Anda di halaman 1dari 10

NAMA : NURFIFI ARBA

NPM : 03292111018

KELAS/SEMSTER : B/III (TIGA)

RESUME BIOKIMIA VITAMIN

1. Vitamin Sebagai Mikronutrien Organik Esensial.


Vitamin (bahasa inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik
amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin berasal dari bahasa latin yaitu,
vita yang artinya “hidup” dan amina (amine) yang mengacu pada gugus organic yang
memiliki atom nitrogen (N), namun pada dasarnya juga terdapat banyak vitamin yang tidak
mengandung unsur N.
Vitamin pada tubuh manusia dibutuhkan hanya dalam jumlah milligram (mg) atau
mikrogram per hari, sehingga vitamin disebut sebagai mikronutrien. Istilah mikronutrien
ini digunakan untuk membedakan antara unsur mikronutrien dan mikronutrien yang
meliputi karbohidrat, protein, dan lemak yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam
jumlah yang besar, yaitu ratusan gram per hari.
Vitamin diperlukan hanya dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai
katalisator yang memungkinkan transformasi kimia makronutrien yang secara umum
disebut sebagai metabolisme. Seperti halnya enzim, bentuk aktif dari vitamin terdapat pada
konsentrasi yang rendah di dalam jaringan.
Pada saat ini telah diketahui bahwa jumlah vitamin ada 13 jenis. Nama vitamin
pertama kali digunakan bagi mikronutrien organik spesifik yang dibutuhkan untuk
mencegah penyakit kekurangan giziyang disebut beri-beri, yang pernah menjadi penyakit
utama negara-negara dengan makanan pokoknya berupa beras. Karena faktor ini
mempunyai sifat-sifat suatu amine, maka menyebutnya “vitamin”, menunjukkan amine
yang esensial bagi kehidupan. Kemudian, setalah sejumlah mikronutrien organic esensial
lainnya ditemukan, huruf “e” ditiadakan karena ditemukan bahwa tidak semua vitamin
merupakan amin.
Hampir semua vitamin yang diketahui terdapat di dalam sel hewan dan kebanyakan
tumbuhan seta mikroorganisme dan menjalankan fungsi biokimia yang sama pentingnya.
Istilah vitamin lebih umum digunakan untuk golongan senyawa organik yang ikut serta
dalam jumlah sangat kecil pada fungsi normal sel. Beberapa organisme tidak dapat
mensintesa senyawa tersebut dan harus mendapatkannya dari sumber di luar tubuh.

2. Vitamin Sebagai Komponen Esensial Pada Koenzim dan Merupakan Gugus Protein
Enzim.
Secara biokimiawi, vitamin pertama kali ditemukan pada tahun 1930 melalui titik
temu dua garis penelitian, yaitu pada struktur kimia koenzim dan pada struktur vitamin.
Pada tahun 1935, Otto Warburg, seorang biokimiawan Jerman berhasil mengisolasi dan
mengidentifikasi struktur koenzim yang sekarang disebut nikotinamida adenine
dinukleotida fosfat yang dibutuhkan di dalam rekasi oksidasi-reduksi enzimatis tertentu di
dalam sel. Salah satu komponen enzim yang ditemukannya adalah senyawa organik
sederhana nikotinamida yang diisolasi dari tembakau beberapa tahun sebelumnya.
Beberapa tahun kemudian, ahli biokimia Amerika D. Wayne Woolley dan Conard
Elvehjem mencoba mengidentifikasi struktur kimia senyawa yang diisolasi dari daging dan
makanan lainnya yang dapat mencegah atau menyembuhkan penyakit kekurangan nutrisi
pada anjing yang disebut “lidah hitam” yang mirip “pellagra” pada manusia. Woolley dan
Elvehjem sangat terkejut melihat adanya kesamaan struktur kimia di antara nikotinamida,
dapat disimpulkan bahwa nikotinamida dapat menyembuhkan venyakit lidah hitam pada
anjing dan pallegra pada manusia. Oleh karena itu, kita dapat mnegtahui bahwa
nikotinamida adalah komponen penting dari koenzim yang diperlukan di dalam katalis
enzimatis reaksi oksidasi-reduksi tertentu. Meskipun nikotinamida adalah molekul yang
sangat sederhana, tetapi kebanyakan hewan tidak membuatnya dalam jumlah yang cukup,
sehingga dapat diperoleh dari ransum makanannya.
Segera setelah itu, vitamin-vitamin lainnya ditemukan berfungsi sebagai komponen
koenzim atau gugus prostetik enzim lainnya. Karena koenzim berfungsi mengkatalisa dan
terdapat dalam jumlah sangat sedikit di dalam sel, maka kebutuhan nutrisi akan vitamin
dapat dipenuhi dalam jumlah yang kecil. Sebagai contoh, kebutuhan minimum manusia per
hari akan vitamin B6 kira-kira 2 mg, dan untuk vitamin B12 kurang dari 12µg.

2
3. Pengelompokan Vitamin
Vitamin dibedakan menjadi dua kelas, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin
yang larut dalam lemak.
Vitamin yang larut di dalam air meliputi tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin
B2), asam nikotinat, asampantotenat, piridoksin (vitamin B6), biotin, asam folat, vitamin
B12 dan asam askorbat (vitamin C). Hampir semua vitamin tersebut telah diketahui fungsi
koenzimnya.
Fungsi biokimiawi vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E,
dan K, yang merupakan senyawa berminyak dan tidak larut dalam air, tidak diketahui
dengan jelas. Selain vitamin-vitamin yang telah dikenal ini, terdapat senyawa lain yang
diperlukan oleh sejumlah kecil spesies yang umumnya tidak sebagai vitamin. Golongan ini
meliputi karnitin, inosol, dan asam lipoat.
Berikut merupakan tabel vitamin dan peranannya pada fungsi enzim.

Vitamin Bentuk Koenzim (bentuk Jenis Reaksi atau


aktif) Proses yang
dilangsungkannya
Larut di Tiamin (B1) Tiamin pirofosfat Dekarboksiliasi asam α-
dalam air keto
Riboflavin (B2) Flavin mononukleotida, Reaksi oksidasi-reduksi
flavin adenine dinukleotida
Asam nikotinat Nikoyinamida adenine Reaksi oksidasi-reduksi
dinokleotida, nikotin amida
adenine dinokleotida fosfat
Asam pantotenat Koenzim A Transfer gugus asil
Pirodoksin Virodoksin fosfat Tranfer gugus amino
Biotin Biositin Transfer CO2
Asam folat Asam tetrahidrofolat Transfer gugus 1-
karbon

3
Vitamin B12 Deoksi adenosil kobalamin Pemindahan 1 2
(Kobalamin) hidrogen
Asam askorbat Tidak diketahui Kofaktor pada reaksi
(vitamin C) hidroksilasi
Larut di Vitamin A Retinal Siklus penglihatan
dalam Vitamin D 1, 25- Regulasi metabolism
lemak dihidroksikolekalsiferol CO2+
Vitamin E Tidak diketahui Perlindungan lipida
membrane
Vitamin K Tidak diketahui Kofaktor pada reaksi
karboksilasi

a. Vitamin yang larut di dalam air


1) Tiamin (Vitamin B1) berfungsi dalam bentuk tiamin pirofosfat
Vitamin B1 atau tiamin penting di dalam nutrisi kebanyakan vertebrata
dan beberapa spesies mikroba. Kekurangan vitamin B1 vada manusia dapat
menyebabkan penyakit beri-beri, suatu penyakit yang ditandai dengan tak
terkendalinya syaraf paralisis dan kehilangan berat. Defisiensi kekurangan
vitamin B1 ini juga mengakibatkan rusaknya alat pencernaan makanan yang
disertai muntah-muntah dan diare.
Tiamin pertama kali diisolasi dan dimurnikan pada tahun 1926. Struktur
kimianya ditentukan pada awal tahun 1930-an oleh Robert R. Williams di
Amerika Serikat dan sistesis kimianya tercapai segera setelah venentuan itu.
Koenzim yang berasal dari vitamin ini adalah tiamin pirofosfat (TPP).
Tiamin mengandung system dua cincin, sautu pirimidin dan tiazol. Pada
jaringan hewan, tiamin terutama terdapat sebagai tiamin pirofosfat yang
merupakan bentuk koenzimnya. Tiamin pirofosfat berfungsi sebagai koenzim
bagi beberapa reaksi enzimatik yang melibatkan pemindahan gugus aldehida
dari molekul donor menjadi molekul penerima. Pada reaksi tersebut tiamin
pirofosfat berfungsu sebagai senyawa perantara yang membawa gugus aldehida
yang terikat secara kovalen dengan cincin tiazol.

4
Sumber vitamin B1 adalah biji-bijian seperti beras, gandum; sumber
lainnya dalah daging, ungags, telur, hati, kedelai, kacang tanah, sayuran dan
susu.
Kehilangan atau kerusakan tiamin selama proses pemasakan disebabkan
oleh sifat tiamin yang larut dalam air, dan tidak tahan terhadap pemanasan
yang terlalu lama. Adanya alkali juga menyebabkan kerusakan tiamin.
2) Riboflavin (B2) sebagi komponen flavin nukleotida
Vitamin B2 pertama kali diisolasi dari susu, diidentifikasi dan disintesis
pada tahun 1935. Warna kuningnya yang pekat disebabkan oleh system cincin
isoaloksasin yang kompleks. Selanjutnya ditemukan bahwa riboflavin adalah
komponendari dua koenzim yang berhubungn erat yaitu flavin mononukleotida
(FMN) dan flavinadnenin dinukleotida (FAD).
Tanda-tanda defisiensi vitamin ini adalah keilosis (terjadi kerak pada
sudut mulut yang berwarna merah). Sember vitamin adalah susu, daging, telur,
ikan. Biji-bijian seperti beras dan gandum mengandung riboflavin dalam
jumlah yang kecil.
3) Nikotinamida adalah gugus aktif dari koenzim NAD dan NADP
Kekurangan asam nikotinat pada manusia dapat menyebabkan penyakit
kurang gizi “pellagra” (dalam bahasa Italia berarti “kulit kasar”). Pellagra
terdapat di berbagai penjuru dunia yang makanannya miskin akan kebutuhan
daging, susu, dan telur dan amat bergantung pada jagung sebagai makanan
pokok. Baik asam nikotinat maupun amidanya nikotinamida bersifat aktif
dalam mencegah dan menyembuhkan pallegra. Karena namanya, beberapa
orang menganggap salah bahwa tembakau adalah senyawa bergizi, oleh karena
itu diberikan nama alternative bagi asam nikotinat untuk penggunaannya secara
umum.
Nikotinamida merupakan komponen dari dua enzim yang berhubungan,
nikotinamida adenine dinukleotida (NAD) dan nimotinamida adenine
dinikleotida fosfat (NADP).
4) Asam pantotenat adalah komponen koenzim A

5
Asam pantotenat pertama kali diisolasi pada tahun 1038 dari khamir dan
ekstrak hati oleh Roger Williams (saudara Robert Williams). Asam pantotenat
ditemukan pada semua jaringan tumbuhan dan hewan juga pada
mikroorganisme, tetapi barulah beberapa tahun setelah diisolasi fungsi
koenzimnya diidentifikasi oleh Fritz Lipmann dan Nathann Kavlan. Mereka
telah menemukan kofaktor tahan panas yang penting untuk melangsungkan
asitelasi enzimatik alkohol atau amin yang bergantung pada ATP.

5) Piridoksin (vitamin B6) penting di dalam metabolisme asam amino


Golongan vitamin B6 terdiri dari tiga senyawa yang erat hubungannya,
yaitu piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin, yang segera saling bertukar di
dalam makhluk hayati. Bentuk aktif vitamin B6 adalah piridoksal fosfat, yang
selalu dalam bentuk amino peridoksamin fosfat. Peridoksal fosfat berfungsi
sebagai gugus prostetik yang berikatan kuatpada sejumlah enzim yang
mengkatalisa reaksi asam amino. Yang paling umum dijumpai dan paling
banyak diketahui adalah reaksi transmisi yang melibatkan pemindahan davit
balik gugus amino dari suatu asam α-amino ke atom α-karbon pada asam α-
keto.
Gejala yang tanpak pada defisiensasi vitamin B6 adalah hambatan
pertumbuhan, badan lemah dan gangguan mental, ermenia, dan dermatitis.
Sumber vitamin B6 adalah daging, ungags, ragi,legume, serelia, ubi jalar
dan kentang.
6) Biotin adalah komponen aktif biositin, gugus prostetik beberapa enzim
karboksilase
Pada tahun 1935, Frits Kogl, seorang ahli biokimia Belanda mengisolasi
1 mg faktor pertumbuhan dalam bentuk Kristal dari 250kg kuning telur kering,
yang diperlukan oleh sel khamir dan juga tikus yang diberi makan putih telur
mentah dalam jumlah besar. Faktor pertumbuhan baru tersebut dinamakan
biotin. Meskipun telur kaya akn nutrisi dan mengandung biotin, konsumsi
dalam jumlah besar putih telur mentah dapat menyebabkan kekurangan biotin
pada hewan. Keadaan paradox ini disebabkan karena putih telur mengandung

6
protein avidin yang mengikat biotin dengan sangat kuat dan tidak membiarkan
vitamin terserap oleh usus.
Biotin sebagai kofaktor terikat kuat pada bagian protein enzim. Ada tiga
jenis reaksi yang dapat dilangsungkan oleh biotin yaitu, reaksi karboksilasi
pada karbon dari asil KoA, reaksi karboksilasi pada atom karbon yang
berikatan ganda dari rantai karbon senyawa asil KoA, reaksi transkarboksilasi
pada senyawa asil KoA.
Pada enzim yang kerjanya bergantung pada biotin, molekul biotin
berikatan secara kovalen dengan protein enzim melalui ikatan amida denagn
gugus e-amino dari residu lisin spesifik pada sisi aktif enzim.
Gejala yang ditimbulkan akibat defisiensi vitamin ini adalah kulit
menjadi kasar dan bersisik, rasa sakit pada urat-urat, kulit memucat, anoreksia
dan mual, kadar hemoglobin menurun, kadar kolesterol naik, dan kadar biotin
urine menurun sampai 1/10 normal.
Sumber yang bagus untuk vitamin biotin adalah daging, kuning telur,
kacang polong, kenari atau kemiri.
7) Asam folat adalah perkursor koenzim asan tetrahidrofolat
Asam folat pertama kali diisolasi dari daun bayam, tetapi menunjukkan
distribusi biologi yang amat luas. Molekul ini terdiri dari tiga komponen utama
yaitu asam glutamate, asam p-aminobenzoat, dan pteridin.
Asam folat tidak memiliki aktivitas koenzim, tetapi molekul ini tereduksi
secara enzimatik di dalam jaringan menjadi asam tetrahidrofolat (FH 4), yang
merupakan bentuk koenzimaktifnya. Tetrahidrofolat berveran dalam
pembentukan komponen-komponen RNA dan DNA, oleh karenanya penting
untuk pembelahan sel dan reproduksi.
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan sejenis anemia dengan sel
darah merah yang tidak cukup matang sebagaimana mestinya (anemia
megaloblastik), dan glositis (inflamasi pada lidah).
Makanan sumber asam folat antara lain, hati, sayuran berwara hijau tua
terutama bayam, asparagus, dan kacang-kacangan.
8) Vitamin B12 adalah perkursor koenzim B12

7
Vitamin B12 merupakan vitamin yang paling kompleks di antara vitamin
yang lainnya. Pada tahun 1926, dua orang dokter dari Amerika, George Minos
dan William Murphy menemukan bahwa sejumlah besar hati yang baru
dimasak dapat menyembukan penyakit anemia pernisiosa, suatu penyakit yang
kompleks dan seringkali bersifat fatal.Vitamin B12 bersifat unik di antara
semua vitamin lainnya, yaitu molekul ini tidak hanya mengandung suatu
molekul organic yang kompleks, tetapi juga unsur kelumit esensial yaitu
kobalt. Vitamin B12 yang biasanya diisolasi disebut sianokobalamin sebab
molekul ini mengandung gugus sianoyang berikatan dengan kobalt. Kompleks
cincin klorin B12 tempat kobalt terkoordinasi, serupa dengan sistem cincin
porfirin pada heme dan protein heme.
Enzim yang memerlukan koenzim vitamin B12 mempunyai kemampuan
melangsungkan pemindahan atom hydrogen dari satu atom karbon ke atom
karbon berikutnyasebagi ganti alkil, karboksil, atau gugus amino.
Defisiensi vitamin ini biasanya disebabkan oleh kerusakan sistem absorbs
di usus. Beberapa gejala defisiensi atau kekurangan vitamin B12 antara lain,
anemia vernisiosa yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi
B12, pucat dan mencadi kurus, anoreksia (kehilangan nafsu makan), gangguan
neurologis, dan depresi mental.
Sumber vitamin B12 terutama berasal dari makanan hewani seperti
daging, susu, telur, ungags, mentega, dan hati. Makanan sumber nabati tidak
mengandung vitamin B12.
9) Vitamin C atau asam askorbat fungsi biokimiawinya belum diketahui
Vitamin C atau asma askorbat memiliki fungsi sebagai kofaktor di dalam
hidroksilasi enzimatik resido prolin pada kolagen dari jaringan pengikat
vertebrata, membentuk residu 4-hidroksipolin. Residu 4-hidroksipolin
ditemukan hanya pada kolagendan tidak ada pada protein hewan lainnya.
Dalam larutan air, vitamin C mudak dioksidasi, terutama apabila
dipanaskan. Oksidasi dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis.
Kehilangan vitamin sering terjadi pada pengolahan, pengeringan, dan cahaya.

8
Dalam pernapasan sel vitamin C vabyaj terlibat, namun mekanismenya
belum diketahui dengan jelas. Peran penting vitamin ini antara lain, oksidasi
fenilalanin menjadi tirosin, reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran
pencernaan, mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folinat, dan
sintase hormone-hormon steroid dari kolesterol.
Penyakit atau gejala yang tampak akibat defisiensi vitamin antara lain,
skorbut atau pendarahan gusi, mudah terjadi luka dan infeksi tubuh, hambatan
pertumbuhan pada bayi dan anak, pembentukan tulang yang tidak normal pada
bayi dan anak-anak, kulit mudah mengelupas.
Sumber dari vitamin C adaah senyawa berwarna hijau, dan buah-buahan.
b. Vitamin yang larut di dalam lemak
1) Vitamin A memungkinkan melakukan beberapa fungsi
Vitamin A pertama kali diisolasi sebagai faktor nutrisi esensial oleh
Elmer McCollum pada tahun 1915dan kemudian diisolasi dari minyak hati
ikan. Terdapat dua bentuk alamiah dari vitamin A, yaitu Vitamin A1 (retinol)
yang diperoleh dari hati ikan air laut dan vitamin A2 yang diperoleh dari hati
ikan air tawar.
Vitamin A sendiri tidak terdapat dalam tunbuhan tetapi banyak tanaman
yang mengandung senyawa isoprenoid, dikenal sebagai karotenoid yang dapat
diubah secara enzimatik menjadi vitamin Aoleh kebanyakan hewan.vitamin A
dibentuk dengan penguraian β-karoten yang memberikan wortel, ubi jalar dan
sayuran kuning memiliki warna yang khas.
Vitamin A berperan pada sistesis makroprotein dan mukopolisakarida
yang berfungsi mempertahankan kesatuan epitel, khususnya jaringan mata,
mulut, alat pencernaan, alat pernapasan, dan saluran ginjal atau urin. Dama
pertumbuhan tulang dan gigi, vitamin A juga merupakan faktor yang esensial.
Defisiensi vitamin A dapata menyebabkan seseorang tidak dapat melihat
dengan jelas dalam cahaya redup (a rabun senja), dapat menyebabkan
perubahan pada epitel, dan perkembangan tulang dan gigi yang tidak normal.
Beberapa sumber yang mengandung vitamaninA adalah minyak ikan,
mentega, hati, keju, susu, sayuran hijau, buah-buahan warna kuning, margarin.

9
2) Vitamin D
Bila ditinjau strukturnya, dalam vitamin D dikenal beberapa senyawa
yakni, D1,D2,D3 dan seterusnya. Dua di antaranya adalah penting, meskpun
semua memiliki khasiat sebagai antirakitis. Vitamin D2 berasal dari tumbuhan,
sekarang dikenal sebagai ergokalsiferol, dan D3 atau koleksiferol berasal dari
hewan. Vada jaringan hewan di bawah jaringan epidermis terdavat bahan
pembentuk vitamin D berubah menjadi vitamin D3di bawah pengaruh sinar
matahari pagi.
Vitamin D mengatur absorbsi kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan
makanan, mengatur klasifikasi tulang dan gigi, dan diperkirakan membuat
mukosa usus halus menjadi lebiih permeable untuk kalsium dan fosfor.
Sumber dari vitamin D ialah minyak ikan, susu, senyawa di abwah
jaringan epidermis yang dapat menjadi vitamin D oleh sinar ultra violet.
Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan rictesia pada anak-anak,kejang
dan osteomalansia (melunaknya tulang) pada orang dewasa.
3) Vitamin E
Golongan vitamin E sedikitnya terdiri dari jenis molekul α, β, dan γ-
tokoferol, di antaranya α-tokoferol adalah jenis yang penting.
4) Vitamin K adalah komponen enzim karboksilasi

10

Anda mungkin juga menyukai