PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan,
antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia dan keluarga miskin.
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan
Visi Kementerian Kesehatan “Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif,
Mandiri dan Berkeadilan untuk Menuju Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”. Guna
mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia, Kemenkes menetapkan
misi sebagai berikut “1). Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan
menjangkau seluruh penduduk Indonesia; 2). Memberdayakan masyarakat
dan mengarusutamakan pembangunan kesehatan; 3). Meningkatkan
ketersediaan, pemerataan dan mutu sumberdaya kesehatan; 4). Memantapkan
tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.
Dalam perjalanannya, indikator kesehatan tersebut bersifat dinamis
mengikuti situasi dan kondisi yang ada. Beberapa indikator mengalami
perubahan, baik indikatornya itu sendiri maupun definisinya.
Perjalananan sosialisasi dan advokasi yang mendorong pelaksanaan
pengarusutamaan gender dalam pembangunan yang diterjemahkan dalam
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sangat dinamis. Mulai dari
upaya pengintegrasian pengarusutamaan gender dalam dokumen perencanaan
sampai gender budget statement (Pernyataan Anggaran Responsif Gender).
Upaya-upaya tersebut utamanya dalam rangka mewujudkan keadilan dan
kesetaraan gender.
Masyarakat dan unsur lainnya harus diajak serta dalam bentuk pemberdayaan
dan kemitraan mengelola kehidupan lingkungan yang layak sehingga konsep
sehat secara paripurna dapat tercapai. Pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan masih menempatkan masyarakat sebagai obyek, bukan sebagai
subyek pembangunan kesehatan. Bila masyarakat berperan aktif, seharusnya
berbagai masalah kesehatan yang timbul dewasa ini tidak perlu terjadi.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan diutamakan bagi penduduk rentan
yakni ibu, bayi, anak, usia lanjut, dan keluarga miskin yang dilaksanakan
melalui peningkatan upaya pokok pembangunan kesehatan.
D. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Kota Barat tahun
2020 adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud
dan tujuan, serta sistematika penyajiannya.
Bab II : Gambaran Umum. Bab ini menyajikan gambaran umum Kota
Gorontalo seperti letak geografis, administratif dan informasi
umum lainnya seperti kependudukan dan pendidikan.
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang
indikator derajat kesehatan yang mencakup tentang angka
kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya
kesehatan yang merupakan pelaksanaan program
pembangunan di bidang kesehatan. Upaya kesehatan yang
diuaraikan pada Profil Kesehatan Puskesmas Kota Barat
Tahun 2020 mencakup program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), perbaikan gizi masyarakat, imunisasi, pengendalian
penyakit, kefarmasian dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini
A. Luas Wilayah
Berdasarkan data Kecamatan Kota Barat tahun 2020, Puskesmas Kota
Barat memiliki luas sebesar 5.96 km2 , dengan rincian :
- Kelurahan Buladu : 1.93 km2
- Kelurahan Molosipat-W : 1.09 km2
- Kelurahan Buliide : 1.23 km2
- Kelurahan Tenilo : 1.71 km2
Gambar. 1 Peta Wilayah Puskesmas kota Barat
- Kelurahan Buladu
- Kelurahan Molosipat – W
- Kelurahan Buliide
- Kelurahan Tenilo
500 435
357 365
400 768
266 271
300 223
189
200 136 127 114
84 71
100
0
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75
Laki-laki Perempuan
2.63
2.02
2.22
2.31
Buladu
Molosipat-W
Buliide
Tenilo
Grafilk 2. Gambaran jumlah rumah tangga dan rata-rata jiwa per rumah tangga
di Puskesmas Kota Barat pada tahun 2020.
100.0
100.0
87.5
100.0
79.9
78.1
77.8
90.0
75.0
75.0
66.7
80.0
70.0
60.0 50.0
50.0
40.0
30.0
20.0
Buladu Molosipat-W Buliide Tenilo Total
Laki-Laki Perempuan
7
5
2 2 2 2 2
1 1
0
26 34 17 22 11 8 15 17 69 81
Grafik 6. Status gizi buruk berdasarkan indek BB/U, TB/U, BB/TB menurut Kelurahan di
Puskesmas Kota Barat Tahun 2020
6 6 11 11
2 2 2 2 2
1 1 1 1
0 0
Bumil KEK
38
13 13
7
5
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Salah satu strategi Utama dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi
Kementerian Kesehatan adalah “Meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas”, maka pada tahun 2020 ini Puskesmas
110.0
100.0
91.7 98.5
88.2
90.0
80.0
89.2
78.3
70.0
60.0
50.0
Buladu
Mol-W
Buliide
Tenilo
PKM
Grafik 9. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Menurut Kelurahan di Puskesmas Kota Barat Kota
Gorontalo Tahun 2020
84.2
71.9
72.6
Buladu
Mol-W
Buliide
Tenilo
PKM
44.0
38.4 40.3 40.1
36.4
87.1
75.7
73.6 72.6 71.2
87.1
73.6
72.6
71.2 75.7
Buladu
Mol-W
Buliide
Tenilo
PKM
74.2
53.1
52.2
Buladu
Mol-W
Buliide
Tenilo
PKM
120
98.5
91.7
89.2
100
88.2
85.5
83.1
81.2
79.4
77.1
69.6
80
60
40
Buladu Mol-W Buliide Tenilo PKM
Fe-1 Fe-3
50
23.1 21.7
15.6 16.3
6.6
0
Bu M Bul Te PKM
87.0
74.1
57.8
41
Neo Komp
40
33.5
31.0
22.2
22.2 27.0
20
Buladu
Mol-W
Buliide
Tenilo
PKM
20.0
15.0 10.1
7.0
10.0
3.9
5.0 1.0
0.0
Kondom Suntik PIL AKDR MOP MOW Implan
Grafik 20. Persentase Asi Eksklusif menurut Kelurahan Puskesmas Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2020
68.4
52.9 56.2
52.1 51.5
125.8
89.6
77.1
63.6
105.0
BAB V
SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN
A. Sarana Kesehatan
1. Jumlah Sarana Kesehatan menurut Kepemilikan
Jenis sarana kesehatan yang ada di Puskesmas Kota Barat Kota
Gorontalo tahun 2020 sebanyak 4 Jenis, yang terdiri dari 1 jenis
rumah sakit , 3 jenis puskesmas pembantu dan 9 Posyandu balita, 4
posyandu usila . 4 kelas ibu hamil.
2. Posyandu menurut Strata
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
D. Pembiayaan Kesehatan
Penyedia pelayanan kesehatan di tingkat pertama adalah
puskesmas. Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan di
suatu wilayah kecamatan. Pembangunan puskesmas memiliki peran yang
sangat penting dalam memelihara kesehatan masyarakat. Apabila berfungsi
dengan baik, maka akan mampu memberikan pelayanan yang bermutu bagi
masyarakat yang membutuhkan.
Biaya sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu organisasi. Demikian
pula halnya dengan puskesmas sebagai penanggung jawab upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Dalam menjalankan organisasi,
sumber pembiayaan puskesmas kota barat berasal dari dana :
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Puskesmas
b. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
BAB VI
KESIMPULAN