Anda di halaman 1dari 14

Vitamin

Kelompok 4
Rifa Ratna Sari (1910612017)
Fajri Siddiq Putra Ayunda ( 1910612014)
Irma Yeni (1910611139)
Wahyu Yalliza (1910611115)
Yenni Febrina Br Ginting ( 1910611119)
Nur Cahaya (1910611144)
Miswar Arijaya Sitompul (1910611141)
Sejarah Vitamin
1. Era penyembuhan empiris.
Era pertama dimulai sekitar tahun 1500-1570 SM. Banyak ahli pengobatan dari berbagai bangsa seperti Mesir, Cina, Jepang, Yunani, Roma,
Persia dan Arab telah menggunakan ekstrak senyawa yang diduga vitamin dari hati yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit kerabunan
pada malam hari. Penyakit ini kemudian diketahui disebabkan oleh defisiensi vitamin A. Namun, pada masa itu para ahli belum bisa
mengidentifikasi senyawa pada esktrak hati tersebut dapat menyembuhkan penyakit kerabunan pada malam hari walaupun ekstrak tersebut
banyak digunakan. Oleh karena itu era ini dikenal dengan era penyebuhan empiris (berdasarkan pengalaman).
2. Era karakterisasi defisiensi.
Perkembangan besar berikutnya mengenai vitamin kembali muncul pada tahun 1890-an. Diprakasai oleh Lunin dan Christiaan Eijikman
yang melakukan penelitian mengenai penyakit defisiensi pada hewan akibat senyawa tertentu. Beberapa tahun berselang, ilmuwan Sir
Frederick G. hopkins yang sedang melakukan analisis penyakit beri-beri menemukan bahwa hal tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu
senyawa faktor pertumbuhan (growth factor). Tahun 1911, ilmuwan Amerika bernama Dr. Casimir Funk berhasil mengisolasi suatu senyawa
yang telah dibuktikan dapat mencegah peradangan saraf (neuritis) untuk petama kalinya dan ia juga berhasil mengisolasi senyawa aktif dari
sekam beras yang diyakini memiliki aktivitas anti beri-beri. Dan untuk pertama kalinya Dr. Funk mempublikasikan temuannya tersebut dengan
istilah vitamine (vital dan amines). Kemudian segera disanggah dan diganti dengan menghilangkan akhiran huruf “e” pada tahun 1920.
3. Masa keemasan.
Pada masa tersebut, terjadi banyak penemuan besar meliputi penemuan vitamin jenis baru, metode penapisan yang diperbaharui,
penggambaran sturktur lengkap vitamin, dan sintesis vitamin B612. Penemuan di bidang vitamin antara lain; Sir Walter N. Hawort di bidang
kimia tahun 1937 (vitamin C), Carl Peter Henrik Dam di bidang fisiologi-pengobatan tahun 1943 (vitamin K), Frizt A Litmann di bidang penelitian
mengenai penemuan koenzim A dan peranannya di dalam metabolisme tubuh. Dan atas penemuannya para ilmuwan tersebut mendapatkan
hadiah nobel.
4. Era Karakterisasi Fungsi dan Produksi
Ditandai dengan banyaknya penemuan mengenai fungsi biokimia vitamin dalam tubuh,
peranannya dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari, dan produksi komersial vitamin untuk
pertama kalinya dalam sejarah. Pada tahun 1930-an, para ahli menemukan bahwa vitamin B2
yang diperoleh dari ekstrak ragi merupakan bagian dari “enzim kuning”. Dan juga diketahui
bahwa vitamin B berperan sebagai koenzim penting di dalam tubuh. Tahun 1933 produksi massal
vitamin untuk pertama kalinya yang dikomersilkan oleh Tadeus Reichstein yaitu menjual vitamin c
kepada masyarakat luas dengan harga yang relatif murah, dan banyak dipakai sebagai suplemen
makanan, penelitian, dan gizi tambahan bagi hewan ternak. Atas penemuan ini, Tadeus
Reichstein mendapatkan nobel di bidang fisiologi-pengobatan pada tahun 1950.
5. Era penemuan nilai dan kesehatan vitamin.
Era dimana banyak ditemukan nilai kesehatan dari masing-masing jenis vitamin dan
penemuan baru mengenai fungsi biokimia vitamin bagi tubuh. Dimulai pada tahun 1955 ketika
Rudolf Altschul menemukan bahwa niasin (vitamin B3) dapat menurunkan kadar kolesterol dalam
darah. Peranan kesehatan ini terlepas dari efek defisiensi vitamin B3 itu sendiri maupun
peranannya sebagai koenzim dalam metabolisme tubuh.
Pengertian Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organic berbobot molekul kecil yang memiliki
fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme yang tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh
dan berkembang secara normal. Sumber berbagai vitamin dapat berasal dari makanan,
seperti buah-buahan, sayuran, dan suplemen makanan. Kita dapat melihat bahwa
vitamin zat gizi organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil pada makanan manusia dan
sebagian besar hewan untuk pertumbuhan dan fungsinya yang baik, adalah precursor
esensial berbagai koenzim. Karena vitamin dibutuhkan pada diet manusia hanya dalam
jumlah milligram atau microgram per hari, maka vitamin disebut mikronutrien. Istilah ini
digunakan untuk membedakannya dari makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan
lemak yang dibutuhkan pada diet manusia dalam jumlah besar, yaitu ratusan atau
sedikitnya lusinan gram per hari. Vitamin hanya diperlukan dalam jumlah sedikit karena
vitamin bekerja sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia
makronutrien yang secara bersama-sama kita disebut metabolism.
Jenis-Jenis Vitamin
Jenis Nama Biokimia
Vitamin A Retinal,Retinol,Carotenolds
Vitamin B1 Thiamine
Vitamin B2 Riboflavin
Vitamin B3 Niacin
Vitamin B5 Pantothennic Acid (Asam Pantotenat)
Vitamin B6 Pyridoxine (Produksin)
Vitamin B7 Biotin
Vitamin B9 Folic acid (Asam Polat)
Vitamin B12 Cyanocobalamin,Hidroxycobalamin,Methylco
balamin
Vitamin C Ascorbic Acid (Asam Askorbat)
Vitamin D Cholecalciferol,Ergocalciferol
Vitamin E Tocopherols,Tocotrienols
Vitamin K Phylloquinone,Menaquinones
Manfaat atau Fungsi Vitamin
1. Vitamin A: berfungsi untuk menjaga kualitas penglihatan.
2. Vitamin B1: bermanfaat untuk membantu metabolisme tubuh.
3. Vitamin B2: berperan sebagai koenzim untuk membantu proses metabolisme.
4. Vitamin B3: menstabilkan kadar gula dalam darah serta membantu metabolisme
tubuh.
5. Vitamin B5: Vitamin atau Asam pantotenat B5 berfungsi membantu enzim untuk
melakukan pemecahan nutrisi pada makanan.
6. Vitamin B6: Vitamin B6 atau Pridoksin berperan dalam proses produksi antibodi
dan meningkatkan imunitas.
7. Vitamin B7: berfungsi untuk melancarkan proses metabolisme.
8. Vitamin B9: berfungsi untuk perkembangan janin.
9. Vitamin B12: berfungsi untuk membantu proses pembentukan kolagen.
10. Vitamin D: Fungsi vitamin D adalah membantu proses pembentukan tulang.
11. Vitamin E: Manfaat vitamin E adalah sebagai zat antioksidan tubuh.
12. Vitamin K: Fungsi vitamin K adalah membantu proses pembekuan darah.
Akibat Kekurangan dan Kelebihan
Vitamin
1. VITAMIN A
Kekurangan: menimbulkan kerentanan terhadap penyakit-penyakit infeksi, gangguan
penglihatan seperti buta senja, xeroftalmia atau kekeringan pada selaput dan kornea mata,
serta pecahnya biji mata maupun kekeringan pada kulit tubuh.
Kelebihan: menimbulkan "keracunan" yang mengakibatkan tulang rapuh, menyebabkan
nyeri pada persendian, sakit kepala, kelelahan, kulit kering, bersisik dan berubah warna
menjadi kekuning-kuningan serta kerusakan/pembengkakan hati. Sedangkan pada wanita
hamil dapat mengakibatkan janinnya cacat. Namun, kecenderungan yang terjadi adalah
kekurangan vitamin bukan kelebihan vitamin.
2. VITAMIN B1 (Tiamin)
Kekurangan: rentan terserang beri-beri, mengalami penurunan daya tahan tubuh
hingga mudah terancam berbagai penyakit infeksi.
Kelebihan: jarang terjadi dan kalaupun kelebihan, vitamin ini akan dibuang keluar
tubuh bersama urin. Namun, jika terjadi "kesalahan prosedur" hingga tak bisa
dibuang, kemungkinannya akan terjadi gagal ginjal.
3. VITAMIN B2 (Riboflavin)
Kekurangan: kepekaan terhadap cahaya berkurang, sudut bibir pecah-pecah, muncul
gangguan kulit di sekitar hidung dan bibir.
Kelebihan: jarang terjadi. Jika terjadi, berupa tekanan darah menjadi rendah,
mengalami kelelahan, anemia atau kurang darah, mengalami mual dan muntah.
4. VITAMIN B3 (Niasin)
Kekurangan: kulit gampang rusak, lidah jadi licin, mudah terserang diare, jadi
temperamental (mudah marah), atau sering bingung.
Kelebihan: jarang terjadi. Jika terjadi, dapat berupa gatal-gatal, kelainan kulit, dan
kerusakan hati.
5. VITAMIN B6 (Piridoksin)
Kekurangan: kulit rusak, dermatitis, sudut bibir pecah-pecah, lidah licin, sariawan,
mual, pening, anemia, muncul batu ginjal, letih, lemah, lesu, nafsu makan turun,
rentan terhadap infeksi dan kejang-kejang, rasa sakit pada pergelangan tangan,
gampang depresi.
Kelebihan: meski jarang terjadi, dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan
saraf.
6. VITAMIN B12 (Kobalamin)
Kekurangan: dapat mengganggu sistem saraf, menurunkan daya ingat, mudah
bingung dan murung, gampang mengalami delusi (berkhayal), lelah, hilang
keseimbangan, refleks menurun, mati rasa, menimbulkan gangguan pendengaran,
menyebabkan gejala anemia yang meliputi kelelahan, hilang nafsu makan, diare,
menimbulkan gangguan pembentukan sel saraf, mengakibatkan kerusakan sistem
saraf.
Kelebihan: jarang terjadi.
7. VITAMIN C
Kekurangan: sariawan di mulut maupun perut, kulit cenderung kasar, gusi tidak sehat
hingga gigi mudah goyah dan tanggal, menyebabkan rawan perdarahan di bawah kulit
(sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah, mudah mengalami depresi, gampang
terkena anemia pernisiosa dengan gejala-gejala kelelahan, sakit kepala, dan lekas
marah.
Kelebihan: dapat mengakibatkan diare, pusing, sakit kepala, dan lelah. Dampaknya
hampir sama dengan kekurangan vitamin C.
8. VITAMIN D
Kekurangan: pertumbuhan lambat, tungkai bengkok, muncul tonjolan pada perut,
pembentukan gigi salah.
Kelebihan: keracunan, yang mengakibatkan tingginya kadar kalsium dalam
darah. Gejala pertama dari keracunan vitamin D adalah hilangnya nafsu makan, mual
dan muntah, yang diikuti rasa haus yang luar biasa, meningkatnya frekuensi berkemih,
kelemahan, gelisah dan tekanan darah tinggi.
9. VITAMIN E
Kekurangan: menekan produksi antibodi dan merusak respon kekebalan, serta
memperlambat perkembangan saraf otot.
Kelebihan: meningkatkan risiko pendarahan dalam tubuh.
10. VITAMIN K
Kekurangan: darah tidak dapat menggumpal, menurunnya kepadatan tulang, dapat
berakibat buruk pada pasien kanker.
Kelebihan: jarang terjadi, namun jika terjadi, maka kemungkinannya adalah hemolisis
sel darah merah, penyakit kuning, dan kerusakan pada otak.
11. VITAMIN B5
Kekurangan: Penyakit Paresthesia, otot mudah kram, sulit tidur, kulit kering
dan bersisik.
12. VITAMIN B7
Kekurangan: Dermatitis, Enteritis, depresi, nusea, anemia dan kerontokan
rambut.
13. VITAMIN B9
Kekurangan: Kecacatan pada janin.
Kesimpulan
Vitamin adalah sekelompok senyawa organic berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain
vitamin A, C, D, E, K, dan B. Walaupun memiliki peranan yang sangat penting,
tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk
provitamin yang tidak aktif. Sumber berbagai vitamin ini dapat berasal dari
makanan, seperti buah-buahan, sayuran, dan suplemen makanan. Vitamin
memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaaat
kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu
penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu
karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini
dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin
A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak
boleh berlebih karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.

Anda mungkin juga menyukai