Anda di halaman 1dari 6

THIAMINE DEFICIENCY PENYEBAB PENYAKIT BERI BERI

1. Thiamine
Tiamina atau vitamin B1 atau aneurin adalah vitamin yang termasuk dapat terlarut
dalam air. Tiamina terdiri atas cincin pirimidina dan cincin thiazola (mengandung
sulfur dan nitrogen) yang dihubungkan oleh jembatan metilen. Turunan fosfatnya
ikut serta dalam banyak proses sel. Tiamina disintesis dalam bakteri, fungi dan
tanaman. Hewan harus memenuhi keperluan tiamin dari makanan. Asupan yang
tidak cukup menyebabkan penyakit beri-beri, yang memengaruhi sistem saraf tepi
dan sistem kardiovaskular. Kekurangan vitamin B1 juga dapat menyebabkan sindrom
Wernicke-Korsakoff.
Tiamina berperan sangat vital agar otak dapat bekerja dengan normal. Sebuah
senyawa turunan tiamina yang disebut benfotiamina, dengan efektif, mengurangi
plak amiloid dan fosforilasi protein tau pada area kortikal otak tikus dan menekan
aktivitas enzim glikogen sintase kinase 3. Penelitian ini sangat mirip dengan kondisi
penderita Alzheimer in vivo. Senyawa turunan yang lain semisal tiamina pirofosfat,
merupakan koenzim pada siklus asam sitrat yaitu pada kompleks piruvat
dehidrogenase dan kompleks α-ketoglutarat dehidrogenase.
2. Struktur Kimia Tiamin
Struktur kimia tiamin, merupakan gabungan dari molekul basa pirimidin dan tiazol
yang dirangkai jembatan metilen. Kokarboksilase adalah pirofosfat dari tiamin yang
disintesis oleh tubuh dari kombinasi tiamin dengan ATP (Adenosisn Trifosfat).

3. Sifat-sifat Tiamin
Tiamin larut dalam alkohol 70 % dan air, dapat rusak oleh panas, terutama dengan
adanya alkali. Pada kondisi kering, tiamin stabil pada suhu 100°C selama beberapa
jam. Kelembaban akan mempercepat kerusakannya. Hal ini menunjukkan bahwa
pada makanan segar, tiamin kurang stabil terhadap panas jika dibandingkan dengan
makanan kering.
Tiamin adalah senyawa tidak berwarna denganrumus kimia C12H17N4OS . Tiamin
dapat larut dalam air, metanol, dan gliserol dan jelas tidak larut dalam aseton, eter,
kloroform, dan benzena. Bersifat stabil pada pH asam, tetapi tidak stabil dalam
larutan basa. Tiamin merupakan karbena N-heterosiklik sehingga dapat digunakan
sebagai pengganti sianida dan dapat digunakan sebagai katalis untuk kondensasi
benzoin. Tiamin juga tidak stabil terhadap suhu tinggi atau panas, tetapi dapat stabil
selama penyimpanan yang beku atau suhu dingin. Tiamin juga akan tidak stabil bila
terkena sinar ultraviolet dan iradiasi gamma.
4. Fungsi Tiamin
Tiamin diperlukan dalam metabolisme semua spesies hewan dan tumbuh-
tumbuhan. Pada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, tiamin dapat dibuat sendiri,
begitu pula halnya pada beberapa tumbuhan tingkat rendah. Pada semua hewan,
tiamin diperoleh dari makanannya, kecuali bila zat tersebut disintesis oleh
mikroorganisme di dalam traktus digestivus (saluran pencernaan) hewan ruminansia.
Fungsi metabolik tiamin antara lain pada reaksi oksidasi piruvat - Asetil- KoA, rekasi
oksidasi α- keto glutarat dan reaksi transketolasi – HMP (Heksosa Monofosfat). Di
dalam otak dan hati, segera diubah menjadi TPP (thiamin pyrohosphat) oleh enzim
thiamin difosfotransferase, dimana reaksinya membutuhkan ATP. Berperan penting
sebagai koensim dekarboksilasi senyawa asam-keto. Beberapa enzim yang
menggunakan TPP sebagai koensim adalah piruvate decarboxylase, pyruvate
dehydrogenase, dan transketolase.
Tiamin penting sebagai koensim pyruvate dan α-ketoglutarate dehydrogenase,
sehingga jika terjadi defisiensi, maka kapasitas sel dalam menghasilkan energi
menjadi sangat berkurang yang juga diperlukan untuk reaksi fermentasi glukosa
menjadi etanol, di dalam yeast.
Memaksimalkan Kerja Syaraf
Tanda-tanda pertama orang yang kekurangan vitamin B1 adalah penurunan kerja
syaraf. Kegiatan syaraf terganggu karena oksidasi karbohidrat terhambat. Penelitian
pada sekelompok orang yang makanannya kurang cukup mengandung vitamin B1
dalam waktu singkat muncul gejala-gejala mudah tersinggung, tidak mampu
memusatkan pikiran dan kurang bersemangat. Hal ini mirip dengan tanda-tanda
orang stress.
5. Sumber Tiamin
Tiamin disintesis oleh bakteri di dalam alat pencernaan hewan ruminansia. Bakteri
mensintesis tiamin dalam caecum kuda, tetapi ternyata tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sumber yang baik untuk vitamin B1 ada pada bibit
dan dedak gandum, sekam padi (termasuk kulit luar), dan bagian luar dari biji-biji
lainnya. Dengan adanya penggilingan biji-bijian dan penggunaan tepung serta
pemutihan atau dilumuri dengan beras, banyak dari kita yang tidak lagi
mendapatkan asupan tiamin yang ada saat kita memakan makanan sehat,yaitu
makanan yang tidak diolah.
Sumber lain tiamin selain bibit gandum dan dedak adalah gandum atau tepung
gandum, dan beras merah yang diasamkan dengan ragi dan sirup. Oats (gandum
kering) dan padi-padian dalam jumlah sederhana sama seperti sayuran, seperti
bayam dan kembang kol, kacang, biji bunga matahari, dan kacang-kacangan, seperti
kacang tanah, kacang polong, dan kacang-kacangan. Dari buah-buahan, alpukat
adalah yang tertinggi kandungan vitamin B1 nya. Pork (daging babi) memiliki vitamin
B ini dalam jumlah tinggi. Banyak buah-buahan kering mengandung tiamin,
meskipun sulfur dioksida sering ditambahkan sebagai pengawet ,yang berarti
menghancurkan vitamin ini.
6. Metabolisme Tiamin
Tiamin dari makanan setelah dicerna, diserap langsung oleh usus dan masuk ke
dalam saluran darah. Penyerapan maksimum terjadi pada konsumsi 2,5 – 5 mg
tiamin per hari. Pada jumlah kecil, tiamin diserap melalui proses yang memerlukan
energi dan bantuan natrium, sedangkan dalam jumlah besar, tiamin diserap secara
difusi pasif. Kelebihan tiamin dfikeluarkan lewat urine. Metabolit tiamin adalah 2-
metil-4-amino-5-pirimidin dan asam 4-metil-tiazol-5-asetat.
Tubuh manusia dewasa mampu menyimpan tiamin sekitar 30 -70 mg, dan sekitar
80%-nya terdapat sebagai TPP (tiamin pirofosfat). Separuh dari tiamin yang terdapat
dalam tubuh terkonsentrasi di otot. Meskipun tiamin tidak disimpan di dalam tubuh,
level normal di dalam otot jantung, otak, hati, ginjal dan otot lurik meningkat dua
kali lipat setelah terapi tiamin dan segera menurun hingga setengahnya ketika
asupan tiamin berkurang.
7. Fungsi Biokimia Thiamin
Aviva Fattal-Valevski menyebutkan bahwa thiamin terdapat dalam tubuh sebagai
thiamin bebas dan berbagai bentuk thiamin terfosfosrilasi: thiamine
monophosphate, thiamine triphosphate, dan thiamine pyrophosphate, yang mana
juga dikenal sebagai thiamine diphosphate. Kelompok thiamine hidroksil dalam
thiamine pyrophosphate digantikan oleh suatu golongan ester diphosphat. Thiamine
pyrophosphate adalah bentuk aktif dari thiamin yang bertindak sebagai suatu
kofaktor untuk beberapa enzim yang terlibat dalam metabolisme energi. Enzim ini
meliputi mitochondrial pyruvate dehydrogenase, a-ketoglutarate dehydrogenase
kompleks, dan transketolase yang cytosolic, yang mana semua mengambil bagian
penting pada metabolisme karbohidrat saat terjadi defisiensi thiamin.
Pyruvate dehydrogenase kompleks adalah suatu enzim utama dalam siklus Krebs
yang mengkatalisasi decarboxylasi oksidatif dari pyruvate untuk membentuk acetyl-
coenzyme A ( acetyl-CoA), yang akan masuk ke siklus Krebs. Setelah masuk ke siklus
Krebs, enzim a-ketoglutarate dehydrogenase, mengkatalisasi dekarboksilasi oksidatif
dari a-ketoglutarat menjadi succinyl-CoA. Transketolase berfungsi sebagai jalur bagi
pentosa fosfat, suatu jalur untuk oksidasi glukosa. Kekurangan thiamine
mengarahkan kepada kekurangan enzim-enzim tersebut, dan menunjukkan suatu
keterikatan pada sel. Efek defisiensi ini telah didemosntrasikan menggunakan kultur
sel, model eksperimental menggunakan tikus, dan dan jaringan manusia.

8. Defisiensi Tiamin
Defisiensi tiamin akan menyebabkan gangguan saraf pusat, antara lain memori
berkurang atau hilang, nistagmus, optalmoplegia, dan ataksia. Gangguan juga terjadi
pada saraf tepi, berupa neropati perifer. Gangguan yang lain berupa kelemahan
simetrik (badan sangat lemah), kehilangan fungsi sensorik, motorik dan reflek kaki.
Timbul beri-beri jantung, dengan gejala jantung membesar, aritma, hipertensi,
odema, dan kegagalan jantung.
Normal asupan tiamin untuk orang dewasa adalah antara 1,0 – 1,5 mg/hari. Jika
makanan terlalu banyak mengandung karbohidrat, maka dibutuhkan lebih banyak
tiamin. Tanda-tanda defisiensi tiamin antara lain menurunnya nafsu makan, depresi
mental (Peripheral neurophaty) dan lemah. Pada defisiensi kronis, maka muncul
gejala kelainan neurologist, seperti kebingungan (mental), dan kehilangan koordinasi
mata. Penyakit karena defisiensi tiamin, yaitu beri-beri. Penyakit ini disebabkan
akibat makanan yang kaya akan karbohidrat tetapi rendah tiamin.
9. Antivitamin atau Antimetabolit terhadap Tiamin
Pada keadaan tertentu bahan pangan dapat mengandung suatu zat yang bisa
menghalangi aktivitas suatu vitamin dan bahkan merusaknya. Zat yang demikian
disebut antivitamin atau antimetabolit untuk vitamin tersebut. Suatu contoh adalah
gejala paralisis pada tikus yang diberi ikan mentah.. Paralisis tersebut disebabkan
oleh suatu antivitamin yang terkandung pada ikan mentah tertentu yang merusak
tiamin. Antivitamin tersebut berupa enzim tiaminase, yang memecah molekul tiamin
menjadi dua bagian komponen penyusunnya, sehingga tidak berfungsi lagi. Pada
ransum untuk tikus putih dengan kadar tiamin cukup, penambahan antivitamin
berupa piritiamin, yang merupakan formula dengan struktur kimia hampir mirip
dengan tiamin, hanya saja piritiamin mengandung kelebihan dua sulfur, gejala
defisiensi tiamin terjadi. Gejala yang timbul tersebut dapat diatasi dengan
penambahan level tiamin yang lebih tinggi. Ion-ion bisulfit dari piritiamin bersifat
sangat merusak tiamin dengan cara memecah molekul tiamin menjadi pirimidin dan
tiazol.

Anda mungkin juga menyukai