Anda di halaman 1dari 27

i

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM)

SOSIALISASI DAGUSIBU (DAPATKAN, GUNAKAN ,


SIMPAN, BUANG) OBAT-OBATAN PADA IBU-IBU
PERWIRITAN SENIN DESA TENGAH PANCUR BATU

KETUA/ANGGOTA TIM :
Ketua:
Masrah, S.Pd., M.Kes NIDN. 4031087001
Anggota:
1. Riza Fahlevi Wakidi, M.Si., Apt NIDN. 4011028601
2. Ahmad Purnawarman Faisal, M.Farm., Apt NIDN. 1128059001

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
2020

i
ii

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KEMTIRAAN MASYARAKAT

1. Judul PKM : Sosialisasi DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan,


Simpan, Buang) Obat-obatan pada Ibu-ibu
Perwiritan Senin Desa Tengah Pancur Batu
2. Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Masrah, S.Pd., M.Kes
b. NIDN : 4031087001
c. Jabatan/Golongan : Lektor
d. Jurusan/Program Studi : Farmasi/DIII Farmasi
e. Poltekkes Kemenkes : Medan
f. Bidang Keahlian : Kesehatan Masyarakat
g. Nomor HP : 085296381646
h. Alamat : Jl. Airlangga No. 2 Medan
3. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota : Dosen, 2 orang
b. Nama Anggota 1/bidang keahlian : Riza Fahlevi Wakidi, M.Si., Apt/Farmasi
c. Nama Anggota 2/bidang keahlian : Ahmad Purnawarman Faisal, M.Farm., Apt/Farmasi
d. Jumlah mahasiswa yang terlibat : 10 orang
Alamat : Jl. Airlangga No. 2 Medan
4. Lokasi Kegiatan
Wilayah : Kampung Tengah Pancur Batu
Kabupaten/Kota : Medan
Provinsi : Sumatera Utara
Jarak ke Kegiatan : 15 km
5. Luaran yang dihasilkan : Publikasi Jurnal Nasional
6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 tahun
7. Biaya Total
- DIPA/BLU : Rp. 7.672.000,-

Medan, 3 Januari 2020


Mengetahui
Ketua Jurusan, Ketua,

Dra. Masniah, M.Kes., Apt Masrah, S.Pd., M.Kes


NIP. 196204281995032001 NIP. 197008311992032001

Mengesahkan,
Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,

Dr. Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes


NIP. 196101101989102001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................1
RINGKASAN PROPOSAL.....................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................2
1.1. Pendahuluan ..................................................................................................2
1.2. Perumusan Masalah .......................................................................................4
1.3. Tujuan............................................................................................................4
1.4. Manfaat ..........................................................................................................4
1.5. Khalayak Sasaran ..........................................................................................4
1.6. Tinjauan Pustaka ...........................................................................................4
1. Pengertian Obat ............................................................................................4
2. Penggolongan Obat .......................................................................................5
3. DAGUSIBU ..................................................................................................6
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN ...................................................................10
2.1. Pengenalan masalah ....................................................................................10
2.2. Sosialisasi DAGUSIBU dengan cara penyuluhan.......................................10
2.3. Diskusi dan tanya jawab ..............................................................................10
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN ........................................................11
3.1. Keterkaitan ..................................................................................................11
3.2. Rancangan Evaluasi ....................................................................................11
3.3. Jadwal Pelaksanaan .....................................................................................11
BAB IV LUARAN DAN TARGET CAPAIAN ...................................................12
BAB V BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN ..................................................13
5.1. Anggaran Biaya ...........................................................................................13
5.2. Rincian Biaya ..............................................................................................13
BAB VI PETA LOKASI .......................................................................................14
6.1. Lokasi ..........................................................................................................14
6.2. Denah Lokasi...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15
LAMPIRAN ...........................................................................................................16

iii
RINGKASAN PROPOSAL

Adanya berbagai permasalahan tersebut dapat juga dikarenakan masyarakat


kurang paham tentang penggunaan dan penanganan obat dengan benar. Salah satu
cara pengelolaan obat yang baik dan benar adalah dengan menerapkan program
DAGUSIBU. Cara ini menjelaskan tata cara pengelolaan obat dari awal
mendapatkan obat hingga saat obat sudah tidak dikonsumsi lagi dan akhirnya
dibuang. Dengan berbagai pertimbangan di atas maka masyarakat perlu tahu akan
pentingnya pengelolaan obat mulai dari mereka mendapatkan resephingga
membuangnya jika tidak diperlukan. Dengan demikian, dampak dari kesalahan
penyalahgunaan obat oleh masyarakat dapat dicegah (Pujiastuti, 2019).
Setiap orang pasti pernah bersinggungan dengan obat, baik untuk digunakan
sendiri,maupun untuk mengobati keluarganya. Sayangnya, kepedulian tentang
bagaimana mengelola obat yg baik, belum diketahui atau belum dilakukan sebagian
besar dari masyarakat. Di sinilah pentingnya peran edukasi dan pemberian
informasi oleh tenaga kesehatan, khususnya apoteker.
Dagusibu adalah akronim yang di buat oleh IAI (Ikatan Apoteker Indonesia)
dalam rangka mensosialisasi penggunaan obat yang benar melalui
Gerakan Keluarga Sadar Obat.
Berdasarkan hasil penelusuran diketahui bahwa Ibu-ibu di Kampung
Tengah Pancur Batu pengetahuannya tentang pengelolaan obat masih relatif rendah
dan belum pernah mendapatkan sosialisasi tentang DAGUSIBU. Tim pengusul
memberikan alternatif penyelesaian masalah dengan cara memberikan sosialisasi
tentang DAGUSIBU.
Pelaksanaan penyuluhan dilakukan oleh ketua dan anggota pelaksana
pengabdian dengan menjelaskan tentang penggunaan dan penanganan obat yang
benar. Penyuluhan dilakukan dengan media bantu Power Point, sehingga peserta
dapat mengetahui dengan jelas perbedaan jenis-jenis obat yang beredar di
masyarakat.
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan
Derajat kesehatan yang setinggi-tingginya seperti harapan yang tertuang
dalam Undang - Undang Kesehatan sampai saat ini pelaksanaannya masih kurang
maksimal. Berbagai masalah kesehatan, khususnya terkait obat masih ditemui di
masyarakat. Permasalahan tersebut antara lain penyalahgunaan obat, terjadinya
efek samping obat dari yang paling ringan sampai dengan kebutaan dan kematian,
beredarnya obat palsu, narkoba, dan bahan berbahaya lainnya (PP IAI, 2014).
Adanya berbagai permasalahan tersebut dapat juga dikarenakan masyarakat
kurang paham tentang penggunaan dan penanganan obat dengan benar. Salah satu
cara pengelolaan obat yang baik dan benar adalah dengan menerapkan program
DAGUSIBU. Cara ini menjelaskan tata cara pengelolaan obat dari awal
mendapatkan obat hingga saat obat sudah tidak dikonsumsi lagi dan akhirnya
dibuang. Dengan berbagai pertimbangan di atas maka masyarakat perlu tahu akan
pentingnya pengelolaan obat mulai dari mereka mendapatkan resephingga
membuangnya jika tidak diperlukan. Dengan demikian, dampak dari kesalahan
penyalahgunaan obat oleh masyarakat dapat dicegah (Pujiastuti, 2019).
Masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai terbiasa dengan penggunaan
berbagai jenis obat-obatan dengan tujuan menyembuhkan penyakit, mengontrol,
ataupun sebagai suplemen untuk menunjang aktifitas sehari-hari. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor seperti perkembangan penyakit, produksi berbagai
jenis obat-obatan dan suplemen serta mulai diberlakukannya jaminan kesehatan
nasional yang memungkinkan masyarakat mendapatkan akses yang lebih mudah
untuk mendapatkan pengobatan. Perkembangan tersebut menimbulkan berbagai
dampak positif maupun negatif. Dampak positif yang dapat terlihat adalah semakin
banyaknya masyarakat yang mulai peduli terhadap kesehatan dengan
memeriksakan diri ke tempat-tempat pelayanan kesehatan. Sedangkan dampak
negatif yang mungkin timbul dengan meningkatnya penggunaan obat di masyarakat
adalah kesalahan dalam menggunakan hingga membuang limbah obat. Hal ini dapat
terjadi karena kurangnya pengetahuan dan informasi yang disampaikan kepada
3

masyarakat terkait penggunaan obat yang baik dan benar. Kesalahan dalam
penggunaan obat dapat menyebabkan kerugian baik bagi masyarakat maupun bagi
lingkungan (Mazziyah, 2016).
Rendahnya rasa keingintahuan masyarakat mengenai penggunaan obat
secara benar sangatlah berbahaya. Pengelolaan obat mulai dari prosedur
mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang sisa obat tidak boleh
dianggap remeh, dikarenakan, jika sedikit kita salah melakukan pengelolaan obat,
maka akan berakibat sangat fatal bagi diri kita sendiri atau konsumen obat. Selain
itu dampak dari kesalahan pengelolaan obat akan tampak pada lingkungan.
Pencemaran lingkungan karena pembuangan obat yang sembarangan akan
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem di sekitar dan pada akhirnya
juga menyebabkan kerugian bagi manusia sendiri.
Salah satu cara pengelolaan obat yang baik dan benar adalah DAGUSIBU
(Dapatkan – Gunakan – Simpan – Buang). Hal ini sesuai dengan program yang
dicanangkan oleh IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) melalui gerakan keluarga sadar
obat (GKSO).Cara ini menjelaskan tata cara pengelolaan obat dari awal mereka
dapatkan hingga saat obat sudah tidak dikonsumsi lagi dan akhirnya dibuang.
Dengan berbagai pertimbangan di atas maka masyarakat perlu tahu akan
pentingnya pengelolaan obat mulai dari mereka mendapatkan resep hingga
membuangnya jika tidak diperlukan. Sehingga, dampak dari kesalahan
penyalahgunaan masyarakat bisa dicegah. Apoteker, sebagai salah satu tenaga
kesehatan yang concern terhadap pemakaian obat-obatan di masyarakat dihimbau
untuk terus melakukan penyuluhan DAGUSIBU di manapun. Dengan pemberian
penyuluhan ini diharapkan masyarakat paham mengenai penggunaan obat yang
benar sehingga tujuan pengobatan dapat tercapai serta tidak menimbulkan
kerusakan lingkungan karena pembuangan limbah obat yang salah.
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilaksanakan sosialisasi tentang
Dagusibu pada Ibu – Ibu Perwiritan Senin Kampung Tengah Pancur Batu. Hasil
sosialisasi diharapkan dapat membagikan informasi tentang penggunaan dan
penanganan obat yang benar dimulaidari lingkungan terkecil yaitu keluarga.
4

1.2. Perumusan Masalah


Bagaimana gambaran pengetahuan tentang DAGUSIBU (Dapatkan,
Gunakan, Simpan, Buang) obat-obatan pada Ibu – Ibu Perwiritan Senin Kampung
Tengah Pancur Batu.

1.3. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini diharapkan :
a. Untuk memberi informasi tentang Dagusibu obat pada Ibu – Ibu Perwiritan
Senin Kampung Tengah Pancur Batu.
b. Untuk menambah pengetahuan tentang Dagusibu obat pada Ibu – Ibu Perwiritan
Senin Kampung Tengah Pancur Batu.

1.4. Manfaat
a. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang Dagusibu obat pada Ibu – Ibu
Perwiritan Senin Kampung Tengah Pancur Batu.
b. Menambah pengetahuan tentang Dagusibu obat pada Ibu – Ibu Perwiritan Senin
Kampung Tengah Pancur Batu.

1.5. Khalayak Sasaran


Pada pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini, khalayak sasarannya
adalah Ibu – Ibu Perwiritan Senin Kampung Tengah Pancur Batu.

1.6. Tinjauan Pustaka


1. Pengertian Obat
Obat adalah semua zat kimia, hewani maupun nabati yang dalam dosis layak
dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut gejalanya
(Tjay, T.H. dan Kirana, 2007). Menurut Undang-Undang Kesehatan (2009) Obat
adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau
rohaniah pada manusia atau hewan termasuk memperelok tubuh atau bagian
manusia.
5

2. Penggolongan Obat

a. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Kemasan obat ditandai dengan lingkaran yang didalamnya terdapat huruf K
berwarna merah yang menyentuh tepi lingkaran yang berwarna hitam.
b. Obat Bebas
Obat golongan ini adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda
khusus obat bebas pada kemasan obat ditandai lingkaran hitam yang
mengelilingi bulatan warna hijau disertai brosur berisi nama obat, nama dan isi
zat berkhasiat, indikasi, dosis atau aturan pakai, nomor bets, nomor registrasi,
nama dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya. Obat bebas dapat dijual
dengan menggunakan nota yang diserahkan untuk apotek. Nota tersebut
berguna untuk mengontrol persediaan dalam lemari. Dalam pelayanan obat
bebas, apoteker bertanggung jawab memberikan informasi tentang penggunaan
obat dan bertanggung jawab dalam menghadapi kasus self medication
(pengobatan sendiri). (Aryo, 2013).

c. Obat Bebas Terbatas


Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada
pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
 Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau
pembuatnya.
 Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan
tanda peringatan terwarna hitam yaitu:
P. No.1 : Awas! Obat Keras. Baca aturan pemakaiannya
P. No.2 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan
P. No.3 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan
P. No.4 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar
P. No.5 : Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan
P. No.6 : Awas! Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan
6

3. DAGUSIBU
Setiap orang pasti pernah bersinggungan dengan obat, baik untuk digunakan
sendiri,maupun untuk mengobati keluarganya. Sayangnya, kepedulian tentang
bagaimana mengelola obat yg baik, belum diketahui atau belum dilakukan sebagian
besar dari masyarakat. Di sinilah pentingnya peran edukasi dan pemberian
informasi oleh tenaga kesehatan, khususnya apoteker.
Dagusibu adalah akronim yang di buat oleh IAI (Ikatan Apoteker Indonesia)
dalam rangka mensosialisasi penggunaan obat yang benar melalui
Gerakan Keluarga Sadar Obat.

a. Da = Dapatkan
Dapatkan obat di tempat yang benar, agar terjamin manfaatnya, keamanannya
dan kualitasnya. Benar di sini dalam arti legalitasnya ada, misal apotek, rumah
sakit, toko obat berijin, apotek klinik, dan sebagainya. Saat menerima obat, pastikan
ada nomor registrasi obat, masih tersegel rapat, dan pastikan obat tidak rusak serta
tidak kadaluwarsa.
Sebaiknya tidak membeli sembarang obat di warung, karena penjaga warung
bukanlah orang yang mempunyai ilmu di bidang obat. Tidak disarankan
mendapatkan obat dari tetangga atau keluarga yang merasa penyakitnya atau
keluhannya sama dengan anda, karena bisa jadi, obat yang diperlukan oleh setiap
individu itu berbeda, disesuaikan oleh keadaan masing-masing orang.
2. Gu= Gunakan
Gunakanlah obat sesuai dengan indikasinya (diagnosa penyakit), sesuai
dosisnya, sesuai aturan pakainya, dan sesuai cara pemberiannya.
- Sesuai indikasi
Indikasi penting sekali. Gejala yang hampir mirip ternyata diagnosanya
berbeda. Misalnya saja gejala demam, demam adalah tanda/ alarm tubuh bila ada
infeksi baik berupa virus, bakteri atau parasit. Penyakit yang terkait dengan demam
banyak sekali. Sama halnya dengan gejala batuk. Oleh karena itu, pentingnya
dokter memeriksa pasien (bertatap muka langsung), agar diagnosa dapat
ditegakkan. Tidak bisa asal menyamakan diagnosa meskipun gejalanya mirip-
mirip, karena perbedaan diagnosa
7

- Sesuai dosisnya
Contoh penggunaan dosis yang tepat sudah saya paparkan di atas. Bagi pasien
dengan gangguan fungsi ginjal dan gangguan fungsi hati, biasanya juga
memerlukan penyesuaian dosis.
- Sesuai aturan pakainya.
Untuk aturan pakai 3xsehari misalnya, dimaksudkan untuk diminum setiap 8
jam, 2xsehari artinya tiap 12 jam di jam yang sama. Hal ini bertujuan agar kadar
obat yang berada di dalam darah, senantiasa mencukupi untuk menimbulkan efek
pengobatan.
- Sesuai cara pemberian.
Cara pemberian dibagi menjadi beberapa, antara lain, oral (lewat mulut dan
di telan/dikunyah/dilarutkan air pada sediaan effervesent), parenteral (biasanya
berupa injeksi/suntikan dan infus), sublingual (tablet di bawah lidah), bukal (tablet
diletakkan di pipi bagian dalam mulut), inhalasi (dihirup, langsung masuk ke
saluran pernafasan), lewat dubur (bentuknya berupa suppositoria), lewat vagina
(berupa vaginal tablet), langsung masuk ke telinga (tetes telinga), langsung ke
pembuluh darah di mata (tetes dan salep mata) dan sebagainya.

c. Si= Simpan
Simpan obat sesuai yang tertulis di kemasan, kecuali bila harus disimpan
secara khusus. Umumnya obat disimpan di tempat yang sejuk (15-25° C), tidak
terkena sinar matahari langsung, tidak di tempat yang lembab, dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak. Fungsi hal di atas, jelas agar obat tidak mudah rusak, karena
obat umumnya ada yang teroksidasi oleh sinar matahari, dan dapat mengakibatkan
obat berkurang stabilitasnya sehingga jadi lengket-lengket dan rusak. Kelembaban
juga akan membuat obat terurai. Anak-anak harus dijauhkan dari obat, agar tidak
sembarangan memasukkannya ke mulut/dibuat mainan. Bila ada kotak obat,
masukkan obat dalam kotak/lemari tersebut.
Penyimpanan khusus seperti di dalam kulkas, biasanya diperuntukkan untuk
sediaan suppositoria (dimasukkan lewat anus), karena pada suhu ruang, sediaan
suppositoria ini akan meleleh/mencair. Insulin dan vaksin yang belum dibuka, juga
disimpan di kulkas dengan suhu tertentu. Antibiotik yang dilarutkan air, juga
8

disimpan dikulkas setelah dibuka, dan hanya bertahan maksimal 7 hari masa
kadaluwarsanya. Masih banyak jenis obat-obat lain yang penyimpanannya di
kulkas, baik di bagian bawah (suhu yang lebih rendah), maupun di freezernya.
Penyimpanan harus benar karena terkait stabilitas obat. Bahkan ada obat yang bila
disimpan di suhu ruang maka proses terurainya akan meningkat sekian puluh
persen, lalu menjadi cepat rusak. Sebaliknya, obat yang seharusnya disimpan di
suhu sejuk, bila dimasukkan kulkas menjadi tidak berfungsi.
d. Bu= Buang
Membuang obat juga ada tata caranya. Obat dibuang, dikarenakan sudah
rusak atau kadaluwarsa, sehingga tidak dapat lagi digunakan. Bagi apoteker yang
bekerja di apotek/rumah sakit, pembuangan atau pemusnahan obat tertentu seperti
narkotik dan psikotropik, harus ada saksi dan dibuatkan berita acaranya.
Pembuangan obat bebas (logo bulatan hijau), obat bebas terbatas (logo bulatan
biru), dan obat keras (logo huruf K dengan bulatan merah) dapat dilakukan sendiri
oleh masyarakat. Agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain, obat sebaiknya
dibuang dengan cara tertentu sehingga benar-benar tidak berbentuk lagi.
Prinsip pertama, gunakan masker dan sarung tangan, agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, seperti menghirup bau menyengat obat yang sudah kadaluwarsa.
Prinsip kedua, semua bentuk sediaan harus hancur terlebih dahulu sebelum
dibuang.
- Tablet dan kapsul
Terlebih dahulu dikeluarkan dari blisternya, gerus atau tumbuk hingga pecah
dan tak berbentuk. Bisa dilarutkan dengan air bila larut, atau dibuang di tempat
sampah, atau ditimbun langsung ke tanah. Cara lain, bisa dengan tablet/sediaan
padat lainnya dihancurkan lalu dicampur tanah/bahan kotor lainnya, kemudian
diplastikin, buang ke tempat dibuang. Kapsul di keluarkan isi obatnya dan cangkang
dilarutkan air hingga larut, atau dirusak dengan digunting-gunting. Untuk sediaan
padat yang mengandung antibiotik, cukup hilangkan identitas/label pada kemasan,
lalu buang.
- Suppositoria
Bisa dibiarkan dahulu di suhu ruang agar meleleh dan tak berbentuk. Buang
di saluran air.
9

- Sirup atau suspensi


Keluarkan dari wadahnya, buang di saluran air (wastafel/kloset/tempat
pembuangan lainnya) dengan diikuti air mengalir. Wadah berupa botol sebaiknya
dihancurkan, agar tidak digunakan ulang oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Lepaskan/corat-coret semua label yang tertempel di wadah. Atau kalau memang
mau di reuse misalnya, cuci bersih dahulu dan pastikan tidak ada bekas obat yang
tertinggal.
- Topikal (salep, gel, krim dan sebagainya)
Keluarkan salep dari wadahnya, campur dengan tanah/bahan kotor lainnya,
masukkan plastik dan buang di tempat sampah. Rusaklah tube kemasan hingga
tidak dapat digunakan kembali.
- Injeksi
Biasanya dilakukan di rumah sakit. Baik berupa ampul maupun vial, isi
berupa larutan steril dikeluarkan dengan spuit/jarum injeksi. Buang bersama air
mengalir hingga tak berbekas. Bila berbentuk serbuk, bisa dilarutkan terlebih
dahulu dengan pelarut yang sesuai atau langsung buang di saluran air, bersama air
mengalir. Vial dan ampul dimasukkan ke box khusus disposal obat yang berbahan
kaca/ berupa pecahan yang tajam.
Untuk obat khusus misal obat kanker, tata caranya lebih ketat lagi, dan box
khusus juga diperlukan dengan label sitostatika, yang nantinya akan langsung
dimusnahkan di incenerator (alat khusus).
10

BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN

2.1. Pengenalan masalah


Berdasarkan hasil penelusuran diketahui bahwa Ibu-ibu di Kampung
Tengah Pancur Batu pengetahuannya tentang pengelolaan obat masih relatif rendah
dan belum pernah mendapatkan sosialisasi tentang DAGUSIBU. Tim pengusul
memberikan alternatif penyelesaian masalah dengan cara memberikan sosialisasi
tentang DAGUSIBU.

2.2. Sosialisasi DAGUSIBU dengan cara penyuluhan


Pelaksanaan penyuluhan dilakukan oleh ketua dan anggota pelaksana
pengabdian dengan menjelaskan tentang penggunaan dan penanganan obat yang
benar. Penyuluhan dilakukan dengan media bantu Power Point, sehingga peserta
dapat mengetahui dengan jelas perbedaan jenis-jenis obat yang beredar di
masyarakat. Materi yang disampaikan meliputi:
- DAGUSIBU (DApatkan, GUnakan, SImpan, BUang) obat dengan benar,
- Penggolongan obat,
- Bahaya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.

2.3. Diskusi dan tanya jawab


Pada sesi diskusi dan tanya jawab, peserta dipersilakan bertanya berbagai
hal terkait materi yang disampaikan ataupun permasalahan tentang penggunaan dan
penanganan obat yang sedang dialami atau yang pernah dialami.
Sebelum pelaksanaan sosialisasi, dilakukan pembagian kuisioner untuk
mengukur pengetahuan ibu-ibu tentang Dagusibu,dan setelah pelaksanaan
sosialisasi dibagikan kembali kuisioner untuk mengukur pengetahuan ibu-ibu
setelah sosialisasi.
11

BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu


metode pemberdayaan masyarakat partisipatif dengan model Particatory Rural
Appraisal (PRA), yaitu metode yang menekankan keterlibatan masyarakat dalam
semua kegiatan yang dilakukan (Lutfiyati,dkk.,2017).
3.1. Keterkaitan
Kegiatan ini terkait tugas Poltekkes Kemenkes Medan dalam melaksanakan
Tri Dharma perguruan tinggi, salah satunya adalah melaksanakan pengabdian
masyarakat.

3.2. Rancangan Evaluasi


Evaluasi dengan menggunakan kuesioner yang berkaitan dengan Dagusibu.
Kuisioner dibagikan sebelum dan setelah pelaksanaan edukasi dan menunjukkan
logo-logo obat. Hasil evaluasi dideskripsikan.

3.3. Jadwal Pelaksanaan


Kegiatan pengabdian masyarakat akan dilaksanakan pada Minggu ke dua Bulan
Agustus 2020.

Waktu (Minggu)
Kegiatan Keterangan
1 2 3 4
Survei lahan v
Mengirim surat izin Kepada v
Ketua Pengajian
Pelaksanan Pengmas v
Pembagian kuesioner v v
12

BAB IV
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

4.1. Luaran
Hasil kuisioner di uji statistik menggunakan SPSS versi 20 dan akan di
publikasi sebagai salah satu artikel di Jurnal Nasional.

4.2. Target Capaian


Ibu-Ibu Perwiritan Senin Kampung Tengah Pancur Batu dapat mengetahui
gambaran pengetahuan tentang Dagusibu obat.
13

BAB V
BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN

5.1. Anggaran Biaya


Anggaran biaya yang direncanakan pada pengabdian masyarakat ini adalah
Rp. 7.672.000,. (Tujuh juta enam ratus tujuh puluh dua ribu rupiah).

5.2. Rincian Biaya


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Pembelian barang intervensi , tiap peserta 3.000.000


mendapatkan :
1 strip Vitamin Neurobion
1 kotak Osteocall,
1 strip Panadol
1 Buah Balsem Geliga
2 Transport mengantar surat izin lokasi
1 1orang x Rp.150.000,. 150.000,.
Transport
3 megambil persetujuan 1 orang x Rp.
150.000 . 150.000,.
Transport pelaksanaan pengmas 3 orang x Rp.
225.000,. 675.000,.
Transport menghadiri seminar hasil 3 x
Rp.150.000 450.000,.
3 ATK/Penggandaan
1 - Proposal 7 eks x Rp.25.000 175.000,.
3 - Laporan seminar hasil 7 eks x
Rp.25.000,. 175.000,.
- Laporan Pengmas 8 eks x Rp.25.000,.
- Kertas HVS 1 rim 200.000,.
- Kertas A4 2 rim 100.000,.
- Flasdist 1 bh 100.000,.
100.000,.

4 Konsumsi
1 - Snack 47 orang x Rp. 13.000,. 611.000
3 - Konsumsi 47 orang x Rp. 38.000,.
1.786.000
Jumlah
3 7.672.000,.
14

BAB VI
PETA LOKASI

6.1. Lokasi
Lokasi Pengabdian Masyarakat di daerah Kampung Tengah, Pancur Batu,
Provinsi Sumatera Utara

6.2. Denah Lokasi


15

DAFTAR PUSTAKA
Ijiastuti, A. Kristiani, M. 2019. Sosialisasi DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan,
Simpan, Buang) obat dengan benar pada guru dan karyawan SMA
Theresiana I Semarang. Indonesian Journal of Community Services E-
ISSN: 2684-8619 Volume 1, No. 1, May 2019. diakses tanggal 6
Nopember 2019 http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ijocs

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2009).Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.Jakarta:
Kemenkes RI.

Lutfiyati, H., Yuliatuti, F., Dianita, P.S..(2017). Pemberdayaan Kader PKK


dalam Penerapan DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan
Buang) Obat dengan Baik dan Benar.The 6th University Research
Colloquium. Universitas Muhammadiyah Magelang. diakses tanggal 6
November 2019.
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/urecol/article/view/1562/672.

Maziyyah, N.. (2015) Penyuluhan Penggunaan Obat yang Benar DAGUSIBU)


di Padukuhan Bakalan, Mlati, Sleman, Yogyakarta.Laporan Kegiatan
Pengabdian Masyarakat. Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.diakses
tanggal 6 Nopember 2019
.http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/4169/LAPOR
AN%20pengabdian%20DES%202015.pdf?sequence=1.

Tjay., T.H. dan Kirana R. 2007. Obat-obat Penting. Ed. V. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
16

LAMPIRAN

Lampiran 1.
BIODATA KETUA PENGABDIAN MASYARAKAT

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Masrah S.Pd,M.Kes


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 197008311992032002
5 NIDN 4031087001
6 Tempat dan Tanggal Lahir Sei Pinang, 31 Agustus 1970
7 E-mail Mama.fira
8 Nomor Teleon/HP 085296381646
9 Alamat Kantor Jl.Air Langga No.20 Medan
10 Nomor Telepon/Faks 061-4513354
11 Mata Kuliah Yang diampu 1. Kesehatan & Keselamatan Kerja
2. Metodologi Penelitian
3. Bahasa Inggris
4. Praktek Kimia Dasar
5. Pendidikan Budaya Anti Korupsi

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi FKIP-UMN FKM – USU -
Bidang Ilmu FBS-Bhs Kesehatan &
Inggris Keselamatan Kerja
Tahu masuk-Lulus 1992 – 1998 2007– 2009

C. Pengalaman Penelitian & Pengabmas dalam 5 Tahun Terakhir


N Tahu Judul penelitian Pendanaan
o n Sumber Jlh (Juta
Rp)

1 2012 Survey Prilaku Siswa/Siswi Kls Mandiri 6


XSMANegerii Pangkalan Susu Terhadap
Narkotika
2 2013 "Pengaruh Superdesintegrant Natrium Risbinakes
Kroskamelosa dan Amprotab terhadap laju
disolusi tablet Ketoprofen Sistem Dispersi
Padat".
3 2015 Penelitian Risbinakes dengan Judul " Uji Risbinakes Rp.9.394
Efektivitas Sediaan Galenika Daun Lidah
Mertua (Sansiviera Trifasciata Prain)
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah
17

Mencit Dengan Metformin Sebagai


pembanding"
4 2016 Penelitian Risbinakes dengan Judul "Analisis BOPTN Rp. 13.438
Faktor Penggunaan Krim Pemutih Wajah Yang
Tidak memiliki Izin Kemenkes Pada Siswi
SMK Negeri 10 Medan"
Judul Pengabmas
1 2015 Pengabdian Maasyarakat Penata laksanaan
Pestisida Pada Kelompok Tani Mawar Desa
Jati Rejo Kec. Pagar Merbau Kabupaten Deli
Serdang
2 2015 Pengabdian Masyarakat Terpadu Wilayah
Kerja Puskemas Namo Rambe Kabupaten deli
Serdang tanggal 10-11- 2015
3 2016 Pengabdian Maasyarakat Penata laksanaan
Pestisida & Pemberian Alat Pelindung Riri
Pada Kelompok Tani Sejahtra Di Dusun XIII
Desa Paya Lombang Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Serdang Bedagai"
4 2017 Pengabdian Maasyarakat "Cara Identifikasi BOPTN Rp.7.600
Merkuri Krim Pemutih Wajah Di Sekolah
Madrasah Aliyah Swasta Islamiyah Sunggal

D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir


No Judul Artikel Nama Jurnal Vol/Tahun
1 Hubungan Antara Faktor Pengetahuan dan FANMED VOL.6 N0.1
Sikap US Terhadap Penggunaan Alat Mei-Agustus
Kotrasepsi di Desa Invaliden Pegagan Julu 2011
II Kecamatan Sumbul Dairi
2 Alat bantu Kerja Mereduksi Gangguan FANMED Vol.6 No.3
Muskuloskletal Pekerja Pencetakan Batu- Januari – April
bata di Desa Paya Lombang Kecamatan 2012
Tebing Tinggi Kabuaten Serdang Bedagai
3 Penyuluhan Pestisida Mempengaruhi FANMED Volume 8 N0.2
Pengetahuan Dan Sikap Petani September-
Desember 2013
4 Pengaruh Superdesintegrant Natrium MUTIARA Volume 7 No.2
Kroskamelosa dan Amprotab terhadap laju KESEHATAN Desember 2014
disolusi tablet ketoprofen sistem disperse INDONESIA
padat

Medan, Nopember 2019


Ketua Pengabdian Masyarakat

Masrah, S.Pd., M.Kes


NIP. 197008311992032001
18

Lampiran 2.

BIODATA ANGGOTA 1

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan Riza Fahlevi Wakidi,.Apt.M.Si.
gelar)
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Jabatan JFU
4. NIP 198602112011011012
5. Tempat/Tgl. Lahir Medan, 11 Pebruari 1986
6. e-mail rizafahlevi11@gmail.com
7. No. HP 0852-9700-3168
8. Alamat Kantor Jl. Airlangga No. 20 Medan
9. No. Telp 061-4513354

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan Universitas Sumatera Universitas Sumatera
Tinggi Utara Utara
Bidang Ilmu Farmasi Farmasi
Tahun Masuk - Lulus 2003-2008 2010-2012

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun terakhir


(Bukan Skripsi, Tesis, disertasi)

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan


Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2018 Hubungan Siklus DIPA Rp.
Menstruasi Dengan POLTEKKES 10.000.000
Konsentrasi Kreatinin MEDAN
Serum Pada Mahasiswi
Kesehtan Dikota Medan
Tahun 2018
2 2019 PERSEPSI DOKTER DAN DIPA Rp.
APOTEKER DALAM POLTEKKES 12.252.000
BERKOLABORASI MEDAN
BERSAMA PADA
PELAYANAN ASUHAN
KEFARMASIAN DI
RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT H. ADAM
MALIK MEDAN

3
dst
19

D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun terakhir


No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Vol/Nomor/Tahu
n
1
2
3
dst

E. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral presentation) dalam 5 Tahun terakhir


No Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
Seminar Tempat
1
2
3
dst

F. Karya buku dalam 5 Tahun terakhir


No Jumlah
Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1
2
3
Ds
t

G. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun terakhir


No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1
3
dst

Medan, Nopember 2019


Anggota Pengabdian Masyarakat

Riza Fahlevi Wakidi, M.Si., Apt


NIP. 198602112011011012
20

BIODATA ANGGOTA 2

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ahmad Purnawarman Faisal, M.Farm.,
(dengangelar) Apt
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan fungsional -
4 NIP 199005282019021001
5 NIDN 1128059001
6 Tempat dan Tanggal Samarinda, 28 Mei 1990
Lahir
7 E-mail purn28@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 08115545555
9 Alamat Kantor Jl. Airlangga No. 2 Medan
10 Nomor Telepon/Faks -
11 Lulusan yang Telah
Dihasilkan
12 Mata Kuliah yang 1. Kimia Dasar
Diampu
2.Farmakognosi
3.

B. RiwayatPendidikan
S-1 Profesi S-2
Nama Universitas Universitas Universitas Setia Budi
Perguruan Mulawarman Setia Budi Surakarta
Tinggi Samarinda Surakarta
Bidang Ilmu Farmasi Profesi Farmasi Sains Peminatan
Apoteker Bahan Alam
Tahun 2007-2012 2012-2013 2012-2014
Masuk -
Lulus

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 TahunTerakhir


(BukanTesis, maupun Disertasi)
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml
(Juta/Rp)
1 2017 Identifikasi Metabolit Sekunder dan Skema Pemula 10.000.000,-
Aktivitas Larvasida dari Daun Bunga DIPA Poltekkes
Matahari (Helianthus annuus L.) Kemenkes
terhadap Larva Aedesaegypti sp. Kaltim
2 2018 Identifikasi Metabolit Sekunder dan Skema Pemula 10.000.000,-
Bioaktivitas Ekstrak Cikal Tulang DIPA Poltekkes
(Cissusquadrangularis L.) Kemenkes
Kaltim
21

*Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian maupun dari


sumber lainnya

D. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 TahunTerakhir


No Judul Artikel Ilmiah Nama Volume/Nom
Jurnal or/Tahun
1 Identifikasi Metabolit Sekunder dan Husada Vol 2 No 2
Aktivitas Larvasida dari Daun Bunga Mahakam (2017):
Matahari (Helianthus annuus L.) November
terhadap Larva Aedesaegypti sp. 2018-06-07
2 GambaranBakteri Total Husada Vol 1 No 2
Coliform pada Air Minum Isi Ulang Mahakam (2016):
(AMIU) danLamanyaPenyimpanan November

2016-12-30

E. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Persentation) dalam 5 TahunTerakhir


No NamaPertemuanIlmiah/Seminar Tahun WaktudanTempat
1

F. KaryaBukuDalam 5 TahunTerakhir
No JudulBuku Tahun JumlahHalaman Penerbit
1

G. Perolehan HKI dalam 5-10 TahunTerakhir


No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1 Identifikasi Metabolit 1 Karya 000147972
Sekunder dan Desember Ilmiah
Bioaktivitas Ekstrak 2018
Cikal Tulang
(Cissusquadrangularis
L.)

Medan, Nopember 2019


Anggota Pengabdian Masyarakat

Ahmad Purnawarman Faisal, M.Farm.,Apt


NIP. 199005282019021001
22

Lampiran 3.

Kuesioner

Bagian I ( Data Pribadi Responden)


Petunjuk Pengisihan : Lingkari salah satu huruf didepan jawaban yang paling sesuai
dengan anda dan isi titik-titik yang ada, kecuali ada petunjuk khusus !
1. Nama :
2. Usia : Tahun
3. Alamat Desa : Dusun :
4. Pendidikan terakhir saudara :
a. SD
b. SMP/Sederajat
c. SMA/Sederajat
d. Akademik/Diploma/Sarjana
e. Lainnya …………….
5. Pekerjaan saudara saat ini :
a. Pegawai negeri/pegawai swasta
b. Pedagang/petani
c. Mahasiswa/pelajar
d. Lainnya …………….

Bagian II (Pengetahuan tentang Dagusibu):

1. Menurut saudara dimanakah tempat yang tidak tepat untuk


mendapatkan/membeli obat yang baik ?
a. Apotek
b. Warung
c. Rumah Sakit
d. Puskesmas
23

2. Menurut saudara darimana untuk mendapatkan petunjuk penggunaan obat


yang tidak tepat ?
a. Dari petugas kesehatan
b. Dari teman/saudara/tetangga
c. Dari Kemasan
d. Dari Etiket

3. Menurut saudara apa arti penggunaan obat secara topikal ?


a. Melalui mulut
b. Melalui kulit
c. Melalui suntikan
d. Melalui dubur

4. Dokter juga sering mengatakan bahwa obat diminum sebelum makan, apa
artinya?
a. Diminum 2 jam setelah makan atau 1 jam sebelum makan (perut dalam
keadaan kosong)
b. Perut dalam keadaan berisi makanan
c. Makan bebrapa sendok, kemudian obat diminum dan dilanjutkan makan lagi
d. Obat diminum bersamaan dengan makanan

5. Dokter juga sering mengatakan bahwa obat diminum setelah makan, apa
artinya ?
a. Diminum 2 jam setelah makan atau 1 jam sebelum makan (perut dalam
keadaan kosong)
b. Perut dalam keadaan berisi makanan
c. Makan beberapa sendok, kemudian obat diminum, dan dilanjutkan makan
lagi
d. Obat diminum bersamaan dengan makanan

6. Pada jam berapa saudara minum obat jika harus diminum 3 kali sehari?
a. Pagi : jam 7, siang : 12, malam : jam 6 (habis maghrib)
24

b. Pagi : jam 7, siang : jam 3, malam : jam 11 (sebelum tidur)


c. Seingatnya saja, kapanpun itu yang penting 3 kali sehari
d. Pagi : jam 6, siang : jam 2, malam : jam 7

7. Pada jam berapa saudara minum obat jika harus diminum 2 kali sehari?
a. Pagi : jam 7 dan malam : jam 7
b. Pagi : jam 7 dan siang : jam 12
c. Seingatnya saja, kapanpun itu yang penting 2 kali sehari
d. Pagi : jam 6 dan malam : jam 8

8. Suppositoria merupakan contoh sediaan obat yang berbentuk seperti torpedo,


dimanakah penggunaan suppositoria tersebut?
a. Dihidung
b. Ditelinga
c. Didubur
d. Dimata

9. Apakah saudara mengetahui cara penyimpan obat di rumah yang benar?


a. Simpan obat ditempat yang sejuk
b. Simpan obat di dalam kemasan asli
c. Simpan obat yang langsung terkena cahaya matahari
d. Jangan simpan obat yang dapat dijangkau anak-anak

10. Apakah saudara mengetahui penyebab obat rusak?


a. Penyimpanan yang salah
b. Kelembaban udara
c. Suhu lingkungan stabil
d. Terkena sinar matahari langsung

Anda mungkin juga menyukai