Anda di halaman 1dari 9

“MENGANALISIS BANGUNAN KERAJAAN DI RIAU”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah : Arsitektur Melayu

Dosen : Alfan, S.T., M.T

Disusun Oleh : Dimas Zefitra

NIM : 2123201011

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

2021/2022
“Menganalisis Bangunan Kerajaan Siak Sri Indrapura”

Berikut sedikit penjelasan dan sejarah tentang Kerajaan Siak Sri Indrapura :

Kerajaan Siak Sri Indrapura atau Kesultanan Siak merupakan kerajaan Melayu Islam yang
pernah berdiri sekitar tahun 1723 Masehi. Berdasarkan sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura yang
dikutip situs Siakkab, kesultanan ini terletak di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, dengan pusat
pemerintahannya di Buantan.

Sebelum berdiri sendiri menjadi Kerajaan Siak, kekuasaan terdahulunya berada di bawah
naungan Kesultanan Johor. Kesultanan Siak dibangun atas perpecahan Kesultanan Johor karena
unsur perebutan kekuasaan secara internal.

 Asal Usul Berdirinya Kerajaan Siak

Pada 1723 M, seorang putra Raja bernama Raja Kicik (Sultan Abdul Jalil Rahmat
Syah) dari pasangan Sultan Mahmud Syah (Raja Johor) dan Encik Pong menjadi pendiri
Kerajaan Siak. Tapi sebelum resmi mendirikan kerajaannya sendiri, Raja Kicik ini
sempat mengalami perang saudara dengan pihak Johor.

Serpihan catatan sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura menyebut bahwa Raja Kicik
memisahkan diri ke pinggiran sungai Buantan atau anak sungai Siak. Sedangkan pihak
Johor memilih pergi ke wilayah Pahang. Raja Kicik pun mulai mendirikan kerajaan
sendiri dengan nama Siak yang diambil dari tumbuhan siak-siak.
 Raja Kerajaan Siak

Berikut nama-nama raja Kerajaan Siak yang diurutkan berdasarkan periode


pemerintahannya.

 Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723-1746)


 Sultan Muhammad Abdul Jalil Jalaluddin Syah (1746-1760)
 Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah (1760-1761)
 Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (1761-1766)
 Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (1765-1779)
 Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah (1779-1781)
 Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Syah (1781-1791)
 Sultan As-Sayyid Al-Sharif Ali Abdul Jalil Syaifuddin (1791-1811)
 Sultan As-Sayyid Al-Sharif Ibrahim Abdul Jalil Khalliludin (1811-1827)
 Sultan As-Sayyid Al-Sharif Ismail Abdul Jalil Syaifuddin (1827-1865)
 Sultan As-Sayyid Al-Sharif Kassim Abdul Jalil Syaifuddin (1864-1889)
 Sultan As-Sayyid Al-Sharif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (1889-1908)
 Sultan As-Sayyid Al-Sharif Kassim Abdul Jalil Syaifuddin II (1915-1945)

 Masa Kejayaan Kerajaan Siak

Keberadaan Kerajaan Siak cukup memiliki pengaruh besar terutama di pesisir Timur
Sumatera sampai Semenanjung Malaya. Bahkan kerajaan ini pun dapat berpengaruh
hingga ke Sambas, Kalimantan Barat, dan menjadi pengendali jalur pelayaran antara
Sumatera dengan Kalimantan.

Terutama di masa kepemimpinan Sultan Syarif Hasyim, bangunan istana megah Siak
berdiri dan terjadi kemajuan ekonomi sampai dirinya bisa melawat ke Eropa yaitu Jerman
serta Belanda. Kedudukan raja di istana Asserayah Hasyimiah (istana Siak) diwariskan ke
putranya Sultan Kasim Abdul Jalil Syaifuddin II pada 1915.
 Masa Runtuhnya Kerajaan Siak

Awal mula penyebab runtuhnya Kerajaan Siak yaitu saat kolonial Belanda
melakukan ekspansi ke wilayah Pulau Sumatera. Kemudian pihak Belanda pernah
memaksa salah satu Sultan Siak untuk menandatangani perjanjian bahwa kawasan Siak
menjadi bagian pemerintahan Hindia Belanda.

Meski dalam situasi diambang kemunduran karena wilayah Siak semakin


dipersempit. Kesultanan Siak mampu bertahan sampai periode kemerdekaan Indonesia.
Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Sultan Syarif Kasim II
menemui Bung Karno untuk menyerahkan Kerajaan Siak dan menyatakan bergabung
dengan Republik Indonesia.

Analisis tentang bangunan Kerajaan Siak Sri Indrapura

Bagi warga Kabupaten Siak Sri Indrapura Riau, Istana Asserayah Hasyimiyah adalah fase
yang menampilkan keindahan religi bersejarah. Istana yang dibangun oleh Sultan Kesultanan
Islam Siak Sri Indrapura, Syarif Hasyim, pada 1889 ini mengadopsi keindahan arsitektur dua
perdaban sekaligus, Eropa dan Timur Tengah.

Pilar dan lengkungan di beberapa bagian bangunan lazim digunakan pada bangunan-
bangunan mewah di Eropa dan Timur Tengah. Dekorasi taman nan elok berbalut hijau
rerumputan men jadikan istana yang kelar dibangun pada 1893 ini begitu sedap dipandang.
Istana yang merupakan bukti kejayaan kesultanan Islam Melayu di Riau ini konon
arsitekturnya berasal dari Jerman, kolega Sultan Syarif Hasyim ketika melakukan lawatan ke
Eropa. Setelah berakhirnya masa kerajaan, istana yang digunakan sebagai kediaman resmi Sultan
Siak kini menjadi tempat wisata.

Sepasang patung burung elang menyambut peziarah di gerbang utama menuju istana ini.
Dua patung ini didesain seakan sebagai pengawas terhadap setiap orang yang akan masuk ke
istana.

Istana Siak ini terdiri atas dua lantai. Pada setiap bangunannya terdapat pilar berbentuk
bulat. Sementara, pada bagian ujung puncak terdapat hiasan burung garuda. Semua pintu jendela
berbentuk kubah dengan hiasan mozaik kaca sehingga memantulkan semua aksesori yang ada
istana ke segala arah.
Untuk lantai dasar Istana Siak terdiri atas enam ruangan yang masing- masing ruangan
memiliki fungsi yang berbeda. Di antara ruang itu, misalnya, ada ruang untuk menerima tamu,
ruang sidang. Di dalamnya terdapat ruang besar utama yang terbagi atas ruangan depan istana,
ruang sisi kanan, ruang sisi kiri, dan ruang belakang.

Sedangkan, lantai atas terdiri atas sembilan ruangan yang berfungsi sebagai tempat istirahat
sultan, keluarga, atau kerabat sultan dan para tamu kerajaan. Semua aksesori yang terdapat dari
ruang bergaya campuran Melayu, Arab, dan Eropa.
Fasilitas penunjang

Selain bangunan utama, di dalam Istana Siak juga terdapat beberapa bangunan sebagai
fasilitas penunjang. Di antaranya, ada bangunan Istana Baru, Istana Panjang, Istana Limas,
Gardu Lama, dapur, dan kolam istana. Untuk Istana Baru, lokasinya ada di sebelah barat
bangunan utama. Bangun an ini didirikan pada masa sultan yang terakhir.

Denah dasar bangunan ini berbentuk segi empat dengan ukuran 19 m x 15,7 m. Istana Baru
ini memiliki enam ruangan, ruang depan, ruang tamu, ruang kerja, ruang makan, dan dua
ruangan kamar tidur.

Istana Baru ini dilengkapi dengan selasar yang ada di sebelah kiri yang fungsinya untuk
menatap bintang-bintang yang bertebaran di langit. Di selasar inilah keluarga raja bercerita dan
tak jarang bercengkerama bersama.

Sementara, untuk Istana Panjang, fungsinya tidak begitu berarti, Istana Panjang ini sekarang
isinya hanya tinggal lubang-lubang bekas tonggak yang terletak di sebelah timur bangunan
utama masjid. Berdasarkan penuturan keluarga sultan, dahulu istana ini terbuat dari kayu.

Untuk Istana Limas, sekarang bentuk bangunannya sudah tidak ada, istana ini juga dulu
terbuat dari kayu. Sama halnya dengan Gardu Lama yang memiliki bentuk silinder ini
diameternya berukuran tiga meter dengan satu buah pintu di depan berbentuk kubah yang
letaknya berada di sebelah kiri bangunan istana baru.
Karena, dulu fungsi bangunan ini cukup pribadi untuk bangunan dapur dan kolam renang
terletak di belakang kanan bangunan istana baru. Namun, sekarang ini yang masih tersisa adalah
bagian dinding saja yang terdiri atas tiga ruangan berjajar.

Bangunan ini relatif kurang terawat dan sekarang difungsikan sebagai gudang. Di depan
dapur istana ini terdapat kolam istana berbentuk bulat dengan diameter 5,3 m dan tinggi fondasi
40 cm. Adapun, ketebalan dinding sekitar 26 cm.

Interior

Setelah memasuki bagian dalam istana, pengunjung akan melihat keseluruhan aksesori
Istana Siak dari masa ke masa. Misalnya, setelah memasuki ruang istana yang pertama akan
dilihat adalah patung replika manusia.

Patung-patung ini merupakan gambaran keadaan zaman dulu saat sang sultan sedang duduk
diapit oleh pengawal dan wakil-wakilnya. Beberapa langkah dari patung, pengunjung akan bisa
melihat ruang makan yang desainnya mewah sekali.
Ruangan ini dikelilingi oleh cermin- cermin besar dan ber bagai keramik yang berusia
ratusan tahun dan merupakan peninggalan asli dari Kerajaan Siak. Selain itu, pengunjung akan
melihat sebuah cermin milik permaisuri yang terbuat dari kristal.

Semua barang peninggalan Kerajaan Siak yang tersimpan di istana ini kondisinya masih
sangat bagus. Semua disimpan rapi di dalam kotak kaca yang terkunci rapat. Di masing-masing
barang disiapkan pula penjelasan singkat mengenai barang tersebut.

Pemerintahan Sultan Syarif Kasim berakhir sejak menyatakan bergabung dengan Republik
Indonesia pada 17 Agustus 1945. Saat itu, Sultan Syarif Kasim pun ikut mengibarkan bendera
Merah Putih di depan Istana Siak dan kemudian pergi ke Jakarta untuk menemui Presi den
Sukarno dan menyatakan ikrarnya kepada NKRI sembari menyerahkan mahkota kerajaan dan
uang sebesar 10 ribu gulden

Destinasi wisata

Seiring dengan berakhirnya pemerintahan di Kerajaan Siak, istana ini pun dialihfungsikan
sebagai tempat wisata untuk mengajak pengunjung melihat kebesaran dan kemegahan Kerajaan
Siak tempo dulu. Untuk masuk ke dalam kawasan istana, pengunjung diharuskan membeli tiket
terlebih dahulu. Tempat penjualan tiket terletak persis di depan gerbang masuk.

Anda mungkin juga menyukai