Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Indonesia

Artikel Tentang Pedagang, Penguasa,

Dan Pujangga pada Masa Hindu-Buddha

Nama : Joshua Adi Pratama

Kelas X MIPA 2

No Absen : 12

SMAN 4 KARAWANG
A. Pengaruh Budaya India
Salah satu bangsa yang berinteraksi dengan
penduduk di Kepulauan Indonesia adalah bangsa
India. Adanya interaksi tersebut terjalin sejalan
dengan meluasnya hubungan perdagangan antara
India dan Cina. Hubungan itulah yang yang
mendorong para pedagang India dan Cina datang ke
Kepulauan Indonesia.

Menurut Van Leur, barang-barang yang


diperdagangkan dalam perdagangan Internasional itu
adalah barang komoditas yang bernilai tinggi. Barang-barang tersebut seper logam mulia,
perhiasan, berbagai barang pecah belah, serta bahan baku yang diperlukan utuk kerajinan.

Tanda tertua adanya pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia adalah prasasti-prasasti


yang ditemukan di Sungai Cisadane dekat kota Bogor saat ini dan di Jawa Barat dekat kota
Jakarta. Selain itu, kita juga dapat melihat peninggalan kebudayaan Hindu di sepanjang
pantai Kalimantan Timur, yaitu di daerah Muara Kaman, Kutai.

Setelah budaya India masuk, terjadi bayak perubahan dalam tatanan kehidupan. Dari
bukti yang ditemukan, kerajaan tetrtua di Muara Karman, Kalimantan Timur adalah Kerajaan
Kutai yang mendapat pengaruh dari budaya India yaitu budaya yang dikembangkangkan oleh
bangsa Arya di lembah Sungai Indus. Adanya percambpura budaya tersebut, kemudian
melahirkan kerajaan Hindu di Nusantara.

Sebelum kebudayaan India masuk ke Indonesia, pemerintahan desa dipimpin oleh


seorang kepala suku yang dipilih oleh anggota masyarakat. Seseorang yang menjadi kepala
suku haruslah orang pilihan yang mengetahui tentang adat istiadat dan upacara pemujaan roh
nenek moyang. Seorang kepala suku harus dapat melindungi keselamatan dan kesejahteraan
rakyatnya.
Berikut beberapa teori yang mengenai masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-
Buddha di Indonesia.

1. Teori Kesatria
Menurut Majumdar, munculnya kerajaan atau
pengaruh Hindu di kepuluauan Indonesia disebabkan
oleh peranan kaum kesatria atau para prajurit India.
Para prajurit diduga melarikan diri dari India, lalu
mendirikan kerajaan-kerajaan di kepulauan Indonesia
dan Asia Tenggara. Namun teori ini dikemukakan oleh
Majumdar ini kurang disertai dengan bukti –bukti yang
mendukung.
Menurut F.D.K Bosch pada masa lampau di
India sering terjadi perang antar golongan. Para prajurit yang kalah kemudian meninggalkan
India. Rupanya para prajurit tersebut ada yang sampai ke wilayah Indonesia. Para prajurit
itulah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya.
Letak kekuatan teori kesatria adalah
semangat berpetualang yang pada waktu itu
umumnya dimiliki oleh para kesatria. Semangat
berpetualang yang ditunjukan golongan kesatria
tersebut mendorong penyebaran agama dan budaya
Hindu-Buddha.
Teori Kesatria juga memiliki kelemahan
berikut.
A. kesatria tidak menguasai bahasa Sansekerta dan
huruf Pallawa yang ada di kitab Weda
B. Apabila Indonesia pernah menjadi daerah taklukan kerajaan India, tentu hal tersebut ada
bukti prasasti yang menggambarkan penaklukan. Namun baik di India maupun Indonesia
tidak ditemukan prasasti seperti itu.
C Tidak mungkin pelarian kesatria dari India mendapat kedudukan mulia sebagai raja di
wilayah lain. Pada waktu itu di Indonesia seseorang yang dapat menjadi pemimpin suatu
wilayah harus memenuhi syarat mempunyai kemampuan lebih tinngi dari pada yang lain.

2. Teori Waisya
Teori waisya dikemukakan oleh N.J. Krom. Teoti ini menyatakan bahwa kaum
pedagang dari India selain berdagang juga membawa adat dan kebiasaan atau budaya
negaranya. Menurut N.J.Krom, kaum pedagang
merupakan golongan yang terbesar yang datang ke
Indonesia. Mereka pada umumnya menetap di Indonesia
dan kemudian memegang peranan penting dalam proses
penyebaran kebudayan India melalui hubungan dengan
penguasa-penguasa Indonesia. N.J.Krom mengungkapkan
bahwa ada perkawinan antara pedagang tersebut dengan
wanita Indonesia. Perkawinan tersebut dianggap sebagai
saluran penyebaran pengaruh yang sangat penting dalam
teori ini. G.Coedes berpendapat bahwa yang memotivasi
para pedagang India untuk datang ke Asia Tenggara
adalah keinginan untuk memperoleh barang tambang
yang terutama emas dan hasil hutan.
Kebenaran teori waisya ini dragukan, alasannya jika para pedagang yang berperan
terhadap penyebaran kebudayaan, pusat-pusat kebudayaan seharusnya hanya ada di wilayah
perdagangan, seperti di pelabuhan atau di pusat kota yang ada di dekatnya.

3. Teori Brahmana
Van Leur merupakan tokoh utama yang melontarkan teori Brahmana. Inti dari teori
ini yaitu penyebran agama dan kebudayaan India ke Indonesia yang dilakukan oleh golongan
Brahmana. Para Brahmana ini datang ke Indonesia
atas undangan para penguasa di Indonesia. Oleh
karena itu, kebudayaan yang merek bawa dan
dikenalkan di Indonesia merupakan budaya
golongan brahmana. Stelah datang ke Indonesia
atas undangan para penguasa, para Brahmana itu
juga memimpin pelaksanaan upacara vratyastoma.
Upacara vratystoma adalah upacara dalam agama
hindu yang dilakukan apabila ada seorang
pengikut Hindu yang sudah melakukan kesalahan
sehingga ia dikeluarkan dari kastanya.
Kelemahan teori ini adalah bahasa sansekerta merupakan
hal yang sangat sulit jadi tidak mungkin dilakukan oleh raja-raja
Indonesia yang telah mendapat kitab Weda untuk mengetahui
isinya bahkan menyebarkan pada yang lain. Sehingga pasti
memerlukan bimbingan kaum Brahmana dalam mempelajarinya.
Menurut ajaran Hindu Kuno seoirang Brahmana dilarang untuk
menyebrangi lautan apalagi meninggalkan tanah airnya.
4. Teori Arus Balik

Adanya orang India yang datang ke Indonesia dan orang Indonesia yang pergi ke
India menyebabkan munculnya teori Arus-Balik. Teori ini salah satunya dikemukakan oleh
F.D.K Bosch yang mengganggap masuknya Hindu-Budha ke Indonesia disebabkan adanya
arus bolak baliknya masyarakat India ataupun Indonesia. Berikut adalah ulasan tentang teori
Arus balik. Teori ini dikemukakan oleh G. Coedes yang menyatakan bahwa berkembangnya
agama Hindu dan Buddha di Indonesia dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri.
Bangsa Indonesia berkunjung ke India untuk
mempelajari Hindu dan Buddha. Sekembalinya dari
India, mereka membawa pengetahuan tentang agama
dan kebudayaan di India. Adapun menurut F.D.K.
Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah
mereka yang memiliki semangat untuk menyebarkan
Hindu-Buddha, yaitu para intelektual yang ikut
menumpang kapal-kapal dagang. Setelah tiba di
Indonesia, mereka menyebarkan ajarannya.
Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh
masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya
tersebut. Pada perkembangan selanjutnya banyak
orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berkunjung dan belajar agama Hindu-
Buddha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya kepada
masyarakat Indonesia yang lain.
Kelebihan Teoei Arus Balik adalah Adanya prasasti Nalanda yang menyebutkan
bahwa Balaputradewa telah meminta kepada raja di india untuk membangun wihara di
Nalanda sebagai tempat untuk menimba ilmu pratokoh dari Sriwijaya. Permintaan raja
Sriwijaya itu ternyata dikabulkan. Dengan demikian, setelah para tokoh atau pelajar itu
menuntut ilmu disana, mereka balik ke Indonesia. Merekalah yang selanjutnya menyebarkan
pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
Kekurangan Teori Arus Balik adalah kemungkinan orang Indonesia untuk belajar
agama Hindu-Buddha ke India sulitkarena pada masa itu orang Indonesia masih bersifat
Pasif.
B. Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

 Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha Yang Berdiri di Indonesia

- Kerajaan Sriwijaya

- Kerajaan Kutai

- Kerajaan Tarumanegara
- Kerajaan Kalingga

- Kerajaan Mataram Kuno

- Kerajaan Kediri
- Kerajaan Majapahit
Sumber:

https://pt.slideshare.net/lanakaryatna/teori-brahmana
https://www.sridianti.com/teori-arus-balik-hindu-buddha.html
https://salamadian.com/kerajaan-hindu-budha-di-indonesia/
Buku LKS

Anda mungkin juga menyukai