Anda di halaman 1dari 16

Vitamin B1 (Thiamin)

Tiamin adalah bentuk Koenzim Tiamin Pirofosfat (TPP) atau Trifosfat (TTP)
memegang peranan esensial dalam transformasi energy, konduksi membran dan
saraf serta dalam sintesis pentosa dan bentuk koenzim tereduksi dari niasin.
Sejarah
Pada abad ke-19 ditemukan beri-beri secara epidemis di Jepang, Cina, dan Asia
Tenggara. Takaki (1906) menunjukkan bahwa penyakit ini pada pelaut Jepang dapat
dikurangi dengan menggantikan sebagian dari nasi putih yang dimakan, dengan roti
yang terbuat dari gandum. Eykman (1897) di Jakarta (waktu itu Batavia) mengamati
bahwa ayam yang makan sisa-sisa nasi putih dari penjara mengalami kelemahan
berat. Funk (1911) kemudian berhasil mengisolasi faktor antiberi-beri dari dedak
beras dan menamakannya vitamine. Jansen dan Donat (1926) di laboratorium
Eykman berhasil mengisolasi bentuk Kristal tiamin dan melakukan uji coba pada
burung-burung. Struktur kimia dan sintesis tiamin untuk pertama kali berhasil
dilakukan oleh Williams dan Cline pada tahun 1936.
Sifat Kimia
Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan nitrogen
(amine). Molekul tiamin terdiri atas pirimidin yang terikat dengan cincin tiasol.

Tiamin merupakan Kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1 hanya tahan panas
bila berada dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali vitamin B1 mudah rusak
oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh pemasakan bergantung pada lama
dimasak, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang. Tiamin tahan suhu
beku.
Tiamin secara komersial didapat sebagai tiamin hidro klorida yang lebih stabil dan
aktif secara biologic. Nama lain untuk tiamin adalah aneurin atau faktor aneuritik.

Absorpsi, Sintesis, dan Penyimpanan


Tiamin diabsorpsi secara aktif trutama di duodenum bagian atas yang bersuasana
asam, dengan bantuan adenin trifosfatase (ATPase) yang bergantung pada natrium.
Tiamin yang dikonsumsi melebihi 5 mg/hari sebagian akan diabsorpsi secara pasif.
Absorpsi aktif dihambat oleh alcohol. Setelah diabsorpsi, kurang lebih 30 mg tiamin
mengalami fosforilasi dan disimpan sebagai Tiamin Pirofosfat (TPP) di dalam
jantung, otak, hati, dan jaringan otot.
Tubuh manusia mengandung 30 sampai 70 mg tiamin, 80% dalam bentuk TPP.
Separo dari tiamin terdapat di dalam otot, selebihnya di dalam hati, jantung, ginjal,
dan otak. Tiamin berada dalam sirkulasi darah dalam jumlah kecil dalam bentuk
bebas. Ekskresi dilakukan melalui urin dalam bentuk utuh dan sebagian kecil dalam
bentuk metabolit, terutama tiamin difosfat dan disulfit. Ekskresi tiamin melalui urin
menurun dengan cepat pada kekurangan tiamin. Tiamin dapat disintesis oleh
mikroorganisme dalam saluran cerna manusia dan hewan, tetapi yang dapat
dimanfaatkan tubuh adalah kecil.
Fungsi
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi sebagai koenzim
berbagai reaksi metabolisme energi. Tiamin dibutuhkan untuk dekarboksilasi
oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memungkinkan masuknya substrat yang
dapat dioksidasi ke dalam siklus Krebs untuk pembentukan energi. Asetil KoA yang
dihasilkan enzim ini di samping itu merupakan precursor penting lipida asetil kolin,
yang berarti adanya peranan TPP dalam fungsi normal sistem saraf. Di dalam siklus
Krebs, TPP merupakan kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif alfa-ketoglutarat
menjadi suksinil-KoA. TPP juga dibutuhkan untuk dikarboksilasi asam alfa-keto
seperti asam alfa-ketoglutarat dan 2-keto-karboksilat yang diperoleh yang diperoleh
dari asam-asam amino metionin, treonin, leusin, isoleusin, dan valin. Tiamin juga
merupakan koenzim reaksi transketolase yang berfungsi dalam pentose-fosfat
shunt, jalur alternatif oksidasi glukosa.
Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolism lemak, protein dan asam nukleat,
peranan utamanya adalah dalam metabolisme karbohidrat.

Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan


Oleh karena tiamin terlibat di dalam metabolism karbohidrat, kebutuhan yang
dianjurkan didasarkan kebutuhan akan energi. FAO/WHO (1967), menetapkan
kecukupan tiamin yang dianjurkan sebesar 0,4 mg/1000kkal. Angka kecukupan
tiamin sehari menurut Widya Karya Pangan dan Gizi (1998) adalah seperti tampak
pada Tabel 9.3 tidak ada keuntungan memakan tiamin melebihi kecukupan yang
dianjurkan, karena kelebihan akan diekskresi. Sebaliknya, kelebihan konsumsi
tiamin tidak akan menimbulkan bahaya keracunan.

Sumber
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serealia tumbuk/setengah giling
atau yang difortifikasi dengan tiamin dan hasilnya. Di Indonesia serealia yang
dimakan sebagai makanan pokok adalah beras. Sumber tiamin lain adalah kacangkacangan, termasuk sayur kacang-kacangan, semua daging organ, daging tanpa
lemak, dan kuning telur.
Saran Pengolahan
Masak dengan suhu yang tidak terlalu panas dan jangan terlalu lama. Hindarkan dari
perendam dalam air dan jauhkan dari udara terbuka.
Akibat kelebihan dan kekurangan
Kekurangan (defisiensi) vitamin B1 dapat menyebabkan beri-beri, yaitu suatu
penyakit sistem saraf. Pada orang dewasa dapat terjadi beri-beri basah dan beri-beri
kering. Beri-beri basah ditandai dengan pembengkakan tungkai dan lengan serta
akumulasi cairan pada otot jantung yang menyebabkan gagal jantung dan kematian.
Beri-beri kering ditandai dengan penurunan berat badan dan kurus.
Pada bayi sering terjadi pada usia 2-5 tahun dan jika tidak tertangani, dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan kekurangan oksigen dan akumulasi

karbondioksida dalam darah, menyebabkan kulit menjadi biru, jantung berdebar


kencang, kurus, lemah, serta kadang-kadang diikuti dengan muntah dan sawan.
Kekurangan vitamin B1 juga menyebabkan hilangnya nafsu makan, menurunnya
tonus otot, depresi, dan perubahan neurological.
Kelebihan vitamin B1 tidak berakibat toksik karena larut dalam air dan dapat
dikeluarkan.

Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin berfungsi sebagai komponen koenzim Flavin Adenin Dinukleotida (FAD)
dan Flavin Adenin Mononukleotida (FMN).Kedua enzim flavoprotein terlibat dalam
reaksi oksidasi-reduksi berbagai jalur metabolism energi dan mempengaruhi
respirasi sel.
Sejarah
Riboflavin diketemukan sebgai pigmen kuning kehijauan yang bersifat fluoresen
(mengeluarkan cahaya) dalam susu pada tahun1879 dan fungsi biologiknya baru
ditemukan pada tahun 1932.Vitamin ini di sintesis pada tahun 1935 dan dinamakan
riboflavin
Sifat Kimia dan Kestabilan
Struktur riboflavin terdiri atas cincin isoaloksazin dengan rantai samping ribitil.Falvin
Mononukleotida (FMN) dibentuk dengan dikaitkannya ester fosfat pada rantai sambil
ribitil.Flavin Adenin Difosfat (FAD) dibentuk bila FMN pada rantai sampingnya
dikaitkan dengan adenine monofosfat.Enzim enzim flavoprotein yang mengandung

FMN dan FAD terkait pada bercamam apoenzim dan terlibat dalam reaksi oksidasireduksi berbagai jalur metabolism yang berpengaruh terhadap respirasi sel.
Dalam bentuk murni,riboflavin adalah Kristal kuning.Riboflavin larut air,tahan
panas,oksidasi dan asam,tetapi tidak tahan alkali dan cahaya teruama sinar
ultraviolet.
Absorpsi,Transportasi,dan Eksresi
Riboflavin dibebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN didalam
lambung yang bersuasana asam.FAD dan FMN kemudian didalam usus halus
dihidrolisis oleh enzim-enzim pirofosfatase dan fosfatase menjadi riboflavin
bebas.Riboflavin diabsorpsi di bagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang
membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga menjadi FMN
didalam mukosa usus halus.
Riboflavin dan FMN dalam aliran daran sebagian besar terikat pada albumin dan
sebagian besar kecil pada immunoglobulin G.Riboflavin dan metabolitnya terutama
disimpan didalam hati,jantung dan ginjal.Simpanan riboflavin terutama dalam bentuk
FAD yang mewakili 70-90% vitamin tersebut.Konsentarinya lima kali FMN dan lima
puluh kali riboflavin.Sebanyak 200 g riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan
melalui urin setiap harinya.Jumlah tergantung pada konsumsi dan kebutuhan
jaringan.Simpanan riboflavin dalam tubuh tidak seberapa,oleh karena itu harus
diperoleh dari makanan dalam jumlah cukup.
Fungsi
Riboflavin mengikat asam folat dan menjadi bagian dari dua jenis koenzim FMN dan
FAD.Kedua jenis koenzim ini berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi dalam sel
sebagai

pembawa

hydrogen

dalam

sistem

transport

electron

dalam

mitokondria.Keduanya juga merupakan koenzim dehidrogenase yang mengkatalisis


langkah pertama dalam oksidasi berbagai tahap metabolisme glukosa dan asam
lemak. FMN digunakan untuk mengubah piridoksin (vitamin B6 ) menjadi koenzim
fungsionalnya ,sedangkan FAD berperan dalam perubahan triptofan menjadi niasin.
Enzim yang mengkatalisis fosforilasi riboflavin menjadi bentuk koenzim adalah
flavokinase.Oleh karena koenzim ini diperlukan untuk sintesis DNA,riboflavin
mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan.Enzim ini diatur oleh

hormon tiroksin.Orang dewasa yang menderita kekurangan tiroksin menunjukkan


kekurangan riboflavin.
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Standar

kecukupan

riboflavin

didasarkan

atas

kecukupan

energi

yaitu

0,5mg/1000kkal (FAO/WHO,1967)
Sumber
Vitamin B2 berfungsi dalam mengonversi protein,lemak,dan karbohidrat menjadi
energi,membantu

perbaikan

jaringan

tubuh,membantu

kesehatan

kulit,kuku,rambut,dan membantu fungsi sistem saraf.Vitamin B2 juga berfungsi


daalam kesehatan mata dalam menangkal kecenderungan terhadap glukoma.
Akibat Kekurangan dan Kelebihan
Kekurangan (defisiensi) vitamin B2 dapat menyebabkan retak pada sudut mulut,bibir
radang,warna lidah berubah jadi magenta,terkadang tumbuh pembuluh darah
didalam kornea mata,menyebabkan mata silau,pada laki-lakikulit buak zakar
mengalami

peradangan.Dapat

(personality),seperti

rasa

sedih

juga

menyebabkan

tanpa

perubahan

alasan,depresi,histeris,dan

kepribadian
kekuatan

genggaman tangan menurun.


Kelebihan vitamin B2 adalah tidak berakibat toksik karena larut dalam air dan dapat
dikeluarkan melalui urin
Saran Pengolahan
Saat mengolah atau memasak makanan sumber vitamin B2 hindarkan dari
perendaman dalam air dan jauhkan dari cahaya.

Folat (Asam Folat, Folasin, Pteoril Monoglutamat)


Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi dan
gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai koenzim dalam
transportasi pecahan-pecahan karbon-tunggal dalam metabolisme asam amino dan
sintesis asam nukleat. Bentuk koenzim ini adalah tettrahidrofolat (THF) atau asam
tetrahidrofolat (THFA).
Sejarah
L. Wils seorang dokter dari Inggris pada tahun 1930-an meneliti penyebab anemia
makrositik di antara pekerja tekstil wanita di Bombay. Anemia ini dihubungkan
dengan kemiskinan dan makanan yang kurang dalam protein hewani dan sayuran.
Setelah asam folat dapat disintesis pada tahun 1946 ternyata vitamin ini dapat
menyembuhkan anemia makrositik yang banyak terdapat pada masyarakat miskin.
Sifat Kimia dan Fisika
Bentuk aktif folat terdiri atas cincin pteridin terkait dengan p-asam amino benzoate
(p-aminobenzoic acid/PABA) yang bersama membentuk asam pteroat dan asam
glutamat.
Istilah asam folat menyatakan pteroil glutamate (PteGlu), yaitu bentuk monoglutamil
vitain tersebut. Reduksi dan substitusi di dalam cincin pteridin menghasilkan 5-metilH4 folat ( metil tetra hidrofolat), bentuk vitamin yang bersirkulasi di dalam tubuh.
Penambahan dua hingga tujuh glutamat dalam bentuk kaitan gama-karboksil
memacu reaksi-reaksi tergantung folat dengan cara pembentukan poliglutamil folat
(PreGlu), yaitu bentuk utama folat yang terdapat di dalam bahan makanan dan di
dalam sel. Reaksi-reaksi ini dibantu oleh vitamin B12.
Berbagai bentuk asam folat ini sangat berbeda dalam ketahanannya terhadap panas
dan asam. Asam folat atau folasin dan asam pteroil glutamat adalah Kristal kuning
yang digolongkan dalam kelompok senyawa pterin (berasal dari kata Yunani yang
berarti sayap, karena bahan ini terdapat dalam pigmen sayap kupu-kupu). Sebagai
asam bebas, asam folat tidak larut dalam air dingin, namun sebagai garam natrium
dapat lebih larut. Folat terdapat dalam bentuk 150 bentuk berbeda. Sebagian besar

terdapat di dalam makanan dalam bentuk tereduksi yang sifatnya labil dan mudah
direduksi. Sebanyak 50 hingga 99% folat bias hilang karena pemasakan dan
pengolahan. Asam folat banyak hilang bila sayuran disimpan pada suhu kamar.
Absorpsi, Metabolisme, dan Simpanan
Folat dalam makanan terdapat sebagai poliglutamat yang terlebih dahulu harus
dihidrolisis menjadi bentuk monoglutamat di dalam mukosa usus halus, sebelum
ditransportasi secara aktif ke dalam sel usus halus. Pencernaan ini dilakukan oleh
enzim hidrolase, terutama conjugase pada mukosa bagian atas usus halus.
Hidrolisis poliglutamat folat dibantu oleh seng.
Setelah dihidrolisis, monoglutamat folat diikat oleh reseptor folat khusus pada
mikrovili dinding usus halus yang kemungkinan juga merupakan alat angkut vitamin
tersebut. Folat di dalam sel kemudian diubah menjadi 5-metil-tetrahidrofolat (5-metilH4 folat) dan dibawa ke hati melalui sirkulasi darah portal untuk disimpan. Jumlah
simpanan folat di dalam tubuh orang dewasa sehat ditaksir sebanyak 7,5 mg. Hati
merupakan tempat simpanan utama folat. Di dalam hati, 5-metil-tetrahidrofolat
diubah menjadi asam tetrahidrofolat (THFA) dan gugus metil disumbangkan ke
metionin. Tetrahidrofolat kemudian bereaksi dengan enzim poliglutamat sintetase
untuk membentuk kembali poliglutamil folat yang kemudian berikatan dengan
bermacam enzim dan melakukan sebagian besar fungsi metabolic vitamin tersebut.
Folat yang dihidrolisis meninggalkan hati dan bersirkulasi di dalam plasma dan
empedu sebagai 5-metil-H4 folat. Setelah diambil dan digunakan oleh sumsum
tulang, folat bersirkulasi sebagai poliglutamat di dalam pool/simpanan sel darah
merah. Folat dikeluarkan melalui feses dan urin hampir sama dengan jumlah yang
terdapat dalam simpanan tubuh, yang umurnya adalah kurang lebih 100 hari.
Persediaan folat habis dalam waktu dua puluh minggu.
Fungsi
Fungsi utama koenzim folat (THFA) adalah memindahkan atom karbon tunggal
dalam bentuk gugus formil, hidroksimetil atau metil dalam reaksi-reaksi penting

metabolisme beberapa asam amino dan sintesis asam nukleat. THFA berperan
dalam sintesis purin-purin guanine dan adenine serta pirimidin timin, yaitu senyawasenyawa yang digunakan dalam pembentukan asam-asam deoksiribonukleat (DNA)
dan asam ribonukleat (RNA).
THFA berperan dalam saling mengubah antara serin dan glisin, oksidasi glisin,
metilasi hemosistein menjadi metionin dengan vitamin B12 sebagai kofaktor, dan
metilasi precursor atanolamin menjadi vitamin kolin. Perubahan nikotinamida
menjadi N-metil nikotinamida dengan penambahan satu gugus metil tunggal dan
oksidasi fenilalanin menjadi tirosin membutuhkan folasin.
Folat juga dibuutuhkan dalam perubahan hestidin menjadi asam glutamat.
Gangguan metabolisme histidin menyebabkan pennumpukan produk antara, asam
formiminoglutamat/FIGLU, yang dikeluarkan melalui urin. Di samping itu folat
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum
dan untuk pendewasaannya. Folat berperan sebagai pembawa karbon tunggal
dalam pembentukan hem. Suplementasi folat dapat banyak menyembuhkan anemia
pernisiosa, namun gejala gastrointestinal, dan gangguan saraf tetap bertahan.
Sumber
Folat terdapat luas di dalam bahan makanan terutama dalam bentuk poliglutamat.
Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau (istilah folat berasal dari kata latin
folium yang berate daun hijau), hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian,
kacang-kacangan , dan jeruk. Vitamin c yang ada dalam jeruk menghambat
kerusakan folat. Bahan makanan yang tidak banyak mengandung folat adalah susu,
telur, umbi-umbian, dan buah, kecuali jeruk.
Sebanyak 75% folat di dalam makanan terdapat dalam bentuk poliglutamat dan
sisanya sebagai monoglutamat. Karena folat mudah rusak pada pemanasan,
dianjurkan tiap hari makan buah dan sayur mentah, atau sayur yang dimasak tidak
terlalu matang. Ketersediaan biologik folat berasal dari bahan makanan dibatasi oleh
kehadiran inhibitor berupa enzim folat hidrolase dan faktor-faktor lain. Diperkirakan
bahwa hanya 50% folat berasal dari makanan dapat diabsorpsi. Folat ternyata
disintesis dalam jumlah cukup banyak oleh bakteri usus.

Akibat Kekurangan dan Kelebihan


Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik, terutama anak di
bawah usia 2 tahun dan ibu hamil. Pada ibu hamil, kekurangan ini dapat
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat serta kerusakan tabung saraf pada otak
dan sumsum tulang belakang janin. Kekurangan asam folat dapat pula
menyebabkan depresi, lekas marah, apatis, lemah, turun nafsu makan, gangguan
saluran cerna, dan diare.
Yang paling mudah terkena risiko kekurangan asam folat adalah ibu hamil, orang
tua, peminum alcohol, dan orang yang mengkonsumsi obat, termasuk kontrasepsi
oral. Kelebihan asam folat dapat dikeluarkan melalui urine.

Niasin ( Asam Nikotinat )


Sejarah
Identifikasi niasin erat berkaitan dengan penelitian tentang penyebab dan
pengobatan pelagram suatu penyakit yang umum ditemukan pada abad ke-18 di
Spanyol dan Italia. Pada awal abad ke-20 diamati bahwa pellagra juga ditemukan di
Negara-negara bagian selatan Amerika Serikat, di mana makanan pokonya adalah
jagung. Goldberger (1918) menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh
kekurangan zat gizi yang dapat disembuhkan dengan memakan protein bermutu
tinggi. Elvehjem kemudian pada tahun 1937 menemukan bahwa penyakit pelegra
pada anjing disebabkan oleh niasin.
Bentuk niasin sebagai nikotinamida kemudian diisolasi dari Nikotinamida
Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP) dan Nikotinamida Adenin Dinukletida (NAD).
Hubungan antara triptofan dan niasin ditemukan melalui eksperimen pada manusia

yang mengukur metabolism niasin sesudah diberi beberapa dosis triptofan. Triptofan
ternyata adalah precursor dari niasin.
Goldsmith (1961) kemudian melaporkan bahwa 60 mg triptofan berasal dari
makanan mempunyai pengaruh metabolic yang sama dengan 1 mg niasin. 60 mg
triptofan dan 1 mg niasin disetarakan dengan Niasin Ekivalen (NE). Triptofan
merupakan asam amino pembatas dari jagung. Bila penduduk makan jagung tanpa
tambahan sumber protein bermutu tinggi akan mengalama tanda-tanda pelegra.
Sifat Kimia dan Stabilitas
Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan alamiyah
nikotinamida (niasin amida). Niasin berfungsi sebagai komponen koenzim
Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida
Fosfat (NADP), yang berada di dalam semua sel dan berperan sebagai faktor
berbagai oksidoreduktase yang terlibat dalam glikolisis, metabolism asam lemak,
pernapasan jaringan dan detoksifikasi. Di dalam makanan niasin berada dalam
keadaan terikat dengan protein dan koenzim.
Niasin atam asam nikotinat merupakan Kristal putih yang lebih stabil dari
tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan
oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemasakan normal, kecuali
kehilangan melalui air masakan yang dibuang. Niasin mudah diubah menjadi bentuk
aktif nikotinamida.
Absorpsi dan Simpanan
Di dalam usus halus niasin dihidrolisis dan diabsorpsi sebagai asam nikotinat,
nikotinamida dan nikotinamida mononukleotida (NMN). Kelebihan niasin dibuang
melalui urin.
Fungsi
Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NADP
(NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-koenzim ini diperlukan
dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolism, protein, asam lemak,

pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana peranannya adalah melepas dan


menerima atom hydrogen. NAD juga berfungsi dalam sintesis glikogen.
Sumber
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang tanah. Susu dan
telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak
merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya akan triptofan.
Untuk membuat suatu penaksiran kasar, protein makanan rata-rata dapat dianggap
mengandung 1% triptofan.
Akibat kekurangan
Pada tahap awal tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot, anoreksia,
gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat menyebabkan pelegra
yang mempunyai karakteristik dermatitis, demensia dan diare (3D), dan bila diakhiri
dengan mati/death (4D). Dermatitis pada pelegra sering disertai gejala kekurangan
faktor-faktor vitamin B lain. Bedanya pada pelegra, kulit yang terkena sinar matahari
meradang dengan pola simetris pada kedua sisi tubuh, pecah-pecah dan menjadi
luka. Kelainan pada saluran cerna menyebabkan peradangan pada mukosa mulut
dan saluran cerna serta diare. Kelainan pada sistem saraf pusat menyebabkan
gejala resah, pusing, tidak bias tidur, hilang ingatan, halusinasi yang berakhir
dengan depresi berat. Gejala kekurangan riboflavin berat tampak menyertai
kekurangan niasin.

Vitamin B12 (kobalamin)


Sejarah
Anemia pernisiosa pertama kali dijelaskan oleh Thomas Addison (1855) di Amerika
Serikat,sebagai penyakit yang awalnya tidak terlihat dan diderita manusia pada usia
setengah tua atau tua. Murot dan Murphy pada tahun 1926 mendapat hadiah Nobel
karena temuannya bahwa anemia pernisiosa adalah penyakit gangguan gizi yang
dapat disembuhkan dengan pemberian makanan yang mengandung 100-200 gram
hati sapi. Temuan ini dilanjutkan dengan pembuatan ekstrak hati dalam larutan air,
yang bila diberikan melalui suntikan ternyata dapat menyembuhkan penyakit ini.
Ditemukan pula bahwa anemia pernisiosa mempunyai hubungan erat dengan
kekurangan cairan lambung. Castle (1941)kemudian dapat menyembuhkan anemia
pernisiosa

dengan

memberikan

pasien

daging

sapi

melalui

mulut,

yang

dinamakannya faktor ekstrinsik, bersamaan dengan cairan lambung manusia yang


mengandung faktor intrinsic. Faktor ekstrinsik vitamin B12 kemudian dapat diisolasi
dari hati oleh Rickes dan kawan-kawan (1948) dari Amerika Serikat dan kelompok
dari Inggris Smith dan Parker (1948). Penjelasan Castle tentang peranan sentral
lambung dalam absorpsi vitamin B12 kemudian berlanjut dengan keberhasilan
Grasbeck dan kawan-kawan (1966) mengisolasi faktor intrinsic, suatu glikoprotein
yang dikeluarkan sel-sel mukosa lambung.
Sifat Kimia dan Kestabilan
Vitamin B12 atau kobalamin terdiri atas cincin mirip-porfirin seperti hem, yang
mengandung kobalt serta terkait pada ribosa dan asam folat. Bentuk sintetik sianokobalamin, terdapat dalam jumlah sedikit dalam makanandan jaringan tubuh. Bentuk
utama

vitamin

B12

dalam

makanan

adalah

5-deoksiadenosilkobalamin,

metilkobalamin, dan hidroksokobalamin.


Vitamin B12 adalah Kristal merah yang larut air. Warna merah karena
kehadiran kobalt. Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali,
cahaya, dan bahan-bahan pengoksidasi dan pereduksi. Pada pemasakan, kurang

lebih 70% vitamin B12 dapat dipertahankan. Sianokobalamin adalah bentuk paling
stabil dan karena itu diproduksi secara komersial dan fermentasi bakteri.
Absorpsi, Transportasi, dan Penyimpanan
Dalam keadaan normal sebanyak kurang lebih 70% vitamin B12 yang dikonsumsi
dapat diabsorpi. Angka ini menurun hingga 10% pada konsumsi melebihi lima kali
Angka Kecukupan Gizi (AKG). Dalam lambung kobalamin dibebaskan dari ikatannya
dengan protein oleh cairan lambung dan pepsin, kemudian segera diikat oleh
protein-protein khusus (faktor R/rapid electrophoretic mobility) dalam lambung.
Vitamin B12 dilepas dari faktor R di dalam duodenum yang bersuasana alkali, oleh
enzim-enzim protease pancreas terutama tripsin untuk segera diikat oleh faktor
intrinsic (IF). Komples vitamin B12-IF ini kemudian diikat oleh reseptor khusus pada
membrane mikrovili ileum usus halus dan diabsorpsi. Di dalam sel mukosa usus
halus vitamin B12 dilepas dan dipindahkan ke protein lain (transkobalamin II atau TC2) untuk kemudian dibawa ke hati.
Proses absorpsi, dimulai dari konsumsi ke penampilan vitamin B 12 dalam
vena porta memakan waktu 8-12 jam. Vitamin B 12 yang terikat pada TC-2 kemudian
dibawa ke jaringan-jaringan tubuh oleh reseptor-reseptor khusus.
Lebih 95% dari vitamin B12 di dalam sel berada dalam keadaan terikat pada
enzim metionin sintetase yang ada dalam sitoplasma sel atau pada enzim
metilmalonil-KoA mutase yang terdapat dalam mitokondria sel. Persediaan vitamin
B12 dalam tubuh adalah 2-3 mg dan sebanyak 1,2-1,13 g sehari diekskresi melalui
feses dan urin. Tubuh hemat dalam penggunaan vitamin B 12. Vitamin B12 yang
terdapat di dalam cairan empedu dan sekresi saluran cerna lain disalurkan kembali
melalui sirkulasi entero hepatic. Dengan demikian, simpanan vitamin B 12 dapat
bertahan

hingga

sepuluh

tahun.

Kekurangan

konsumsi

vitamin

B12

baru

menunjukkan tanda-tanda setelah sepuluh tahun, asalkan persediaan tubuh cakup


dan kemampuan absorpsi tidak terganggu. Bila absorpsi vitamin B12 dalam saluran
cerna terganggu karena kekurangan faktor intrinsic, akibatnya baru terlihat setelah
empat hingga sepuluh tahun.

Fungsi
Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi aktif dan dalam fungsi normal
metabolism semua sel, terutama sel-sel saluran cerna,sumsung tulang, dan jaringan
saraf. Vitamin B12 merupakan kofaktor dua jenis enzim pada manusia, yaitu metionin
sintetase dan metilmalonil-KoA mutase.
Reaksi metionin sentetase melibatkan asam folat. Gugus metil 5-metil
tetrahidrofolat (5-meti-H4 folat) di pindahkan ke kobalamin untuk membentuk
metilkobalamin yang kemudian memberikan gugus metil ke homosistein. Produk
akhir adalah metionin., kobalamin, H4 folat, yang dibutuhkan dalam pembentukan
poliglutamil folat dan 5,10-metil-H4 folat, yang merupakan kofaktor timidilat sintetase
dan akhirnya untuk sintesis DNA. Terjadinya anemia megaloblastik pada kekurangan
vitamin B12 dan folat terletak pada peranan vitamin B 12 dalam reaksi yang
dipengaruhi oleh metionin sintetase ini.
Reaksi metilmalonil-KoA mutase terjadi dalam

mitokondria sel dan

menggunakan deoksiadenosilkobalamin sebagai kofaktor. Reaksi ini mengubah


metilmalonil-KoA menjadi suksinil-KoA. Reaksi-reaksi ini diperlukan untuk degradasi
asam propoionat dan asam lemak rantai ganjil terutama dalam sistem saraf. Diduga
gangguan saraf pada kekurangan vitamin B12 di sebabkan oleh gangguan aktivitas
enizim ini.
Sumber
Semua vitamin B12 alami diperoleh sebagai hasil sintesis bakteri, fungi atau
ganggang. Sumber utama vitamin B12 adalah makanan protein hewani yang
memperolehnya dari hasil sintesis bakteri di dalam usus, seperti hati, ginjal, disusul
oleh susu, telur, ikan, keju, dan daging. Vitamin B 12 dalam sayuran ada bila terjadi
pembusukan atau pada sintesis bakteri. Vitamin B12 yang terjadi melalui sintesis
bakteri pada manusia tidak diabsorpsi karena sintesis terjadi di dalam kolon. Bentuk
vitamin

B12

dalam

makanan

terutama

sebagai

5-deoksiadenosil

dan

hidroksikobalamin, sedikit sebagai metilkobalamin dan sedikit sekali sebagai


sianokobalamin.

Akibat Kekurangan
Kekurangan vitamin B12 jarang terjadi karena kekurangan dalam makanan, akan
tetapi sebagian besar sebagai akibat penyakit saluran cerna atau pada gangguan
absorpsi dan transportasi. Karena vitamin B12 dibutuhkan untuk mengubah folat
menjadi bentuk aktifnya, salah satu gejala kekurangan vitamin B 12 adalah anemia
karena kekurangan folat. Anemia pernisiosa terjadi pada atrofilisut-nya lambung
yang menyebabkan berkurangnya sekresi faktor intrinsic. Separuh dari kejadian ini
bersifat keturunan dan selebihnya karena proses menua (usia sesudah 40 tahun)
dengan meningkatnya proses atrofi jaringan tubuh.
Kekurangan vitamin B12 menimbulkan dua jenis sindroma. Gangguan sintesis
DNA menyebabkan gangguan perkembangbiakan sel-sel, terutama sel-sel yang
cepat membelah. Sel-sel membesar (megaloblastosis), terutama precursor sel-sel
darah merah dalam sumsum tulang, dan sel-sel penyerap pada permukaan usus.
Megaloblastosis menyebabkan anemia megaloblastik, glositis, serta gangguan
saluran cerna berupa gangguan absorpsi dan rasa lemah.
Sindroma kedua berupa gangguan saraf yang menunjukkan degenerasi otak,
saraf mata, saraf tulang belakang dan saraf perifer. Tanda-tandanya adalah mati
rasa, semutan, kaki terasa panas, kaku dan rasa lemah pada kaki. Kekurangan
vitamin B12 lebih banyak terjadi pada orang tua karena makan yang tidak teratur.
Akibat Kelebihan
Tidak diketahui adanya gangguan karena kelebihan vitamin B 12. Dosis hingga 1000
g tidak menampakkan bahaya, tetapi juga tidak menunjukkan kegunaan. Penganut
vegetarisme dianjurkan memakan suplemen multivitaminyang mengandung vitamin
B12.

Anda mungkin juga menyukai