KETUA/ANGGOTA TIM :
Ketua:
Masrah, S.Pd., M.Kes NIDN. 4031087001
Anggota:
1. Riza Fahlevi Wakidi, M.Si., Apt NIDN. 4011028601
2. Ahmad Purnawarman Faisal, M.Farm., Apt NIDN. 1128059001
KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
2020
i
ii
Mengesahkan,
Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,
ii
DAFTAR ISI
iii
RINGKASAN PROPOSAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Derajat kesehatan yang setinggi-tingginya seperti harapan yang tertuang
dalam Undang - Undang Kesehatan sampai saat ini pelaksanaannya masih kurang
maksimal. Berbagai masalah kesehatan, khususnya terkait obat masih ditemui di
masyarakat. Permasalahan tersebut antara lain penyalahgunaan obat, terjadinya
efek samping obat dari yang paling ringan sampai dengan kebutaan dan kematian,
beredarnya obat palsu, narkoba, dan bahan berbahaya lainnya (PP IAI, 2014).
Adanya berbagai permasalahan tersebut dapat juga dikarenakan masyarakat
kurang paham tentang penggunaan dan penanganan obat dengan benar. Salah satu
cara pengelolaan obat yang baik dan benar adalah dengan menerapkan program
DAGUSIBU. Cara ini menjelaskan tata cara pengelolaan obat dari awal
mendapatkan obat hingga saat obat sudah tidak dikonsumsi lagi dan akhirnya
dibuang. Dengan berbagai pertimbangan di atas maka masyarakat perlu tahu akan
pentingnya pengelolaan obat mulai dari mereka mendapatkan resephingga
membuangnya jika tidak diperlukan. Dengan demikian, dampak dari kesalahan
penyalahgunaan obat oleh masyarakat dapat dicegah (Pujiastuti, 2019).
Masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai terbiasa dengan penggunaan
berbagai jenis obat-obatan dengan tujuan menyembuhkan penyakit, mengontrol,
ataupun sebagai suplemen untuk menunjang aktifitas sehari-hari. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor seperti perkembangan penyakit, produksi berbagai
jenis obat-obatan dan suplemen serta mulai diberlakukannya jaminan kesehatan
nasional yang memungkinkan masyarakat mendapatkan akses yang lebih mudah
untuk mendapatkan pengobatan. Perkembangan tersebut menimbulkan berbagai
dampak positif maupun negatif. Dampak positif yang dapat terlihat adalah semakin
banyaknya masyarakat yang mulai peduli terhadap kesehatan dengan
memeriksakan diri ke tempat-tempat pelayanan kesehatan. Sedangkan dampak
negatif yang mungkin timbul dengan meningkatnya penggunaan obat di masyarakat
adalah kesalahan dalam menggunakan hingga membuang limbah obat. Hal ini dapat
terjadi karena kurangnya pengetahuan dan informasi yang disampaikan kepada
3
masyarakat terkait penggunaan obat yang baik dan benar. Kesalahan dalam
penggunaan obat dapat menyebabkan kerugian baik bagi masyarakat maupun bagi
lingkungan (Mazziyah, 2016).
Rendahnya rasa keingintahuan masyarakat mengenai penggunaan obat
secara benar sangatlah berbahaya. Pengelolaan obat mulai dari prosedur
mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang sisa obat tidak boleh
dianggap remeh, dikarenakan, jika sedikit kita salah melakukan pengelolaan obat,
maka akan berakibat sangat fatal bagi diri kita sendiri atau konsumen obat. Selain
itu dampak dari kesalahan pengelolaan obat akan tampak pada lingkungan.
Pencemaran lingkungan karena pembuangan obat yang sembarangan akan
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem di sekitar dan pada akhirnya
juga menyebabkan kerugian bagi manusia sendiri.
Salah satu cara pengelolaan obat yang baik dan benar adalah DAGUSIBU
(Dapatkan – Gunakan – Simpan – Buang). Hal ini sesuai dengan program yang
dicanangkan oleh IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) melalui gerakan keluarga sadar
obat (GKSO).Cara ini menjelaskan tata cara pengelolaan obat dari awal mereka
dapatkan hingga saat obat sudah tidak dikonsumsi lagi dan akhirnya dibuang.
Dengan berbagai pertimbangan di atas maka masyarakat perlu tahu akan
pentingnya pengelolaan obat mulai dari mereka mendapatkan resep hingga
membuangnya jika tidak diperlukan. Sehingga, dampak dari kesalahan
penyalahgunaan masyarakat bisa dicegah. Apoteker, sebagai salah satu tenaga
kesehatan yang concern terhadap pemakaian obat-obatan di masyarakat dihimbau
untuk terus melakukan penyuluhan DAGUSIBU di manapun. Dengan pemberian
penyuluhan ini diharapkan masyarakat paham mengenai penggunaan obat yang
benar sehingga tujuan pengobatan dapat tercapai serta tidak menimbulkan
kerusakan lingkungan karena pembuangan limbah obat yang salah.
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilaksanakan sosialisasi tentang
Dagusibu pada Ibu – Ibu Perwiritan Senin Kampung Tengah Pancur Batu. Hasil
sosialisasi diharapkan dapat membagikan informasi tentang penggunaan dan
penanganan obat yang benar dimulaidari lingkungan terkecil yaitu keluarga.
4
1.3. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini diharapkan :
a. Untuk memberi informasi tentang Dagusibu obat pada Ibu – Ibu Perwiritan
Senin Kampung Tengah Pancur Batu.
b. Untuk menambah pengetahuan tentang Dagusibu obat pada Ibu – Ibu Perwiritan
Senin Kampung Tengah Pancur Batu.
1.4. Manfaat
a. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang Dagusibu obat pada Ibu – Ibu
Perwiritan Senin Kampung Tengah Pancur Batu.
b. Menambah pengetahuan tentang Dagusibu obat pada Ibu – Ibu Perwiritan Senin
Kampung Tengah Pancur Batu.
2. Penggolongan Obat
a. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Kemasan obat ditandai dengan lingkaran yang didalamnya terdapat huruf K
berwarna merah yang menyentuh tepi lingkaran yang berwarna hitam.
b. Obat Bebas
Obat golongan ini adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda
khusus obat bebas pada kemasan obat ditandai lingkaran hitam yang
mengelilingi bulatan warna hijau disertai brosur berisi nama obat, nama dan isi
zat berkhasiat, indikasi, dosis atau aturan pakai, nomor bets, nomor registrasi,
nama dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya. Obat bebas dapat dijual
dengan menggunakan nota yang diserahkan untuk apotek. Nota tersebut
berguna untuk mengontrol persediaan dalam lemari. Dalam pelayanan obat
bebas, apoteker bertanggung jawab memberikan informasi tentang penggunaan
obat dan bertanggung jawab dalam menghadapi kasus self medication
(pengobatan sendiri). (Aryo, 2013).
3. DAGUSIBU
Setiap orang pasti pernah bersinggungan dengan obat, baik untuk digunakan
sendiri,maupun untuk mengobati keluarganya. Sayangnya, kepedulian tentang
bagaimana mengelola obat yg baik, belum diketahui atau belum dilakukan sebagian
besar dari masyarakat. Di sinilah pentingnya peran edukasi dan pemberian
informasi oleh tenaga kesehatan, khususnya apoteker.
Dagusibu adalah akronim yang di buat oleh IAI (Ikatan Apoteker Indonesia)
dalam rangka mensosialisasi penggunaan obat yang benar melalui
Gerakan Keluarga Sadar Obat.
a. Da = Dapatkan
Dapatkan obat di tempat yang benar, agar terjamin manfaatnya, keamanannya
dan kualitasnya. Benar di sini dalam arti legalitasnya ada, misal apotek, rumah
sakit, toko obat berijin, apotek klinik, dan sebagainya. Saat menerima obat, pastikan
ada nomor registrasi obat, masih tersegel rapat, dan pastikan obat tidak rusak serta
tidak kadaluwarsa.
Sebaiknya tidak membeli sembarang obat di warung, karena penjaga warung
bukanlah orang yang mempunyai ilmu di bidang obat. Tidak disarankan
mendapatkan obat dari tetangga atau keluarga yang merasa penyakitnya atau
keluhannya sama dengan anda, karena bisa jadi, obat yang diperlukan oleh setiap
individu itu berbeda, disesuaikan oleh keadaan masing-masing orang.
2. Gu= Gunakan
Gunakanlah obat sesuai dengan indikasinya (diagnosa penyakit), sesuai
dosisnya, sesuai aturan pakainya, dan sesuai cara pemberiannya.
- Sesuai indikasi
Indikasi penting sekali. Gejala yang hampir mirip ternyata diagnosanya
berbeda. Misalnya saja gejala demam, demam adalah tanda/ alarm tubuh bila ada
infeksi baik berupa virus, bakteri atau parasit. Penyakit yang terkait dengan demam
banyak sekali. Sama halnya dengan gejala batuk. Oleh karena itu, pentingnya
dokter memeriksa pasien (bertatap muka langsung), agar diagnosa dapat
ditegakkan. Tidak bisa asal menyamakan diagnosa meskipun gejalanya mirip-
mirip, karena perbedaan diagnosa
7
- Sesuai dosisnya
Contoh penggunaan dosis yang tepat sudah saya paparkan di atas. Bagi pasien
dengan gangguan fungsi ginjal dan gangguan fungsi hati, biasanya juga
memerlukan penyesuaian dosis.
- Sesuai aturan pakainya.
Untuk aturan pakai 3xsehari misalnya, dimaksudkan untuk diminum setiap 8
jam, 2xsehari artinya tiap 12 jam di jam yang sama. Hal ini bertujuan agar kadar
obat yang berada di dalam darah, senantiasa mencukupi untuk menimbulkan efek
pengobatan.
- Sesuai cara pemberian.
Cara pemberian dibagi menjadi beberapa, antara lain, oral (lewat mulut dan
di telan/dikunyah/dilarutkan air pada sediaan effervesent), parenteral (biasanya
berupa injeksi/suntikan dan infus), sublingual (tablet di bawah lidah), bukal (tablet
diletakkan di pipi bagian dalam mulut), inhalasi (dihirup, langsung masuk ke
saluran pernafasan), lewat dubur (bentuknya berupa suppositoria), lewat vagina
(berupa vaginal tablet), langsung masuk ke telinga (tetes telinga), langsung ke
pembuluh darah di mata (tetes dan salep mata) dan sebagainya.
c. Si= Simpan
Simpan obat sesuai yang tertulis di kemasan, kecuali bila harus disimpan
secara khusus. Umumnya obat disimpan di tempat yang sejuk (15-25° C), tidak
terkena sinar matahari langsung, tidak di tempat yang lembab, dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak. Fungsi hal di atas, jelas agar obat tidak mudah rusak, karena
obat umumnya ada yang teroksidasi oleh sinar matahari, dan dapat mengakibatkan
obat berkurang stabilitasnya sehingga jadi lengket-lengket dan rusak. Kelembaban
juga akan membuat obat terurai. Anak-anak harus dijauhkan dari obat, agar tidak
sembarangan memasukkannya ke mulut/dibuat mainan. Bila ada kotak obat,
masukkan obat dalam kotak/lemari tersebut.
Penyimpanan khusus seperti di dalam kulkas, biasanya diperuntukkan untuk
sediaan suppositoria (dimasukkan lewat anus), karena pada suhu ruang, sediaan
suppositoria ini akan meleleh/mencair. Insulin dan vaksin yang belum dibuka, juga
disimpan di kulkas dengan suhu tertentu. Antibiotik yang dilarutkan air, juga
8
disimpan dikulkas setelah dibuka, dan hanya bertahan maksimal 7 hari masa
kadaluwarsanya. Masih banyak jenis obat-obat lain yang penyimpanannya di
kulkas, baik di bagian bawah (suhu yang lebih rendah), maupun di freezernya.
Penyimpanan harus benar karena terkait stabilitas obat. Bahkan ada obat yang bila
disimpan di suhu ruang maka proses terurainya akan meningkat sekian puluh
persen, lalu menjadi cepat rusak. Sebaliknya, obat yang seharusnya disimpan di
suhu sejuk, bila dimasukkan kulkas menjadi tidak berfungsi.
d. Bu= Buang
Membuang obat juga ada tata caranya. Obat dibuang, dikarenakan sudah
rusak atau kadaluwarsa, sehingga tidak dapat lagi digunakan. Bagi apoteker yang
bekerja di apotek/rumah sakit, pembuangan atau pemusnahan obat tertentu seperti
narkotik dan psikotropik, harus ada saksi dan dibuatkan berita acaranya.
Pembuangan obat bebas (logo bulatan hijau), obat bebas terbatas (logo bulatan
biru), dan obat keras (logo huruf K dengan bulatan merah) dapat dilakukan sendiri
oleh masyarakat. Agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain, obat sebaiknya
dibuang dengan cara tertentu sehingga benar-benar tidak berbentuk lagi.
Prinsip pertama, gunakan masker dan sarung tangan, agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, seperti menghirup bau menyengat obat yang sudah kadaluwarsa.
Prinsip kedua, semua bentuk sediaan harus hancur terlebih dahulu sebelum
dibuang.
- Tablet dan kapsul
Terlebih dahulu dikeluarkan dari blisternya, gerus atau tumbuk hingga pecah
dan tak berbentuk. Bisa dilarutkan dengan air bila larut, atau dibuang di tempat
sampah, atau ditimbun langsung ke tanah. Cara lain, bisa dengan tablet/sediaan
padat lainnya dihancurkan lalu dicampur tanah/bahan kotor lainnya, kemudian
diplastikin, buang ke tempat dibuang. Kapsul di keluarkan isi obatnya dan cangkang
dilarutkan air hingga larut, atau dirusak dengan digunting-gunting. Untuk sediaan
padat yang mengandung antibiotik, cukup hilangkan identitas/label pada kemasan,
lalu buang.
- Suppositoria
Bisa dibiarkan dahulu di suhu ruang agar meleleh dan tak berbentuk. Buang
di saluran air.
9
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
Waktu (Minggu)
Kegiatan Keterangan
1 2 3 4
Survei lahan v
Mengirim surat izin Kepada v
Ketua Pengajian
Pelaksanan Pengmas v
Pembagian kuesioner v v
12
BAB IV
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
4.1. Luaran
Hasil kuisioner di uji statistik menggunakan SPSS versi 20 dan akan di
publikasi sebagai salah satu artikel di Jurnal Nasional.
BAB V
BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN
4 Konsumsi
1 - Snack 47 orang x Rp. 13.000,. 611.000
3 - Konsumsi 47 orang x Rp. 38.000,.
1.786.000
Jumlah
3 7.672.000,.
14
BAB VI
PETA LOKASI
6.1. Lokasi
Lokasi Pengabdian Masyarakat di daerah Kampung Tengah, Pancur Batu,
Provinsi Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ijiastuti, A. Kristiani, M. 2019. Sosialisasi DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan,
Simpan, Buang) obat dengan benar pada guru dan karyawan SMA
Theresiana I Semarang. Indonesian Journal of Community Services E-
ISSN: 2684-8619 Volume 1, No. 1, May 2019. diakses tanggal 6
Nopember 2019 http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ijocs
Tjay., T.H. dan Kirana R. 2007. Obat-obat Penting. Ed. V. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
16
LAMPIRAN
Lampiran 1.
BIODATA KETUA PENGABDIAN MASYARAKAT
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi FKIP-UMN FKM – USU -
Bidang Ilmu FBS-Bhs Kesehatan &
Inggris Keselamatan Kerja
Tahu masuk-Lulus 1992 – 1998 2007– 2009
Lampiran 2.
BIODATA ANGGOTA 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan Riza Fahlevi Wakidi,.Apt.M.Si.
gelar)
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Jabatan JFU
4. NIP 198602112011011012
5. Tempat/Tgl. Lahir Medan, 11 Pebruari 1986
6. e-mail rizafahlevi11@gmail.com
7. No. HP 0852-9700-3168
8. Alamat Kantor Jl. Airlangga No. 20 Medan
9. No. Telp 061-4513354
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan Universitas Sumatera Universitas Sumatera
Tinggi Utara Utara
Bidang Ilmu Farmasi Farmasi
Tahun Masuk - Lulus 2003-2008 2010-2012
3
dst
19
BIODATA ANGGOTA 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ahmad Purnawarman Faisal, M.Farm.,
(dengangelar) Apt
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan fungsional -
4 NIP 199005282019021001
5 NIDN 1128059001
6 Tempat dan Tanggal Samarinda, 28 Mei 1990
Lahir
7 E-mail purn28@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 08115545555
9 Alamat Kantor Jl. Airlangga No. 2 Medan
10 Nomor Telepon/Faks -
11 Lulusan yang Telah
Dihasilkan
12 Mata Kuliah yang 1. Kimia Dasar
Diampu
2.Farmakognosi
3.
B. RiwayatPendidikan
S-1 Profesi S-2
Nama Universitas Universitas Universitas Setia Budi
Perguruan Mulawarman Setia Budi Surakarta
Tinggi Samarinda Surakarta
Bidang Ilmu Farmasi Profesi Farmasi Sains Peminatan
Apoteker Bahan Alam
Tahun 2007-2012 2012-2013 2012-2014
Masuk -
Lulus
2016-12-30
F. KaryaBukuDalam 5 TahunTerakhir
No JudulBuku Tahun JumlahHalaman Penerbit
1
Lampiran 3.
Kuesioner
4. Dokter juga sering mengatakan bahwa obat diminum sebelum makan, apa
artinya?
a. Diminum 2 jam setelah makan atau 1 jam sebelum makan (perut dalam
keadaan kosong)
b. Perut dalam keadaan berisi makanan
c. Makan bebrapa sendok, kemudian obat diminum dan dilanjutkan makan lagi
d. Obat diminum bersamaan dengan makanan
5. Dokter juga sering mengatakan bahwa obat diminum setelah makan, apa
artinya ?
a. Diminum 2 jam setelah makan atau 1 jam sebelum makan (perut dalam
keadaan kosong)
b. Perut dalam keadaan berisi makanan
c. Makan beberapa sendok, kemudian obat diminum, dan dilanjutkan makan
lagi
d. Obat diminum bersamaan dengan makanan
6. Pada jam berapa saudara minum obat jika harus diminum 3 kali sehari?
a. Pagi : jam 7, siang : 12, malam : jam 6 (habis maghrib)
24
7. Pada jam berapa saudara minum obat jika harus diminum 2 kali sehari?
a. Pagi : jam 7 dan malam : jam 7
b. Pagi : jam 7 dan siang : jam 12
c. Seingatnya saja, kapanpun itu yang penting 2 kali sehari
d. Pagi : jam 6 dan malam : jam 8