Anda di halaman 1dari 8

Nama : Andi Nayla Indah Ayudya

Kelas : X MIPA 1
No.Urut : 10
NISN/NIS : 054884128/2117506

”TEORI MASUKNYA AJARAN AGAMA DAN


KEPERCAYAAN HINDU BUDHA KE INDONESIA”
1.Teori Brahmana
Pengertian Teori Brahmana menyatakan bahwa masuknya agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha ke nusantara dibawa oleh golongan
Brahmana yang diundang para penguasa di nusantara. Teori ini
dikemukakan olehs orientalis J.C. Van Leur.Teori ini
menegaskan kembali bahwa penyebaran agama Hindu ke
Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Hal ini didukung
oleh beberapa prasasti di Indonesia menggunakan
bahasaSansekerta.
Tokoh Teori Brahmana ini dicetuskan oleh seseorang peneliti sejarah
yang bernama Jacob Cornelis Van Leur. Ia lebih dikenal
dengan nama J.C. Van Leur. J.C. Van Leur menggunakan
prasasti-prasasti yang menjadi peninggalan-peninggalan
kerajaan-kerajaan Hindu Buddha sebagai landasan atau dasar
dari terciptanya teori Brahmana
Bukti Yang Memperkuat Bukti nyata yang dijadikan dasar dari teori Brahmana ini
Teori adalah
1)Adanya koloni India di Malaysia dan pantai Timur Sumatera
(populer dengan nama Kampung Keling) yang banyak
ditempati oleh orang Keling dari India Selatan yang
memerlukan kaum Brahmana untuk upacara agama
(perkawinan dan kematian).
2)sisa-sisa peninggalan kerajaan yang bercorak Hindu-Budha
di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang
menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa.
3)Adanya bangunan keagamaan yang dikenal sebagai Candi.
Adanya upacara - upacara keagamaan untuk menghormati
leluhur. Adanya karya sastra masa lampau dari bahasa
Sansekerta seperti kitab nagarakertagama dan kitab sutasoma.
Dikenalnya sistem pemerintahan monarki atau pemimpin
pemerintahan adalah seorang raja.
4)Kaum Brahmana merupakan tingkatan tertinggi dalam kasta
agama Hindu. Seseorang yang sudah menjadi kaum Brahmana
berarti sudah mampu mempelajari ajaran agama Hindu. Bukan
hanya mempelajari ajaran agama Hindu, tetapi kaum
Brahmana sudah dapat mengartikan ajaran-ajaran agama
Hindu yang ada di dalam kitab weda.Dengan kemampuan
yang dimiliki oleh kaum Brahmana itu menguatkan bahwa
teori Brahmana benar adanya. Hal ini dikarenakan berkat
kemampuannya, para Brahmana dipercaya oleh para raja
(zaman dahulu) untuk menyebarkan ajaran agama Hindu dan
dijadikan sebagai penasehat kerajaan.
5)Kebenaran dari teori Brahmana ini semakin kuat
kebenarannya karena semua fakta-fakta yang ada di teori ini
diambil dari prasasti-prasasti peninggalan kerajaan. Prasasti-
prasasti bekas peninggalan kerajaan bisa dikatakan sebagai
catatan yang ditulis oleh anggota kerajaan pada saat itu,
sehingga kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan. Terlebih
lagi, hampir semua prasasti ditulis menggunakan bahasa
Sanskerta atau aksara Pallawa yang di mana semua tulisan itu
digunakan pada zaman kerajaan.
Kelebihan teori Teori brahmana memiliki kelebihan dibandingkan teori-teori
lainnya. Salah satu kelebihannya adalah
•brahmana merupakan golongan yang paling tahu mengenai
ajaran agama Hindu, sehingga kemungkinan kebenaran teori
ini bisa saja terbukti.
•Teori brahmana juga didukung dengan penemuan prasasti
peninggalan kerajaan Hindu Budha yang menggunakan bahasa
Sanskerta dan dengan huruf Pallawa. Bahasa dan huruf
tersebut di India pada saat itu hanya dikuasai oleh kaum
brahmana.
Kelemahan Teori Sementara itu, kelemahan teori brahmana terletak pada aturan
kaum brahmana itu sendiri. Aturan yang dimaksud adalah
•Seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan, jika
melanggar aturan ini maka seorang brahmana kehilangan
status dan kedudukannya sebagai kasta paling tinggi di agama
Hindu.
•Mempelajari bahasa Sanskerta merupakan hal yang sangat
sulit jadi tidak mungkin dilakukan oleh Raja-raja di Indonesia
yang telah mendapat kitab Weda untuk mengetahui isinya
bahkan menyebarkan pada yang lain, sehingga pasti
memerlukan bimbingan kaum Brahmana.

2. Teori Ksatria
Pengertian Teori Ksatria menyatakan bahwa masuknya agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa orang-orang
India dari kasta Ksatria. Teori yang dikemukakan Prof. Dr. J.L.
Moens ini berargumen bahwa sekitar abad 4-6 M kerap
terjadi peperangan sehingga kasta Ksatria, yang terdiri dari
kaum bangsawan dan prajurit mengalami kekalahan.
Kekalahan sebagian kasta Ksatria dalam peperangan, menurut
teori Ksatria, mendorong orang Ksatria melarikan diri dan
mencari daerah baru hingga ke nusantara.
Tokoh Teori Ksatria dicetuskan oleh ilmuwan bernama Cornelis
Christian Berg atau C.C. Berg. Menurutnya, agama Hindu di
Indonesia disebarkan oleh golongan ksatria atau golongan
prajurit yang dulunya memegang kekuasaan di wilayah India.
Adapun yang menentang teori ini adalah dua orang ahli
sejarah yaitu Frederik David Van Bosch dan Nicholas Johanes
Krom.
Bukti Yang Memperkuat 1)Jiwa Semangat dan Berani Untuk Menaklukan Suatu
Teori Wilayah
Kelompok perwira atau prajurit pasti memiliki keberanian dan
semangat yang sangat tinggi dalam menjalani aktivitasnya
terutama ketika menaklukan suatu wilayah. Oleh sebab itu,
mereka termasuk ke dalam kasta Kesatria (dalam ajaran
Hindu). Hal seperti itulah yang menjadi faktor pendukung
kebenaran teori Kesatria.
2)Kehancuran Kerajaan-Kerajaan di India Selatan
Faktor pendukung berikutnya adalah kerajaan-kerajaan di
India Selatan mulai mengalami kehancuran dan mereka yang
kalah dalam peperangan mulai mencari tempat tinggal untuk
bertahan hidup. Hingga akhirnya mereka memilih Nusantara
(Indonesia) untuk dijadikan sebagai tempat tinggal.
Kelebihan Teori •Pertama, golongan kstaria memiliki semangat berpetualang
untuk menaklukkan daerah lain.
•Kedua, berdasarkan pendapat dari CC Berg, yakni para
ksatria turut terlibat konflik di Indonesia. Mereka mendukung
salah salah satu pihak, dan apabila berhasil memenangkan
peperangan maka akan menerima hadiah. Contohnya seperti
dinikahkan dengan seorang putri kerajaan dan sebagainya.
•Ketiga, L. Moens berpendapat bahwa para ksatria melarikan
diri dari peperangan yang berlangsung di India. Mereka
kemudian mendirikan kerajaan baru di Indonesia pada abad
ke 5.
Kelemahan Teori •Golongan ksatria tidak menguasai bahas Sansekerta dan
huruf Pallawa, sementara beberapa peninggalan kerajaan-
kerajaan Hindu Budha memuat isi menggunakan bahasa dan
huruf tersebut.
•Tidak terdapat bukti tertulis bahwasanya telah terjadi
tindakan kolonialisme yang dilakukan oleh para ksatria dari
India.
•Tidak ditemukan bukti peninggalan prasasti yang
menggambarkan penaklukan kerajaan di Indonesia oleh
kerajaan-kerajaan yang berasal dari India.

3. Teori Waisya
Pengertian Teori Waisya menyatakan bahwa golongan Waisya yang
punya peran besar dalam menyebarkan agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha. Orientalis Prof. Dr. N.J. Krom,
pengusung teori Waisya berpendapat, golongan yang terdiri
dari pedagang, petani, dan pemilik tanah tersebut sudah
mengenal agama Hindu-Buddha.
Kedatangan golongan Waisya ke Indonesia, kata Krom, juga
memperkenalkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha
pada rakyat Indonesia di samping berdagang. Golongan ini
diyakini menetap sementara waktu dan tidak jarang juga
menetap permanen di nusantara, lalu menikah dengan
penduduk setempat.
Tokoh Penemu teori Waisya bernama Nicolaas Johannes Krom, ia
lahir pada 5 September 1883 dan merupakan seseorang
berdarah Belanda yang ahli dalam bidang kesusastraan
klasik. Ia mendapatkan gelar Doktor pada tahun 1908. Dua
tahun setelah mendapatkan gelar Doktor, N.J. Krom
mendapatkan sebuah jabatan di Commissie in Nederlandsch
Indie voor Oudheidkundige Onderzoek op Java en
Madoera yang terletak di Hindia Belanda (Jawa). Ia
mendapatkan jabatan sebagai ketua setelah menggantikan
J.L.A Brandes yang telah meninggal dunia.
Bukti Yang Memperkuat Interaksi Kasta Waisya
Teori Pada saat itu, banyaknya para pedagang yang berasal dari
India membawa ajaran agama Hindu dan kebudayaan-
kebudayaan dari masyarakat Hindu. Mereka mulai
melakukan interaksi dengan sesama pedagang (baca:
pedagang dari India) dan masyarakat lokal untuk menjual
barang dagangannya. Interaksi yang berjalan dengan baik
bisa membuat barang dagangan cepat laris terjual.
Terdapat Kampung Keling yaitu
perkampungan para pedagang India Indonesia yang terdapat
di beberapa daerah Indonesia antara lain Jepara Medan
Aceh dan Malaka.
Teori Waisya mudah diterima oleh akal karena dalam
kehidupan faktor ekonomi menjadi sangat penting dan
Perdagangan merupakan salah satu kegiatan berekonomi,
kegiatan perdagangan dianggap mempermudah para
pedagang asing untuk berinteraksi dengan orang dari
berbagai daerah
Kelebihan Teori Kelebihan Teori Waisya
Salah satu kelebihan teori waisya sudah disebutkan diatas,
adanya interaksi antara pedagang dari India maupun Arab
dengan penduduk/masyarakat dalam transaksi jual beli yang
dilakukan. Interaksi tersebut merupakan fakta yang tidak
dapat dibantah. Karena keberadaan pedagang-pedagang
tersebut sudah dibuktikan, contohnya pada masa kerajaan
Sriwijaya di Pulau Sumatera yang memiliki letak strategis
sebagai jalur perdagangan para pedagang asing.
Kelemahan Teori Kelemahan Teori Waisya
Teori waisya juga memiliki kelemahan, yaitu golongan
pedagang (waisya) tidak bisa menguasai huruf Pallawa dan
bahasa Sanskerta. Karena kemampuan ini hanya dimiliki
oleh kaum brahmana (golongan kelas pertama agama
Hindu). Sementara banyak peninggalan sejarah kerajaan-
kerajaan Hindu berupa prasasti yang memuat huruf Pallawa
dan bahasa Sanskerta.

4. Teori Sudra
Pengertian Sudra dalam KBBI adalah golongan atau
kasta yang terendah (dalam masyarakat
yang beragama Hindu). Secara etimologis
sudra dari bahasa Sanskerta śūdra adalah
warna dalam agama Hindu di India dan
daerah-daerah lainnya. Sudra adalah
golongan masyarakat yang melaksanakan
profesi dengan mengandalkan kekuatan
jasmani, ketaatan, dan serta bakat
ketekunannya. Teori sudra adalah salah satu
teori yang menyatakan atau berpendapat
tentang masuknya agama dan kebudayaan
Hindu Budha di Indonesia. Teori ini
dikemukakan oleh Van Faber.Teori Sudra
menerangkan bahwa agama Hindu masuk ke
wilayah Nusantara ini dibawa oleh para
golongan Sudra atau disebut juga sebagai
Budak. Seperti yang telah diketahuinya,
Sudra adalah salah satu kasta yang paling
rendah di dalam agama Hindu.Alasan
mengapa golongan sudra yang menyebarkan
agama Hindu ke Indonesia adalah mereka
ingin merubah nasib. Mereka menginginkan
kehidupan yang lebih layak dan lebih baik.
Oleh sebab itu, golongan sudra memilih
meninggalkan India dan pergi ke daerah lain.
Tokoh Teori ini dikemukakan oleh seorang pria
yang merupakan keturunan dari Jerman dan
Belanda bernama Godfried Hariowald Von
Faber. Pria ini lahir di daerah Surabaya
tanggal 1 Desember tahun 1899.Godfried
Hariowald Von Faber adalah salah satu
tokoh pecinta budaya, pada tahun 1933
dirinya berhasil membentuk sebuah
perkumpulan sejarah kota. Beberapa tahun
kemudian, dia diangkat menjadi seorang
direktur di Museum Oost Java yang didirikan
di daerah Jawa Timur.Mereka menetap dan
terjadilah asimilasi dan akulturasi dengan
penduduk sekitar. Lambat laun masyarakat
yang pada awalnya memeluk Animisme dan
Dinamisme berganti memeluk agama Hindu
atau Buddha.
Bukti Yang Memperkuat Teori Tujuan utama dari golongan sudra yaitu
meninggalkan daerah asalnya (India) guna
memperoleh penghidupan yang layak, dan
kedudukan yang lebih baik lagi dalam
memperbaiki keadaannya. Sehingga jika
mereka berpindah ke negara lainnya
tentunya, mengharapkan keinginan dalam
mewujudkan tujuan utamanya yakni
mendapatkan penghidupan lebih baik bukan
untuk menyebarkan ajaran agama Hindu.
Kelebihan Teori Kelebihan teori sudra juga dilihat dari sudut
pandang mengenai kepergian mereka dari
India untuk memperoleh kehidupan yang
layak. Hal ini karena kasta sudra merupakan
golongan tersisih, sehingga kepergian
merupakan hal yang nyata. Jika kita analisis,
kaum sudra bisa saja pergi dengan mengikuti
para kaum kesatria yang kalah dalam
peperangan di India dan memilih
meninggalkan wilayah India untuk
membentuk kerajaan baru. Tersisihnya
golongan sudra dalam kasta di agama Hindu
merupakan dasar teori sudra yang
dikemukakan oleh Von Faber.kemungkinan
besar para golongan Sudra ini bermigrasi ke
Nusantara, karena memang kehidupan
mereka di India cukup memperihatinkan bila
dibandingkan dengan kasta-kasta lainnya.
Golongan Sudra ini kemudian pergi untuk
mencari kehidupan yang lebih baik ditempat
lain dengan melakukan migrasi. Migrasi
inilah yang mendorong golongan Sudra
sampai ke Nusantara
Kelemahan Teori -Kaum Sudra tidak menguasai Bahasa
Sansekerta dan karakter Pallawa
-Kasta Sudra umumnya tidak mempunyai
pengetahuan / pendidikan
-Tujuan mereka meninggalkan India
bukanlah untuk menyebarkan agama,
melainkan untuk memperoleh kehidupan
dan kedudukan yang lebih layak.
-Golongan sudra tidak mengetahui seluk
beluk ajaran agama Hindu apalagi menguasai
bahasa Sanskerta yang digunakan di dalam
kitab suci agama Hindu yakni Weda.
-dalam sistem kasta agama Hindu, kaum
sudra adalah yang paling rendah, sehingga
tidak mungkin mereka menyebarkan agama
Hindu yang hanya dikuasai oleh golongan
brahmana

5. Teori Arus Balik


Pengertian Teori ini menyatakan bahwa golongan Brahmana semula
menyebar ke penjuru dunia melalui jalur yang digunakan
pedagang. Di beberapa tempat, golongan Brahmana
berupaya menjalin hubungan dengan warga lokal dan
memperkenalkan ajaran agamanya.
Pada perkembangan selanjutnya, orang-orang dari
nusantara sendiri yang datang ke India untuk mempelajari
Hindu-Buddha. Orang-orang nusantara ini lalu kembali ke
tanah air untuk menyebarkan ajaran agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha.
Tokoh Teori Arus Balik dicetuskan oleh Frederik David Kan Bosch
(FDK Bosch), ia berpendapat bahwa dalam proses
penyebaran agama hindu, orang-orang Indonesia memiliki
peranan aktif. FDK Bosch lahir di Transvaal, Afrika Selatan
pada tanggal 17 Juni 1887.
Bukti Yang Memperkuat Teori Adapun bukti dari teori arus balik adalah adanya Prasasti
Nalanda yang menyebutkan bahwa Raja Balaputradewa
dari Kerajaan Sriwijaya meminta kepada raja di India untuk
membangun wihara di Nalanda sebagai tempat untuk
menumba ilmu para tokoh dari Sriwijaya Permintaan
tersebut dikabulkan oleh penguasa di India Dengan
demikian, banyak orang Indonesia yang menuntut ilmu di
India Setelah mereka kembali ke Indonesia, kemudian
menyebarkan agama Hindu-Buddha. Kepedulian Raja
Balaputradewa terhadap perkembangan agama Buddha di
Sriwijaya perlu diteladani Kepedulian pemimpin dalam
kegiatan keagamaan tersebut akan mendorong
perkembangan sikap religius masyarakat yang dipimpinnya
dan perkembangan peradaban yang diusung
Kelebihan Teori -Ada kemungkinan putra para bangsawan di Indonesia
pergi ke India untuk belajar agama & kebudayaan Hindu-
Buddha, tujuannya agar dengan ilmu yang mereka dapat
dari India, para bangsawan bisa membuat
-Kekuasaan di Indonesia dengan mencontoh kebudayaan
Hindu-Buddha di India
-Adanya prasasti Nalanda yang menyebutkan bahwa
Balaputradewa (raja Sriwijaya) telah meminta kepada raja
di India untuk membangun wihara di Nalanda sebagai
tempat untuk menimba ilmu para tokoh dari Sriwijaya.
Permintaan raja Sriwijaya itu ternyata dikabulkan. Dengan
demikian, setelah para tokoh atau pelajar itu menuntut
ilmu di sana, mereka balik ke Indonesia. Merekalah yang
selanjutnya menyebarkan pengaruh Hindu-Buddha di
Indonesia.
Kelemahan Teori Kekurangan dari Teori Arus balik adalah penduduk
Nusantara pada saat itu masih bersifat pasif, dan cerita
mengenai kehebatan pelaut Nusantara juga belum banyak
didengar. The Geographic Project yang dibuat oleh
National Geographic juga belum bisa menjelaskan tentang
bagaimana pelaut Nusantara bisa menjelajah India hingga
ke Afrika. Sehingga dengan demikian kecil kemungkinan
bagi para masyarakat Nusantara untuk belajar agama
Hindu-Buddha ke India.

Anda mungkin juga menyukai