Anda di halaman 1dari 12

SejarahK January27

2018
erajaanS
IAK
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh
BadanStandarNasionalPendidikansebagaibukutekspelajaranuntukSM
Kdan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk
SUPPORT
digunakandalamprosespembelajaranmelaluiPeraturanMenteri BYMOBILELEGE
PendidikanNasionalNomor45Tahun2008tanggal15Agustus2008. ND
DAFTARISI
 DAFTARISI.............................................................................i
 KATA PENGANTAR..............................................................ii
 COVERE-BOOK......................................................................iii
 BAB1 ISIE-BOOK...................................................................1
1. SEJARAHKERAJAANSIAK.............................................2
2. ASALUSULKATASIAK...................................................3
3. SIAKDIBAWAHPENGARUHHINDUBUDDHA...............4
4. KESULTANANSIAK.....................................................5
 BAB2 PENUTUPAN............................................................6
1. KATA PENUTUP........................................................7
2. SARAN......................................................................8
KATAPENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala
yangtelah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya
dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul “Pengenalan Internet Secara
EfektifKepadaMasyarakatDesa”denganbaiktanpaadahalanganyangberarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama
danbantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak
terimakasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal
dalampenyelesaianmakalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya


bahwamasihbanyakkekurangandalampenulisanmakalahini,baikdarisegitata
bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan
segalakerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan
saranyang membangundari pembaca.

Dengan karya ini saya berharap dapat membantu pemerintah


dalammencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui pengembangan
internetdidesa-desa.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat


menambahkhazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata
untukmasyarakatluas.
1.Sejarahkerajaansiak
Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar SultanAbdul Jalil
Rahmat Syah putera Raja Johor (Sultan Mahmud Syah) dengan istrinya Encik Pong,dengan pusat kerajaan
berada di Buantan. Konon nama Siak berasal dari nama sejenis tumbuh-tumbuhan yaitu siak-siak
yang banyak terdapat di situ.Sebelum kerajaan
Siak berdiri, daerah Siak berada dibawah kekuasaan Johor. Yang memerintahdan mengawasi daerah ini
adalah raja yang ditunjuk dan di angkat oleh Sultan Johor. Namunhampir 100 tahun daerah ini tidak ada
yang memerintah. Daerah ini diawasi oleh Syahbandaryang ditunjuk untuk memungut cukai
hasil hutan dan hasil laut.Pada awal tahun 1699 Sultan Kerajaan Johor bergelar Sultan
Mahmud Syah II mangkat dibunuhMagat Sri Rama, istrinya yang bernama Encik Pong pada waktu itu
sedang hamil dilarikan keSingapura, terus ke Jambi. Dalam perjalanan itu lahirlah Raja Kecik dan
kemudian dibesarkan diKerajaan Pagaruyung
Minangkabau.Sementara itu pucuk pimpinan Kerajaan Johor diduduki oleh Datuk
Bendahara tun Habib yangbergelar Sultan Abdul Jalil Riayat
Syah.Setelah Raja Kecik dewasa, pada tahun 1717 Raja Kecik berhasil merebut
tahta Johor. Tetapitahun 1722 Kerajaan Johor tersebut direbut kembali oleh Tengku Sulaiman ipar Raja
Kecik yangmerupakan putera Sultan Abdul Jalil Riayat
Syah.Dalam merebut Kerajaan Johor ini, Tengku Sulaiman dibantu oleh beberapa
bangsawan Bugis.Terjadilah perang saudara yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar pada kedua
belahpihak, maka akhirnya masing-masing pihak mengundurkan diri. Pihak Johor mengundurkan dirike
Pahang, dan Raja Kecik mengundurkan diri ke Bintan dan seterusnya mendirikan negeri barudi pinggir
Sungai Buantan (anak Sungai Siak). Demikianlah awal berdirinya kerajaan Siak
diBuantan.Namun,pusatKerajaanSiaktidakmenetapdiBuantan.Pusatkerajaankemudianselalu berpindah-
pindah dari kota Buantan pindah ke Mempura, pindah kemudian ke SenapelanPekanbaru dan kembali lagi
ke Mempura. Semasa pemerintahan Sultan Ismail dengan SultanAssyaidis
SyarifIsmailJalilJalaluddin(1827-1864) pusat Kerajaan Siakdipindahkan ke kotaSiak Sri Indrapura dan
akhirnya menetap disana sampai akhirnya masa pemerintahan SultanSiakterakhir.PadamasaSultanke-
11yaituSultanAssayaidisSyariefHasyimAbdulJalilSyaifuddinyangmemerintahpadatahun1889?
1908,dibangunlahistanayangmegahterletakdi kota Siak dan istana ini diberi nama Istana Asseraiyah
Hasyimiah yang dibangun pada tahun1889.Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak
mengalami kemajuan terutamadibidang ekonomi. Dan masa itu pula beliau berkesempatan melawat ke
Eropa yaitu Jerman danBelanda.Setelah wafat, beliau digantikan oleh putranya yang masih kecil dan
sedang bersekolahdi Bataviayaitu Tengku SulungSyarif Kasimdanbarupadatahun1915beliau
ditabalkansebagai Sultan Siak ke-12 dengan gelar Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin
danterakhirterkenaldengannamaSultanSyarifKasimTsani(SultanSyarifKasimII).Bersamaandengandiprokla
mirkannyaKemerdekaanRepublikIndonesia,beliaupunmengibarkan bendera merah putih di Istana Siak dan
tak lama kemudian beliau berangkat keJawa menemui Bung Karno dan menyatakan bergabung dengan
Republik Indonesia sambilmenyerahkan Mahkota Kerajaan serta uang sebesar Sepuluh Ribu
Gulden.Dan sejak itu beliau meninggalkan Siak dan bermukim di Jakarta. Baru pada tahun 1960
kembalikeSiakdanmangkatdiRumbaipadatahun1968.
Beliau tidak meninggalkan keturunan baik dari Permaisuri Pertama Tengku Agung maupun dariPermaisuri
Kedua Tengku
Maharatu.Pada tahun 1997 Sultan Syarif Kasim II mendapat gelar
Kehormatan Kepahlawanan sebagaiseorang Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Makam Sultan Syarif
Kasim II terletak ditengahKotaSiakSriIndrapuratepatnyadisampingMesjidSultanyaituMesjidSyahabuddin.
Berikutadalahdaftarsultan-sultanyangpernahmemerintahdiKerajaanSiakSriIndrapura.

1. SultanAbdulJalil RahmadSyahI(1725-1746)
2. SultanAbdulJalilRahmadSyahII(1746-1765)
3. SultanAbdulJalilJalaluddinSyah(1765-1766)
4. SultanAbdulJalilAlamuddinSyah(1766-1780)
5. SultanMuhammadAliAbdulJalilMuazzamSyah(1780-1782)
6. SultanYahyaAbdulJalilMuzaffarSyah(17821784)
7. SultanAssaidisAsyarifAliAbdulJalilSyaifuddinBaalawi(1784-1810)
8. SultanAsyaidisSyarif IbrahimAbdulJalilKhaliluddin(1810-1815)
9. SultanAssyaidisSyarifIsmailAbdulJalilJalaluddin(1815-1854)
10. SultanAssyaidisSyarifKasyimAbdulJalilSyaifuddinI(SyarifKasyimI,1864-1889)
11. SultanAssyaidisSyarifHasyimAbdulJalilSyaifuddin(1889-1908)
12. SultanAssyaidisSyarifKasyimAbdulJalifSyaifudinI(SyarifKasyimII),(1915-1949)

Diawal Pemerintahan Republik Indonesia, Kabupaten Siak ini merupakan Wilayah KewedananSiak di
bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan
Siak.Barulahpadatahun1999berubahmenjadiKabupatenSiakdenganibukotanyaSiakSriIndrapuraberdasarkan
UU No.53Tahun 1999

2. ASALUSULKATA SIAK
Penyebutan kata “Siak” sudah terdapat diberbagai sumber sejarah nasional Indonesia. Baikyang ditulis
oleh pujangga-pujangga zaman Hindu/Budha dahulu maupun oleh para
sejarawanmodernIndonesiadanasing.
Adapun sekarang, kata “Siak” tersebut menjadi nama dari sebuah sungai, yaitu sungai Siakdimana
didapati bekas-bekas kerajaan Siak di sepanjang aliran sungai tersebut. Mengenai
artikata“Siak”terdapatbermacam-macam pendapat,seprerti:
1). Kata“Siak”menurutbahasaTapanuliSelatanberarti“pedas”
2). Kata“Siak”adayangmengatakanberasaldarikata“Suak”
3). Kata“Siak”adayangmenyatakanberasaldarisuatunamapanggilanyangdiberikankepada
orangyangmenjagamasjid.
4). Kata“Siak”adayangmenyatakanberasaldarinamatumbuh-tumbuhansejenisperduyang
bernama“Siak-siak”.

Daribeberapaartikatatersebut,timbul beberapakemungkinan
ad. 1.Apabila diartikan “pedas” (bahasa Tapanuli Selatan), pastilah mempunyai latar belakanghubungan
dengan Tapanuli. Sedangkan kenyataannya tidak ada fakta-fakta
menunjukkanbahwadalamkerajaanSiakada unsur-unsurTapanuli yangbersifatmonumental.
ad. 2.Kalau yang dimaksud dari arti kata “Suak” tentulah perkataan “suak” mempunyai artikeseragaman.
Kenyataannya sampai sekarang kata “suak” dan kata “siak” dalam arti yangberdiri sendiri, seperti kata
Sungai Siak, kota Siak. Sedangkan “Suak” diartikan nama suatutempat atau kampung yang dialiri oleh
anak sungai yang kecil sebagaimana banyak terdapat disepanjang Sungai Siak, misalnya: Suak
Gelanggang, Suak Rengas, Suak Lanjut, Suak Santai,Suak Djil, dan sebagainya. Dalam hal ini tidak
dipakai kata “siak”. Dengan demikian jelaslahbahwa kata “siak” bukanlah kata yang diturunkan atau
perubahan mophologis dari kata “suak”.ad. 3.Kalau kata “siak” diartikan seorang penjaga masjid tentulah
dahulunya daerah siak itumerupakan kerajaan Islam dan kalau kita pelajari ketika Siak di bawah pengaruh
Melaka danJohor merupakan kerajaan yang beragama Islam. Akan tetapi jauh sebelum ini kerajaan
Siaksudah ada, sebagaimana disebutkan dalam Kertagama pupuh 13/1-2 menyebut: “Minangkabau,Siak,
Rokan dan Kampar di bawah kekuasaan Majapahit”. Dalam perkembangan sejarahIndonesia tidak pernah
ada sumber yang menyebutkan kerajaan beragama Islam yang tunduk
dibawahkekuasaanMajapahit(Hindu/Budha).
ad.4.Jikakata“Siak”diambildarinamatumbuh-tumbuhanyangbernama“siak-siak”,maka
harusadahubunganantarakerajaanSiakdengantumbuh-tumbuhantersebut.
Dalamhalini dapatdihubungkanteori yang diketengahkanolehJ.Kern.,Prof.
Pubotjoroko dan Prof. Muhammad Yamin tentang pemberian nama kerajaan/raja berdasarkanflora-fauna,
dimana nama-nama kerajaan lazim diambil dari nama tumbuh-tumbuhan (flora) dannama raja diambil dari
nama-nama hewan (fauna) seperti halnya nama kerajaan dan raja berikutini:
a. Majapahit,darinamapohon“maja”yangbuahnyapahit.
b. Tarumanegara,darinamapohon“tarum”.
c. GalihPakuan,darinamatumbuh-tumbuhan“paku-pakuan/pakis”.
d. Malaka,darinamapohon“malaka”.
e. Johor,darinamapohon”johar”.
Sedangkannama-namaraja:
a. HayamWuruk,darikata“hayam/ayam”.
b. GajadMada,darikata“gajah”.
c. SiSingamangaraja,darikata“singa”.
d. MundingWangi,darikatayangbermakna“kerbau”.
e. Sawunggaling,darikatayangbermakna“ayamjantan”.(TimPenulis:1970,hlm.4)

Berdasarkan hal tersebut, berkemungkinan sekali bahwa sebutan kata “siak” diambil dari namatumbuh-
tumbuhan (flora). Dan memang di sekitar aliran sungai Siak maupun di sekitar bekaskerajaan Siak banyak
sekali terdapat tumbuhan jenis perdu yang bernama “siak-siak”. Olehmasyarakat setempat, tumbuh-
tumbuhan itu biasa dipergunakan sebagai bahan obat-obatan danwangi-wangian.(Tim Penulis:1970,hlm.5).
Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa; kata “Siak” dalam anggapan masyarakat Melayusangat
bertalian erat dengan agama Islam, Orang Siak ialah orang-orang yang ahli agama
Islam,kalauseseoranghidupnyatekunberagamadapatdikatakansebagaiOrang Siak.
Selanjutnya nama “Siak”, dapat merujuk kepada sebuah klan di kawasan antara Pakistan danIndia, Sihag
atau Asiagh yang bermaksud pedang. Masyarakat ini dikaitkan dengan bangsa
Asii,masyarakatnomadenyang disebutolehmasyarakatRomawi,dan diidentifikasikan
sebagai Sakai oleh Strabo seorang penulis geografi dari Yunani. Berkaitan dengan ini padasehiliran
Sungai Siak sampai hari ini masih dijumpai masyarakat terasing yang dinamakansebagaiOrangSakai.

3. SIAK DIBAWAHPENGARUH HINDU/BUDDHA


Karena sangat terbatasnya bukti-bukti pemberitaan dan peninggalan sejarah yang ditemui,belum
dapatnya ditunjukkan suatu kepastian tahun bila sebenarnya Siak atau kerajaan Siakpertama ini timbul.
Tetapi perihal adanya suatu kerajaan Siak pada zaman itu dapat dipastikan,yaitu disebutnya nama “Siak”
dalam sumber-sumber sejarah Indonesia. Misalnya dalamNegarakertagama pupuh 13/1-2; Pararaton;
Tarich Tiongkok; Sedjarah Melajoe dan dalamkarangan yang ditulis oleh N.J. Ryan., Prof. Dr. Slamet
Muljono, Prof. Hamka, serta ahli sejarahmutakhir.
Dalam berita sumber-sumber sejarah kuno (zaman Hindu/Budha) meskipun tidak tersebutdengan tegas
bahwa Siak itu kerajaan, namun sangatlah mendekati kepastian bahwa yangdisebut Siak itu adalah
suatu kerajaan yang lokasinya pasti di salah satu tempat di sepanjangsungai Siak.
Lazimnya bahwa sejak dahulu penyebutan nama kerajaan tidak senantiasa harus disebut
secaralengkapdenganwilayahnya.DemikianpulahalnyadengankerajaanSiak,dimanadalam
sumber-sumber sejarah sering hanya disebut “Siak” saja. Bahkan kerajaan Siak bersama-samakerajaan
Melayu lainnya seperti: Indragiri, Kampar, Bintan dalam sejarah Indonesia sudah lamadikenal dan lazim
dicakup saja dalam satu sebutan yaitu kerajaan “Melayu”. Bahkan ada yangberpendapat bahwa kerajaan
Sriwijaya itu adalah kelanjutan dari kerajaan Melayu Lama. (TimPenulis:1970,hlm.6).
Didalam penulisan-penulisan sejarah oleh sebagian sejarawan Indonesia ataupun asing. Melayusering
dikatakan sekitar daerah Jambi atau Minangkabau. Akan tetapi jika Jambi tersebut yangdimaksudkan
adalah Lubuk Jambi (daerah kabupaten Kuantan Sengingi - provinsi Riausekarang), maka hal itu member
petunjuk kearah kebenaran, jika diingat bahwa Lubuk Jambiterletak
dekatsungaiLangsat,dimana“maklumatPadangRontjo”diketemukan.
Melayu dalam sejarah Indonesia senantiada menjadi perhatian bagi kerajaan-kerajaan besarseperti
Sriwijaya, Singosari, Majapahit ataupun kerajaan lain sesudah itu. perebutan atas Melayuoleh kerajaan-
kerajaan tersebut adalah disebabkan Melayu berkedudukan di Selat Malaka yangmerupakankunci
perhubunganantaraBarat(India)–Indonesia–dan Timur(Cina).
Betapa pentingnya Melayu tersebut bagi kerajaan-kerajaan yang berusaha menguasai danmempersatukan
Nusantara, telah ditunjukkan oleh adanya ekspedisi “Pamalayu” dari Singosariyang sangat terkenal itu
(1275 – 1294 M). Adanya suatu pengerahan kekuatan Palamayu yangsedemikian besar dan lamanya +
19 tahun memberi petunjuk bahwa Melayu mempunyaikekuatanyang
palingbesarsetelahruntuhnyaSriwijaya.
Selanjutnya jika kekuatan Melayu yang dihadapi oleh Pamalayu itu adalah suatu angkatan darisuatu
kerajaan, maka kerajaan tersebut tentu merupakan kerajaan yang besar. Sebaliknya jikakekuatan tersebut
bukan suatu angkatan dari suatu kerajaan, maka kekuatan yang yangdihadapi Pamalyu itu tentulah
merupakan satuan-satuan kekuatan yang terpencar yang berdirisendiri dari beberapakerajaan.
Dari sumber-sumber tertulis maupun dari peninggalan-peninggalan yang ada di daerah Riausekarang,
menunjukkan bahwa di Melayu dahulu ada beberapa kerajaan yang tersebar di sekitarsungai-sungai Siak,
Rokan, Kampar dan Indragiri. Hal tersebut menyatakan bahwa di daerahRiau terdapat peninggalan-
peninggalan bekas kerajaan zaman dahulu (Hindu/Budha) baik yangberupa puing-puing kerajaan (istana,
benteng) maupun benda-benda yang bersifat monument,seperti candi, stupa, arca dan benda-benda kuno
lain serta peninggalan-peninggalankebudayaan lama yang terwujud dalam kepercayaan dan kesenian. (Tim
Penulis: 1970, hlm. 7).Diantara peninggalan bekas kerajaan tersebut, bekas kerajaan Siak menunjukkan
jumlah yanglebih banyak dan tersebar luas jika dibandingkan dengan peninggalan bekas kerajaan
Melayulainnya, baik berupa benda-benda monumental lainnya dalam penyebutan sejarah
dariperkembangankerajaan-kerajaanselanjutnya.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa kekuatan yang dihadapi oleh tentara
Pamalayutersebutadalahkekuatandaribeberapakerajaanyang masing-masingberdiri sendiri.
Selanjutnya, menurut isi maklumat Padang Rontjo, bahwa pada tahun 1286 M, Raja
Kertanegaramengirimkan arca Amoghapaca (Dyani Budha Awalokitecwara) ke Melayu, di mana atas
kirimaniniRajaMelayuyang bernamaMaharajaTribuwanarajaMauliwarmadewasangatbersukacita.
Dari maklumat tersebut adalah merupakan petunjuk bahwa Raja Melayu Mauliawarmadewa ituadalah
salah seorang raja dari kerajaan yang berada di Melayu yang sudah tunduk dan sudahbernaung di bawah
Singosari setelah tentara Pamalyu berada di Melayu + 11 tahun lamanya(1275–1286 M).
Di dalam Negarakertagama disebutkan bahwa; pasukan Pamalayu baru kembali pada
tahun1294denganmembawaDaraPetakdanDaraDjinggodibawahpimpinanKeboAnabrang.
Dengan demikian lamanya ekspedisi Pamalayu itu seluruhnya + 19 tahun. Jika hal inidihubungkan
dengan maklumat Padang Rontjo, menunjukkan bahwa pasukan Pamalayu masihterus melanjutkan
peperangan selama 8 tahun lagi setelah menguasai salah satu kerajaanMelayuyang
rajanyabernamaMauliwarmadewa.
Ada yang berpendapat bahwa Dara Petak dan Dara Djinggo itu berasal dari Kampar, jikapendapat ini
benar maka hal ini memberi petunjuk bahwa di Kampar itulah kedudukan salah satukerajaan Melayu yang
dikuasai oleh pasukan Pamalayu tersebut. Jelas pula bahwa Melayu yangdidatangi oleh pasukan Pamalayu
tersebut adalah daerah Provinsi Riau sekarang ini, di manapada zaman itu kerajaan-kerajaan Melayu
berpusat di Siak, Rokan, Kampar dan Indragiri. (TimPenulis:1970,hlm.8)
Demikian juga penyebutan gadis dengan kata “dara” bukanlah kelaziman yang dipakai di luaratau
daerah-daerah lain. Begitu pula penyebutan atau pemberian nama yang diambil dari namawarna-warna,
seperti: Petak, Djinggo, Merah, Kuning, Hijau – seperti “Puteri Hijau” (RokanPekaitan) adalah
merupakan kelaziman dalam cerita spesifik daerah Riau, walaupun kadang-
kadangdidaerahlainjugamemakainya.
Sedangkan kerajaan Siak pada masa ini masih merupakan kerajaan Hindu/Budha dan masihterkenal
sampai abad ke-15 M, yaitu yang berpusat di Gasib. Dan kerajaan yang berpusat diGasib ini masih
berlangsung terus sampai sampai sampai abad ke-17, dimana kerajaan
SiakpadawaktuituberadadibawahpengaruhkerajaanMelakadankerajaanJohor.
Raja dari kerajaan Siak yang Beragama Hindu/Budha, diantara yang terkenal yaitu berasal
dariBedagaidandisebutRajaBedagai.DiperkirakanRajaBedagaiinilahrajaHindu/Budhakerajaan
Siak yang terakhir yang menurut Tarikh Cina pada tahun 1433 M., bersama-sama dengan Raja-
rajaIndragiri danSiantanyang memintaperlindungankeCina.
Jika berita dari Tarikh Cina tersebut benar, mungkin sekali permintaan perlindungan itudisebabkan oleh
ekspedisi kerajaan Melaka yang sudah berada dibawah pengaruh Islam. Danoleh karena itu kekuatan
Majapahit sudah lemah, maka kerajaan-kerajaan Melayu Indragiri, Siak,Siantan yang masih beragama
Hindu/Budha, minta bantuan negeri Cina sebagai sesamakerajaanHindu/Budhajugamasihdianggapkuat.
Kemungkinan ini diperkuat dengan adanya sumber pemberitaan dari “Sejarah Melayu” diMelaka, yang
menyebutkan bahwa pada waktu Sultan Mansyur Syah berkuasa di kerajaanMelaka tahun 1444 – 1477,
maka ditaklukanlah kerajaan Hindu/Budha di Siak yang berpusat diGasib. Dan sejak ini, kerajaan Siak
berada di bawah pengaruh kerajaan Islam Melaka/Johor,sampai Raja Iskandar Muda dari Aceh menyerang
Gasib pada tahun 1612 – 1626 atau abad ke-17M.(Tim Penulis:1970,hlm.9).
Kerajaan-kerajaan Islam di Riau yang disebut sebut dalam berita Tome Pires (1512-1515 M)adalah Siak
(termasuk juga Kampar dan Indragiri). Bila kerajaan tersebut mulai bercorak Islambelum dapat dipastikan
– meskipun pedagang muslim dari Arab dan negeri-negeri Timur Tengahlainnya sejak abad ke 7/8 M
sudah memegang peran dalam pelayaran dan perdagangan melaluiSelatMelaka.
(MarwatiDjoenedPoesponegorodanNugrohoNotosusanto,2008:37).
Mengingat kerajaan Siakpada abad ke 13 dan 14 M masih ada dalam kekuasaan Melayu danSingosari-
Majapahit, yang mendekati kepastian kerajaan-kerajaan tersebut tumbuh menjadikerajaan bercorak Islam
sejak aba ke-15 M. Pengaruh Islam yang sampai ke daerah itu sebagaiakibat perkembangan kerajaan Islam
Malaka. Didasarkan pada berita Tome Pires; kerajaan Siak(juga Kampar dan Indragiri) senantiasa
melakukan perdagangan dengan Malaka, bahkanmemberikan upeti kepada kerajaan Malaka. Kerajaan di
pesisir Timur Sumatra ini dikuasaikerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (wafat
1477 M). (BarbaraWatsonAndayaand LeonardY.Andaya.1982:51

KESULTANANSIAK
1. KesultananBuantan
2. KesultananMempuraI
3. KesultananSenapelan
4. KesultananMempuraII(KotaTinggi)=KesultananSiak
Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin memerintah dari tahun 1784 – 1810 M.,
yangkemudian memindahkan pusat pemerintahan dari Mempura ke Kota Tinggi atau kota Siak
SriIndrapura sekarang ini. Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin menghidupkan
kembalinama “Siak Sri Indrapura” yang telah pernah diberikan oleh seorang panglima
kerajaanSingosari – Panglima Indrawarman yang menjadi panglima pada ekspedisi Pamalayu tahun1275–
1289 M.(Tim Penulis:1970,hlm.16)

Jika pada masa Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah, ketika memindahkan pusat kerajaan keMempura, sejak
itu kerajaan diberi nama Siak Sri Indrapura. Sedangkan pada masa SultanAssyaidis Syarif Ali Abdul
Jalil Syaifuddin memerintah, maka kerajaan Siak SriIndrapuradilengkapkan menjadi Siak Sri
Indrapura Dar al-Salam al-Qiyam. Dan sejak itu pulapusatkerajaanSiak tetapdiSiak sampai
SultanSyarifKasim IIsultanSiakyangterakhir

4.KESULTANAN SIAK
Karena sangat terbatasnya bukti-bukti pemberitaan dan peninggalan sejarah yang ditemui,belum
dapatnya ditunjukkan suatu kepastian tahun bila sebenarnya Siak atau kerajaan Siakpertama ini timbul.
Tetapi perihal adanya suatu kerajaan Siak pada zaman itu dapat dipastikan,yaitu disebutnya nama “Siak”
dalam sumber-sumber sejarah Indonesia. Misalnya dalamNegarakertagama pupuh 13/1-2; Pararaton;
Tarich Tiongkok; Sedjarah Melajoe dan dalamkarangan yang ditulis oleh N.J. Ryan., Prof. Dr. Slamet
Muljono, Prof. Hamka, serta ahli sejarahmutakhir.
Dalam berita sumber-sumber sejarah kuno (zaman Hindu/Budha) meskipun tidak tersebutdengan tegas
bahwa Siak itu kerajaan, namun sangatlah mendekati kepastian bahwa yangdisebut Siak itu adalah
suatu kerajaan yang lokasinya pasti di salah satu tempat di sepanjangsungai Siak.
Lazimnya bahwa sejak dahulu penyebutan nama kerajaan tidak senantiasa harus disebut
secaralengkapdenganwilayahnya.DemikianpulahalnyadengankerajaanSiak,dimanadalam
sumber-sumber sejarah sering hanya disebut “Siak” saja. Bahkan kerajaan Siak bersama-samakerajaan
Melayu lainnya seperti: Indragiri, Kampar, Bintan dalam sejarah Indonesia sudah lamadikenal dan lazim
dicakup saja dalam satu sebutan yaitu kerajaan “Melayu”. Bahkan ada yangberpendapat bahwa kerajaan
Sriwijaya itu adalah kelanjutan dari kerajaan Melayu Lama. (TimPenulis:1970,hlm.6).
Didalam penulisan-penulisan sejarah oleh sebagian sejarawan Indonesia ataupun asing. Melayusering
dikatakan sekitar daerah Jambi atau Minangkabau. Akan tetapi jika Jambi tersebut yangdimaksudkan
adalah Lubuk Jambi (daerah kabupaten Kuantan Sengingi - provinsi Riausekarang), maka hal itu member
petunjuk kearah kebenaran, jika diingat bahwa Lubuk Jambiterletak
dekatsungaiLangsat,dimana“maklumatPadangRontjo”diketemukan.
Melayu dalam sejarah Indonesia senantiada menjadi perhatian bagi kerajaan-kerajaan besarseperti
Sriwijaya, Singosari, Majapahit ataupun kerajaan lain sesudah itu. perebutan atas Melayuoleh kerajaan-
kerajaan tersebut adalah disebabkan Melayu berkedudukan di Selat Malaka yangmerupakankunci
perhubunganantaraBarat(India)–Indonesia–dan Timur(Cina).
Betapa pentingnya Melayu tersebut bagi kerajaan-kerajaan yang berusaha menguasai danmempersatukan
Nusantara, telah ditunjukkan oleh adanya ekspedisi “Pamalayu” dari Singosariyang sangat terkenal itu
(1275 – 1294 M). Adanya suatu pengerahan kekuatan Palamayu yangsedemikian besar dan lamanya +
19 tahun memberi petunjuk bahwa Melayu mempunyaikekuatanyang
palingbesarsetelahruntuhnyaSriwijaya.
Selanjutnya jika kekuatan Melayu yang dihadapi oleh Pamalayu itu adalah suatu angkatan darisuatu
kerajaan, maka kerajaan tersebut tentu merupakan kerajaan yang besar. Sebaliknya jikakekuatan tersebut
bukan suatu angkatan dari suatu kerajaan, maka kekuatan yang yangdihadapi Pamalyu itu tentulah
merupakan satuan-satuan kekuatan yang terpencar yang berdirisendiri dari beberapakerajaan.
Dari sumber-sumber tertulis maupun dari peninggalan-peninggalan yang ada di daerah Riausekarang,
menunjukkan bahwa di Melayu dahulu ada beberapa kerajaan yang tersebar di sekitarsungai-sungai Siak,
Rokan, Kampar dan Indragiri. Hal tersebut menyatakan bahwa di daerahRiau terdapat peninggalan-
peninggalan bekas kerajaan zaman dahulu (Hindu/Budha) baik yangberupa puing-puing kerajaan (istana,
benteng) maupun benda-benda yang bersifat monument,seperti candi, stupa, arca dan benda-benda kuno
lain serta peninggalan-peninggalankebudayaan lama yang terwujud dalam kepercayaan dan kesenian. (Tim
Penulis: 1970, hlm. 7).Diantara peninggalan bekas kerajaan tersebut, bekas kerajaan Siak menunjukkan
jumlah yanglebih banyak dan tersebar luas jika dibandingkan dengan peninggalan bekas kerajaan
Melayulainnya, baik berupa benda-benda monumental lainnya dalam penyebutan sejarah
dariperkembangankerajaan-kerajaanselanjutnya.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa kekuatan yang dihadapi oleh tentara
Pamalayutersebutadalahkekuatandaribeberapakerajaanyang masing-masingberdiri sendiri.
Selanjutnya, menurut isi maklumat Padang Rontjo, bahwa pada tahun 1286 M, Raja
Kertanegaramengirimkan arca Amoghapaca (Dyani Budha Awalokitecwara) ke Melayu, di mana atas
kirimaniniRajaMelayuyang bernamaMaharajaTribuwanarajaMauliwarmadewasangatbersukacita.
Dari maklumat tersebut adalah merupakan petunjuk bahwa Raja Melayu Mauliawarmadewa ituadalah
salah seorang raja dari kerajaan yang berada di Melayu yang sudah tunduk dan sudahbernaung di bawah
Singosari setelah tentara Pamalyu berada di Melayu + 11 tahun lamanya(1275–1286 M).
Di dalam Negarakertagama disebutkan bahwa; pasukan Pamalayu baru kembali pada
tahun1294denganmembawaDaraPetakdanDaraDjinggo dibawahpimpinanKeboAnabrang.
Dengan demikian lamanya ekspedisi Pamalayu itu seluruhnya + 19 tahun. Jika hal inidihubungkan
dengan maklumat Padang Rontjo, menunjukkan bahwa pasukan Pamalayu masihterus melanjutkan
peperangan selama 8 tahun lagi setelah menguasai salah satu kerajaanMelayuyang
rajanyabernamaMauliwarmadewa.
Ada yang berpendapat bahwa Dara Petak dan Dara Djinggo itu berasal dari Kampar, jikapendapat ini
benar maka hal ini memberi petunjuk bahwa di Kampar itulah kedudukan salah satukerajaan Melayu yang
dikuasai oleh pasukan Pamalayu tersebut. Jelas pula bahwa Melayu yangdidatangi oleh pasukan Pamalayu
tersebut adalah daerah Provinsi Riau sekarang ini, di manapada zaman itu kerajaan-kerajaan Melayu
berpusat di Siak, Rokan, Kampar dan Indragiri. (TimPenulis:1970,hlm.8)
Demikian juga penyebutan gadis dengan kata “dara” bukanlah kelaziman yang dipakai di luaratau
daerah-daerah lain. Begitu pula penyebutan atau pemberian nama yang diambil dari namawarna-warna,
seperti: Petak, Djinggo, Merah, Kuning, Hijau – seperti “Puteri Hijau” (RokanPekaitan) adalah
merupakan kelaziman dalam cerita spesifik daerah Riau, walaupun kadang-
kadangdidaerahlainjugamemakainya.
Sedangkan kerajaan Siak pada masa ini masih merupakan kerajaan Hindu/Budha dan masihterkenal
sampai abad ke-15 M, yaitu yang berpusat di Gasib. Dan kerajaan yang berpusat diGasib ini masih
berlangsung terus sampai sampai sampai abad ke-17, dimana kerajaan
SiakpadawaktuituberadadibawahpengaruhkerajaanMelakadankerajaanJohor.
Raja dari kerajaan Siak yang Beragama Hindu/Budha, diantara yang terkenal yaitu berasal dariBedagai
dan disebut Raja Bedagai. Diperkirakan Raja Bedagai inilah raja Hindu/Budha kerajaanSiak yang terakhir
yang menurut Tarikh Cina pada tahun 1433 M., bersama-sama dengan Raja-rajaIndragiri danSiantanyang
memintaperlindungankeCina.
Jika berita dari Tarikh Cina tersebut benar, mungkin sekali permintaan perlindungan itudisebabkan oleh
ekspedisi kerajaan Melaka yang sudah berada dibawah pengaruh Islam. Danoleh karena itu kekuatan
Majapahit sudah lemah, maka kerajaan-kerajaan Melayu Indragiri, Siak,Siantan yang masih beragama
Hindu/Budha, minta bantuan negeri Cina sebagai sesamakerajaanHindu/Budhajugamasihdianggapkuat.
Kemungkinan ini diperkuat dengan adanya sumber pemberitaan dari “Sejarah Melayu” diMelaka, yang
menyebutkan bahwa pada waktu Sultan Mansyur Syah berkuasa di kerajaanMelaka tahun 1444 – 1477,
maka ditaklukanlah kerajaan Hindu/Budha di Siak yang berpusat diGasib. Dan sejak ini, kerajaan Siak
berada di bawah pengaruh kerajaan Islam Melaka/Johor,sampai Raja Iskandar Muda dari Aceh menyerang
Gasib pada tahun 1612 – 1626 atau abad ke-17M.(Tim Penulis:1970,hlm.9).
Kerajaan-kerajaan Islam di Riau yang disebut sebut dalam berita Tome Pires (1512-1515 M)adalah Siak
(termasuk juga Kampar dan Indragiri). Bila kerajaan tersebut mulai bercorak Islambelum dapat dipastikan
– meskipun pedagang muslim dari Arab dan negeri-negeri Timur Tengahlainnya sejak abad ke 7/8 M
sudah memegang peran dalam pelayaran dan perdagangan melaluiSelatMelaka.(MarwatiDjoened
PoesponegorodanNugrohoNotosusanto,2008:37).
Mengingat kerajaan Siakpada abad ke 13 dan 14 M masih ada dalam kekuasaan Melayu danSingosari-
Majapahit, yang mendekati kepastian kerajaan-kerajaan tersebut tumbuh menjadikerajaan bercorak Islam
sejak aba ke-15 M. Pengaruh Islam yang sampai ke daerah itu
sebagaiakibatperkembangankerajaanIslamMalaka.DidasarkanpadaberitaTomePires;kerajaanSiak(juga
Kampar dan Indragiri) senantiasa melakukan perdagangan dengan Malaka, bahkanmemberikan upeti
kepada kerajaan Malaka. Kerajaan di pesisir Timur Sumatra ini dikuasaikerajaan Malaka pada masa
pemerintahan Sultan Mansyur Syah (wafat 1477 M). (BarbaraWatsonAndayaand
LeonardY.Andaya.1982:51

KESULTANANSIAK
1. KesultananBuantan
2. KesultananMempuraI
3. KesultananSenapelan
4. KesultananMempuraII(KotaTinggi)=KesultananSiak
Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin memerintah dari tahun 1784 – 1810 M.,
yangkemudian memindahkan pusat pemerintahan dari Mempura ke Kota Tinggi atau kota Siak
SriIndrapura sekarang ini. Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin menghidupkan
kembalinama “Siak Sri Indrapura” yang telah pernah diberikan oleh seorang panglima
kerajaanSingosari – Panglima Indrawarman yang menjadi panglima pada ekspedisi Pamalayu tahun1275–
1289 M.(Tim Penulis:1970,hlm.16)
Jika pada masa Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah, ketika memindahkan pusat kerajaan keMempura, sejak
itu kerajaan diberi nama Siak Sri Indrapura. Sedangkan pada masa SultanAssyaidis Syarif Ali Abdul
Jalil Syaifuddin memerintah, maka kerajaan Siak SriIndrapuradilengkapkan menjadi Siak Sri
Indrapura Dar al-Salam al-Qiyam. Dan sejak itu pulapusatkerajaanSiak tetapdiSiak sampai
SultanSyarifKasim IIsultanSiakyangterakhir

BAB2

KATAPENUTUP
JADI DENGAN KAMI MENCIPTAKAN BUKU ELETRONIK INI KALIAN
YANGMEMBACA SEHINGGA MENGENAL KAMPUNG KAMI YAITU SIAK
SRIINDRAPURA DAN KAMI SANGAT BERTERIMA KASIH KEPADA KALIAN
YANGMEMBACA KAMI HANYA BUTUH SARAN KALIAN YANG MEMBACA
AGARKAMI BISA MENCIPTAKAN BUKU ELEKTRONIK LAIN NYA
TENTANGKERAJAANSIAKLEBIH DALAMNYA

ASSALAMUALAIKUM

WR.WBSALAMANAK SIAK
SARAN
KAMIMEMBUTUHKANSARANPEMBACA
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai