VITAMIN
1. DEFINISI VITAMIN
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik
amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan
kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu
gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap
demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki
atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah
kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa
vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin adalah sekelompok seyawa organik yang tidak masuk dalam golongan
protein, karbohirat, maupun lemak.Vitamin merupakan komponen penting di dalam
bahan pangan walaupun terdapat dalam jumlah sedikit, karena berfungsi untuk menjaga
keberlangsungan hidup serta pertumbuhan. Vitamin diperlukan tubuh untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan yang normal.Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat dalam
jumlah yang cukup oleh tubuh, oleh karena itu harus diperoleh bahan pangan yang
dikonsumsi. Kecuali vitamin D, yang dapat dibuat dalam kulit asal kulit mendapatkan
sinar matahari yang cukup
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B
(tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12,dan folat).
2. PENGGOLONGAN VITAMIN
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu :
1) Vitamin Larut Dalam Air
Jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan
biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan
dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan
beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera
dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan
vitamin larut air secara terus-menerus. Vitamin yang larut dalam air, yaitu :
a) Vitamin B
Vitamin B1 (Tiamin)
Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan
nitrogen (amine). Tiamin merupakan kristal putih kekuningan yang larut
dalam air. Dalam keadaan kering vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan
larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam
suasana alkali vitamin B1 mudah rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan
tiamin oleh pemasakan bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air
yang digunakan dan dibuang. Tiamin tahan suhu beku.
Fungsi vitamin B1
Sumber vitamin B1
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serealia tumbuk/setengah
Penyakit ini ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras
poles (polish rice) tersebar luas. Beras yang dipoles mengakibatkan
pembuangan kulit yang kaya akan tiamin. Beri-beri dapat merusak sistem
saraf dan keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama jantung
yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan
kelumpuhan.
ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit
kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh,
karena denyut nadi menjadi cepat.
Vitamin B2 (Riboflavin)
Dalam bentuk murni, riboflavin adalah kristal kuning. Riboflavin larut
air, tahan panas, oksidasi, dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya
terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak.
Fungsi vitamin B2
Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk
Sumber vitamin B2
Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati, yaitu di
dalam susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna hijau. Penggunaan
serealia tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya akan meningkatkan
konsumsi riboflavin.
merah dan keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti halnya
sensitifitas yang berlebihan terhadap sinar (photophobia). Hal ini dapat juga
menyebabkan keretakan pada sudut mulut (cheilosis).
Tanda-tanda awal kekurangan riboflovin antara lain mata panas dan gatal,
tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit
dan panas, pembesaran kapiler darah di sekeliling mata. Di samping itu dapat
pula mengakibatkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhannya.
Sumber niasin
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam, dan kacang tanah.
Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan
buah tidak merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya
akan triptofan. Untuk membuat suatu penafsiran kasar, protein makanan ratarata dapat dianggap mengandung 1% triptofan.
lemak darah dan gula darah. Gejala-gejala seperti muntah, lidah membengkak
dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi
hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah.
Biotin
Biotin adalah suatu karbon monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol
yang bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam
valerat. Biotin tahan panas, larut air dan alkohol serta mudah dioksidasi.
Fungsi biotin
Sumber biotin
Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat
disintesis oleh bakteri saluran cerna. Sumber yang baik adalah hati, kuning
telur, serealia, khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran dan buahbuahan tertentu (jamur, pisang, jeruk, semangka, strawberi). Daging dan
buah-buahan merupakan sumber yang kurang baik. Ketersediaan biologik
biotin sebagian ditentukan oleh pengikat dalam makanan. Dalam putih telur
mentah biotin diikat kuat oleh avidin, tetapi bila dimasak akan dilepas. Avidin
mengalami denaturasi dan tidak berbahaya.
manusia atau hewan dapat terjadi jika memakan putih telur mentah berasal
lebih dari 24 butir telur sehari. Gejala kekurangan biotin dapat muncul pada
pasien rumah sakit yang menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan
gejala seperti kehilangan nafsu makan, mual, depresi, kelemahan dan
kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan pada pasien untuk mencegah
defisiensi.
Asam Pantotenat
Asam pantotenat adalah kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih
stabil dalam keadaan larut daripada kering, serta mudah terurai oleh asam,
alkali dan panas kering. Dalam keadaan netral asam pantotenat tahan terhadap
panas basah.
Fungsi asam pantotenat
tumbuhan. Sumber paling baik adalah hati, ginjal, kuning telur, khamir,
daging, ikan, unggas, serealia utuh, dan kacang-kacangan. Sekitar 33% asam
pantotenat hilang dalam proses pemasakan dan sekitar 50% hilang pada
proses penggilingan beras.
Fungsi vitamin B6
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.
Sumber vitamin B6
Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah, gandum,
seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan
pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan kejang-kejang, anemia,
penurunan pembentukan antibody, peradangan lidah, serta luka pada bibir,
sudut-sudut mulut dan kuit. Kekurangan vitamin B6 berat dapat menimbulkan
kerusakan pada sistem saraf pusat.
Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa selsel baru. Folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah
putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat berperan
sebagai pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi
folat dapat banyak menyembuhkan anemia pernisiosa, namun gejala
gastrointestian, dan gangguan saraf tetap bertahan.
Sumber folat
Folat terdapat luas di dalam bahan makanan terutama dalam bentuk
meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa
DNA yang lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat
tetapi juga oleh kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat
adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare dan sering terkena infeksi
karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem saraf,
menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan, dan pingsan.
dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B 12, karena kedua
vitamin ini berhubungan.
Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 adalah kristal merah yang larut air. Warna merah karena kehadiran
kobal. Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya, dan
bahan-bahan pengoksidasi dan pereduksi. Pada pemasakan, kurang lebih 70%
vitamin B12 dapat dipertahankan. Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil
dan karena itu diproduksi secara komersial dari fermentasi bakteri.
Fungsi vitamin B12
Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung
dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan
melindungi serat saraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu
juga berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12
juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat membantu
pembentukan sel-sel darah merah.
atau ganggang. Sumber utama vitamin B12 adalah makanan protein hewani
yang memperolehnya dari hasil sintesis bakteri di dalam usus, seperti hati,
ginjal, disusul oleh susu, telur, ikan, keju, dan daging. Vitamin B 12 dalam
sayuran ada bila terjadi pembusukan atau pada sintesis bakteri. Vitamin B 12
yang terjadi melalui sintesis bakteri pada manusia tidak diabsorpsi karena
sintesis terjadi di dalam kolon. Bentuk vitamin B 12 dalam makanan terutama
sebagai
5-deoksiadenosil
dan
hidroksikobalamin,
sedikit
sebagai
yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat
tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala
kekurangan lainnya adalah sel-sel darah merah menjadi belum matang
(immature), yang menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan
vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem saraf, berperan pada regenerasi
saraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga dapat menyebabkan
hipersensitif pada kulit.
kegunaan.
Penganut
vegetarisme
dianjurkan
memakan
Fungsi vitamin C
1. Sintesis kolagen
Vitamin C dibutuhkan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin, bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen
merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel
disemua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, dentin gigi,
membran kapiler, kulit dan tendon (urat otot). Dengan demikian, vitamin C
berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit
dan perdarahan gusi.
2. Sintesis karnitin, noradrenalin, serotonin, dan lain-lain.
Karnitin memegang peranan dalam mengangkut asam lemak-rantai
panjang kedalam mitokondria untuk dioksidasi. Karnitin menurun pada
defisiensi vitamin C yang disertai rasa lemah dan lelah.
3. Absorbsi dan metabolisme besi
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga
mudah di absorpsi. Vitamin C menghambat pembentukan homosiderin yang
sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan. Absorpsi besi
dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C.
Vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari transferin di dalam
plasma ke feritin hati.
4. Absorpsi kalsium
Vitamin C juga membantu dalam absorpsi kalsium dengan menjaga agar
kalsium berada dalam bentuk larutan.
5. Mencegah infeksi
Sumber vitamin C
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur
dan buat terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria,
dan tomat, vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan
jenis kol.
Akibat kekurangan vitamin C
berlebihan. Efek keracunan vitamin C tidak akan terjadi jika vitamin C yang
dimakan berasal dan makanan, buah-buahan dan sayuran. Efek dari kelebihan
konsumsi suplemen vitamin C overdosis antara lain :
1. Diare
2. Mual
3. Muntah
4. Mulas
5. Kram perut
6. Sakit kepala
7. Insomnia
8. Batu Ginjal
Batas maksimal vitamin C yang masih dapat diterima oleh tubuh adalah 2000
mg/hr, melebihi dari dosis tersebut dapat menyebabkan keracunan. Ketika
seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen dalam
jangka
panjang,
tubuh
menyesuaikannya
dengan
menghancurkan
dan
secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga
menyebabkan penyakit kudisan.
Fungsi vitamin A
1. Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di
dalam mata retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi
menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk
pigmen visual merah-ungu (visual-purple) atau rodopsin. Rodopsin ada di
dalam sel khusus di dalam retina mata yang dinamakan rod. Bila cahaya
mengenai retina, pigmen visual merah-ungu ini berubah menjadi kuning dan
retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi rangsangan elektrokimia
yang merambat sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya
suatu bayangan visual. Selama proses ini, sebagian dari vitamin A dipisahkan
dari protein dan diubah menjadi retinol. Sebagian besar retinol ini diubah
kembali menjadi retinal, yang kemudian mengikat opsin lagi untuk
membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol hilang selama proses ini dan
harus diganti oleh retinol dalam darah. Jumlah retinol yang tersedia di dalam
darah menentukan kecepatan pembentukan kembali rodopsin yang kemudian
bertindak kembali sebagai bahan reseptor di dalam retina. Penglihatan dengan
cahaya samar-samar/buram baru bisa terjadi bila seluruh siklus ini selesai.
2. Diferensiasi sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat
atau fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu
karakteristik dari kekurangan vitamin A yang dapat terjadi pada tiap tahap
perkembangan tubuh, seperti pada tahap pembentukan, pembentukan struktur
dan organ tubuh, pertumbuhan dan perkembangan janin, masa bayi, anakanak, dewasa, dan masa tua. Diduga vitamin A, dalam bentuk asam retinoat
memegang peranan aktif dalam kegiatan inti sel, dengan demikian dalam
pengaturan faktor penentu keturunan/gen yang berpengaruh terhadap sintesis
protein. Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel
yang dapat dikaitkan dengan perubahan perwujudan gen-gen tertentu. Sel-sel
yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus,
terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan
mukus atau lendir.
Semua permukaan tubuh, di luar dan di dalam dilapisi oleh sel-sel epitel.
Jaringan epitel yang menutupi tubuh di luar dinamakan epidermis, sedangkan
yang menutupi bagian dalam dinamakan membran mukosa, yaitu yang
menutupi permukaan dalam saluran cerna, saluran pernapasan, kantung kemih
dan uretra, uterus dan vagina, kelopak mata, saluran sinus, dan sebagainya.
Mukus melindungi sel-sel epitel dari serbuan mikroorganisme dan partikel lain
yang berbahaya. Lapisan mukus pada dinding lambung juga melindungi selsel lambung dari cairan lambung. Di bagian atas saluran pernapasan sel-sel
epitel secara terus-menerus menyapu mukus ke luar, sehingga benda-benda
asing yang mungkin masuk akan terbawa ke luar. Bila terjadi infeksi, sel-sel
goblet akan mengeluarkan lebih banyak mukus yang akan mempercepat
pengeluaran mikroorganisme tersebut.
Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang
mengeluarkan mukus dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering
(keratinized). Kulit menjadi kering, kasar, dan luka sukar sembuh. Membran
mukosa tidak dapat mengeluarkan cairan mukus dengan sempurna sehingga
mudah terserang bakteri (infeksi). Keratinisasi konjungtiva mata (selaput yang
melapisi kelopak dan bola mata) merupakan salah satu tanda khas kekurangan
vitamin A. Peranan vitamin A diduga berkaitan dengan dua hal :
a. Peranan vitamin A dalam sintesis glikoprotein khusus yang terlibat
dalam pembentukan membran sel yang mengontrol diferensiasi sel
b. Kompleks vitamin A-CRBP masuk ke dalam nukleus sel sehingga
mempengaruhi DNA
3. Fungsi kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan
hewan. Mekanisme sebenarnya belum diketahui secara pasti. Retinol
tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B
(leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral). Di samping itu
kekurangan vitamin A menurunkan respons antibodi yang bergantung pada
sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan seluler). Sebaliknya infesi
dapat memperburuk kekurangan vitamin A. Dalam kaitan vitamin A dan
fungsi kekebalan ditemukan bahwa :
a. Ada hubungan kuat antara status vitamin A dan resiko terhadap penyakit
infeksi pernapasan
b. Hubungan antara kekurangan vitamin A dan diare belum begitu jelas
c. Kekurangan vitamin A pada campak cenderung menimbulkan
komplikasi yang dapat berakibat kematian
4. Pertumbuhan dan perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadap
pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel
epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan
vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal.
Bila hewan percobaan diberi makanan yang tidak mengandung vitamin A,
maka pertumbuahan akan terganggu setelah simpanan vitamin A dalam tubuh
habis. Pada anak-anak yang kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam
pertumbuhan. Vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam retinoat.
5. Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada
tikus. Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur
dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam
bentuk retinol. Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu hamil
akan tetapi mengalami keguguran atau kesukaran dalam melahirkan.
Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat untuk kebutuhan janin dan
persiapan induk untuk menyusui.
6. Pencegahan kanker dan penyakit jantung
Sumber vitamin A
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama di
5. Gangguan pertumbuhan
Kekurangan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel, termasuk sel-sel
tulang. Fungsi sel-sel yang membentuk email pada gigi terganggu dan terjadi
atrofi sel-sel yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak.
6. Lain-lain
Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada lidah
yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan, dan anemia.
suplemen dalam takaran tinggi yang berlebihan, misalnya takaran 16000 RE untuk
jangka waktu lama atau 40000-55000 RE/hari.
Gejala pada orang dewasa antara lain sakit kepala, pusing, rambut rontok, kulit
mengering, tidak ada nafsu makan atau anoreksia, dan sakit pada tulang. Pada
wanita menstruasi berhenti. Pada bayi terjadi pembesaran kepala dan hidrosefalus,
yang dapat terjadi pada konsumsi 8000 RE/hari selama tiga puluh hari.
Gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentuk vitamin A.
Karoten tidak dapat menimbulkan gejala kelebihan, karena absorpsi karoten
menurun bila konsumsi tinggi. Di samping itu sebagian dari karoten yang diserap
tidak diubah menjadi vitamin A, akan tetapi disimpan di dalam lemak. Bila lemak di
bawah kulit mengandung banyak karoten, warna kulit akan terlihat kekuningan.
b) Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang
tidak mampu melakukan kalsifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan
sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D
melalui makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin
D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat
cukup sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan.
Fungsi vitamin D
Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang
kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan fluor. Fungsi khusus
vitamin D dalam hal ini adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur
agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses
pengerasan tulang. Hal ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Di dalam saluran cerna, kalsitriol meningkatkan absorpsi vitamin D dengan
cara merangsang sintesis protein pengikat kalsium dan protein pengikat fosfor
pada mukosa usus halus
2. Di dalam tulang, kalsitriol bersama hormon paratiroid merangsang pelepasan
riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kekurangan pada
orang dewasa juga dapat menyebabkan osteoporosis. Riketsia terjadi bila pengerasan
tulang pada anak-anak terhambat sehingga lembek. Kaki membengkok, ujung-ujung
tulang panjang membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk membengkok,
pembesaran kepala karena penutupan fontanel terlambat, gigi terlambat keluar,
bentuk gigi tidak teratur dan mudah rusak. Riketsia jarang dapat disembuhkan
lebih dari 25 mikrogram (1000 SI) sehari, akan menyebabkan keracunan. Gejalanya
adalah kelebihan absopsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan kalsifikasi
berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh
lain. Tanda-tanda khas adalah akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala,
kurang nafsu makan, diare, muntah-muntah, gangguan mental dan pengeluaran urin
berlebihan. Bayi yang diberi vitamin D berlebihan, menunjukkan gangguan saluran
cerna, rapuh tulang, gangguan pertumbuhan dan kelambatan perkembangan mental.
c) Vitamin E
Pada tahun 1922, ditemukan suatu zat larut lemak yang dapat mencegah
keguguran dan sterilisasi pada tikus. Semula zat ini dinamakan faktor antisterilitas
dan kemudian vitamin E. Vitamin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari
minyak kecambah gandum dan dinamakan tokoferol, berasal dari bahasa Yunani dari
kata tokos yang berarti kelainan dan pherein berarti yang menyebabkan. Sekarang
dikenal beberapa bentuk tokoferol dan istilah vitamin E biasa digunakan untuk
menyatakan setiap campuran tokoferol yang aktif secara biologik. Hewan tidak dapat
mensintesis vitamin E dalam tubuhnya, sehingga harus memperolehnya dari makanan
Fungsi vitamin E
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan
mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke
radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul-molekul reaktif dan dapat merusak,
yang mempunyai elektron tidak berpasangan. Bila menerima hidrogen, radikal bebas
menjadi tidak reaktif. Pembentukan radikal bebas terjadi dalam tubuh pada proses
metabolisme aerobik normal pada waktu oksigen secara bertahap direduksi menjadi
air. Radikal bebas yang dapat merusak itu juga diperoleh tubuh dari benda-benda
polusi, ozon, dan asap rokok.
Vitamin E berada di dalam lapisan fosfolipida membran sel dan memegang
peranan biologik utama dalam melindungi asam lemak-tidak jenuh ganda dan
komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas.
1. Peroksidasi lipida dan vitamin E
Membran sel terutama terdiri atas asam lemak tidak jenuh ganda yang
sangat mudah dioksidasi oleh radikal bebas. Proses peroksidasi lipida ini dapat
menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi membran sel. Reaksi ini dipercepat
oleh kehadiran tembaga dan besi dan dapat dicegah bila semua radikal bebas
dapat dipunahkan oleh antioksidan. Proses ini dimulai oleh radikal bebas OH
yang mengikat satu hidrogen dari asam lemak tidak jenuh ganda/ALTHG:H,
sehingga membentuk radikal ALTJG (ALTJG). ALTJG bereaksi dengan oksigen
dan membentuk radikal peroksil (ALTJG:OO*), yang kemudian bereaksi
dengan
ALTJG:H
lain
hingga
membentuk
suatu
hidroksiperoksida
Sumber vitamin E
Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan. Sumber utama vitamin E
adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan bijibijian. Minyak kelapa dan zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E. Sayuran dan
buah-buahan juga merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan
kacang-kacangan mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas.
Vitamin E mudah rusak pada pemanasan (seperti terjadi pada proses
penggorengan) dan oksidasi. Jadi, sebagai sumber vitamin E diutamakan bahan
makanan dalam bentuk segar atau yang tidak terlalu mengalami pemrosesan. Karena
vitamin E tidak larut air, vitamin E tidak hilang selama dimasak dengan air.
Pembekuan dan penggorengan dalam minyak merusak sebagian besar vitamin E.
Namun, akibatnya tidak terlalu merugikan seperti halnya dengan kelebihan vitamin
A. Gangguan pada saluran cerna terjadi bila memakan lebih dari 600 miligram sehari
(60-75 kali kecukupan). Dosis tinggi juga dapat meningkatkan efek obat antikoagulan
yang digunakan untuk mencegah penggumpalan darah.
d) Vitamin K
Pada tahun 1935, Dam dari Denmark menemukan penyakit perdarahan pada pada
ayam percobaan yang diberi makanan cukup dalam zat gizi yang telah diketahui.
Perbaikan terjadi setelah diberi makanan alfalfa atau tepung ikan yang telah busuk.
Faktor aktif yang dapat menyembuhkan itu dinamakan vitamin koagulation. Dengan
bantuan Karrer, seorang ahli kimia dari Swiss, pada tahun 1939 ia berhasil
mengisolasi vitamin larut lemak yang dinamakan vitamin K (dari koagulation).
Faktor ini ternyata merupakan kelompok senyawa yang terdiri atas filokinon yang
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan menakinon yang terdapat dalam minyak ikan
dan daging. Menakinon juga dapat disintesis oleh bakteri di dalam usus halus
manusia.
Fungsi vitamin K
Sejak lama fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah,
walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Baru sejak tahun 1970-an
para ahli mengetahui secara lebih jelas peranan vitamin K di dalam tubuh, yang
ternyata tidak hanya dalam pembekuan darah saja.
Vitamin K ternyata merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah
residu protein berupa asam glutamate (glu) menjadi gama-karboksiglutamat (gla).
Protein-protein ini dinamakan protein-tergantung vitamin K atau gla-protein. Enzim
karbokilase yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor didapat di dalam
membran hati dan tulang dan sedikit di jaringan lain. Gla-protein dengan mudah
dapat mengikat ion kalsium. Kemampuan inilah yang merupakan aktivitas biologik
vitamin K. Pada proses pembekuan darah, gama-karboksilasis terjadi di dalam hati
pada residu asam glutamat yang terdapat pada berbagai faktor pembekuan darah,
seperti faktor II (protrombin), VII, VIII, IX, dan X. Kemampuan gla-protein untuk
mengikat kalsium merupakan langkah esensial dalam pembekuan darah.
Gla-protein lain yang mampu mengikat ion kalsium terdapat di dalam jaringan
tulang dan gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks. Kedua jenis gla-protein
ini mengikat hidroksiapatit yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Tanpa
vitamin K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat
mengikat mineral-mineral yang diperlukan dalam pembentukan tulang.
Sumber vitamin K
Kadar vitamin K bahan makanan belum diketahui dengan pasti. Olson (1973)
telah membuat kadar ringkasan kadar vitamin K bahan makanan yang dikumpulkan
dari beberapa bioessay. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna
hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan
semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan makanan lain yang mengandung
vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buah-buahan,
dan sayuran lain. Sumber vitamin K lain adalah flora bakteri dalam usus halus
(jejunum dan ileum). Penggunaan menakinon yang disintesis oleh mikroorganisme
usus halus belum diketahui dengan pasti.
Air Susu Ibu (ASI) tidak banyak mengandung vitamin K, sedangkan bakteri yang
dapat mensintesis vitamin K tidak segera tersedia di dalam saluran cerna bayi. Untuk
mencegah terjadinya gangguan penggumpalan darah yang dapat menyebabkan
perdarahan, bayi baru lahir dianjurkan mendapat vitamin K melalui mulut atau dalam
bentuk injeksi intramuskular. Susu formula bayi sebaiknya difortifikasi dengan
vitamin K.
merupakan senyawa yang sukar dimampatkan yang memiliki beberapa sifat yang khas.
Sifat Kimia Air
Di samping sifat-sifat fisiknya, sifat-sifat kimia air juga sangat sesuai untuk
kehidupan. Di antara sifat-sifat kimia air, yang terutama adalah bahwa air merupakan
pelarut yang baik. Hampir semua zat kimia bisa dilarutkan dalam air. Air juga
mempercepat (mengkatalisis) hampir semua reaksi kimia yang diketahui. Sifat kimia air
yang penting lainnya adalah reaktivitas kimianya ada pada tingkat yang ideal. Air tidak
terlalu reaktif sehingga dapat berpotensi merusak (seperti asam sulfat) dan tidak juga
terlalu lamban (seperti argon yang tidak bereaksi kimia). Air sering disebut sebagai
pelarut
banyak
kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur
standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen(H+)
yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
C. MINERAL
1. DEFINISI MINERAL
Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia.
2. PENGGOLONGAN MINERAL
Menurut jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi dua, mineral oraganik dan
mineral anorganik. Mineral organik adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi
tubuh kita, yang dapat kita peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari
seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.
Sedangkan mineral anorganik adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna
bagi tubuh kita. Contohnya: Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi), Mercuri,
Arsenik, Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan
lain. Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah > 100 mg per hari
sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari.
1) Mineral Makro
a) Natrium (Na)
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 % terdapat
dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan
pancreas mengandung banyak natrium.
Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium yang lain
berupa monosodium glutamate (MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan
garam dapur. Makanan yang belum diolah, sayur dan buah mengandung sedikit
natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging, telur, ikan, mentega dan makanan laut
lainnya.
Fungsi dari natrium antara lain :
1. Menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen ekstraseluer.
2. Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan
masuk ke dalam sel.
3. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan mengimbangi zatzat yang membentuk asam.
4. Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
5. Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat gizi lain
melalui membrane, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.
Dampak Kekurangan dan Kelebihan Akibat kekurangan natrium adalah sebagai
berikut:
1. Menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan.
2. Muntah, diare, keringat berlebihan, dan diet rendah natrium.
Akibat kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan
akut menyebabkan edema dan hipertensi.
b) Klor (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor tertinggi
adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung dan
pancreas.
Klor terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam dapur. Beberapa sayuran
dan buah juga mengandung klor.
5. Mengatur
system
rennin-angiotensin-aldosteron
yang
mengatur
melalui
kemampuannya
menyaring,
mengarbsorpsi
kembali
dan
d) Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada dalam
jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Di dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler,
kalsium berperan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf,
kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permebialitas membrane sel.
Kalsium mengatur kerja hormone dan factor pertumbuhan.
Sumber kalsium terutama pada susu dan hasilnya, seperti keju. Ikan dimakan
dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik, udang,
kerang, kepiting, kacang-kacangan dan hasil olahanannya, daun singkong, daun
lamtoro.
Fungsi utama dari kalsium antara lain :
1. Pembentukan tulang dan gigi.
2. Kalsium dalam tulang berguna sebagai bagian integral dari struktur tulang
dan sebagai tempat menyimpan kalsium.
3. Mengatur pembekuan darah.
4. Katalisator reaksi biologic, seperti absorpsi vitamin B12, tindakan enzim
pemecah lemak, lipase pancreas, eksresi insulin oleh pancreas, pembentukan
dan pemecahan asetilkolin.
5. Relaksasi dan Kontraksi otot, dengan interaksi protein yaitu aktin dan
myosin.
6. Berperan dalam fungsi saraf, tekanan darah dan fungsi kekebalan.
7. Meningkatkan fungsi transport membran sel, stabilisator membrane, dan
transmisi ion melalui membrane organel sel.
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan
menyebabkan
gangguan
pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Pada usia lanjut terjadi
osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stress. Dapat juga terjadi pada
perokok dan pemabuk. Selain itu dapat juga menyebabkan osteomalasia yaitu riketsia
pada orang dewasa dan terjadi karena kekurangan vitamin D. kadar kalsium darah
yang rendah dapat menyebabkan tetani atau kejang.
Akibat kelebihan kalsium menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal,
gangguan absorpsi mineral lain serta konstipasi.
Sebanyak 30-50 % kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh yang terjadi di
bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat
berada dalam kondisi terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif
dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalisum. Absorpsi pasif terjadi
pada permukaan saluran cerna. Kalsium hanya bias diabsorpsi bila terdapat dalam
bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsure makanan lain. Kalsium yang
tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Kehilangan kalsium dapat terjadi melalui
urin, sekresi cairan yang masuk saluran cerna serta keringat
e)
Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1 % dari berat
badan. Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan
ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA. Sebagai
fosfolipid, fosfor merupakan komponen structural dinding sel. Sebagai fosfat organic,
fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan
energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).
Fosfor terdapat pada semua sel mahluk hidup, terutama makanan kaya protein,
seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan serta serealia.
Fungsi dari fosfor antara lain :
1. Klasifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada matriks tulang.
2. Mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
melalui proses fosforilasi fosfor dengan mengaktifkan berbagai enzim dan
vitamin B.
3. Absorpsi dan transportasi zat gizi serta system buffer.
4. Bagian dari ikatan tubuh esensial yaitu RNA dan DNA serta ATP dan
fosfolipid.
5. Mengatur keseimbangan asam basa.
Kekurangan fosfor bias terjadi karena menggunakan obat antacid untuk
menetralkan asam lambung, yang dapat mengikat fosfor sehingga tidak dapat
diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga terjadi pada penderita yang kehilangan banyak
cairan melalui urin. Kekurangan fosfor mengakibatkan kerusakan tulang dengan
gejala lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang.
Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga
dapat menimbulkan kejang.
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah
dihidrolisis dan dilepas dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase dalam mukosa usus
halus dan diabsorpsi secara aktif yang dibantu oleh bentuk aktif vitamin D dan difusi
pasif. Kadar fosfor dalam darah diatur oleh hormone paratiroid (PTH) yang
dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan hormone kalsitonin serta vitamin D, untuk
mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, jumlah yang
dibebaskan dan disimpan dalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh
ginjal. Kalsitonin meningkatkan eksresi fosfat oleh ginjal.
f) Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan interselular.
Magnesium merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam
tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin dalam
darah manusia yaitu untuk pernafasan. Magnesium terlibat dalam berbagai proses
metabolisme. Magnesium terdapat dalam tulang dan gigi, otot, jaringan lunak dan
cairan tubuh lainnya.
Sumber utama magnesium adalah sayur hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dn
kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta cokelat merupakan sumber
magnesium yang baik.
Magnesium berperan penting dalam system enzim dalam tubuh. Magnesium
berperan sebagai katalisator dalam reaksi biologic termasuk metabolisme energi,
karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat, serta dalam sintesis, degradasi, dan
stabilitas bahan gen DNA di dalam semua sel jaringan lunak. Di dalam sel
ekstraselular, magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot dan
pembekuan darah. Dalam hal ini magnesium berlawanan dengan kalsium.
Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium dalam email
gigi.
Kekurangan magnesium bisa terjadi jika kekurangan protein dan energi serta
berbagai kompilasi penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi atau penurunan
fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak melalui mulut
(intravena).
Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika
(perangsang pengeluaran urin), juga dapat menyebabkan kekurangan magnesium.
Kekurangan magnesium berat akan menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan
pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan system saraf
pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung.
Akibat kelebihan magnesium belum diketahui secara pasti. Kelebihan magnesium
terjadi pada penyakit gagal ginjal.
g) Sulfur (S)
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin dan
biotin serta asam amino metionin dan sistein. Sulfur terdapat dalam tulang rawan,
kulit, rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.
Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung berprotein. Sulfur berasal dari
makanan yang terikat pada asam amino yang mengandung sulfur yang diperlukan
untuk sintesis zat-zat penting. Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari
tiamin, biotin dan hormone insuline serta membantu detoksifikasi. Sulfur juga
berperan melarutkan sisa metabolisme sehingga bias dikeluarkan melalui urin, dalam
bentuk teroksidasi dan dihubungkan dengan mukopolisakarida.
Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum diketahui
adanya kekurangan sulfur bila makanan yang kita konsumsi cukup mengandung
protein. Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi jika kekurangan protein.
Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih pada hewan
yang akan menghambat pertumbuhan.
2) Mineral Mikro
a) Besi (Fe)
Zat besi merupakan salah satu mineral yang dapat membuat tubuh sehat Tubuh
manusia mengandung lebih kurang 3,5 - 4,5 gram zat besi, di mana dua per tiganya
ditemukan di dalam darah, sementara sisanya ditemukan di dalam hati, sumsum
tulang, otot. Peranannya dalam produksi sel darah merah sudah sangat terkenal,
terutama untuk kaum wanita.
Beberapa gejala kekurangan zat besi adalah: kesulitan bernafas (nafas terengahengah), jantung yang berdetak lebih cepat, kelelahan, kesulitan memusatkan
perhatian, tidur yang tidak pulas, sakit saat menstruasi, ujung bibir yang pecah-pecah,
iritasi mata, dan bahkan kerontokan rambut.
Sumber-sumber alami za besi adalah: daging sapi, daging ayam, dan sayur-sayuran
berwarna hijau tua.
b) Seng (Zn)
Seng adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan dikelompokkan
dalam golongan trace mineral. Namun bagi manusia, arti penting zat seng sebenarnya
baru terungkap pada tahun 1956. Fungsi seng terbilang sangat vital bagi kelangsungan
hidup sel-sel tubuh manusia. Salah satunya sebagai zat perantara bagi lebih 70 macam
enzim dan protein yang ada di tubuh manusia. Enzim sendiri berperan dalam
metabolisme seluruh sel-sel ditubuh manusia, maka jika enzim-enzim tidak terbentuk
sempurna, fungsi sel tubuh akan terganggu. Selain itu, seng berperan pula dalam
proses pembentukan genetik, yaitu pada DNA. Berikut adalah tanda-tanda bila
mengalami kekurangan seng :
1. Rata-rata pertumbuhan yang lambat.
2. Tidak ada selera atau nafsu makan.
3. Penyembuhan luka yang lambat, muncul lesi pada kulit dan infeksi yang tak
4.
5.
6.
7.
8.
kunjung sembuh.
Kelelahan yang hebat.
Kerontokan pada rambut.
Ketidaknormalan pada kemampuan mengecap rasa dan mencium bau.
Kesulitan dalam melihat dikegelapan.
Menurunnya produksi hormon pada pria (infertilitas).
c) Yodium (I)
Jenis mineral ini, selalu dihubung-hubungkan dengan garam. Bahkan WHO,
lembaga kesehatan dunia milik PBB, pernah mencanangkan gerakan konsumsi garam
beryodium di negara berkembang. Sebenarnya yodium hanyalah mineral yang
'dititipkan' pada garam. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat di dunia
menggunakan garam untuk memasak. Namun, sumber yodium terbesar adalah
seafood, seperti: kerang, udang, rumput laut dan aneka ikan serta hasil olahannya.
Di dalam tubuh, yodium sangat dibutuhkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar yang agak
besar dan berada di leher depan bagian bawah). Oleh kelenjar tiroid, yodium
digunakan untuk memproduksi tiroksin. Tiroksin adalah hormon yang mengatur
aktivitas berbagai organ, mengontrol pertumbuhan, membantu proses metabolisme,
bahkan menentukan berapa lama seseorang bertahan untuk hidup.Jika persediaan
yodium di dalam tubuh sangat rendah maka kelenjar tiroid akan membesar sehingga
membentuk benjolan pada leher yang biasanya disebut penyakit hipotiroid. Meski
sama-sama mengalami pembengkak pada bagian leher, hipotiroid berbeda dengan
penyakit gondok (goitre) yang disebabkan karena virus.Jika tidak segera diobati,
penderita hipotiroid akan mengalami anemia, sistem pernafasan melemah, penderita
mengalami kejang, sehingga aliran darah ke otak berkurang sampai akhirnya terjadi
gagal jantung.
Pada ibu hamil, kekurangan hormon tiroid, dikhawatikan bayinya akan mengalami
cretenisma, yaitu tinggi badan di bawah ukuran normal (cebol) yang disertai dengan
keterlambatan perkembangan jiwa dan tingkat kecerdasan.Tanda-tanda lain akibat
hipotiroid ialah kelopak mata tampak lebih cembung, muka kelihatan suram, lesu,
rambut kasar, lidah bengkak dan suara parau.
Kelebihan yodium di dalam tubuh dikenal juga sebagai hipertiroid. Hipertiroid
terjadi karena kelenjar tiroid terlalu aktif memroduksi hormon tiroksin. Biasanya
ditandai gejala mudah cemas, lemah, sensitif terhadap panas, sering berkeringat,
hiperaktif, berat badan menurun, nafsu makan bertambah, jari-jari tangan bergetar,
jantung berdebar-debar, bola mata menonjol serta denyut nadi bertambah cepat dan
tidak beraturan.Untuk memenuhi kecukupan yodium sebaiknya di dalam menu seharihari sertakan bahan bahan pangan yang berasal dari laut. Kebutuhan yodium perhari
sekitar 1-2 mikrogram per kg berat badan. Kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120
mikrogram/ hari untuk anak sampai umur 10 tahun, 150 mikrogram/ hari untuk orang
dewasa. Untuk wanita hamil dan menyusui dianjurkan tambahan masing-masing 25
mikrogram dan 50 mikrogram/ hari.
d) Tembaga (Cu)
Sumber makanan utama : Daging, tiram, kacang-kacangan, tanaman polong yang
dikeringkan, gandum. Fungsi utama dalam tubuh :
1. Komponen enzim
2. Pembentukan sel darah merah
3. Pembentukan tulang
Kekurangan tembaga dapat menyebabkan Anemia pada anak-anak yg menderita
malnutrisi. Sedangkan, kelebihan tembaga dapat menyebabkan pengendapan tembaga
dalam otak dan kerusakan hati.
e) Mangan (Mn)
Sumber makanan utama adalah gandum, buah-buahan yg dikeringkan. Fungsi
utama dalam tubuh yaitu sebagai komponen enzim.
Akibat dari kekurangan mangan, yaitu penurunan berat badan, iritasi kulit, mual &
muntah, perubahan warna rambut, pertumbuhan rambut yg lambat. Sedangkan,
kelebihan dapat menyebabkan kerusakan saraf.
f) Krom (Cr)
Chromium adalah sejenis mineral mikro yang esensial bagi tubuh. Esensial dalam
hal ini berarti tidak bisa diproduksi oleh tubuh dan harus didapatkan dari sumber luar
(seperti makanan dan suplementasi). Fungsinya hampir sama dengan insulin yang
diproduksi oleh tubuh yaitu untuk mendorong glukosa (karbohidrat) ke dalam sel
untuk dijadikan energi. Asupan chromium yang optimal tampaknya menurunkan
jumlah insulin yang diproduksi agar tidak terlalu banyak menjaga kadar gula darah.
Di dalam tubuh manusia dewasa pada umumnya mengandung 0,4 mg hingga 6 mg
Chromium, dengan kadar yang lebih rendah umumnya dimiliki oleh individu yang
berusia lanjut. Dalam beberapa studi kesehatan berdasarkan variasi geografis (tempat
tinggal), ditemukan adanya hubungan yang kuat antara asupan gizi Chromium dengan
penyakit diabetes dan jantung. Di tempat yang masyarakatnya mengkonsumsi cukup
Chromium, jumlah penderita diabetes dan jantung jauh lebih sedikit daripada tempat
yang masyarakatnya tidak mengkonsumsikan cukup Chromium.
Sumber alami Chromium: Gandum, kuning telur, bayam, daging sapi, susu dan
kacang hijau.
g) Selenium (Se)
Selenium telah menunjukkan diri sebagai salah satu dari agen-agen antikanker
yang lebih kuat. Apabila ia digabungkan dengan vitamin E, efektivitas keduanya
terhadap kanker akan sangat meningkat. Mereka bersama-sama bekerja sebagai
antikanker yang kuat, sistem antipenuaan yang disebut glutation peroksidase (GSH).
Kombinasi ini membentuk satu antioksidan yang paten, dan karenanya, pemakan
radikal bebas ini melindungi membran-membran sel dari serangan radikal bebas. GSH
oleh beberapa orang dilukiskan menyerupai miniatur kekuatan polisi yang mencari
dan menghancurkan sel-sel pemberontak dan radikal-radikal bebas dalam tubuh.
Tidak usah ditanyakan lagi bahwa mereka merupakan senjata penting bagi tubuh
untuk mencegah kanker. Jumlah vitamin E dalam diet seseorang mempengaruhi kadar
GSH di dalam tubuh. Sejumlah kemampuan murni lainnya yang ditunjukkan oleh
selenium:
1. Selenium meningkatkan efisiensi sehingga DNA dapat memperbaiki dirinya
sendiri. Pada kadar tinggi selenium bersifat langsung sebagai racun terhadap sel2.
3.
4.
5.
sel kanker.
Selenium menghambat pertumbuhan tumor dalam jaringan payudara manusia.
Selenium dapat mendeaktivasi toksisitas radiasi di dalam tubuh.
Selenium bekerja membersihkan darah dari efek kemoterapi dan malfungsi liver.
Selenium merupakan stimulan yang paten bagi sistem kekebalan.
Jadi, betapa pentingnya mineral ini bagi pejuang kanker. Para ilmuwan telah
memperhatikan adanya hubungan langsung antara insiden kanker dan kadar selenium
di dalam tanah di berbagai negara yang berbeda. Bilamana kadarnya lebih rendah,
insiden kanker pada populasi tersebut meningkat.
h) Molibden (Mo)
Sumber utama adalah susu, hati, serealia utuh dan kacang-kacangan. Molibden
bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain xantin oksidasi, sukfat oksidase
dan aldehid oksidase yang mengkatalisis reaksi-reaksi oksidasi-reduksi seperti oksidasi
aldehid purin dan pirimidin serta xantin dan sulfit. Oksidasi sulfit berperan dalam
pemecahan sistein dan metionin, serta mengkatalisis pembentukan sulfat dan sulfit.
Konsumsi berlebihan dihubungkan dengan sindroma mirip penyakit gout, disertai
peningkatan nilai molibden, asam urat dan oksidasi xantin di dalam darah. Konsumsi
sampai 0,54 mg sehari dapat menyebabkan kehilangan tembaga melalui urin.
adalah :
1. Untuk pertumbuhan dan pembentukkan struktur gigi.
2. Untuk mencegah karies gigi.
j) Kobal (Co)
Mikroorganisme dapat membentuk vitamin B12 hewan memamah biak memperoleh
kobalmin melalui hubungan simbiosis dengan mikrorganise dalam saluran cerna.
Manusia tidak dapat melakukan simsbiosis ini, sehingga harus memperoleh
kobalamin dari makanan hewani seperti hati, ginjal, dan daging. Makanan nabati
mengandung sedikit kobal, bergantung pada kandungan tanah tempat tumbuhnya.
Pengikut vegetarian (hanya makan makanan nabati) perlu berhati-nati terhadap
kemungkinana kekuranagan vitamin B12.
Kobal merupakan vitamin B12 (kobalmin). Vitamin ini diperlukan untuk
mematangkan sel darah merah dan menormalkan fungsi semua sel. Kobal mungkin
juga berperan dalam fungsi berbagai enzim
D. METABOLISME AIR DAN MINERAL
1. Metabolisme Air
Air adalah pelarut senyawa ionik dan netral, dapat mengalami ionisasi.
Mempengaruhi disosiasi makro molekul. Sebagian besar tubuh manusia kurang lebih
70% terdiri dari air. Hampir semua reaksi kimia di dalam tubuh terjadi pada medium air.
Secara umum air berfungsi sebagai bahan pelarut dalam tubuh. Air berguna untuk
melakukan proses metabolisme dalam tubuh seperti pencernaan, ekskresi, penguapan,
dan lain-lain.
Air merupakan komponen utama protoplasma, darah dan limfa, sehingga air berfungsi
juga untuk mengangkut sisa metabolisme dari jaringan ke luar tubuh, serta mengangkut
nutrisi ke seluruh tubuh. Kita memerlukan 2,5 liter air setiap harinya, karena setiaphari
badan kita kehilangan lebih dari 2,5 liter. Air keluar dari tubuh melalui air kencing,
bersama feses, keringat, dan berupa uap air dari paru-paru. Kebutuhan air dalam tubuh
dapat diperoleh dari air minum, makanan, buah, dan sayuran.
Air Tubuh Total
a. Cairan ekstraseluler :
1) Plasma terdapat di dalam darah
2) Cairan interstitiel. Menggenangi sel dalam jaringan. Plasma dan cairan
interstitiel saling bercampur lewat pori kapiler pembuluh darah, difusi,
prosesnya adalah fisikokimia
3) Cairan pada jaringan ikat padat, tulang kartilago, jaringan pengikat.
Pertukaran air & elektrolit lambat. Tulang itu terlihat padat tetapi
sebenarnya ada pertukaran air dan elektrolit.
b. Cairan interseluler :
Cairan transseluler, termasuk cairan interseluler. Cairan yang terbentuk
aktivitas sekretoris dari kelenjar ludah, pankreas, hati, empedu, dll.
Asupan & Hilangnya air tubuh, keduanya harus sama atau seimbang. Jika
tidak maka akan terjadi dehirasi dan overhidrasi
Asupan air : Makanan (makanan yang mengandung air) & air metabolik (air
yang yang dihasilkan oleh oksidasi tubuh berasal dari proses katabolisme)
Hilangnya air : kulit (menjaga suhu tubuh), paru, ginjal, usus. Masukan air
2.500 ml/hari, air minum 1.200-1.500 ml/hari, makanan 770-1.000 ml/hari, air
metabolik (air yang dihasilkan metabolisme dalam tubuh) tergantung pada laju
metabolik masing-masing. Jumlah masukan air tergantung pada aktifitas fisik
seseorang.
Di dalam tubuh manusia, cairan akan terdistridusi ke dalam 2 kompartemen utama
yaitu cairan intraselular (ICF) dan cairan ekstrasellular (ECF). Cairan intraselular adalah
cairan yang terdapat di dalam sel sedangkan cairan ekstraselular adalah cairan yang
terdapat di luar sel. Kedua kompartemen ini dipisahkan oleh sel membran yang memiliki
permeabilitas tertentu. Hampir 67% dari total badan air (Bodys Water) tubuh manusia
terdapat di dalam cairan intrasellular dan 33% sisanya akan berada pada cairan
ekstrasellular. Air yang berada di dalam cairan ekstrasellular ini kemudian akan
terdistribusi kembali kedalam 2 Sub-Kompartemen yaitu pada cairan interstisial (ISF)
dan cairan intravaskular (plasma darah). 75% dari air pada kompartemen cairan
ekstraselular ini akan terdapat pada sela-sela sel (cairan interstisial) dan 25%-nya akan
berada pada plasma darah (cairan intravaskular).
Pendistribusian air di dalam 2 kompartemen utama (Cairan Intrasellular dan Cairan
Ekstrasellular) ini sangat bergantung pada jumlah elektrolit dan makromolekul yang
terdapat dalam kedua kompartemen tersebut. Karena sel membran yang memisahkan
kedua kompartemen ini memiliki permeabilitas yang berbeda untuk tiap zat, maka
konsentrasi larutan (osmolality) pada kedua kompartemen juga akan berbeda.
mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam
aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan
untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa,
membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan
kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan. Mineral diperlukan bagi fungsi fisiologik
dan biokimia.
a. Makromineral: diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari 100 mg/ hari.
b. Mikromineral ( trace element ) diperlukan dalam jumlah yang kecil dari pada 100
mg/hari.
Mineral Makromolekul
a. Metabolisme Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3 hingga 7 gram sehari) diabsorpsi,
terutama di dalam usus halus. Natrium yang diabsorpsi secara aktif (membutuhkan
energi). Natrium yang diabsorpsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal. Di sini natrium
disaring dan dikembalikan ke lairan darah dalam jumlah yang cukup mempertahankan
taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang jumlahnya mencapai 90-99% dari
yang dikonsumsi, dikeluarkan melalui urine. Pengeluaran natrium ini diatur oleh
hormon aldosteron, yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah
menurun. Aldosteron merangsang gunjal untuk mengabsorpsi kembali natrium. Dalam
keadaan normal, natrium yang dikeluarkan melalui urine sejajar dengan jumlah
natrium yang dikonsumsi. Jumlah natrium dalam urine tinggi bila konsumsi tinggi dan
rendah bila konsumsi rendah.
Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam
soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na+) merupakan kation utama di
dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan konsentrasi berkisar antara 135-145
mmol/L. Ion natrium juga akan berada pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan
konsentrasi yang lebih kecil yaitu 3 mmol/L.
b. Metabolisme Fosfor (P)
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus
setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor
yang berasal dari air susu ibu sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 5070% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan
orang dewasa.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa
usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh
bentuk aktif vitamin D. sebagian besar fosfor di dalam darah terutama terdapat
sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida. Kdar fosfor di dalam darah diatur
oleh hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan oleh
hormon kalsitonin. Kedua hormon tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk
mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah
yang dibebaskan dan disimpan di dalam tulang.
Fosfor sebagai bagian dari asam fosfat yang terutama terdapat di dalam serelia
tidak dapat dihidrolisis, oleh karena itu tidak dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan
lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++ , asam lemak tidak jenuh
dan antasid yang mengandung alumunium, karena membentuk garam yang tidak larut
air.
c. Metabolisme Kalsium (Ca)
Metabolisme : absorbsi memerlukan protein pengikat kalsium yang diatur
oleh vitamin D, hormon paratiroid dan kalsitonin.
d. Metabolisme Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium di dalam
cairan intraseluler. Magnesium di dalam alam merupakan bagian dari klorofil daun.
Peranan magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam
ikatan hemoglobin di dalam darah pada manusia yaitu untuk pernafasan.
Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator
dalam reaksi-rekasi biologi termasuk reaksi-rekasi yang berkaitan dengan
metabolisme energi, karbohidrat, lipd, protein dan asam nukleat serta dalam sintesis,
degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA. Sebagian besar reaksi ini terjadi dalam
mitokondria sel.
Di dalam cairan sel ekstraseluler magnesium berperan dalam transmisi saraf,
kontrak, atot, dan pembekuan darah. Dalam hal ini peranan magnesium berlawanan
dengan kalsium. Kalsium merangsang kontraksi otot, sedangkan magnesium
mancegah. Kalsium menyebabkan ketegangan saraf, sedangkan magnesium
melemaskan saraf.
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan
bantuan alat angkut aktif dan secara difusi aktif. Di dalam darah sebagian besar
magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas, atau dalam bentuk molekul kompleks
hingga molekul kecil. Keseimbangan magnesium di dalam tubuh terjadi melalui
penyesuaian ekskresi magnesium melalui urin. 21 gr dalam tubuh, 70% bersama
kalsium Ca & P dalam tulang. Lainnya di jaringan lunak & cairan tubuh. Diperoleh
dari padi-padian, kacang, coklat, seafood, ASI. Alkohol meningkatkan hilangnya Mg
dari tubuh. Kekurangan Mg timbulkan gangguan fungsi otot dengan tremor, kejang.
Kebutuhan laki-laki 200 700 mg/hari.
e. Metabolisme Kalium (K)
Kation utama didalam cairan intrasel; fungsi saraf dan otot, Na+/K+ ATPase,
keseimbangan asam basa. Metabolismenya diatur oleh aldosteron.
Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di
dalam cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi 150 mmol/L. Sekitar 90% dari
total kalium tubuh akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total
kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascular yang terdapat pada cairan
ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di
dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat
bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa
otot (muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari.
Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan
cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium
(Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan
enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan
garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang
terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat.
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium
yang dimakan diekskresi melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan
sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara
oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengabsorpsi kembali, dan
mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam
bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam
tubuh ginjal.
Mineral Mikromolekul
a. Metabolisme Besi (Fe)
akan memudahkan difusi dan penyerapan flournya. Pada gigi yang baru erupsi
emailnya juga akan menyerap fluor lebih banyak daripada email yang telah matang.
c. Metabolisme Yodium (I)
Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu sebanyak
kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. sekitar 75% iodium ini ada di
dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin
tetraiodotionin (T4), dan triiodotionin (T3).
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Ekskresi dilakukan
melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi. Di dalam darah, iodium
terdapat dalam bentuk bebas dan terikat protein. Manusia dewasa sehat mengandung
15-20 mg iodium, 70-80% di antaranya berada dalam kelenjar tiroid. Penangkapan
yodida oleh kelenjar tiroid dilakukan untuk memelihara transpor aktif yang
dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini diatur oleh hormon yang merangsang tiroid
dan hormon Tirotrofin yang dikeluarkan oleh hipotalamus yang dikeluarkan oleh
darah ke sel-sel sasaran dan hati; di dalam sel-sel sasaran dan hati tirkosin dipecah
dan bila diperlukan yodium kembali digunakan. Iodium disimpan didalam tiroid
sebagai tiroglobulin.
Dalam saluran pencernaan iodium bahan makanan dikonversi menjadi I( mudah diserap ) bergabung dengan pool iodide intra / ekstraseluler iodium ke
kelenjar tiroid untuk disimpan setelah mengalami peroksidasi akan melekat dengan
tirosin dari tiroglobulin.
E. Hormon yang Mengatur Metabolisme Air dan Mineral
Hormon yang berhubungan dengan metabolisme air dan mineral yaitu hormon paratiroid
dan hormon kalsitonin.
a. Hormon paratiroid
Berasal dari kelenjar paratiroid yang terdiri dari empat kelenjar kecil, terletak
bilateral pd ujung atas dan bawah kelenjar tiroid. Hormon paratiroid merupakan rantai
polipeptida tunggal yang terdiri dari 84 asam amino, 34 asam amino pertama
merupakan bagian yang penting karena menentukan aktivitas biologisnya. Hormon
paratiroid disintesis dalam kelenjar paratiroid.
DAFTAR PUSTAKA
Meiyana, Clara. Makalah Vitamin dan Mineral. Available :
https://www.academia.edu/10106266/makalah_vitamin_dan_mineral (diakses tanggal 24
Maret 2015 pukul 18.00 WITA)
Setiadi, Adi dkk. 2012. Makalah Biokimia Annorganik Air, Vitamin, Mineral. Available :
https://www.scribd.com/doc/141331610/Makalah-Biokimia-Annorganik-Air-VitaminMineral (diakses tanggal 24 Maret 2015 pukul 18.45 WITA)
Marizki,Vivi.2014.Metabolisme Air Mineral. Available:
http://www.scribd.com/doc/197164340/Metabolisme-air-mieral-ppt#scribd (diakses
pada tanggal 24 Maret 2015 pukul 14.00 WITA)
Rizky.2012.Metabolisme Air dan Mineral. Available:
http://www.slideshare.net/rezaagung/metabolisme-air-dan-mineral (Diakses pada
tanggal 24 Maret 2015 pukul 14.30 WITA)
Kurniawan,Risky Indra.2012.Metabolisme Air. Available:
http://www.slideshare.net/RiskyIndraKurniawan/metabolisme-air-dr-tien (Diakses pada
tanggal 24 Maret 2015 puku 14.58 WITA)