Anda di halaman 1dari 27

Laporan Hasil Penelitian

PENGUKURAN SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM


DI RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO
Di Ajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sanitasi Tempat-Tempat Umum yang
di ampuh oleh Dosen:
Ayu Rofia Nurfadillah S.KM, M.Kes

Disusun Oleh :

Fatreshya Dewi Inombi 811418092

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sanitasi tempat-tempat umum ialah usaha-usaha buat menghindari serta
mengawasi kerugian akibat dari tempat-tempat umum yang mempunyai kemampuan
terjadinya penularan, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya.
Tempat maupun fasilitas layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi
lingkungan antara lain : tempat umum yang dikelola secara komersial, tempat yang
dapat memfasilitasi terjadinya penularan penyakit ataupun tempat layanan umum
yang intensitas jumlah serta waktu kunjungannya tinggi. Tempat-tempat umum antara
lain merupakan terminal, hotel, angkutan umum, pasar tradisional atau
swalayan/pertokoan, bioskop, salon kecantikan, pangkas rambut, panti pijat, taman
hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, serta
lain-lain (World Health Organization, 2015).
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang sediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan serta rawat darurat. Rumah sakit umum merupakan
rumah sakit yang membagikan pelayanan kesehatan pada seluruh bidang penyakit.
Hakikat dasar rumah sakit merupakan pemenuhan kebutuhan serta tuntutan penderita
yang mengharapkan penyelesaian permasalahan kesehatannya pada rumah sakit.
Penderita mengharapkan bahwa hanya rumah sakit yang sanggup memberikan
pelayanan medis selaku upaya pengobatan serta pemulihan atas rasa sakit yang
dideritanya. Pasien mengaharapkan pelayanan yang siap, cepat, tanggap, serta aman
terhadap keluhan penyakit penderita (Moenir, H.A.S. 2016).
Rumah sakit Islam Gorontalo merupakan Rumah sakit yang berada di JL. KH.
Agus Salim (HB Jassin) No. 457, Liluwo, Kota Tengah Kota Gorontalo. Rumah sakit
melayani penderita baik dari kota Gorontalo ataupun dari luar wilayah sebab
merupakan jenis rumah sakit umum, dengan pelayanan-pelayanan berkualitas dengan
alat-alat medis modern serta lengkap. Jam jenguk penderita Rumah Sakit Gorontalo
juga diatur dengan baik dari anak hingga orang dewasa dapat istrihat maksimal.
Adapun Berbagai fasilitas yang terdapat pada Rumah Sakit Islam Gorontalo yaitu:
Instalasi Gawat Darurat, farmasi, laboratorium, ruang oprasi, poliklinik, dokter
umum, dokter gigi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kondisi Sanitasi yang terdapat pada Rumah Sakit Islam Gorontalo?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sanitasi tempat-tempat umum di Rumah Sakit?
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan media


pembelajaran atau penerapan media pembelajaran secara lebih lanjut. Selain itu juga
dapat menjadi sebuah nilai tambah khasana pengetahuan ilmuan dalam bidang
pendidikan di Indonesia

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti Memberikan pengalaman yang berguna bagi peneliti untuk dapat
berpikir secara analisis dan dinamis di masa yang akan datang.

b. Bagi pemerintah Bisa menjadi bahan acuan dalam pembuatan aturan mengenai
sanitasi tempat-tempat umum bagi kesehatan rumah sakit di masa yang akan
datang.

c. Bagi Rumah sakit terkait hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi program pemenuhan persyaratan kesehatan lingkungan sehingga dapat
lebih mampu menekan risiko penularan penyakit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sanitasi
1. Tinjuan Umum Tentang Tempat-tempat Umum
Tempat umum ataupun fasilitas pelayanan umum merupakan tempat yang
mempunyai sarana serta berpotensi terhadap terjadinya penularan penyakit. Tempat-
tempat umum ialah suatu tempat dimana banyak orang berkumpul untuk
melaksanakan aktivitas baik secara insidentil ataupun terus-menerus, baik secara
membayar maupun tidak, atau suatu tempat dimana banyak orang berkumpul serta
melaksanakan kegiatan tiap hari. (Imam, 2017).
Pengertian sanitasi tempat-tempat umum (STTU) merupakan suatu usaha
untuk mengawasi serta menghindari kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-
tempat umum tersebut yang menyebabkan timbul menularnya berbagai tipe penyakit.
STTU bisa pula dimengerti sebagai sesuatu upaya yang dilakukan untuk menjaga
kebersihan tempat-tempat yang sering digunakan untuk menjalankan aktivitas hidup
sehari-hari agar terhindar dari ancaman penyakit yang merugikan kesehatan.
Sanitasi Tempat – tempat Umum merupakan sesuatu usaha buat mengawasi,
mencegah serta mengatur kerugian akibat dari pemanfaatan tempat maupun hasil
usaha (produk) oleh serta untuk umum terutama yang erat hubungannya dengan
timbulnya dan menularnya penyakit serta kemungkinan terjadinya kecelakaan.
(Suparlan, 2012).
Sanitasi tempat-tempat umum, ialah permasalahan kesehatan masyarakat yang
cukup mendesak. Sebab tempat umum ialah tempat bertemunya segala macam
masyarakat dengan segala penyakit yang dimiliki oleh masyarakat. Oleh karena itu
tempat umum ialah tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang
medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-
tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi,
memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Mukono, 2005).
2. Tinjauan Umum tentang Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit
Menurut American Health Association (1974) yang dimaksud dengan rumah
sakit merupakan sebuah organisasi tenaga medis profesional yang terorganisirserta
fasilitas kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayan kedokteran,
asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, dan pengobatan penyakit
yang diderita oleh pasien. Sementara itu menurut Wolperdan Pena (1987).
Rumah sakit ialah sebuah tempat dimana orang sakit mencari serta menerima
pelayanan kedokteran serta gempat dimana pendidikan klinik bagi mahasiswa bidang
kesehatan. Selanjutnya World Health Organization– WHO (2002) menjabarkan
bahwa rumah sakit merupakan organisasi medis maupun sosial yang memiliki fungsi
untuk menyediakan pelayanan kesehatan baik kuratif ataupun preventif bagi
masyarakat dan keluarganya. Hal yang sama juga turut disebutkan dalam UU RI
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah sakit merupakan institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Pelayanan paripurna ini meliputi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif,
serta rehabilitatif.
Sedangkan menurut Adisasmito (2007) bahwa rumah sakit merupakan satu
tempat yang terorganisasi dan mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan
kesehatan bagi pasien, baik yang bersifat dasar, spesialis, ataupun subspesialistik.
1. Ruang Bangunan Rumah Sakit
berdasarkan persyaratan yang harus dipenuhi mengenai lingkungan bangunan
rumah sakit yang sudah diatur dalam Permenkes nomor 7 tahun 2019 ialah:
a. Lingkungan bangunan rumah sakit harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi
dengan pagar yang kuat, serta tidak memungkinkan orang maupun binatang
peliharaan keluar masuk dengan bebas.
b. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan
keseluruhan, sehingga tersedia tempat parkir yang memadai serta dilengkapi
dengan rambu parkir.
c. Lingkungan bangunan rumah sakit harus bebas atas banjir. Jika berlokasi di
daerah banjir harus mempunyai fasilitas maupun teknologi untuk mengatasinya.
d. Lingkungan rumah sakit harus merupakan kawasan bebas rokok.
e. Lingkungan bangunan rumah sakit harus dilengkapi penerangan dengan intensitas
cahaya yang cukup.
f. Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu, tidak becek atau tidak terdapat
genangan air serta dibuat landai menuju saluran terbuka ataupun tertutup, tersedia
lubang penerima air masuk serta disesuaikan dengan luas halaman.
g. Saluran air limbah domestic serta limbah medis harus tertutup serta terpisah,
masing – masing dihubungkan langusng dengan instalasi penglahan limbah.
h. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu, serta tempat – tempat tertentu yang
menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah.
i. Lingkungan, ruang, serta bangunan rumah sakit harus selalu dalam keadaan
bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas maupun kuantitas yang
memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga tidak memungkinkan sebagai tempat
bersarang dan berkembangbiaknya serangga, binatang pengerat, serta binatang
pengganggu lainnya.
2. Tempat Parkir
Fasilitas parkir merupakan lokasi yang ditentukan sebagai tempat
pemberhentian yang bersifat tidak sementara buat melakukan kegiatan pada suatu
kurun waktu. Tujuan fasilitas parkir ialah memberikan tempat istirahat kendaraan
(Direktorat Perhubungan Darat, 1998).
3. Tempat Pembuangan Sampah
Komponen tempat sampah yang memenuhi syarat antara lain tidak ada
sampah yang berceceran, tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat,
kedap air, permukaan bagian dalam halus serta rata, mempunyai tutup yang mudah
dibuka/ ditutup tanpa mengotori tangan, volume sampah tidak terlihat melebihi
kapasitas tampung tempat sampah, tempat sampah mudah diisi dan dikosongkan,
sampah dari diangkut/ dikosongkan setiap hari, pengangkutan sampah tertutup, tidak
ada sampah yang berceceran saat pengangkutan. (Dwi Cakhyono&Lagiono, 2018).
Tersedianya tempat sampah dirumah sakit meliputi:
a. Tempat penampungan sampah harus kedap air, tertutup, mudah dibersihkan, serta
sampah medis maupun non medis dipisahkan.
b. Sampah diangkut 1x24 jam.
c. Tempat sampah harus tersedia minimal 1 buah buat setiap kamar.
d. Tempat sampah harus tersedia minimal 1 buah buat radius 20m pada ruang tunggu
maupun ruangan terbuka.
4. Pembuangan Air Limbah
Pengertian air limbah menurut Permenkes RI No. 1204 tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit:
a. Limbah rumah sakit merupakan semua limbah yang di hasilkan dari kegiatan
rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
b. Limbah padat rumah sakit merupakan semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis ataupun
non medis.
c. Limbah padat medis ialah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah radioaktif, serta limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi.
d. Limbah non medis ialah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah
sakit serta di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman maupun
halaman yang dimanfaatkan kembali apa bila ada teknologinya.
e. Limbah cair merupakan semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang berkemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan
kimia beracun, serta radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
f. Limbah gas ialah semua limbah berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti insenerator.
Air limbah rumah sakit perlu dikelola dengan cermat karena dapat mencemari
lingkungan seperti air minum serta badan air yang sering digunakan di masyarakat,
gangguan bau serta estetika. Sebagai gambaran jika air limbah rumah sakit
mengandung bahan berbahaya infeksius, bahan radioaktif, maka kemungkinan dapat
terjadi “cross infection” ke penderita, pengunjung dan petugas rumah sakit.Saluran
air limbah meliputi:
a. Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap
air serta limbah harus mengalir dengan lancar.
b. Rumah sakit harus memenuhi unit pengolahan air limbah sendiri dan bersama-
sama secara kolektif dengan bangunan sekitarnya untuk memenuhi persyaratan
teknis, apabila belum ada ataupun tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah.
c. Kualitas air limbah rumah sakit yang akan dibuang ke lingkungan harus
memenuhi persyaratan baku mutu air limbah sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5. Penyediaan Air Bersih
Air adalah salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia
sepanjang masa, baik langsung maupun tidak langsung. Sarana air bersih merupakan
ketersediaan air bersih di lingkungan tempat umum dengan kualitas dilihat dari
parameter fisik adalah sarana air bersih tidak berbau, tidak berasa, serta tidak
berwarna, jarak dari sumber pencemar minimal 10 meter, tersedia air bersih yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (KepmenkesNo.1429, 2006).
Air untuk keperluan air minum, untuk higiene sanitasi, serta untuk keperluan
khusus harus memberikan jaminan perlindungan kesehatan ataupun keselamatan
pemakainya. Air adalah media penularan penyakit yang baik untuk penyebaran
penyakit tular air (water relatediseases). Untuk itu penyehatan air perlu dilakukan
dengan baik buat menjaga agar tidak terjadi kasus infeksi di rumah sakit dengan
menyediakan air yang cukup secara kuantitas maupun kualitas sesuai parameter yang
ditetapkan.
Secara kuantitas, rumah sakit harus sediakan air minum minimum 5 liter per
tempat tidur per hari. Dengan mempertimbangkan kebutuhan ibu yang sedang
menyusui, penyediaan volume air bisa sampai dengan 7,5 liter per tempat tidur
perhari.
6. Jamban/WC
Kamar mandi merupakan suatu ruangan di mana seseorang dapat mandi untuk
membersihkan tubuhnya. Kadang-kadang kamar mandi juga dilengkapi dengan
wastafel (tempat cuci tangan) serta juga kakus. Toilet, Kloset ataupun WC (bahasa
Inggris: watercloset) merupakan perlengkapan rumah yang kegunaan utamanya
sebagai tempat pembuangan kotoran , yaitu air seni serta feses pernapasan
(Notoatmodjo, 2003).
Persyaratan fasilitas toilet dan kamar mandi yaitu:
a. Harus tersedia serta selalu terpelihara serta dalam keadaan bersih.
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang,
mudah dibersihkan serta tidak boleh menyebabkan genangan.
c. Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban, peturasan dan tempat cuci
tangan) tersendiri. Khususnya untuk unit rawat inap maupun kamar karyawan
harus tersedia kamar mandi.
d. Pembuangan air limbah dari toilet maupun kamar mandi dilengkapi dengan
penahan bau (waterseal).
e. Letak toilet maupun kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur,
kamar operasi, serta ruang khusus lainnya.
f. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar
g. Toilet maupun kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanita, unit rawat inap
dan karyawan, karyawan dan toilet pengunjung.
7. Alat Kebersihan
Untuk tempat cuci tangan harus tersedia air cuci tangan yang mencukupi,
tersedia sabun, deterjen, maupun alat pengering/lap, jumlahnya cukup untuk
pengunjung/karyawan. Tempat mencuci peralatan hendaknya tersedia air dingin yang
cukup memadai, tersedia air panas yang cukup memadai, terbuat dari bahan yang
kuat, aman dan halus, serta terdiri dari tiga bak pencuci. Untuk tempat mencuci bahan
makanan air pencuci yang cukup, terbuat dari bahan yang kuat, aman serta halus dan
air pencuci yang dipakai hendaknya mengandung larutan hama. (Asokawati,
Chahaya, & Dharma, 2015).
8. Pemadam Kebakaran
Di setiap rumah sakit memiliki alat pemadam kebakaran untuk mengantisipasi
terjadinya kebakaran akibat korsleting listrik maupun disebabkan oleh hal lainnya,
yang sering kita jumpai di sudut-sudut tertentu terdapat Alat Pemadam
Kebakaran yang di gantung di tembok maupun yang diletakkan di lantai Rumah
Sakit. Potensi terjadinya kebakaran sangat lah besar terutama karena aliran listrik
yang bekerja setiap hari (non stop), misal Ruang Laboratorium, Ruang Rawat Inap,
dll. Apalagi banyak juga barang-barang yang muda terbakar seperti kasur, kertas,
maupun partisi yang terbuat dari kayu. Oleh karena itu sangat penting fungsi Alat
Pemadam Kebakaran di Rumah Sakit dan jangan sampai salah memilih Jenis Alat
Pemadam Kebakaran. Adapun Jenis Alat Pemadam Kebakaran yang tepat adalah Alat
Pemadam Kebakaran yang tidak merusak bagian-bagian yang penting baik dokumen
maupun alat yang dialiri aliran listrik.
3. Pengaruh Sanitasi Lingkungan Terhadap Kesehatan
Pengaruh Sanitasi Lingkungan pada Kesehatan Sanitasi ataupun kesehatan
lingkungan merupakan suatu usaha untuk memperbaiki ataupun mengoptimalkan
lingkungan hidup manusia agar dapat menjadi media yang baik untuk terwujudnya
kesehatan yang optimal bagi manusia yang hidup di dalamnya.
Mawardi dalam Riyadi (1994) menyatakan bahwa, lingkungan adalah sesuatu
yang berada disekitar manusia secara lebih teperinci dapat dikategorikan dalam
beberapa kelompok:
a. Lingkungan fisik, yang termasuk dalam kelompok ini merupakan tanah serta
udara serta interaksi satu sama lainnya diantara faktor-faktor tersebut.
b. Lingkungan biologis, yang termasuk dalam hal ini ialah semua organisme hidup
baik binatang, tumbuhan maupun mikroorganisme terkecuali manusia sendiri.
c. Lingkungan sosial ialah termasuk semua interaksi diantara manusia dari makhluk
sesamanya yang meliputi, faktor sosial, ekonomi, kebudayaan serta psikososial.

Berdasarkan kategori di atas bisa pula diartikan bahwa lingkungan merupakan


kumpulan dari semua kondisi maupun kekuatan dari luar yang mempengaruhi
kehidupan serta perkembangan dari suatu organisme hidup (manusia). Kesehatan
lingkungan ialah salah satu displin ilmu kesehatan masyarakat serta merupakan
perluasan dari prinsip-prinsip hygiene maupun sanitasi.

B. Kerangka Teori
Menurut Achmadi (2012) proses terjadinya suatu penyakit diakibatkan oleh
adanya hubungan interaksi antara manusia dengan komponen lingkungan yang
memiliki potensi bahaya penyakit. Menurutnya, proses perjalanan penyakit ini terdiri
dari 4 simpul, yaitu sumber, wahana, host, maupun penyakit. Pada simpul sumber,
maka dapat diketahui bahwa agen penyakit tersebut dapat berupa agen fisik, kimia,
atau biologi. Agen penyakit tersebut bersumber bisa dari kejadian penyakit yang
alamiah maupun dari hasil kegiatan manusia. Kemudian pada simpul wahana, maka
yang termasuk didalamnya antara lain udara, air, pangan, serangga, maupun kontak
langsung. Selanjutnya yang dimaksud pada simpul ketiga, ialah host merupakan
perilaku – perilaku yang mendukung komponen yang terdapat dalam simpul 1 untuk
menyebabkan penyakit. Lalu pada simpul akhir, maka bisa diketahui bahwa kejadian
penyakit tersebut menjadi outcome dari hubungan interaktif dari simpul 1 sampai 3.
Sumber Lingkungan Host Penyakit

Infeksi luka
Microorganisme Biotik Pasien operasi
- Bakteri - Pengunjung
- Jamur - Pekerja Infeksi saluran
- virus - pasien Pengunjung kemih

Bakteremia
Petugas nosokomial
Abiotik

-Udara
-Makanan Pneumonia
-Binatang nosokomial
-Air
-Tanah Infeksi
nosokomial
lainnya

C. Kerangka Konsep
1. Lokasi
Sanitasi Lingkungan 2. Tempat parkir Memenuhi
3. Tempat sampah syarat
Rumah sakit
4. Pembuangan air limbah
5. Penyediaan air bersih
6. Jamban/WC Tidak
7. Tempat berjualan
Memenuhi
8. Lalu lintas
syarat
9. Alat kebersihan
10. APAR
11. Kotak P3K
12. Bangunan
13. Ventilasi
D. Hipotesis

1. Memenuhi syarat Lokasi terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit Islam, Kota
Gorontalo

2. Tidak Memenuhi syarat Lokasi terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit Islam,
Kota Gorontalo

3. Memenuhi syarat Tempat Parkir terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit


Islam, Kota Gorontalo

4. Tidak Memenuhi syarat Tempat Parkir terhadap senitasi lingkungan di Rumah


Sakit Islam, Kota Gorontalo

5. Memenuhi syarat Tempat Sampah terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit


Islam, Kota Gorontalo

6. Tidak Memenuhi syarat Tempat Sampah terhadap senitasi lingkungan di Rumah


Sakit Islam, Kota Gorontalo

7. Memenuhi syarat Pembuangan Air Limbah terhadap senitasi lingkungan di Rumah


Sakit Islam, Kota Gorontalo

8. Tidak Memenuhi syarat Pembuangan Air Limbah terhadap senitasi lingkungan di


Rumah Sakit Islam, Kota Gorontalo

9. Memenuhi syarat Penyediaan Air Bersih terhadap senitasi lingkungan di Rumah


Sakit Islam, Kota Gorontalo

10. Tidak Memenuhi syarat Penyediaan Air Bersih terhadap senitasi lingkungan di
Rumah Sakit Islam, Kota Gorontalo

11. Memenuhi syarat Jamban/WC terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit


Islam, Kota Gorontalo

12. Tidak Memenuhi syarat Jamban/WC terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit
Islam, Kota Gorontalo

13. Memenuhi syarat Tempat Berjualan terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit
Islam, Kota Gorontalo
14. Tidak Memenuhi syarat Tempat Berjualan terhadap senitasi lingkungan di Rumah
Sakit Islam, Kota Gorontalo

15. Memenuhi syarat Lalu Lintas terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit Islam,
Kota Gorontalo

16. Tidak Memenuhi syarat Lalu Lintas terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit
Islam, Kota Gorontalo

17. Memenuhi syarat Alat Kebesihan terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit
Islam, Kota Gorontalo

18. Tidak Memenuhi syarat Alat Kebesihan terhadap senitasi lingkungan di Rumah
Sakit Islam, Kota Gorontalo

19. Memenuhi syarat APAR terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit Islam,
Kota Gorontalo

20. Tidak Memenuhi syarat APAR terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit
Islam, Kota Gorontalo

21. Memenuhi syarat Kotak P3K terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit Islam,
Kota Gorontalo

22. Tidak Memenuhi syarat Kotak P3K terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit
Islam, Kota Gorontalo

23. Memenuhi syarat Ventilasi terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit Islam,
Kota Gorontalo

24. Tidak Memenuhi syarat Ventilasi terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit
Islam, Kota Gorontalo

25. Memenuhi syarat Bangunan terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit Islam,
Kota Gorontalo

26. Tidak Memenuhi syarat Bangunan terhadap senitasi lingkungan di Rumah Sakit
Islam, Kota Gorontalo
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2021.

2. Tempat Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam, Kota Gorontalo

B. Jenis Penelitian

1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif.

2. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian


observasi, survei dan wawancara dengan menggunakan lembar aspek penilaian.

TABEL ASPEK PENILAIAN DAN KRITERIA SANITASI TEMPAT-


TEMPAT UMUM RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO
Kriteria
No Aspek yang Dinilai Nilai
Nilai Max
Obyektif
1. Letak/lokasi
a. Ditengah masyarakat, ditempat terbuka, tidak
dipinggir jalan yg sangat ramai & banyak
5
debu.
b. Ditengah masyarakat, ditempat terbuka &
luas, ditempat tinggi dan kering, dipinggir
3
jalan yg sangat ramai & banyak debu.
c. Ditengah masyarakat, ditempat sempit, dekat
timbunan sampah dan genangan air,
2
dipinggir jalan yg sangat ramai & banyak
debu.
2. Tempat Parkir
a. Tersedia tempat parkir, teratur dan tersusun 5
rapi.
b. Tersedia tempat parkir, tidak teratur. 3
c. Tidak tersedia tempat parker 2
3. Tempat Pengumpulan Sampah
a. Bersih/mudah dibersihkan, dan kedap air. 5
b. Bersih/mudah dibersihkan, dan tidak kedap 3
air/tanpa bangunan.
c. Kotor, dan tidak kedap air 2
4. Pembuangan Air Limbah
a. Saluran tertutup, aliran lancar.
5
b. Saluran terbuka, aliran lancar.
3
c. Saluran tertutup atau terbuka aliran tidak
2
lancar.
5. Penyediaan Air Bersih
a. Memenuhi syarat fisik dari PDAM. 5
b. Memenuhi syarat fisik, dari sumur/SPT. 3
c. Tidak memenuhi syarat fisik. 2
6. Jamban/WC
a. Ruang WC bersih, tidak bau, type leher
5
angsa, cukup air.
b. Ruang WC bersih, tidak bau, type lain,
3
cukup air pembersih.
c. Ruang WC kotor, bau, type lain, air
2
pembersih kurang.
7. Tempat Berjualan/Kantin
a. Ada pembagian los dalam petak-petak atau
penempatan tenda/payung sesuai petunjuk, 5
bersih, cukup ventilasi, cukup pencahayaan,
teratur, dan tersusun rapi.
b. Ada pembagian los dalam petak-petak atau
penempatan tenda/payung sesuai petunjuk,
teratur, dan tersusun rapi, bersih, pengab,
3
tidak cukup pencahayaan.
c. Tidak ada pembagian los dalam petak-petak
atau penempatan tenda/payung tidak sesuai
petunjuk, tidak teratur, dan tidak rapi, kotor,
2
pengab, tidak cukup pencahayaan atau tidak
adanya tempat berjualan/kantin
8. Lalu Lintas Gang/Jalan
a. Lalu lintas gang/jalan lebar, cukup
5
pencahayaan, bersih, tidak ada genangan air.
b. Lalu lintas gang/jalan lebar, cukup
3
pencahayaan, kotor, ada genangan air.
c. Lalu lintas gang/jalan sempit, kurang
2
pencahayaan, kotor, ada genangan air.
9. Alat Kebersihan
a. Tersedia sapu, garpu, sekrop, sikat lantai,
5
ember, dll.
b. Tersedia peralatan dalam jumlah cukup
3
tetapi tidak siap.
c. Tidak tersedia peralatan dalam jumlah cukup
2
dan tidak siap.
10. Pemadam Kebakaran
a. Ada, dapat dipergunakan, mudah dijangkau. 5
b. Ada dapat dipergunakan, tidak mudah 3
dijangkau.
c. Tidak ada. 2
11. Kotak P3K
a. Ada, obat-obatan lengkap dan keadaan baik. 5
b. Ada, obat-obatan tidak ada/tidak lengkap. 3
c. Tidak ada. 2
12. Ventilasi
a. Adanya ventilasi yang baik, pencahayaan
5
baik serta tidak pengap
3
b. Ada ventilasi tetapi terlalu kecil,
2
pencahayaan cukup, terasa pengap
c. Tidak ada ventilasi
13. Bangunan
a. Ada dinding, atap, lantai kedap air
5
b. Ada dinding, atap, lantai namun tidak
3
semuanya kedap air
2
c. Ada dinding, atap dan lantai tetapi tidak
kedap air

Keterangan :

- Jumlah maksimal 13 x 5 = 65
- Memenuhi syarat dengan nilai >80% = >55
- Keadaan sedang dengan nilai <80-60% = <55-45
- Tidak memenuhi syarat dengan nilai <60% = <45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Dari hasil yang kami peroleh terdapat 10 aspek yang memiliki nilai obyektif
5, 1 aspek memiliki nilai obyektif 3, 1 aspek memiliki nilai obyektif 2 dan 1 aspek
tidak memiliki nilai (0).
Perhitungan nilai Max: 10 x 5 = 50
1x3=3
1x2=2
1x0=0
Jadi jumlah nilai Max = 55
Sehingga diketahui bahwa sanitasi tempat-tempat umum di RS Islam
Gorontalo Memenuhi syarat dengan nilai Max yaitu 55 dengan ketentuan nilai >80%
= > 55
TABEL ASPEK PENILAIAN DAN KRITERIA SANITASI TEMPAT-
TEMPAT UMUM RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO
Kriteria
No Aspek yang Dinilai Nilai
Nilai Max
Obyektif
1. Letak/lokasi
a. Ditengah masyarakat, ditempat terbuka, tidak
dipinggir jalan yg sangat ramai & banyak
5
debu.
b. Ditengah masyarakat, ditempat terbuka &
luas, ditempat tinggi dan kering, dipinggir 3
3
jalan yg sangat ramai & banyak debu.
c. Ditengah masyarakat, ditempat sempit, dekat
timbunan sampah dan genangan air,
2
dipinggir jalan yg sangat ramai & banyak
debu.
2. Tempat Parkir
a. Tersedia tempat parkir, teratur dan tersusun 5
rapi. 5
b. Tersedia tempat parkir, tidak teratur. 3
c. Tidak tersedia tempat parkir 2
3. Tempat Pengumpulan Sampah
a. Bersih/mudah dibersihkan, dan kedap air. 5
b. Bersih/mudah dibersihkan, dan tidak kedap 3 2
air/tanpa bangunan.
c. Kotor, dan tidak kedap air 2
4. Pembuangan Air Limbah
a. Saluran tertutup, aliran lancar.
5
b. Saluran terbuka, aliran lancar. 5
3
c. Saluran tertutup atau terbuka aliran tidak
2
lancar.
5. Penyediaan Air Bersih
a. Memenuhi syarat fisik dari PDAM. 5
5
b. Memenuhi syarat fisik, dari sumur/SPT. 3
c. Tidak memenuhi syarat fisik. 2
6. Jamban/WC
a. Ruang WC bersih, tidak bau, type leher
5
angsa, cukup air.
b. Ruang WC bersih, tidak bau, type lain, cukup 5
3
air pembersih.
c. Ruang WC kotor, bau, type lain, air
2
pembersih kurang.
7. Tempat Berjualan 0
a. Ada pembagian los dalam petak-petak atau
penempatan tenda/payung sesuai petunjuk, 5
bersih, cukup ventilasi, cukup pencahayaan,
teratur, dan tersusun rapi.
b. Ada pembagian los dalam petak-petak atau
penempatan tenda/payung sesuai petunjuk, 3
teratur, dan tersusun rapi, bersih, pengab,
tidak cukup pencahayaan.
c. Tidak ada pembagian los dalam petak-petak
atau penempatan tenda/payung tidak sesuai
petunjuk, tidak teratur, dan tidak rapi, kotor, 2
pengab, tidak cukup pencahayaan.
8. Lalu Lintas Gang/Jalan
a. Lalu lintas gang/jalan lebar, cukup
5
pencahayaan, bersih, tidak ada genangan air.
b. Lalu lintas gang/jalan lebar, cukup 5
3
pencahayaan, kotor, ada genangan air.
c. Lalu lintas gang/jalan sempit, kurang
2
pencahayaan, kotor, ada genangan air.
9. Alat Kebersihan
a. Tersedia sapu, garpu, sekrop, sikat lantai,
5
ember, dll.
b. Tersedia peralatan dalam jumlah cukup tetapi 5
3
tidak siap.
c. Tidak tersedia peralatan dalam jumlah cukup
2
dan tidak siap.
10. Pemadam Kebakaran
a. Ada, dapat dipergunakan, mudah dijangkau. 5
b. Ada dapat dipergunakan, tidak mudah 3 5
dijangkau.
c. Tidak ada. 2
11. Kotak P3K
a. Ada, obat-obatan lengkap dan keadaan baik. 5
5
b. Ada, obat-obatan tidak ada/tidak lengkap. 3
c. Tidak ada. 2
12. Ventilasi 5 5
a. Adanya ventilasi yang baik, pencahayaan 3
baik serta tidak pengap 2
b. Ada ventilasi tetapi terlalu kecil, pencahayaan
cukup, terasa pengap
c. Tidak ada ventilasi
13. Bangunan
a. Ada dinding, atap, lantai kedap air
5
b. Ada dinding, atap, lantai namun tidak
3 5
semuanya kedap air
2
c. Ada dinding, atap dan lantai tetapi tidak
kedap air
(Sumber Observasi Rumah Sakit Islam Gorontalo 2021)
B. Pembahasan
1. Lokasi/letak
RS Islam Gorontalo terletak di jalan Professor Doktor H.B Jassin No. 457,
Liluwo, Kota Tengah. Sehingga berada ditengah masyarakat, ditempat terbuka,
dipinggir jalan yang ramai jadi saya memberikan nilai obyektif 3.
2. Tempat Parkir
RS Islam Gorontalo memiliki area parkir yang luas dan kendaraan disana
ditata dengan rapi dan teratur sehingga saya memberikan nilai obyektif 5.
3. Tempat Pengumpulan Sampah
Tempat pengumpulan sampah di RS Islam Gorontalo hanya diletakan diarea
terbuka disamping kiri gedung dan tidak memiliki atap sehingga tidak kedap air. Jadi
saya memberikan nilai 2. Hal ini di karenakan pengumpulan dan pengangkutan
sampah dilakukan setiap hari pada pagi hari oleh pihak dinas lingkungan sehingga
tidak diadakan tempat pengumpulan sampah sementara.
4. Pembuangan Air Limbah
Saluran pembuangan air limbah di RS Islam Gorontalo tertutup rapi dan
alirannya juga lancar serta tidak menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga saya
memberikan nilai obyektif 5.
5. Penyediaan Air Bersih
RS Islam Gorontalo menggunakan air PDAM sehingga memnuhi syarat fisik
air bersih jadi saya memberikan nilai obyektif 5.
6. Jamban/WC
Untuk jamban/WC di RS Islam Gorontalo menggunakan leher angsa, terlihat
bersih dan saat kami gunakan terdapat cukup air dan tidak berbau sehingga saya
memberi nilai obyektif 5.
7. Tempat Berjualan
Di RS Islam Gorontalo belum terdapat area tempat berjualan sehingga para
pengunjung harus mencari makanan di luar area rumah sakit jadi untuk aspek tempat
berjualan saya tidak memberikan nilai. Hal ini dikarenakan belum adanya keluhan
terhadap rumah sakit yang meminta disediakannya tempat berjualan di rumah sakit
serta kebiasaan pengunjung maupun tenaga kesehatan mencari makanan diluar rumah
sakit.
8. Lalu Lintas Gang/Jalan
Lalu lintas di RS Islam Gorontalo sangat lebar, luas, bersih dan tidak terdapat
genangan air sehingga kedaraan yang masuk dan keluar menjadi teratur dan rapi jadi
saya memberikan nilai obyektif 5.
9. Alat Kebersihan
Alat kebersihan di RS Islam Gorontalo lengkap dan diletakan di bagian
belakan gedung serta area rumah sakit pun terlihat bersih sehingga saya memberikan
nilai 5.
10. Pemadam Kebakaran
Alat kebakaran atau APAR di RS Islam Gorontalo diletakan di tempat
terbuka, mudah di jangkau dan dapat digunakan sehingga saya memberikan nilai
obyektif 5.
11. Kotak P3K
Di RS Islam Gorontalo tersedia obat-obatan maupun P3K sehingga saya
memberikan nilai obyektif 5.
12. Ventilasi
Di RS Islam Gorontalo memiliki ventilasi udara yang baik sehingga saya
memberikan nilai obyektif 5.
13. Bangunan
Di RS Islam Gorontalo memiliki didnding yang kedap air keran di plester,
atap dan lantai juga kedap air sehingga saya memberikan nilai obyektif 5.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sanitasi tempat-tempat umum ialah usaha-usaha buat menghindari serta
mengawasi kerugian akibat dari tempat-tempat umum yang mempunyai kemampuan
terjadinya penularan, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya.
Tempat maupun fasilitas layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi
lingkungan antara lain : tempat umum yang dikelola secara komersial, tempat yang
dapat memfasilitasi terjadinya penularan penyakit ataupun tempat layanan umum
yang intensitas jumlah serta waktu kunjungannya tinggi. Tempat-tempat umum antara
lain merupakan terminal, hotel, angkutan umum, pasar tradisional atau
swalayan/pertokoan, bioskop, salon kecantikan, pangkas rambut, panti pijat, taman
hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, serta
lain-lain.
Sanitasi tempat-tempat umum di RS Islam Gorontalo memenuhi syarat dan
ketentuan yang telah ditentukan dari segi lingkungan, bangunan, fasilitas sanitasi dan
lain-lain. Namun masih ada hal-hal yang harus ditingkatkan ataupun diperbaiki agar
dapat mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan.
B. Rekomendasi ( Solusi )
Dari aspek yang telah saya lakukan observasi tentang sanitasi tempat-tempat
umum si RS Islam Gorontalo terdapat aspek yang memiliki nilai dibawah dari 5
sehingga kami memberikan solusi yaitu :
1. Untuk tempat pengumpulan sampah sebaiknnya dibuatkan bak untuk
penampungan sementara sebelum diangkut oleh pihak terkait sehingga dapat
terlihat rapi, dan mudah dibersihkan
2. Untuk tempat berjualan sebaiknnya dibangun kantin umum di rumah sakit agar
pengunjung, penjenguk maupun pihak rumah sakit dapat dengan mudah
memperoleh makanan yang sehat tanpa harus mencari diluar area rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W., 2007. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: Raja
Grafindo.
Asokawati, R., Chahaya, I., & Dharma, S. (2015). Gambaran Higiene Sanitasi
Penyelenggaraan Makanan Dan Keberadaan Bakteri Escherichia coli Pada
Peralatan Makan Di Lingkungan Kantin Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara, 1358–1364.
Departemen Perhubungan. 1998. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian fasilitas
Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota, Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.
Dwi Cakhyono, S. N., &Lagiono, L. (2018). Deskripsi Sarana Sanitasi Obyek Wisata
Sanggaluri Park Purbalingga Tahun 2017. Buletin Keslingmas,37(2), 212.
Imam, S. (2017). Sanitasi Tempat-Tempat Umum. Gosyen Publishing .
Kementerian Kesehatan No:1429/MENKES/SK/XII. 2006. Pedoman
Penyelenggaraan Lingkungan. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Mawardi, 1994,Standar sanitasi World HealthOrganization.
Mukono. 2005. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan.Surabaya: Airlangga
UniversityPress.
Notoadmojo Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan
Rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Suparlan. (2012). Pengantar Pengawasan Hygiene Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Wisata dan Usaha-Usaha Untuk Umum. Surabaya: PerDua tujuh.
WHO, 2015. Preventionof Hospital Acquired Infections. Malta: World Health
Organizatiion.
Wolper, L.F., & Pena, J.J. (1987), Hospital : Healthservicesadministration Hospital
administration : Administration. Aspen Publisher.15, 548
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai