Anda di halaman 1dari 4

KESULTANAN ISLAM DI RIAU

(KESULTANAN SIAK)

DISUSUN OLEH:

ALYA ZAHRAH NABILA (04)


AMELIA (05)
DHYRA AL ZAHRA (15)
GLORIA KRISTIN NATALI BONE (18)
MUH. AZIZUL HASMAN (22)
MUH. RAZIQ AKBAR (24)

UPT SMAN 1 BONE


TAHUN AJARAN 2021/2022
KESULTANAN ISLAM DI RIAU (SIAK)

• Sejarah Berdirinya

Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar
Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah putera Raja Johor (Sultan Mahmud Syah) dengan istrinya
Encik Pong, dengan pusat kerajaan berada di Buantan. Konon nama Siak berasal dari nama
sejenis tumbuh-tumbuhan yaitu siak-siak yang banyak terdapat di situ. Sebelum kerajaan Siak
berdiri, daerah Siak berada dibawah kekuasaan Johor. Yang memerintah dan mengawasi
daerah ini adalah raja yang ditunjuk dan diangkat oleh Sultan Johor. Daerah ini diawasi oleh
Syahbandar yang ditunjuk untuk memungut cukai hasil hutan dan hasil laut.

Setelah Raja Kecik dewasa, pada tahun 1717 Raja Kecik berhasil merebut tahta Johor. Tetapi
tahun 1722 Kerajaan Johor tersebut direbut kembali oleh Tengku Sulaiman ipar Raja Kecik
yang merupakan putera Sultan Abdul Jalil Riayat Syah. Dalam merebut Kerajaan Johor ini,
Tengku Sulaiman dibantu oleh beberapa bangsawan Bugis. Terjadilah perang saudara yang
mengakibatkan kerugian yang cukup besar pada kedua belah pihak, maka akhirnya masing-
masing pihak mengundurkan diri. Pihak Johor mengundurkan diri ke Pahang, dan Raja Kecik
mengundurkan diri ke Bintan dan seterusnya mendirikan negeri baru di pinggir Sungai
Buantan (anak Sungai Siak). Demikianlah awal berdirinya kerajaan Siak di Buantan. Namun,
pusat Kerajaan Siak tidak menetap di Buantan.

Pusat kerajaan kemudian selalu berpindah-pindah dari kota Buantan pindah ke Mempura,
pindah kemudian ke Senapelan Pekanbaru dan kembali lagi ke Mempura. Semasa
pemerintahan Sultan Ismail dengan Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaluddin (1827-
1864) pusat Kerajaan Siak dipindahkan ke kota Siak Sri Indrapura dan akhirnya menetap
disana sampai akhirnya masa pemerintahan Sultan Siak terakhir.

• Sumber Sejarah

Sekalipun sumber sejarah Kerajaan Siak  diyakini cukup banyak dan sebagian besar telah
diketahui. Akan tetapi, sejarah Kerajaan Siak masih memiliki cacat-cacat fakta dan lubang-
lubang interpretasi. Salah satu penyebab cacat fakta adalah karena ketiadaan sumber primer.
Jikapun ada sumber, maka informasinya menimbulkan keraguan dan  bahkan terdapat
kerancuan. Upaya untuk menemukan sumber sejarah untuk Kerajaan Siak dan
mendiseminasikannya melalui kegiatan penerjemahan, itulah tujuan kajian ini. Kajian ini
menemukan bahwa salah satu sumber sejarah Kerajaan Siak yang terbaik pada zamannya
adalah karya Hijmans van Anrooij berjudul Nota Omtrent Het Rijk van Siak (1885). Van 
Anrooij menjadi saksi sezaman untuk sejumlah paparan  dan informasi yang disampaikannya.
Dia memaparkan berbagai aspek tentang Kerajaan Siak dengan menggunakan sumber
sebelumnya dari Residen E. Netscher.  Bahkan ia tak segan-segan menggunakan  sumber
tradisional, seperti hikayat-hikayat dan legenda setempat.
• Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Dalam perkembangannya, Kesultanan Siak muncul sebagai sebuah kerajaan bahari yang kuat
dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di pesisir timur Sumatera dan Semenanjung
Malaya di tengah tekanan imperialisme Eropa. Jangkauan terjauh pengaruh kerajaan ini
sampai ke Sambas di Kalimantan Barat , sekaligus mengendalikan jalur pelayaran antara
Sumatera dan Kalimantan. Pasang surut kerajaan ini tidak lepas dari persaingan dalam
memperebutkan penguasaan jalur perdagangan di Selat Malaka . Setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II menyatakan
kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia .

• Kehidupan Ekonomi

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Siak Sri Indrapura sangat kaya dengan hasil alam yang
melimpah. Menurut berita Tome Pires Kerajaan Siak menghasilkan padi madu kitin rotan
obat-obatan timah dan emasSayangnya pada awal mula munculnya kerajaan ini dikuasai oleh
malakaDaerah ini diawasi oleh Syahbandar yang ditunjuk oleh Raja Johor untuk memungut
cukai hasil hutan dan hasil lautPada tahun 1641 Belanda berhasil menguasai MalakaDengan
demikian Kerajaan Siak terikat politik ekonomi. Kehidupan ekonomi kerajaan siak. Kerajaan
Siak banyak menghasilkan madu padi lilin rotan emas dan bahan-bahan apotek.

Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim Siak mengalami kemajuan. Kerajaan Siak Sri
Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Abdul Jalil
Rahmat Syah putera Raja Johor Sultan Mahmud Syah dengan istrinya Encik Pong dengan
pusat kerajaan berada di Buantan. Sultanate of Siak Sri Inderapura adalah sebuah Kerajaan
Melayu Islam yang pernah berdiri di Kabupaten Siak Provinsi Riau Indonesia.

Konon nama Siak berasal dari nama sejenis tumbuh-tumbuhan yaitu siak-siak yang banyak
terdapat di situ. Dengan berkembangnya Makassar sebagai pusat perdagangan wilayah timur
mengakibatkan warga asing berdagang di Makasar. Mengingat kerajaan Siak pada abad ke 13
dan 14 M masih ada dalam kekuasaan Melayu dan Singosari-Majapahit yang mendekati
kepastian kerajaan-kerajaan tersebut tumbuh menjadi kerajaan bercorak Islam sejak aba ke-
15 M.

Menurut Berita Tome Pires Kerajaan Siak menghasilkan padi madu timah dan emas. Pada
awalnya kerajaan Siak merupakan kerajaan bawahan Kerajaan Malaka pada masa
pemerintahan Sultan Mansyur Syah. Kehidupan ekonomi kerajaan ini bertumpu pada
perdagangan dan pelayaran.

Pengaruh Islam yang sampai ke daerah itu sebagai akibat perkembangan kerajaan Islam
Malaka. Sekitar tahun 1552 Maulana Yusuf yang baru naik tahta kemudian menaklukan
Pakuan Pajajaran. Kota Pinang Pagarawan Batu Bara Badagai Kualiluh Panai Bilah Asahan
Serdang Langkat Temiang serta Deli.

Kesultanan ini didirikan di Buantan oleh Raja Kecil dari Pagaruyung bergelar Sultan Abdul
Jalil pada tahun 1723 setelah sebelumnya terlibat dalam perebutan tahta Johor. Otonomi
Kerajaan Siak tetap diakui Belanda namun beberapa daerah milik Siak harus diserahkan
kepada Belanda. Awal berdirinya Kerajaan Banten dimulai oleh naik tahtanya Maulana
Yusuf yang merupakan anak dari Maulana Hasanudin.

• Kehidupan Budaya, Peninggalan dan Pengaruhnya di Masa Kini

Budaya Riau didominasi oleh budaya Melayu karena mayoritas penduduk Riau adalah suku
Melayu. Ada pula suku yang dilindungi seperti suku Sakai yang hidup dan berkembang di
dalam hutan. Salah satu upacara adat yang terkenal di Riau adalah Balimau Kasai untuk
menyambut bulan Ramadhan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari sebelum puasa sebagai
ungkapan rasa syukur dan simbol penyucian dan pembersihan diri. Kerajinan tangan di Riau
antara lain tenunan Siak yang mempunyai motif khas dan kerajinan anyaman yang dibuat dari
daun pandan, daun rasau, rumput laut, batamg rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah,
dan daun rumbia. Hasil anyaman ini berupa bakul, sumpit, ambung, katang-katang, tikar,
kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala, dan alat penangkap ikan.

Peninggalan Kerajaan

1. Siak Sri Indrapura

2. Istana Asserayah

3. Hasyimiah atau Istana Siak

4. Patung Sultan Syarif Hasyim

5. Masjid Raya Syahabuddin

6. Mahkota kerajaan

7. Meriam bunting

• Penyebab Kemunduran/ Keruntuhan

faktor penyebab kemunduran Kerajaan Siak adalah adanya penyerangan Belanda terhadap
Siak sepeninggalan Jalil Saefuddin. Kemunduran ini ditandai dengan ditandatanganinya
Traktat Siak yang berisi penyerahan hampir seluruh kekuasaan Siak pada Belanda karena
Belanda berhasil mengusir Inggris dari Siak, dengan demikian Siak berada di bawah naungan
Belanda. Perubahan ini juga membuat pengaruh hegemoni Siak atas wilayah-wilayah yang
pernah dikuasainya lenyap. Kendati demikian, Kesultanan Siak masih mampu bertahan
sampai masa kemerdekaan Indonesia. Barulah setelah Kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, sultan terakhir Siak, Sultan Syarif Kasim II,
menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai