4
Struktur Kimia Tiamin
Struktur thiamin mengandung cincin pyrimidine dan cincin
thiazole yang dihubungkan dengan jembatan metilen.
5
Peranan Vitamin B1 (Tiamin)
Dalam tanaman, terutama serelia, vitamin B1 terdapat
dalam keadaan bebas, sedangkan dalam jaringan hewan
terdapat sebagai koenzim (bentuk kompleks dengan
protein atau kompleks protein-fosfat), yaitu tiamin
pirofosfat (TPP, thiamine pyrophosphate), koenzim pada
katabolisme gula dan asam amino.
Tiamin telah lama dikenal sebagai antineuritik
menormalkan kembali susunan syaraf.
Tiamin dikenal sebagai obat anti beri-beri.
6
Sumber Vitamin B1 (Tiamin)
7
Kebutuhan Vitamin B1 (Tiamin)
8
Defisiensi Vitamin B1 (Tiamin)
Menyebabkan rusaknya alat pencernaan makanan yang
disertai muntah-muntah dan diare.
Menyebabkan terjadinya penyakit beri-beri terutama pada
negara-negara yang menggunakan makanan pokok nasi. Gejala
yang muncul : lelah, hilang nafsu makan, BB turun, daya ingat
turun, kelemahan otot dan gangguan pencernaan.
Pada tahap lebih lanjut, dapat menyebabkan polineuritis, yang
disebabkan terganggunya transmisi syaraf atau jaringan syaraf
menderita kekurangan energi.
Pada orang dewasa, sering terjadi gangguan jantung dan udem
pada kaki bawah/telapak kaki serta persendian kaki. Bila
berlanjut, udem dapat terjadi dirongga dada dan disebut beri-
beri basah.
9
Defisiensi Vitamin B1 (Tiamin)
Beri-beri pada bayi juga sering terjadi karena ibu-ibu yang
menyusui kekurangan tiamin. Gejala yang muncul udem pada
muka, pucat, mudah terangsang, muntah, sakit perut, hilang
suara dan kejang. Bayi dapat meninggal dalam waktu beberapa
jam.
Kekurangan tiamin juga banyak diderita oleh para pecandu
alkohol karena dalam metabolisme alkohol dan karbohidrat
menjadi energi, memerlukan banyak tiamin. Saat ini telah
dilakukan fortifikasi tiamin dalam bir.
10
Kelebihan Vitamin B1 (Tiamin)
11
Sifat Vitamin B1 (Tiamin)
12
Identifikasi Vitamin B1 (Tiamin)
Organoleptis : bubuk kristal putih, bau khas seperti ragi.
Larut dalam air, kurang larut dalam etanol, tidak larut
dalam aseton, eter dan kloroform.
Reaksi Tiokrom :
Sampel + 3 ml NaOH + 2 tts larutan kalium heksasianoferat
(III) 5% dibuat segar + 5 ml isobutanol, kocok kuat-kuat
selama beberapa menit setelah terpisah, lapisan atas
akan berfluoresensi biru-ungu.
Sampel + 1 ml larutan Pb (II) asetat 10% dan 2 ml NaOH 6N
segera terbentuk warna kuning. Pada pemanasan
terbentuk endapan coklat-hitam.
13
b.Vitamin B2
(Riboflavin)
14
Struktur Kimia Riboflavin
Vitamin B2 (riboflavin) disiolasi
pertama kali dari susu,
diidentifikasi dan disintesis pada
tahun 1935.
Vitamin ini merupakan kristal
kuning jingga yang
mengandung cincin
isoaloksasin.
Vitamin B2 disebut riboflavin
karena strukturnya mirip
dengan gula ribosa dan punya
kaitan dengan kelompok flavin.
15
Peranan Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin merupakan komponen suatu sistem enzim
yang dikenal sebagai flavoprotein dan terlibat dalam
reaksi metabolisme.
Riboflavin merupakan bagian dari 2 koenzim yaitu
riboflavin fosfat yang juga disebut flavin mono
nukleotida (FMN) dan flavin adenin dinukleotida (FAD).
Kedua enzim ini merupakan gugus prostetik penerima
hidrogen (dehidrogenase) siklus krebs.
Riboflavin juga merupakan komponen dari enzim asam
L- dan D-amino oksidase, yang mengoksidasi asam
amino dan asam hidroksi menjadi asam α-keto.
16
Sumber Vitamin B2 (Riboflavin)
Sumber riboflavin terutama berasal dari hasil ternak seperti
hati, ginjal, jantung, susu, daging, telur juga ikan.
Sayuran dan biji-bijian seperti beras dan gandum, hanya
mengandung riboflavin dalam jumlah yang kecil.
Buah-buahan dan ubi-ubian juga rendah kandungan
riboflavin.
Riboflavin juga dapat disintesis oleh flora usus.
Susu sapi yang disimpan dalam botol jernih bila kena sinar matahari
langsung, akan kehilangan riboflavin sampai 75% dalam waktu 3 jam.
Penyimpanan dalam botol yang berwarna keruh lebih banyak
melindungi kandungan riboflavin.
17
Kebutuhan Vitamin B2 (Riboflavin)
18
Defisiensi Vitamin B2 (Riboflavin)
Kekurangan riboflavin (ariboflavinosis) merupakan
penyakit yang umum ditemui, tetapi biasanya dianggap
ringan.
Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan cheilosis
(terjadi kerak pada sudut mulut yang berwarna merah),
dengan gejala : retak-retak pada kulit disudut mulut/bibir,
kerak-kerak pada kulit, bibir dan lidah, mulut semakin hari
semakin sakit.
Selain itu, kekurangan riboflavin menyebabkan gangguan
pada mata, yaitu mata menjadi sangat sensitif terhadap
cahaya dan cepat lelah, biasanya juga diikuti dengan
kekaburan mata.
19
20
Sifat Vitamin B2 (Riboflavin)
21
Identifikasi Vitamin B2 (Riboflavin)
Organoleptis : bubuk kristal kuning sampai kuning-jingga, rasa pahit.
Tidak larut dalam etanol, aseton, eter dan kloroform.
Uji kualitatif :
• Larutan 1 mg dalam 100 ml air berwarna kuning hijau dan
berfluoresensi kuning hijau tua. Setelah ditambahkan beberapa
tetes HCl 3N atau NaOH 3N, fluoresensi hilang.
• Sampel + 1 ml lar. Perak nitrat 5%, beberapa menit kemudian
terbentuk warna merah. Setelah dibiarkan beberapa lama,
terbentuk endapan merah.
• 10 mg sampel dilarutkan dalam 5 ml asam sulfat pekat
terbentuk larutan berwarna merah.
22
c.Vitamin B3 (Niasin)
24
Struktur Kimia Vitamin B3 (Niasin)
25
Peranan Vitamin B3 (Niasin)
Niasin atau niasin amida merupakan 2 senyawa yang
memiliki sifat biologis sama.
Seperti vitamin B lainnya, niasin berperan dalam reaksi
enzimatik dalam tubuh atau metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein yaitu koenzim I (Nicotinamide
adenine dinucleotide = NAD) dan koenzim II
(Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate =
NADP). Niasin sangat diperlukan agar suplai energi
dalam jaringan tubuh berjalan normal.
Niasin sangat mudah diserap usus kecil dan beberapa
cadangan dapat disimpan dalam tubuh.
26
Peranan Vitamin B3 (Niasin)
Asam amino triptofan merupakan prekursor niasin,
dimana 60 mg triptofan menghasilkan 1 mg niasin.
Makanan yang mengandung jumlah triptofan cukup akan
dapat mencukupi keperluan niasin.
Perubahan triptofan menjadi niasin memerlukan adanya
vitamin B6.
27
Sumber Vitamin B3 (Niasin)
Sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin B3
antara lain mangga, asparagus, kacang-kacangan, jamur.
Selain itu, produk yang berasal dari hewan juga banyak
mengandung vitamin B3 seperti ikan tuna, ikan salmon,
daging ayam, daging sapi, telur dan susu.
28
Kebutuhan Vitamin B3 (Niasin)
29
Defisiensi Vitamin B3 (Niasin)
Kekurangan niasin yang parah setelah beberapa bulan akan
mengakibatkan Pelagra atau kulit kasar – yang dikenal
dengan 3D (dermatitis, diare dan demensia).
Pelagra memiliki gejala yang spesifik seperti sakit
tenggorokan, lidah dan mulut serta dermatitis yang sangat
khas yaitu simetrik terutama pada bagian badan yang tidak
tertutup seperti tangan, lengan, siku, kaki, kulit serta leher.
Dermatitis pada leher biasanya melingkar seperti kalung
yang dikenal sebagai kalung Cassal.
Mula-mula kulit berwarna merah, bengkak, lunak dan
menyerupai sunburn. Bila keadaan tersebut berlanjut, maka
kulit akan bersisik dan kadang terjadi luka.
30
31
Sifat Vitamin B3 (Niasin)
32
d. Vitamin B5
(Asam Pantotenat)
33
Struktur Kimia Asam Pantotenat
34
Peranan Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Vitamin ini merupakan pembentuk ko enzim A, yang
berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein, khususnya dalam produksi energi.
Vitamin ini juga berperan dalam metabolisme asam
lemak.
35
Sumber Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
36
Kebutuhan Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
37
Defisiensi Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
41
Struktur Kimia Piridoksin
42
Bentuk-Bentuk Piridoksin
43
Peranan Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin B6 bertindak sebagai koenzim piridoksal fosfat
yang dapat dibentuk dari salah satu dari 3 bentuk yang
ada.
Karena sifatnya yang larut dalam air, tubuh hanya dapat
menyimpan vitamin B6 dalam jumlah yang kecil, kira-kira
separuhnya dalam bentuk glikogen fosforilase.
Ketiga bentuk dapat dibuang keluar melalui urin, tetapi
sebagian besar keluar berbentuk sebagai piridoksal.
Dalam keadaan kekurangan vitamin B6, asam piridoksat
banyak dibuang melalui urin, sehingga hal ini dapat
digunakan sebagai indikator keadaan kandungan vitamin
B6 dalam tubuh pasien.
44
Peranan Vitamin B6 (Piridoksin)
Piridoksal fosfat adalah koenzim bagi banyak reaksi
enzim dan sebagian besar terlibat dalam metabolisme
asam amino (dekarboksilasi, transaminasi dan
perubahan triptofan menjadi niasin).
Karena vitamin B6 (piridoksin) memegang peranan
penting pada metabolisme asam amino, jadi bila
kekurangan vitamin B6 akan terjadi gangguan
metabolisme protein sehingga mengganggu kerja otak
dan susunan syaraf.
Selain itu, vitamin B6 juga berperan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak, pembentukan sel darah merah dan
menjaga kesehatan kulit.
45
Sumber Vitamin B6 (Piridoksin)
Sumber utama vitamin B6 adalah daging, unggas dan
ikan; kemudian disusul oleh kentang, ubi jalar dan sayur-
sayuran; baru oleh susu dan biji-bijian. Biji-bijian utuh
merupakan sumber yang kaya akan vitamin B6.
46
Kebutuhan Vitamin B6 (Piridoksin)
Keperluan vitamin B6 per orang per hari sangat tergantung pada
jumlah protein yang dikonsumsi.
Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam metabolisme asam
amino, sehingga konsumsi sehari-hari harus sebanding dengan
konsumsi protein, karena protein dibuat dari asam amino.
47
Defisiensi Vitamin B6 (Piridoksin)
Karena vitamin B6 banyak terdapat dalam makanan, kekurangan
vitamin ini jarang terjadi karena asupan makanan yang tidak
adekuat, namun terjadi karena kehilangan vitamin ini pada saat
pengolahan makanan.
Kekurangan vitamin B6 juga terjadi karena penyerapan yang
buruk dalam saluran pencernaan, alkoholisme atau pemakaian
obat-obat yang menguras cadangan vitamin B6 dalam tubuh
seperti INH, Hidralazin dan Penisilamin.
INH (asam isonikotinat hidrazida) sering diberikan pada
pasien tuberkulosa dalam waktu lama. Secara kimia, INH
mempunyai hubungan struktur dengan piridoksin dan
bekerja berlawanan/antagonis, dimana INH mengikat
piridoksin membentuk hidrazon yang diekskresikan ke urine
defisiensi vitamin B6.
48
Defisiensi Vitamin B6 (Piridoksin)
Pada bayi sering terjadi kekurangan vitamin B6 karena
mengkonsumsi susu kering yang telah kehilangan vitamin
B6 dengan gejala kejang, lemah badan dan sakit perut.
Gejala pada orang dewasa yang kekurangan vitamin B6
didapat dari percobaan mahasiswa yang diberikan ransum
dengan kadar B6 rendah selama 7 minggu. Akibatnya akan
terlihat penurunan kadar piridoksin.
Kekurangan vitamin B6 menyebabkan hambatan
pertumbuhan, badan lemah, gangguan mental, syaraf
motorik terganggu, dermatitis seborhoica sekitar mulut,
mata, glositis dan anemia hipokrom.
49
Kelebihan Vitamin B6 (Piridoksin)
Kelebihan vitamin B6 jarang terjadi, namun dosis tinggi
vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan
kerusakan syaraf, yang kadang-kadang tidak dapat
diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa pada kaki,
tangan dan mulut.
Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan,
kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi,
gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang
sepenuhnya.
50
Sifat Vitamin B6 (Piridoksin)
51
Identifikasi Vitamin B6 (Piridoksin)
Organoleptis : Serbuk hablur putih, tak berbau, rasa pahit.
Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol, praktis
tidak larut dalam eter, dalam aseton dan dalam kloroform.
Uji kualitatif :
Sampel + 2 - 3 tetes FeCl3 terjadi warna jingga sampai
merah tua.
Sampel + 2 tetes larutan CuSO4 2% dan 10 tetes NaOH 3N
terbentuk warna biru-ungu.
52
f. Vitamin B7 (Biotin)
54
Struktur Kimia Biotin
55
Peranan Vitamin B7 (Biotin)
Biotin sebagai kofaktor terikat kuat pada bagian protein
enzim.
Biotin merupakan koenzim dari berbagai enzim yang ikut
berpartisipasi dalam proses karboksilasi, dekarboksilasi
dan reaksi deaminasi.
Biotin sangat diperlukan dalam sintesis asam lemak dan
dalam reaksi fiksasi CO2 pada proses perubahan perurat
menjadi oksaloasetat.
Dalam siklus krebs (TCA cycle), biotin juga diperlukan
bagi perubahan asam suksinat menjadi fumarat dan
oksalosuksinat menjadi ketoglutarat.
Biotin juga berperan pada glukoneogenesis.
56
Sumber Vitamin B7 (Biotin)
Sumber biotin terutama terdapat dalam saluran
pencernaan karena mikroflora mampu membuatnya
dalam jumlah yang cukup banyak.
Pada bahan makanan, yang berasal dari nabati lebih
banyak mengandung biotin dibanding bahan makanan
yang berasal dari hewan. Contohnya dedak beras,
kacang kedelai, jeroan, kuning telur dan khamir.
Destiobiotin dan oksibiotin merupakan senyawa yang
aktif dalam ragi dan bakteri.
57
Kebutuhan Vitamin B7 (Biotin)
Konsumsi yang disarankan belum ditentukan dengan
pasti, tetapi menurut para ahli sudah cukup bila
mengkonsumsi 150 mcg/hari/orang dewasa.
58
Defisiensi Vitamin B7 (Biotin)
Kekurangan biotin terjadi pada manusia yang terlalu
banyak mengkonsumsi albumin.
Percobaan dilakukan pada 4 sukarelawan yang diberi
ransum percobaan yang mengandung kalori 3000 kkal
tetapi rendah biotinnya, dengan 928 kkal yang terdiri dari
putih telur (albumin) mentah untuk jangka waktu 10
minggu.
Pada minggu ketiga dan keempat, muncul gejala-gejala
pelepasan kulit, hyperesthesis dan pucat pada kulit dan
mukosa. Hemoglobin menurun kadarnya, kadar kolesterol
naik dan biotin pada air kencing turun sepersepuluh dari
normal. Semuanya ini dapat disembuhkan dalam waktu 5
hari dengan pemberian biotin 150 mg/hari.
59
Defisiensi Vitamin B7 (Biotin)
Selain gejala diatas, kekurangan biotin juga menyebabkan
rambut rontok, dermatitis sekitar mata yang biasa disebut
dengan dermatitis kaca mata, Insomnia , lidah berwarna
ungu atau bengkak, kulit menjadi kasar bersisik, rasa sakit
pada urat-urat dan anoreksi serta mual.
60
Sifat Vitamin B7 (Biotin)
61
g. Vitamin B9
(Asam Folat)
64
Peranan Vitamin B9 (Asam Folat)
Asam folat memiliki struktur kimia yang terdiri dari 3 bagian
yaitu pteridin, asam para amino benzoat (paba) dan asam
glutamat.
Asam folat secara biologi tidak aktif, tetapi aktivitas biologis
dimiliki oleh tetrahydrofolate (FH4) dan turunannya setelah
dikonversi menjadi dihydrofolic acid dalam hati.
Vitamin ini merupakan koenzim dari beberapa sistem enzim.
Vitamin ini berkaitan erat dengan sintesis purin, metionin dan
pada katabolisme histidin.
Selain itu, vitamin ini juga berperan pada penambahan gugus
metil pada pirimidin sehingga terbentuk timin yang merupakan
komponen penting dalam molekul DNA.
65
Peranan Vitamin B9 (Asam Folat)
Asam folat merupakan unsur penting dalam sintesis DNA
dan RNA, sehingga penting untuk pembelahan sel dan
reproduksi. Selain itu juga berperan dalam pembuatan dan
maturasi sel darah merah.
Pembuangan/ekskresi melalui urine atau feses biasanya
lebih banyak daripada yang dikonsumsi. Ini merupakan
bukti bahwa disamping melalui konsumsi bahan makanan,
asam folat juga disintesis dalam saluran pencernaan.
66
Sumber Vitamin B9 (Asam Folat)
Asam folat banyak terdapat didalam bahan makanan
baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk
konyugasi.
Hati, ginjal, khamir dan sayuran hijau gelap banyak
mengandung asam folat.
Sedang umbi-umbian, hasil susu, daging babi dan daun
yang berwarna terang, sedikit sekali kandungan asam
folatnya.
67
Kebutuhan Vitamin B9 (Asam Folat)
Apabila kebutuhan asam folat tercukupi, tubuh
menyimpan sekitar 5-10 mg folat dan hampir
setengahnya disimpan di hati, dimana cadangan ini
cukup untuk 3-6 bulan tanpa asupan folat dari makanan.
Dewasa 400
68
Defisiensi Vitamin B9 (Asam Folat)
Kekurangan asam folat dapat terjadi karena konsumsi
yang rendah atau karena mengalami penyakit saluran
pencernaan.
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastik/makrositik pada sumsum tulang belakang,
kelainan seperti Neural Tube Defect (NTD), glositis dan
diare.
Kebutuhan asam folat akan meningkat pada saat terjadi
peningkatan pembentukan sel seperti kehamilan dan bayi
prematur.
Kelompok yang paling sering memperlihatkan gejala
defisiensi asam folat adalah ibu hamil dan menyusui.
69
Sifat Vitamin B9 (Asam Folat)
70
h. Vitamin B12
(Sianokobalamin)
73
Peranan Vitamin B12
(Sianokobalamin)
Vitamin B12 adalah suatu vitamin yang sangat kompleks
molekulnya, mengandung sebuah atom cobalt yang terikat
mirip dengan besi terikat dalam hemoglobin atau
magnesium dalam klorofil.
Vitamin B12 terdapat dalam beberapa bentuk dan dikenal
sebagai kobalamin. Sianokobalamin dan hidroksikobalamin
merupakan salah bentuk yang aktif.
Hati merupakan tempat penyimpanan cadangan vitamin
B12 dan dapat mengandung 2000 – 5000 mcg; suatu
simpanan yang cukup untuk 3-5 tahun.
74
Peranan Vitamin B12
(Sianokobalamin)
Faktor-faktor intrinsik diproduksi oleh kelenjar pencernaan
di lambung. Vitamin B12 terikat dengan faktor intrinsik
tersebut dan terdorong melalui usus kecil sampai pada
bagian khusus di ileum.
Disana, pada suatu mekanisme yang belum sepenuhnya
diketahui, vitamin dilekatkan pada sel epitel khusus oleh
faktor intrinsik dengan bantuan kalsium dan diangkut
menerobos sel-sel kedalam sirkulasi darah.
Faktor intrinsik tetap tinggal di saluran pencernaan. Dalam
sirkulasi, vitamin B12 bergabung dengan serum protein.
Faktor intrinsiklah yang mengatur jumlah vitamin B12 yang
terserap agar dijaga tetap sekita 2,5-3 mcg perhari.
75
Peranan Vitamin B12
(Sianokobalamin)
Vitamin B12 berperan menjaga agar sel-sel berfungsi
normal terutama sel-sel saluran pencernaan, sistem urat
syaraf dan sumsum tulang.
Dalam sumsum tulang, koenzim vitamin B12 sangat
diperlukan untuk sintesis DNA.
Bila DNA tidak diproduksi, erithroblast tidak membelah tapi
membesar menjadi megablast yang kemudian masuk
kedalam sirkulasi darah.
Vitamin B12 juga diperlukan oleh enzim yang berfungsi
dalam sintesis dan pemindahan satu unit karbon seperti
gugus metil, dan dalam sintesis metionin dan kolin yang
dibantu faktor lipotropik.
76
Sumber Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Vitamin B12 banyak didapat pada hasil ternak terutama
hati.
Hasil nabati bukan merupakan sumber vitamin B12,
kecuali produk fermentasi dari kacang kedelai seperti
tempe, tauco dan kecap.
77
Kebutuhan Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Konsumsi vitamin B12 untuk orang dewasa/hari
minimum 0,6-1,2 mcg, sudah cukup untuk hidup sehat
namun belum cukup untuk disimpan.
78
Defisiensi Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia
pernisiosa, suatu penyakit yang mungkin disebabkan oleh :
Sel parietal pada mukosa lambung tidak memproduksi
faktor instrinsik sehingga tidak terjadi penyerapan
vitamin B12.
Pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang
menghalangi penyerapan vitamin B12.
Pengangkatan lambung atau sebagian usus halus
dimana vitamin B12 diserap.
Vegetarian.
79
Defisiensi Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Akibat kurangnya vitamin B12, sumsum tulang tidak dapat
memproduksi sel eritrosit yang normal, tetapi memproduksi
dan memasukkan sel makrosit kedalam saluran darah.
Sehingga daya angkut hemoglobin menjadi sangat terbatas
muncul anemia, pucat, gangguan perut, kurang berat dan
glositis.
Selain itu, terdapat pula gejala tambahan seperti kesemutan
pada tangan dan kaki, hilangnya rasa di tungkai, kaki dan
tangan, pergerakan yang kaku.
Kekurangan vitamin B12 biasanya disebabkan karena kurang
baiknya penyerapan dan jarang karena kekurangan dalam
makanan yang dikonsumsi, kecuali pada vegetarian,
kekurangan vitamin B12 mungkin terjadi.
80
Sifat Vitamin B12 (Sianokobalamin)
81
Terima kasih