Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

UJI T INDEPENDENT DAN DEPENDENT

Makalah Ini disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah


Statistika terapan

Dosen Pengampu :
Dr. Rumpoko Wicaksono, SP., MP.
Ali Maksum, STP., MP.

Disusun Oleh :

Gilda Agsila A1F017006


Ghina Ratnasari A1F017026
Chafiyani Wulan Pertiwi A1F017048
Salsa Indah Puspitarini A1F017074

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Nikmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Makalah ini disusun dalam rangka memperdalam pemahaman tentang uji T


independent dan dependent (berpasangan) dan sekaligus memenuhi salah satu
syarat penilaian mata kuliah Statistika Terapan di Universitas Jenderal Soedirman.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang uji T independent
dan dependent dalam ilmu statistika.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
kita semua khususnya tentang uji T independent dan dependent dalam ilmu
statistika, mohon maaf jika makalah ini memiliki banyak kekurangan. Terima
kasih.

Purwokerto, Desember 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Statistik memegang peranan yang penting dalam penelitian, baik dalam


penyusunan model, perumusan hipotesa, pengembangan alat, pengumpulan
data, penentuan sampel dan analisa data. Statistik dapat digunakan sebagai
alat untuk mengetahui apakah hubungan antar variabel benar-benar terkait
secara benar ataukah hubungan tersebut hanya bersifat random. Statistik
dapat menolong peneliti untuk menyimpulkan apakah suatu perbedaan yang
diperoleh benar-benar berbeda secara signifikan. Banyak sekali penelitian
yang dilakukan oleh berbagai kalangan akademisi. Untuk menguji kebenaran
suatu hipotesis yang ada di dalam penelitian, berbagai uji dilakukan. Salah
satu uji dalam dunia statistika yaitu uji T. Uji T atau T test adalah salah satu
tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan
hipotesis yang menyatakan bahwa di antara dua buah mean sampel yang
diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan
signifikan (Sudijono, 2009). Makalah ini akan membahas tentang pengujian
rerata (uji T) dua sampel independent dan dependent.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian uji T independent dan uji T berpasangan?


2. Bagaimana rumus uji T independent dan uji T berpasangan?
3. Bagaimana contoh uji T independent dan uji T berpasangan?
4. Apa fungsi uji T berpasangan?
5. Apa saja syarat pengujian uji T berpasangan?
6. Apa saja jenis hipotesis pada uji T berpasangan?

1
2

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian uji T independent dan uji T berpasangan.

2. Mengetahui rumus uji T independent dan uji T berpasangan.

3. Mengetahui contoh uji T independent dan uji T berpasangan.

4. Mengetahui fungsi uji T berpasangan.

5. Mengetahui syarat pengujian uji T berpasangan.

6. Mengetahui jenis hipotesis pada uji T berpasangan.


BAB II
PEMBAHASAN

Uji-t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam masalah-
masalah praktis statistika. Uji-t termasuk dalam golongan statistika parametrik.
Statistik uji ini digunakan dalam pengujian hipotesis, yaitu ketika informasi
mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak diketahui. Uji-t dapat dibagi
menjadi 2, yaitu uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1-sampel dan uji-t
yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2-sampel. Bila dihubungkan dengan
kebebasan (independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji-t dengan 2-
sampel), maka uji-t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji-t untuk sampel bebas
(independent) dan uji-t untuk sampel berpasangan (paired) (David, dkk, 2018).

A. Uji-T Independent

1. Pengertian Uji-T Independent

Uji T independent dilakukan untuk melakukan pengujian pada dua


variabel apabila sampel yang diuji adalah berbeda dan perlakuan yang
diberikan juga berbeda. Independent maksudnya adalah bahwa populasi
yang satu tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan populasi
yang lain. Konsep dasar yang diterapkan dalam perhitungan uji t ini
adalah dengan menggunakan nilai variance dari tiap-tiap kelompok
sampel. Hal yang membedakan dengan paired test adalah adanya
independensi dari kelompok sampel serta perlu dilakukannya uji
homogenitas (keseragaman variance) untuk menentukan jenis uji yang
nantinya akan digunakan. Sampel independent biasanya digunakan dalam
penelitian yang menggunakan pendekatan penelitian survey.

Hipotesis pada uji T yaitu:

Ho = Tidak terdapat perbedaan signifikan antara … dengan …

3
4

H1 = Terdapat perbedaan signifikan antara … dengan …

Kriteria data untuk uji t sampel independent :

- Data untuk dua sampel bersifat independent


- Sampel acak dari distribusi normal
Fungsi pengujian uji t :

- Untuk memperkirakan interval rata-rata.


- Untuk menguji hipotesis tentang rata-rata suatu sampel.
- Untuk mengetahui batas penerimaan suatu hipotesis.
- Untuk menguji layak tidaknya sebuah pernyataan dapat dipercaya
atau tidak.

2. Rumus Uji-T Independent

Secara perhitungan manual ada dua formula (rumus) uji T


independent, yaitu uji T yang variannya sama dan uji T yang variannya
tidak sama. Untuk varian sama digunakan Formulasi berikut:

Dimana Sp:

Keterangan :

- Xa = rata-rata kelompok a
5

- Xb = rata-rata kelompok b
- Sp = Standar Deviasi gabungan
- Sa = Standar deviasi kelompok a
- Sb = Standar deviasi kelompok b
- na = banyaknya sampel di kelompok a
- nb = banyaknya sampel di kelompok b
- df = na + nb -2

Sedangkan untuk varian yang tidak sama gunakan formulasi berikut :

Untuk df (degrre of freedom) uji T independent yang variannya


tidak sama itu berbeda dengan yang di atas (df = na + nb-2), tetapi
menggunakan rumus :

Untuk menentukan apakah varian sama atau beda, maka


menggunaka rumus :

Bila nilai P > α , maka variannya sama, namun bila nilai P <= α,
berati variannya berbeda.
6

3. Contoh Uji- T Independent

Seorang mahasiswa melakukan penelitian untuk mengetahui


apakah ada perbedaan kadar glukosa pada sampel A dan B?

No. Sampel A Sampel B


1 32 36
2 35 30
3 41 28
4 39 26
5 45 27
6 43 32
7 42 35
8 47 38
9 42 41
10 37 33
11 35 36
12 28
13 28
14 30
Rata-rata (x̄) 39,82 32
Simpangan
4.64 4,61
Baku

Jawab:

- Hipotesis:
Ho = Tidak terdapat perbedaan signifikan kadar glukosa antara
sampel A dengan sampel B.

H1 = Terdapat perbedaan signifikan kadar glukosa antara sampel A


dengan sampel B.
7

39,82−32
t - hitung =
(11−1)(4,642)− /(14−1) 4,612 ) 1 1
√ ( + )
11+14−2 11 14

7,82
=
√3,47

= 4,197

- Tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi  =
0.05. Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko
salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang
benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 95% atau 0.05 adalah
ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).
- t – hitung
Dari tabel di atas didapat nilai t hitung (equal variance assumed)
adalah 4,197.
- t-tabel
Tabel distribusi t dicari pada  = 95% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan df = 11 + 14-2 = 23 Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi
= 0.05) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2.069.
- Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel < t hitung < t table
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t table
Berdasar probabilitas:
Ho diterima jika P value > 0.05
Ho ditolak jika P value < 0.05
- Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas
Nilai t hitung > t tabel (4,197> 2.069) dan P value (0.000 < 0.05)
maka Ho ditolak.
8

Kesimpulan:

Oleh karena nilai t hitung > t tabel (4,197 > 2.069) dan P value
(0.000 < 0.05) maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya bahwa Terdapat
perbedaan signifikan kadar glukosa antara sampel A dengan sampel B.

B. Uji T Dua Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test) / Uji T-Test


Dependent

1. Pengertian Uji T-Test Dependent

Menurut David, dkk (2018) Paired sampel T Test merupakan


analisis dengan melibatkan dua pengukuran pada subjek yang sama
terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Pada uji beda Paired
sample t test, peneliti menggunakan sampel yang sama, tetapi pengujian
terhadap sampel dilakukan sebanyak dua kali. Menurut Mulyani, dkk
(2014), uji t dua sampel berpasangan adalah uji t dimana sampel saling
berhubungan antara satu sampel dengan sampel lain atau sebuah sampel
dengan subyek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji perbedaan pendapatan
rata-rata antara sampel-sampel yang berpasangan
9

2. Fungsi dari Uji T-Test Dependent

Fungsi dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata


dua grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan
sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2
perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan
sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Selain itu untuk menguji efektivitas
suatu perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang ingin ditentukan,
misalnya untuk mengetahui efektivitas metode penyuluhan terhadap
peningkatan pengetahuan dari responden ( Ridwan, 2009).

3. Syarat Syarat Pengujian Uji T-Test Dependent

a) Uji komparasi antar dua nilai pengamatan, misalnya: sebelum dan


sesudah
b) Digunakan pada uji parametric dimana syaratnya sebaga berikut:
1) Satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
2) Merupakan data kuantitatif (rasio-interval)
3) Data berdistribusi normal (di ppopulasi terdapat distribusi
difference = d yang berdistribusi normal dengan mean µd = 0
dan variance = 1) (Sugiyono, 2010).

4. Jenis Hipotesis pada Uji T - Test Dependent

a) Uji dua arah. Pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata 1 dan rata-rata 2, sedangkan pada hipotesis
alternatif sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-
rata 2.

b) Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok atau sampel 1
memiliki rata-rata sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata
10

kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1


lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

c) Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada
hipotesis awal kelompok atau sampel 1 memiliki rata-rata sama
dengan atau lebih kecil dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan
hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih besar dibandingkan
dengan rata-rata kelompok 2.

Hipotesis awal ditolak, bila:|t hitung| > t tabel ( terdapat perbedaan /


Ha)
Hipotesis awal diterima, bila: |t hitung| <= t tabel (tidak terdapat
perbedaan / Ho)

5. Rumus Uji T-Test Dependent

Menurut Sugiyono (2010), rumus uji t-test dependent, yaitu :

Statistik hitung (t hitung):

Dimana:
11

Keterangan
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
Sd = Standar Deviasi dari d.

6. Langkah Menggunakan Uji T – Test Dependent

Langkah-langkah pengujian signifikansi (hipotesis) dalam


Pengujian Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan:
a) Tetapkan H0 dan H1
b) Tetapkan titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat
kepercayaan 99 %) yang terdapat pada tabel “t”.
c) Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1.
d) Tentukan t hitung dengan menggunakan rumus.
e) Lakukan uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t”
hitung dengan “t” tabel.

7. Contoh Uji T-Test Dependent

Contoh penerapan Uji T-Test Dependent kami ambil dari


jurnal Agus, dkk (2016) yang berjudul Pengaruh Pemberian Yoghurt
Koro Pedang (Canavalia ensiformis) terhadap Kadar Koleterol Total
Tikus Sprague dawley. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok
perlakuan dan satu kelompok kontrol. Kelompok kontrol hanya
diberikan pakan standar 20 gram setiap hari, sedangkan perlakuan 1
mendapatkan pakan standar 20 gram juga diberikan yoghurt koro
pedang 2,1 ml per hari dan perlakuan 2 mendapat pakan standar 20
gram serta yoghurt koro pedang 4,5 ml per hari. Dalam rangka
pengujian ini digunakan taraf kepercayaan 95 % (alfa=5% ) untuk
menguji pernyataan (Hipotesis).
12

1) Hipotesis
Ho = Tidak terdapat pengaruh pemberian yoghurt Koro Pedang
terhadap kadar kolesterol tikus Sprague dawley.
H1 = Terdapat pengaruh pemberian yoghurt Koro Pedang
terhadap kadar kolesterol tikus Sprague dawley
2) Menghitung selisih D
Variabel
Kelompok Kolesterol Kolesterol D = X1 -X2 D²
Sebelum (X1) Sesudah (X2)
Kontrol 52 59 -7 49
Perlakuan 1 53 57 -4 16
Perlakuan 2 62 65 -3 9
Jumlah -14 196
3) Menghitung Standar Deviasi
1 (∑D)²
SD = √n-1 (∑D2 - )
n

1 (-14)²
SD = √ (196- )
21-1 21

1
SD = √20 (196- 9.3)

SD = 3.05
4) Menghitung t hitung
∑D
n
t= SD
√n
−14
21
t= 3.05
√20

−0.6
t = 0.67 = - 0.89

5) Melakukan Uji t
Diketahui t tabel = 2.08596 dan t = -0.89
Sehingga |t hitung| < t table
Maka Ho ditolak, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh pemberian yoghurt Koro Pedang terhadap kadar
13

kolesterol tikus Sprague dawley atau pemberian yoghurt koro


pedang (Canavalia ensiformis) dengan dosis 2,1 ml/hari dan 4,5
ml/hari tidak dapat menurunkan kadar kolesterol total tikus
Spague Dawley Hiperkolesterolemia
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Uji T atau T test adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk
menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan
bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari
populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan signifikan.
2. Dengan uji T ini, kita dapat menguji rerata dua sampel bebas dan variasi
populasinya kedua-duanya diketahui, pengujian rerata dua sampel bebas
dan kedua variasi populasinya tidak diketahui, tetapi diasumsikan sama,
dan pengujian dua sampel bebas dan kedua variasi populasinya tidak
diketahui.
3. Uji T independent dilakukan untuk melakukan pengujian pada dua
variabel apabila sampel yang diuji adalah berbeda dan perlakuan yang
diberikan juga berbeda.
4. Uji T dependent merupakan analisis dengan melibatkan dua pengukuran
pada subjek yang sama terhadapsuatu pengaruh atau perlakuan tertentu.

B. Saran

Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna,


kedepannya penyusun akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber–sumber yang lebih banyak yang tentu dapat
dipertanggung jawabkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agus, dkk. 2016. Pengaruh Pemberian Yoghurt Koro Pedang (Canavalia


ensiformis) terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Sprague Dawley.
Journal of Nutrition College. 5(3): 138 – 142.

David, dkk. 2018. Metode Statistik Untuk Ilmu dan Teknologi Pangan.
Universitas Bakrie PRESS, Jakarta.

Mulyani, dkk. 2014. Peningkatan Produktivitas Padi Melalui Pendekatan Sekolah


Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Di Kecamatan Sesayap
Hilir Kabupaten Tana Tidung. Jurnal AGRIFOR. 8(1).

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Mediakom,
Yogyakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alafabeta, Bandung.

Sugiyono. 2008. Statistik Nonparametris untuk Penelitian. Alafabeta, Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Alafabeta,


Bandung.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.

15

Anda mungkin juga menyukai