Anda di halaman 1dari 22

Vitamin B1 (Tiamin)

1. Pengertian

Tiamin dalam bentuk Koenzim Tiramin Pirifosfat (TPP) atau Trifosfat


(TTP) memegang peranan esensial dalam transformasi energi, konduksi
membran dan saraf serta dalam sintesis pentosa dan bentuk koenzim tereduksi
dari niasin. WHO (1967) menetapkan kecukupan tiamin sebesar 0,4 mg/1000
kkal. Sedangkan dalam AKG (2013), angka kecukupan tiamin pada laki-laki
adalah 1,2-1,3 mg sedangkan untuk perempuan adalah 1,2 mg.

Rumus kimia Vitamin B1 = C12H17N4OS+

2. Sifat & Struktur Kimia

Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan
nitrogen (amine). Molekul tiamin terdiri atas cincin pirimidin yang terikat
dengan cincin tiasol.

Tiamin merupakan kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin B₁ cukup stabil. Di dalam keadaan larut, vitamin B₁
hanya tahan panas bila dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali B₁ mudah
rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh pemasakan bergantung
pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang. Tiamin
tahan suhu beku . Tiamin secara komersial didapat sebagai tiamin hidro klorida
yang berleboh stabil dan aktif secara biologik. Nama lain untuk tiamin adalah
aneurin atau faktor aneuritik (Almatsier,2010).
3. Metabolisme

Tiamin diabsorpsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas yang


bersuasana asam, dengan bantuan adenine trifosfatase (ATPase) yang
tergantung pada natrium. Tiamin yang dikonsumsi melebihi 5 mg/hari sebagian
akan diabsorpsi secara pasif/ Absorpsi aktif dihambat oleh alcohol. Setelah
diabsorpsi, kurang lebih 30 mg tiamin mengalami fosforilasi dan disimpan
sebagai tiamin Pirofosfat (TPP) di dalam jantung, otak, dan jaringan otot.
Ekskresi dilakukan melalui urin dalam bentuk utuh dan sebagian kecil dalam
bentuk metabolit (Almatsier,2010).

ATPase
Absorpsi : duodenum bagian atas

Diabsorpsi secara pasif

Fosfolirasi

Tiamin Pirofosfat (TPP)

Penyimpanan : Jantung, Otak, Hati dan Jaringan


Otot

4. Fungsi

Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi


sebagai koenzim berbagai reaksi metabolisme energi. Tiamin dibutuhkan untuk
dekarboksilasi oksidatif piruvat menjasi asetil KoA dan memungkinkan
masuknya substrat yang dapat dioksidasi ke dalam siklus Krebs untuk
pembentukan energi. Tiamin juga merupakan koenzim reaksi transketolase yang
berfungsi dalam pentosa-fosfat shunt, jalur alternatif oksidasi glukosa.

Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolisme lemak, protein dan asam


nukleat, peranan utamanya adalah dalam metabolisme karbonhidrat
(Almatsier,2010).

5. Sumber

Sumber utama tiamin adalah serealia (padi-padian). Selain itu tiamin juga
terdapat pada kacang-kacangan, daging dan kuning telur. Unggas dan ikan juga
termasuk sumber tiamin yang baik. Tiamin dalam serealia utuh terdapat di
dalam sekan (lapisan aleuron) dan benihnya. Roti dibuat dari gandum utuh kaya
akan tiamin.

6. Akibat Kekurangan

Kekurangan tiamin dapat disebabkan kurangnya konsumsi, gangguan


absorpsi, ketidakmampuan tubuh menggunakan tiamin dan kebutuhan tubuh
yang meningkat karena meningkatnya kebutuhan energi. Defisiensi tiamin dapat
menyebabkan gangguan pada sistem saraf dan jantung, yang dalam keadaan
berat dinamakan beri-beri. Gejala awalnya ialah nafsu makan
berkurang,gangguan pencernaan, lelah, kesemutan, berdebar-debar dan refleks
yang berkurang (Almatsier,2010).
Vitamin B2 (Riboflavin)

1. Pengertian

Riboflavin terutama berfungsi sebagai komponen koenzim Flavin Adenin


Dinukleotida (FAD) dan Flavin Adenin Mononukleotida (FMN). Kedua enzim
flavoprotein terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi berbagai jalur metabolisme
energi dan mempengaruhi respirasi sel.

WHO (1967) menetapkan kecukupan riboflavin sebesar 0,5 mg/1000 kkal.


Sedangkan menurut AKG (2013), angka kecukupan riboflavin untuk laki-laki
adalah 1,5-1,6 mg per hari, sedangkan untuk perempuan adalah 1,3 mg per hari
(Almatsier,2010).

Rumus Kimia Vitamin B2 = C17H20N4O6

2. Sifat & Struktur Kimia

Struktur riboflavin terdiri atas cincin isoaloksazin dengan rantai samping


ribitil. FMN dibentuk dengan dikaitkannya ester fosfat pada rantai samping

ribitil. FAD dibentuk bila FMN pada rantai sampingnya dikaitkan dengan
adenin monofosfat. Enzim-enzim flavoprotein yang mengandung FMN dan
FAD terikat pada bermacam apoenzim dan terlibat dalam reaksi oksidasi-
reduksi berbagai jalur metabolisme yang berpengaruh terhadap respirasi sel.

Dalam bentukan murni, riboflavin adalah kristal kuning. Riboflavin larut


air, tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya
terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak.
(Almatsier,2010).
3. Metabolisme

Riboflavin dibebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN di


dalam lambung yang bernuansa asam. FAD dan FMN kemudian di dalam usus
halus dihidrolisis oleh enzim-enzim pirofosfatase dan fosfatase menjadi
riboflavin bebas. Riboflavin diabsorpsi di bagian atas usus halus secara aktif
oleh proses yang membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi
hingga menjadi FMN di dalam mukosa usus halus. Sebanyak 200 μg riboflavin
dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin setiap hari (Almatsier,2010).

Di dalam
Pembebasan riboflavin menjadi FAD dan FMN
lambung

Di dalam Usus Halus


Hidrolisis FAD dan FMN
Pirofosfatase dan fosfatase

Riboflavin bebas

Absorpsi Di dalam Usus Halus

Fosfolirasi

FMN

4. Fungsi

Riboflavin mengikat asam fosfat dan menjadi bagian dari dua jenis koenzim
FMN dan FAD. Kedua jenis koenzim ini berperan dalam reaksi oksidasi-
reduksi dalam sel sebagai pembawa hidrogen dalam sistem transpor elektron
dalam mitrokondria. Keduanya juga merupakan koenzim dehidrogenase yang
mengkatalisi langkah pertama dalam oksidasi berbagai tahap metabolisme
glukosa dan asam lemak. FMN digunakan ungtuk mengubah piridoksin
(vitamin B6) menjadi koenzim fungsionalnya, sedangkan FAD berperan dalam
perubahan triptofan menjadi niasin (Almatsier,2010).

5. Sumber
Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati, yaitu di
dalam susu, keju, hati, daging dan sayuran berwarna hijau. Penggunaan serealia
tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya akan meningkatkan konsumsi
riboflavin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengolah makanan adlah
bahwa riboflavin larut dalam air dan rusak bila kena cahaya (Almatsier,2010).

6. Akibat Kekurangan

Kekurangan riboflavin biasa terjadi secara bersamaan dengan kekurangan


vitamin larut air lain. Tanda-tanda kekurangan bisa terjadi sebagai akibat
kekurangan zat gizi lain atau setelah beberapa waktu kurang makan protein
hewani dan sayuran berwarna hijau. Tanda-tanda awal kekurangan riboflavin
antara lain mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman
mata, mulut serta lidah sakit dan panas. Gejala ini berkembang menjadi
cheilsosis (bibir meradang) dan stomatitis angular (sudut mulut pecah)
(Almatsier,2010).
Vitamin B3 (Niasin)

1. Pengertian

Niasin merupakan bagian dari koenzim NAD dan NADP. Koenzim tersebut
yang diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada metabolisme karbohidrat,
protein, asam lemak dan pernapasan sel. Angka Kecukupan Gizi (AKG, 2013)
menetapkan kecukupan niasin pada laki-laki sejumlah 14-15 mg/hari sedangkan
untuk perempuan sejumlah 12 mg per hari (Toto Sudargo, 2018).

Rumus Kimia Vitamin B3 = C6H5NO2

2. Sifat & Struktur Kimia

Niasin adalah istilah generik untuk asam nikotinat dan turunan alaminya
nikotinamida. Niasin merupakan bagian dari koenzim NAD dan NADP.
Koenzim tersebut yang diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada
metabolisme karbohidrat, protein, asam lemak dan pernapasan sel.

Niasin atau asam nikotinat merupakan kristal putih yang lebih stabil dari
tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi, asam, cahaya, alkali
dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemasakan normal,
kecuali kehilangan melalui air masakan yang dibuang. Niasin mudah diubah
menjadi bentuk aktif nikotinamida (Almatsier,2010).

3. Metabolisme

Di dalam usus halus niasin dihidrolisis dan diabsorpsi sebagai asam


nikotinat, nikotinamida dan nikotinamida mononukleotida(NMN). Kelebihan
niasin dibuang melalui urin (Almatsier,2010).
Niasin

Hidrolisis

Asam nikotinat, nikotinamida dan Nikotinamida


Mononukleotida (NMN)

Di dalam usus halus


Absorpsi

4. Fungsi

Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan


NADP dan (NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya).Koenzin-koenzim
ini diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolisme
protein, asam lemak, pernapasan sel dan detosifikasi, di mana perananya adalah
melepas dan menerima atom hidrogen. NAD juga berfungsi dalam sintesis
glikogen (Almatsier,2010).

5. Sumber

Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang tanah.
Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah
tidak merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya akan
triptofan (Almatsier,2010).
6. Akibat Kekurangan

Kekurangan asupan niasin pada tahap awal ditandai dengan kelemahan


otot, anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan niasin
yang berat ditandai dengan dermatitis, demensia dan diare. Kelainan pada
sistem syaraf pusat menyebabkan gejala resah, pusing, tidak bisa tidur dan
halusinasi.

Vitamin B5 (Asam Pantotenat)

1. Pengertian

Asam pantotenat memiliki fungsi sebagai bagian dari koenzim A yang


dibutuhkan dalam reaksi metabolisme. Reaksi metabolisme karbohidrat dan
lemak melibatkan asam pantotenat. Asam pantotenat juga terlibat dalam sintesis
steroid, kolesterol dan porfirin yang dibutuhkan untuk pembentukan
hemoglobin. AKG (2013) menetapkan kecukupan asam pantotenat untuk laki-
laki dan perempuan adalah 5 mg/hari (Toto Sudargo, 2018).
Rumus Kimia Vitamin B5 = C9H17NO5

2. Sifat & Struktur Kimia

Asam pantotenat adalah kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil
dalam keadaan larut dari pada kering, serta mudah terurai oleh asam, alkali dan
panas kering. Dalam larutan netral asam pantotenat tahan terhadap panas basah
(Almatsier,2010).
3. Metabolisme

Asam pantotenat dikonsumsi sebagai bagian dari KoA yang oleh enzim
fosfatase dalam saluran cerna dihidrolisis menjadi 4-fosfopantotein dan asam
pantotenat yang kemudian diabsorpsi. KoA disintesis kembali di dalam sel-sel
hati. Asam pantotenat dikeluarkan melalui urin, terutama sebagai hasil
matabolisme koenzim A. Nilai darah normal adalah >100 μg/dl dan Ekskresi
akan dikeluarkan melalui urin sebanyak 1-15 mg/hari (Almatsier,2010).

Hidrolisis Enzim fosfatase

4-fosfopantotein Asam pantotenat

Absorpsi

4. Fungsi

Peranan pertama asam pantotenat adalah sebagai bagian koenzim A, yang


diperlukan dalam berbagai reaksi metabolisme sel. Sebagai bagian dari asetil
KoA, asam pantotenat terlibat dalam berbagai reaksi yang berkaitan dengan
metabolisme karbohidrat dan lipida, termasuk sintesis dan pemecahan asam
lemak. Di samping berperan dalam siklus asam sitrat dan glukoneogenesis, KoA
adalah akseptor gugus asetat untuk asam amino. Asam pantotenat terlibat pula
dalam sintesis hormon steroid, kolesterol, fosfolipida dan porfirin yang di
perlukan untuk pembentukan hemoglobin (Almatsier,2010).
5. Sumber

Asam pantotenat terdapat banyak di dalam semua jaringan hewan dan


tumbuhan. Sumber vitamin ini adalah hati, ginjal, kuning telur, daging, ikan,
unggas, serealia utuh dan kacang-kacangan. Kadar asam pantotenat dapat
berkurang karena proses pemasakan dan penggilingan beras (Toto Sudargo,
2018).

6. Akibat Kekurangan Vitamin

Karena asam pantotenat terdapat luas di dalam bahan makanan, kekurangan


asam pantotenat jarang terjadi. Gejala-gejala kekurangan adalah rasa tidak enak
pada saluran cerna, kesemutan dan rasa panas pada kaki, muntah-muntah rasa
lelah dan susah tidur (Almatsier,2010).

Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal dan Piridoksamin)

1. Pengertian

Vitamin B6 terdapat di alam dalam tiga bentuk; piridoksin, piridoksal dan


piridoksamin. Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan
sebagai obat. Dalam keadaan difosfolirasi, vitamin B6 berperan sebagai
koenzim berupa piridoksial fosfat (PLP) dan piridoksial fosfat (PMP) dalam
berbagai reaksi transminasi. Di samping itu PLP berperan dalam berbagai reaksi
lain. AKG (2013) menetapkan kecukupan vitamin B6 untuk laki-laki adalah 1,3
mg sedangkan untuk perempuan adalah 1,2 mg (Toto Sudargo, 2018).

Rumus kimia Vitamin B6 = C8H11NO3

2. Sifat & Struktur Kimia

Piridoksin merupakan kristal putih tidak berbau, larut air dan alkohol.
Piridoksin tahan panas dalam keadaan asam, tidak begitu stabil dalam larutan
alkali dan tidak tahan cahaya. Kehilangan pada suhu beku sebanyak 36 hingga
55% (Almatsier,2010).
3. Metabolisme

Sebelum diabsorpsi, vitamin B6 di dalam makanan yang terutama terdapat


dalam bentuk fosforilasi, dihidrolisis oleh enzim fosfatase di dalam usus halus.
Di dalam hati, ginjal dan otak vitamin B6 difosforilasi kembali untuk kemudian
diubah menjadi bentuk PLP oleh enzim oksidase. Fosforilasis dan perubahan
oksidatif vitamin B6 juga dapat terjadi di dalam sel darah dimana PLP terikat
pada hemoglobin. Sebanyak 50% jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan
dalam otot. Ekskresi vitamin B6 dikeluarkan melalui urin (Almatsier,2010).

Vitamin B6 dalam makanan

Enzim fosfatase
Hidrolisis
Di usus Halus

Enzim Oksidase
Fosfolirasi
Di Hati,Ginjal, Sel

Darah Merah dan Otak

PLP (Piridoksial Fosfat)

Absorpsi
4. Fungsi

PLP di perlukan untuk perubahan triptofan menjadi niasin. Sebagai koenzim


untuk fosforilase, PLP membantu pelepasan glikogen dari hati dan otot sebagai
glukosa-1-fofsat. PLP juga terlibat dalam perlubahan asam linoleat menjadi
asam arakidonat yang mempunyai fungsi biologis penting. Pembentukan
sfingolipida yang diperlukan dalam pembentuka lapisan mielin yang
menyarungi sel-sel saraf juga memerlukan PLP. (Almatsier,2010).

5. Sumber

Makanan yang banyak mengandung vitamin B6 antara lain hati, ginjal,


serealia, kacang-kacangan, kentang dan pisang. Vitamin B6 yang berasal dari
bahan makanan hewani lebih mudah diserap daripada sumber makanan nabati
(Toto Sudargo, 2018).

6. Akibat Kekurangan

Kekurangan vitamin B6 menyebabkan gangguan metabolisme protein,


selain itu dapat menyebabkan gangguan fungsi motorik, anemia dan kerusakan
sistem saraf pusat. Konsumsi yang berlebihan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki. Gejala kelebihan
asupan vitamin ini antara lain semutan pada kaki dan mati rasa pada tangan
(Toto Sudargo, 2018).

Vitamin B7 (Biotin)

1. Pengertian

Biotin dalam bentuk koenzim dibutuhkan untuk sintesis dan oksidasi asam
lemak. Pembentukan DNA dan RNA juga membutuhkan biotin. Biotin
merupakan vitamin yang tahan panas, larut air dan alkohol. AKG (2013)
menetapkan kecukupan biotin untuk laki-laki dan perempuan adalah 25-30 mcg
(Toto Sudargo, 2018).

Rumus kimia Vitamin B7 = C10H16N2O3S


2. Sifat & Struktur Kimia

Biotin adalah suatu asam monokarboksilat terdiri atas cincin imidasolyang


bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat.
Bagian imidasol penting sebagai tempat mengikat avidin, protein utama putih
telur. Biotin merupakan kofaktor berbagai enzim karboksilase yang digunakan
dalam sintesis dan metabolisme asam lemak, glukoneogenesis dan metabolisme
asam amino berantai-cabang.

Biotin tahan panas, larut air dan alkohol serta mudah dioksidasi
(Almatsier,2010).

3. Metabolisme

Vitamin yang terikat pada avidin dihidrolisis menjadi biositin yang


diabsorpsi bersama biotin bebas dalam bagian atas usus halus. Biotin diabsorpsi
secara aktif dalam duodenum dan ileum bagian atas, kemudian disimpan di
dalam otot, hati dan ginjal. Biotin dan metabolistnya dikeluarkan melalui urin
dalam jumlah 6-50 μg/hari (Almatsier,2010).
Vitamin terikat pada avidin

Hidrolisis

Biositin

Absorpsi bersama biositin

Penyimpanan dalam otot, hati &


ginjal

4. Fungsi

Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut


penambahan atau pengeluaran karbondioksida kepada atau dari senyawa aktif.
Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan biotin sebagai koenzim.
Demikian pula deaminasi, yaitu pengeluaran NH2 dari asam-asam amino
tertentu, terutama asam aspartat treonin dan serin serta sintesis purin yang
diperlukan dalam pembentukan DNA dan RNA membutuhkan biotin. Secara
metabolik biotin erat kaitannya dengan asam folat, asam pantotenat dan vitamin
B12. (Almatsier,2010).

5. Sumber

Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat
disintesis oleh bakteri saluran cerna. Sumber yang baik adalah hati, kuning
telur, serealia, khamir, kacang kedelai dan buah-buahan tertentu ( pisang, jeruk,
semangka). Ketersediaan biologik biotin sebagian ditentukan oleh pengikat
dalam makanan. Dalam putih telur mentah biotin diikat kuat oleh avidin, tetapi
bila dimasak akan dilepas. Avidin mengalami denaturasi dan tidak berbahaya
(Almatsier,2010).
6. Akibat Kekurangan

Kekurangan biotin dapat terjadi pada manusia jika terlalu sering memakan
telur mentah lebih dari 24 telur per hari. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam
telur mentah terdapat avidin yang jika membentuk kompleks dengan biotin
menyebabkan susah untuk diserap usus. Gejala yang timbul apabila kekurangan
biotin adalah rasa lelah, kurang nafsu makan, kulit kering dan kesemutan (Toto
Sudargo, 2018).

Vitamin B9 (Asam Folat, Folasin, Pteoril Monoglutamat)

1. Pengertian

Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara
kimiawi dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai
koenzim dalam transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal dalam
metabolisme asam amino dan sintesis asam nukleat.
AKG (2013) menetapkan kecukupan asam folat adalah 400 mcg. Kebutuhan
asam folat meningkat pada ibu hamil, menyusui, anemia hemolitik dan leukimia
(Toto Sudargo, 2018).
Rumus kimia vitamin B9 = C19H19N7O6

2. Sifat & Struktur Kimia

Bentuk aktif folat terdiri atas cincin pteridin terkait dengan p-asam amino
benzoat yang bersama membentuk asam pteroat dan asam glutamat.
Berbagai bentuk asam folat ini sangat berbeda dalam ketahannya terhadap
panas dan asam. Asam folat atau folasin dan asam pteroil glutamat adalah
kristal kuning yang digolongkan dalam kelompok senyawa pterin (berasal dari
kata yunani yang berarti sayap, karena bahan ini terdapat dalam pigmen Sayap
kupu-kupu.

Sebagai asam bebas, asam folat tidak larut dalam air dingin, namun
sebagai garam natrium dapat lebih larut. Folat terdapat dalam 150 bentuk
berbeda. Sebagian besar terdapat didalam makanan dalam bentuk tereduksi
yang sifat nya labil dan mudah direduksi. Sebanyak 50 hingga 95 % folat bisa
hilang karena pemasakan dan pengolahan. Asam folat banyak hilang bila
sayuran disimpan pada suhu kamar (Almatsier,2010).

3. Metabolisme

Folat dalam makanan terdapat sebagai poliglutamat yang terlebih dahulu


haeus dihidrolisis menjadi bentuik monoglutamat di dalam mukosa usus halus.
Pencernaan ini dilakukan oleh enzim hidrolase, terutama conjugase pada
mukosa bagian atas usus halus. Hidrolisis poliglutamat folat dibantu oleh seng.

Setelah dihidrolisis, monoglutamat folat diikat oleh reseptor folat khusus


pada mikrovili dinding usus halus yang kemungkinan juga merupakan alat
angkut vitamin tersebut. Folat dalam sel kemudian diubah menjadi 5-metil-
tetrahidrofosfat (5-metil-H4 folat) dan dibawa kehati melalui sirkulasi darah
portal untuk disimpan. Folat dikeuarkan melalui urin hampir sama dengan
jumlah yang terdapat dalam simpanan tubuh (Almatsier,2010).
Folat dalam bentuk poliglutamat

Enzim Hidrolase
Hidrolisis Di Usus Halus

Monoglutamat

Pengikatan oleh reseptor folat

5-metil-tetrahidrofolat
C

Penyimpanan di hati

4. Fungsi

Fungsi utama koenzim folat (THFA) adalah memindahkan atom karbon


tunggal dalam bentuk gugus formil, hidroksimetil atau metil dalam reaksi-reaksi
penting metabolisme beberapa asam amino dan sintesis asam nukleat. THFA
berperan dalam sintesis purin-purin guanin dan adenin serta pirimidin timin,
yaitu senyawa-senyawa yang digunakan dalam pembentukan asam-asam
deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA).

Folat juga dibutuhkan dalam perubahan histidin menjadi asam glutamat.


Gangguan metabolisme histidin menyebabkan penumpukan produk antara asam
forminoglutamat atau FIGLU, yang dikeluarkan melalui urine. Disamping itu,
folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalan
sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat berperan sebagai pembawa
karbon tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi folat dapat banyak
menyembuhkan anemia pernisiosa, namun gejala gastointestinal, dan gangguan
saraf tetap bertahan (Almatsier,2010).

5. Sumber

Asam folat banyak terdapat di sayuran hijau, hati, daging tanpa lemak,
serealia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan dan jeruk. Makanan yang tidak
banyak mengandung asam folat dalah susu, telur dan umbi-umbian (Toto
Sudargo, 2018).

6. Akibat Kekurangan

Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik,


peradangan lidah dan gangguan saluran cerna. Defisiensi asam folat dapat
terjadi pada orang yang mengonsumin rokok, alkohol dan obat-obatan
(Almatsier,2010).

Vitamin B12 (Kobalamin)

1. Pengertian

Vitamin B12 terdiri atas cincin mirip porfirin seperti hem yang mengandung
kobalt serta terkait pada ribosa dan asam fosfat. Bentuk sintetik siano-
kobalamin terdapat dalam jumlah sedikit dalam makanan dan jaringan tubuh.
Bentuk utama vitamin B12 dalam makanan adalah 5-deoksiadenosilkobalamin,
metilkobalamin dan hidroksokobalamin. AKG (2013) menetapkan kecukupan
kobalamin adalah 2,4 mcg (Toto Sudargo, 2018).

Rumus kimia vitamin B12 = C63H88CoN14O14P

2. Sifat & Struktur Kimia

Vitamin B12 adalah kristal merah yang larut air. Warna merah karena
kehadiran kobalt. Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali,
cahaya dan bahan-bahan pengoksidasi dan perduksi. Pada pemasakan, kurang
lebih 70% vitamin B12 dapat dipertahankan. Sianokobalamin adalah bentuk
paling stabil dan karena itu diproduksi secara komersial dan fermentasi bakteri.
(Almatsier,2010).
3. Metabolisme

Dalam keadaan normal sebanyak kurang lebih 70% vitamin B12 yang
dikonsumsi dapat diabsorpsi. Angka ini menurun hingga 10% pada konsumsi
melebihi lima kali AKG. Dalam lambung kobalamin dibebaskan dari ikatannya
dengan protein oleh cairan lambung dan pepsin, kemudian segera diikat oleh
protein-protein khusus (faktor R/rapid electrophoretic mobility) dalam lambung.
Vitamin B12 dilepas dari faktor R di dalam duodenum yang bersuasana alkali,
oleh enzim-enzim protease pankreas terutama tripsin untuk segera diikat oleh
faktor intrinsik (IF). Kompleks vitamin B12-IF ini kemudian diikat oleh resptor
khusus pada membran mikrovili ileum usus halus dan diabsorpsi. Di dalam sel
mukosa usus halus Vitamin B12 dilepas dan dipindahkan ke protein lain
(transkobalamin II atau TC-2) untuk kemudian dibawa ke hati. Sebanyak 1,2-
1,3 μg sehari diekskresi melalui urin (Almatsier,2010).
Kobalamin yg terikat dgn protein

Enzim Pepsin
Pembebasan ikatan
Di lambung

Pengikatan oleh protein khusus (faktor R)

Enzim tripsin

Pelepasan kobalamin dr faktor R


Di duodenum

Pengikatan oleh faktor intrinsik (IF)

Kompleks vitamin B12-IF

Di ileum
Absorpsi

Transportasi ke hati

4. Fungsi

Vitamin B12 di perlukan untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif dan
dalam fungsi normal metabolisme sel terutama sel – sel salurancerna ,sumsum
tulang dan jaringan saraf .Viatamin ini merupakan kofaktor dua jenis enzim
pada manusia yaitu Metioninsintase dan metilmalonil KoA mutase
(Almatsier,2010).
5. Sumber

Semua vitamin B12 alami diperoleh sebagai hasil sintesis bakteri, fungi atau
ganggang. Sumber utama vitamin B12 adalah makanan protein hewani yang
memperolehnya dari hasil sintesis bakteri di dalam usus, seperti hati, ginjal,
disusul oleh susu, telur, ikan, keju dan daging (Almatsier,2010).

6. Akibat Kekurangan

Kekurangan vitamin B12 jarang terjadi karena kekurangan dalam makanan,


akan tetapi sebagian besar akibat penyakit saluran cerna atau pada gangguan
absorpsi. Gejala kekurangan kobalamin adalah anemia dan gangguan sintesis
DNA yang menyebabkan gangguan perkembangbiakan sel-sel terutama sel-sel
yang cepat membelah serta berupa gangguan saraf yang menunjukkan degenersi
otak (Almatsier,2010).

Anda mungkin juga menyukai