PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah kerajaan Siak ?
2. Daftar Sultan Kerajaan Siak ?
3. Bergabungnya Kerajaan Siak dengan Indonesia ?
4. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Siak Sri Indrapura. ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui sejarah kerajaan Siak
2. Dapat mengetahui daftar Sultan Kerajaan Siak
3. Dapat mengetahui kronologi Kerajaan Siak bergabung dengan Indonesia
4. Dapat mengenal peninggalan-peninggalan kerajaan Siak.
Pada penghujung tahun 1724 Raja Kecil memilih sebuah tempat untuk menjadi pusat
kerajaan. Tempat itu diberi nama “ Kota Buantan “, disinilah Kerajaan Siak
berpusat.Kerajaan Siak diwariskan kepada anak cucunya dengan garis keturunan berdasarkan
Syariat Islam (keturunan ayah) sebagai berikut :
1. Raja Kecik
3. Tengku Ismail
Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah (1765-1766 M). Putra Tengku
Buang Asmara dengan Ibukota Kerajaan di Sungai Mempura Besar, disebut rakyat
almarhum mangkat di Balai atau terkenal juga Sultan Kudung karena tangan
almarhum sebelahnya Kudung, dalam perlawanannya menentang Belanda tahun 1766
M.
4. Tengku Alam
Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (1766-1780 M). Putra sulung Raja Kecik
dengan Ibukota Kerajaan di Senapelan (Pekanbaru), mangkat di Senapelan (dekat
mesjid Raya Pekanbaru) disebut rakyat almarhum Bukit.
Sultan Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (1780-1782 M). Putra Tengku Alam
dengan Ibukota Kerajaan di Senapelan, mangkat di Senapelan dan disebut rakyat
almarhum Pekan (yang menghubungkan Kota Pekanbaru, Minangkabau dan
Indragiri).
6. Tengku Yahya
Sultan Yahya Abdul Jalil Muzzaffar Syah (1782-1784 M). Putra dari Sultan
Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah, dengan Ibukota Kerajaan di Sungai Mempura,
mangkat di Dungun (Malaka) disebut rakyat almarhum Dungun.
Sultan Assyaidis Sarif Ali Abdul Jalil Syarifuddin (1784-1810 M). Putra
Tengku Embung Badariah (Putri Tengku Alam) yang kawin dengan Sayed Syarief
Usman Syahbuddin (Arab). Ibukota Kerajaan di Kota Tinggi (Siak Sri Indrapura),
mangkat di Kota Tinggi disebut rakyat almarhum Kota Tinggi.
Sultan Assyaidis Syarief Ismail Abdul Jalil Syarifuddin (1815-1864 M). Pada
masa pemerintahan beliaulah adanya Tractat Siak-Belanda dimana Belanda mengakui
Siak. Dimakamkan di Kota Tinggi yang disebut almarhum Indrapura.
Sultan Assyaidis Syarief Kasyim Sani (II) Abdul Jalil Syarifuddin (3 Maret
1915-1946). Sultan Syarif Kasyim memiliki 2 orang permaisuri, yaitu :
- Permaisuri I
Tengku Bin Syarifah Latifah digelar Tengku Agung, mangkat tahun 1927 di Siak Sri
Indrapura. Dimakamkan di samping Mesjid Syahbuddin Siak Sri Indrapura.
- Permaisuri I
Syarifah Fadlun dengan gelar Tengku Maharatu, bercerai hidup tahun 1950 di Jakarta,
mangkat di Jakarta tahun 1980 dimakamkan di Jakarta.
Beliau merupakan Sultan yang terakhir dari Kerajaan Siak. Beliau mangkat di Rumah
Sakit Caltex Rumbai dan dimakamkan disamping Mesjid Syahbuddin Siak Sri
Indrapura pada tanggal 24 April 1968.
Dan sejak itu beliau meninggalkan Siak dan bermukim di Jakarta. Baru pada
tahun 1960 kembali ke Siak dan meninggal di Rumbai pada tahun 1968. Beliau tidak
1. Istana Siak
Istana Siak atau biasa disebut dengan ” Istana Matahari Timur ” atau disebut juga
Asserayah Hasyimiah ini dibangun oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada
tahun 1889 oleh arsitek berkebangsaan Jerman. Arsitektur bangunan merupakan gabungan
antara arsitektur Melayu, Arab, Eropa. Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah
dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan,
ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan disamping kanan adalah
ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta. Lantai atas terbagi menjadi
sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu Istana. Di dalam istana
akan kita lihat berbagai koleksi yang bernilai tinggi seperti Kursi Singgasana Sultan yang
berbalut emas.
Bangunan Istana Siak bersejarah tersebut selesai pada tahun 1893. Pada dinding istana
dihiasi dengan keramik khusus didatangkan buatan Prancis. Beberapa koleksi benda antik
Istana, kini disimpan Museum Nasional Jakarta, Istananya sendiri menyimpan duplikat dari
koleksi tersebut.
Diantara koleksi benda antik Istana Siak adalah: Keramik dari Cina, Eropa, Kursi-
kursi kristal dibuat tahun 1896, Patung perunggu Ratu Wihemina merupakan hadiah Kerajaan
Belanda, patung pualam Sultan Syarim Hasim I bermata berlian dibuat pada tahun 1889,
perkakas seperti sendok, piring, gelas-cangkir berlambangkan Kerajaan Siak masih terdapat
dalam Istana, komet , kapal kato (kapal raja siak).
Dipuncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian
Istana. Sekitar istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi
halaman istana, disebelah kiri belakang Istana terdapat bangunan kecil sebagai penjara
sementara.
Disisi lain terdapat pula alat musik Komet yang dibuat secara home industri di
Jerman yang memiliki piringan dengan garis tangan sekitar 90 cm berisikan lagu-lagu
klasik dari Mozard dan Bethoven.Konon barang ini hanya ada dua di dunia yaitu di
Jerman sebagai pembuat dan di istana Siak.
3. Komet
Di ruang yang lain kita saksikan berbagai kursi meja baik dari kayu, kristal
dan kaca tertata rapi di bawah lampu-lampu kristal berwarna-warni bergantungan di
plafon istana, demikian pula berbagai bentuk almari dan berjenis senjata dari tembaga
dan besi. Disamping itu terdapat pula aneka cinderamata yang merupakan hadiah dari
para sahabat dan daerah di sekitar Siak.
Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh Kerajaan Siak di masa lalu dapat kita lihat
melalui foto-foto berukuran besar yang terletak di dalam Istana Siak. Terdapat juga
sebuah cermin yang menjadi milik oleh para permaisuri Sultan yang dapat membuat
wajah semakin cerah dan awet muda bila sering bercermin di sana. Cermin ini
dinamakan cermin Ratu Agung. Istana Siak adalah bukti sejarah kebesaran Kerajaan
Melayu Islam yang terbesar di daerah Riau. Masa kejayaan Kerajaan Siak berawal
dari abad ke-16 sampai abad ke-20, dan silsilah Sultan-sultan Kerajaan Siak dimulai
pada tahun 1723 M dengan 12 Sultan yang pernah bertahta.
4. Kapal Kato
Dibagian luar Istana,kita dapat menjumpai kapal Kato milik sang raja, Kapal
Kato adalah sebuah kapal besi dengan bahan bakar batu bara dimiliki oleh Sultan
Siak, dan selalu digunakan pada saat berkunjung ke daerah-daerah kekuasaannya.
Kapal ini berukuran panjang 12meter dengan berat 15 ton.
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai penyusun saya merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran dari pembaca.
http://siak-bungaraya.blogspot.com/2009/04/sejarah-kerajaan-siak.html
http://www.riaudailyphoto.com/2013/10/menelusuri-jejak-sejarah-kerajaan-siak.html
http://www.sejarahnusantara.com/kerajaan-islam/sejarah-keemasan-kesultanan-siak-sri-
inderapura-tahun-1723-1945-dan-ekspansi-kolonialisasi-belanda-10044.htm