Anda di halaman 1dari 27

Makalah Statistia Uji T

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mk Statiska


Dosen Pengampu : Mega Silfia Dewy,M.Pd. T

Disusun Oleh : Kelompok 2


ENJELICA SINAGA (5203131025)
FERRY ANDI SYAHRI (5203131011)
M. FADLI INDRA GUNAWAN (5213131026)
TRISNAWATI SIDABUTAR (5203131033)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah Statiska Uji T ini bisa selesai pada waktunya. Terima Kasih
kepada Ibu Mega Silfia Dewy,M.Pd. Tsebagai dosen mata kuliah yang
bersangkutan.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.

Medan, Desember 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
2.1 Uji T ......................................................................................................... 3
2.2 Uji T Satu Sampel (one sample t-test)...................................................... 4
2.3 Uji T Dua Sampel ..................................................................................... 9
BAB III ................................................................................................................. 22
PENUTUP ............................................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22
3.2 Saran ....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu penelitian, peneliti akan menemukan suatu problem dimana
sebelum mencari jawaban secara faktual terlebih dahulu peneliti mencoba
mencari jawaban secara teoritis. Jawaban secara teoritis sering disebut dengan
hipotesis, dimana hipotesis itu masih bersifat sementara dan perlu diuji
kebenarannya melalui fakta-fakta. Pengujian hipotesis dangan dasar fakta-
fakta memerlukan alat bantu yaitu menggunakan analisis statistik.
Misalnya dalam suatu penelitian yang akan diselidiki apakah suatu metode
baru memberikan hasil yang lebih baik dari metode lama, atau dua
pendekatan dalam memberikan hasil yang sama. Masalah seperti ini dapat
diselesaikan dengan melakukan pengujian rata-rata dua populasi. Pengujian
hipotesis ini dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan uji t. Uji t
adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan
hipotesis nol, dimana pertama kali dikembangkan oleh William Seely Gosset
pada tahun 1915. Uji t sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa macam
diantaranya adalah uji t satu sampel dan uji t dua sampel dimana bila
dihubungkan dengan kebebasan sampel yang digunakan (khusus bagi uji t
dengan dua sampel), maka uji t dibagi lagi menjadi dua, yaitu uji t untuk
sampel bebas (independent) dan uji t untuk sampel berpasangan (dependent).
Dalam makalah ini tidak membahas lebih dalam mengenai hipotesis,
namun akan dibahas lebih lanjut mengenai uji t serta penggunaannya dalam
penelitian, dimana akan dibahas mengenai ketiga macam uji t yaitu uji t satu
sampel, dan dengan dua sampel yang terdiri dari t-test independent (uji t
tidak berpasangan/bebas) dan t-test dependent (uji t berpasangan).

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu uji t?
b. Apakah fungsi uji t?
c. Bagaimanakah syarat-syarat dan langkah-langkah penggunaan uji t?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu uji t
b. Untuk mengetahui fungsi uji t
c. Untuk mengetahui syarat-syarat dan langkah-langkah penggunaan uji t

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uji T
Tes t atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol (H0). Uji t pertama kali dikembangkan
oleh William Seely Gosset pada tahun 1915. Awalnya William Seely Gosset
menggunakan nama samaran Student, dan huruf t yang terdapat dalam istilah
uji “t” dari huruf terakhir nama beliau. Uji t disebut juga dengan nama student
t (Ridwan, 2006).
Uji t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam
masalah-masalah praktis statistika. Uji t merupakan dalam golongan statistika
parametrik. Statistik uji ini digunakan dalam pengujian hipotesis, uji t
digunakan ketika informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak
diketahui. Uji t adalah salah satu uji yang digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya perbedaan yang signifikan (menyakinkan) dari dua mean
sampel (dua buah variabel yang dikomparasikan).
Hipotesis adalah dugaan sementara dalam penelitian dimana hipotesis
dibedakan menjadi dua yaitu H0 atau hipotesis nol dan H1 atau biasa disebut
hipotesis kerja. H0 adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan
antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam
rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X)
mempengaruhi (Y). Misalnya “tidak ada hubungan antara warna baju dengan
kecerdasan mahasiswa”. Sedangkan H1 adalah hipotesis yang menyatakan
adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y)
yang diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar
pencarian data penelitian. Misalnya “ada hubungan antara warna baju dengan
kecerdasan mahasiswa”.

3
Uji t dapat dibagi menjadi dua, yaitu uji t yang digunakan untuk pengujian
hipotesis satu sampel dan uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis dua
sampel. Bila duhubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang
digunakan (khusus bagi uji t dengan dua sampel), maka uji t dibagi lagi
menjadi dua, yaitu uji t untuk sampel bebas (independent) dan uji t untuk
sampel berpasangan (dependent/ paired) yang dipaparkan sebagai berikut
(Ridwan, 2006):

2.2 Uji T Satu Sampel (one sample t-test)


Uji t satu sampel digunakan untuk menguji nilai rata-rata dari suatu
sampel tunggal dengan suatu nilai acuan. Dalam uji t satu sampel terdapat
asumsi yang harus dipenuhi sebelum masuk ke analisis, yaitu data sampel
berdistribusi normal. Uji t satu sampel (one sample t-test) digunakan untuk
menguji apakah suatu nilai berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-
rata sebuah sampel. Ada beberapa bentuk uji t satu sampel yaitu (Riduwan,
2013):

a. Uji pihak kanan


Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t-tabel dibagi dua dan diletakkan
dibagian kanan kurva Hipotesis statistiknya:

Misalnya

Ho : Tingkat kualitas pelayanan pramuniaga toko di Yogyakarta paling


tinggi 70% dari kriteria yang diharapkan.
Ha : Tingkat kualitas pelayanan pramuniaga toko d i
Yogyakarta lebih 70% dari kriteria yang diharapkan

4
c
b. Uji pihak kiri
Dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t-tabel dibagi dua dan diletakkan
dibagian kiri kurva. Hipotesis statistiknya:

Misalnya
Ho : Tingkat kualitas pelayanan pramuniaga toko di Yogyakarta paling
sedikit 70% dari kriteria yang diharapkan.
Ha : Tingkat kualitas pelayanan pramuniaga toko d i
Yogyakarta kurang 70% dari kriteria yang diharapkan

c. Uji dua pihak


Dikatakan sebagai uji dua pihak karena t-tabel dibagi dua dan diletakkan
dibagian kiri dan kanan kurva. Hipotesis statistiknya:

Misalnya

5
Ho : Tingkat kualitas pelayanan pramuniaga toko di
Yogyakarta mencapai 70% dari kriteria yang diharapkan
Ha : Tingkat kualitas pelayanan pramuniaga toko di Yogyakarta tidak
mencapai 70% dari kriteria yang diharapkan

Rumus statistik yang digunakan untuk uji satu sampel adalah:

Dengan
t : t hitung
x : rata-rata dari data
µ0 : rata-rata nilai yang dihipotesiskan
s : standar deviasi
n : jumlah sampel

Contoh soal:
Seorang guru melakukan penelitian terkait dengan penerapan jenis model
pembelajaran (Contextual Learning) terhadap keterampilan berpikir kritis
siswa. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1
Gianyar, dimana sampel yang digunakan sebanyak 30 orang siswa yang
diambil secara acak dan dianggap sudah dapat mewakili keseluruhan
populasi. Diduga bahwa: “ keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar
dengan model pembelajaran Contextual Learning adalah 70” dengan data
sebagai berikut:

6
No Nilai Keterampilan Berpikir No Nilai Keterampilan Berpikir
Kritis dengan penerapan CTL Kritis dengan penerapan CTL
1 75 16 69
2 81 17 70
3 80 18 68
4 77 19 63
5 73 20 65
6 75 21 87
7 72 22 85
8 80 23 77
9 89 24 75
10 87 25 88
11 89 26 81
12 79 27 80
13 83 28 77
14 81 29 86
15 74 30 83

Untuk mengerjakannya, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai


berikut:
Langkah ke-1 : menyusun hipotesis
H0 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model
pembelajaran Contextual Learning sama dengan 70
HA = Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model
pembelajaran Contextual Learning tidak sama dengan 70

Langkah ke-2 : membuat hipotesis statistik

Langkah ke-3 : menghitung mean, standar deviasi, dan derajat


kebebasan
No Nilai Keterampilan Berpikir No Nilai Keterampilan Berpikir Kritis
Kritis dengan penerapan CTL dengan penerapan CTL
1 75 16 69
2 81 17 70
3 80 18 68
4 77 19 63
5 73 20 65
6 75 21 87

7
7 72 22 85
8 80 23 77
9 89 24 75
10 87 25 88
11 89 26 81
12 79 27 80
13 83 28 77
14 81 29 86
15 74 30 83
Jumlah 2349
Rata-rata 78,3
Standar deviasi 7,071799
Derajat kebebasan 29
Diketahui :
Standar deviasi s = 7,071799
rata-rata x = 78,3
jumlah sampel n = 30
taraf signifikan α = 0,05
0 = 70
dan derajat kebebasan dk = 29 pada daftar distribusi t diperoleh 2,045

Langkah 4 : menghitung dengan rumus uji t


x − 0
t=
s/ n
78,3 − 70
t=
7,071799 / 30
8,3
t=
7,071799 / 5,477
8,3
t=
1,291
t = 6,429
Langkah 5 : Menarik kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan t di atas maka dapat diambil keputusan
sebagai berikut. Tolak H0 bila − t1− 1 
 t atau t  t1− 1 
dan terima H0
2 2

bila − t1− 1 
 t  t1− 1  Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung
2 2

sebesar 6,429, dengan nilai t tabel untuk dk 29 adalah sebesar 2,045,

8
sehingga t hitung berada dalam daerah penolakan H0 t hitung > t tabel
(6,429 > 2,045). Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kemampuan
kognitif siswa yang diajar dengan model pembelajaran Contextual
Learning tidak sama dengan 70.

2.3 Uji T Dua Sampel


2.3.1 Uji t sampel bebas (independent)
Uji t Independen digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata
antara dua kelompok berbeda berdasarkan suatu variabel dependen (Siregar,
2005). Misalnya pada jenis produk barang pada pabrik A dan B, ingin
diketahui apakah daya jenis alat tersebut relatif sama atau berbeda. Dalam
hal ini pabrik A dan B adalah variabel Independen, sedangkan daya jenis
alat merupakan variabel dependen. Contoh lain:
Misalkan ada seorang mahasiswa yang akan melakukan penelitian
eksperimen di kelas A dan B. Dia menerapkan model pembelajaran jigsaw
di kelas A dan numbered head together di kelas B, kemudian dia ingin
membandingkan prestasi belajar kelas A dengan kelas B setelah diberi
perlakuan tersebut.
Jelas ada dua kelompok di situ, yaitu kelas A dan kelas B, karena
berbeda kelas maka tentunya berbeda pula anggotanya, sehingga analisis
yang bisa digunakan adalah uji t sampel independent

A. Syarat-syarat Uji t independent


Sebelum menggunakan analisis statistik dengan metode uji t perlu
terpenuhi beberapa asumsi sebagai berikut:
a. Variabel dependen harus diukur pada skala kontinu (yaitu, diukur pada
skala interval atau skala rasio). Contoh variabel yang memenuhi kriteria
ini termasuk waktu revisi (diukur dalam jam), kecerdasan (diukur
dengan menggunakan skor IQ), hasil ujian (diukur dari 0 sampai 100),
berat badan (diukur dalam kg), dan sebagainya.

9
b. Variabel independen harus terdiri dari dua kategori. Contoh variabel
independen yang memenuhi kriteria ini antara jenis kelamin (2
kelompok: laki-laki atau perempuan), status pekerjaan (2 kelompok:
bekerja atau menganggur), perokok (2 kelompok: ya atau tidak), dan
sebagainya.
c. Harus terdapat sifat independensi antar pengamatan, yang berarti bahwa
tidak ada hubungan antara pengamatan di setiap kelompok atau antara
kelompok sendiri. Misalnya, saat mengukur hasil ujian setiap peserta
dalam kelompok harus tak berubungan ataupun pada peserta antar
kelompok yang berbeda.
d. Tidak terdapat outlier. Outlier adalah titik suatu data tertentu dalam data
yang tidak mengikuti pola yang biasa (misalnya, dalam sebuah studi
dari nilai IQ 100 siswa, dimana nilai rata-rata adalah 105 dengan hanya
variasi kecil antara siswa, satu siswa memiliki IQ yang sangat tidak
biasa, yaitu skor 176). Saat asumsi ini tidak terpenuhi, maka data outlier
tersebut selanjutnya tidak dapat digunakan dalam penelitian dan tidak
disertakan dalam analisis.
e. Sebaran variabel dependen harus mendekati sebaran normal. Asumsi ini
dapat diuji menggunakan uji Lilliefor atau Shapiro-Wilk menggunakan
SPSS. Saat data gagal memenuhi asumsi ini diduga terdapat outlier dan
selanjutnya perlu diperiksa apakah terdapat outlier pada data. Apabila
tidak terdapat outlier (yang berarti data tidak menyebar normal), maka
selanjutnya digunakan uji nonparametrik untuk mengetahui perbedaan
antara dua kelompok berbeda, yaitu uji Mann-Whitney.
f. Pada uji t independen, antara dua kelompok harus memiliki ragam yang
relatif sama. Asumsi yang demikian adalah asumsi homogenitas ragam.
Asumsi homogenitas ragam dapat diuji menggunakan uji Levene.
Apabila asumsi ini tak terpenuhi, uji t masih bisa dilakukan tetapi
dengan koreksi pada rumus uji t yang digunakan.

10
B. Fungsi Uji t independent
Fungsi pengujian uji t :
a. Untuk memperkirakan interval rata-rata.
b. Untuk menguji hipotesis tentang rata-rata suatu sampel.
c. Untuk mengetahui batas penerimaan suatu hipotesis.
d. Untuk menguji layak tidaknya sebuah pernyataan dapat dipercaya
atau tidak.

C. Rumus-rumus Uji t Independent


Adapun rumus yang digunakan adalah:
a. Apabila ragam populasi tidak diketahui dan ragam kedua kelompok sama (σ1 =
σ2) (kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan asumsi homogenitas ragam),
maka uji t yang digunakan adalah:

b. Apabila ragam populasi tidak diketahui dan ragam kedua kelompok tidak sama
(σ1 ≠ σ2) (kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan asumsi homogenitas
ragam), maka uji t yang digunakan adalah:

11
D. Hipotesis Uji t Independent
Pada uji t independen, hipotesis dua arah dan satu arah adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis dua arah:

Kriteria Pengujian:
Apabila t < -t(α/2,df) atau t > t(α/2,df) dan nilai signifikansi bernilai kurang
dari 0,050 (α = 5%), maka disimpulkan Tolak H0 (Terima Ha), yang berarti
terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok A dan B.
Apabila - t(α/2,df) ≤ t ≤ t(α/2,df) dan nilai signifikansi bernilai lebih dari 0,050,
maka disimpulkan Terima H0 (Tolak Ha), yang berarti tidak terdapat
perbedaan rata-rata antara kelompok A dan B.
b. Hipotesis satu arah:
Hipotesis satu arah untuk menguji A < B:

Kriteria Pengujian:
Apabila t < -t(α,df) dan nilai signifikansi bernilai kurang dari 0,050, maka
disimpulkan Tolak H0 (Terima Ha), yang berarti kelompok A tidak lebih kecil
dari B. Apabila t ≥ t(α,df) dan nilai signifikansi bernilai lebih dari 0,050, maka
disimpulkan Terima H0 (Tolak Ha), yang berarti kelompok A lebih kecil dari
B
c. Hipotesis satu arah untuk menguji A > B:

Kriteria Pengujian:
Apabila t > t(α,df) dan nilai signifikansi bernilai kurang dari 0,050, maka
disimpulkan Tolak H0 (Terima Ha), yang berarti kelompok A tidak lebih besar
dari B. Apabila t ≤ - t(α,df) dan nilai signifikansi bernilai lebih dari 0,050 maka

12
disimpulkan Terima H0 (Tolak Ha), yang berarti kelompok A lebih besar dari
B.

Contoh soal:
Seorang guru melakukan penelitian terkait dengan penerapan dua jenis model
pembelajaran (Contextual Learning dan Cooperative Learning) terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa dengan pemberian pre tes dan post tes. Dua
kelompok sampel yang saling bebas dipilih secara acak sebanyak masing-masing
30 siswa.
Langkah-langkah menjawab:
Langkah 1: Menentukan hipotesis penelitian
H0 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model Contextual
Learning sama dengan keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan
model Cooperative Learning.
H1 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model Contextual
Learning tidak sama dengan keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar
dengan model Cooperative Learning.
Data Hasil Penelitian
Nilai kemampuan kognitif Nilai kemampuan kognitif
No Contextual Learning No. Cooperative Learning
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 70 75 1 63 78
2 78 81 2 68 75
3 76 80 3 66 73
4 74 77 4 70 73
5 76 73 5 72 82
6 72 75 6 74 83
7 70 72 7 70 79
8 84 80 8 72 81
9 86 89 9 68 75
10 80 87 10 60 69
11 82 89 11 64 73
12 76 79 12 65 76
13 80 83 13 68 77
14 78 81 14 70 77
15 70 74 15 60 71
16 66 69 16 78 90
17 68 70 17 80 87
18 64 68 18 82 91
19 60 63 19 84 90
20 60 65 20 80 89
21 78 87 21 72 83

13
Nilai kemampuan kognitif Nilai kemampuan kognitif
No Contextual Learning No. Cooperative Learning
Pretest Posttest Pretest Posttest
22 76 85 22 73 85
23 72 77 23 71 76
24 70 75 24 70 79
25 84 88 25 66 71
26 74 81 26 67 74
27 73 80 27 69 78
28 71 77 28 65 76
29 77 86 29 62 81
30 79 83 30 64 83

Langkah 2: Menentukan hipotesis statistik


Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2

Langkah 3: Mencari rata-rata, standar deviasi, varians


X = Nilai kemampuan kognitif model pembelajaran Contextual Learning.
Y = Nilai kemampuan kognitif model pembelajaran Cooperative Learning
NO X Y (X − X ) (Y-1,17
− Y ) (X − X ) (Y − Y )
2
2

1 75 78 -3,3 10,89 1,3689


2 81 75 2,7 -4,17 7,29 17,3889
3 80 73 1,7 -6,17 2,89 38,0689
4 77 73 -1,3 -6,17 1,69 38,0689
5 73 82 -5,3 2,83 28,09 8,0089
6 75 83 -3,3 3,83 10,89 14,6689
7 72 79 -6,3 -0,17 39,69 0,0289
8 80 81 1,7 1,83 2,89 3,3489
9 89 75 10,7 -4,17 114,49 17,3889
10 87 69 8,7 -10,17 75,69 103,4289
11 89 73 10,7 -6,17 114,49 38,0689
12 79 76 0,7 -3,17 0,49 10,0489
13 83 77 4,7 -2,17 22,09 4,7089
14 81 77 2,7 -2,17 7,29 4,7089
15 74 71 -4,3 -8,17 18,49 66,7489
16 69 90 -9,3 10,83 86,49 117,2889
17 70 87 -8,3 7,83 68,89 61,3089
18 68 91 -10,3 11,83 106,09 139,9489
19 63 90 -15,3 10,83 234,09 117,2889
20 65 89 -13,3 9,83 176,89 96,6289
21 87 83 8,7 3,83 75,69 14,6689
22 85 85 6,7 5,83 44,89 33,9889
23 77 76 -1,3 -3,17 1,69 10,0489
24 75 79 -3,3 -0,17 10,89 0,0289
25 88 71 9,7 -8,17 94,09 66,7489
26 81 74 2,7 -5,17 7,29 26,7289
27 80 78 1,7 -1,17 2,89 1,3689
28 77 76 -1,3 -3,17 1,69 10,0489
29 86 81 7,7 1,83 59,29 3,3489
30 83 83 4,7 3,83 22,09 14,6689
Σ 2349 2375 1450,3 1080,167
Mean 78,3 79,16667

14
Stdev 7,071799 6,103042

sX =
(
 x−x ) 2

=
1450 ,3
= 7,07199
n −1 30 − 1

sY =
 x−x ( ) 2

=
1080 ,167
= 6,103042
n −1 30 − 1

s=
(n X − 1)s X2 + (nY − 1)sY2
(n X + nY − 2)
s=
(29 )7,071799 2 + (29 )6,103024 2
(30 + 30 − 2)
1450 ,378234 + 1080 ,166528
s=
58
2530 ,544762
s=
58
s = 43,630

b)
Langkah 4: Mencari t hitung dengan rumus
X −Y
t=
 1 1 
s x− y  + 
n n 
 x y 

78,3 - 79,16667
t=
 1 1 
43,630 + 
 30 30 
- 0,86667
t=
43,630 (0,0666 )
t = −0,508167

Langkah 5: menarik kesimpulan


Tolak H0 bila -t1- ½  t atau t  t1- ½ dan terima H0 bila -t1- ½ < t < t1- ½ Dari
hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar -0,508167, dengan nilai t tabel
untukc) dk 58 adalah sebesar 2,001, sehingga t hitung berada dalam daerah
penerimaan H0 t hitung < t tabel (-0,508167 > 2,001). Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar
dengan model Contextual Learning dan yang diajar dengan model Cooperative
Learning.

15
2.3. 2 Uji t Sampel Berpasangan (dependent)
T-test dependent atau sering diistilakan dengan Paired Sampel t-Test,
adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata
dua grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan
sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2
perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan
sesudah dilakukan sebuah treatment (Sugiyono, 2010).
Menurut Sugiyono (2009), definisi dari t test dependent adalah
pengujian yang mana tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai
variabel dari dua sampel yang berpasangan atau berkolerasi. Sampel
berpasangan dapat berupa :
a. Satu sampel yang diukur dua kali misalnya sebelum sampel diberi iklan dan
sesudah diberi iklan. Yang diukur selanjutnya adalah apakah setelah diberi
iklan anggota sampel yang membeli barang lebih banyak daripada anggota
sampel sebelum diberi iklan atau tidak.
b. Dua sampel berpasangan diukur bersama, misalnya sampel yang satu diberi
iklan, sampel yang lain tidak. Yang diukur selanjutnya adalah apakah
anggota sampel yang diberi iklan memberi barang lebih banyak atau tidak
dari pada yang tidak diberi iklan.

A. Fungsi Uji t Dependent


Fungsi dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata
dua grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan
sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2
perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan
sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Selain itu untuk menguji efektifitas
suatu perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang ingin ditentukan,
misalnya untuk mengetahui efektifitas metode penyuluhan terhadap
peningkatan pengetahuan dari responden (Ridwan, 2009).

16
B. Syarat-syarat Uji t Dependent
Syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent, terdiri dari :
a. Uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum
dan sesudah
b. Digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut
(Sugiyono, 2010):
1) satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
2) merupakan data kuantitatif (rasio-interval)
3) Data berdistribusi normal (di populasi terdapat distribusi difference = d
yang berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance =1)

C. Hipotesis pada Uji T Dependent


a. Uji dua arah. Pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata1 dan rata-rata 2, sedangkan pada hipotesis
alternatif sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2

b. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok atau sampel 1
memiliki rata-rata sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata
kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih
kecil dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

c. Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada
hipotesis awal kelompok atau sampel 1 memiliki rata-rata sama
dengan atau lebih kecil dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan
hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih besar dibandingkan
dengan rata-rata kelompok 2.

17
Hipotesis awal ditolak, bila:
|t hitung| > t tabel( terdapat perbedaan / Ha) atau:
Hipotesis awal diterima, bila:
|t hitung| ≤ t tabel (tidak terdapat perbedaan / Ho)
D. Rumus Uji t Dependent
Menurut Sugiyono (2010), rumus uji t-test dependent, yaitu :
Statistik hitung (t hitung):

Dimana:

Keterangan:
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
Sd = Standar Deviasi dari d.

E. Langkah Menggunakan Uji t Dependent


Menurut Riduwan(2013), Langkah-langkah pengujian signifikansi
(hipotesis) dalam Pengujian Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan:
a. Tetapkan H0 dan H1
b. Tetapkan titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat kepercayaan
99 %) yang terdapat pada tabel “t”.
c. Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1.
d. Tentukan t hitung dengan menggunakan rumus.
e. Lakukan uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t” hitung
dengan “t” tabel.
Contoh soal:

18
Misalnya dalam penelitian dengan judul : “Perbedaan antara Hasil Belajar
Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional dengan CTL
Siswa Kelas IX SMAN 212 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”
Data diambil secara acak sebagai berikut :
Nilai kemampuan kognitif Nilai kemampuan kognitif Cooperative
No Cooperative Learning No. Learning
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 63 78 16 78 90
2 68 75 17 80 87
3 66 73 18 82 91
4 70 73 19 84 90
5 72 82 20 80 89
6 74 83 21 72 83
7 70 79 22 73 85
8 72 81 23 71 76
9 68 75 24 70 79
10 60 69 25 66 71
11 64 73 26 67 74
12 65 76 27 69 78
13 68 77 28 65 76
14 70 77 29 62 81
15 60 71 30 64 83

Langkah 1: Merumuskan hipotesis


H0 = Tidak terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar
dengan model Cooperative Learning ditinjau dari nilai pre tes dan post tes.
HA = Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar
dengan model Cooperative Learning ditinjau dari nilai pre tes dan post tes

Langkah 2: Merumuskan hipotesis statistik


Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2

Langkah 3: Menghitung rata-rata, mean, varians dan standar deviasi


X = nilai pretest dengan model pembelajaran Cooperative Learning.
Y = nilai posttest dengan model pembelajaran Cooperative Learning.
NO X Y (X − X ) (Y-1,16667
−Y) (X − X ) (Y − Y )
2 2

1 63 78 -6,76667 45,78782 1,361119


2 68 75 -1,76667 -4,16667 3,121123 17,36114
3 66 73 -3,76667 -6,16667 14,1878 38,02782
4 70 73 0,23333 -6,16667 0,054443 38,02782
5 72 82 2,23333 2,83333 4,987763 8,027759
6 74 83 4,23333 3,83333 17,92108 14,69442

19
7 70 79 0,23333 -0,16667 0,054443 0,027779
8 72 81 2,23333 1,83333 4,987763 3,361099
9 68 75 -1,76667 -4,16667 3,121123 17,36114
10 60 69 -9,76667 -10,1667 95,38784 103,3612
11 64 73 -5,76667 -6,16667 33,25448 38,02782
12 65 76 -4,76667 -3,16667 22,72114 10,0278
13 68 77 -1,76667 -2,16667 3,121123 4,694459
14 70 77 0,23333 -2,16667 0,054443 4,694459
15 60 71 -9,76667 -8,16667 95,38784 66,6945
16 78 90 8,23333 10,83333 67,78772 117,361
17 80 87 10,23333 7,83333 104,721 61,36106
18 82 91 12,23333 11,83333 149,6544 140,0277
19 84 90 14,23333 10,83333 202,5877 117,361
20 80 89 10,23333 9,83333 104,721 96,69438
21 72 83 2,23333 3,83333 4,987763 14,69442
22 73 85 3,23333 5,83333 10,45442 34,02774
23 71 76 1,23333 -3,16667 1,521103 10,0278
24 70 79 0,23333 -0,16667 0,054443 0,027779
25 66 71 -3,76667 -8,16667 14,1878 66,6945
26 67 74 -2,76667 -5,16667 7,654463 26,69448
27 69 78 -0,76667 -1,16667 0,587783 1,361119
28 65 76 -4,76667 -3,16667 22,72114 10,0278
29 62 81 -7,76667 1,83333 60,32116 3,361099
30 64 83 -5,76667 3,83333 33,25448 14,69442
Σ 2093 2375 1129,367 1080,167
Mean 69,76667 79,16667
Stdev 6,240487 6,103042

sX =
 x−x ( ) 2

=
1129,367
= 6,240487
n −1 30 − 1

sY =
 x−x ( )
2

=
1080 ,167
= 6,103042
n −1 30 − 1

Langkah 4: Menghitung dengan rumus t


X −Y
t=
(S x
2
)
/ n1 + ( S y / n2 )
2

69,7667 - 79,16667
t=
(6,240487 / 30) + (6,103042 / 30 )
- 9,39997
t=
(0,208016233 ) + (0,203434733 )
− 9,39997
t=
0,641444437
t = −14,465437

20
Langkah 5 : Menarik kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan t di atas maka dapat diambil keputusan sebagai
berikut. Tolak H0 bila − t1− 1 
 t atau t  t1− 1  dan terima H0 bila
2 2

− t1− 1   t  t1− 1  Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar


2 2

-14,465437, sehingga nilai t hitung mutlaknya adalah 14,465437 dengan nilai t


tabel untuk dk 29 adalah sebesar 2,045, sehingga t hitung berada dalam daerah
penolakan H0 t hitung > t tabel (14,465437 > 2,045). Jadi dapat disimpulkan
terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model
Cooperative Learning ditinjau dari nilai pre tes dan post tes.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah:
a. Uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis nol (H0)
b. Uji t satu sampel digunakan untuk mengetahui perbedaan mean (rerata)
populasi atau penelitian terdahulu dengan mean data sampel penelitian,
uji t independen digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara
dua kelompok berbeda berdasarkan suatu variabel dependen sedangkan uji
t dependen untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling
berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel
dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran
yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah
perlakuan.
c. Syarat dalam uji t satu sampel yaitu jumlahnya besar, sampel dari satu
jenis saja, dan terdistribusi normal, syarat uji t independent yaitu datanya
berdistribusi normal, kedua kelompok data independen (bebas), dan
variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan
hanya 2 kelompok) sedangkan dalam uji t dependent yaitu satu sampel
(setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan), merupakan data
kuantitatif (rasio-interval), serta data berdistribusi normal
d. Langkah-langkah dalam melakukan uji t yaitu pertama menyusun hipotesis
deskriptif, kemudian menyusun hipotesisi statistik, dilanjutkan dengan
menghitung rata-rata, varians, standar deviasi, kemudian menghitung
dengan rumus t dan terakhir adalah menarik kesimpulan.
3.2 Saran
a. Pada saat menggunakan uji t, sebaiknnya lebih memahami variabel yang
digunakan.

22
b. Diharapkan peneliti dapat memahami uji t dengan baik sehingga tidak
salah dalam menggunakan rumus.

23
DAFTAR PUSTAKA

Murtado.2015. Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) pada


Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan di SMPN 3 Brebes.
Tesis. Universitas Negeri Semarang.
Prayitno, Mohammad Agus. 2015. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia
Bervisi SETS Berorientasi Chemo-Entrepreneurship pada Materi Larutan
Asam Basa. Tesis. Universitas Negeri Semarang.
Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Ridwan. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Ridwan. 2009. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

24

Anda mungkin juga menyukai