“Uji Homogenitas”
Dosen Pengampu :
Dr. Putri Yuanita, M.Ed.
KELAS 6A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
dan shalawat serta salam, kami ucapkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Uji Homogenitas”. Makalah ini
membahas tentang uji homogenitas.
Melalui tulisan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini, terutama kepada Ibu Dr. Putri Yuanita, M.Ed. selaku
Dosen pengampu Mata kuliah Statistik Pendidikan. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah referensi dalam pembelajaran Statistik
Pendidikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi penyusunan maupun dari segi materi. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah
ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Materi uji homogenitas berkaitan dengan statistik inferensial, khususnya dalam
analisis perbandingan dua atau lebih sampel. Uji homogenitas digunakan untuk memeriksa
apakah varians dari populasi yang dianalisis sama atau tidak. Varians adalah ukuran
sebaran data yang menunjukkan seberapa jauh data tersebar dari rata-rata.
Jika varians antara dua atau lebih populasi yang dibandingkan berbeda signifikan,
maka hasil analisis perbandingan yang dilakukan dapat menjadi tidak akurat atau bias. Oleh
karena itu, penting untuk melakukan uji homogenitas untuk memastikan bahwa
perbandingan yang dilakukan antara dua atau lebih sampel memiliki varians yang sama.
Uji homogenitas dapat dilakukan menggunakan beberapa metode, seperti uji F, uji
Levene, atau uji Brown-Forsythe. Metode yang dipilih tergantung pada asumsi yang terkait
dengan data dan jenis pengujian yang dilakukan. Dalam prakteknya, uji homogenitas sering
dilakukan sebelum melakukan uji lanjutan seperti uji t atau uji ANOVA.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai Uji Homogenitas
2. Bagaimana penjelasan mengenai uji levene’s
3. Bagaimana penjelasan mengenai uji bartlett
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami penjelasan mengenai uji homogenitas
2. Untuk mengetahui dan memahami penjelasan mengenai uji levene’s
3. Untuk mengetahui dan memahami penjelasan mengenai uji bartlett
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Uji Homogenitas
1. Pengertian uji homogenitas
Uji homogenitas adalah prosedur statistik yang digunakan untuk memeriksa apakah
dua atau lebih populasi memiliki varians yang sama atau tidak. Tujuan dari uji
homogenitas adalah untuk memastikan bahwa perbandingan antara dua atau lebih
sampel dilakukan dengan benar dan akurat.
Variabel yang diukur dalam sampel dapat bervariasi dalam ukuran dan distribusi.
Uji homogenitas digunakan untuk memeriksa apakah variasi antara sampel tersebut
sama atau tidak. Jika varians antara dua atau lebih populasi yang dibandingkan berbeda
signifikan, maka hasil analisis perbandingan yang dilakukan dapat menjadi tidak akurat
atau bias. Oleh karena itu, penting untuk melakukan uji homogenitas untuk memastikan
bahwa perbandingan yang dilakukan antara dua atau lebih sampel memiliki varians
yang sama.
Uji homogenitas dapat dilakukan menggunakan beberapa metode, seperti uji F, uji
Levene, atau uji Brown-Forsythe. Metode yang dipilih tergantung pada asumsi yang
terkait dengan data dan jenis pengujian yang dilakukan. Dalam prakteknya, uji
homogenitas sering dilakukan sebelum melakukan uji lanjutan seperti uji t atau uji
ANOVA.
a) Tujuan utama dari uji homogenitas adalah untuk memeriksa apakah dua atau lebih
populasi memiliki varians yang sama atau tidak.
b) Uji homogenitas umumnya digunakan sebelum melakukan uji lanjutan seperti uji t
atau uji ANOVA. Hal ini karena perbedaan dalam varians antara populasi dapat
mempengaruhi hasil dari uji lanjutan.
c) Beberapa metode yang umum digunakan dalam uji homogenitas adalah uji F, uji
Levene, dan uji Brown-Forsythe. Metode yang dipilih tergantung pada asumsi yang
terkait dengan data dan jenis pengujian yang dilakukan.
5
d) Hasil uji homogenitas diinterpretasikan dengan membandingkan nilai uji dengan
nilai kritis yang telah ditentukan untuk tingkat kepercayaan tertentu. Jika nilai uji
kurang dari nilai kritis, maka kita dapat menerima hipotesis nol bahwa varians dari
populasi yang dibandingkan sama atau homogen. Sebaliknya, jika nilai uji lebih
besar dari nilai kritis, maka kita harus menolak hipotesis nol dan menyimpulkan
bahwa varians populasi yang dibandingkan berbeda atau tidak homogen.
e) Uji homogenitas hanya dapat digunakan untuk membandingkan dua atau lebih
populasi. Jika hanya ada satu populasi yang diamati, maka uji homogenitas tidak
dapat dilakukan.
f) Uji homogenitas membutuhkan data yang bersifat interval atau rasio. Data yang
bersifat nominal atau ordinal tidak dapat digunakan dalam uji homogenitas.
1. Menentukan apakah sampel berasal dari populasi dengan varians yang sama.
3. Memastikan bahwa metode analisis yang digunakan dapat menghasilkan hasil yang
akurat dan dapat diinterpretasikan secara benar.
8. Mencegah kesalahan interpretasi yang mungkin terjadi pada hasil analisis statistik.
9. Untuk mengetahui bahwa himpunan data yang diteliti memiliki karakteristik yang
sama atau tidak.
6
4. Contoh Uji Homogenitas Secara Umum
Contohnya: Sebuah penelitian bertujuan untuk mengukur tingkat stres
karyawan pada sebuah pabrik tekstil. Setelah data terkumpul, ternyata kita dapat
mengamati data apa saja yang dapat diteliti lebih lanjut dengan membandingkan dua
kelompok populasi. Perhatikan table berikut!
Nah, sebelum melakukan uji perbandingan pada dua kelompok populasi di atas, kita
harus melakukan uji homogenitas terlebih dahulu. Secara statistika, populasi yang
diukur harus homogen agar hasil pengukuran menjadi valid dan akurat.
• Dapat menentukan apakah varians dari dua atau lebih kelompok data adalah sama
atau tidak, sehingga dapat memberikan informasi yang berguna dalam analisis
statistik lebih lanjut.
• Dapat membantu memilih metode statistik yang tepat dalam analisis data.
• Uji homogenitas data cukup mudah dilakukan dan tersedia di berbagai program
statistik.
7
• Membantu menentukan metode statistik yang tepat: Jika data homogen, metode
statistik yang tepat adalah ANOVA, sedangkan jika tidak, metode yang tepat
adalah uji Kruskal-Wallis. Dengan demikian, uji homogenitas membantu
menentukan metode statistik yang tepat untuk digunakan dalam analisis data.
• Memberikan interpretasi yang lebih mudah: Dalam kasus di mana variasi antar
kelompok data tidak sama, akan lebih sulit untuk memberikan interpretasi pada
hasil analisis. Oleh karena itu, dengan mengetahui apakah data homogen atau
tidak, kita dapat memberikan interpretasi yang lebih mudah pada hasil analisis.
• Dapat menghindari kesalahan tipe I: Dalam uji hipotesis, kesalahan tipe I dapat
terjadi ketika kita menolak hipotesis nol padahal sebenarnya hipotesis nol benar.
Dengan melakukan uji homogenitas, kita dapat menghindari kesalahan tipe I
karena kita dapat memastikan bahwa kelompok-kelompok yang dibandingkan
memiliki variasi yang sama.
• Mudah dilakukan: Uji homogenitas relatif mudah dilakukan dan tersedia dalam
berbagai software statistik, sehingga dapat dilakukan dengan mudah oleh peneliti
yang tidak memiliki latar belakang statistik yang kuat.
Kekurangan :
• Uji homogenitas data hanya dapat digunakan untuk menguji perbedaan dalam
varians antara dua atau lebih kelompok data. Jika terdapat perbedaan pada rerata
atau median kelompok data, uji homogenitas data tidak dapat memberikan
informasi yang relevan.
• Uji homogenitas data bersifat sensitif terhadap ukuran sampel. Jika sampel yang
digunakan terlalu kecil, uji homogenitas data mungkin tidak akurat.
• Uji homogenitas data dapat memberikan hasil yang salah jika asumsi-asumsi yang
mendasarinya tidak terpenuhi, seperti distribusi data yang tidak normal.
8
• Sensitif terhadap ukuran sampel: Uji homogenitas cenderung menjadi kurang
akurat jika ukuran sampel yang digunakan terlalu kecil atau terlalu besar.
• Asumsi yang ketat: Uji homogenitas didasarkan pada asumsi bahwa data yang
diuji harus terdistribusi normal dan memiliki varians yang sama antar kelompok.
Namun, dalam praktiknya, seringkali data tidak memenuhi asumsi ini.
• Keterbatasan jenis data: Uji homogenitas hanya cocok untuk data kuantitatif atau
numerik, dan tidak dapat digunakan untuk data kategori atau nominal.
• Tujuan: Uji homogenitas data digunakan untuk menentukan apakah variasi dari
dua atau lebih kelompok data adalah sama atau tidak, sedangkan uji normalitas
data digunakan untuk menentukan apakah data berasal dari distribusi normal atau
tidak.
• Asumsi: Uji homogenitas data didasarkan pada asumsi bahwa data berasal dari
distribusi normal dengan varians yang sama, sedangkan uji normalitas data
didasarkan pada asumsi bahwa data berasal dari distribusi normal.
• Statistik yang digunakan: Uji homogenitas data menggunakan uji F atau uji
Levene, sedangkan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk atau uji
Kolmogorov-Smirnov.
9
• Jenis data: Uji homogenitas data dapat digunakan untuk menguji perbedaan dalam
varians antara kelompok data yang bersifat kategorikal atau numerik, sedangkan
uji normalitas data hanya dapat digunakan untuk data numerik.
• Pengaruh outliers: Uji homogenitas data dapat terpengaruh oleh adanya outliers
atau nilai ekstrem dalam kelompok data, sedangkan uji normalitas data lebih
sensitif terhadap adanya outliers.
• Penggunaan dalam analisis statistik: Hasil uji homogenitas data dapat digunakan
untuk menentukan jenis metode statistik yang tepat yang digunakan dalam analisis
data, sedangkan hasil uji normalitas data dapat digunakan untuk menentukan jenis
tes statistik parametrik atau non-parametrik yang harus digunakan.
• uji normalitas selalu diperlukan sebagai asumsi atau syarat setiap uji parametris.
Sedangkan uji homogenitas hanya diperlukan pada uji parametris yang menilai
perbedaan dua atau lebih kelompok.
• Jika uji normalitas dilakukan pada semua uji parametrik, tidak berlaku pada uji
homogenitas. Uji homogenitas hanya dipakai ketika menguji perbedaan antara
kedua kelompok atau beberapa kelompok yang berbeda subjeknya atau sumber
datanya.
Dalam analisis regresi, uji homogenitas tidak diwajibkan karena regresi tidak
melihat perbedaan dari beberapa kelompok. Namun uji homogenitas dipakai
sebagai prasyarat dari uji independen t-test.
• Uji Levene hanya berguna untuk kumpulan data yang berdistribusi normal,
sehingga perlu digunakan uji lain jika data tidak berdistribusi normal.
• Uji Levene dipengaruhi oleh ukuran sampel yang digunakan untuk setiap
kelompok data.
12
• Terdapat kemungkinan kesalahan tipe I atau tipe II dalam pengujian
statistik.
e) Langkah-langkah uji lavene
Rumus :
(𝑁 − 𝐾) ∑𝑛𝑖=1 𝑛1 (𝑍̅𝑖 − 𝑍̅)2
𝑊= 𝑛
(𝑘 − 1) ∑𝑘𝑖=1 ∑ 𝑖 (𝑍𝑖𝑗 − 𝑍̅𝑖 )2
𝑗=1
di mana:
n = jumlah observasi
k = banyaknya kelompok
̅𝑖 |
𝑍𝑖𝑗 = |𝑌𝑖𝑗 − 𝑌
Langkah-langkah Pengujian:
1. Periksalah apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data
berdistribusi normal, lebih baik gunakan Uji Bartlett.
2. Tentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1), yakni :
13
6. Kesimpulan.
f) Contoh soal :
Sebuah perusahaan minuman “diet soda” sedang memikirkan tiga warna
alternatif untuk minuman kalengnya yaitu: merah, kuning, dan biru. Untuk
mengecek apakah warna kaleng akan mempengaruhi penjualan, 18 toko yang
mempunyai fasilitas hampir sama dipilih sebagai sampel. Minuman dengan kaleng
warna merah dijual di 5 toko terpilih, kaleng warna kuning dijual di 6 toko, dan
kaleng warna biru dijual disisa toko lainnya. Setelah beberapa hari, jumlah
penjualan pada setiap toko dicatat, hasilnya seperti dibawah ini (dalam ratusan
kaleng):
Ujilah apakah varians penjualan minuman untuk tiga warna tersebut adalah sama??
Pembahasan:
14
Dengan 𝛼 = 0,05; 𝐹(0,05; 2,15) = 3,68
Keputusan: 𝑇𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝐻0 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑊 < 𝐹(0,05; 2,15)
Kesimpulan: Dapat dikatakan bahwa varians penjualan minuman untuk ketiga warna
adalah sama dengan tingkat keyakinan 95 persen.
2. Uji Bartlett
a) Pengertian uji bartlett
Uji Bartlett adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk menentukan
apakah beberapa set data berasal dari populasi dengan varian yang sama atau tidak.
Bartlett digunakan untuk menguji apakah k sampel berasal dari populasi dengan
varians yang sama. k sampel bisa berapa saja. karena biasanya uji bartlett digunakan
untuk menguji sampel/kelompok yang lebih dari 2. Varians yang sama di seluruh
sampel disebut homoscedasticity atau homogenitas varians. Uji bartlett pertama
kali diperkenalkan oleh M. S. Bartlett(1937). Uji bartlett diperlukan dalam
beberapa uji statistik seperti analysis of variance (ANOVA) sebagai syarat jika
ingin menggunakan Anova. berdasarkan info dari wikipedia uji barlett ini
dinamai Maurice Stevenson Bartlett. Selain uji bartlett terdapat uji lavene yang
fungsinya sama yaitu mengetahu homogenitas varians. Untuk Kali ini akan dicoba
mencoba membahas uji bartlett.
b) Karakteristik uji bartlett
15
Karakteristik dari tes Bartlett adalah bahwa tes ini digunakan untuk menguji
homogenitas varians lebih dari dua kelompok data. Misal, kita ingin mengukur
kemandirian mahasiswa dari tiga kelompok data yang berbeda. Yakni: mahasiswa
yang tinggal bersama orang tua, mahasiswa yang tinggal di kos, dengan mahasiswa
yang tinggal bersama sanak saudara.
Kekurangan :
Uji Bartlett memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
16
1. 1.Sensitivitas terhadap asumsi normalitas: Uji Bartlett sangat sensitif terhadap
asumsi normalitas dari sampel. Jika sampel tidak mengikuti distribusi normal,
maka uji Bartlett mungkin memberikan hasil yang salah.
2. Tidak tahan terhadap outlier: Uji Bartlett tidak tahan terhadap adanya pencilan
(outlier) dalam sampel. Outlier dapat memberikan pengaruh yang besar pada
hasil uji Bartlett.
3. Bergantung pada ukuran sampel: Uji Bartlett cenderung memberikan hasil
yang lebih baik dengan sampel yang lebih besar. Dalam sampel yang kecil, uji
Bartlett dapat memberikan hasil yang tidak akurat.
4. Keterbatasan pada jenis data: Uji Bartlett hanya dapat digunakan untuk
menguji kesetaraan varian pada data yang bersifat interval atau rasio. Uji ini
tidak cocok untuk data nominal atau ordinal.
2
(∑ 𝑑𝑘𝑆𝑖2 )
𝑆𝑔𝑎𝑏 =
∑ 𝑑𝑘
2
Ket : 𝑆𝑔𝑎𝑏 = varians gabungan
f. Menghitung nilai B (nilai Bartlett) dengan rumus sebagai berikut.
2
B= nilai Bartlett = ∑ 𝑑𝑘 (log 𝑆𝑔𝑎𝑏 )
17
g. Menghitung nilai 𝑋 2 dengan rumusan sebagai berikut :
dimana,
𝑆𝑖2 = varians tiap kelompok data
𝑑𝑘𝑖 = n-1 = derajat kebebasan tiap kelompok
2
𝐵 = nilai Bartlett = (∑db) (log 𝑆𝑔𝑎𝑏 )
h. Setelah nilai Chi-Kuadrat hitung diperoleh, maka nilai Chi-Kuadrat tersebut
dibandingkan dengan Chi-Kuadrat tabel. Kriteria Homogen ditentukan jika
Chi-Kuadrat hitung < Chi-Kuadrat tabel.
Hipotesis pengujian: Ho : 𝜎12 = 𝜎22 = 𝜎32 = ..... = 𝜎𝑛2
Ha : paling sedikit salah satu tanda tidak sama
2 2
Kriteria Pengujian: Jika 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(1−α; db=n−1) , maka Tolak Ho
2 2
Jika 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(1−α; db=n−1) , maka Terima Ho
Suatu penelitian tentang perbedaan hasil belajar siswa akibat dari suatu perlakuan
(eksperimen). Adapun perlakuan yang diberikan adalah perbedaan strategi/metode
pembelajaran pada siswa. Adapun strategi/ metode pembelajaran yaitu:
18
5 5 25 5 7 49
6 7 49 6 4 16
7 9 81 7 4 16
8 7 49 8 8 64
9 8 64 9 6 36
10 6 36 10 6 36
11 6 36 11 7 49
12 8 64 12 4 16
13 7 49 13 7 49
14 6 36 14 6 36
15 9 81 15 5 25
16 9 81 16 5 25
17 7 49 17 7 49
18 4 16 18 5 25
19 6 36 19 5 25
20 7 49 20 6 36
21 6 36 21 5 25
22 8 64 22 7 49
23 6 36 23 3 9
24 7 49 24 8 64
25 8 64 25 8 64
26 4 16 26 8 64
27 7 49 27 8 64
28 5 25 28 6 36
29 4 16 29 8 64
30 6 36 30 6 36
31 6 36
Untuk menguji homogenitas varians data dari kedua kelompok digunakan
teknik Bartlett.
19
4) Menghitung besarnya db. Log S2 untuk masing-masing kelompok.
Untuk langkah 1-4 dinyatakan dalam tabel dibawah ini yang telah dihitung
sebelumnya dalam excel
dk log
Sampel dk = N-1 1/dk S^2 log(s^2) dk*(s^2)
s^2
a 29 0.034483 2.317241 0.364971 67.2 10.58417
b 30 0.033333 2.064516 0.314818 61.93548 9.444548
Jumlah 59 0.067816 4.381758 0.67979 129.1355 20.02872
2
(∑ 𝑑𝑘𝑆𝑖2 )
𝑆𝑔𝑎𝑏 =
∑ 𝑑𝑘
6) Menghitung nilai B (nilai Bartlett)
2
B= nilai Bartlett = ∑ 𝑑𝑘 (log 𝑆𝑔𝑎𝑏 )
7) Menghitung harga Chi-kuadrat:
Langkah
S^2 gab
5 2.188729
log S^2 gab 0.340192
Langkah
B
6 20.07133
Langkah
X^2
7 0.098113
Kesimpulan:
Dari hasil hitung chi square dibandingkan dengan nilai chi square tabel, dengan
dk = k-1=2-1=1 pada = 5% yaitu: Chi Square tabel (0,05; 1) = 3,84
Karena chi square hitung <chi square table yaitu 0,098<3,84 ,maka H0
diterima. H0 menunjukkan bahwa varians skor pretes prestasi belajar kelas kontrol
dan kelas eksperimen homogen pada taraf kepercayaan 95%.
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Uji homogenitas adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk memeriksa
apakah dua atau lebih populasi memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas
sangat penting dalam statistik inferensial karena perbedaan dalam varians antara populasi
dapat mempengaruhi hasil dari uji lanjutan seperti uji t atau uji ANOVA.
Beberapa metode yang umum digunakan dalam uji homogenitas adalah uji F, uji
Levene, dan uji Brown-Forsythe. Namun, metode yang dipilih tergantung pada asumsi
yang terkait dengan data dan jenis pengujian yang dilakukan. Hasil uji homogenitas
diinterpretasikan dengan membandingkan nilai uji dengan nilai kritis yang telah
ditentukan untuk tingkat kepercayaan tertentu.
Karakteristik dari uji homogenitas termasuk membutuhkan data yang bersifat interval
atau rasio, hanya dapat digunakan untuk membandingkan dua atau lebih populasi, dan
dapat memberikan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kualitas data dan
pemilihan metode analisis yang tepat.
Dalam kesimpulannya, uji homogenitas sangat penting dalam analisis data karena
dapat membantu menentukan apakah populasi memiliki varians yang sama atau tidak.
Oleh karena itu, pemilihan metode uji homogenitas yang tepat dapat mempengaruhi hasil
dari uji lanjutan dan kualitas analisis data secara keseluruhan.
B. SARAN
Makalah ini dibuat dengan harapan dapat memberikan khasanah pengetahuan dan
tambahan bacaan bagi calon peneliti untuk dapat memahami awalan atau pengantar
statistik. Adapun pembahasan dalam makalah ini ialah uji homogenitas.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sianturi, R. (2022). Uji homogenitas sebagai syarat pengujian analisis. Jurnal Pendidikan,
Sains Sosial, dan Agama, 8(1), 386-397.
Matondang, Z., & Pengantar, A. (2009). Pengujian homogenitas varians data. Medan:
Taburasa PPS UNIMED.
Siswa Kelas VIII SMP pada Materi Teorema Phytagoras. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(7),
1395–1406.
Normalitas, U. J. I., Dan, D., & Parepare, U. M. (2009). Uji normalitas data dan varians. 1–
9.
Sianturi, R. (2022). Uji homogenitas sebagai syarat pengujian analisis. Jurnal Pendidikan,
Sains Sosial, Dan Agama, 8(1), 386–397. https://doi.org/10.53565/pssa.v8i1.507
Usmadi, U. (2020). Pengujian Persyaratan Analisis (Uji Homogenitas Dan Uji Normalitas).
Inovasi Pendidikan, 7(1), 50–62. https://doi.org/10.31869/ip.v7i1.2281
Nuryadi, N., Astuti, T. D., Sri Utami, E., & Budiantara, M. (2017). Dasar-Dasar Statstk
Penelitan.
22