Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Statistika Pendidikan
DOSEN PENGAMPU:
RHOMIY HANDICAN, M. Pd
2021 M/1442 H
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkah dan limpahan
rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Independent Sample T-Test”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan bapak
Rhomiy Handican, M. Pd yang telah memberikan saran, waktu, bimbingan, semangat,
pengetahuan, dan nasehat yang sangat bermanfaat kepada penulis. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran, dan masukan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan peneliti selanjutnya. Akhir kata dengan segala
ketulusan dan kerendahan hati, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kelemahan
dalam makalah ini.
Terima kasih.
Penulis
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Mengetahui rumus independent sample t-test
4. Mengetahui interpetasi dari independent sample t-test
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pengambilan keputusan didasarkan pada hasil yang terdapat dalam table output
SPSS “Equal Variances Not Assumed”.
Uji ini untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua populasi/kelompok data
yang independen. Contoh kasus suatu penelitian ingin mengetahui hubungan status
merokok ibu hamil dengan berat badan bayi yang dilahirkan. Responden terbagi
dalam dua kelompok, yaitu mereka yang merokok dan yang tidak merokok.
C. Rumus Independent Sample T-Test
𝑡 𝑀1 −𝑀2
ℎ𝑖𝑡=
𝑆𝑆 +𝑆𝑆2 1 1
√𝑛 1 −2 ( + )
𝑛1 𝑛2
1+𝑛2
Keterangan:
Dimana:
∑ 𝑋1
M1= 𝑛1
∑ 𝑋2
M2 = 𝑛2
(∑ 𝑥1 )2
SS1=∑ 𝑋12 − 𝑛1
(∑ 𝑥2 )2
SS2=∑ 𝑋22 − 𝑛2
4
b. Interval Confidence = 1- α
c. Df (Degree Of Freedom)= N - k, khusus untuk independent sample t-test df =
N – 2 atau DF (Degree Of Freedom) = (𝑛1 + 𝑛2 )- 2
d. Bandingkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏
e. Apabila :
𝑡ℎ𝑖𝑡 >𝑡𝑡𝑎𝑏 : Berbeda secara signifikansi (H0 ditolak)
𝑡ℎ𝑖𝑡 <𝑡𝑡𝑎𝑏 : Tidak berbeda secara signifikansi (H0 diterima)
Percobaan :
Seorang Guru ingin mengetahui pengaruh musik klasik terhadap
kecepatan mengerjakan puzzle pada anak TK. Setelah mendapatkan 16 orang
anak Tk, ia mengacak mereka untuk dimasukkan ke dalam 2 kelompok, yaitu
KE dan KK. Pada KE diperdengarkan musik klasik saat setiap anak
mengerjakan puzzle, sedangkan pada KK mengerjakan hal yang sama tanpa
diperdengarkan apapun. Nilai yang diperoleh dari waktu (detik) yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan puzzle.
Data adalah waktu (dalam detik) yang dibutuhkan untuk mengerjakan puzzle.
KE KK
178 191
175 202
187 183
170 196
175 195
173 193
163 207
171 198
5
2. Uji statistik t (karena 𝛼 tidak diketahui atau n < 30)
3. 𝛼 = 0,05
4. Wilayah kritik : 𝑡ℎ𝑖𝑡 < 𝑡𝛼;(𝑛−2) atau 𝑡ℎ𝑖𝑡 > 𝑡𝛼;(𝑛−2)
5. Perhitungan
∑ 𝑋1 1.392
M1 = = =174
𝑛1 8
(∑ 𝑥1 )2
SS1= ∑ 𝑋12 − 𝑛1
(1.392)2
= 242.542 −
8
= 334
∑ 𝑋2 1.565
M2 = = =195,63
𝑛2 8
(∑ 𝑥2 )2
SS2= ∑ 𝑋22 − 𝑛2
(1.565)2
= 306.517 −
8
= 363,88
𝑡 𝑀1 −𝑀2
ℎ𝑖𝑡=
𝑆𝑆 +𝑆𝑆2 1 1
√𝑛 1 −2 ( + )
𝑛1 𝑛2
1+𝑛2
𝑡 174−195,63
ℎ𝑖𝑡=
334+363,88 1 1
√ ( + )
8+8−2 8 8
𝑡 21,63
ℎ𝑖𝑡=
697,88 1
√ ( )
14 4
𝑡 21,63
ℎ𝑖𝑡=
√12,46
𝑡 21,63
ℎ𝑖𝑡=
3,52
𝑡ℎ𝑖𝑡=6,13
6
Dari perhitungan di atas, diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡 sebesar 6,13. Untuk
mengetahui signifikansi nilai-t hitung yang diperoleh ini, maka perlu
dibandingkan dengan nilai-t tabel. Pada tabel dengan degrees of freedom
sebesar 14 (𝑑𝑓 = N – 2 = 16 – 2) dan signifikansi (𝛼) 0,05 diperoleh nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏
sebesar 2,145. Karena nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡 lebih besar dari nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏 (6,13>2,145), berarti
ada perbedaan waktu yang signifikan dalam mengerjakan puzzle antara anak
TK yang diperdengarkan musik klasik dengan yang tidak diperdengarkan
musik klasik. Dengan demikian, 𝐇𝟎 ditolak karena nilai t yang diperoleh
signifikan. Kesimpulan dari hasil analisis statistik ini adalah ada pengaruh
musik klasik terhadap kecepatan mengerjakan puzzle.
Analisa menggunakan SPSS :
1. Masukkan data diatas pada Data View, namun sebelumnya kita harus
menentukan nama dan tipe datanya pada Variable View. Misal : waktu
yang dibutuhkan menyelesaikan puzzle (Y), Group (KE dan KK)
7
2. Klik Menu Analyze Compare Means independent Sample T-Test
8
4. Klik Define groups, pada use specified values masukkan angka “1” pada
group 1 dan angka “2” pada group 2. Kemudian klik continue
6. Kemudian klik OK
7. Sehingga menghasilkan hasil analisa sebagai berikut
9
Interpretasi Data : Dari output SPSS di atas, kolom-kolom yang perlu
diperhatikan adalah: Nilai Levene'sTest dan signifikansinya serta nilai-t dan
signifikansinya. Levene'sTest adalah teknik statistik untuk menguji kesamaan varians
di antara kedua kelompok. Jika nilai signifikansi Levene'sTest lebih kecil ari 0,05 (p <
0,05) berarti nilai Levene's Test signifikan. Dengan kata lain, varians dari kedua
kelompok berbeda. Sebaliknya, jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (p >
0,05) berarti varians dari kedua kelompok adalah sama. Nilai Levene's Test ini akan
mengarahkan kita dalam melihat nilai-t. Jika nilai Levene's Test tidak signifikan maka
kita melihat nilai-t pada baris yang pertama (equal variance assumed), sedangkan jika
nilai Levene's Test signifikan maka kita melihat nilai-t pada baris yang kedua (equal
variance not assumed). Output SPSS di atas menunjukkan bahwa nilai Levene's Test
tidak signifikan (karena p = 0,875 > 0,05), berarti varians dalam kedua kelompok
adalah sama. Oleh karena itu, kita melihat nilai t pada baris pertama, yaitu: 6,126
dengan signifikansi 0,000. Ini berarti nilai-t signifikan (p = 0,000 < 0,005). Ini berarti
10
bahwa waktu yang dibutuhkan kedua kelompok untuk menyelesaikan puzzle berbeda
secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa musik klasik
berpengaruh terhadap kecepatan anak mengerjakan tugas. Hasil perhitungan SPSS ini
menunjukkan hasil yang sama dengan perhitungan secara manual. Hal yang mungkin
membingungkan adalah mengapa diperoleh nilai-t yang negatif, baik pada
perhitungan manual maupun perhitungan dengan SPSS. Hal ini dapat terjadi karena
rumus yang digunakan adalah mencari selisih antara rata-rata waktu KE dan rata-rata
waktu KK. Karena waktu yang dibutuhkan KE lebih sedikit daripada waktu yang
dibutuhkan KK maka diperoleh selisih nilai yang negatif. Yang penting diperhatikan
oleh peneliti adalah nilai-t hitungnya, yaitu apakah lebih besar atau lebih kecil dari
nilai-t tabel. Jika nilai-t hitung lebih besar daripada nilai-t tabel maka nilai-t
signifikan, sedangkan jika nilai-t hitung lebih kecil daripada nilai-t tabel maka nilai-t
tidak signifikan. Pada pengolahan dengan SPSS, peneliti tidak perlu membandingkan
nilai-t hitung dengan nilai-t tabel tetapi cukup melihat signifikansi nilai-t. Jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) berarti nilai-t hitung signifikan, yang
berarti skor kedua kelompok berbeda secara signifikan. Sebaliknya, jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) berarti nilai t hitung tidak signifikan,
artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan pada kedua kelompok.
Contoh soal:
Seorang guru SMA Mercu Buana ingin meneliti pengaruh les tambahan di sekolah
terhadap prestasi belajar siswanya untuk mata pelajaran matematika. Dari 20 siswa
akan di bagi menjadi 2 kelompok, yaitu mengikuti les tambahan (LT) dan tidak
mengikuti les tambahan (TLT). Setelah selang beberapa bulan di adakan tes prestasi
belajar matematika dan berikut hasil belajarnya
NO LT NO TLT
1 80 1 78
2 78 2 75
3 77 3 74
4 68 4 70
5 82 5 74
6 76 6 70
7 75 7 75
8 78 8 70
9 70 9 72
10 73 10 70
Tingkat signifikansi α = 0,05
11
Jawab:
1. Menentukan hipotesis
H0 : tidak ada pengaruh les tambahan terhadap prestasi belajar siswa
H𝑎 : ada pengaruh les tambahan terhadap prestasi belajar siswa
2. Taraf signifikansi α = 0.05 dan df = 18
3. Statistik uji
𝑡ℎ𝑖𝑡= 𝑀1 −𝑀2
𝑆𝑆 +𝑆𝑆2 1 1
√𝑛 1 −2 ( + )
𝑛1 𝑛2
1+𝑛2
75,7−72,9
= 170,1+76,9 1
= 2,744
√ (5)
18
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam lingkup uji t untuk pengujian hipotesis dua sampel bebas, maka ada
satu hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu apakah ragam populasi (bukan ragam
sampel) diasumsikan homogen (sama) atau tidak. Bila ragam populasi diasumsikan
sama, maka uji t yang digunakan adalah uji t dengan asumsi ragam homogem,
sedangkan apabila ragam populasi dari dua sampel tidak diasumsikan homogen, maka
yang lebih tepat adalah menggunakan uji t dengan asumsi ragam tidak homogen (t-
aksen). Uji t dengan ragam homogen dan tidak homogen memiliki rumus hitung yang
berbeda. Oleh karena itulah, apabila uji t hendak digunakan untuk melakukan
pengujian hipotesis terhadap dua sampel, maka harus dilakukan pengujian mengenai
asumsi kehomogenan ragam populasi terlebih dahulu, apakah populasi yang diambil
homogenitas atau tidak.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis makalah berharap agar
makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya oleh pembaca dalam menjelaskan
mengenai Independent Sample T-Test.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://ppdmatematika.blogspot.com/2016/01/independent-sample-test.html?m=1
Nuryadi, Tutut Dewi Astuti, Ending Sri Utami, dan M. Budiantara. 2017. Dasar-Dasar
Statistik Penelitian. Yogyakarta: Mercu Buana
14