Anda di halaman 1dari 6

Story Telling

BIM 3A

“ISTANA SIAK SRI INDARPURA”


Asslamualaikum wr.wb, sebelum saya memulai story telling nya alangkah lebih baiknya
saya memperkenalkan diri terlebih dulu. Perkenalkan nama saya Rizki Zunianto mahasiswa
Pendidikan Matematika dengan Nim 2005111038. Disini saya akan story telling yaitu tentang
Istana Siak Sri Indrapura, sebleumnya pasti kita sudah pernah dengar dan tidak asing dengan
Istana Siak Sri Indrapura. Istana Siak Sri Inderapura atau Istana Asserayah Hasyimiah atau Istana
Matahari Timur adalah istana yang terletak di Kabupaten Siak Sri Indrapura Provinsi Riau.

Istana Siak adalah bukti sejarah kebesaran kerajaan Melayu Islam yang terbesar di
Daerah Riau. Masa jaya Kerajaan Siak berawal dari abad ke 16 sampai abad ke 20, dan silsilah
Sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura dimulai pada tahun 1723 Masehi dengan 12 sultan yang
pernah bertahta. Kini, kita dapat melihat peninggalan kerajaan berupa kompleks Istana Kerajaan
Siak yang dibangun oleh Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun
1889 dengan nama Asseraiyah Al Hasyimiah. Istana Siak Sri Inderapura merupakan kediaman
resmi Sultan Siak, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim. Istana ini merupakan
peninggalan Kesultanan Siak Sri Inderapura yang selesai dibangun pada tahun 1893. Istana Siak
Sri indrapura adalah kediaman resmi Sultan Siak yang memiliki luas 32.000 meter. Bentuk
bangunan istana yang terdiri dari 2 lantai ini memiliki arsitektur bercorak Melayu, Arab, dan
Eropa.

Keindahan Istana terlihat mulai dari memasuki pintu gerbang Istana yang dihiasi
sepasang burung elang menyambar dengan mata yang memancar tajam yang terbuat dari
perunggu dan pada 4 buah pilar Istana di ujung puncaknya. Burung elang ini merupakan tanda
kebesaran dan keberanian serta kemegahan Kerajaan Siak pada masanya. Selain itu, keindahan
Istana juga terlihat pada dinding Istana yang dihiasi dengan keramik dari Eropa dan ruangan
ruangan yang terdapat di dalam Istana serta benda benda koleksi peninggalan Kerajaan Siak.

Bangunan Istana Asseraiyah Al Hasyimiah terdiri dari dua lantai pada lantai dasar
terdapat 5 ruangan besar utama yang digunakan untuk: Ruangan Depan Istana, merupakan ruang
tunggu para tamu, di dalamnya terdapat dua bagian ruang, untuk para tamu terhormat disebut
ruangan Kursi Gading, berkain gorden warna hijau lumut khusus untuk tamu kaum laki laki, dan
satu ruang terhormat berikutnya untuk kaum perempuan. Ruangan di sisi kanan adalah ruang
sidang kerajaan dan sekaligus digunakan sebagai ruang pesta. Ruangan di sisi kiri, adalah
upacara adat kerajaan Melayu dipergunakan untuk pelantikan, perwakilan, upacara menjunjung
Duli dan upacara hari hari besar keagamaan. Ruangan belakang,adalah sebuah ruang keperluan
persiapan perjamuan makan untuk santapan para tamu dan raja raja serta pembesar kerajaan.
Pada ruangan ini terdapat tangga besi spiral yang indah buatan Jerman berfungsi tangga naik ke
lantai atas.

Pada ruang belakang ini terdapat pelataran (koridor) sepanjang 500 meter berbentuk
huruf T, dipergunakan untuk jamuan makan bagi rakyat umum. Lantai atas, terdapat 4 ruangan
berbentuk kamar atau bilik dan 2 ruangan berbentuk aula selasar yang dipergunakan untuk
tempat istirahat para tamu, serta bagian depan terdapat pelantaran atau tempat peranginan yang
menghadap ke taman bunga Panca Wisada dan Sungai Siak. Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura
saat ini dijadikan tempat penyimpanan benda benda koleksi kerajaan antara lain: Mahkota
Kerajaan Siak, Mahkota Kerajaan dibuat semasa pemerintahan Sultan Siak-10, Assyaidis Syarif
Kasim Syaifuddin (Syarif Kasim I). Mahkota ini berlapis emas dan bertaburkan permata,
sedangkan yang asli terdapat di Museum Nasional Gajah Jakarta. Singgasana Kerajaan Siak,
Kursi keemasan yang penuh dengan ukiran yang indah dari bahan kuningan berbalut emas (yang
pernah hilang dan dikonservasi kembali oleh Museum Nasional Gajah Jakarta).

Lambang dan Bendera Kerajaan Siak, Bendera berwarna kuning keemasan, di tengah
terdapat lambang kerajaan bermotif kepala naga dan berjuang. Di atas terdapat kalimat Allah
serta kaligrafi Muhammad bertangkup. Senjata dan Benda benda Kerajaan, antara lain tombak,
keris, meriam, serta alat nobat, cermin mustika, kursi kursi, lampu lampu Kristal yang beratnya 1
ton, barang barang keramik dari Cina dan Eropa, diorama , patung perunggu Ratu Belanda
Wilhemina dan patung pualam Sultan bermata berlian, benda benda upacara lain , serta piring
piring, cangkir, gelas, sendok yang bermerek lambang kerajaan. Payung Kerajaan, payung ini
berlambang naga berjuang dan kalimat Allah serta tulisan Muhammad bertangkup dari kain
sutera kuning keemasan.
Tempat pembakaran (Setanggi), merupakan wewangian yang berasal dari ramuan tumbuh
tumbuhan, dengan membakar setanggi akan keluar aroma yang wangi dan ketika itu berfungsi
sebagai pengharum ruangan istana. Canang, merupakan suatu barang berbentuk guci terletak di
ujung ruangan jamuan istana, bila dipukul, canang ini mengeluarkan bunyi gaung, digunakan
oleh Sultan untuk memanggil pelayan istana. Komet, benda sejenis gramafon raksasa terbuat dari
tembaga dengan piring garis tengah 1 meter dari bahan kuningan (pelat kuningan) dapat
mengeluarkan bunyi bunyian musik klasik karya Beethoven dan Mozart, buatan Jerman. Konon
barang ini hanya ada 2 di dunia yaitu di Jerman sebagai pembuat dan di Istana Siak. Cermin Ratu
Agung, adalah sebuah cermin yang menjadi milik para permaisuri Sultan yang dapat membuat
wajah semakin cerah dan awet muda bila sering bercermin disana.

Untuk memasuki Istana Siak Sri Indrapura, Anda akan dikenakan biaya retribusi sebesar
Rp 10.000/orang untuk dewasa dan Rp 5.000/orang untuk anak-anak. Istana yang kini dikelola
oleh Pemda Kabupaten Siak ini buka untuk umum setiap hari pukul 09.00-17.00.
Story Telling
BIM 3A

“ISTANA SIAK SRI INDARPURA”


Assalamualaikum wr.wb, before I start the story telling, it would be better if I
introduced myself first. Okay my name is Rizki Zunianto, I am student of Mathematics
Education with Student ID Number 2005111038. Here I will tell a story about the Siak Sri
Indrapura Palace, we must have heard of the Siak Sri Indrapura Palace before and are familiar
with the Siak Sri Indrapura Palace. Siak Sri Indrapura Palace or Asserayah Hasyimiah Palace or
East Sun Palace is a palace located in Siak Sri Indrapura Regency, Riau Province.

The Siak Palace is historical evidence of the greatness of the largest Islamic Malay
kingdom in the Riau Region. The heyday of the Siak Kingdom started from the 16th century to
the 20th century, and the genealogy of the Sultan of the Kingdom of Siak Sri Indrapura began in
1723 AD with 12 sultans who had reigned. Now, we can see the royal heritage in the form of the
Siak Royal Palace complex which was built by Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil
Syaifuddin in 1889 under the name Asseraiyah Al Hasyimiah. The Siak Sri Indrapura Palace was
the official residence of the Sultan of Siak, during the reign of Sultan Syarif Hasyim. This palace
is a relic of the Siak Sri Inderapura Sultanate which was completed in 1893. The Siak Sri
Indrapura Palace is the official residence of the Sultan of Siak which has an area of 32,000
meters. The form of the palace building which consists of 2 floors has Malay, Arabic and
European patterned architecture.

The beauty of the Palace can be seen from entering the gate of the Palace which is
decorated with a pair of eagles snatching with sharp radiating eyes made of bronze and on the 4
pillars of the Palace at the end of the peak. This eagle is a sign of the greatness and courage and
splendor of the Siak Kingdom in its time. In addition, the beauty of the Palace is also seen on the
walls of the Palace which are decorated with ceramics from Europe and the rooms contained in
the Palace as well as collections of objects from the Siak Kingdom.

The Asseraiyah Al Hasyimiah Palace building consists of two floors on the ground floor
there are 5 main large rooms used for: The Palace Front Room, which is the waiting room for
guests, inside there are two parts of the room, for distinguished guests it is called the Ivory Chair
room, with colored curtains moss green exclusively for the male guests, and another honorable
room for the women. The room on the right is the royal courtroom and is also used as a party
room. The room on the left, is a traditional Malay royal ceremony used for inauguration,
representation, honoring Duli ceremonies and ceremonies for religious holidays. The back room,
is a room for the preparation of banquets for the meals of guests and kings and royal dignitaries.
In this room there is a beautiful spiral iron staircase made in Germany that functions as a
staircase to the top floor.

In this back room there is a 500 meter long corridor (corridor) in the shape of the letter T,
used for banquets for the general public. On the top floor, there are 4 rooms in the form of rooms
or cubicles and 2 rooms in the form of a lobby hall which are used for guests' resting places, and
at the front there is a courtyard or bathing area overlooking the Panca Wisada flower garden and
the Siak River. The Siak Sri Indrapura Royal Palace is currently used as a repository for royal
collections, including: the Siak Royal Crown, the Royal Crown made during the reign of Sultan
Siak-10, Assyaidis Syarif Kasim Syaifuddin (Syarif Kasim I). The crown is gold-plated and
studded with gems, while the original is at the Jakarta Elephant National Museum. The throne of
the Siak Kingdom, a golden chair full of beautiful carvings made of brass wrapped in gold
(which was lost and re-conserved by the Jakarta National Elephant Museum).

Symbol and Flag of the Siak Kingdom, the flag is golden yellow, in the middle there is a
royal symbol with a dragon's head patterned and fighting. Above are the words of Allah and the
calligraphy of Muhammad with a cupped face. Weapons and Royal objects, including spears,
kris, cannons, as well as nobatal tools, mustika mirrors, chairs, crystal chandeliers weighing 1
ton, ceramic goods from China and Europe, dioramas, bronze statues of Queen of the
Netherlands Wilhemina and marble statues Diamond-eyed sultans, other ceremonial objects, as
well as plates, cups, glasses, spoons branded with the royal coat of arms. The Royal Umbrella,
this umbrella symbolizes the dragon fighting and the words of Allah and the writings of
Muhammad covered with golden yellow silk.

To enter the Siak Sri Indrapura Palace, you will be charged a retribution fee of Rp.
10,000/person for adults and Rp. 5,000/person for children. The palace, which is now managed
by the local government of Siak Regency, is open to the public every day from 09.00-17.00.

Anda mungkin juga menyukai