Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penemuan penyakit akibat defisiensi nutrisi, yang pertama kali ditemukan

pada zaman Mesir Kuno yakni rabun senja menjadi tonggak awal manusia mulai

mengenal salah satu nutrisi yang dikandung makanan. Hal tersebut tertera dalam

buku pengobatan yang berisikan pola-pola pengobatan pada zaman tersebut,

dimana tertulis bahwa obat dari rabun senja adalah ekstrak hati yang telah dimasak.

Ternyata pengobatan Yunani pun yang menjadi cikal bakal pengobatan modern

mengikuti pola pengobatan Mesir Kuno tersebut. Namun, pada tahun 1913 barulah

diketahui bahwa kandungan ekstrak hati yang telah dimasak adalah retinol.

Penemuan lain yang mencetus penamaan vitamin adalah seorang ahli kimia yang

berasal dari Polandia, yakni Funk yang mengemukakan bahwa penangkal beri-beri

yang terlarut dalam air itu berupa amina yang sangat vital. Oleh karena itu ia

menyebutnya “vitamine” yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “vitamin”.

Penemuan mengenai vitamin tidak berhenti sampai disitu saja pada tahun 1930,

seorang ilmuan bernama T. More mengemukakan bahwa karoten dapat mencegah

rabun senja.

Vitamin adalah sekumpulan atau sekelompok senyawa organik yang

memiliki komposisi kimia yang berbeda dengan karbohidrat, lipid, protein dan

asam nukleat serta mengalami perbedaan katalisis esensial dalam metabolisme

1
normal dari nutrien-nutrien lain. Vitamin digolongkan ke dalam kelompok

mikronutrien artinya nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Meski

demikian, vitamin memerankan beberapa fungsional dan mengatur metabolisme di

dalam tubuh. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat

bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A,

C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6,

vitamin B12, dan folat). Depresiasi atau kelebihan vitamin akan berdampak

terhadap kesehatan dan metabolisme tubuh.

Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda.

Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut dan vitamin

larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian didalam

dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap

system limfak, kemudian bergabung dengan saluran dara untuk ditransportasikan

kehati. Sedangakan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan

ditransportasikan ke hati.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui

dampak defisiensi atau kelebihan vitamin dan metabolisme vitamin terhadap

metabolisme tubuh dan kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil

yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat

dihasilkan oleh tubuh. Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak

memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi, vitamin adalah kofaktor dalam

reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim.

Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat tumbuh

dan berkembang dengan normal. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E,

K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin

B12, dan folat). Meskipun vitamin memiliki peranan yang sangat penting, tubuh

hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang

tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari

makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki

kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan

vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula

memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh

dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah

sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita

3
akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.

Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Di samping itu, asupan

vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan

metabolisme pada tubuh.

2.2 Pengelompokkan Vitamin

Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok

besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.

Hanya terdapat dua vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin

lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut

dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati.

Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat

dibutuhkan.

Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam

air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang

bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang

terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh.

Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin.

Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-

menerus.

4
2.3 Vitamin yang larut dalam lemak

A. Vitamin A

1) Pengertian Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin hidrokarbon tak jenuh ganda yang larut

dalam minyak yang mengandung retinol dan asam palmitat.

2) Fungsi Vitamin A

Secara garis besar fungsi vitamin A adalah sebagai berikut:

 Proses penglihatan.

Vitamin A dalam bentuk retinal akan bergabung dengan opsin

(suatu protein) membentuk rhodopsin, yang merupakan pigmen

penglihatan. Adanya rhodopsin itulah yang memungkinkan kita

dapat melihat. Rendahnya konsumsi menyebabkan menurunnya

simpanan vitamin A di dalam hati dan kadarnya di dalam darah.

Akibat lebih lanjut adalah berkurangnya vitamin A yang tersedia

untuk retina.

 Mengatur sistem kekebalan tubuh (imunitas).

Sistem kekebalan membantu mencegah atau melawan infeksi

dengan cara membuat sel darah putih yang dapat menghancurkan

berbagai macam bakteri dan virus berbahaya. Vitamin A

membantu limfosit untuk berfungsi lebih efektif dalam melawan

infeksi.

5
 Menangkal radikal bebas.

Vitamin A dan betakaroten terbukti merupakan antioksidan yang

dapat melindungi sel dari serangan radikal bebas untuk mencegah

timbulnya berbagai penyakit kronis, seperti jantung dan kanker.

3) Sumber Vitamin A

Sumber vitamin A dapat dibedakan atas preformed vitamin A

(vitamin A bentuk jadi) dan provitamin A (bahan baku vitamin A).

Vitamin A bentuk jadi atau retinol bersumber dari pangan hewani,

seperti daging, susu, dan olahannya (mentega dan keju), kuning telur,

hati ternak dan ikan, minyak ikan. Provitamin A atau karotenoid

umumnya bersumber pada sayuran berdaun hijau gelap (bayam,

singkong, sawi hijau), wortel, waluh, ubi jalar kuning atau merah, buah-

buahan berwarna kuning (pepaya, mangga, apricot, peach), serta

minyak sawit merah. Betakaroten merupakan provitamin A yang paling

efektif diubah oleh tubuh menjadi retinol (bentuk aktif vitamin A).

4) Kebutuhan Vitamin A

Kebutuhan vitamin A perhari adalah 5,000 IU (IU= international

Unit, satuan untuk vitamin dan mineral). Lebih baik konsumsi vitamin

sedikit dengan selang waktu 4-6 jam, hingga mencapai total dosis

kebutuhan vitamin sehari. Contoh: wanita 60 tahun, memiliki

kebutuhan vitamin 1000 mg per hari. Sebaiknya ia mengkonsumsi 250

mg pagi, 250 mg siang, 250 mg sore, dan 250 mg malam sebelum tidur.

6
5) Defisiensi Vitamin A

Defisiensi vitamin A dapat terjadi karena jumlah vitamin A dalam

diet tidak mencukupi, suatu penyakit yang mengakibatkan absorpsi

vitamin A kurang baik, atau perubahan karoten menjadi vitamin A

terganggu. Pengaruh defisiensi yang ringan disebut dengan

hipovitaminosis dan umumnya tidak menunjukkan gejala-gejala klinis.

Pada defisiensi berat, tubuh mudah tekena infeksi dan infeksi menjalar

ke mata dan merusak selaput bening. Apabila mengalami defisiensi

vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan katarak. Selain

itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi

saluran pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit

yang kurang sehat.

6) Hipervitaminosis A

Kelebihan vitamin A tidak dibuang melalui urine akan tetapi

disimpan dalam sel-sel adiposa jaringan lemak karena vitamin A

merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak. Beberapa gejala

hipervitaminosis A meliputi kulit kering dan mengelupas, pusing,

nausia, apatis. Pada anak-anak gejalanya disertai muntah, drawaineas,

burging of the frontanelle. Hipervitaminosis A dapat menyebabkan

rontoknya rambut. Kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan

keracunan pada tubuh. Bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan

vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan kerabunan,

7
terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakkan hati, dan iritasi

kulit.

B. Vitamin D

1) Pengertian Vitamin D

Vitamin D adalah grup vitamin yang larut dalam lemak

prohormon. Vitamin D dikenal juga dengan nama kalsiferol. Penamaan

ini berdasarkan International Union of Pure and Applied Chemist

(IUPAC). Vitamin D merupakan vitamin berbahan dasar steroid,

sehingga vitamin D bekerja dengan suatu reseptor yang berbeda di

dalam inti sel (reseptor inti).

2) Fungsi Vitamin D

Fungsi utama dari vitamin D adalah berperan penting dalam

mempertahankan kalsium serum dan fosfor serum dalam kondisi yang

stabil, juga bersama-sama berfungsi dalam mengeraskan tulang dan

gigi.

Manfaat lain dari vitamin D antara lain sebagai berikut:

 Vitamin D untuk kesehatan tulang

Vitamin D memainkan peran penting dalam pengaturan

kalsium dan pemeliharaan kadar fosfor dalam darah, dua faktor

yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang.

8
Kita membutuhkan vitamin D untuk menyerap kalsium di dalam

usus dan untuk mendapatkan kembali kalsium yang seharusnya

dikeluarkan melalui ginjal. Kekurangan vitamin D pada anak-

anak dapat menyebabkan rakhitis.

 Mengurangi risiko flu

Anak-anak yang mendapat suplai vitamin D cukup dapat

mengurangi risiko infeksi influenza.

 Mengurangi risiko diabetes

Beberapa penelitian observasional telah menunjukkan

hubungan timbal balik antara konsentrasi vitamin D dalam darah

di tubuh dan risiko diabetes tipe 2. Pada orang dengan diabetes

tipe 2, kadar vitamin D yang tidak mencukupi dapat berdampak

negatif terhadap sekresi insulin dan toleransi glukosa. Dalam

sebuah studi, bayi yang menerima 2.000 Unit Internasional per

hari vitamin D memiliki risiko 88 persen lebih rendah terkena

diabetes tipe 1 pada usia 32 tahun.

 Bayi dan kehamilan yang sehat

Wanita hamil yang kekurangan vitamin D tampaknya

berisiko lebih besar mengalami preeklampsia dan membutuhkan

operasi caesar. Status vitamin D yang buruk dikaitkan dengan

diabetes melitus gestasional dan vaginosis bakterial pada wanita

hamil. Penting juga untuk dicatat bahwa kadar vitamin D yang

9
tinggi selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko

alergi makanan pada anak selama 2 tahun pertama kehidupan.

 Pencegahan kanker

Vitamin D sangat penting untuk mengatur pertumbuhan sel

dan untuk komunikasi dari sel-ke-sel. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa calcitriol (bentuk aktif hormon dari vitamin

D) dapat mengurangi perkembangan kanker. Ini dilakukan

dengan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan

pembuluh darah baru di jaringan kanker, meningkatkan kematian

sel kanker, dan mengurangi proliferasi sel dan metastasis.

Vitamin D mempengaruhi lebih dari 200 gen manusia, yang dapat

terganggu ketika kita tidak memiliki cukup vitamin D.

3) Sumber Vitamin D

Ada dua sumber vitamin D yaitu lewat pembuatan di kulit dan

dampak asupan makanan. Sebagian besar vitamin D dalam edaran

darah dibuat di kuilt yang terpapar radiasi sinar ultraviolet B dan hanya

10% yang berasal dari makanan.

Vitamin D dalam makanan utamanya berbentuk vitamin D3 dan

metabolismenya berbentuk 25(OH)D3. Karakteristik vitamin D relatif

stabil dan tidak rusak bila makanan dipanaskan atau disimpan untuk

jangka waktu yang lama.

10
Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin D dalam

bentuk kolekalsiferol. Sumber vitamin D yang terbaik adalah daging

ikan berlemak (seperti salmon, tuna, dan mackerel), dan minyak hati

ikan. Sumber vitamin D yang sedikit ditemukan pada hati, keju, kuning

telur. Selain itu, beberapa jamur mengandung vitamin D2 dalam

berbagai jumlah. Jamur dapat meningkatkan kandungan vitamin D2

dengan menyerap sinar ultraviolet B di bawah kondisi yang terkontrol.

Fortifikasi makanan dilakukan untuk menjamin terpenuhinya

kebutuhan vitamin D, terutama pada susu, mentega dan makanan untuk

bayi dengan vitamin D2 (ergosterol yang diradiasi). Sebenarnya dalam

keadaan normal suplemen vitamin D tidak diperlukan. Namun, dalam

beberapa kelompok dengan defisiensi vitamin D mungkin diperlukan

suplementasi vitamin D untuk memenuhi kebutuhan vitamin D.

Suplementasi vitamin D untuk bayi dan anak-anak sering menggunakan

minyak hati ikan.

4) Kebutuhan Vitamin D

Meskipun Satuan Internasional masih digunakan untuk mengukur

vitamin D, terminologi yang dianjurkan adalah mikrogram (µg) vitamin

D3. Vitamin D2 (ergokalsiferol) dan D3 (kolekalsiferol) mempunyai

tingkat aktivitas biologis yang sama dan biasanya disebut sebagai

vitamin D3. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk berbagai

golongan umur dan jenis kelamin:

11
5) Defisiensi Vitamin D

Defisiensi vitamin D dapat mengakibatkan kelainan tulang dan

meningkatkan risiko dari berbagai penyakit kronis. akan meningkatkan

hormon paratiroid (parathyroid hormone, PTH) sehingga terjadi

resorpsi tulang yang selanjutnya akan meningkatkan risiko terjadinya

fraktur. Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan kelainan tulang yang

dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang

dewasa. Selain itu, defisiensi vitamin D dilibatkan sebagai faktor risiko

dari berbagai penyakit, termasuk pada kondisi organ non-skeletal yaitu

dapat meningkatkan terjadinya risiko diabetes melitus tipe 2, gangguan

kardiovaskular yang disebabkan hipertensi, obesitas dan gangguan

profil lipid, kanker, infeksi dan autoimun.

Faktor penyebab defisiensi vitamin D yaitu kurangnya paparan

sinar matahari (UVB) dan rendahnya asupan vitamin D. Paparan sinar

12
matahari yang kurang disebabkan oleh kurangnya aktivitas di luar

ruangan atau bekerja di dalam ruangan dalam jangka waktu yang

panjang, gaya hidup yang cenderung menghindari sinar matahari,

penggunaan bahan pakaian yang sulit menyerap sinar matahari atau

kebiasaan berpakaian panjang, penggunaan pelindung tubuh seperti

topi, payung, sunscreen/sunblock. Selain itu, rendahnya asupan

makanan yang mengandung banyak vitamin D seperti ikan berlemak,

susu dan makanan yang difortifikasi, adanya kecenderungan

mengurangi bahan makanan tinggi lemak yang pada akhirnya

mengakibatkan defisiensi vitamin D. Defisiensi vitamin ini dapat

diatasi dengan meningkatkan sintesis vitamin D melalui eksposur sinar

matahari (UVB), mengonsumsi makanan tinggi vitamin D atau

makanan difortifikasi vitamin D atau memberikan suplementasi

vitamin D.

6) Hipervitaminosis Vitamin D

Di masa bayi seringkali diberi tambahan vitamin D sebanyak satu

tetes setiap hari. Pemberian vitamin D yang terlalu banyak, misalnya

satu sendok teh setiap hari akan mengakibatkan timbulnya keracuanan.

Gejala keracunan vitamin D yaitu nafsu makan hilang, muntah-muntah,

berasa sangat haus, mengalami sembelit, dapat mengalarrii diare,

kehilangan berat dan bersifat mudah marah. Apabila overdosis

13
berlangsung terus menerus, anak dapat mengalami koma dan akhirnya

mati.

C. Vitamin E

1) Pengertian Vitamin E

Vitamin E (alfa-tokoferol) adalah suatu antioksidan yang

melindungi sel-sel tubuh terhadap kerusakan oleh senyawa kimia

reaktif yang dikenal sebagai radikal bebas. Vitamin E dan selenium

(suatu mineral esensial yang merupakan komponen dari enzim

antioksidan) mempunyai sifat yang sama.

2) Fungsi Vitamin E

Fungsi terpenting vitamin E adalah sebagai antioksidan. Adapun

fungsi vitamin E yang lain dapat menstimulasi respon imunologi.

Kemampuan peningkatan imunologi terlihat dalam peningkatan

kekebalan tubuh.selain itu vitamin E dalam tubuh dapat menghambat

konversi nitrit dalam asap rokok menjadi nitrosamin dalam perut.

Nitrosamin dikenal sebagai promotor tumo kanker yang berbahaya.

Fungsi lain vitamin E adalah:

 Mencegah oksidasi karena mampu mencegah terbentuknya

peroksida secara berlebihan dalam jaringan saluran pencernaan.

 Menekan terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh,sehingga

membantu dan mempertahankan fungsi membran sel.

14
 Meningkatkan daya tahan tubuh.

 Membantu mengatasi stress.

 Meminimalkan resiko kanker dan jantung koroner.

 Berperan sangat penting bagi kesehatan kulit, yaitu dengan

menjaga meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit,

mencegah proses penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan

akibat radiasi sinar ultraviolet.

 Mempercepat proses penyembuhan luka.

 Sebagai antioksidan dan beroperasi sebagai antioksidan alami

yang membantu melindungi struktur sel yang penting terutama

membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas. Dalam

reaksi tersebut, vitamin E diubah menjadi radikal Namun radikal

ini akan segera beregenerasi menjadi vitamin aktif melalui proses

biokimia yang melibatkan senyawa lain melindungi sel darah

merah yang mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh dari

kerusakan.

 Bisa melindungi dari akibat kelebihan vitamin A dan melindungi

vitamin A.

 Melindungi sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh

jaringan tubuh dari kerusakan.

15
3) Sumber Vitamin E

Vitamin E banyak tersedia dalam minyak yang dihasilkan dari

biji-bijian, seperti; minyak kacang, minyak kulit gandum, minyak

jagung dan minyak biji bunga matahari. Selain itu, vitamin E juga

terdapat pada sayuran hijau, sereal, hati, kuning telur, lemak susu,

kacang-kacangan, kiwi, mangga dan mentega.

Hal yang penting diingat tentang vitamin E, adalah mudah rusak

oleh panas yang tinggi (proses memasak) dan oksidasi (terpapar

oksigen). Itu sebabnya, sumber vitamin E terbaik adalah makanan

segar, mentah, atau makanan yang belum diproses.

4) Kebutuhan Vitamin E

Jumlah vitamin E yang dikonsumsi berdasarkan RDA

(Recommended Dietary Allowances) Amerika tahun 1973 adalah 30

satuan Internasional (SI) untuk orang dewasa (1 mg = 1,49 SI).

Kemudian angka ini direvisi pada tahun 1989 menjadi lebih rendah

yaitu 1.5 SI untuk orang dewasa laki-laki dan 1,2 SI untuk orang dewasa

wanita.

5) Defisiensi Vitamin E

Kekurangan vitamin E dapat mengakibatkan sel darah merah

terbelah. Proses ini disebut hemolisis eritrodit dan dapat dihindari

dengan vitamin E. Akibat lain kekurangan vitamin E adalah:

 perubahan degeneratif pada sistem saraf dan otot

16
 kelemahan dan kesulitan berjalan

 nyeri pada otot betis

 gangguan penglihatan

 anemia

 retensi cairan (odem)

 kelainan kulit

 macrocytic anemia yaitu jangka hidup butir darah yang lebih

pendek

Kekurangan vitamin E sebenarnya sangat jarang terjadi karena

vitamin ini banyak terdapat dalam makanan, terutama dalam minyak

sayur. Kekurangan vitamin E bisa disebabkan karena diet yang sangat

buruk dalam jangka waktu lama.

6) Hipervitaminosis Vitamin E

Vitamin E dianggap sebagai bahan yang cukup aman. Namun

beberapa penyakit disebabkan kelebihan vitamin E menimbulkan

gangguan pada kinerja sistem imun terhadap infeksi Gejala yang akan

dirasakan adalah sakit kepala, lemah dan selalu lelah, serta pusing yang

disertai gangguan penglihatan.

17
D. Vitamin K

1) Pengertian Vitamin K

Vitamin K (K dari “Koagulations-Vitamin” dalam Bahasa Jerman

dan Bahasa Denmark) merujuk pada sekelompok vitamin lipofilik dan

hidrofobik yang dibutuhkan untuk modifikasi pasca translasi dan

berbagai macam protein, seperti dalam proses pembekuan darah.

Vitamin K bersifat tahan panas, tetapi akan segera rusak apabila

terpapar senyawa asam, basa, dan cahaya matahari. Vitamin K

merupakan golongan vitamin yang larut dalam lemak.

2) Fungsi Vitamin K

Adapun fungsi vitamin K sebagai berikut :

 Untuk mempercepat proses pembekuan darah

Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan terjadi pendarahan

pada tubuh kita sebab jika terdapat pada bagian tubuh kita yang

mengalirkan darah keluar. Secara teknis kenapa vitamin K dapat

mempercepat pembekuan darah, sebab vitamin K akan membantu

dalam pembentukan prothrombin, dimana zat ini akan

dikonversikan menjadi thrombin yang berfungsi untuk

pembekuan darah.

 Menyehatkan dan memperkuat tulang

Vitamin K sangat dibutuhkan oleh tulang untuk memperbaiki

jaringan tulang yang rusak. Jaringan tulang yang baik akan

18
menyebabkan tulang lebih kuat dan tidak keropos. Jika asupan

vitamin K terpenuhi oleh tubuh akan dapat membantu menyerap

mineral sehingga tulang akan menjadi lebih kuat dan terhindar

dari penyakit tulang manula yakni tulang keropos.

 Mengontrol kadar kalsium darah

Baik kekurangan kalsium maupun kelebihan kalsium dalam

tubuh sangat tidak dianjurkan, sebab jika kekurangan kalsium

maka tulang dan gigi akan mudah keropos, sedangkan untuk

kasus kelebihan kalsium akan menyebabkan timbunan kalsium

dalam pembuluh darah sehingga akan padat dan mengeras.

 Mengurangi resiko terkena diabetes

Penelitian telah membuktikan bahwa vitamin K1 sangat baik

untuk menghindari terjadinya resistensi insulin, sehingga dapat

mengurangi resiko terkena penyakit diabetes.

 Mengurangi resiko terkena kanker

Vitamin K selain untuk pembekuan darah juga sangat baik untuk

melindungi sel tubuh dari serangan sel kanker.

3) Sumber Vitamin K

Ada tiga jenis vitamin K di dalam makanan kita sehari-hari, yaitu

vitamin K1 dan vitamin K2. Vitamin K1 diteukan dalam sayuran dan

vitamin K2 yang juga disebut menaquinone ditemukan dalam produk

susu dan diproduksi oleh bakteri dalam usus anda, kemudian ada

19
vitamin K3 yang juga disebut menadione yang merupakan vitamin

buatan bagi mereka yang tak mampu menyerap dari makanan. Sumber

vitamin K banyak terdapat pada sayuran hijau (kale dan sawi), ikan,

atau kacang-kacangan, natto (fermentasi kedelai), daun bawang,

kembang kol, kubis, brokoli, susu (fermentasi), mentimun. Vitamin K

dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedelai, the hijau,

susu sapi, serta daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik,

seperti yoghurt yang mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu

menstimulasi produksi vitamin ini.

4) Kebutuhan Vitamin K

Menurut standar RDA (Recommended Dietary Allowance), kebutuhan

vitamin K seseorang tergantung dari berat badannya. Untuk dewasa,

setidaknya membutuhkan 1 mikrogram setiap hari per kg berat badan.

 Bayi

0 sampai 6 bulan: 2 mikrogram per hari (mcg/hari)

7 sampai 12 bulan: 2.5 mcg/hari

 Anak –Anak

1 sampai 3 tahun: 30 mcg/hari

4 sampai 8 tahun: 55 mcg/hari

9 sampai 13 tahun: 60 mcg/hari

 Remaja dan Dewasa

1 sampai 3 tahun: 30 mcg/hari

20
4 sampai 8 tahun: 55 mcg/hari

9 sampai 13 tahun: 60 mcg/hari

5) Defisiensi Vitamin K

Defisiensi vitamin K menyebabkan pembekuan darah

berlangsung lebih lama, sehingga mudah terkena homonorrhage, yakni

keluarnya darah dari pembuluhnya. Angka kecukupan vitamin K untuk

bayi usia 0-6 bulan adalah 5 mg/ hari. Terjadi perdarahan pada tali

pusat, hidung, mulut, telinga, salurang kemih, atau anus. Memar tanpa

sebab (bukan karena terantuk benda). Terjadi perdarahan pada bekas

pengambilan darah sampai lebih dari enam menit, padahal bagian

tersebut sudah ditekan. Jika terjadi perdarahan di otak, bayi tampak

pucat, menangis melengking, muntah-muntah, de mam, ubun-ubun

tampak menonjol, kadang tampak kuning, dan akhirnya diikuti kejang

(Dahlia, 2008, hlm. 6).

Seseorang mengalami defisiensi vitamin K bila mengalami

beberapa kondisi berikut:

 Menderita penyakit yang memengaruhi kemampuan saluran

cerna dalam menyerap makanan seperti Crobn atau Celiac.

 Dalam pengobatan. Obat-obatan tertentu dapat menghambat


penyerapan vit. K, katakanlah seperti antasid, antibiotik, aspirin,
obat kanker, kolesterol, dan lain-lain.
 Kurang gizi.

 Mengonsumsi alcohol berlebihan.

21
 Sakit liver (karena bisa menghambat penyimpanan vitamin dalam

tubuh).

6) Hipervitaminosis Vitamin K

Walau tak ada efek merugikan dari vit. K namun tak berarti

konsumsinya boleh berlebihan, apalagi jenis K3. Konsumsi vitamin K3

berlebihan bisa memicu munculnya berbagai gangguan berikut:

 Kesemutan hingga mati rasa

 Kerusakan sel tubuh (karena oksidasi)

 Kanker

 Merosotnya fungsi dan aktivitas tubuh

 Nafsu makan berkurang

 Sesak nafas

 Gangguan emosional seperti cemas, gampang marah atau

tersinggung

 Organ hati atau wajah jadi bengkak

 Otot kaki

 Pingsan

 Susah menelan

 Muncul keringat berlebih

 Kulit menjadi kemerana

 Sakit kepala karena tekanan darah turun

 Melemahnya detak jantung

22
Oleh sebab itu, jika sudah mendapat asupan dari makanan, maka

Anda tak perlu menambah kadarnya melalui suplemen (kecuali atas

saran dokter). Demikianlah ulasan singkat mengenai vitamin K, semoga

bermanfaat bagi kita semua.

2.4 Vitamin yang larut dalam air

A. Vitamin B1 (Thiamin)

1) Pengertian Vitamin B1

Vitamin B1 adalah sebuah vitamin dengan struktur kimia C 12 H

17 ClN 4 OS, salah satu jenis darivitamin B kompleks, yang banyak

ditemukan dalam daging, ragi, dan biji-bijian. Vitamin ini berfungsi

sebagaimetabolisme karbohidrat dan juga menormalkan aktivitas saraf.

Vitamin ini larut dalam air, dandalam metabolisme karbohidrat

menjadikan gula yang lebih sederhana dan setelah itu dapatdigunakan

sebagai bahan bakar energi tubuh.Thiaminini juga diperlukan untuk

membuat kerja jantung menjadi normal, membuat kerja otot baik, dan

juga seperti yang telah disebutkan,menormalkan fungsi saraf tubuh.

Thiamin atau vitamin B1 adalah vitamin yang termasuk dalam

kelompok vitamin B-kompleks. Vitamin B1 Tiamin dikenal sebagai

vitamin berenergi karena memiliki efek yangbermanfaat bagi sistem

saraf dan energi. Bentuk murni dari dari vitamin B1 Thiamin adalah

Tiamin Hidroklorida.

23
2) Fungsi Vitamin B1

Vitamin B Thiamin merupakan vitamin yang sangat mudah

dileburkan dan lebih stabil dibanding semua vitamin lainnya. Vitamin

B tiamin mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi

tubuh. Berikut ini adalah beberapa fungsi dan manfaat tiamin. Fungsi

dan manfaat Vitamin B1 Thiamin antara lain:

 Mencegah penyakit Polyneuritis

 Mencegah penyakit beri-beri

 Menjaga dan melindungi kesiagaan mentak

 Membantu kerja system pencernaan tubuh

 Menjaga dan melindungi pertumbuhan janin

 Mengurangi resiko gigitan serangga.

Thiamin tidak dapat disimpan banyak oleh tubuh, kerena jika

thiamine dikonsumsi terlalu banyak, kelebihannya akan dibuang melaui

air kencing. Namun begitu ada juga sebagian kecil Vitamin B1 Thiamin

yang dapat tersimpan dalam beberapa organ penting tubuh seperti hati,

ginjal, jantung, otak dan otot.

3) Sumber Vitamin B1

Vitamin B1 banyak terdapat di sereal gandum. Kemudian

gandum, beras, merupakan sumber alami vitamin B1 dan kaya akan

24
vitamin itu. Kacang-kacangan seperti kacang kedelai juga merupakan

sumber thiamin terbaik. Sumber lainnya bisa Anda dapatkan pada lotus

kering, lobak hijau, buah aprikot, nanas, kacang tanah, kacang pistasio,

biji mustard, sampai makanan hewani seperti hati domba dan kambing.

Sehingga Anda tidak perlu khawatir bahwa sumber alami vitamin B1

cukup banyak bisa Anda dapatkan di Indonesia.

4) Kebutuhan Vitamin B1

Kebutuhan harian vitamin B1 erat kaitannya dengan dosis. Dosis

vitamin B1 yang kita konsumsi tidak boleh kelebihan ataupun

kekurangan.

Untuk kebutuhan laki-laki, vitamin B1 dengan dosis sesuai usia sebagai

berikut:

 1 sampai 3 tahun : 0.5 miligram per hari

 sampai 8 tahun : 0.6 miligram per hari

 9 sampai13 tahun: 0.9 miligram per hari

 14 tahun ke atas : 1.2 miligram per hari

Sedangkan untuk kebutuhan perempuan dengan dosis usia sebagai

berikut:

 1 sampai 3 tahun : 0.5 mcg per hari

 sampai 8 tahun : 0.6 mcg per hari

 9 sampai 13 tahun : 0.9 mcg per hari

 14 sampai 18 tahun : 1.0 mcg per hari

25
5) Defisiensi Vitamin B1

Akibat kekurangan vitamin B1, beri-beri dapat terjadi karena

kekurangan tiamin dalam jangka panjang. Penyakit ini ditemukan

pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras ‘poles’ (polish rice)

tersebar luas. Beras yang dipoles mengakibatkan pembuangan kulit

yang kaya akan tiamin. Beri-beri dapat merusak sistem saraf dan

keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama jantung yang

tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan

dan kelumpuhan.

6) Hipervitaminosis Vitamin B1

Akibat kelebihan vitamin B1, pemakaian tiamin yang melebihi

normal mempengaruhi sistem saraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif

yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah

dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi

menjadi cepat.

B. Vitamin B2 (Riboflavin)

1) Pengertian Vitamin B2

Vitamin B2 atau riboflavin adalah nutrisi yang sangat penting

bagi perkembangan jaringan tubuh, produksi sel darah merah, dan

26
membantu pelepasan energi yang bersumber dari protein. Vitamin B2

bisa diperoleh dari beberapa jenis makanan, seperti produk susu, roti,

daging rendah lemak, jeroan, telur, kacang-kacangan, nasi, dan sayuran

hijau.

Dalam bentuk murni, riboflavin adalah kristal kuning.

Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi, dan asam, tetapi tidak tahan

alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan

tidak banyak yang rusak.

2) Fungsi Vitamin B2

Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu

enzim untuk menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh

manusia. Riboflavin berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi

nutrisi tersebut. Vitamin B2 bertindak sebagai perantara dalam proses

transfer elektron dalam reaksi oksidasi-reduksi seluler yang

menghasilkan energi dengan menggunakan lemak, protein, dan

karbohidrat. Dalam keadaan tertentu, vitamin B2 juga dapat berfungsi

sebagai antioksidan.

Koenzim vitamin B2 sangat penting untuk mengubah vitamin B6

dan asam folat dalam bentuk aktif mereka, dan untuk mengubah

triptofan menjadi niasin. Hal ini digunakan untuk menghasilkan energi

sebagai komponen dari rantai transpor elektron yang menciptakan

energi dalam sel.

27
3) Sumber Vitamin B2

Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati,

yaitu di dalam susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna hijau.

Penggunaan serealia tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya

akan meningkatkan konsumsi riboflavin.

4) Kebutuhan Vitamin B2

Kebutuhan harian vitamin B2 ini dapat dikonsumsi mulai dari 0,3

miligram sampai 1,4 miligram secara harian. Namun dosis yang lebih

tinggi bisa juga dikonsumsi jika telah mendapatkan saran dari dokter.

Biasanya karena terkena suatu penyakit sehingga konsumsi vitamin B2

diperbanyak untuk masa penyembuhan.

Jumlah vitamin B2 harian yang diperlukan tergantung pada usia

dan jenis kelamin masing-masing. Mengacu pada pedoman angka

kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan

RI, inilah yang Anda butuhkan:

 Bayi dan anak- anak: 0,3 sampai 1,1 mg

 Laki-laki dewasa: 1,4 sampai 1,6 mg

 Perempuan dewasa: 1,2 sampai 1,4 mg

 Ibu hamil: sekitar 1,7 mg

 Ibu menyusui: sekitar 1,8 mg

28
5) Defisiensi Vitamin B2

Akibat kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti

iritasi, kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan

bibir seperti halnya sensitifitas yang berlebihan terhadap sinar

(photophobia). Hal ini dapat juga menyebabkan keretakan pada sudut

mulut (cheilosis).

Tanda-tanda awal kekurangan riboflovin antara lain mata panas

dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut

serta lidah sakit dan panas, pembesaran kapiler darah di sekeliling mata.

Di samping itu dapat pula mengakibatkan bayi lahir sumbing dan

gangguan pertumbuhannya. Hal ini terjadi karena metabolisme

pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein tidak berjalan dengan

efisien.

6) Hipertvitaminosis B2

Jika mengonsumsi suplemen vitamin B2 dengan dosis tinggi,

maka dapat menyebabkan urin menjadi warna kuning-oranye. Selain

itu, berpotensi diare, meningkatkan frekuensi urin. memicu reaksi

alergi seperti gatal-gatal, bengkak pada wajah, bibir dan lidah.

29
C. Vitamin B3 (Niasin)

1) Pengertian Vitamin B3

Niacinamide, disebut juga sebagai Vitamin B3 atau Nicotinamide

atau 3-pyridinecarboxamid. Ini adalah bentuk niasin yang efektif secara

biologis yang banyak ditemukan pada tanaman sayuran akar dan juga

pada jamur ragi tertentu. Niacinamide berfungsi sebagai prekursor

untuk faktor-faktor bersama seperti Nicotinamide adenine dinucleotide

(NAD) dan Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADP).

Seiring dengan berkurangnya bentuk mereka NADH dan NADPH, dan

itu akan bertindak sebagai antioksidan.

2) Fungsi Vitamin B3

Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim

NAD dan NADP (NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya).

Koenzim-koenzim ini diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada

glikolisis, metabolisme protein, asam lemak, pernapasan sel dan

detoksifikasi, di mana perannya adalah melepas dan menerima atom

hidrogen. NAD juga berfungsi dalan sintesis glikogen. Niasin

membantu kesehatan kulit, sistem saraf, dan sistem pencernaan.

3) Sumber Vitamin B3

Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam, dan kacang

tanah. Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan.

Sayur dan buah tidak merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein

30
hewani kaya akan triptofan. Untuk membuat suatu penafsiran kasar,

protein makanan rata-rata dapat dianggap mengandung 1% triptofan.

4) Kebutuhan Vitamin B3

RDA untuk niacin adalah 6,6 mg NE (niacin equivalents)/ 1000

kkal, atau 13 mg per hari, NE merupakan jumlah niasin yang diperoleh

dalam makanan, termasuk niacin secara teori dibuat dari prekursor

asam amino triptophan. 60 mg triptophan dapat menghasilkan 1 mg

niacin.

5) Defisiensi Vitamin B3

Pada tahap awal tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan

otot, anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan

berat menyebabkan pelagra (penyakit kekurangan niasin),

menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare dan dementia . Hal ini

meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala kekurangan niasin

lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan

kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis

simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari

langsung.

6) Hipervitaminosis B3

Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem

saraf, lemak darah dan gula darah. Gejala-gejala seperti muntah, lidah

membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat

31
berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah

rendah.

D. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)

1) Pengertian Vitamin B5

Vitamin B5, juga disebut asam pantotenat, termasuk dalam

kelompok vitamin B yang larut dalam air. Namanya berasal dari kata

Yunani pantos, yang berarti di mana-mana, karena dapat ditemukan di

seluruh sel hidup. Asam pantotenat adalah kristal putih yang larut air,

rasa pahit, lebih stabil dalam keadaan larut daripada kering, serta mudah

terurai oleh asam, alkali dan panas kering. Dalam keadaan netral asam

pantotenat tahan terhadap panas basah.

2) Fungsi Vitamin B5

Asam pantotenat berperan dalam metabolisme sebagai bagian

dari koenzim A. Koenzim ini berperan untuk membawa molekul dalam

proses pemecahan glukosa, asam lemak dan metabolisme energi. Asam

pantotenat terlibat pula dalam sintesis hormon steroid, kolesterol,

fosfolipida, dan porfirin yang diperlukan untuk pembentukan

hemoglobin. Pasokan vitamin B5 (asam pantotenat) yang cukup

penting karena membantu tubuh :

 mengubah makanan menjadi glukosa, yang digunakan untuk

menghasilkan energi.

32
 memecah lemak, karbohidrat, dan protein untuk menghasilkan

energi.

 mensintesis kolesterol.

 membentuk sel darah merah, serta jenis kelamin dan hormon

yang berkaitan dengan stres.

3) Sumber Vitamin B5

Pantotenat terdapat di dalam semua jaringan hewan dan tumbuh-

tumbuhan. Sumber paling baik adalah hati, ginjal, kuning telur, khamir,

daging, ikan, unggas, serealia utuh, dan kacang-kacangan. Sekitar 33%

asam pantotenat hilang dalam proses pemasakan dan sekitar 50% hilang

pada proses penggilingan beras.

4) Kebutuhan Vitamin B5

Dosis suplemen vitamin B5 untuk mencegah kekurangan vitamin

B5 pada orang dewasa adalah 5-10 mg per hari. Angka kecukupan gizi

(AKG) harian vitamin B5 bervariasi berdasarkan usia dan kondisi

kesehatan masing-masing. Berikut ini AKG harian dari vitamin B5:

 Usia 0-6 bulan: 1,7 mg

 Usia 7-12 bulan: 1,8 mg

 Usia 1-3 tahun: 2 mg

 Usia 4-8 tahun: 3 mg

 Usia 9-13 tahun: 4 mg

 Usia 14 tahun atau lebih: 5 mg

33
 Ibu hamil: 6 mg

 Ibu menyusui: 7 mg

5) Defisiensi Vitamin B5

Karena asam pantotenat banyak terdapat di dalam bahan

makanan, kekurangan asam pantotenat jarang terjadi. Gejala-gejala

kekurangannya adalah rasa tidak enak pada saluran cerna, kesemutan

dan rasa panas pada kaki, muntah-muntah, diare yang timbul sekali-

sekali, rasa lelah dan susah tidur.

6) Hipervitaminosis B5

Gejala kelebihan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut

kembung.

E. Vitamin B6

1) Pengertian Vitamin B6

Vitamin B6 terdapat di alam dalam tiga bentuk : piridoksin,

piridoksal, dan piridoksamin. Piridoksin hidroklorida adalah bentuk

sintetik yang digunakan sebagai obat. Dalam keadaan difosforilasi,

vitamin B6 berperan sebagai koenzim berupa piridoksal fosfat (PLP)

dan piridoksamin (PMP) dalam berbagai reaksi transaminasi. Di

samping itu PLP berperan dalam berbagai reaksi lain.

34
2) Fungsi Vitamin B6

Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam

lemak. Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino

nonesensial. Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah.

3) Sumber Vitamin B6

Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah,

gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang-kacangan, kentang, dan

pisang. Susu, telur sayur, dan buah mengandung sedikit vitamin B6.

Vitamin B6 di dalam bahan makanan hewani lebih mudah diabsorpsi

daripada yang terdapat di dalam bahan makanan nabati.

4) Kebutuhan Vitamin B6

Berikut ini adalah dosis suplemen vitamin B6 berdasakan tujuan

penggunaannya:

Angka kecukupan gizi (AKG) harian vitamin B6 bervariasi

berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan masing-masing.

Ketahui AKG harian dari vitamin B6 berikut ini:

 Usia 0-6 bulan: 0,1 mg.

35
 Usia 7-12 bulan: 0,3 mg.

 Usia 1-3 tahun: 0,5 mg.

 Usia 4-8 tahun: 0,6 mg.

 Usia 9-13 tahun: 1 mg.

 Laki-laki usia 14-50 tahun: 1,3 mg.

 Laki-laku usia di atas 50 tahun: 1,7 mg.

 Wanita usia 14-18 tahun: 1,2 mg.

 Wanita usia 19-50 tahun: 1,3 mg.

 Wanita usia di atas 50 tahun: 1,5 mg.

 Ibu hamil: 1,9 mg.

 Ibu menyusui: 2 mg.

5) Defisiensi Vitamin B6

Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan

gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya

gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan kejang-

kejang, anemia, penurunan pembentukan antibody, peradangan lidah,

serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kuit. Kekurangan vitamin

B6 berat dapat menimbulkan kerusakan pada sistem saraf pusat.

6) Hipervitaminosis B6
Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama berbulan-

bulan akan menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki,

dimulai dengan semutan pada kaki, kemudian mati rasa pada tangan

36
dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja. Kemudian gejala keracunan

adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi

dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang

sepenuhnya. Gejala kelebihan vitamin B6 ini sudah dapat dilihat pada

konsumsi sebanyak 25 miligram sehari.

F. Vitamin B8 (Biotin)

1) Pengertian Vitamin B8

Vitamin B7 ditemukan pada tahun 1930 setelah melakukan

investigasi terhadap kejadian 'egg white injury'. Dari seluruh kelompok

vitamin B lainnya, vitamin B7 berbeda karena kita juga dapat

memperolehnya dari bakteri usus, mikrobiota. Inilah mengapa vitamin

ini juga dikenal dengan sebutan biotin. Walaupun vitamin ini dihasilkan

oleh bakteri usus, jumlah yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan

kita sehari-hari. Oleh karena itu, kita perlu mendapatkannya dari

makanan.

Biotin adalah suatu karbon monokarboksilat terdiri atas cincin

imidasol yang bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen dengan rantai

samping asam valerat. Biotin tahan panas, larut air dan alkohol serta

mudah dioksidasi.

37
2) Fungsi Vitamin B8 (Biotin)

Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang

menyangkut penambahan atau pengeluaran karbon dioksida kepada

atau dari senyawa aktif. Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan

biotin sebagai koenzim. Demikian pula deaminasi, yaitu pengeluaran

NH2 dari asam-asam amino tertentu, terutama asam aspartat, treonin,

dan serin serta sintesis purin yang diperlukan dalam pembentukan DNA

dan RNA membutuhkan biotin. Secara metabolik, biotin erat kaitannya

dengan asam folat, asam pantotenat, dan vitamin B12.

3) Sumber Vitamin B8 (Biotin)

Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh

dapat disintesis oleh bakteri saluran cerna. Sumber yang baik adalah

hati, kuning telur, serealia, khamir, kacang kedelai, kacang tanah,

sayuran dan buah-buahan tertentu (jamur, pisang, jeruk, semangka,

strawberi). Daging dan buah-buahan merupakan sumber yang kurang

baik. Ketersediaan biologik biotin sebagian ditentukan oleh pengikat

dalam makanan. Dalam putih telur mentah biotin diikat kuat oleh

avidin, tetapi bila dimasak akan dilepas. Avidin mengalami denaturasi

dan tidak berbahaya.

4) Kebutuhan Vitamin B8 (Biotin)

Dosis yang dianjurkan untuk menangani kekurangan biotin

adalah 150 mcg/hari, melalui suntik intramuskular, dan 10 mg/hari

38
untuk biotin oral. Dosis maksimal penggunaan biotin adalah 30

mg/hari.

Jumlah vitamin biotin harian yang diperlukan tergantung pada

usia dan jenis kelamin masing-masing. Mengacu pada pedoman angka

kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan

RI, inilah yang Anda butuhkan:

 Umur 10 tahun atau lebih: 30-100 mcg/hari.

 7-10 tahun: 30 mcg/hari.

 4-6 tahun: 25 mcg/hari.

 0-3 tahun: 20 mcg/hari.

5) Defisiensi Vitamin B8 (Biotin)

Kekurangan biotin jarang terjadi pada manusia. Gejala

kekurangan pada manusia atau hewan dapat terjadi jika memakan putih

telur mentah berasal lebih dari 24 butir telur sehari. Gejala kekurangan

biotin dapat muncul pada pasien rumah sakit yang menggunakan infus.

Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu

makan, mual, depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin

diberikan pada pasien untuk mencegah defisiensi.

6) Hipervitaminosis Biotin

Dosis berlebih dari vitamin yang disebut juga dengan biotin dapat

meningkatkan intensitas buang air kecil dan keringat. Selain itu,

39
kelebihan kadar vitamin B7 juga dapat menyebabkan mual ringan,

kram di perut dan diare.

G. Vitamin B9 (Folat)

1) Pengertian Folat

Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang

secara kimiawi dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini

berperan sebagai koenzim dalam transportasi pecahan-pecahan karbon

tunggal dalam metabolisme asam amino dan sintesis asam nukleat.

2) Fungsi Folat

Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam

sintesa sel-sel baru. Folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah

merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk

pendewasaannya. Folat berperan sebagai pembawa karbon tunggal

dalam pembentukan hem. Suplementasi folat dapat banyak

menyembuhkan anemia pernisiosa, namun gejala gastrointestian, dan

gangguan saraf tetap bertahan.

3) Sumber Folat

Folat terdapat luas di dalam bahan makanan terutama dalam

bentuk poliglutamat. Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau

(istilah folat berasal dari kata latin folium, yang artinya daun hijau),

40
hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan,

dan jeruk.

4) Kebutuhan Folat

Asupan sebanyak 3,1 mg/kgbb/hari dapat memenuhi angka

kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia. Untuk wanita hamil dan

wanita menyusui dianjurkan 0,4 mg/hari atau 400 mg /hari. Apabila

kebutuhan asam folat tercukupi, tubuh menyimpan sekitar 5-10 mg

folat, dan hampir setengahnya disimpan di hati. Cadangan ini cukup

untuk 3-6 bulan tanpa asupan folat dari makanan.

5) Defisiensi Folat

Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah.

Gejalanya bisa meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang

menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya

oleh kekurangan folat tetapi juga oleh kekurangan vitamin B12. Gejala

lain dari kekurangan folat adalah rasa panas pada jantung (heartburn),

diare dan sering terkena infeksi karena penekanan pada sistem

kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem saraf, menyebabkan depresi,

kebingungan mental, kelelahan, dan pingsan.

6) Hipervitaminosis Folat
Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah

marah. Folat dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn

B12, karena kedua vitamin ini berhubungan

41
H. Vitamin B12 (Sianokobalamin)

1) Pengertian Vitamin B12

Vitamin B12, disebut juga kobalamin, adalah sebuah vitamin

larut air yang berperan penting dalam fungsi normalnya otak dan

system saraf, serta dalam pembentukan darah. Vitamin ini merupakan

salah satu dari delapan vitamin B. Vitamin B12 merupakan kumpulan

senyawa-senyawa yang terhubung secara kimia, yang semuanya

memiliki aktivitas sebagai vitamin. Vitamin B12 adalah vitamin B12

adalah vitamin yang paling kompleks dan mengandung elemen kobal

yang jarang tersedia secara biokimia.

2) Fungsi Vitamin B12

Dalam tubuh, vitamin B12 mendukung fungsi normal sel saraf,

pembentukan sel darah merah, hingga pembentukan DNA. Berikut

sejumlah manfaat vitamin B12 bagi tubuh.

 Menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis

Lebih dari 2.500 orang dewasa menunjukkan fakta bahwa orang

yang mengalami kekurangan vitamin B12 memiliki kepadatan

tulang yang lebih rendah. Kepadatan tulang yang rendah lama-

lama membuat tulang mudah rapuh sehingga meningkatkan

resiko terkena osteoporosis.

 Meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala depresi

42
Vitamin B12 bekerja memetabolisme serotonin, hormon dalam

otak yang bertanggung jawab menstabilkan emosi serta

memunculkan perasaan tenang dan bahagia. Oleh karena itu,

seseorang yang mengalami kekurangan vitamin B12 lebih rentan

mengalami mood swing dan terhadap resiko depresi.

 Menjaga kesehatan jantung

Manfaat Vitamin B12 lainnya ialah menjaga kesehatan jantung.

Vitamin ini membantu mengurangi kadar homosistein (asam

amino) yang terlalu tinggi. Peningkatan kadar homosistein yang

terlampau tinggi dapat merusak lapisan dinding pembuluh arteri

dan mempermudah pembentukan gumpalan darah yang nantinya

bisa menyumbat paru-paru, otak, dan jantung.

 Mencegah anemia

Vitamin B12 bekerja membantu tubuh memproduksi sel darah

merah sehat.

 Mengurangi Resiko Terkena Degenerasi Makula

Degenerasi macula adalah gangguan penglihatan yang terkait

dengan penuaan, sehingga lebih umum terjadi pada orang-orang

usia lanjut. Para peneliti menemukan bukti bahwa rutin minum

suplemen vitamin B12 dapat menurunkan homosistein,

 Mencegah Demensia

43
Vitamin B12 mendukung fungsi normal sel saraf otak sehingga

mencegah penyusutan ukuran otak (atrofil) yang terjadi akibat

kematian saraf (neuron).

 Mencegah Cacat Lahir

Penelitian menunjukkan bahwa otak janin dan system saraf

membutuhkan kadar vitamin B12 yang cukup dari ibu untuk

dapat berkembang dengan baik.

3) Sumber Vitamin B12

Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam daging hewan dan

produk-produk hewani. Orang yang hanya makan sayuran (vegetarian)

dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan

menambah konsumsi keju, susu, dan telur. Hal ini berarti sekitar satu

cangkir susu atau satu butir telur untuk satu harinya. Untuk seorang

vegetarian yang tidak memakan semua produk dari hewan dapat

memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah

ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan vitamin B12. Sumber

utama didapatkan dari makanan protein hewani, seperti hati, daging

sapi, dada ayam, telur, yoghurt, oatmeal, dan susu.

4) Kebutuhan Vitamin B12

Berikut dosis harian yang direkomendasikan berdasarkan berbagai usia:

 0 – 6 bulan

44
Untuk anak-anak dalam kelompok usia ini, kebutuhan ideal

vitamin B12 sekitar 0,4mcg.

 7 – 12 bulan

Untuk anak-anak usia 7 bulan sampai satu tahun, kebutuhan ideal

vitamin B12 sekitar 0,5mcg.

 1-3 tahun

Untuk anak-anak dalam kelompok usia satu tahun sampai 3

tahun, kebutuhan ideal vitamin B12 sekitar 0,9mcg.

 4-8 tahun

Anak-anak dalam kelompok usia ini harus mengambil 1,2 mcg

vitamin B12 per hari.

 9-13 tahun

Anak-anak dalam kelompok usia 9-13 tahun harus mengambil 1,8

mcg vitamin B12.

 Anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa

Untuk anak-anak dan orang dewasa, kebutuhan ideal vitamin B12

sekitar 2,4mcg.

 Wanita hamil

Meskipun suplemen vitamin B12 tidak boleh digunakan dalam

waktu yang lama oleh ibu hamil, dosis yang ideal harus sekitar

2,6mcg.

45
 Wanita Menyusui

Untuk wanita menyusui kebutuhan vitamin B12 sekitar 2,8mcg.

5) Defisiensi Vitamin B12

 Anemia

Kurang vitamin B12 dapat menyebabkan anemia, khususnya

anemia jenis megaloblastic. Anemia megaloblastic adalah

gangguan darah yang terjadi ketika jumlah sel darah merah yang

berkualitas baik lebih sedikit dari biasanya. Ketika tubuh tidak

memiliki cukup sel darah merah yang berfungsi dengan baik,

jaringan dan organ bisa-bisa tidak mendapat cukup oksigen.

 Neuropati perifer

Kondisi kurang vitamin B12 di dalam tubuh juga bisa memicu

terjadinya masalah pada saraf. Kurangnya vitamin B12 merusak

selubung mielin yang berfungsi mengelilingi dan melindungi

saraf. Tanpa pelindung ini, saraf berhenti berfungsi dengan baik.

Kerusakan saraf yang terjadi akibat kekurangan vitamin B!2 ini

dapat terjadi secara permanen jika tidak langsung diobati. Gejala

yang paling sering terjadi adalah mati rasa dan kesemutan di

tangan dan kaki.

 Glossitis

Kekurangan vitamin B12 di dalam tubuh juga bisa memicu

gangguan pada rongga mulut, salah satunya pada lidah yang

46
disebut dengan glossitis. Glossitis adalah istilah yang digunakan

untuk menggambarkan kondisi lidah yang meradang, terasa sakit,

lebih merah, dan bengkak.

 Sembelit

Anemia yang semakin parah pada orang yang kurang vitamin B12

berpotensi menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit

(susah buang air besar) dan menimbulkan sakit perut.

6) Hipervitaminosis Vitamin B12

 Gangguan kulit

 Vitamin B12 yang terlalu banyak akan membuat kulit wajah

dipenuhi jerawat

 Gangguan kardiovaskuler

 Vitamin B12 yang terlalu banyak akan berujung sangat buruk

bagi system kardiovaskuler karena darah akan dibawa dari hati ke

hati. Vitamin B12 dalam kadar tinggi akan menyebabkan keadaan

serius pada system jantung kita, dan salah satu contoh kondisi

paling parah adalah gagal jantung kongestif.

 Gejala pencernaan

 Gejala asam urat

 Gejala diare

 Sakit kepala

 Nyeri di bagian punggung

47
I. Vitamin C

1) Pengertian Vitamin C

Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang dapat larut dalam

air dan tidak dapat larut dalam minyak dan zat pelarut lemak. Vitamin

ini dikenal juga dengan nama kimianya sebagai asam askorbat. Vitamin

C merupakan suatu asam organic yang berbentuk kristal putih dan

terasa asam dan tidak berbau. Di dalam larutan, vitamin C mudah rusak

akibat teroksidasi oleh oksigen dari udara. Vitamin C (asam askorbat)

adalah suatu senyawa beratom karbon 6 yang dapat larut dalam air.

Vitamin C merupakan vitamin yang disintesis dari glukosa dalam hati

dari semua jenis mamalia, kecuali manusia. Manusia tidak memiliki

enzim gulonolaktone oksidase, yang sangat penting untuk sintesis dari

prekursor vitamin C, yaitu 2-keto-1-gulonolakton, sehingga manusia

tidak dapat mensintesis vitamin C dalam tubuhnya sendiri. Di dalam

tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah (khususnya leukosit), korteks

anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran

pencernaan melalui mekanisme transport aktif (Sherwood, 2010).

2) Fungsi Vitamin C

Fungsi vitamin C di dalam tubuh berkaitan dengan sifat

alamiahnya yaitu sebagai antioksidan. Vitamin C berperan serta dalam

banyak proses metabolism yang berlangsung pada tubuh. Fungsi

fisiologis yang telah diketahui membutuhkan vitamin C adalah:

48
 Berperan dalam menjaga kesehatan substansi metric jaringan ikat

 Integritas epitel melalui kesehatan zat perekat antar sel

 Meningkatkan mekanisme immunisasi atau peningkatan daya

tahan tubuh terhadap berbagai serangan penyakit dan toksin.

 Berperan dalam menjaga kesehatan epitel pembuluh darah

 Membantu dalam penurunan kadar kolesterol

 Membantu pertumbuhan tulang dan gigi.

 Menjaga kulit tetap sehat bersinar

 Untuk pembentukan kolagen

 Menjadi antioksidan

 Meningkatkan kekebalan tubuh

3) Sumber Vitamin C

Sumber makanan yang mengandung vitamin C tinggi antara lain

jambu biji, jeruk, paprika hijau, semangka, pepaya, lemon, melon,

stroberi, kiwi, mangga, brokoli, tomat, kubis brussel, kembang kol,

kubis, dan jus jeruk atau jus yang diperkaya dengan vitamin C.Bahan-

bahan yang sering dimasak berdaun hijau (lobak, bayam), paprika

merah dan hijau, tomat kaleng dan segar, kentang, labu, raspberry,

blueberry, cranberry, dan nanas juga merupakan sumber yang kaya

vitamin C. Vitamin C sensitif terhadap cahaya, udara, dan panas ,

sehingga Anda akan mendapatkan vitamin C paling baik jika Anda

49
makan buah-buahan dan sayuran mentah atau dimasak sebentar. Lebih

lanjut: Buah Pilihan yang Mengandung Vitamin C Terbanyak.

4) Kebutuhan Vitamin C

Kita bisa mendapatkan vitamin C dalam bentuk alami melalui

buah dan sayur , dan juga tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan

tablet kunyah, kristal bubuk, effervescent, dan bentuk cair dengan kadar

vitamin C bervariasi mulai dari 25-1000 mg.

Bentuk esterifikasi vitamin C juga tersedia, yang mungkin lebih

mudah diterima bagi mereka yang memiliki masalah pada lambung atau

penyakit maag.

 Untuk anak anak

- Lahir – 6 bulan: 40 mg

- Bayi 6 – 12 bulan: 50 mg

- Anak-anak 1 – 3 tahun: 15 mg

- Anak-anak 4 – 8 tahun: 25 mg

- Anak-anak 9 – 13 tahun: 45 mg

- Gadis remaja 14 – 18 tahun: 65 mg

- Remaja laki-laki 14 – 18 tahun: 75 mg

 Untuk Dewasa

- Pria di atas 18 tahun: 90 mg

- Perempuan di atas 18 tahun: 75 mg

- Wanita hamil: 80 mg

50
- Wanita menyusui: 115 mg

 Untuk orang yang merokok

Karena merokok bisa menghabiskan vitamin C, maka orang

yang merokok akan membutuhkan tambahan 35 mg vitamin C per

hari. Adapun dosis yang dianjurkan untuk mencegah atau

mengobati berbagai penyakit kebanyakan menggunakan dosis

vitamin C sebanyak 500 – 1000 mg per hari.

5) Defisiensi Vitamin C

 Skorbut

Skorbut (scurvy) adalah penyakit yang ditandai dengan

kegagalan dari pembentukan osteoblastik, dengan hasil

berkurangnya tulang (osteoporosis), dan menyebabkan

perdarahan superiosteal dan submukosa. Penyakit ini disebabkan

kekurangan vitamin C (asam askorbat) dan menyebabkan

kekurangan sintesis kolagen, yang ditemukan pada anak usia

51
antara 6 bulan dan 1 tahun. Hipovitaminosis C atau penyakit

skorbut dapat timbul apabila bayi selama 612 bulan tidak

mendapat vitamin C yang cukup. Gambaran klinis menunjukkan

bayi sakit berat, malaise dengan kecenderungan perdarahan di

mukosa mulut, gusi dan subperiosteal. Pada foto rontgen terdapat

pelebaran garis epifisis dengan korteks yang tipis pada daerah

pertumbuhan yang cepat seperti di lutut, pergelangan tangan, dan

sisi proksimal humerus (Sjamsulhidajat, 2004). Kematian yang

berkaitan dengan gagal jantung dilaporkan pada janin dan anak-

anak dengan scurvy. Selama defisiensi vitamin C, pembentukkan

kolagen dan kondroitin sulfat terganggu. Kecenderungan

perdarahan, dentin gigi tidak sempurna dan pelonggaran gigi

disebabkan oleh kekurangan kolagen. Karena osteoblast tidak

lagi membentuk bahan interseluler normal (osteoid),

pembentukan tulang enkhondral berhenti. Trabekula tulang yang

telah terbentuk menjadi rapuh dan mudah patah. Periosteum

menjadi longgar, dan perdarahan subperiosteal terjadi, terutama

pada ujung-ujung femur dan tibia. Pada skorbut berat dapat ada

degenerasi otot skelet, hipertrofi jantung, depresi sumsum tulang

dan atrofi adrenal. Penurunan pembentukan osteoblastik matriks

tulang yang ada pada resorpsi osteoklastic tulang menyebabkan

osteoporosis. Karena matriks tulang tidak terbentuk pada

52
kalsifikasi inti dari tulang rawan di lempen epifiseal, daerah

tulang rawan yang kalsifikasi menetap dan menebal.

Avitaminosis vitamin C juga meningkatkan kerapuhan kapiler,

terdapat perdarahan spontan, tidak hanya di sub periosteum tetapi

juga di membran mukosa gusidan usus. Ketika perdarahan

subperiostealnya ini terus berlangsung, perlengketan normal dari

epifisis dan lempeng epifisis ke metafisis terganggu dan

pemisahan epifisis.

 Sariawan

Sariawan (stomatitis) adalah radang pada rongga mulut

(bibir dan lidah) yang disebabkan oleh jamur Candida albicans

(Simanjuntak, 2011; Kristayanasari, 2010). Oral trush adalah

lapisan atau bercak-bercak putih kekuningan yang timbul di lidah

yang dikelilingi oleh daerah kemerahan (Simanjuntak, 2011).

Penyakit ini sering dijumpai pada bayi dan anak kecil yang

minum susu dengan botol susu atau dot atau anak yang mengisap

dot kempong (fopspeen) yang tidak diperhatikan kebersihannya,

seperti dot, yang tidak pernah direbus sehingga bakteri

berkembang biak didalamnya (Simanjuntak, 2011). Bentuk

sariawan akan terlihat seperti vesikel atau bulatan kecil berwarna

putih atau kekuningan.

 Gingivitis

53
Gingivitis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada

gingiva yang disebabkan oleh faktor lokal dan sistemik. Secara

klinis gingivitis ditandai dengan adanya inflamasi gingiva berupa

perubahan warna, perubahan konsistensi, perubahan tekstur

permukaan, perubahan atau pertumbuhan ukuran, perubahan

kontur (Anggrainy, 2012). Gingivitis (radang gusi) adalah

penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Actinomyces,

Fusobacterium, Veillonella) dan organisme yang menempati

sulkus gusi.

 Rambut kering dan rontok

Zat besi diperlukan untuk menguatkan rambut. Sedangkan

vitamin C adalah vitamin yang meningkatkan penyerapan zat

besi, sehingga kekurangan vitamin C membuat zat besi tak efektif

diserap tubuh.

 Mudah Sakit

Vitamin C dibutuhkan oleh sistem pertahanan tubuh atau

sistem imun. Sistem imun yang kuat dapat mencegah berbagai

macam penyakit. Jika vitamin C kurang, maka sistem imun akan

menjadi lemah dan Anda pun jadi gampang sakit.

 Luka lama Sembuh

54
Vitamin C penting untuk membentuk kolagen pada kulit.

Kolagen berfungsi untuk menutup luka dalam proses

penyembuhan luka. Kekurangan vitamin C membuat luka Anda

tak juga sembuh setelah berhari-hari.

6) Hipervitaminosis Vitamin C

Hipervitaminosis Vitamin C atau berlebihnya vitamin C dalam

tubuh menyebabkan beberapa efek samping ringan seperti mual

muntah, kram usus flushing atau kemerahan kulit, sakit kepala,

insomnia dan diare. Sedangkan komplikasi serius yang mung kin terjadi

seperti penjendalan darah, gangguan sel darah merah, erosi gigi dan

batu ginjal.

 Apabila mengkonsumsi vitamin C dengan dosis yang tinggi


mengakibatkan terganggunya penyerapan vitamin B12 di dalam
tubuh. Sedangkan vitamin B12 berperan dalam fungsi saraf otak
dan juga sel-sel darah merah.
 Menyebabkan produksi asam lambung meningkat dikarenakan

konsumsi vitamin C dengan dosis yang berlebih. Sehingga

menimbulkan masalah pencernaan seperti iritasi lambung, diare,

dan juga penyakit gangstritis.

 Mengkonsumsi vitamin C yang berlebih mengakibatkan

terjadinya gangguan pada urikosuria yaitu terjadinya peningkatan

kadar asam urat di dalam kandungan kemih. Sehingga memicu

resiko gangguan pada ginjal.

55
 edangkan untuk anda yang mengkonsumsi vitamin C melebihi

batas maksimal setiap hari yaitu 2000 mg, akan mengakibatkan

beberapa gangguan yang berhubungan dengan kerusakan

jaringan otak.

 Mengkonsumsi terlalu tinggi vitamin C dengan batas dosis setiap

hari berlebih akan menggakibatkan pusing dan juga mual.

 Pemberian secara langsung pada kulit anda akan menimbulkan

ruam, alergi bahkan hingga menyebabkan iritasi kulit.

56
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil

yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat

dihasilkan oleh tubuh. Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak

memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi, vitamin adalah kofaktor dalam

reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim.

Vitamin dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu vitamin yang larut dalam

lemak seperti vitamin A, D, E dan K serta vitamin yang larut dalam air seperti

vitamin C dan B. Kebanyakan vitamin berfungsi sebagai koenzim dalam berbagai

reaksi dalam tubuh. Sedangkan kekurangan vitamin dapat mengganggu kelancaran

reaksi – reaksi biokimia did alam tubuh dalam masing – masing vitamin dapat

mendefinisikannya.

3.2 Saran

Semoga dengan adanya makalah ini, baik penyusun maupun pembaca dapat

memahami pentingnya vitamin dalam kehidupan sehari- hari.

57
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anggrainy, D.P. 2012. Gingivitis. Padang: FKG

Barasi, Mary E. 2009. Ilmu Gizi. Jakarta: Airlangga.

Eman. 2012. Vitamin K, Sahabat Darah dan Tulang. gizi.depkes.go.id (Online).


Kementerian Kesehatan RI.

Endang, Achadi. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Gibney, Michael J., et al. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG.

Hermawan, D. 2016. Sehat Selalu dengan Vitamin D. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Khomsan, Ali. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

LIPI. 1998. Widya Karya Pangan dan Gizi VI. Jakarta: Depkes

Proverawati A., dan Siti Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Rimahardika, R., Hertanto W. S., Hartanti S. W. 2017. Asupan vitamin D dan paparan
sinar matahari pada orang yang bekerja di dalam ruangan dan di luar ruangan.
Journal of Nutrition College 6: 333-342.

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2010. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.

Sherwood, L. 2010. Fundamentals of Human Physiology 4ed. Virginia: Graphic World,


Inc.

Simanjuntak, NM. 2011. Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Sariawan (oral trush) pada
anak usia 0-3 tahun di Klinik Sally Medan. Medan: USU

Soeharsono, Martoharsono. 2009. Biokimia Jilid I Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta:


Gajah mada University Press.

58
Soundharya, R., V. Aruna, G.V. Amruthavalli, and R. Gayathri. 2018. Cryptococcus
neofarmans-New Science for Discoveriing Melanin Midifiers. Journal of
Research in Microbiology. 2(3):1-4.
Supariasa, D.N.I., et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: ECG.

Vazifehasi, Zhila and Masumeh Almohammadi. 2019. Preparation and Study of Vitamin
A palmitate-gelatin Microspheres. Journal of Advanced Chemical
Pharmaceutical Materials. 2(1):97-99.

59

Anda mungkin juga menyukai