menurut Kepmenkes 1098/2003 tentang persyaratan Higiene Sanitasi rumah
makan dan restoran bahwa masyarakat perlu dilindungi dari makanan dan minuman
yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang dikelola rumah makan dan
restoran agar tidak membahayakan kesehatan. Persyaratan fasilitas sanitasi yang
terdiri dari : air bersih, air limbah, toilet, tempat sampah, tempat cuci tangan, tempat
mencuci peralatan, tempat pencucian bahan makanan, fasilitas penyimpanan pakaian
(locker karyawan) dan peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi sanitasi?
2. Apa definisi tempat tempat umum?
3. Apa definisi sanitasi tempat tempat umum?
4. Apa definisi sekolah?
5. Apa definisi Rumah makan?

1
6. Bagaimana kesehatan lingkungan di Sekolah SDI Maryam Surabaya dan Rumah
Makan Bu Siswo ?
7. Apakah kondisi kesehatan lingkungan di SDI Maryam dan Rumah Makan Bu
Siswo telah memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi?

I.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi sanitasi
2. Mahasiswa dapat mengetahui definisi tempat tempat umum
3. Mahasiswa dapat mengetahui definisi sanitasi tempat tempat umum
4. Mahasiswa dapat mengetahui definisi sekolah
5. Mahasiswa dapat mengetahui definisi rumah makan
6. Mahasiswa dapat mengetahui kesehatan lingkungan di Sekolah SDI Maryam
Surabaya dan Rumah Makan Bu Siswo
7. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi kesehatan lingkungan di SDI Maryam dan
Rumah Makan Bu Siswo telah memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi

2
BAB II
DASAR TEORI

II.1 Pengertian Sanitasi


Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan sebagai
penjagaan kesehatan. Ehler dan Steel mengemukakan bahwa sanitasi adalah usaha usaha
pengawasan yang ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat menjadi mata rantai
penularan penyakit. Sedangkan menurut Azawar mengungkapkan bahwa sanitasi adalah
usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan teknik terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat
kesehatan manusia (Isnaini, 2014).
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang
mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama
terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan
kelangsungan hidup (Huda, 2016).
Sedangkan menurut Notoatmodjo, sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja
dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung
dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan
menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi
lingkungan, sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya (Huda, 2016)

II.2 Tempat Tempat Umum


Menurut Kepmenkes Nomor 288 tahun 2003, Sarana dan bangunan umum merupakan
tempat dan atau alat yang dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan
kegiatannya, oleh karena itu perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan dan
penghidupannya untuk mencapai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang
memungkinkan penggunanya hidup dan bekerja dengan produktif secara social ekonomis.
Sarana dan bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila
memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan penyakit antar
pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam
pencegahan terjadinya kecelakaan.

3
Menurut Departemen kesehatan RI tempat-tempat umum adalah tempat kegiatan bagi
umum yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta, perorangan yang langsung
digunakan oleh masyarakat, mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki fasilitas.
Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit,
pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan
sanitasi terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-
tempat umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkingan
penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya (Budiman, 2007).
Tempat umum antara lain hotel, penginapan, pasar, bioskop, tempat ibadah, tempat
rekreasi, kolam renang (termasuk pemandian umum), terminal, pelabuhan, bandar udara,
salon, pusat perbelanjaan dan sejenisnya (Abdullah, 2012).
Menurut Budiman (2006), Tempat-tempat umum meliputi hotel, terminal angkutan
umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat
pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat
ibadah, objek wisata, dan lain-lain.

II.3 Sanitasi Tempat-Tempat Umum


Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang
berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau
menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat
dicegah (Fahmi, 2009).
Sanitasi tempat-tempat umum menurut Mukono (2006), merupakan problem
kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Tempat umum merupakan tempat bertemunya
segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh
sebab itu tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit
yang medianya makanan, minuman, udara dan air, dengan demikian sanitasi tempat-tempat
umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria
sebagai berikut :
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum boleh keluar masuk
ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar.
2. Harus ada gedung/ tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu dimana masyarakat
melakukan aktivitas tertentu.

4
3. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung tempat-tempat
umum tersebut.
4. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan ramainya,
harus mempunyai fasilitas tertentu yang mutlak diperlukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di tempat-tempat umum.
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan
antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang
memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas
jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel, terminal
angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau
tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren,
tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain (Febriyanti, 2011)

II.4 Pengertian Sekolah


Sekolah adalah sistem interaksi sosial suatu organisasi keseluruhan terdiri atas
interaksi pribadi terkait bersama dalam suatu hubungan organic (Wayne dalam buku
Soebagio Atmodiwiro, 2000:37). Sedangkan berdasarkan undang-undang no 20 tahun 2003
sekolah adalah suatu pendidikan formal, pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi (Bayu, 2011).
Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin yaitu: skhole, scola, scolae atau skhola yang
memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di
waktu luang bagi anak-anak di tengah tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan
menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu
luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang
moral (budi pekerti) dan estetika (seni) (Fauzi, 2013).
Sekolah adalah suatu institusi yang sengaja dihidupkan untuk mempertinggi derajat
bangsa dalam segala aspek melalui pendidikan, untuk mencapai keadaan kesehatan yang
optimal pada masyarakat sekolah (siswa, guru, karyawan). Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa sekolah adalah suatu lembaga atau organisasi yang diberi wewenang
untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Huda, 2016).

5
II.5 Kesehatan Lingkungan Sekolah
Kesehatan lingkungan pada kawasan sekolah isntitusi pendidikan adalah upaya untuk
memberdayakan anggota lingkungan sekolah agar sadar, mau dan mampu melaksanakan
kesehatan lingkungan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko
terjadinya penyakit serta berperan aktif dalam menggerakan kesehatan lingkungan sekolah
(Hermawan,2013).
Kebijakan dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sejalan dengan
kebijakan program Kepmenkes Nomor 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan lingkungan sekolah, kebijakan Nasional Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat dan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Menurut UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan sekolah
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

II.6 Pengertian  Rumah Makan


Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/Vll/2003 tentang persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan rumah
makan pada pasal (1) terdapat pengertian rumah makan dan rumah makan. Rumah makan
adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan
dan minuman untuk umum di tempat usahanya.
Kebersihan di Rumah makan sangat penting, mengingat salah satu fungsi dari rumah
makan yaitu sebagai tempat menjual makanan dan dihidangkan kepada pembeli.
Sebagaimana tempat umum lainnya, rumah makan perlu mendapat pengawasan khusus
mengenai keadaan sanitasinya. Bila tidak maka akan menimbulkan hal – hal yang tidak
diinginkan seperti timbulnya penyakit menular.

II.7 Kesehatan Lingkungan Rumah Makan


Pengawasan sanitasi rumah makan sangat penting diperhatikan  karena rumah makan
yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan masyarakat khususnya
dalam penularan penyakit antara lain : Typhus Abdominalis, kolera, disentri, penyakit cacing.
TBC, dan keracunan makanan. Penyakit-penyakit ini akan terjadi bilamana :

6
a)         Bahan makanan yang tidak memenuhi syarat seperti bahan makananyang sudah
membusuk, tidak bersih dalam pengolahannya.
b)        Fasilitas makanan dan minuman yang tidak bersih seperti sendok, gelas, garpu,
mangkok, dan piring yang dapat menjadi benda perrantara untuk penularan penyakit infeksi
usus.
c)         Fasilitas sanitasi yang tidak memenuhi persyaratan seperti tempat sampah, tempat
cuci tangan, kebersihan ruangan,
d)        Karyawan rumah makan yang tidak sehat seperti penderita penyakit/carrier merupakan
sumber penularan penyakit di dalam rumah makan.

II.8 Persyaratan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Sekolah


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
Sekolah menyebutkan bahwa persyaratan kesehatan lingkungan sekolah sebagai berikut :

1. Lokasi
a. Lokasi bangunan sekolah harus berada di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota
b. Tidak terletak pada daerah rawan bencana, bekas tempat pembuangan akhir (TPA)
sampah dan bekas lokasi pertambangan
c. Jauh dari gangguan atau jaringan listrik tegangan tinggi dengan radius minimal 0,5 km

2. Kontruksi bangunan
a. Atap dan talang
1) Atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan tikus
2) Kemiringan atap harus cukup sehingga tidak mudah bocor dan tidak memungkinkan
terjadinya genangan air pada atap dan langit-langit
3) Atap mempunyai ketinggian lebih dari 10 meter harus dilengkapi dengan penangkal
petir
4) Talang tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk
b. Langit-langit
1) Langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan
2) Kerangka langit-langit yang terbat dari kayu harus anti rayap
3) Langit-langit yang terbuat dari anyaman bambu tidak boleh dicat dengan larutan
kapur tohor
4) Langit-langit tingginya minimal 3 meter dari permukaan lantai, khusus untuk SMP
ke atas tinggi langit-langit 3,25 meter
c. Dinding
1) Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna terang
2) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan yang
kuat dan kedap air
3) Dinding terbuat dari tembok yang tidak mudah retak
4) Dinding yang terbuat dari kayu atau anyaman bambu harus rapat dan tidak boleh
dicat dengan larutan kapur tohor
5) Warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang

7
d. Lantai
1) Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak retak,
tidak licin dan mudah dibersihkan
2) Pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus/lengkung agar mudah
dibersihkan
3) Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup
kearah saluran pembuangan air limbah
4) Warna lantai harus berwarna terang
e. Tangga
1) Setiap bangunan bertingkat harus mempunyai tangga yang juga berfungsi sebagai
tangga penyelamat
2) Lebar anak tangga minimal 30 cm
3) Tinggi anak tangga maksimal 20 cm
4) Pegangan tangan di tangga harus ada untuk keamanan
5) Lebar tangga/luas tangga ≥ 150 cm
f. Pintu
Terdiri dari dua daun pintu dengan arah ke luar dan mempunyai ukuran sesuai
ketentuan yang berlaku. Antara dua kelas harus ada pintu yang berdekatan dengan pintu
keluar untuk memungkinkan cepat keluarnya siswa yang duduk paling belakang.
g. Jendela
Dapat dibuka dan ditutup dengan arah bukaan ke luar. Untuk ruang tertentu seperti :
ruang laboratorium, ruang komputer, ruang media, ruang perpustakaan diberi besi
pengaman
h. Pembuangan air hujan
Diresapkan ke dalam tanah atau disalurkan ke saluran umum/sungai terdekat
3. Ruang bangunan
Setiap sekolah harus memiliki beberapa ruang kelas, ruang bimbingan dan konseling.
Ruang UKS, Ruang laboratorium, Kantin/warung sekola, toilet, ruang ibadah dan Gudang
a. Ruang kelas
1) Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/murid
2) Jarak papan tulis dengan meja siswa paling depan minimal 2,5 m dengan jarak papan
tulis dan meja siswa paling belakang maksimal 9 m
3) Lantai di depan papan tulis ditinggikan 40 cm dari lantai sekitarnya
4) Tersedia tempat cuci dengan air bersih yang mengalir di depan ruang kelas, minimal
1 tempat cuci tangan untuk 2 kelas
5) Tingkat kebisingan tidak melebihi 35-45 dB
b. Ruang bimbingan dan konseling (untuk SMP dan SMA/SMK)
Ruang bimbingan dan konseling harus terpisah dengan ruang lainnya.
c. Ruang UKS
Ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
dengan luas minimal 27 m2
d. Ruang laboratorium
1) Tersedia tempat cuci peralatan laboratorium yang dilengkapi dengan air bersih yang
mengalir
2) Untuk laboratorium kimia harus dilengkapi lemari asam dan shower/pancuran air
dengan kualitas dan kuantitas air yang cukup
3) Kepadatan ruang laboratorium minimal 4 m2/murid
e. Kantin/Warung Sekolah
1) Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir
2) Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung sekolah

8
3) Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan
4) Tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang tertutup
5) Tersedia tempat untuk menyimpan peralatan makan dan minum
6) Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS (tempat
pengumpulan sampah sementara)
4. Kualitas udara ruang
a. Udara ruang sekolah tidak berbau (terutama gas H2S dan NH3)
b. Konsentrasi debu tersuspensi maksimum 150 mikrogram/m3 dengan rata-rata
pengukuran selama 8 jam dan tidak mengandung debu berserat
c. Penetapan sekolah sebagai kawasan bebas rokok
5. Pencahayaan
a. Pencahayaan di setiap ruang disesuaikan dengan peruntukannya seperti tabel
1.
b. Pencahyaan di setiap ruang tidak silau

6. Ventilasi
a. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara segar di dalam ruang sekolah
dengan baik
b. Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin penggantian udara dengan baik, ruang
sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis
c. Ventilasi pada ruang sekolah sesuai peruntukannya seperti pada tabel 2 berikut :

9
7. Kebisingan
Kebisingan di sekolah tidak boleh lebih dari 45 dB(A)
8. Fasilitas Sanitasi Sekolah
a. Air bersih
1) Tersedia air bersih 15 liter per orang per hari
2) Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan Permenkes RI
nomor 32 tahun 2017 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.
3) Jarak sumur/sarana air bersih dengan sumber pencemaran (sarana pembuangan air
limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir, dll) minimal 10 m
b. Toilet (kamar mandi, wc, dan urinoir)
1) Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru, perpustakaan,
ruang bimbingan dan konseling
2) Tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan
3) Proporsi jumlah wc/urinoir adalah 1 wc/urinoir untuk 40 siswa dan 1 wc untuk
25 orang siswi
4) Toilet harus dalam keadaan bersih
5) Lantai toilet tidak ada genangan air
6) Tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan dengan udara luar
7) Bak penampung air harus tidak menjadi tempat perindukan nyamuk
c. Sarana pembuangan air limbah
1) Tersedia saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran pembuangan
air hujan
2) Saluran pembuangan air limbah harus terbuat dari bahan kedap air dan tertutup
3) Keberadaan SPAL tidak mencemari lingkungan
4) Tersedia saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan kedap air,
tertutup dan airnya dapat mengalir dengan lancar
5) Air limbah dibuang melalui tangki septic dan kemudian diresapkan ke dalam tanah
6) Pembuangan air limbah dan laboratorium, dapur, dan wc harus memenuhi syarat
kedap air, tertutup dan diberi bak control pada jarak tertentu supaya mudah dibersihkan
bila terjadi penyumbatan sehingga dapat mengalir dengan lancar.
d. Sarana pembuangan sampah
1) Di setiap ruangan harus tersedia tempat sampah yang dilengkapi dengan tutup
2)Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) dari seluruh ruangan untuk
memudahkan pengangkutan atau pemusnahan sampah
3) Peletakan tempat pembuangan/pengumpulan sampah sementara dengan ruang kelas
berjarak minimal 10 m
9. Sarana Olahraga dan Ibadah
a. Tersedia akses dengan tempat olahraga
b. Tersedia akses dengan tempat ibadah
10. Halaman
a. Lahan sekolah harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat
dan aman
b. Halaman sekolah harus selalu dalam keadaan bersih, tidak becek dan tidak menjadi
tempat bersarang dan berkembangbiaknya serangga, binatang pengerat dan binatang
pengganggu lainnya
c. Tersedia akses tempat parkir kendaraan
d. Ada tempat untuk upacara
e. Tersedia lahan untuk apotik hidup

10
f. Tersedia saluran penuntasan air hujan yang diresapkan ke dalam tanah atau dialirkan ke
saluran umum.
11. Bebas jentik nyamuk
a. Lingkungan sekolah harus bebas jentik nyamuk
b. Kepadatan jentik nyamuk aedes aegypti yang diamati melalui indeks kontainer di dalam
lingkungan sekolah harus nol
c. Di setiap ruangan pada siang hari, harus terlihat terang untuk menghindari ruangan
sebagai tempat peristirahatan nyamuk.

II.9 Persyaratan Hygiene dan Sanitasi Rumah Makan


Dalam  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan Dan
Restoran Menteri Kesehatan Republik Indonesia disebutkan dalam Bab IV pasal 91 bahwa
rumah makan dan restoran dalam menjalankan usahanya harus memenuhi persyaratan
hygiene sanitasi.
Faktor-Faktor Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan
1.         Lokasi dan Bangunan
Rumah makan tidak berada pada arah angin dan pada jarak kurang dari 100 meter dari
sumber pencemaran debu, asap, bau dan cemaran lain. Bangunan harus terpisah dengan
tempat tinggal termasuk tempat tidur, kokoh/kuat/permanen, rapat serangga dan tikus.
Pembagian ruang terdiri dari dapur dan ruang makan, ada toilet, ada gudang bahan makanan,
ada ruang karyawan, ada ruang administrasi, dan ada gudang peralatan. Lantai harus bersih,
kedap air, tidak licin, rata, kering, konus ( tidak membentuk sudut mati). Dinding harus kedap
air, rata, dan bersih. Ventilasi tersedia dan berfungsi baik, menghilangkan bau tak enak,
cukup menjamin rasa nyaman. Pencahayaan / Penerangan tersebar merata disetiap ruangan,
intensitas cahaya 10 fc, dan tidak menyilaukan. Atap tidak menjadi sarang tikus dan
serangga, tidak bocor, cukup landai. Langit-langit tinggi minimal 2,4 meter, rata dan bersih,
tidak terdapat lubang-lubang.Pintu rapat dari serangga dan tikus, menutup dengan baik dan
membuka ke arah luar, terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan.
2.       Fasilitas Sanitasi
Air bersih jumlah mencukupi, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna, angka
kuman tidak melebihi nilai ambang batas, kadar bahan kimia tidak melebihi nilai ambang
batas. Pembuangan air limbah mengalir dengan lancar, terdapat grease trap, saluran kedap air
dan saluran tertutup.
Toilet bersih, letaknya tidak berhubungan langsung dengan dapur atau ruang makan, tersedia
air bersih yang cukup tersedia sabun dan lap pengering, toilet untuk pria terpisah dengan
wanita. Tempat sampah berisi sampah diangkut tiap 24 jam, disetiap ruang penghasil sampah

11
tersedia tempat sampah, dibuat dari bahan kedap air dan mempunyai tutup, kapasitas tempat
sampah terangkat oleh seorang petugas sampah. Tempat cuci tangan tersedia air cuci tangan
yang mencukupi, tersedia sabun dan alat pengering/lap, jumlah cukup untuk pengunjung dan
karyawan .Tempat mencuci peralatan tersedia air dingin dan panas yang cukup, terbuat dari
bahan yang kuat, aman dan halus, terdiri dari tiga bilik/bak pencuci. Tempat pencuci bahan
makanan tersedia air pencuci yang cukup, terbuat dari bahan yang kuat, aman dan halus, air
pencuci yang dipakai mengandung larutan cuci hama. Locker karyawan tersedia locker
karyawan dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, dan mempunyai tutup rapat, jumlahnya
cukup, letak locker dalam ruang tersendiri, locker untuk karyawan pria dan wanita terpisah.
Peralatan pencegah masuknya serangga dan tikus, setiap lubang ventilasi dipasang kawat
kassa serangga, dipasang terali tikus, persilangan pipa dan dinding ditutup rapat, tempat
tandon air mempunyai tutup dan bebas jentik nyamuk.
3.      Dapur, Ruang makan, dan Gudang Makanan
Dapur bersih, ada fasilitas penyimpanan makanan, tersedia penyimpanan makanan
panas, ukuran dapur cukup memadai, ada cukup dan cerobong asap, terpasang tulisan pesan-
pesan hygiene bagi penjamah/karyawan.
Ruang makan, perlengkapan ruang makan selalu bersih,ukuran ruang makan minimal 0,85
m2 perkursi tamu, pintu masuk buka tutup otomatis, tersedia fasilitas cuci tangan yang
memenuhi estetika, tempat peragaan makanan jadi tertutup. Gudang makanan tidak terdapat
bahan lain selain bahan makanan, tersedia rak-rak penempatan bahan makanan sesuai dengan
ketentuan, kapasitas gudang cukup memadai, rapat  serangga dan tikus.
4.      Bahan makanan dan Makanan Jadi
Bahan makanan kondisi fisiknya baik, angka kuman dan bahan kimia makanan
memenuhi persyaratan yang ditentukan, bahan makanan berasal dari sumber resmi, bahan
makanan kemasan terdaftar pada Depkes. RI
Makanan jadi, kondisi fisik makanan jadi baik, angka kuman dan bahan kimia makanan
memenuhi persyaratan yang ditentukan, makanan jadi kemasan tidak ada tanda-tanda
kerusakan dan terdaftar pada Depkes RI.
5.      Pengolahan Makanan
Proses pengolahan, tenaga pengolah memakai pakaian kerja dengan benara dan cara kerja
yang bersih, pengambialan makanan jadi menggunakan alat yang khusus, mengguanakan
peralatan dengan benar.
6.      Tempat Penyimpanan Bahan Makanan dan Makanan Jadi

12
Penyimpanan bahan makanan, suhu dan kelembaban penyimpanan sesuai dengan persyaratan
jenis makanan, ketebalan penyimpanan sesuai dengan persyaratan jenis makanan,
penempatan terpisah dengan makanan jadi, tempat bersih dan terpelihara, disimpan dalam
aturan sejenis dan disusun dalam rak-rak.
Penyimpanan makanan jadi, suhu dan waktu penyimpanan dengan persyaratan jenis makanan
jadi, cara penyimpanan tertutup.
7.       Penyajian Makanan
Cara Penyajian, suhu penyajian makanan hangat tidak kurang dari 600C, pewadahan dan
penjamah makanan jadi menggunakan alat yang bersih, cara membawa dan penyajian
makanan dengan tertutup, penyajian makanan harus pada tempat yang bersih.
8.      Ketentuan Peralatan
Cara pencucian, pengeringan dan penyimpanan memenuhi persyaratan agar selalu dalam
keadaan bersih sebelum digunakan, peralatan dalam keadaan baik dan utuh, peralatan makan
dan minum tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi nilai ambang batas yang
ditentukan, permukaan alat yang kontak langsung dengan makanan tidak ada sudut mati dan
halus, peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak mengandung zat beracun.
9.      Tenaga kerja
Pengetahuan/sertifikat hygiene sanitasi makanan, pemilik/pengusaha pernah mengikuti
kursus/temu karya, supervisor pernah mengikuti kursus, semua penjamah makanan pernah
mengikuti kursus, salah seorang penjamah pernah mengikuti kursus. Pakaian kerja bersih,
tersedia pakaian kerja seragam 2 stel atau lebih, penggunaan khusus waktu kerja saja,
lengkap dan rapi.Pemeriksaan kesehatan, karyawan/penjamah 6 bulan sekali check up
kesehatan, pernah divaksinasi chotypha/thypoid, bila sakit tidak bekerja dan berobat ke
dokter, memiliki buku kesehatan karyawan. Personal hygiene, setiap karyawan/penjamah
makanan berperilaku bersih dan berpakaian rapi, setiap mau kerja cuci tangan, menutup
mulut dengan sapu tangan bila batuk-batuk atau bersin, menggunakan alat yang sesuai dan
bersih bila mengambil makanan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Huda, N. 2016. Sanitasi MTS Nuris Antrigo. availabel at http://megaayup.web.unej.ac.id/.


diakses tanggal 5 Maret 2018

Isnaini, A. 2014. Sanitasi Lingkungan. available at http://eprints.wallsongo.ac.id/. diakses


tanggal 28 Maret 2018

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 288/Menkes/Sk/Iii/2003 Tentang


Pedoman Penyehatan Sarana Dan Bangunan Umum

Chandra, budiman. 2007. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta: Penerbit buku


kedokteran EGC

Abdullah, 2012. Sanitasi Tempat-tempat Umum. http://sanitationhealth.blog


spot.com/2012/01/sanitasi-tempat-tempat-umum.html

Mukono HJ. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Surabaya: Airlangga University Press;
2006.

Febriyanti, 2011. Pengertian Sanitasi Secara Umum. tersedia dalam :


https://nanopdf.com/download/bab-ii-kajian-pustaka-21-pengertian-sanitasi-secara-
umum_pdf

Bayu H, 2011. Tinjauan Pustaka Landasan Teori Pengertian Sekolah, available at


http://digilib.unila.ac.id/1366/5/BAB%20II.pdf

Fauzi, AAR. 2013. Tinjauan Tentang Peraturan Sekolah. Available at


http://digilib.uinsby.ac.id/10601/5/Bab2.pdf. diakses tanggal 28 Maret
2018.

Hermawan, Yoni. 2013. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Lingkungan Terhadap


Tingkat Pengetahuan Dan Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan Smp Negeri
Tambaksari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Jurnal Bumi
Lestari Volume 13, hlm 166-173.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006


tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003


Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan Dan Restoran Menteri Kesehatan
Republik Indonesia

14

Anda mungkin juga menyukai