Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Negara berkembang selalu saja mengalami masalah utama yakni

pembangunan. Dimana salah satu poin besar mengenai kualitas hidup yang rendah.

Selama ini kebijakan dan program kependudukan di indonesia menitiberatkan pada

upaya untuk mengelola pertumbuhan penduduk. Upaya tersebut dilakukan melalui

program Keluarga Berencana. Dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai dasar

pelaksanaan program Kependudukan dan Keluarga Berencana menekankan Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tidak hanya terbatas pada

masalah pembangunan keluarga berencana dan keluarga sejahtera saja, akan tetapi

juga masalah pengendalian penduduk.

Berdasarkan Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 Tentang pembagian

urusan pemerintahan kongkuren antara pemerintah pusat, daerah provinsi dan

daerah kabupaten/kota, dimana ditegaskan bahwa ada empat sub urusan bidang

pengendalian penduduk dan keluarga berencana yang harus dilaksanakan oleh

masing-masing tingkatan pemerintahan yaitu sub urusan pengendalian penduduk,

sub urusan keluarga berencana, sub urusan keluarga sejahtera, sub urusan

standarisasi dan sertifikasi. terkait dengan itu, maka Badan Kependudukan Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN) di beri mandat untuk dapat turut mensukseskan

agenda prioritas pembangunan.

1
Program Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB) merupakan satu

diantara kegiatan prioritas yang sesuai dengan instruksi Presiden RI, terutama

sebagai bentuk investasi program KB yang manfaatnya dapat secara langsung

diterima masyarakat. Kampung KB merupakan salah satu bentuk/model miniatur

pelaksanaan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan

Keluarga (KKBPK) secara utuh yang melibatkan seluruh bidang di lingkungan

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan bersinergi

dengan kementrian/lembaga, mitra kerja, stakeholder instansi terkait sesuai dengan

kebutuhan dan kondisi wilayah, serta dilaksanakan di tingkatan yang paling rendah

pemerintah terendah (sesuai prasyarat penentuan lokasi kampung KB) di seluruh

kabupaten dan kota.

Program Keluarga Berencana sebagai solusi pertumbuhan penduduk adalah

langkah yang tepat, selain jumlah penduduk dapat di tekan sisi sosial dan ekonomi

pun tergarap. Tak hanya menekan pertumbuhan penududuk, pembentukan kampung

keluarga berencana (KB) ini juga terintegrasi dengan program pengentasan

kemiskinan masyarakat melalui pemberdayaan potensi masyarakat di daerah

tersebut untuk bisa meningkatkan standar kesehatan dan perekonomian. Dengan

melambatkan pertumbuhan penduduk, niscaya akan mengurangi angka kemiskinan

karena beban hidup keluarga akan semakin berkurang. Melalui Kampung KB ini

diharapkan akan mampu memunculkan berbagai inovasi strategis yang dapat di

jadikan sebagai sebuah icon untuk dapat mengimplementasikan berbagai program

prioritas di lapangan di lapangan terutama terkait dengan program Kependudukan

2
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan program lintas

sektoral lainnya secara utuh dan terpadu.

Sebagai ibukota Provinsi Gorontalo tentu menjadi sorotan utama dalam

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga. Hal ini sejalan dengan

pembentukan perangkat daerah dan pengendalian penduduk KB jelas terpampang di

Peraturan Walikota No. 35 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Organisasi, Tugas dan

Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Gorontalo. Dalam

pembentukan kampung KB di setiap Kecamatan untuk 9 kelurahan dan telah di

bangun kampung KB berdasarkan Keputusan Walikota No. 67/15/I/2019.

Keputusan Walikota Gorontalo Tentang Pembentukan Kampung Keluarga

Berencana di Kota Gorontalo dengan menyusun grand design pembangunan kualitas

penduduk untuk menyejahterakan masyarakat dan mencapai penduduk yang

berkualitas.

Secara umum tujuan dibentuknya kampung keluarga berencana diwilayah

Kota Gorontalo adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan

kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara dan mewujudkan

keluarga kecil berkualitas khususnya di wilayah Kota Gorontalo. Kampung KB di

Kota Gorontalo terdapat di 9 kecamatan yang ada di Kota Gorontalo dan masing-

masing kecamatan terdapat 1 kampung KB terkecuali Kecamatan Kota Barat

terdapat 2 kampung KB yaitu Kelurahan Lekobalo dan Kelurahan Dembe.

3
Kampung KB di Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo merupakan satu-

satunya kecamatan yang terdapat 2 kampung KB di wilayah Kota Gorontalo yang

termasuk dalam 3 kriteria pembentukan kampung KB yaitu wilayah kumuh,

tingginya angka prasejahtera dan rendahnya penggunaan alat kontrasepsi. Hal ini

dinilai perlu adanya kampung KB di Kelurahan Lekobalo dan Kelurahan Dembe I

untuk meminimalisasi permasalahan yang ada di wilayah tersebut.

Tabel 1.1 Data Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera Tingkat 1-3

KELURAHAN
TAHU TINGKAT
N KESEJAHTERAAN LEKOBALO DEMBE

Pra Sejahtera 74 121


Keluarga Sejahtera Tk.1 716 852
2017
Keluarga Sejahtera Tk.2 73 101
Keluarga Sejahtera Tk.3 63 124

Jumlah 926 1198

Pra Sejahtera 62 119


Keluarga Sejahtera Tk.1 780 898
2018
Keluarga Sejahtera Tk.2 78 87
Keluarga Sejahtera Tk.3 71 98

Jumlah 991 1202

Pra Sejahtera 91 151


Keluarga Sejahtera Tk.1 804 904
2019
Keluarga Sejahtera Tk.2 64 76
Keluarga Sejahtera Tk.3 53 78

Jumlah 1012 1209

Sumber: profil desa kampung KB Kecamatan Kota Barat tahun 2019

4
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, terlihat bahwa tingkat kesejahteraan

mengalami fluktuatif. Pada tahun 2017 tingkat masyarakat Pra Sejatera Di

Kelurahan Lekobalo dan Kelurhan Dembe berjumlah 195 keluarga. Pada tahun

2018 berhasil turun menjadi 171 keluarga dan pada tahun 2019 mengalami kenaikan

yang cukup signifikan mencapai 242 keluarga masyarakat Pra sejahtera.

Berdasarkan observasi peneliti di lapangan masih terdapat beberapa

masalah, belum optimalnya kelompok kegiatan keluarga berencana yang menyentuh

dan merubah perilaku masyarakat sehingga masyarakat belum memahami program

keluarga berencana. Rendahnya kualitas SDM kelompok kegiatan kader Keluarga

Berencana sehingga menurunnya kinerja kelompok, Kurangnya pendekatan yang di

lakukan oleh aparatur sehingga kebijakan yang di implementasikan belum

berpengaruh kepada masyarakat, kurangnya koordinasi dan kerja sama dengan

instansi lainnya (lintas sektor) seperti dinas pekerjaan umum dan perumahan rakyat,

dinas sosial, dinas kesehatan, dinas pendidikan, juga dinas pemberdayaan dan

perlindungan anak yang merupakan wilayah koordinasi lintas sektoral, Belum

optimalnya evaluasi dan monitoring pada setiap kebijakan yang dijalankan sehingga

kurangnya kebijakan yang streategis dan realistis yang di aplikasikan kepada

masyarakat.

Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena di atas, maka peneliti

tertarik untuk mengkaji permasalahan dan melakukan penelitian dan menulis

proposal skripsi dengan judul “Implementasi Kebijakan Program Kampung

Keluarga Berencana di Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo”

5
1.2 Fokus dan Sub Fokus Penelitian
Berdasakan uraian konteks penelitian maka fokus penelitian sebagai berikut :

1. Implementasi Kebijakan Program Kampung Keluarga Berencana di Kecamatan

Kota Barat Kota Gorontalo, dengan Sub Fokus Penelitian: Bagaimana

Implementasi Kebijakan Program Kampung Keluarga Berencana di Kecamatan

Kota Barat Kota Gorontalo, berdasarkan Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi?

2. Faktor-faktor apa saja yang menentukan Implementasi Kebijakam Program

Kampung Keluarga Berencana di Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo, dengan

subfokus Mentalitas (Mentality), Sistem (System), Kerja sama (Networking).

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan fokus dan sub fokus di atas maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran implementasi kebijakan dan

kendala pelaksanaan program Kampung Keluarga Berencana di Kecamatan Kota

Barat Kota Gorontalo.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk menambah pengetahuan tentang bidang kajian dalam Ilmu Administrasi

Publik yang berkaitan dengan implementasi kebijakan program Kampung Keluarga

Berencana di Kecamatan Kota Barat.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini, dapat dijadikan jadi bahan masukan bagi Pemerintah

Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo, dapat dijadikan rekomendasi dan

6
pertimbangan guna lebih memperhatikan serta meningkatkan pelaksaanan program

peningkatan kesejahteraan masyarakat agar kedepannya hasil dari program ini lebih

maksimal.

Anda mungkin juga menyukai