Disusun Oleh :
Dosen :
JURUSAN KIMIA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam uji statistik parametrik terdapat beberapa uji yang dapat digunakan untuk
mengambil kesimpulan tentang populasi dari sampel tersebut yang diambil. Seandainya
sampel yang diambil merupakan sampel yang saling berhubungan, maka akan timbul suatu
permasalahan bagaimana cara (metode) menganalisisnya dan uji statistik apa yang
digunakan. Salah satu uji statistik parametrik digunakan adalah uji T-test dependent.
T - test atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis nol. Uji t pertama kali dikembangkan oleh William Seely Gosset pada
tahun 1915. Uji t dapat dibagi menjadi 2, yaitu uji t yang digunakan untuk pengujian
hipotesis 1 sampel dan uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2 sempel. Bila
duhubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji t
dengan 2 sampel), maka uji t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji t untuk sampel bebas
(independent) dan uji t untuk sampel berpasangan (paired).
Uji t - test dependent adalah pengujian yang mana tidak adanya perbedaan yang
signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan atau berkolerasi. Fungsi
dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling
berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek
yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Syarat jenis uji t – test
dependent adalah: (a) data berdistribusi normal; (b) kedua kelompok data adalah
dependent (saling berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data yang digunakan adalah
numerik dan kategorik (dua kelompok).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah uji t – test dependent?
2. Apakah fungsi dari penggunaan t – test dependent?
3. Bagaimana syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent?
4. Bagaimana konsep hipotesis dalam statistika?
5. Bagaimana langkah – langkah penggunaan uji t – test dependent?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mendiskusikan dan membahas pengertian uji t – test dependent.
2. Mendiskusikan dan membahas fungsi dari penggunaan uji t – test dependent.
3. Mendiskusikan dan membahas syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent.
4. Mendiskusikan dan membahas konsep hipotesis dalam statistika.
5. Mendiskusikan dan membahas langkah – langkah penggunaan uji t – test dependent.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok atau sampel 1 memiliki rata-rata
sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis
alternatif rata-rata kelompok 1 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
3. Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis awal kelompok
atau sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih kecil dengan rata-rata
kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
F. Rumus
Menurut Sugiyono (2010), rumus uji t – test dependent, yaitu :
Statistik hitung (t hitung):
Dimana:
Keterangan
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
Sd = Standar Deviasi dari d
c) Menghitung t hitung:
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
Diantara sekian banyak jenis distribusi, distribusi t merupakan distribusi yang paling
luas, tabel t banyak di gunakan dalam berbagai penelitian. Banyak kejadian yang dapat
dinyatakan dalam data hasil observasi per eksperimen yang mengikuti distribusi t. Uji t
pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual
dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Distribusi t memodelkan fenomena kuantitatif pada ilmu alam maupun ilmu sosial.
Dalam pengujian hipotesis secara manual, tidak lepas dari tabel distribusi, yaitu dengan
cara melakukan perbandingan antara statistik hitung dengan statistik uji. Untuk membuat
perbandingan tersebut, maka yang harus dimiliki oleh seorang peneliti adalah beragam
skor pengujian psikologi. Distribusi t banyak juga digunakan dalam berbagai distribusi
dalam statistika, dan kebanyakan pengujian hipotesis mengasumsikan normalitas suatu
data.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Agar mengetahui apa pengertian distribusi t.
2. Untuk menguji koefisien regresi secara individual.
3. Agar mengetahui bagaimana penerapan distribusi t.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Distribusi T
Definisi distribusi t adalah salah satu ditribusi statistik yang dipergunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean.
Χ̄−μ
z=
σ /√n
Bila ukuran sampel kecil (n < 30), nilai S2 berubah cukup besar dari sampel ke sampel dan
distribusi peubah acak ( X - μ) / (S/√ n ) tidak lagi distribusi normal baku. Dalam hal seperti
ini kita menghadapi distribusi statistik yang akan disebut t.
Χ̄−μ
t=
S /√n
Distribusi sampel T didapat dari anggapan bahwa sampel acak berasal dari populasi
normal. Jadi dapat ditulis
( Χ̄−μ ) / ( σ / √ n ) Z
T= 2 2
=
√ S /σ √V /( n−1 )
Misalkanlah Z peubah acak normal baku dan v peubah acak khi-kuadrat dengan derajat
kebebasan v. Bila Z dan V bebas ,maka distribusi peubah acak T,
Z
T=
Bila √V / v
Diberikan oleh τ( v+1)/2 t 2 −(v+1 )/2
h(t )= (1+ )
τ(v/2) √ πv v
C. Penerapan Distribusi T
Grafik
v = 5( distribusi t)
“Distribusi t”
Contoh :
Suatu pabrik bola lampu yakin bahwa bola lampunya akan tahan menyala rata-rata selama
500 jam. Untuk mempertahankan nilai tersebut, tiap bulan diuji 25 bola lampu. Bila nilai t
yang dihitung terletak antara –t0.05 dan t0.05 maka pengusaha pabrik tadi akan
mempertahankan keyakinannya. Kesimpulan apakah yang seharusnya dia ambil dari
sampel dengan rataan X = 518 jam dan simpangan baku s = 40 jam? Anggap bahwa
distribusi waktu menyala, secara hampiran, normal.
Jawab :
Dari tabel diperoleh t0.05 = 1,711 untuk derajat kebebasan 24. Jadi pengusaha tadi akan puas
dengan keyakinannya bila sampai 25 bola lampu memberikan nilai t antara -1,711 dan
518−500
t= =2 , 25
1,711. Bila memang μ = 500, maka 40 / √ 25
suatu nilai yang cukup jauh diatas 1,711. Peluang mendapat nilai t, dengan derajat
kebebasan v = 24, sama atau lebih besar dari 2,25, secara hampiran adalah 0,02. Bila μ >
500, nilai t yang dihitung dari sampel akan lebih wajar. Jadi pengusaha tadi kemungkinan
besar akan menyimpulkan bahwa produksinya lebih baik daripada yang diduga semula.
Dalam distribusi ini telah disediakan tabel untuk memberikan nilai t, berdasarkan luas
kurva t tertentu. Nilai t diatas luas tertentu (α) dituliskan dalam bentuk t α.
Grafik :
P%
tp
Menentukan t
t=tp; v
dimana,
P=1−α
v=dk=n−1
Pada tabel kolom pertama (dk) merupakan kolom untuk mencari derajat kebebasan yang
akan dipakai.
Contoh :
0,95
1,77
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press.
Soleh, Ahmad Zambar. 2005. Ilmu Statistika. Bandung: Rekayasa Sains.
Sugiarto. 2004. Metode Statistika (untuk Bisnis dan Ekonomi). Jakarta : PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Walpole, Ronald. 1986. Ilmu Peluang dan Statistika Untuk Insyinyur dan Ilmuwan. Bandung :
ITB