Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KERAJAAN SIAK SRI INDRAPURA

DISUSUN OLEH :

Farrel Aditya Nugraha


Sendi Permana Siregar

Kelas : XI IPS 3

SMAN 10 PEKANBARU

i
KATA PEMBUKA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah singkat ini adalah “Makalah
Kerajaan Siak Sri Indrapura”.

Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
guru mata pelajaran yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan
makalah singkat ini. Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
makalah singkat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
diharapkan dapat membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN......................................................................1

BAB 2 ISI...................................................................................................2
2.1 SEJARAH KERAJAAN SIAK SRI INDRAPURA.........................2
2.2 RAJA RAJA KERAJAAN SIAK SRI INDRAPURA.....................3
2.3 ARSITEKTUR KERAJAAN SIAK SRI INDRAPURA.................3

BAB 3 PENUTUP.....................................................................................4
3.1 KESIMPULAN...................................................................................4
3,2 SARAN SARAN..................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Istilah ”Siak Sri Indrapura" sampai saat ini masih tetap abadi sebagai nama kota Siak Sri
Indrapura, merupakan ibu kota Kecamatan Siak, dan salah satu dari Kecamatan dalam
Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis. Banyak sebutan yang dikemukakan para hali tentang
asal-usul kata "Siak". Ada yang berpendapat bahwa Siak berarti orang penunggu mesjid
(ghorin), dan juga dapat berarti orang yang banyak mengetahui tentang seluk beluk agama
Islam. Pendapat lain menyatakan bahwa Siak berasal dari kata "Lasiak", menurut bahasa
Batak identik dengan lada, hal ini menurut suatu cerita rakyat bahwa dulu pernah suatu
ekspedisi Batak datang ke Siak. Dalam perjalanan mereka mengaliri sungai Siak mereka
banyak menemui lada di piziggir-pinggir sungai Siak, yang menurut loghat bahasa Batak
namanya pohon Lasiak. Pendapat lain menyebutkan bahwa Siak beraisal dari kata "Suak",
yaitu tempat atau kampung yang dialiri oleh sungai kecil yang banyak terdapat di sepanjang
sungai Siak. Kemudian disebutkan lagi Siak berasal dari kata "Siak-Siak”, yakni nama sejenis
tumbuh-tumbuhan atau rumput-rumputan yang akar dan buahnya dijadikan obat. Akhirnya
kata Siak diabadikan pada nama kerajaan Siak Sri Indrapura (Muchtar Lutfi, et; 1977, 14).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura
2. Siapa Saja Raja-Raja pada Kerajaan Siak Sri Indrapura
3. Bagaimana Arsitektur Kerajaan Siak Sri indrapura

1.3 TUJUAN PENULISAN


1) Untuk Mengetahui Sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura
2) Untuk Mengetahui Raja-Raja pada Kerajaan Siak Sri Indrapura
3) Untuk Mengetahu Arsitektur Kerajaan Siak Sri Indrapura
BAB II
ISI
2.1 SEJARAH KERAJAAN SIAK SRI INDRAPURA
Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar
Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah putera Raja Johor (Sultan Mahmud Syah) dengan istrinya
Encik Pong, dengan pusat kerajaan berada di Buantan. Konon nama Siak berasal dari nama
sejenis tumbuh-tumbuhan yaitu siak-siak yang banyak terdapat di situ. Sebelum kerajaan Siak
berdiri, daerah Siak berada dibawah kekuasaan Johor. Yang memerintah dan mengawasi
daerah ini adalah raja yang ditunjuk dan diangkat oleh Sultan Johor. Namun hampir 100 tahun
daerah ini tidak ada yang memerintah. Daerah ini diawasi oleh Syahbandar yang ditunjuk
untuk memungut cukai hasil hutan dan hasil laut.
Pada awal tahun 1699 Sultan Kerajaan Johor bergelar Sultan Mahmud Syah II mangkat
dibunuh Magat Sri Rama, istrinya yang bernama Encik Pong pada waktu itu sedang hamil
dilarikan ke Singapura, terus ke Jambi. Dalam perjalanan itu lahirlah Raja Kecik dan
kemudian dibesarkan di Kerajaan Pagaruyung Minangkabau. Sementara itu pucuk pimpinan
Kerajaan Johor diduduki oleh Datuk Bendahara tun Habib yang bergelar Sultan Abdul Jalil
Riayat Syah.
Setelah Raja Kecik dewasa, pada tahun 1717 Raja Kecik berhasil merebut tahta Johor. Tetapi
tahun 1722 Kerajaan Johor tersebut direbut kembali oleh Tengku Sulaiman ipar Raja Kecik
yang merupakan putera Sultan Abdul Jalil Riayat Syah. Dalam merebut Kerajaan Johor ini,
Tengku Sulaiman dibantu oleh beberapa bangsawan Bugis. Terjadilah perang saudara yang
mengakibatkan kerugian yang cukup besar pada kedua belah pihak, maka akhirnya masing-
masing pihak mengundurkan diri. Pihak Johor mengundurkan diri ke Pahang, dan Raja Kecik
mengundurkan diri ke Bintan dan seterusnya mendirikan negeri baru di pinggir Sungai
Buantan (anak Sungai Siak). Demikianlah awal berdirinya kerajaan Siak di Buantan. Namun,
pusat Kerajaan Siak tidak menetap di Buantan.
Pusat kerajaan kemudian selalu berpindah-pindah dari kota Buantan pindah ke Mempura,
pindah kemudian ke Senapelan Pekanbaru dan kembali lagi ke Mempura. Semasa
pemerintahan Sultan Ismail dengan Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaluddin (1827-
1864) pusat Kerajaan Siak dipindahkan ke kota Siak Sri Indrapura dan akhirnya menetap
disana sampai akhirnya masa pemerintahan Sultan Siak terakhir.
Pada masa Sultan ke-11 yaitu Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin yang
memerintah pada tahun 1889-1908, dibangunlah istana yang megah terletak di kota Siak dan
istana ini diberi nama Istana Asseraiyah Hasyimiah yang dibangun pada tahun 1889. Pada
masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak mengalami kemajuan terutama dibidang
ekonomi. Dan masa itu pula beliau berkesempatan melawat ke Eropa yaitu Jerman dan
Belanda.
Setelah wafat, beliau digantikan oleh putranya yang masih kecil dan sedang bersekolah di
Batavia yaitu Tengku Sulung Syarif Kasim dan baru pada tahun 1915 beliau ditabalkan
sebagai Sultan Siak ke-12 dengan gelar Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin dan
terakhir terkenal dengan nama Sultan Syarif Kasim Tsani (Sultan Syarif Kasim II).
Bersamaan dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia, beliau pun
mengibarkan bendera merah putih di Istana Siak dan tak lama kemudian beliau berangkat ke
Jawa menemui Bung Karno dan menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia sambil
menyerahkan Mahkota Kerajaan serta uang sebesar Sepuluh Ribu Gulden. Dan sejak itu
beliau meninggalkan Siak dan bermukim di Jakarta.Baru pada tahun 1960 kembali ke Siak
dan mangkat di Rumbai pada tahun 1968.
2.2 RAJA-RAJA KERAJAAN SIAK SRI INDRAPURA

 Sultan Abdul Jalil Rahmat Shah (1723–1746)


 Sultan Muhammad Abdul Jalil Jalaluddin Shah (1746–1760)
 Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Shah (1760–1761)
 Sultan Abdul Jalil Alamuddin Shah (1761–1766)
 Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Shah (1765–1779)
 Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Shah (1779-1781)
 Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Shah (1781–1791)
 Sultan As-Sayyid Al-Sharif Ali Abdul Jalil Syaifuddin (1791–1811)
 Sultan As-Sayyid Al-Sharif Ibrahim Abdul Jalil Khaliluddin (1811–1827)
 Sultan As-Sayyid Al-Sharif Ismail Abdul Jalil Syaifuddin (1827–1864)
 Sultan As-Sayyid Al-Sharif Kassim Abdul Jalil Syaifuddin I (1864–1889)
 Sultan As-Sayyid Al-Sharif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (1889–1908)
 Sultan As-Sayyid Al-Sharif Kassim Abdul Jalil Syaifuddin II (1915–1945)

2.3 ARSITEKTUR KERAJAAN SIAK SRI INDRAPURA


Istana Siak ini terdiri dari dua lantai dan berdenah segi empat silang. Gaya arsitektur
bangunannya tampak menggabungkan gaya Melayu, Arab, dan Eropa. Setiap sudut bangunan
terdapat pilar bulat dengan ujung puncaknya ada hiasan burung garuda. Pindu dan jendela
istana dirancang dengan bentuk kubah serta dihiasi mozaik kaca. Ada 15 ruangan dari dua
lantai Istana Siak. Lantai satu terdiri dari enam ruangan. Sementara lantai dua terdiri dari
sembilan ruangan. Adapun enam ruangan di lantai satu berfungsi sebagai tempat sidang dan
ruangan untuk menerima tamu. Sedangkan sembilan ruangan pada lantai dua berfungsi
sebagai tempat peristirahatan Sultan dan tamu-tamu kerajaan. Saat ini Istana Siak Sri
Indrapura berfungsi sebagai destinasi wisata sejarah di Provinsi Riau. Istana ini menjadi
museum tempat menyimpan benda-benda peninggalan Kerajaan Siak.
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Kerajaan Siak Sri Indrapura merupakan sejarah lokal namun tidak dapat dipisahkan dari
sejarah nasional.

2. Kerajaan Siak Sri Indrapura termasuk salah satu kerajaan besar, yang memiliki hubungan
dengan kerajaan Melaka, Johor-Riau

3. Pusat pemerintahan kerajaan Siak Sri Indrapura selalu berpindah-pindah, kepindahan


tersebut dilakukan oleh Sultan yang memerintah pada waktu itu, baik pertimbangan politik,
keamanan, maupun ekonomi dan perdagangan.

4. Kerajaan Siak Sri Indrapura merombak tradisi lama, yakni melakukan perkawinan dengan
keturunan lain, khususnya Arab, sehingga. sebagian Sultan yang memerintah Siak
merupakan keturunan Arab-Nelayu. Gelar kebangsawanan terjadi perubahan, sehingga
dikenal dengan "Assyaidis" atau Sayyed".

5. Pada masa pemerintahan Sultan-sultan di Kerajaan Siak Sri Indrapura ada yang
bekerjasama dengan Belanda, dan ada pula menentang kehadiran Belanda, sehingga muncul
peperangan. Belanda di kerajaan Siak Sri Indrapura melakukan politik “devide et impera".
Demikian pula hubungan Kerajaan Siak Sri lndrapura dengan pemerintah Inggris. telah
terjadi beberapa kontrak dagang maupun politik dengan Belanda maupun Inggris

3.2 SARAN-SARAN

1.Sebagai subjek didik, pendidik dan pengajar sejarah wajib mengetahui dan memahami
eksistensi kerajaan Siak Sri Indrapura, sebagai salah satu sejarah lokal, dan tidak terpisahan
dari sejarah nasional.

2. Sebagai generasi menerus sudah sewajarnya untuk mencintai peninggalan sejarah, dan
dapat selalu dilestarikan, sehingga dapat pula dinikmati oleh generasi-generasi yang akan
datang.

3. Pelajarilah sejarah Siak Sri Indrapura dari berbagai aspek, dan lakukanlah penelitian secara
ilmiah dengan berdasarkan historiografi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-rsk/baca-artikel/14803/Mengenal-Istana-Siak-Sri-
Indrapura-Salah-satu-Kerajaan-yang-pernah-berdiri-dan-berkuasa-di-Pulau-
Sumatera.html#:~:text=Kerajaan%20Siak%20Sri%20Indrapura%20didirikan,pusat
%20kerajaan%20berada%20di%20Buantan.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/18/150000379/kerajaan-siak-silsilah-raja-
puncak-kejayaan-dan-peninggalan?page=all

https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1700/sejarah-nurhabsyah5.pdf?
sequence=2&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai